desain baru, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan semangat otonomi
matematika di Sekolah Dasar (Hasan, 2006: 82). Warna dan tagihan yang
dimaksud adalah bahwa guru dituntut untuk mampu memerankan dirinya sebagai
kreator dan fasilitator pembelajaran yang kreatif bagi kepentingan belajar siswa,
serta mampu menjadikan siswa sebagai waga negara yang berkualitas, mandiri,
keterampilan serta nilai yang dibutuhkan oleh mereka untuk mengenal diri,
lingkungan, dan tantangan masa depan yang akan dihadapi dan memiliki
pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya berasal dari
akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk
menyatakan, guru hendaknya jangan punya anggapan bahwa siswa harus selalu
diberi tahu, tetapi harus mulai percaya bahwa siswa pun memiliki kemampuan-
kemampuan yang dapat muncul dari dirinya sendiri. Selanjutnya dikatakan bahwa
guru perlu memberi waktu cukup kepada siswa untuk mencoba berpikir sendiri,
(1994), salah satu prinsip yang paling penting dari psikologi pendidikan adalah
menghafal.
dalam interaksi antar siswa atau antara siswa dengan ide matematika dan
pendapat.
oleh guru, dan yang penting bagi mereka adalah dapat menyelesaikan soal-
perhatian yang berlebihan, keseriusan yang kaku, dan hukuman menjadi bagian
dari pembelajaran.
4
antara lain: (1) guru aktif, siswa pasif; (2) pembelajaran berpusat kepada
guru; (3) guru mentransfer pengetahuan kepada siswa; (4) pemahaman siswa
siswa diam (secara fisik) dan penuh konsentarasi (mental) memperhatikan apa
yang diajarkan guru. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa hasil pembelajaran yang
berdasarkan paradigma mengajar, antara lain (1) siswa tidak senang pada
diperbaiki.
sedikit tidak tegang) dan menarik perhatian siswa. Menurut hasil penelitian
(Nugroho, 2005: 89). Upaya ini bisa dilakukan dengan cara menjadikan siswa
aktif mencari informasi dan pengetahuan yang diperlukan sehingga siswa tidak
pasif, dan tidak hanya mendengarkkan apa yang disampaikan oleh guru. Dengan
kata lain, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pembelajaran berpusat
yang berpusat pada guru. Kenyataan yang terjadi, berdasarkan hasil observasi
Dr. Suetomo, ditemukan bahwa hasil belajar Matematika siswa masih jauh dari
yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan sumatif
dilakukan guru hanya dengan ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
6
secara langsung dalam proses pembelajaran serta sarana pembelajaran dan model
kesempatan luas pada siswa untuk memudahkan siswa lebih memahami materi
matematika serta dengan caranya sendiri dan dekat dengan kehidupan mereka.
merangsang siswa untuk berpikir sesuai struktur kognitifnya sehingga siswa akan
kehidupan nyata siswa, matematika menjadi tidak menyeramkan lagi bagi siswa
7
tetapi akan terasa menyenangkan dan akan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Teori belajar yang baru menyatakan bahwa belajar adalah proses
adalah konstruksi atau bentukan dari orang itu sendiri (Suparno, 2003), dan
maupun fisik (Marpaung, 2003). Oleh karena itu, guru dituntut untuk
aktivitas siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang banyak
hasil belajar siswa, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan
bertandang dan berbicara. Selain itu, salah satu pendekatan dalam pembelajaran
matematika yang tepat dan telah banyak diadopsi di dunia, adalah Realistik
dari RME dan pembelajaran kooperatif, agar pembelajaran yang berpusat pada
guru selama ini dapat beralih menjadi pembelajaran yang berpusat kepada
siswa.
