Anda di halaman 1dari 16

BAB II

HASIL KEGIATAN

A. Latar Belakang

Sebuah kebanggan tersendiri bisa melakukan sebuah tindakan


amal yang berbau kesehatan. Tindakan yang diboncengi dengan rasa
persaudaraan dan juga rasa ingin menolong sesama serta ingin
belajar bagimana menghadapi masyarakat dengan berbagai jenis
kultur dan tingkah laku. Salah satu tindakan yang hendaknya
dibudidayakan oleh setiap lapisan sehingga mampu menghadirkan
ketenangan dan juga memupuk silaturahmi antar sesama.

Bakti Sosial adalah suatu bentuk pengabdian dari Kantor


Kesehatan Pelabuhan kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di
sekitar pesisir laut. Kegiatan ini akan memupuk rasa silaturahmi
antara kedua belapihak serta menciptakan hubungan yang harmonis
antara masyarakat di sekitar pesisir laut dengan Kantor Kesehatan
Kelautan bersama dokter muda yang sedang menajalin kepanitraan
Klinik di Kantor KesehatanPelabuhan. Pelayanan kesehatan berupa
pengobatan dan penyuluhan adalah hal dasar dan paling penting
dalam menciptakan sebuah lingkungan sehat. Sentuhan-sentuhan
yang dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan salah satu
tindakan yang sangat kecil namun sangat banyak bermanfaat untuk
masyarakat di sekitar pesisir laut. Sebuah pelayanan publik terhadap
segala jenis penyakit yang tersebar pada masyarakat di sekitar pesisir
laut mendorong kami untuk lebih jauh mengenal dan mengobati serta
mencari data yang real terhadap situasi tersebut.

Tonggak sejarah telah diukir oleh pendahulu-pendahulu yang


berjuang untuk membangun daerah yang luas lautannya lebih luas
dari daratannya menghadirkan sebuah semangat baru untuk tetap
menciptakan daerah yang sehat dan maju.

9
B. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk:


1. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan medis
sebagai sarana aktualisasi diri dokter muda untuk menjadi
tenaga medis yang professional dalam melakukan Pengobatan
umum, pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil,
Melakukan pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil,
Melakukan pemeriksaan hemoglobin, Melakukan skrining sifilis
pada ibu hamil yang berkunjung,
2. Memberi motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya
kesadaran dalam meningkatkan wawasan terutama di bidang
kesehatan dan pendidikan.
3. Mempererat hubungan kekeluargaan antara dokter muda dengan
masyarakat setempat.
4. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
mengenai kondisi kesehatan yang aktual di lingkungan
pelabuhan.

C. JENIS KEGIATAN
Jenis dari kegiatan ini yaitu:
1. Konseling dan Pengobatan Umum
2. Konseling & Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi, skrining
sifilis pada ibu hamil yang berkunjung.
3. Penyuluhan Kesehatan pada Tiga Pelabuhan ( Pelabuhan
Nusantara, Pelabuhan Ferry, Pelabuhan Samudra ).

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

10
Tabel .1. Jadwal kegiatan

Waktu Tempat Jenis Kegiatan


1. Melapor dan
penerimaan Dokter
Muda oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan
Senin, Kantor Kesehatan 2. Penerimaan Materi:
25 Mei 2015 Pelabuhan - Pengenalan KKP
- Pengenalan PKSE
-Pengenalan PRL
3. Membuat Rencana
Kegiatan

1. Konseling dan
Pengobatan Umum
2. Konseling &
Kantor Camat Mata
Selasa, Pemeriksaan Obstetri
Kota Kendari
26 Mei 2015 dan Ginekologi,
Sulawesi Tenggara
skrining sifilis pada
ibu hamil yang
berkunjung.

Penyuluhan Mengenai
Pelabuhan Nusantara Bahaya kebisingan dan
pencahayaan di Ruang
tempat kerja
Penyuluhan Mengenai
Rabu, Pentingnya
27 Mei 2015
Pelabuhan Ferry Penggunaan APD
dalam Lingkungan
Pelabuhan
Penyuluhan Mengenai
Pelabuhan Samudra Pertolongan pertama
pada kecelakaan kerja

E. HASIL KEGIATAN
1. Rincian tenaga medis dan paramedis
a. Dokter umum = 4 orang
b. Dokter Muda (Coass) = 6 orang
c. Perawat = 4 orang

