Anda di halaman 1dari 9

-Borobudur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk artikel tentang kecamatan dengan nama sama, lihat Borobudur, Magelang.
Borobudur

Arca Buddha dan stupa Borobudur

Lokasi di Pulau Indonesia


Informasi umum
Gaya
stupa dan candi
arsitektur
Kecamatan Borobudur, sekitar 3 km
Kota dari Kota Mungkid (ibukota
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah)
Negara Indonesia
Koordinat 7,608LS 110,204BT
Awal
sekitar 770 Masehi
konstruksi
Selesai sekitar 825 Masehi
Klien Sailendra
Detail teknis
piramida berundak dari susunan blok
Sistem struktur
batu andesit yang saling mengunci
luas dasar 123123 meter, tinggi kini
Ukuran 35 meter, tinggi asli 42 meter
(termasuk chattra)
Desain dan konstruksi
Arsitek Gunadharma
Situs Warisan Dunia UNESCO
Borobudur
Nama sebagaimana tercantum dalam
Daftar Warisan Dunia

Tipe Budaya
Kriteria i, ii, vi
Nomor identifikasi 592
Kawasan UNESCO Asia Pasifik
Tahun pengukuhan 1991 (sesi ke-15)

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di
sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,H[1]
[2]
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.[3]

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.[3]
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk
bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia
beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5]
Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari
bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kmadhtu (ranah hawa
nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam
perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan
tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[6] Dunia
mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu
Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek
pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik
Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
[3]

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha
yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di
Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.[7][8][9]

Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta (Hanacaraka:


, Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman atau kebun
istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor
sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB
I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini
memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam
pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong
bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya
membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun
saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya
kompleks Kedhaton saja.

Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan
oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke
Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung
Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung
Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari
pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran
Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun
kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai
benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun
kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau
buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di
sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah
Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian
terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai
tenggara kompleks Magangan.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta (bahasa Jawa: Hanacaraka,


, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat)
merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi
telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih
berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan
tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di
Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai
koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka
keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur
istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang
luas.[1]

Permakaman Imogiri, Pasarean Imogiri, atau Pajimatan Girirejo Imogiri


merupakan kompleks permakaman yang berlokasi di Imogiri, Imogiri, Bantul, DI
Yogyakarta. Permakaman ini dianggap suci dan kramat karena yang dimakamkan
disini merupakan raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram. Permakaman
Imogiri merupakan salah satu objek wisata di Bantul. Makam Imogiri dibangun pada
tahun 1632 oleh Sultan Mataram III Prabu Hanyokrokusumo yang merupakan
keturunan dari Panembahan Senopati Raja Mataram I. Makam ini terletak di atas
perbukitan yang juga masih satu gugusan dengan Pegunungan Seribu.

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran
ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di
Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan
untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil
kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani
Kuno.

Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief
yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan ada
lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha
Gautama

Ramayana (dari bahasa Sanskerta: , Rmyaa; yang berasal dari kata Rma dan Ayaa
yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita/kisah kepahlawanan dari India yang
digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita. Cerita epos lainnya adalah
Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan
gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.

Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin
Ramayana dalam bahasa Jawa dan Bali kuno, yaitu wayang dan sendra tari.

Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai
berikut:

1. Balakanda

2. Ayodhyakanda

3. Aranyakanda

4. Kiskindhakanda

5. Sundarakanda

6. Yuddhakanda

7. Uttarakanda

Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam
bahasa Jawa Kuno, Uttarakanda didapati pula.

Prasasti kutai
Di Kutai ditemukan prasasti yang dipahatkan di tiang batu yang disebut Yupa.
Sampai saat ini ada tujuh buah yupa yang telah ditemukan. Prasasti-prasasti
tersebut berisi tentang raja yang menguasai Kutai. Raja yang terkenal di Kutai
kemungkinan adalah Mulawarman, seperti yang disebutkan di dalam prasasti-
prasasti yang ditemukan di Kutai tersebut. Dalam prasasti yang ditemukan tersebut
dikemukakan tentang kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Mulawarman. Prasasti
atau yupa tersebut sedikit banyak telah memuat informasi yang dibutuhkan
seorang sejarawan untuk melakukan sebuah penyelidikan.

Kasta dari bahasa Spanyol dan bahasa Portugis (casta) adalah pembagian masyarakat.

Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang atau orang-orang ahli dalam
bidang tertentu. Pembagian manusia dalam masyarakat agama Hindu (Bangsa-bangsa Kerajaan
Nusantara):

1. Kasta Brahmana, orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan bidang spiritual seperti
sulinggih, pandita dan rohaniawan. Selain itu disandang oleh para pribumi.
2. Kasta Ksatria, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan. Seseorang yang
menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi semua harta milik negara.

3. Kasta Waisya, orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri petani,
nelayan, pedagang, dan lain-lain.

4. Kasta Sudra, pelayan bagi ketiga kasta di atasnya.[1]

Sedangkan di luar sistem kasta tersebut, ada pula istilah:

1. Kaum Paria, golongan orang rendahan yang tugasnya melayani para Brahmana dan
Ksatria.

2. Kaum Candala, golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar Warna, bangsa asing.

Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu
sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca berbeda dengan patung pada
umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh
karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.

Kini di dalam dunia keagamaan Indonesia dikenal tiga macam arca, yakni arca
peninggalan agama Hindu, arca peninggalan agama Budha, dan arca agama Kristen
(terutama Katolik).

Gapura Wringin Lawang adalah sebuah gapura peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14
yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
Bangunan ini terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di Jatipasar.

Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti 'Pintu Beringin'.

1. Masjid Salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang paling banyak ditemukan
hingga kini adalah masjid. Seperti diketahui bahwa masjid merupakan tempat ibadah bagi umat
Islam, sehingga wajar jika seni arsitektur Islam satu inilah yang paling mudah kita lihat
keberadaannya saat ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
2. Kaligrafi Selain masjid, peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita jumpai
hingga kini adalah seni kaligrafi. Bagi Anda yang belum tahu, kaligrafi adalah suatu seni menulis
huruf Arab dengan gaya dan susunan yang indah. Tulisan Arabnya sendiri umumnya diambil dari
potongan surat atau ayat-ayat dalam Al Quran.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
3. Keraton atau Istana Keraton atau istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan
keluarganya sebetulnya telah ada sejak jaman pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Hanya
saja, setelah Islam masuk, arsitektur keraton menjadi lebih banyak dipengaruhi oleh gaya
arsitektur Timur Tengah. Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia tersebut yang
hingga kini masih terawat misalnya Istana Kesultanan Ternate, Istana Kesultanan Tidore,
Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja
Gowa Keraton Kasultanan, dan Keraton Pakualaman.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

4. Kitab dan Kesusastraan Peninggalan sejarah Islam di Indonesia bukan hanya dapat ditemukan
dalam bentuk seni dan gaya arsitektur. Kesusatraan juga berkembang cukup pesat setelah
masuknya pengaruh agama Islam di Indonesia. Kesusastraan tersebut tertuang dalam bentuk
suluk, hikayat, babad, dan syair. Beberapa peninggalan kesusastraan Islam di Indonesia antara
lain syair Perahu karya Hamzah Fansuri, syair Si Burung Pingai, syair Abdul Muluk, syair
gurindam dua belas karya Ali Haji, hikayat nabi-nabi, hikayat sultan-sultan Aceh, dan hikayat
penjelasan penciptaan langit dan bumi.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

5. Pesantren Sejak masuknya Islam di Indonesia, pesantren telah menjadi lembaga pendidikan
agama yang telah melahirkan banyak mubaligh. Pesantren dianggap sebagai salah satu
peninggalan sejarah Islam di Indonesia karena dianggap turut berperan serta dalam kemajuan
syiar Islam Nusantara. Pesantren di Indonesia pertama kali dibangun pada masa kekuasaan Prabu
Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren yang didirikan di daerah Jawa oleh Sunan Ampel ini
kemudian melahirkan banyak orang-orang terpelajar. Para santri diajari tentang banyak hal
seperti bahasa Arab, pendalaman Al Quran, kitab Kuning, tauhid, fiqih, akhlak, dan tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Lasem di Rembang,
Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren Lirboyo di
Kediri, Al-Kautsar Medan, dan Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

6. Tradisi Beberapa tradisi yang hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Islam seperti
ziarah, sedekah, atau upacara adat Jawa sekaten juga merupakan bukti peninggalan sejarah Islam
di Indonesia yang tak bisa dilupakan begitu saja. Tradisi-tradisi tersebut lahir karena pengaruh
Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan lokal masyarakat saat itu. Nah, itulah beberapa
peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita temukan hingga saat ini. Adanya
peninggalan-peninggalan sejarah tersebut membuktikan bahwa hadirnya Islam di nusantara
bukan hanya mempengaruhi kepercayaan dan agama masyarakat, melainkan juga seluruh aspek
kehidupan. Semoga bermanfaat.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/peninggalan-sejarah-islam-di-Indonesia-
gambar.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

4. Syaikh Maulana Malik Ibrahim makam


Dari Aceh Utara kita kembali lagi di Gresik. Lagi-lagi di Gresik terdapat salah satu makam Islam
tertua di Indonesia, yaitu makam salah satu waliyullah yang dikenal dengan sebutan Walisongo.
Tepatnya di kampung Gapura di dalam Kota Gresik terdapat makam Syeikh Maulana Malik
Ibrahim atau dikenal dengan nama Sunan Gresik. Makam ini bertuliskan angka 882 H/ 1419 M,
yaitu tahun wafatnya, menempatkannya sebagai salah satu tokoh yang dianggap penyebar Islam
tertua di Jawa.

Tari Saman
Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh islam bernama Syeh
Saman ,beliau menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan
bahasa aceh dengan iringan gerakan gerakan tangan dan syair yang dilagukan
membuat seuasana menjadi gembira, gerakan tepukan dada,tepukan diatas lutut,
mengangkat tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang serasi
menjadi ceri khasnya.

Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia
yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.

Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin
(1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (16511692) Debus menjadi sebuah alat
untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu.
Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.[1]
Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:

Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.

Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.

Memakan api.

Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus
tanpa mengeluarkan darah.

Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun
kulit tetap utuh.

Menggoreng telur di atas kepala.

Membakar tubuh dengan api.

Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.

Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.[1]

Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi
sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa
sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan
ataupun upacara adat

Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'ur yang artinya "perasaan". Dilihat dari
asal katanya, syair dapat diartikan sebagai ekspresi perasaan atau pikiran
pembuatnya. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat
larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair digunakan untuk
melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama,
cinta, dan lain-lain. Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau
dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah
suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal
rima dan ritma.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bacaan ISTIGHOSAH
    Bacaan ISTIGHOSAH
    Dokumen2 halaman
    Bacaan ISTIGHOSAH
    defa anachwa
    100% (2)
  • Bahan Refrat TB
    Bahan Refrat TB
    Dokumen40 halaman
    Bahan Refrat TB
    Laksmita Ayu Dewi Tetanel
    Belum ada peringkat
  • III
    III
    Dokumen2 halaman
    III
    santi
    Belum ada peringkat
  • Soal Kasus Rca
    Soal Kasus Rca
    Dokumen1 halaman
    Soal Kasus Rca
    santi
    Belum ada peringkat
  • F
    F
    Dokumen10 halaman
    F
    santi
    Belum ada peringkat
  • Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    Dokumen14 halaman
    Askep Bayi Beresiko Tinggi Maulana
    santi
    Belum ada peringkat
  • BBL Prematur
    BBL Prematur
    Dokumen5 halaman
    BBL Prematur
    santi
    Belum ada peringkat
  • Imronn
    Imronn
    Dokumen1 halaman
    Imronn
    santi
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen6 halaman
    Faktor
    santi
    Belum ada peringkat
  • LP STT
    LP STT
    Dokumen14 halaman
    LP STT
    Irfan Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Tugas Prakarya
    Tugas Prakarya
    Dokumen3 halaman
    Tugas Prakarya
    santi
    Belum ada peringkat
  • Surat Lamaran Pekerjaan
    Surat Lamaran Pekerjaan
    Dokumen2 halaman
    Surat Lamaran Pekerjaan
    santi
    Belum ada peringkat
  • Basket
    Basket
    Dokumen1 halaman
    Basket
    santi
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen16 halaman
    Bab 2
    santi
    Belum ada peringkat
  • 1ABSTRAK
    1ABSTRAK
    Dokumen1 halaman
    1ABSTRAK
    santi
    Belum ada peringkat
  • Document
    Document
    Dokumen22 halaman
    Document
    santi
    Belum ada peringkat
  • Nyeri
    Nyeri
    Dokumen12 halaman
    Nyeri
    rossalyndastefani-1
    Belum ada peringkat
  • Proses
    Proses
    Dokumen3 halaman
    Proses
    santi
    Belum ada peringkat
  • Dinah Puspita
    Dinah Puspita
    Dokumen1 halaman
    Dinah Puspita
    santi
    Belum ada peringkat
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Rencana Asuhan Keperawatan
    santi
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen5 halaman
    Analisa Data
    santi
    Belum ada peringkat