(Realistik Setting Kooperatif) berbasis masalah terbuka. Salah satu ciri utama dari
materi pembelajaran yang akan dipelajari, siswa diajak untuk mencermati dan
RESIK dengan berbasis masalah terbuka yaitu masalah atau soal-soal matematika
banyak solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk mencari solusi tersebut
RESIK, guru tidak lagi berfungsi sebagai pemberi ilmu, tetapi lebih sebagai
9
fasilitator. Dalam hal ini pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi
Masalah Terbuka Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa
C. Rumusan Masalah
yang signifikan hasil belajar Matematika siswa yang dibelajarkan melalui model
kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Dr. Soetomo Denpasar Selatan Tahun Ajaran
2012/2013?
10
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
konvensional pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Dr. Soetomo Denpasar
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran dan hasil
kemajuan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
dengan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa, selain
b. Bagi Siswa
dapat memberikan siswa kesempatan yang lebih luas untuk aktif dalam
kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam
efisien di Sekolah.
bermakna.
12
berikut.
1. Selama proses penelitian kondisi siswa dianggap sehat jasmani dan
rohani.
2. Sarana, prasarana dan fasilitas belajar matematika yang dimiliki
Dr. Soetomo.
2. Pada penelitian ini materi yang diteliti hanya terbatas pada pokok
bahasan pecahan.
3. Penelitian ini yang diselidiki hanya terbatas pada pengaruh model
G. KAJIAN TEORI
Masalah Terbuka
lebih memahami materi sehingga mudah mencapai tujuan yang diinginkan karena
mengembangkannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirangkum bahwa Pendidikan Matematika
kepada penggunaan berbagai situasi dan untuk menemukan kembali ide dan
konsep matematika dengan cara mereka sendiri sehingga mudah mencapai tujuan
yang diinginkan. Upaya ini dilakukan melalui penjajahan berbagai situasi dan
(b) Instrumen vertikal : konsep atau ide matematika direkonstruksi oleh siswa
melalui model-model instrument vertikal, yang bergerak dari prosedur
informal ke bentuk formal.
(c) Kontribusi siswa : siswa aktif mengkonstruksi sendiri bahan matematika
berdasarkan fasilitas dengan lingkungan belajar yang disediakan guru,
secara aktif menyelesaikan soal dengan cara masing-masing.
(d) Kegiatan interaktif : kegiatan belajar bersifat interaktif, yang
memungkinkan terjadi komunikasi dan negosiasi antar siswa.
(e) Keterkaitan topik : pembelajaran suatu bahan matematika terkait dengan
berbagai topik matematika secara terintegrasi.
temannya yang salah, serta aktivitas lainnya dengan tujuan untuk mencapai hasil
belajar yang tinggi. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang
merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana
yang terdiri dari 4-6 orang siswa heterogen, yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir
terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata
selama beberapa kali pertemuan, mereka diajarkan ketrampilan khusus agar dapat
bekerja dengan baik di dalam kelompoknya seperti menjadi pendengar yang aktif,
terkait satu dengan yang lainnya. Asma (2006: 6) menyatakan bahwa ada tujuh
unsure dasar yang terdapat dalam struktur pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai
berikut.
dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangya. Jadi dalam
sebagai guru.
yang rendah hasil belajarnya. Ibrahim (2000: 18) manfaat pembelajaran kooperatif
bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, seperti berikut ini.
suatu model pembelajaran yang memuat enam tahap pembelajaran, yaitu tahap
memberi tugas kelompok, tahap membimbing kelompok belajar dan belajar, tahap
diskusi dan negosiasi, serta tahap evaluasi dan penghargaan (Suradi, 2007).
masalah kontekstual sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Kemudian meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. Jika terdapat hal-
hal yang kurang dipahami oleh siswa, guru menjelaskan atau memberi petunjuk
pembelajaran RESIK, guru tidak lagi berfungsi sebagai pemberi ilmu, tetapi lebih
dapat belajar lebih terfokus dan optimal, mengarahkan diskusi siswa, serta
berpikir.
suatu konsep, tanpa dijelaskan oleh guru. Jadi prinsip konstruksi pengetahuan
oleh siswa, menjadi perhatian utama dalam model RESIK. Selain itu, model
pengetahuan sendiri.