11
d. Bidan = 3 orang
e. Farmasi/Apoteker = 1 orang
f. Keluarga besar staf KKP = 4 orang
g. Satpam = 2 orang
h. Wartawan = 4 orang
TOTAL = 28 orang
2. Hasil Konseling dan Pengobatan Umum
Tabel.2.Daftar Hasil Konseling dan Pengobatan Umum

No. Nama Pasien P/L Usia Diagnosis


1. Tn. La L 45 Tahun Dispepsia + Myalgia
2. Tn. Am L 50 Tahun Dispepsia + Cephalgia
3. Ny. An P 38 Tahun Dispepsia
4. Ny.Ac P 28 Tahun Dispepsia + Cephalgia
5. Tn. Ab L 66 Tahun Dispepsia
6. Ny. Wd P 30 Tahun Dispepsia
7. Ny. Si P 50 Tahun Dispepsia + Myalgia
8. Ny. Ha P 51 Tahun Dispepsia + Cephalgia
9. Ny. Si P 81 Tahun Dispepsia
10. Ny. Nu P 40 Tahun Dispepsia + Cephalgia
11. Ny. Han P 64 Tahun Dispepsia + Myalgia
12. Tn. La L 56 Tahun Dispepsia
13. Ny. N P 54 Tahun Dispepsia + HT + OA
14. Ny. Er P 36 Tahun Dispepsia
15. Ny. Ai P 43 Tahun Cephalgia
16. Tn. Ant L 34 Tahun Cephalgia
17. Ny.Ka P 28 Tahun Cephalgia
18. Ny. Nr P 44 Tahun Cephalgia + Dermatitis
19. Ny. St P 47 Tahun ISK
20. Tn. Sa L 40 Tahun Scabies
21. Ny. Mu P 40 Tahun Dermatitis Alergi
22. Ny. Su P 49 Tahun Dermatitis Alergi
23. Tn. Jh L 52 Tahun Neurodermatitis + Artritis
24. Ny. Mi P 60 Tahun Myalgia
25. Tn. E L 63 Tahun Dispepsia + Artritis
26. Tn. P L 49 Tahun Cephalgia
27. Ny.R P 52 tahun Artritis + ISPA
28. Ny. M P 51 tahun Dispepsia + Artritis
29. Tn. L L 69 Tahun ISPA
30 An. I P 7 Bulan ISPA
31. Nn. M P 17 Tahun ISPA
32. Ny.U P 43 Tahun ISPA
33. Tn. W L 60 Tahun TB Relaps
34. Tn. Me L 34 Tahun ISPA
35. Ny. Wy P 64 Tahun TB Relaps

12
36. Ny. Fa P 39 Tahun Dispepsia
37. Ny. Ft P 50 Tahun Post Op. Miom
38. Ny. Sm P 56 Tahun Atritis
39. Ny. Nl P 53 Tahun Cephalgia + Atritis
40. Tn. Bd L 42 Tahun DM tipe 2
41. Ny. Jl P 55 Tahun Neuropati Diabetik
42. Ny. Mt P 63 Tahun Hipertensi
43. Ny. Sg P 60 Tahun CTS
44. Ny. Ud P 54 Tahun Hipertensi + OA
45. Tn. Ab L 65 Tahun Hipertensi
46. Tn. Da L 40 Tahun Hipertensi
47. Ny. Nh P 59 Tahun Hipertensi
48. Ny. Sr P 60 Tahun Hipertensi
49. Ny. Nh P 40 Tahun Hipertensi + Atritis
50. Ny. W P 75 Tahun Hipertensi
51. Ny. Hr P 49 Tahun Hipertensi
52. Ny. Mw P 49 Tahun Hipertensi
53. Ny. Si P 60 Tahun Hipertensi + Dispepsia
54. Ny. Ab P 72 Tahun Hipertensi + Myalgia
55. Ny. Saf P 50 Tahun Hipertensi
56. Ny. Hr P 47 Tahun Hipertensi + ISPA
57. Ny. Nl P 40 Tahun Hipertensi + Otalgia + Dispepsia
58. Tn. Al L 93 Tahun Hipertensi + Artritis
59. Tn. Yf L 50 Tahun Hipertensi
60. Ny. Sn P 69 Tahun Hipertensi + OA
61. Tn. Ml L Tahun Hipertensi + DM
62. Ny. Su P 56 Tahun Hipertensi + Dispepsia
63. Ny. Sm P 34 Tahun Hipertensi + Dispepsia
64. Ny. Sh P 60 Tahun Hipertensi + Dispepsia
65. Ny. Hf P 50 Tahun Hipertensi
66. Ny. Sh P 67 Tahun Hipertensi
67. Ny. Sy P 47 Tahun Hipertensi
68. Ny. Wn P 73 Tahun Hipertensi + Dispepsia
69. Ny. Sl P 44 Tahun Hipertensi
70. Tn. S L 47 Tahun Hipertensi
71. Ny. Nj P 58 Tahun Hipertensi + DM
72. Ny. Pu P 48 Tahun Hipertensi
73. Ny. Mi P 63 Tahun Hipertensi
74. Tn. Lo L 61 Tahun Hipertensi + Dispepsia
75. Ny. Ss P 63 Tahun Hipertensi + Dispepsia
76. Ny. F P 33 Tahun Hipertensi
TOTAL JUMLAH PASIEN : 76 ORANG

