Anda di halaman 1dari 8

KAYU AGA VILLA

TEORI MOTODE & PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

FATHYA ITAN JEEHAN WIDODO


1504205075
KELAS D
KAYU AGA VILLA PROFIL
VILLA
TEORI MOTODE & PERANCANGAN
KAYU AGA VILLA
ARSITEKTUR 3 Arsitek :

Yokasara International
Why does it look nice?
A.A Yokasara (desainer),

Bentuk bangunan nya dapat dikatakan sangat unik, konsep Iwan Sastrawan (principal
arsitek),
lanskap dari desain bangunan ini sangat menyatu dengan alam.
Laksana Eka Lanus
( proyek arsitek),
What sets it apart from other similar building?
Agung Miar Kusuma
(Interior arsitek)
Dapat kita lihat dan ketahui bahwa di Bali sendiri memiliki
peraturan daerah yang mengatur tentang pembangunan yang Pemilik :
berdasarkan kepada arsitektur tradisional bali sebagai upaya pelestarian Alberto Agazzi
budaya dan identitas sebuah provinsi. Oleh Karena itu, tidak dipungkiri
Pembangunan :
adanya peraturan ini membuat nilai keistimewaan tersendiri bagi pulau
Bali. Bangunan-bangunan yang berdiri di pulau Bali sangat selesai tahun 2008
mencerminkan akan arsitektur tradisional bali walau tidak di pungkiri Lokasi :
globalisasi memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan
Kayu tulang, Canggu, Bali.
transformasi arsitektur di Bali. Kayu Aga Villa membuktikan bahwa
arsitektur modern mampu berdiri tanpa menghiraukan nilai-nilai
arsitektur tradisional bali. Tanpa disadari Kayu Aga Villa mampu
menerjemahkan filosofi dari arsitektur tradisional Bali yang
diterapkannya pada rancangan desain villa ini. Sekilas sangat tampak
bahwa villa ini sama sekali tidak menampilkan ATB secara visual, tidak
Saya tidak
adanya ornament, ukiran, maupun patung membuat bangunan ini sama merancang sebuah
sekali tidak mengidentitaskan bangunan Bali, namun jika dilihat dan bangunan. Saya
ditinjau lebih teliti lagi, akan tampak bahwa pembagian ruangan
merancang ruang
didasarkan pada konsep sanga mandala. Konsep ini menjadikan
bangunan ini lebih istimewa ketika arsitektur lanskap turut andil dalam tinggal.
peran penting dalam perancangan bangunan.
(A.A. Yokasara)
1
How is it constructed?

Arti kata dibalik penamaan Kayu Aga Villa diambil dari nama lokasi Kayu Tulang dan nama
pemilik Alberto Agazzi sehingga diputuskan untuk memberi nama Kayu Aga. Jika diamati lebih lanjut
pemakaian material bamboo lebih berperan menjadi sebuah aksen yang sangat menonjol dan menarik
di kesatuan villa ini. Walaupun secara kuantitas tidak dominan, tapi sangat mengunadang.

Merujuk pada gambar site plan, ada empat zona yang dirangkum dalam zona dasar kompleks bangunan
ini. Keempat zona terseut adalah sebagai berikut :

Zona 1 :Barrier tapak dari bising dan area servis , gerbang utama tapak
Zona 2 : Courtyard barat merupakan barrier lapisan kedua sekaligus sirkulasi menuju pavilion
utama
Pada zona ini, emosi mulai terbangun dengan
permainan lanskap. Adanay pergola yang dirancang
terputus pada sebuah titik yang langsung mengarah pada
area terbuka hijau. Namun, timbul pertanyaan, mengapa
pergola yang dasarnya berfungsi melindungi dari panas dan
hujan, diputus begitu saja men uju alam terbuka?

Romantisme nya memang disitu. Arsitektur


senantiuasa juga mengaajk manusia sebagai
penghuni alam untuk lebih peka terhadap Bahasa
alam. Supaya kulit manusia sensitive merasakan
hujan, paans , dingin. Tak perlu takut itu adlaah
bentuk dialog antara manusia dan alam. Sebagai
arsitek, kita seharusnya mengakomodasi
Gambar 1. Pergola
pengalaman sperti itu, bukan menjauhkannya.
Sumber : Dok Yokasara
International
(A. A. Yokasara)

Fungsi public (pavilion utama)

Zona ini merupakan zona klimaks, dimana ditemui ruang utama sebagia area puyblik yang
berwujud sebagai pavilion dua lantai. Pavilion ini berfunsi sebagai ruang keluarga dan area
makan. Sementara lantai diatasnya merupakan ruang studio dan roof garden.
2
Pavilion ini seperti sebuah shelter. Sebuah ruang yang dilindungi oleh atap dan hanya sedikit
bagian yang dilindungi oleh dinding. Berbeda dengan bangunna yang tertutp dengan dinding,
disini peghuni akan merasakan berbagai suasana hari, ketika matahari terbit, terbenam, siang
hari, hujan, komposisi awan yang berubah ubah, angina, bahkan pelangi. Disini alam dilukiskan
begitu saja menjadi sebuah dekorasi yang mengesankan. Penghuni hanya menikamtinya,
mudah.

