Anda di halaman 1dari 49

SEMINAR AKUNTANSI

Kelompok I
Yuliana Jasmin 46113005
Yunas Tanti 46113013
Fahriani 46113014
Rosalindah 46113029
P E N E R A PA N M E T O D E
JUST IN TIME UNTUK
M E N I N G K AT K A N
E F I S I E N S I B I AYA
P E R S E D I A N B A H A N B A KU

2
FILOSOFI DAN
DEFINISI JUST IN
Add Image TIME ( JIT )

Sistem Just In Time berkembang di negara Jepang karena


adanya keprihatinan industri-industri di Jepang. Pada saat itu
Jepang merupakan negara yang memiliki sumber daya alam
yang terbatas, ketergantungan pada energi dan bahan baku
import, dan keadaan geografisnya yang kurang
menguntungkan.
Oleh karena itu, Jepang melakukan berbagai macam usaha
untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya
produksi yang lebih rendah.
Jepang mengembangkan suatu inovasi terhadap pemborosan
dalam hal bahan baku, tempat, tenaga kerja, waktu serta biaya.
Harga tanah yang mahal akibat lahan yang sempit tidak
memungkinkan untuk membangun tempat penyimpanan
persediaan.

3
Pendekatan Just In Time dikembangkan oleh Mr.
Taiichi Ohno (mantan wakil presiden Toyota Motor
Company di Jepang) bersama rekannya di
pertengahan 1970. Pengembangan Just In Time di
Jepang adalah untuk menghindari atau

Lanjutan..
mengeliminasi pemborosan, menghindari produk-
produk rusak atau cacat dengan menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, mengeliminasi
pengerjaan ulang dan penumpukan persediaan.
Keberhasilan Just In Time pada Toyota Motor
Company menarik perhatian perusahaan lain di
Jepang

4
Pengertian
Just In
Time
Heizer dan Render
(2004)
Just In Time merupakan sebuah filosofi
pemecahan masalah secara berkelanjutan
dan memaksa dengan cara menghilangkan
pemborosan. Sistem Just In Time
merupakan upaya untuk mengurangi
Gaspersz, 1998 persediaan, dengan demikian memangkas
memproduksi produk yang dibutuhkan, segala biaya-biaya.
pada saat dibutuhkan oleh pelanggan,
dalam jumlah sesuai kebutuhan
pelanggan, pada tingkat kualitas prima, Imai, 1997
dari setiap tahap proses dalam sistem
sebuah sistem produksi yang dirancang untuk
manufacturing, dengan cara yang paling mendapatkan kualitas, biaya dan waktu
ekonomis dan efisien melalui eliminasi penyerahan sebaik mungkin, dengan
pemborosan dan perbaikan proses menghapuskan semua pemborosan yang
secara terus menerus terdapat dalam proses internal, sehingga
mampu menyerahkan produk yang dipesan
sesuai dengan kehendak konsumen secara
tepat waktu
5
Hanya memproduksi produk
ICON sejumlah yang diminta oleh
konsumen

Konsep ICON Memproduksi produk


Dasar Just bermutu tinggi

In Time ICON Memproduksi produk


Menurut Indrajid dan Pranoto
berbiaya rendah
(2003), terdapat lima tahap
pengenalan konsep dasar dari Memproduksi produk
ICON
Just In Time
berdaur waktu yang cepat

ICON Mengirimkan produk pada


konsumen tepa t waktu

6
Prinsip-prinsip Just In Time

Simplifi cation Cycle time

Cleanline ss a nd Agility
Organization

Visibility Variability Reduction &


Measure ment

7
ICON
Kuantitas
Karakteristik
Just In Time ICON
Kualitas

ICON
Pemasok
Sulastiningsih (1999)
ICON
Pengiriman

8
Menciptakan
fl eksibilitas produk
ICON yang tinggi

Meningkatkan efi siensi


Tu j u a n ICON proses produksi
Just In
Time ICON
Meningkatkan daya
kompetisi
Menurut Indrajid dan Pranoto
(2003)
Meningkatkan mutu
ICON barang