13
Gambar.1. Grafik Presentasi Kunjungan Pasien Pengobatan Umum
35
30
25
20
15
Kunjungan Pasien 10 Jumpal pasien
5
0

Nama Penyakit

Gambar.2. Presentasi Tiga Penyakit Terbanyak Berdasarkan Jenis Kelamin

30

25

20

Kunjungan Pasien 15

10

0
Hipertensi Dispepsia Artritis

14
3. Konseling & Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi, skrining
sifilis pada ibu hamil yang berkunjung.

Tabel. 3. Daftar Pasien Obstetric Dan Ginekologi

TD HB
No Nama Umur Sifilis Trimester Diagnosis
(mmHg) (gr/dl)
G2P1A0 gravid
1 Ny I 19th 117/68 9,2 - III preterm UK
28minggu
Perdarahan Hamil
2 Ny. A 32th 120/90 9,5 - muda suspek
Ab.inkomplit
G2P1A0 gravid
3 Ny. W 20th 100/60 10 - III pretem UK
32minggu
G3P1A1 gravid
4 Ny. M 24th 117/75 9,5 - I preterm UK
16minggu
G4P3A0 gravid
5 Ny.R 35th 100/70 9 - II pretem UK
20minggu
G1P0A0 gravid
6 Ny.Ra 20th 120/70 10 - III pretem UK
32minggu
G3P2A0 gravid
7 Ny.Wi 22th 100/70 11 - II pretem UK
20minggu
G1P0A0 gravid
8 Ny.Ti 19th 100/80 9,5 - III preterm UK
32minggu
9 Ny.Ri 41th 105/63 13 - II G2P1A0 gravid

15
preterm UK
22minggu
G2P1A0 gravid
10 Ny. Ci 24th 100/60 9,5 - III preterm UK
34minggu
G1P0A0 gravid
11 Ny.Su 23th 100/60 9,2 - II pretem UK
27minggu
G2P1A0 gravid
12 Ny.Nu 25th 100/65 9,2 - II pretem UK
24minggu
G1P0A0 gravid
13 Ny. Is 23th 130/100 10 - I pretem UK
13minggu
G2P1A0 gravid
14 Ny. E 25th 130/70 10,2 - III pretem UK
33minggu
G2P1A0 gravid
15 Ny. Ra 24th 110/60 8,8 - II pretem UK
16minggu
G1P0A0 gravid
16 Ny. Ay 19th 120/60 8,8 II pretem UK
24minggu

Gambar. 3.Grafik dan Tabel Presentasi Kunjungan Ibu Hamil


18
16
14
12
10
Kunjungan 8
6
4
2
0
Trimester I Trimester II Trimester III Total

16
4. Penyuluhan Kesehatan pada Tiga Pelabuhan ( Pelabuhan
Nusantara, Pelabuhan Ferry, Pelabuhan Samudra ).

Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang


dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat
menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja (PAK). Menurut
International Labour Organization (ILO) tentang kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja di dunia tahun 2013 dari 2,8
milyar pekerja yang mengalami kematian sebanyak 2,2 juta
orang karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Data
dari ILO menyebutkan bahwa penyebab kematian yang
berhubungan dengan pekerjaan diantaranya adalah kanker
(34%), kecelakaan (25%), peyakit saluran pernapasan (21%),
penyakit kardiovaskuler (15%) dan lain-lain (5%).

a. Penyuluhan Mengenai Pentingnya Pencahayaan di Ruang


tempat kerja (KMR. Cantika)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan dari
setiap orang hidup secara produktif baik sosial dan ekonomi.
Untuk itu upaya kesehatan bagi tiap individu perlu dijaga dan
ditingkatkan di manapun individu itu berada, tidak terkecuali di
tempat kerja, karena di tempat kerja terdapat berbagai macam
faktor fisik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Salah satu faktor fisik yang ada di tempat
kerja yaitu penerangan.