Hal menarik lainnya adalah sebuah tangga yang seolah melayang diatas kolam berbentuk
elips. Railing bamboo dan struktur tangga yang dibuat seperti benang acak. Dari Bahasa bentuk
pun,. Bagian tangga ini dibuat menonjol.

Gambar 2. Paviliun Utama


Sumber : Dok Yokasara International

Gambar 3. Tangga
Sumber : Dok Yokasara International
3
Area privat yang bersifat meditative dan area relaksasi

Pada area ini memiliki fasilitas seperti kolam renang, area hijau, dan sebuah bale yang
mendukung fungsi area, yaitu relaksasi. Area privat berupa kamar tidur tersebar di empat sudut
tapak sehingga mendapat area pemandangan dan suasana yang berbeda-beda.

Gambar 4. Suasana Kolam


Sumber : Dok Yokasara International

Dominasi area hijau tampak jelas dari tersebarnya massa bangunan di beberapa penjuru tapak
dann disatukan dengan jalur semacam pergola maupun pathaway terbuka. Dengan luasan yang cukup
besar, hal yang ingin disuguhkan oleh Yokasara adalah pengalaman bertamasya ruang, menikmati
ruang sambal berjalan-jalan.

Would it work with your design?

Kayu Aga Villa merupakan contoh yang dapat ditiru dalam konsep desain villa yang sedang saya
rancang. Mengapa? Alasan utamanya adalah tidak lain Karena konsepnya yang memiliki keistimewaan
tersendiri dibandingkan dengan bangunan-bangunan lainnya. Mengutip dari kata-kata Ridwan kamil
yang juga seorang arsitek bahwasanya arsitektur tradisional penting untuk dipelajari namun itu sudah
merupakan dari bagian sejarah, tidak harus selamanya kita mencontoh apa yang ada terdahulu Karena
tidak mungkin akan selamanya kita membangun yang tradisional terlebih di era modern seperti ini,
biarlah bangunan tradisional dilestarikan oleh pemerintah sebagaimana mestinya. Tugas kita adalah
bagaimana menafsirkan filosofi yang terdahulu kedalam rancangan arsitektur kita sekarang.
4
How did the architect make the building success?

Bakat artistic seorang maestro Yokasara


sangat tergambar dalam visualisasi Kayu Aga Villa
yang dirancang untuk seorang pengusaha Italia
bernama Alberto Agazzi. Alasan di balik rencana
bentuk ini sangat sulit untuk dipahami. Adanya
alasan yang mendasari adalah filosofi dari
arsitektur tradisional bali, dimana kegiatan atau
aktivitas ditempatkan pada ruang yang berbeda,
tetapi setiap kemiripan dengan bentuk tradisional
Gambar 5. Pathaway ditumbangkan oleh apa yang pada awalnya
Sumber : Dok Yokasara International
melihat sebuah susunan acak dari dinding
melengkung berliku-liku yang berfungsi untuk menyatukan berbagai elemen tetapi sekaligus untuk
memisahkan kegiatan.

Yokasara jelas sekali mampu menerjemahkan filosofi arsitektur tradisional Bali dengan caranya
sendiri, menciptakan hal yang berbeda dan membuatnya istimewa tanpa mengeksploitasi alam. Bahasa
arsitektur yang terlahir pada fasad bangunan benar-benar modern dan proses desain dijelaskan dalam
hal tanggapan rasional kepada perancangan tapak dan iklim, tapi pada akhirnya villa ini mampu
menciptakan sebuah tempat visual yang menyenangkan dengan suasana hati yang berbeda dengan
segudang emosi.

Why is it a negative precedent?

Saya tidak mengerti mengapa


pertanyaan ini muncul, bagi saya bangunan ini
jelas merupakan salah satu contoh terbaik
dalam mendesain sebuah perancangan villa.
Namun tidak bias dipungkiri, bangunan ini tidak
bias diterapkan seutuhnya pada rancangan
saya, melihat dari design interior villa ini tidak
sesuai dengan konsep saya yang lebih
menerapkan kesan tradisional. Sebaliknya,
Gambar 6. Ruang Keluarga
yang saya tangkap kesan elegan dan mewah.
Sumber : Dok Yokasara International
5
Is the design good?

Lokasi bangunan yang beradai di desa di Bali, Kayu Aga adalah sebuah karya master piece dari
seorang arsitek Yokasara. Desain Konsep Kayu Aga Villa tidak perlu diragukan lagi keindahannya.
Bangunan ini memiliki indoor and outdoor layout dengan strukturnya yang menarik perhatian. Bangunan
ini juga berkomunikasi dengan bahasanya sendiri, Karena proses yang dilakukan pertama kali ketika
merasakan tapak ini adalah harus menciptakan sequence atau alur yang bercerita tentang masing-
masing suasana, intinya adalah menyuasanakan lanskap untuk membangun emosi. Oleh Karena itu,
bangunan tidak lagi harus terkukung oleh sekotak bilah bidang dinding, tetapi lebih banyak membuka diri
terhadap alam.

Gambar 7. Site Plan


Sumber : Dok Yokasara International
6
Gambar 7. Potongan Paviliun
Sumber : Dok Yokasara International
7

Anda mungkin juga menyukai