Mengurangi
ICON pemborosan

9
Manfaat Just In Time

1 Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya penghe matan


karena pengurangan biaya-biaya persediaan

2 Lokasi yang tadinya untuk me nyimpan pe rsediaan dapat


digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktivitas
meningkat

3 Waktu untuk melakukan aktivitas produksi be rkurang,


sehingga dapat menghasilkan jumlah produk lebih ba nyak
dan cepat merespon konsumen. Tingkat produk cacat
berkurang, me ngakibatkan penghematan dan kepuasan
ko nsumen me ningkat
1
Faktor Pendukung Just In Time

1 Faktor Supplier & 4 Faktor Quality


Inventory Management

2 Faktor Scheduling 5 Faktor Preventive


Maintenance

3 Faktor Layout 6 Faktor Employee


Empowe rment

1
Latar Belakang
Add Image Penelitian
Persediaan bahan baku yang cukup memadai, maka perusahaan
memerlukan adanya pengendalian yang tepat dalam usaha mencegah
pemborosan atau kelebihan bahan baku dan untuk meningkatkan efisiensi
dalam proses produksi. salah satu metode umum yang diterapkan
perusahaan untuk mengolah bahan baku adalah dengan menggunakan
metode EOQ (Economical Order Quantity) dan Material requirement
Planning (MRP). Dengan metode EOQ (Economical Order Quantity) dan
Material requirement Planning (MRP), perusahaan harus mengeluarkan
biaya untuk menyimpan bahan baku serta biaya untuk melakukan
pemesanan bahan baku, karena metode ini menganggap persediaan
sangat diperlukan untuk ketidakpastian permintaan pemasok bahan
baku dan tanggung jawab pemesanan. Metode ini dirasakan kurang
efektif dan tidak relevan dengan kondisi perekonomian saat ini, dimana
perusahaan harus dapat menekan biaya seminimal mungkin.

1
Suatu metode yang dapat mengefisiensikan
biaya-biaya yang berhubungan dengan
persediaan tanpa harus menurunkan kualitas
produk yaitu dengan metode Just In Time (JIT). Just
In Time adalah filosofi yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh internal lainnya
dalam suatu organisasi. Empat aspek pokok Just
In Time meliputi; aktivitas yang tidak bernilai
tambah harus dieliminasi, komitmen untuk selalu
meningkatkan mutu, penyempurnaan yang

Lanjutan
berkesinambungan, dan penyederhanaan aktivitas.
Sistem Just In Time menitik beratkan pada
pembelian persediaan dalam jumlah yang tepat,
waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat.
Pada sistem ini ciri yang utama adalah tidak
adanya persediaan karena persediaan dianggap
hanya merupakan pemborosan. Dalam sistem
produksi Just In Time, persediaan dibeli sangat
kecil dengan pengiriman berkala dan tepat
waktu saat digunakan. Tujuan utama just in time
adalah menghilangkan pemborosan dan
konsisten dalam meningkatkan produktivitas.

1
Fenomen
a Bagaimana metode Just In Time dapat
Meningkatkan Efisiensi Biaya

Penelitia Persediaan Bahan Baku Sebagai


Penunjang Kelancaran Produksi pada
CV. Megah Jaya Gresik?

1
Tujuan Untuk mengetahui metode Just In Time Dalam
Usaha Meningkatkan Efisiensi Biaya

Penelitia Persediaan Bahan Baku Sebagai Kelancaran


Proses Produksi dapat diterapkan pada CV.
Megah Jaya Gresik

1
Te o r i - t e o r i Te r k a i t
Penelitian
Persediaan

Kartikahadi (2002:29) Supriyono (2002:299)


persediaan merupakan unsur yang paling aktif alasan persediaan diperlukan atau penting
dalam kegiatan operasi perusahaan yang dapat digolongkan menjadi 3 alasan pokok,
secara kontinue diperoleh, diubah dan yaitu:
kemudian dijual kembali 1. Menyeimbangkan kedua perangkat biaya
sehingga biaya total untuk pemesanan
dan penyimpanan dapat
diminimalisasikan.
2. Menghadapi ketidakpastian permintaan.
3. Memanfaatkan potongan harga dan
menghindari kenaikan harga yang
diperkirakan.

