Anda di halaman 1dari 17

JUDUL

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SMA XTAHUN 2017

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan dan diselenggarakan berdasarkan perkembangan
dan potensi yang ada pada peserta didik. Potensi peserta didik harus dibina secara berjenjang dan
berkelanjutan seperti yang dijelaskan pada BAB VI Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
bahwa jalur pendidikan terbagi atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar,pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar sendiri berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan memiliki standar yang digunakan sebagai acuan dan kriteria minimal untuk
peningkatan mutunya. BAB IX Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan Standar
Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.Bersumber pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 kemudian muncul Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 disebutkan lingkup standar nasional pendidikan
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar
tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan
prasarana sebagai upaya yang berkelanjutan dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana
pendidikan untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/ MI), Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs), dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/ MA).
Peraturan menteri tersebut menjelaskan kriteria minimal sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah.
Barnawi dan M. Arifin (2012: 47), menjelaskan pengertian sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, pengertian prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut adalah pada sifatnya, sarana
bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan perlu manajemen yang baik untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar sesuai Husaini Usman (2013:6),menguraikan definisi manajemen dalam arti
luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen
sekolah, pengawas atau evaluasi, dan sistem informasi sekolah. Manajemen sekolah atau
lembaga pendidikan termasuk dalam lingkup manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan
memiliki beberapa obyek garapan sesuai yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2008:6),
dengan titik tolak pada kegiatan belajar-mengajar di kelas maka sekurang-kurangnya ada delapan
obyek garapan, yaitu: 1) manajemen peserta didik, 2) manajemen personalia sekolah, 3)
manajemen kurikulum, 4) manajemen sarana atau material, 5) manajemen tatalaksana
pendidikan atau ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaan atau anggaran, 7) manajemen
lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, dan 8) manajemen hubungan
masyarakat atau komunikasi pendidikan. Kedelapan obyek garapan tersebut menjadikan peneliti
lebih fokus terhadap manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut A.L. Hartani (2011:136), adalah
suatu aktivitas menyeluruh yang dimulai dari perencanaan,pengadaan, penggunaan,
pemeliharaan, dan penghapusan berbagai macam properti pendidikan yang dimiliki oleh suatu
institusi pendidikan. Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam
bukunya Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah (2007: 3),
dijelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat membantu sekolah dalam
merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola pengadaan fasilitas, mengelola pemeliharaan
fasilitas, mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana, serta mengelola kegiatan
penghapusan barang inventaris sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMA X TAHUN 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan
dimunculkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana manajemen sarana di SMA X Tahun 2017 ?


2. Bagaimana manajemen prasarana di SMA X Tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah.
1. Mengetahui manajemen sarana di SMA X Tahun 2017
2. Mengetahui manajemen prasarana di SMA X Tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat tersebut antara lain.
1. Manfaat Teoritis
a. Memperluas pengetahuan keilmuan tentang administrasi pendidikan.
b. Menambah wawasan mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah swasta
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu manajemen sarana
dan prasarana pendidikan,
b. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan media belajar untuk menambah wawasan bagi peneliti
mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan serta merupakan wadah untuk
mengaplikasikan ilmu manajemen pendidikan.
E. Batasan Istilah
Untuk mempermudah pembaca dalam menangkap isi serta mendapatkan gambaran dari
penelitian maka perlu dibatasi pada :

1. Sarana
Sarana yang dimaksud adalah yang terdapat di Sekolah. Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung,ruang kelas,meja
kursi,serta alat-alat dan media pembelajaran (Mulyasa :2004, h. 17)