yakni (a) sintaks, (b) sistem sosial, (c) prinsip reaksi, (d) sistem pendukung, (e)
a) Sintaks
Sintaks (syntax) menunjuk pada keseluruhan alur atau urutan
yakni diskusi dan negosiasi, jika masih tersedia waktu untuk mempelajari
Memotivasi siswa
Evaluasi dan
penghargaan
b) Sistem sosial
Dalam model RESIK, dikembangkan suasana demokratis.
mungkin agar siswa tetap di dalam aktivitas atau tugas belajar (on-task),
jawab pada diri sendiri dan kelompok, dan (4) kesamaan derajat.
c) Prinsip reaksi
Prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang menggambarkan
pokok bahasan yang akan dibahas, guru perlu menyiapkan bahan ajar
yang realistik bagi siswa (baik berupa buku siswa, hand out, dan
hasil belajar yang dicapai langsung yang mengarahkan para siswa pada
pengiring.
23
d. Masalah Terbuka
a). Pengertian Masalah Terbuka
Suatu masalah pada dasarnya tentu memerlukan suatu jawaban atau
1988). Untuk itu, masalah yang diberikan oleh guru pada siswa dapat
dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam
solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk mencari solusi tersebut
(Sudiarta, 2008: 47). Penyajian masalah open eded dalam pembelajaran akan
dapat meningkatkan daya nalar siswa sehinngga siswa dapat berpikir logis,
pikir matematika mereka melalui proses penalaran di mana hal ini dapat
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan solusi yang beragam, dalam hal ini
Masalah Terbuka.
tahap membimbing kelompok belajar dan belajar, tahap diskusi dan negosiasi,
serta tahap evaluasi dan penghargaan. Salah satu ciri model ini dengan
dilakukan dengan berbagai cara dan solusi yang beragam, dalam hal ini siswa
proses daripada hasil dan dapat meningkatkan daya nalar siswa sehinngga siswa
Table 02
guru;
pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui
diberikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang jenis
dan pengetahuan yang harus dipelajari tidak berpijak dari kebutuhan siswa,
baik dari segi pengembangan bakat maupun dari minat siswa, akan tetapi
berangkat dari pandangan apa yang menurut guru dianggap baik dan
bermanfaat;
siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian
dan menghafal materi pelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata secara
riil, akan tetapi materi pelajaran yang diajarkan lebih bersifat teoritis dan abstrak.
latihan yang mempunyai tujuan akhir pada perolehan nilai atau angka.
didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan
32
sesuatu disebabkan oleh takut akan adanya hukuman, atau melakukan sesuatu
hanya sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru. Selanjutnya,
berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya atas dasar setiap siswa
bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakekat pengetahuan yang dimiliki, oleh
oleh orang lain yakni guru. Guru mempunyai tanggung jawab penuh memantau
Tabel 03
demi tahap
Memberikan contoh soal Mencatat contoh soal
rumah
(Rose,Colin, 2002:53)
prosedur yang digunakan guru dalam membahas suatu pokok bahasan yang telah
penjelasan singkat tentang materi yang ditentukan oleh guru, siswa diajari teori,
definisi, teori yang harus dihafal, dilengkapi dengan pemberian contoh soal
(3) diberikan latihan soal (Soerjadi, 2001: 1). Permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari ditempatkan pada akhir pokok bahasan, yang berarti bahwa pemecahan
pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak
satu arah dari ke siswa dan metode pembelajaran lebih pada penguaasaan konsep-
Tabel 04
Perbedaan Pembelajaran RESIK (Realistik Setting Kooperatif) dengan
Pembelajaran Konvensional
centered).
2. Siswa aktif dalam kegiatan Siswa pasif dalam kegiatan
pembelajaran. pembelajaran.
3. Siswa dilibatkan dalam Siswa kurang dilibatkan dalam masalah
proses pembelajaran.
4. Siswa diberikan kebebasan Siswa hanya berperan sebagai penerima
pendapat.
5. Menggunakan berbagai Hanya menggunakan buku paket saja
pembelajaran.