17
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan
mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan
mental, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala
sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya
kecelakaan Penerangan yang baik adalah penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang
dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang
tidak perlu.
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan
disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja
yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka
waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi
pandangan yang tidak nyaman Sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, tentang Persyaratan
Lingkungan Kerja Industri, Pencahayaan di Ruangan, untuk
jenis kegiatan pekerjaan rutin, seperti : pekerjaan
kantor/administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan
perakitan/penyusun tingkat pencahayaan minimalnya adalah 300
Lux.
1) Pengertian Penerangan Di Tempat Kerja
Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang
tiba pada satu luas permukaan. Penerangan berdasar
sumbernya dibagi menjadi tiga, pertama penerangan alami
yaitu penerangan yang berasal dari cahaya matahari, kedua
penerangan buatan yaitu penerangan yang berasal dari
lampu, dan yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan
yaitu penggabungan antara penerangan alami dari sinar
matahari dengan lampu/penerangan buatan.
2) Sistem Pencahayaan
Ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu :
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

18
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi
indirect lighting).
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
3) Standart Pencahayaan di Ruangan
Kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari jenis
pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat
kerja tidak memadai.
4) Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
a) Untuk melakukan penyuluhan akan pentingnya
pencahayaan ditempat kerja
b) Untuk memberikan infomasi kepada pekerja pelabuhan
akan pentingnya pencahayaan ditempat kerja
c) Untuk memberikan informasi bahaya akan kurangnya
penerangan di tempat kerja
d) untuk memberikan informasi akan pencahayaan normal
ditempat kerja
5) Manfaat
a) Pekerja dapat mengetahui tentang pencahayaan yang
baik dan benar ditempat kerja
b) Pekerja dapat mengetahui bahaya akan kurangnya
pencahayaan di tempat kerja
c) Pekerja mengetahuhi nilai kebutuhan pencahayaan
normal ditempat kerja
6) Sasaran

Waktu dan Lokasi

a) Waktu pelaksanaan : Rabu, 27 Mei 2015


b) Lokasi : Pelabuhan Nusantara Kota Kendari
7) Metode kegiatan
Adapun metode kegiatan ini adalah dengan melakukan
penyuluhan menggunakan brosur yang dibagikan terhadap
semua pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Kendari
terkhusus para ABK kapal di pelabuhan nusantara
8) Hasil Kegiatan

19
Kegiatan ini di ikuti oleh 8 orang yang terdiri dari 4 orang
dari dokter muda Fakultas Kedokteran UHO, 4 orang
pegawai dari Kantor Kesehatan Pelabuhan. Seluruh buruh
pelabuhan yang ada di pelabuhan Nusantara dan ABK kapal
di pelabuhan Nusantara. Kegiatan ini berjalan dengan baik,
peserta cukup antusias dalam mengikuti dan memperhatikan
serta menyajukan pertanyaan saat kegiatan ini berlangsung.

9) Hambatan
Adapun hambatan yang terjadi saat kegiatan berlangsung
adalah:
a) Peserta penyuluhan tidak terlalu banyak, karena
penyuluhan dilakukan saat kapal belum beroperasi
penuh.
b) Rendahnya pendidikan sebagian peserta penyuluhan
sehingga kurang peduli tentang informasi kesehatan
yang akan diberikan.
c) Sebagian besar diantara mereka sedang melakukan
tugas masing-masing sehingga mendengarkan
informasi yang diberikan saat penyuluhan.
d) Peserta penyuluhan tiddak terkumpul disatu tempat
untuk menddengarakan penyuluhan
b. Penyuluhan Mengenai Pentingnya Penggunaan APD dalam
Lingkungan Pelabuhan

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat


yang digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari
potensi bahaya serta kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat
terjadi di tempat kerja. Penggunaan APD oleh pekerja saat
bekerja merupakan suatu upaya untuk menghindari paparan
risiko bahaya di tempat kerja. Walaupun upaya ini berada pada
tingkat pencegahan terakhir, namun penerapan alat pelindung
diri ini sangat dianjurkan.