2. Prasarana

Prasarana yang dimaksud adalah Prasarana penunjang sarana yang ada di Sekolah.
prasarana pendidikan adalah fasilitas belajar yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman,kebun,taman sekolah, jalan
menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar
seperti taman sekolah yang digunakan sekolah untuk pengajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan
tersebut merupakan prasarana pendidikan.
3. Pendidikan
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah yang
merupakan sarana untuk membantu siswa untuk dapat mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya, baik itu secara langsung maupun tidak langsung agar
mampu bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat.
4. Manajemen
manajemen merupakan rangkaian aktivitasseperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaksanaan, pengawasan,dan evaluasi yang dikaitkan dengan sumber
daya untuk mencapai tujuanorganisasi secara efektif dan efisien. Rangkaian aktivitas
dalam manajemendikaitkan dengan sumber daya agar segala sesuatu yang menjadi
kelebihan dankekurangan dapat dikelola dengan baik dan akan berpengaruh pada
ketepatanpenggunaan sumber daya yang sesuai standar dan memberikan hasil
maksimal.
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Manajemen
Manajemen sering diartikan oleh para ahli manajemen, baik di Indonesiamaupun di
dunia. Istilah manajemen di Indonesia sering disebut juga denganistilah pengelolaan. Husaini
Usman (2013: 3), menyatakan bahwa:istilah manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal
kata manus yangberarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabungmenjadi managere yang berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata bendamanagement dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen.Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadimanajemen atau pengelolaan.Manajemen merupakan suatu rangkaian
aktivitas mengelola atau mengatursuatu organisasi, sedangkan orang yang melakukan
pengelolaan atau pengaturandisebut sebagai manajer. Manajemen juga memiliki berbagai makna
sepertimanajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni.M. Manullang (2006: 5),
menjelaskan manajemen adalah seni dan ilmuperencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan,sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih
lanjutdijelaskan bahwa manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yangnyata
mendatangkan hasil dan manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmuberfungsi menerangkan
fenomena-fenomena, kejadian-kejadian denganmemberikan penjelasan. Selain itu, Malayu S. P
Hasibuan (2007: 2), menjelaskanbahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efekif dan efisien
untukmencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatanyang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yangtergabung dalam organisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yangtelah ditetapkan sebelumnya, agar efektif
dan efisien. Manajemen pada organisasipendidikan memiliki beberapa obyek garapan dengan
titik tolak pada kegiatanbelajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada delapan obyek
garapan,yaitu: 1) manajemen peserta didik, 2) manajemen personalia sekolah, 3)manajemen
kurikulum, 4) manajemen sarana atau material, 5) manajemen tatalaksana pendidikan atau
ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaanatau anggaran, 7) manajemen lembaga-
lembaga pendidikan dan organisasipendidikan, 8) manajemen hubungan masyarakat atau
komunikasi pendidikan.(Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2008: 3).
Dari definisi yang telah disampaikan oleh para ahli di atas, dapatdisimpulkan bahwa pada
dasarnya manajemen merupakan rangkaian aktivitasseperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaksanaan, pengawasan,dan evaluasi yang dikaitkan dengan sumber daya untuk
mencapai tujuanorganisasi secara efektif dan efisien. Rangkaian aktivitas dalam
manajemendikaitkan dengan sumber daya agar segala sesuatu yang menjadi kelebihan
dankekurangan dapat dikelola dengan baik dan akan berpengaruh pada ketepatanpenggunaan
sumber daya yang sesuai standar dan memberikan hasil maksimal.
Indikator manajemen

2. Hakikat Sarana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 999) secara umum pengertian sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat; media.
Sedangkan menurut tim penyusun Dirjen Dikdasmen Depdikbud yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto (1988: 103), bahwa sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalan
proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan dapat
berjalan lancar dan teratur, efektif dan efisien. Menurut Hartati Sukirman, dkk (1999: 28), sarana
pendidikan adalah suatu sarana penunjang bagi proses pembelajaran baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar, teratur, efektif, dan
efisien, termasuk di dalamnya barang habis pakai maupun yang tidak habis pakai.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar dalam pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar,
teratur, efektif dan efisien.Pengertian lain dari sarana pendidikan dapat ditinjau dari sisi
kedekatannya dengan proses pembelajaran dan sisi pengadaan sarana tersebut. Suharsimi
Arikunto (1987: 10) menjelaskan tentang pengertian sarana pedidikan ditinjau dari sisi
kedekatannya dengan proses pembelajaran secara ringkas bahwa pengertian sarana pendidikan
adalah segala sesuatu yang berhubungan secara langsung dengan proses pembelajaran, antara
lain; perabotan, buku, alat tulis, dan sebagainya.
3. Hakikat Prasarana

Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya
suatu proses (usaha atau pembangunan). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 999), dijelaskan
bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat sebagai alat dalam mencapai tujuan dan
maksud, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama suatu
proses.

Ibrahim Bafadal (2004: 3), menjelaskan jenis-jenis prasarana pendidikan di

sekolah biasa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu.

a. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar


mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan
ruang laboratorium.
b. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar. Contoh prasarana sekolah jenis tersebut diantaranya adalah ruang
kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha
kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
Indikator prasarana

Jenis-jenis sarpras

3. Peranan dan Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kondisi suatu sarana pendidikan dapat dapat dilihat baik buruknya secara kualitas maupun
kuantitas ditinjau dari berfungsi tidaknya sarana pendidikan itu dalam proses pembelajaran.
Peranan atau fungsi merupakan kriteria suatu alat yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan.
Pengertian sederhana dari fungsi adalah kegunaan yang timbul karena adanya kebutuhan
manusia. Sri Rumini, dkk (1991: 110) menjelaskan bahwa suatu benda dikatakan fungsional
tidak hanya diartikan sebagai hal-hal yang bersifat psikis, misalnya berminat mengaktualisasikan
diri untuk memanfaatkan sarana belajar guna mengembangkan potensi yang dimiliki. Lebih
lanjut dijelaskan peranan atau keberfungsian suatu alat akan berhubungan dengan suatu sistem.
Suatu alat terbentuk oleh adanya bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang
menjadi satu kesatuan sehingga keberfungsian suatu benda atau alat memiliki ciri-ciri tertentu,
misal: a) proses, yaitu memikirkan proses suatu alat tersebut, b) maksud, yaitu melihat dari sisi
tujuan, c) keseluruhan, artinya memahami fungsi suatu benda dengan mengetahui kegunaan
seluruh benda tersebut, d) perilaku, maksudnya memahami suatu benda dari keseluruhan bagian-
bagiannya berperilaku, e) hubungan, maksudnya hubungan benda tersebut dengan hal-hal yang
abstrak.

Menurut Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997: 7), bahwa fungsi sarana pendidikan yang
berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat
penting guna mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan tersebut terlibat langsung dalam
proses pembelajaran sehingga berfungsi sebagai alat yang dapat memperlancar serta
mempermudah penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar guru dan siswa. Dalam
keadaan tertentu fungsi sarana pendidikan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Jika
sarana yang dibutuhkan tidak ada, maka proses pembelajaran tidak bisa berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan dan tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Adanya sarana
pendidikan yang lengkap tentu saja akan memudahkan guru dalam menyampaikan pesan
pembelajaran yang dimaksud kepada siswanya.
Menurut Asri C. Budiningsih (1995: 74) alat pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat
penghubung pemahaman anak didik dari konsep konkret ke abstrak. Keadaan ini dipahami
bahwa siswa dapat mengkaji hal-hal yang abstrak dengan dijembatani oleh pengguna sarana
pendidikan tersebut. Mencermati beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana
pendidikan mempunyai fungsi, antara lain: a) sebagai alat yang dapat memperjelas penyampaian
informasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar, b) sebagai alat yang dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa, meningkatkan interaksi langsung siswa dengan
lingkungan sehingga memungkinkan utuk bisa belajar mandiri,c) sebagai alat yang dapat
mengatasi karena masalah keterbatasan ruang dan waktu,d) sebagai alat yang dapat memberikan
kesamaan pengalaman tentang peristiwa yang terjadi di lingkungan para siswa, dan e) sebagai
alat yang dapat membantu siswa untuk belajar konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis.

4. Ruang lingkup sarana dan prasarana pendidikan

Sarana pendidikan merupakan alat atau benda yang berfungsi sebagai penunjang untuk
membantu berlangsungnya proses pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut Dirjen Dikdasmen
Depdikbud (1997: 134) secara teoritis, sarana pendidikan tersebut ditinjau berdasarkan jenis,
fungsi, dan sifatnya. Kemudian secara garis besar bila ditinjau dari jenisnya, sarana pendidikan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sarana pendidikan yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pembelajaran dan sarana pendidikan yang sudah tersedia di lingkungan kita berupa
barang-barang jadi yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran, misalnya: peninggalan
purba kala, sawah, masjid, atau benda-benda lain yang dapat diperagakan. Menurut Nawawi
dalam Ibrahim Bafadal (2004: 2) membedakan menjadi beberapa macam sarana pendidikan,
yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan bila
ditinjau berdasarkan jenisnya ada dua yaitu sarana yang berwujud benda mati atau dibendakan
yang dirancang secara khusus untuk kepentingan proses pembelajaran dengan melihat habis
tidaknya dipakai dan bergerak tidaknya saat digunakan, sedangkan sarana pendidikan yang sudah
tersedia itu termasuk didalamnya sarana yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Sarana
pendidikan dapat pula dilihat dari segi fungsi atau peranannya dalam proses pembelajaran.
Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 10) bahwa sarana pendidikan ditinjau dari fungsi dan
peranannya terhadap proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: alat pembelajaran,
alat peraga, dan media pendidikan.

a Alat pelajaran

Yang dimaksud dengan alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan
secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar mengajar. Alat
pelajaran sekolah wujudnya dalam bentuk:

1) Buku-buku, baik buku-buku di perpustakaan maupun buku yang terdapat di kelas


sebagai buku pegangan guru maupu buku pelajaran murid.

2) Alat-alat peraga, yang digunakan oleh guru pada waktu mengajar, baik yang
sifatnya tahan lama dan disimpan di sekolah maupun yang diadakan seketika oleh
guru pada jam digunakan.

3) Alat-alat praktek, yang terdapat di dalam laboratorium, bengkel kerja, dan ruang
praktek (olahraga, kesenian dan lain sebagainya).

4) Alat tulis menulis, misal papan tulis, penghapus, kapur tulis, pensil, karet
penghapus dan lain sebagainya.

b. Alat peraga

Yang dimaksud dengan alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru
untuk memperagakan atau memperjelas pelajaran. Rumusan yang di buat oleh Anwar
Yassin dalam Suharsimi Arikunto (1987: 10) adalah sebagai berikut: alat peraga ialah
alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-
benda yang mudah member pengertian kepada anak didikan berturut-turut dari perbuatan
yang abstrak sampai kepada benda yang sangat konkret.

b Media pengajaran

Menurut arti katanya, media adalah suatu sarana. Media komunikasi adalah sarana untuk
mengadakan penampilan komunikasi seperti halnya surat kabar, radio dan lain
sebagainya. Media pengajaran adalah suatu sarana yang digunakan untuk menampilkan
pelajaran. Pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan. Pemisahan antara alat
pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dapat diketahui saat benda atau alat itu
digunakan.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pembelajaran adalah alat yang
dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses pembelajaran baik
di dalam kelas maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan khusus pendidikan. Sarana
yang berupa alat peraga yaitu alat-alat yang digunakan untuk lebih memperjelas pelajaran
yang sedang disampaikan oleh guru dan dipelajari siswa. Alat peraga tersebut diharapkan
dalam proses pembelajaran lebih mudah memberikan pengertian kepada siswa berturut-
turut dari perbuatan yang konkret sampai pada benda yang sangat abstrak. Sarana yang
berupa media pengajaran yaitu sarana pendidikan yang digunakan untuk menampilkan
pembelajaran yang dimaksudkan, maka media pengajaran disebut juga media pendidikan.
Media pendidikan dalam pengelompokan di atas merupakan bagian dari sarana
pendidikan dan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari si pengirim ke si penerima pesan sehingga dapat menarik
siswa untuk mengikuti prose pembelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 14) media pengajaran yang perlu disediakan
untuk kepentingan efektifitas proses belajar mengajar di kelas dapat dikelompokkan
menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:

a. Media pandang diproyeksikan, projector opaque, overhead projector, slide,


projector filmstrip.

b. Media pandang tidak diproyeksikan, misal gambar diam, grafis, model, dan
benda asli.

c. Media dengar, misal peringan hitam, tape recorder, pita kaset, dan radio.

d. Media pandang dengar, misal televisi dan film. Menurut Dirjen Dikdasmen
Depdikbud (1997: 134-136) bahwa sarana pendidikan ditinjau dari fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi empat macam.
Berdasarkan keempat macam sarana pendidikan tersebut secara garis besar dapat
disimpulkan.