6. Adanya interaksi antara Interaksi yang terjadi hanya pada satu
siswa dengan siswa dan arah yaitu antara siswa dengan guru.
seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Dimyati dan Moedjiono
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata
keterampilan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirangkum yaitu hasil belajar
tersebut dapat terlihat dari perubahan tingkah laku seseorang, baik dalam bidang
berupa sensori-motorik, memperoleh nilai dan sikap dalam dinamika efektif. Hasil
belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
mengembangkan kreativitasnya.
(d) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
1) Faktor Internal adalah kondisi yang timbul dari dalam diri anak yang
terdiri dari: faktor fisik dan faktor fsikis. Faktor fisik, agar belajar dapat
nutrisinya. Sedangkan Faktor fsikis adalah kondisi yang berasal dari aspek
2) Faktor Ekternal adalah kondisi yang berasal dari luar diri siswa biasanya
persyaratan.
secara garis besarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal yaitu
factor yang timbul dari dalam diri anak yang terdiri dari: faktor fisik dan faktor
fsikis. dan faktor eksternal factor yang berasal dari luar diri siswa biasanya
daya pikir manusia" (Aisyah, 2007:1). Oleh karena itu, mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali
siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif. Agar dapat menguasai kemampuan tersebut di masa depan, untuk itu
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang
dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep
paling kompleks. Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak.
terdiri atas beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau
operasi, dengan kata lain prinsip adalah hubungan antara berbagai objek
dasar matematika.
haruslah terlibat aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan struktur yang
tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, siswa akan memahami materi
transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep atau prinsip baru (Grouw
(1). Siswa terlibat aktif dalam belajarnya, karena mereka belajar meteri
matematika secara bermakna denngan bekerja dan berpikir.
(2.) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu
dengan skema yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi
yang telah kompleks terjadi.
(3). Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah.
konsep dan struktur matematika serta keterkaitan antar konsep dalam suatu materi
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa pada siklus I diperoleh nilai rata-
rata hasil belajar sebesar 68,09 dengan kategori aktif. Pada siklus II nilai
belajar pada siklus I sebesar 66,66% dan pada siklus II sebesar 85,71%.
diajar dengan model pembelajaran RESIK lebih baik dari pada kompetensi
pada guru)
b) Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Putu Suryawan (2010) dengan judul
minimal 64, daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal
dengan didukung perencanaan yang sistematis oleh guru. Guru harus mampu
42
yang berasal dari lingkungan belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh
proses dan sikap, tapi yang dilakukan guru hanya dengan ceramah, tanya jawab
menyenangkan siswa akan menentukan kualitas hasil belajar siswa tergantung dari
dengan guru, siswa dengan siswa maupun siswa dengan sumber-sumber belaajar
yang tersedia).
Selanjutnya, sehubungan dengan permasalahan diatas perlu dijelaskan
bahwa penelitian ini bukan hanya mengajar semata tapi sebuah kesadaran dan
kekritisan terhadap diri pengajar (guru) itu sendiri untuk siap menghadapi proses
Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah memahami suatu
Dengan menyajikan konsep Matematika yang bertolak dari konsep nyata, seperti
pandangan Matematika Realistik, akan mampu mencapai hasil belajar yang tinggi.
Kooperatif).
Dalam model pembelajaran RESIK, siswa tidak menerima informasi
bahwa penelitian ini bukan hanya mengajar semata tapi sebuah kesadaran dan
kekritisan terhadap diri pengajar (guru) itu sendiri untuk siap menghadapi proses
diharapkan dapat memahami sendiri suatu konsep, tanpa dijelaskan oleh guru.
Jadi prinsip dasar dalam model RESIK adalah bahwa suatu pengetahuan
didominasi oleh guru. Artinya bahwa pengetahuan itu tidak diperoleh siswa
sebagai hasil penjelasan dari guru, tetapi pengetahuan itu diperoleh siswa melalui
Mengingat tidak semua variable (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen
dapat diatur dan dikontrol secara ketat, maka penelitian ini dikategorikan
subjek dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
sebagai berikut.
b. Sampel
(Agung, 2011:45). Apabila jumlah populasi sangat banyak maka tidak semua
sekolah yang berbeda. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa adanya
teknik random sampling, yang dirandom adalah kelas. Dalam penelitian ini,
setiap kelas memperoleh hak yang sama dan mendapat kesempatan dipilih
menjadi sampel. Dua kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini
tingkat kesetaraan antara kelas eksperimen dan kelas control dengan uji-t
sebagai berikut.
47
1 2
t hitung =
S1 S2
+
n1 n2
Dengan :
2
1
S 21 = n1
1
2 2
S 22 = n2 1
(Sudjana dalam Agung, 2010:34)
Keterangan :
1
= rata-rata nilai tes awal dari kelas eksperimen
2
= rata-rata nilai tes awal dari kelas kontrol
S1
= Simpangan baku tes awal dari kelas eksperimen
S2
= Simpangan baku dari tes awal dari kelas kontrol
n1
= Jumlah subjek dari kelas eksperimen
n2
= Jumlah subjek dari kelas kontrol
t hitung >t tab
Jika maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga
berbagai cara dan solusi yang beragam, dalam hal ini siswa dituntut untuk
dilakukan oleh guru, dan berpusat pada guru dengan menggunakan metode
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas IV SD gugus Dr.
O1 X O2
O3 - O4
(Sugiyono, 2012:79)
Keterangan :
Setting Kooperatif)
4. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
(dependent variable).
1) Variable Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Matematika.
5. Prosedur Penelitian
Untuk dapat mengungkapkan secara tuntas mengenai permasalahan
2. Tahap II
a) Menyusun rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.
b) Menyusun instrument penilaian berupa tes soal esai untuk mengukur
realibilitasnya.
e) Melaksanakan pembelajaran yaitu memberikan perlakukan kepada
konvensional.
f) Memberikan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
diajukan.
6. Metode Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian
1) Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk
Dilihat dari jenis datanya data ini termasuk data primer, Karena data
Sedangkan dilihat dari sifatnya data ini termasuk kuantitatif yaitu data
1. Melakukan
1.3 Menjumlahkan penjumlahan pecahan
pecahan yang berpenyebut 7,8
sama
2. Melakukan
penjumlahan pecahan
yang berpenyebut
tidak sama 9,10
1. Melakukan
1.4 Mengurangkan pengurangan pecahan
pecahan yang berpenyebut
sama
2. Melakukan
pengurangan pecahan
yang berpenyebut
tidak sama.
1. Menyelesaikan
1.5 Menyelesaikan masalah penjumlahan
masalah yang pecahan yang
berkaitan dengan berpenyebut sama
pecahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
2. Menyelesaikan
masalah penjumlahan
pecahan yang
berpenyebut tidak
sama yang berkaitan
dengan kehidupan
sehari-hari
3. Menyelesaikan
masalah pengurangan
pecahan yang
berpenyebut sama
yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
4. Menyelesaikan
53
2). Instrument
Tes untuk mengukur hasil belajar matematika dikonstruksi dalam
bentuk soal essay yang disesuaikan dengan materi yang dipakai dalam
logika dan cara koheren. Untuk menilai respon divergen siswa, digunakan
rubrik sebagai kreteria penilaian (Santyasa, 2004). Rubrik untuk tipe esai
No Kriteria
0 Tidak menjawab, menjawab dengan langkah-langkah salah
1 Menjawab dengan langkah-langkah benar tetapi hasil salah
2 Menjawab dengan langkah-langkah benar dan hasil benar
digunakan dalam penelitian harus diuji cobakan tingkat validitas tes dan
realibilita tes. Jenis data, sumber data, instrument, dan waktu pelaksanaannya
Sifa
N Sumbe Sumbe t
Jenis Data Instrumen Waktu
o r data r Dat
a
1 Kemampuan Siswa (tes soal esai) Setelah Siswa Sko
menyelesaiakan pembelajaran r
soal esai
7. Validasi Instrumen
di luar sampel untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah dibuat. Tes uji
coba dilakukan pada peserta didik di luar sampel. Hasil dari uji coba
1) Validitas Tes
Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
( Koyan, 2007: 126)
Keterangan:
rxy
: Koefisien korelasi
55
N
: Banyaknya peserta test
X
: Skor item yang akan dicari validitasnya
Y
: skor total
adalah jika koefisien korelasi yang di dapat dari perhitungan lebih besar
daripada koefisien yang didapat pada table harga kritis dari r Product
rxy rtabel
Moment ( > ) dengan taraf signifikansi 5%.
2) Realiabilitas Tes
Reliabilitas tes merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya (dapat diandalkan) atau dengan kata
jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama.
r11
n
1
i2
n 1 t2
Alpha :
X 2
X 2
N
2
1
N
Varian tiap butir tes :
Y 2
Y 2
N
t2
N
Varian total :
(Arikunto, 2002 :154 )
56
Keterangan:
r11
: reliabilitas tes
n
: banyaknya butir pertanyaan
1 2
: varian total
N
: jumlah responden
Y
: skor total item
Z
: skor tiap item
Dalam menentukan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat
Koyan, 2011 )
r11
0,80 < 1,00 Reliabilitas sangat tinggi (sangat baik)
r11
0,60 < 0,80 Reliabilitas tinggi (baik)
r11
0,40 < 0,60 Reliabilitas sedang (cukup)
r11
0,20 < 0,40 Reliabilitas rendah (kurang)
r11
0,20 Reliabilitas sangat rendah (sangat Kurang)
Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliabel
adalah jika koefisien reliabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar
rtabel
daripada koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari
r11 rtabel
, maka tes atau soal tersebut realibel.
8. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
57
Keterangan :
fo
= frekuensi observasi
fe
= frekuensi harapan
t = kelas interval
fe fo
H1 :
fe fo
H0 : =
(dk) = (k 1).
2) Uji Homogenitas
Selain diperlukan uji normalitas, juga diperlukan uji
X X 1 2
n1 1
2
S1 =
X X 2
2
n2 1
2
S2 = (Winarsunu, 2010; 100)
Keterangan:
Fh it Ftabel
Kretaria pengujian adalah jika < , maka data
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
Ho : 1 = 2
H1 : 1 2
Keterangan :
1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti
t hitung t tabel
Kreteria pengujian Ho ditolak jika , dengan taraf
s 21 s2
+ 2 rumus (separated varians)
n 1 n2
X X
t= 1 2
Atau
X 1 X 2
t= rumus( polled varians)
2
( n11 ) s1 + ( n21 ) s 2 1 1
n1+ n22 (n n )
1
+
2
Sugiyono, (2010:273)
Keterangan :
60
1 2
= rata-rata nilai post test siswa kelompok eksperimen
1 2 2
= rata-rata nilai post test siswa kelompok control
S1 2
= varians kelompok eksperimen
S2 2
= varians kelompok kontrol
n1= jumlah kelompok eksperimen
n2= jumlah kelompok kontrol
Pedoman penggunaan rumus separated varians dan polled varians
n1 + n2 2
2) Jika n1 n2 dan varians homogen, maka dapat digunakan rumus
pengaruh hasil dua perlakuan untuk data yang berpasangan, satu sebagai
uji tanda. Menurut Sudjana (1992; 447) sendiri, uji tanda ini akan
pengamatan. Jika Xi > Yi diberi tanda + (positif), dan jika Xi < Yi diberi
(Sudjana,1992:447).
I. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Santyasa, dkk. 2004. Penerapan Model ICI dalam Pembelajaran Fisika Sebagai
Upaya Perbaikan Miskonsepsi, Pemahaman KOnsep dan Hasil Belajar
Siswa Kelas I SMUN 1 Singaraja Pada Semester I Tahun Ajaran
2004/2005. Jurnal Penelitian IKIP Negeri Singaraja.