A. Tujuan Praktikum
1. Membuat VCO dengan proses fermentasi
2. Mengetahui prinsip fermentasi menggunakan Rhizopus sp. pada
pembuatan VCO
B. Dasar Teori
1. Kelapa
Buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah dan air.
Daging buah kelapa memiliki nilai yang paling tinggi, karena daging buah
kelapa mengandung minyak. Komposisi kimia daging buah kelapa
ditentukan berdasarkan umur buah kelapa dan varietas kelapa (Ketaren,
2004).
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Pohon kelapa termasuk keluarga Palmae adalah tanaman tropis
yang penyebarannya di pantai (habitat asli). Namun dalam pengembangan
budidaya akhirnya manusia dapat menemuinya sampai jauh di pedalaman.
Ini menandakan pohon kelapa sangat toleran terhadap iklim mikro (tanah,
air, udara, angin kencang dan sinar matahari dan terlebih hara tanah). Hal
ini nantinya sangat berpengaruh terhadap kandungan minyak dan senyawa
kimia lain yang mendukungnya. Dari sini timbul banyak pertanyaan dari
para produsen dan calon produsen vco. Ini menandakan sebagian produsen
dan calon produsen mengerti, memahami dan terlebih lagi peduli terhadap
hasil produksi berupa vco. Karena pengguna vco sebagian besar adalah
orang-orang yang sakit dan perlu segera penyembuhan (Baswardojo,
2005).
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan
lemak yang merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah
zat cair yang tidak dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan
minyak). Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi,
dalam hal ini emulgatornya adalah protein. Pada ikatan protein akan
membungkus butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis
sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga dengan
air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein
air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi
lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006).
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari
pemerasan. Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu
fase skim yang jernih bagian bawah dan fase krim yang berwarna putih
susu dibagian atas. (Winarno, 2004).
2. Minyak Kelapa
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan
ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling
besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat
ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (iodine value),
maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying
oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.(satuan)
5. Fermentasi
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan
mikroba untuk menghasilkan metabolit promer dan metabolit sekunder
dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Proses pertumbuhan mikroba
merupakan tahap awal proses fermentasi yang dikendalikan terutama
dalam pengembangan inokulum agar dapat diperoleh sel yang hidup.
Pengendalian dilakukan dengan pengaturan kondisi medium, komposisi
medium, suplai O2, dan agitasi. Bahkan jumlah mikroba dalam fermentor
juga harus dikendalikan sehingga tidak terjadi kompetisi dalam
penggunaan nutrisi. Nutrisi dan produk fermentasi juga perlu
dikendalikan, sebab jika berlebih nutrisi dan produk metabolit hasil
fermentasi tersebut dapat menyebabkan inhibisi dan represi. Pengendalian
diperlukan karena pertumbuhan biomassa dalam suatu medium fermentasi
dipengaruhi banyak faktor baik ekstraselular maupun faktor intraselular.
Kinetika pertumbuhan secara dinamik dapat digunakan untuk meramalkan
produksi biomassa dalam suatu proses.(Winarno, 2003)
2. Bahan
a. Kelapa parut 1 kg
b. Ragi tempe 4 gram
c. Air 2L
D. Skema Kerja
Campuran
Diperas dan disaring
Air Santan
Didiamkan selama 3 jam
pada wadah transparan
Dibuang
Campuran
Skim Minyak VCO Air
E. Analisis Data
No Perlakuan Pengamatan
1. Menimbang kelapa parut Kelapa parut 1 kg
2. Menambah air dingin dan kelapa parut Santan yang didapat 2,35 L
ke dalam baskom lalu peras
3. Memasang Statif, Boss Head, dan Ring
4. Meletakkan botol aqua 1,5 L dengan
posisi terbalik yang sudah dipotong
bawahnya.
5. Memasukkan santan
6. Diamkan selama 3 jam Terdapat 2 lapisan (krim dan air)
7. Memisahkan air dari krim
8. Krim yang terbentuk ditambah dengan Ragi 2 gram
ragi
9. Didiamkan selama 1 hari Membentuk 3 lapisan
Atas: Skim
Tengah: Minyak
Bawah: Air
10. Mengambil minyak yang terbentuk Terdapat Minyak VCO
11. Menyaring VCO VCO yang terbentuk bening
12. Memasukkan ke dalam botol
Volume VCO
% Volume VCO = Volume Santan x 100 %
86
= 2350 x 100 %
= 3.659 %
MassaVCO
% Massa VCO = Massa Santan x 100 %
77.14
= 1000 x 100 %
= 7.714 %
1. Kesimpulan
a. VCO dapat dibuat melalui proses fermentasi dengan pemecahan emulsi
minyak dalam air (o/w) pada santan kelapa yang memiliki protein sebagai
emulgator.
b. Prinsip metode fermentasi adalah dengan penambahan ragi tempe atau
Rhizopus sp. Pada krim santan yang menngandung karbohidrat yang dapat
2. Saran
a. Pastikan kelapa yang digunakan adalah kelapa yang masih segar dan tua
(berumur 11-12 bulan).
b. Pastikan ragi tempe dimasukkan secara perlahan ke dalam krim sehingga
tidak menggumpal dan saat mengaduk diusahakan berhati-hati agar jamur
tidak mati.
H. Daftar Pustaka
Cahyono & L. Untari, 2005, Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
dengn Fermetasi Starter Ragi Tempe, Universitas Diponegoro.
Lachman, dkk. 2007. Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil,
Vco) melalui Kombinasi Teknik Fermentasi dan Enzimatis
Menggunakan Getah Pepaya. Medan: Universitas Negeri Medan.