Anda di halaman 1dari 1

1. Adab kepada Allah Azza wa Jalla.

Bersyukur terhadap segala nikmat-Nya


Seorang muslim yang mempunyai adab yang benar hendaknya merenungi segala nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah
Taala kepadanya. Kenapa seorang muslim wajib bersyukur ? Karena begitu banyaknya nikmat Allah Subhanahu wa Taala yang
telah dia terima, Allah Azza wa Jalla telah menciptakannya dalam bentuk sebaik-baiknya, Dialah Allah Taala yang telah
memberikan pendengaran, penglihatan, hati, rizki yang tidak terhitung banyaknya. Yang tidak akan sanggup manusia
menghitungnya meskipun manusia menginfakkan hartanya sebesar bukit dari emas dan perak, sebagaimana yang dipertegas
dalam firman-Nya Subhanahu wa Taala:Dan jika kamu kamu menghitung nikmat Allah, niscaya engkau tidak bisa
menghitungnya. (QS. Ibrahim: 34 ) Oleh karena itu kufur nikmat serta ingkar kepada nikmat Sang Pencipta Azza wa Jalla
merupakan sebagai pertanda tidak beradab kepada Allah Subhanahu wa Taala dan berlawanan dengan adab Islam. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman: Oleh karena itu, ingatlah kepada-Ku niscaya aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-
Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. (QS. al-Baqarah: 152)

Malu dan takut kepada Allah Subhanahu wa Taala tatkala ada keinginan atau kecenderungan untuk melakukan dosa dan
maksiyat.
Bukan termasuk adab kalau tidak ada rasa malu dan takut seorang hamba dalam melakukan kedurhakaan kepada Rabb-Nya dan
menentang-Nya dengan melakukan dosa dan maksiyat kepada-Nya, sedangkan Allah Subhanahu wa Taala Maha Mengetahui,
mengawasi apa yang dilakukan hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Taala: Ia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang
kamu nyatakan. (QS. at-Taghabun: 4)

Berserah diri dan menggantungkan segala perkara dan urusan kepada-Nya


Maka tidaklah dikatakan seseorang beradab jika dia lari Allah Subhanahu wa Taala, yang ia tidak dapat menghindar dari-Nya, dan
menyandarkan diri kepada sesuatu yang tidak mempunyai daya dan upaya sedikitpun, dalam hal ini Allah Azza wa Jalla
berfirman: Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. (QS. Hud: 56). Didalam surat
yang lain Allah Subhanahu wa Taala berfirman : Dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar
orang yang beriman. (QS. al-Maidah: 23).

Merenungi rahmat Allah yang telah dilimpahkannya dan kepada seluruh makhluk
Maka tatkala ia menginginkan rahmat yang lebih besar dari sebelumnya, ia tunduk merendah kepada Allah Subhanahu wa Taala
dan berdoa dengan penuh ketulusan dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan kata-kata yang baik dan melakukan amal shalih.
Dan bukan termasuk adab kalau seseorang berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Taala. Allah Taala berfirman : Dan
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Yusuf: 87)

Memikirkan betapa kerasnya adzab Allah dan betapa kuat balasannya


Dengan melakukan yang demikian ia bisa menjaga dirinya, yaitu dengan mentaati segala perintah-Nya dan berusaha untuk tidak
mendurhakakan-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan beradab kepada Allah Azza wa Jalla jika seorang hamba yang lemah dan
tidak memiliki kekuatan sedikitpun, melakukan kedurhakaan dan kezholiman di hadapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Kuasa.

Berhusnuzhan kepada Allah terhadap janji yang pasti akan ditepati dan ancaman yang pasti dipenuhi
Karena tidaklah beradab jika seseorang berburuk sangka kepada Allah Azza wa Jalla lalu ia melakukan kemaksiatan dan
kedurhakaan kepada-Nya, lalu ia mengira bahwa Allah Subhanahu wa Taala tidak melihatnya dan tidak akan memberi balasan
terhadap dosa-dosanya. Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk berbaik sangka kepada Allah karena janji Allah
Subhanahu wa Taala itu benar dan sekali-kali Allah Azza wa Jalla tidak akan mengingkari janji-Nya. Allah Taala
berfirman: Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya maka mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (QS. an-Nur: 52)

Anda mungkin juga menyukai