20
Pelabuhan Ferry Kendari adalah pelabuhan yang lokasinya
berada di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang
memiliki peranan yang penting dalam kegiatan bongkar muat
barang. Kondisi lingkungan kerja di pelabuhan ferry Kendari
memiliki risiko potensi bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja. Salah satu bidang pekerjaan yang perlu
mendapat perhatian adalah tenaga kerja bongkar muat (TKBM).
TKBM adalah orang yang berisiko terpapar debu, dan kegiatan
bongkar muat merupakan kegiatan yang menimbulkan risiko
potensi bahaya dimana tempat kerjanya berada pada daerah
terbuka, sehingga mempunyai risiko bahaya kesehatan. Adapun
risiko bahaya kesehatan berasal dari kegiatan bongkar muat
ketika TKBM melakukan pembongkaran bahan baku aluminium
dan semen dimana kedua bahan baku ini dapat membahayakan
kondisi kesehatan, jika kegiatan pembongkaran bahan baku dari
palka kapal ke dermaga, TKBM tidak menggunakan APD
sehingga berisiko mengalami gangguan saluran pernafasan.
Perilaku TKBM dalam penggunaan APD saat melakukan
pekerjaan merupakan perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh
pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan
TKBM dalam penggunaan APD yang memiliki manfaat untuk
pencegahan bahaya dan penyakit akibat kerja. Dengan adanya
pengetahuan diharapkan tumbuhnya sikap kesadaran dari diri
TKBM dalam penggunaaan APD untuk pencegahan bahaya dan
penyakit akibat kerja pada saat bekerja.
1) Dasar Hukum
a) Undang-undang No.1 tahun 1970.
Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk
memberikan APD

21
Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD.
Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD.
Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan
menyediakan APD secara cuma-Cuma
b) Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga
kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan
penyakit akibat kerja.
c) Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat
mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi
serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja
d) Permenakertrans No.Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang
mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung
diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung
tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan
pelindung pernafasan.
2) Tujuan
a) Tujuan Umum
Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan alat
pelindung diri dalam lingkungan pelabuhan di
Pelabuhan Ferry Kendari.
b) Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan tentang definisi APD,
pentingnya APD, jenis-jenis APD dan bahaya serta
penyakit akibat kerja kepada pekerja TKBM di
Pelabuhan Ferry Kendari

22
Membagikan masker kepada pekerja TKBM
sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit
akibat kerja di Pelabuhan Ferry Kendari
3) Manfaat
a) Agar menambah pengetahuan pekerja TKBM tentang
pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam
lingkungan pelabuhan.
b) Menumbuhkan kesadaran pekerja TKBM agar selalu
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
4) Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran kegiatan ini adalah pekerja TKBM di
Pelabuhan Ferry Kendari
5) Waktu dan Lokasi
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 27 Mei 2015
Pukul : 09.00-10.30 WITA
Tempat Pelaksanaan : Pelabuhan Ferry Kendari
D. Metode
1. Penyuluhan dilakukan secara kelompok dan individu
2. Memberikan penyuluhan kepada pekerja TKBM mengenai
pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam lingkungan
pelabuhan.
3. Pembagian leaflet tentang pentingnya penggunaan alat
pelindung diri dalam lingkungan pelabuhan.
4. Memperlihatkan beberapa contoh alat pelindung diri yang
digunakan di Pelabuhan
5. Pembagian masker kepada pekerja TKBM di Pelabuhan
Ferry Kendari
E. Hasil Kegiatan
1. Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung
diri dalam lingkungan pelabuhan pada pekerja TKBM di
Pelabuhan Ferry Kendari berjalan dengan baik.
2. Para pekerja TKBM memperhatikan konseling dan
mengajukan pertanyaan pada saat kegiatan berlangsung.
3. Sebagian besar para pekerja TKBM telah mengetahui
pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam
lingkungan pelabuhan. Namun, kesadaran dari pekerja

23
TKBM untuk menggunakan alat pelindung diri saat
bekerja masih kurang.
F. Hambatan
1. Sebagian pekerja TKBM sedang bekerja sehingga
tidak turut serta saat penyuluhan.
2. Tidak tersedianya tempat untuk melakukan penyuluhan
secara massal.
c. Penyuluhan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Kerja (P3K)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan kerja (P3K) adalah
upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Pemberian pertolongan harus secara
cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang
ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan
menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan
bahkan menimbulkan kematian.
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 27 Mei 2015 (pukul 08.00 s/d
selesai)
Tempat Kegiatan : di Pelabuhan Samudra Kota Kendari
Sasaran Kegiatan : Karyawan di Pelabuhan Samudra
Metode kegiatan : Penyuluhan dan pembagian brosur P3K
serta melakukan praktek dengan alat-alat
kesehatan
Hasil Kegiatan :Jumlah peserta yang mengikuti
penyuluhan sebanyak 25 orang yang
terdiri dari karyawan samudra dan
nelayan

24

Anda mungkin juga menyukai