Untuk artikel tentang kecamatan dengan nama sama, lihat Borobudur, Magelang.
Borobudur
Tipe Budaya
Kriteria i, ii, vi
Nomor identifikasi 592
Kawasan UNESCO Asia Pasifik
Tahun pengukuhan 1991 (sesi ke-15)
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di
sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,H[1]
[2]
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.[3]
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.[3]
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk
bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia
beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5]
Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari
bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kmadhtu (ranah hawa
nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam
perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan
tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[6] Dunia
mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu
Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek
pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik
Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
[3]
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha
yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di
Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.[7][8][9]
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan
oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke
Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung
Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung
Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari
pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran
Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun
kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai
benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun
kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau
buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di
sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah
Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian
terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai
tenggara kompleks Magangan.
Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran
ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di
Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan
untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil
kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani
Kuno.
Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief
yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan ada
lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha
Gautama
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: , Rmyaa; yang berasal dari kata Rma dan Ayaa
yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita/kisah kepahlawanan dari India yang
digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita. Cerita epos lainnya adalah
Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan
gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.
Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin
Ramayana dalam bahasa Jawa dan Bali kuno, yaitu wayang dan sendra tari.
Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai
berikut:
1. Balakanda
2. Ayodhyakanda
3. Aranyakanda
4. Kiskindhakanda
5. Sundarakanda
6. Yuddhakanda
7. Uttarakanda
Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam
bahasa Jawa Kuno, Uttarakanda didapati pula.
Prasasti kutai
Di Kutai ditemukan prasasti yang dipahatkan di tiang batu yang disebut Yupa.
Sampai saat ini ada tujuh buah yupa yang telah ditemukan. Prasasti-prasasti
tersebut berisi tentang raja yang menguasai Kutai. Raja yang terkenal di Kutai
kemungkinan adalah Mulawarman, seperti yang disebutkan di dalam prasasti-
prasasti yang ditemukan di Kutai tersebut. Dalam prasasti yang ditemukan tersebut
dikemukakan tentang kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Mulawarman. Prasasti
atau yupa tersebut sedikit banyak telah memuat informasi yang dibutuhkan
seorang sejarawan untuk melakukan sebuah penyelidikan.
Kasta dari bahasa Spanyol dan bahasa Portugis (casta) adalah pembagian masyarakat.
Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang atau orang-orang ahli dalam
bidang tertentu. Pembagian manusia dalam masyarakat agama Hindu (Bangsa-bangsa Kerajaan
Nusantara):
1. Kasta Brahmana, orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan bidang spiritual seperti
sulinggih, pandita dan rohaniawan. Selain itu disandang oleh para pribumi.
2. Kasta Ksatria, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan. Seseorang yang
menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi semua harta milik negara.
3. Kasta Waisya, orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri petani,
nelayan, pedagang, dan lain-lain.
1. Kaum Paria, golongan orang rendahan yang tugasnya melayani para Brahmana dan
Ksatria.
2. Kaum Candala, golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar Warna, bangsa asing.
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu
sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca berbeda dengan patung pada
umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh
karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.
Kini di dalam dunia keagamaan Indonesia dikenal tiga macam arca, yakni arca
peninggalan agama Hindu, arca peninggalan agama Budha, dan arca agama Kristen
(terutama Katolik).
Gapura Wringin Lawang adalah sebuah gapura peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14
yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
Bangunan ini terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di Jatipasar.
1. Masjid Salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang paling banyak ditemukan
hingga kini adalah masjid. Seperti diketahui bahwa masjid merupakan tempat ibadah bagi umat
Islam, sehingga wajar jika seni arsitektur Islam satu inilah yang paling mudah kita lihat
keberadaannya saat ini.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
2. Kaligrafi Selain masjid, peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita jumpai
hingga kini adalah seni kaligrafi. Bagi Anda yang belum tahu, kaligrafi adalah suatu seni menulis
huruf Arab dengan gaya dan susunan yang indah. Tulisan Arabnya sendiri umumnya diambil dari
potongan surat atau ayat-ayat dalam Al Quran.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
3. Keraton atau Istana Keraton atau istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan
keluarganya sebetulnya telah ada sejak jaman pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Hanya
saja, setelah Islam masuk, arsitektur keraton menjadi lebih banyak dipengaruhi oleh gaya
arsitektur Timur Tengah. Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia tersebut yang
hingga kini masih terawat misalnya Istana Kesultanan Ternate, Istana Kesultanan Tidore,
Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja
Gowa Keraton Kasultanan, dan Keraton Pakualaman.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
4. Kitab dan Kesusastraan Peninggalan sejarah Islam di Indonesia bukan hanya dapat ditemukan
dalam bentuk seni dan gaya arsitektur. Kesusatraan juga berkembang cukup pesat setelah
masuknya pengaruh agama Islam di Indonesia. Kesusastraan tersebut tertuang dalam bentuk
suluk, hikayat, babad, dan syair. Beberapa peninggalan kesusastraan Islam di Indonesia antara
lain syair Perahu karya Hamzah Fansuri, syair Si Burung Pingai, syair Abdul Muluk, syair
gurindam dua belas karya Ali Haji, hikayat nabi-nabi, hikayat sultan-sultan Aceh, dan hikayat
penjelasan penciptaan langit dan bumi.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
5. Pesantren Sejak masuknya Islam di Indonesia, pesantren telah menjadi lembaga pendidikan
agama yang telah melahirkan banyak mubaligh. Pesantren dianggap sebagai salah satu
peninggalan sejarah Islam di Indonesia karena dianggap turut berperan serta dalam kemajuan
syiar Islam Nusantara. Pesantren di Indonesia pertama kali dibangun pada masa kekuasaan Prabu
Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren yang didirikan di daerah Jawa oleh Sunan Ampel ini
kemudian melahirkan banyak orang-orang terpelajar. Para santri diajari tentang banyak hal
seperti bahasa Arab, pendalaman Al Quran, kitab Kuning, tauhid, fiqih, akhlak, dan tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Lasem di Rembang,
Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren Lirboyo di
Kediri, Al-Kautsar Medan, dan Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
6. Tradisi Beberapa tradisi yang hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Islam seperti
ziarah, sedekah, atau upacara adat Jawa sekaten juga merupakan bukti peninggalan sejarah Islam
di Indonesia yang tak bisa dilupakan begitu saja. Tradisi-tradisi tersebut lahir karena pengaruh
Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan lokal masyarakat saat itu. Nah, itulah beberapa
peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita temukan hingga saat ini. Adanya
peninggalan-peninggalan sejarah tersebut membuktikan bahwa hadirnya Islam di nusantara
bukan hanya mempengaruhi kepercayaan dan agama masyarakat, melainkan juga seluruh aspek
kehidupan. Semoga bermanfaat.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Tari Saman
Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh islam bernama Syeh
Saman ,beliau menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan
bahasa aceh dengan iringan gerakan gerakan tangan dan syair yang dilagukan
membuat seuasana menjadi gembira, gerakan tepukan dada,tepukan diatas lutut,
mengangkat tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang serasi
menjadi ceri khasnya.
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia
yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.
Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin
(1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (16511692) Debus menjadi sebuah alat
untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu.
Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.[1]
Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:
Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
Memakan api.
Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus
tanpa mengeluarkan darah.
Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun
kulit tetap utuh.
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi
sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa
sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan
ataupun upacara adat
Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'ur yang artinya "perasaan". Dilihat dari
asal katanya, syair dapat diartikan sebagai ekspresi perasaan atau pikiran
pembuatnya. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat
larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair digunakan untuk
melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama,
cinta, dan lain-lain. Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau
dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah
suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal
rima dan ritma.