a. Sarana fisik sekolah meliputi; (1) bangunan sekolah, yang terdiri dari ruang
kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan lain-lain; (2) perabot
sekolah, meliputi: kursi, meja belajar, meja kerja, papan tulis, dan lain-lain; (3)sarana tata
usaha pendidikan, misal: buku induk siswa, buku rapor, alat tulis, dan alat-alat kantor
lainnya.

b. Media pendidikan meliputi: (1) perangkat keras atau hardware, yaitu segala
jenis alat penampilan elektronik untuk menyampaikan pesanpesan dalam kegiatan
pembelajaran, meliputi: OHP, tape recorder, televisi, komputer, dan lain sebagainya; (2)
perangkat lunak atau software, yaitu segala jenis atau materi pengajaran yang
disampaikan melalui alat penampil dalam kegiatan pembelajaran.

c. Alat peraga meliputi: (1) alat peraga yang dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran sebagai sarana penjelas dan memvisualisasikan konsep, ide atau pengertian
tertentu yang terdiri dari: gambar-gambar anatomi, rangka badan, diagram, globe, peta,
dan lain sebagainya; (2) alat praktik yaitu alat yang berfungsi sebagai sarana untuk
berlatih mencapai ketrampilan tertentu.

d. Perbukuan sekolah meliputi macam-macam buku yang dipergunakan dalam


proses pembelajaran. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan bila di lihat dari segi fungsi atau peranan 19
benda secara umum dikelompokkan menjadi tiga yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan
media pendidikan.

6. Hakekat Pendidikan

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan


kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya
agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masyarakat, maka
pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Tanggung jawab
tersebut didasari kesadaran bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh
pada kebudayaan suatu daerah, karena bagaimanapun juga, kebudayaan tidak hanya berpangkal
dari naluri semata-mata tapi terutama dilahirkan dari proses belajar dalam arti yang sangat luas.

Bratanata dkk. mengartikan pendidikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik
langsung maupun dengan cara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya
untuk mencapai kedewasaannya (Ahmadi dan Uhbiyati 2007 :69). Sedangkan John Dewey
mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental
secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

Menurut Brown (dalam Ahmadi, 2004 :74) bahwa pendidikan adalah proses
pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah laku dihasilkan
didalam diri orang itu melalui didalam kelompok. Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu
proses yang mulai pada waktu lahir dan berlangsung sepanjang hidup. Ahmadi dan Uhbiyati
(2007 :70) mengemukakan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang
secara sadar dan disengaja, serta 2 penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa
kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang
dicitacitakan dan berlangsung terus menerus. Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk membantu seorang
anak untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya, baik itu secara
langsung maupun tidak langsung agar mampu bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat.

Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.

Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.

1. Lembaga Pendidikan Formal

Arti sekolah Membahas masalah sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu diketahui di
katakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai
jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK smapai PT,
berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Pada umumnya lembaga formal adalah tempat
yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk
mengubah generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat (Ahmadi dan
Uhbiyati 2007 :162). Bagi pemerintah karena dalam rangka pengembangan bangsa dibutuhkan
pendidikan, maka jalur yang ditempuh untuk mengetahui outputnya baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya
direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum (Ahmadi dan Uhbiyati 2007 :162-163). a)
Membantu Lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan
memperdalam/memperluas, tingksh laku anak/peserta didik yang dibawa dari keluarga serta
membantu pengembangan bakat. b) Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum:
(1) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan temannya sendiri dan masyarakat
sekitar. (2) Peserta didik belajar taat kepada peraturan/tahu disiplin. (3) Mempersiapkan peserta
didik terjun di masyarakat berdasarkan normanorma yang berlaku. b. Jenjang lembaga
pendidikan formal Jenjang lembaga pendidikann formal di mulai dari tingkat pendidikan dasar
(TK, SD), kemudian pendidikan menengah (SLTP, SLTA), dan pendidikan tinggi atau (PT). c.
Jenis lembaga pendidikan formal Jenis lembaga pendidikan formal di bagi dua yakni: umum dan
kejuruan. d. Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal. a) Tempat sumber ilmu pengetahuan.
b) Tempat untuk mengembangkan bangsa. c) Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa
pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.

2. Lembaga Pendidikan Non Formal. Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan
luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib,
dan berencana, diluar kegiatan persekolahan (Ahmadi dan Uhbiyati 2007:64). Komponen yang
diperlukan dalam lembaga pendidikan formal harus disesuaikan dengan keadaan anak/peserta
didik agar memperoleh hasil memuaskan, antara lain; a) Guru atau tenaga pengajar atau tutor. b)
Fasilitas. c) Cara menyampaikan atau metode, dan d) Waktu yang dipergunakan.

3. Lembaga Pendidikan In formal. Dalam lembaga pendidikan informal kegiatan


pendidikan tanpa organisasi yang ketat tanpa adanya program waktu, (tak terbatas),dan tanpa
adanya evaluasi. Adapun alasanya diatas pendidikn in formal ini tetap memberikan pengaruh
kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang/peserta didik. Definisi itu jelas menyebutkan
bahwa pendidikan di upayakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk perannya di masa
mendatang. Dalam unsur 8 ini jelas bahwa pengertian pendidikan yang di maksud menganut
paham pendidikan yang sering disebutkan dengan istilah rekontruksionisme (Hasan, 1996: 56).
Bertolak dari hal tersebut terasa betapa pentingnya pendidikan. Wajar kalau pembangunan
pendidikan merupakan bagian organik dari pembangunan nasional secara keseluruhan yang pada
hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya.

Pendidikan bertujuan menjadikan orang semakin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur


manusia. Pendidikan juga mengarah kepada kreativitas. Artinya, pendidikan harus bisa membuat
orang kreatif. Pendidikan merupakan segi peningkatan terus menerus yang bertujuan,
dipertimbangkan masak-masak serta di perlengkapi sebaik-baiknya (Paul Lengrand, 1989: 41).
Jadi, dapat di katakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk menjadikan manusia menjadi
warga negara yang mampu merealisasikan hak dan kewajibannya. Melalui lembaga-lembaga
pendidikan tersebut manusia sebagai warga negara dapat di fasilitasi dibimbing dan dibina
sehingga apa yang di citacitakannya dapat ia capai.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA X pada hari tanggal bulan tahun 2017. Karena..
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan fokus permasalahan dan aspek-aspek kegiatan pokok dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti, yaituseluruh sarana dan
prasarana yang ada di SMA X tahun 2017
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah, guru (penanggung
jawab sarana dan prasarana), serta staf tata usaha bagian sarana dan prasarana. Wakil
kepala sekolah diyakini paling tahu dan dapat memberikan informasi yang lengkap
mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMA X memberikan jawaban
secara mendalam terhadap pertanyaan penelitian.
D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 60). Variabel penelitian ini yaitu:

1. Manajemen sarana pendidikan di SMA X tahun 2017


2. Manajemen prasarana pendidikan di SMA X tahun 2017
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan:

a. Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi dalam penelitian ini yaitu peneliti mengamati ketersediaan sarana dan
prasarana yang ada di SMA X. Obyek yang diamati adalah manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, yang dapat dilihat dari ketersediaan dan kondisi sarana dan
prasarana yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 201). Metode dokumentasi digunakan dengan mencari data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip, dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat/ teori.
Metode dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder dari hasil
pengamatan di SMA X.
c. Wawancara
Pengumpulan data sebagai pendukung dalam penelitian ini adalah dengan wawancara
(interview). Lexy J. Moleong (2005: 186), menjelaskan wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara yang dilakukan kepada informan
adalah wawancara terbuka. Pedoman wawancara yang digunakan dalam melakukan
wawancara hanya garisgaris besar permasalahan yang ditanyakan. Hal ini untuk menggali
data mengenai perencanaan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih mendalam.
Wawancara dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru,
dan staf tata usaha bagian sarana dan prasarana.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri (human
instrument). Hal tersebut dikarenakan pada penelitian kualitatif perlu instrument yang
bersifat fleksibel untuk menggali informasi lebih mendalam. Suharsimi Arikunto (2006:
160), menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Peneliti mengungkap data secara lebih mendalam menggunakan pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan panduan studi dokumen.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah penelitian.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis
deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui manajemen sarana
pendidikan di SMA Xyang menunjang proses pembelajaran dan untuk mengetahui
manajemen prasarana pendidikan di SMA Xyang menunjang proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai