Just In Time (JIT) merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk
mencapai produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk
bahan baku, WIP, dan produk jadi. Konsep dasar dari sistem produksi JIT adalah
memproduksi produk yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan,
dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sistem
produksi dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien melalui eliminasi
pemborosan (waste elimination) dan perbaikan terus menerus (contionous process
improvement).
Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan oleh operasi berikut,
dimana setiap stasiun kerja (work station) menarik output dari stasiun kerja
sebelumnya sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan kenyataan ini, sering kali JIT
disebut sebagai Pull System (system tarik). Dalam system JIT, hanya final assembly
line yang menerima jadwalproduksi, sedangkan semua stasiun kerja yang lain dan
pemasok (supplier) menerima pesanan produksi dari subkuens operasi berikutnya.
Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumya (stasiun kerja 1 ) menerima
pesananproduksi dari stasiun kerja berikutnya (stasiun kerja 2 ), kemudian
memasok produk itu sesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepatdengan
spesifiksai yang tepat pula. Dalam kasus seperti ini, stasiun kerja 2sering disebut
sebagai stasiun kerja pengguna (using work station). Apabila stasiun kerja pengguna
itu menghentikan produksi untuk suatu waktu tertentu, secara otomatis satisun kerja
pemasok (supplying wotk station) akan berhenti memasok produk, karena tidak
menerima pesanan produksi.
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu
organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus
di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang
tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
3. Transportasi ( Transportation )
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi
dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi
suatu produk.Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu:
3. Menghilangkan pemborodan
7. Menghilangkan ketidakpastian
Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus
dipenuhi :pertama, Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang
dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang
diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara
otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses
berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah
jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. keempat, Berpikir kreatif,
inovatif serta selalu menerima masukan atau saran dari karyawan
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode
sebagai berikut :
d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang
fleksibel.
e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran
untuk meningkatkan skills tenaga kerja.
f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke
seluruh bagian perusahaan
Sistem Kanban
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan
dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu:
Yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti
halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa
dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-
penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan
pasar.
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua
pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan
lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target
produksi.
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi.
Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi Zero Defect dengan cara
melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala
bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi
kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah
suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya
masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
Autonomasi (jidoka)
b. Dalam industri sulit sekali suatu tidak memiliki persediaan, khususnya yang
bahan bakunya impor.
d. Menempatkan karyawan pada keahlian khusus pada satu jenis produk tidak
mudah, dan mungkin biayanya mahal.
f. Karyawan pada umumnya bekerja atas dasar upah; mereka bekerja bukan
ingin merealisasikan bakat dan pengetahuannya tetapi mencari upah, jadi
mereka pada umumnya kurang peduli terhadap mutu produk.
D. MANFAAT JIT
Kecerdasan, lebih relevan berguna bahwa manajer keuangan di ujung jari mereka
tentang bisnis mereka, pelanggan, pemasok atau mitra dan operasi mereka akan
memotivasi organisasi mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik dan
meningkatkan keunggulan kompetitif mereka dengan menerapkan konsep JIT ke
persediaan atau manufaktur . JIT merupakan suatu konsep yang dapat diterapkan
pada banyak aspek dari bisnis selain persediaan atau manufaktur.
Sebagai alat inventaris, dapat diawasi oleh manajer keuangan untuk memonitor
biaya dalam rantai nilai. JIT merupakan paradigma baru dari strategi bisnis bergeser
dari manajemen persediaan tradisional ke manajemen rantai pasokan berbasis web
yang meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi memegang persediaan.
E. PERSYARATAN PERSYARATAN JUST IN TIME ( JIT )
e. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup: Ukuran lot yang ideal
bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini
pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan
berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses
berikutnya dalam tahap produksi.
f. Total Productive Maintance: TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem
JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya
dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
Dimana:
X1 : Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu.
I : Laba sebelum pajak penghasilan
F1 : Total biaya tetap
X2 : Jumlah kuantitas berbasis nonunit
V2 : Biaya variable berbasis nonunit
P : Harga jual perunit
V1 : Biaya variable perunit
Robotic
Sistem saran
Otomatisasi
Kanban
2. Startegi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang
tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini
produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga
semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini
produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT
bukan hanya sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem
produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.
Pembelian dengan Konsep JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan
cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi
permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya
yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya
dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang
tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap
produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
c. Waktu perpindahan
e. Ruangan pabrik
f. Biaya mutu
g. Pembelian bahan
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya
dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
a. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-
komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time
dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada
pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan: bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk
bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat
berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau
bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu
karena sesuatu atau hal lainnya. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk
bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat
berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau
bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu
karena sesuatu atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu
sudah barang tentu memakan biaya besar. Sistem Just In Time merupakan upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan persedian.
Perusahaan yang mengadopsi system Just In Time ke proses produksinya mestilah
merancang kembali fasilitas - fasilitas pabrikasinya dan kejadian - kejadian yang
memicu proses Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang
dalam sistem tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over
produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh
karena itu munculah ide Just In Time yang memproduksi apabila ada permintaan.
Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses
berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar,
yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal
tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah
untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui
usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Secara garis besarnya adalah masih terdapatnya unsur- unsur probabilistik dalam
melakukan keputusan untuk masalah-masalah sistem produksi. Filosofi dasar dari
sistem produksi western adalah bagaimana mengoptimalkan unsur-unsur sistem
produksi yang tersedia. Hal ini memungkinkan karena negara-negara barat waktu
itu masih memiliki resources yang cukup banyak.
Pada tahun 1970-an terjadi krisis minyak bumi yang sangat mempengaruhi industri-
industri barat sebagai consumer terbesar. Sedangkan Jepang tidak begitu
terpengaruh krisis tersebut karena Jepang sudah biasa hemat dalam menggunakan
resources khususnya minyak bumi. Akibatnya industri-industri barat mengalami
kemerosotan sedangkan sebaliknya di Jepang justru mulai muncul.
Pada tahun 1980-an sistem produksi jepang mulai menunjukkan keunggulan-
keunggulannya sedangkan barat justru baru mulai merekonstruksi dan
merestrukturisasi sistem produksinya baik melalui teknik-teknik produksinya
maupun manajemennya. Pada tahun 1990-an Jepang nampak berkembang pesat
dan jauh meninggalkan Eropa ataupun Amerika.
Sistem produksi Jepang dikenal dengan nama Sistem Produksi Tepat-Waktu (Just In
Time). Filosofi dasar dari sistem produksi jepang (JIT) adalah memperkecil ke
mubadziran (Eliminate of Waste). Bentuk kemubadziran antara lain adalah:
a. Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
c. Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.
Kelemahan JIT
Satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data
permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan
historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan
konsumen.
JIT TRADISIONAL
1. Sistem tarikan 1. Sistem dorongan
5. Pemanufakturan 5. Pemanufakturan
berstruktur seluler berstruktur departemen
TQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan pengendalian mutu
yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir
untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau bebas dari
kerusakan. Produk rusak haruslah dihindari karena dapat mengakibatkan
penghentian produksi dan ketidakpuasan konsumen.AQL (Accepted Quality
Level) dalam system tradisional adalah pendekatan pengendalian mutu yang
memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh
melebihi tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Just In Time merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai
produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan
baku, WIP, dan produk jadi. Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja
dikendalikan oleh operasi berikut, dimana setiap stasiun kerja (work station)
menarik output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan kenyataan ini, sering kali JIT disebut sebagai Pull System (system
tarik). Dalam system JIT, hanya final assembly line yang menerima jadwalproduksi,
sedangkan semua stasiun kerja yang lain dan pemasok (supplier) menerima pesanan
produksi dari subkuens operasi berikutnya. Dengan kata lain, stasiun kerja
sebelumya (stasiun kerja 1 ) menerima pesananproduksi dari stasiun kerja
berikutnya (stasiun kerja 2 ), kemudian memasok produk itu sesuai kuantitas
kebutuhan pada waktu yang tepatdengan spesifiksai yang tepat pula.