17
alasan perusahaan
mengadakan persediaan
bahan baku
1. 2. 3.
Bahan baku yang digunakan Jika terdapat keadaan bahan Manajemen perusahaan
untuk diproses produksi baku yang diperlukan untuk harus dapat memutuskan
dalam perusahaan tidak proses produksi tidak ada untuk menyelenggarakan
dapat dibeli atau dalam perusahaan, atau persediaan bahan baku
didatangkan satu per satu perusahaan tidak dalam unit yang cukup
sebesar jumlah yang mempunyai persediaan banyak, agar terhindar dari
diperlukan serta pada saat bahan baku, sedangkan keadaan kekurangan bahan
bahan baku itu akan bahan baku yang dipesan baku.
dipergunakan untuk proses belum datang, maka proses
produksi. produksi akan terhenti
karena tidak ada bahan
baku untuk kegiatan proses
produksi

1
Perbedaan Pendekatan Just
In Time

1
Sistem Pembelian JIT

Supriyono, 2002:67 Hongren (2008:337)


Sistem pembelian JIT mengharuskan pembelian bahan-bahan atau barang
adanya sistem penjadwalan pengadaan sedemikian sehingga mereka
barang dengan cara sedemikian rupa dikirimkan hanya pada saat
sehingga dapat dilakukan penyerahan
dibutuhkan bagi produksi atau
segera untuk memenuhi permintaan
penjualan
atau penggunaan

2
Efisiensi biaya adalah tidak membuang
waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan

Efi siensi
rencana dan tujuan. Istilah efisiensi
mempunyai arti yang sangat spesifik,
biasanya efisiensi sering dikaitkan
dengan perbandingan output dan input

Biaya dimana semakin besar perbandingan


output atau inputnya maka akan semakin
efisiensi suatu usaha.

2
Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Jenis Penelitian
kualitatif
dan Gambaran

Didalam penelitian ini sumber data yang dikumpulkan dan


Sumber
digunakan adalah data primer dan Data Sekunder
Data

Te k n i k Interview, Observasi, Dokumenter


Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada ketepatan
Sa t u a n
waktu, mutu dan jumlah didalam sistem pembelian persediaan
Ka j ia n
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara teori-teori yang
Te k n i k diperoleh dari hasil studi kepustakaan dengan data-data yang diperoleh
Analisis Data saat survey dan studi lapangan

2
Hasil Penelitian
dan Pembahasan

ICON ICON
Selama proses produksi, bahan baku sangat
dibutuhkan. Diperlukan juga adanya bahan
pembantu sebagai pelengkap bahan baku.
Bahan baku dan bahan pembantu untuk proses

Hasil produksi ada beberapa macam, antara lain: (a) Plat


hitam (b) Kawat las (c) Baut (d) Cat besi Dan
kebutuhan rata-rata bahan baku setiap bulan

Penelitia
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

2
Add an image Dalam melakukan
pesanan bahan baku
dan untuk mengetahui
harga bahan baku
dapat dilihat pada
tabel
Add an
image

2
Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku

B i ay a Pe m e sa n a n
Biaya Pemesanan B iay a Pe n y i mp an an M e n u r u t Per u sa h aa n
biaya yang ditanggung oleh biaya untuk menyimpan Biaya pemesanan yang
perusahaan sebagai akibat persediaan barang yang
adanya pemesanan persediaan ditetapkan perusahaan:
dijual.
bahan baku. Biaya-biaya
(Total biaya pemesanan x
pemesanan tersebut mencakup
tiga macam biaya, yaitu: biaya Pembelian bahan baku)/Total
telepon, biaya angkut, pembelian, Biaya Pembelian Bahan Baku
dan biaya administrasi dan umum.

2
Berdasarkan data yang penulis sajikan pada tabel
diatas, dapat diketahui bahwa total biaya
pemesanan untuk bahan baku plat hitam, kawat las,
baut dan cat besi selama tahun 2012 sebesar Rp

Biaya 15.000.870.-.

Pemesana
n

2
Biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh CV.
Megah Jaya Karoseri untuk menyimpan bahan baku
plat hitam, kawat las, baut, cat besi dapat dilihat

Biaya
pada tabel dibawah ini:

Penyimpana
n

2
biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh CV.
Megah Jaya Karoseri untuk menyimpan
bahan baku plat hitam, kawat las, baut, cat

Biaya besi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Pemesanan
Menurut
Perusahaan

2
Dari penjelasan tabel 1-5 diatas, yang berkaitan
dengan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan bahan baku, maka dapat diketahui
total biaya persediaan bahan baku yang
dikeluarkan oleh CV. Megah Jaya Karoseri selama
tahun 2012 tersaji pada tabel berikut ini:

3
Data yang dianalisa berkaitan dengan
biaya persediaan bahan yang ada pada CV.

Analisis
Megah Jaya Karoseri, dimana perhitungan
biaya persediaan bahan selama ini dalam
perusahaan mengelola menggunakan
metode tradisional, perusahaan mengalami

Hasil
kendala pemborosan dalam persediaannya
bahan bakunya, hal ini disebabkan karena
tidak adanya kebijakan yang tepat untuk
mengendalikan persediaan bahan baku

Penelitia tersebut. Dengan banyaknya persediaan


bahan baku digudang maka akan terjadi
penambahan biaya penyimpanan, sehingga

n
akibatnya perusahaan akan menanggung
biaya persediaan bahan baku yang cukup
tinggi dan tidak terdapat efisiensi biaya
persediaan bahan baku.

3
Pembahasan

3
Penerapan pembelian just in time pada CV.
Sistem Megah Jaya Karoseri bahwa perusahaan tidak
menyimpan bahan baku digudang dalam artian

Pembelia persediaan bahan baku digudang adalah tidak


ada sama sekali yaitu nol. Perusahaan hanya

n Bahan membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan


untuk memproduksi produk. Karena perusahaan
menginginkan efisiensi bahan baku yang
Baku Just maksimal yaitu dengan jalan menghilangkan
biaya persediaan terutama untuk biaya
In Time penyimpanan maka pengeluaran untuk biaya
penyimpanan adalah nol rupiah.

3
Frekuensi pembelian bahan baku plat
Fr e k u e n s hitam, kawat las, baut, dan cat besi yang
biasanya dikirim oleh pemasok satu bulan

i sekali sehingga dalam satu tahun terjadi (12)


kali frekuensi pengiriman barang pesanan,

pembelia apabila frekuensi pembelian just in time


perusahaan menginginkan frekuensi
pemesanan bahan baku dalam satu bulan
n bahan dilakukan dua kali, dengan demikian
frekuensi pengiriman bahan sistem just in
baku time akan menjadi (24) kali dalam satu
tahun.

3
Biaya Perusahaan tidak menyimpan persediaan
bahan baku digudang. Sehingga perusahaan
penyimpana tidak mengeluarkan biaya untuk
n penyimpanan, maka biaya penyimpanan nol
rupiah. Berkaitan dengan biaya
penyimpanan perusahaan memberikan
prosentase biaya penyimpanan untuk bahan
baku plat hitam, kawat las, baut dan cat besi
sebesar 8% dari nilai rata-rata persediaan.
Sedangkan nilai rata-rata persediaan bahan
berasal dari kebutuhan bahan baku stiap
satu bulan dikali dengan harga bahan
baku dibagi dua. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka dapat disajikan dalam tabel yang
berkaitan dengan biaya tradisional dan sistem
biaya just in time seperti tabel

3
Berikut ini adalah besarnya biaya pemesanan yang
dikeluarkan oleh CV. Megah Jaya Karoseri untuk masing-
masing bahan baku dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Biaya
Pemesana
n

3
Dengan menggunakan kebijakan just in time maka
perusahaan memperkirakan terjadinya biaya
kekurangan persediaan sebesar 5% dari total
persediaan per tahunnya dan perusahaan juga harus
menanggung tambahan biaya untuk mempercepat
pesanan bahan baku 12% dari harga bahan baku.
Berikut ini adalah besarnya biaya kekurangan persediaan
yang dikeluarkan oleh CV. Megah Jaya Karoseri untuk
Biaya masing-masing bahan baku dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Kekuranga
n
Persediaan

3
Perhitungan Biaya
Persediaan
Dengan Sistem
Just In Time

3
1. Plat hitam

berikut ini adalah penjelasan biaya persediaan bahan plat hitam dengan
perhitungan sistem just in time, berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka
dapat dibuatkan tabel perbandingan biaya persediaan bahan baku plat hitam antara
kebijakan pembelian tradisional dengan sistem just in time seperti yang tersaji table
berikut ini:

3
4
2. Kawat Las
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka dapat diibuatkan tabel perbandingan biaya
persediaan bahan baku kawat las antara kebijakan pembelian tradisional dengan sistem just in time
seperti yang tersaji berikut ini:

4
3. Baut
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka dapat diibuatkan tabel perbandingan
biaya persediaan bahan baku baut antara kebijakan pembelian tradisional dengan
sistem just in time seperti yang tersaji berikut ini:

4
4. Cat Besi
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka dapat diibuatkan tabel perbandingan
biaya persediaan bahan baku plat hitam antara kebijakan pembelian tradisional
dengan system just in time seperti yang tersaji berikut ini:

4
Dari hasil perhitungan mengenai biaya persediaan bahan baku yang selama ini
perusahaan menggunakan metode tradisional dengan kebijakan biaya persediaan
bahan baku dengan menggunakan sistem just in time selama tahun 2012 terjadi
perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

4
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui nilai persediaan
bahan baku yang ada pada CV. Megah Jaya karoseri pada tahun
2012 sesuai dengan hasil perhitungan secara tradisional sebesar
Rp. 10.892.328.903 sedangkan hasil dari just in time sebesar
Rp. 9.669.765.400,- sehingga ada efisiensi nilai biaya bahan
baku dari kebijakan just in time sebesar Rp. 1.222.563.503,-

4
Kesimpulan

1. 2. 3.
Dalam melaksanakan kegiatan Dalam usaha meningkatkan Dari penerapan Just In Timediatas,
pembelian penentuan biaya efisiensi biaya persediaan bahan maka dapat dapat
persedian bahan baku CV. baku perusahaan dapat
Megah Jaya Karoseri menggunakan metode Just In diketahui nilai persediaan bahan
menggunakan metode tradisional, Time, pembelian dilakukan baku CV. Megah Jaya Karoseri
sehingga mengalami pemborosan dengan jumlah yang kecil dan pada tahun 2012 sesuai dengan
seperti didalam gudangn terdapat pengiriman secara berkala, hasil perhitungan secara tradisional
banyak persediaan bahan baku. sehingga dapat menekan
sebesar Rp 10.892.328.903,-
Maka akan terjadi penambahan terjadinya biaya penyimpanan.
biaya penyimpanan, sehingga Metode Just In Time tidak akan sedangkan dari hasil perhitungan
akibatnya perusahaan akan dilakukan tanpa ada komitmen Just In Time nilai persediaan
menanggung biaya persediaan pada pengendalian mutu secara bahan baku pada tahun 2012
bahan baku yang cukup tinggi total, dimana pada dasarnya sebesar Rp
dan tidak terdapat efisiensi adalah berusaha untuk
biaya persediaan. menyempurnakan mutu agar 9.669.765.400,- sehingga ada
proses produksi bebas dari efisiensi nilai persediaan bahan
kerusakan.
baku dari kebijakan Just In Time
sebesar Rp 1.222.563.503,-.

4
Saran

1. 2. 3.
Perusahaan dapat Agar sistem Just In Time Perusahaan diharapkan
melakukan cost reduction dapat diterapkan dengan dapat menghilangkan segala
(penurunan biaya) untuk baik, maka perusahaan aktivitas yang tidak bernilai
mengefisiensikan persediaan perlu menjalin kerja sama tambah dengan jalan tidak
bahan baku dengan jalan yang erat dengan supplier menyimpan persediaan di
menerapkan kebijaksanaan dengan cara mengadakan gudang. Melakukan
pembelian Just In Time. kontrak jangka panjang pembeliaan dalam jumlah
Dengan menerapkan sistem sehingga akan yang kecil dan pengiriman
pembeliaan Just In Time memperlancar jalannya secara berkala sehingga
perusahaan dapat perusahaan serta lebih terjadi efisiensi biaya
memperoleh informasi yang mengutamakan supplier persediaan.
relevan mengenai efisiensi yang lokasi terdekat dan
biaya bahan baku, karena mengurangi supplier yang
bahan baku merupakan pokok lokasinya jauh karena adanya
biaya dan merupakan permintaan yang berfluktuasi
masalah penting dalam dapat mempengaruhi
perusahaan manufaktur jalannya proses produksi.
terutama bagi CV. Megah
Jaya Karoseri 4
D A F TA R P U S TA K A

Hansen, D. R dan M. Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi 4. Jilid 1.

Erlangga. Jakarta. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Buku Satu. Salemba


Empat. Jakarta.

https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/300/292 (diakses tanggal 03 April


2017)

4
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai