Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR APUNG PADA PUSAT PENELITIAN RUMPUT LAUT DI

PANTAI PONJUK, PULAU TALANGO, MADURA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

RIZAL MAISYA ARMANDA


NIM. 0810653064

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2013
STRUKTUR APUNG PADA PUSAT PENELITIAN RUMPUT LAUT DI
PANTAI PONJUK, PULAU TALANGO, MADURA

Rizal Maisya Armanda, Agung Murti Nugroho, Edi Hari Purwono


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia
Email: rizal_maisya_armanda@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pulau Talango Sumenep merupakan daerah yang berpotensi sumber daya rumput laut coklatnya
(Sargassum sp), dan alga lainnya. Permintaan pasar akan Sargassum ini meningkat untuk bahan penelitian.
Namun, Sargassum sp yang didapatkan adalah masih dari alam dan belum hasil budidaya, apalagi resiko
terbesar adalah rusaknya ekosistem terumbu karang, maka diperlukan upaya sustainable biodiversity untuk tetap
menjaga kelestarian potensi rumput laut coklat yaitu dengan upaya kegiatan penelitian dan budidaya agar tidak
merusak ekosistem terumbu karang. Untuk melakukan kegiatan penelitian dan budidaya rumput laut serta
mendapatkan manfaat rumput laut dari hasil penelitian, maka dibutuhkan tempat untuk melakukan kegiatan
penelitian rumput laut. Pengembangan wilayah di daerah pesisir Pantai Ponjuk dapat dilakukan di perairan
tanpa menyebabkan perubahan ekosistem. Cara pengembangan wilayah di pesisir pantai tanpa mengganggu
ekosistem pantai dan dapat menimalisir kerusakan lingkungan, yaitu dengan menggunakan struktur apung
pontoon menggunakan bahan Eco Float.

Kata kunci : struktur apung pontoon, eco float, pusat penelitian, Rumput laut dan terumbu karang.

PENDAHULUAN atas air dan dapat terhindar dari kerusakan


Pengembangan wilayah pantai selalu bangunan. Desain struktur yang mampu
menarik perhatian dari banyak pihak, karena melindungi dari bencana alam seperti gempa
pekerjaan pengembangan wilayah pantai adalah sebuah struktur yang kokoh, tahan
merupakan suatu megaproyek, baik dari sisi gempa dan berbobot ringan, serta dapat
investasi dan wujud fisik struktur yang megapung di atas air. Desain struktur seperti
ditangani. Oleh karena itu, para ahli di inilah yang kini mulai dikembangkan oleh
bidang struktur kini terus melakukan inovasi para ahli di bidang terkait, untuk
untuk mendapatkan sistem struktur yang memaksimalkan penggunaan lahan dan
mampu diaplikasikan secara efektif dari sisi meminimalkan kerusakan yang terjadi saat
pembiayaan maupun teknologi dalam rangka gempa.
pengembangan wilayah pantai, tanpa Pulau Talango Sumenep merupakan
mengganggu ekosistem pantai dan daerah yang berpotensi sumber daya rumput
menimbulkan kerusakan lingkungan. Salah laut coklatnya (Sargassum sp), dan alga
satu system struktur yang kini secara intensif lainnya. Permintaan pasar akan Sargassum
diuji coba dan dilakukan pengembangan, ini biasanya banyak datang dari perguruan
adalah konsep struktur terapung. tinggi dan lembaga penelitian untuk
Konsep struktur terapung digunakan melakukan penelitian terhadap kandungan
sebagai tanah dengan luas permukaan yang Sargassum sp sebagai Nutraseutikal dan
luas. Konsep ini mampu bertahan saat terjadi manfaat lainnya. Namun selama ini,
gempa, karena strukturnya mengapung di Sargassum sp yang didapatkan adalah masih
dari alam dan belum hasil budidaya, apalagi keberanian sikap untuk memutuskan konsep
resiko terbesar dari pengambilan langsung rancangan bangunan yang menghargai
ini adalah rusaknya ekosistem terumbu pentingnya keberlangsungan ekosistem di
karang, sebab Sargassum sp yang berada di alam. Pendekatan dan konsep rancangan
Talango hidup di sekitar karang dan substrat arsitektur ini diharapkan mampu melindungi
berlumpur. alam dan ekosistem.
Kenapa dibutuhkannya penelitian dan Produk desain pada perancangan
budidaya rumput laut, karena rumput laut berupa gambar digital, yang didalamnya
merupakan salah satu sumber daya hayati terdiri atas siteplan, layout plan, denah,
yang memiliki hasil perikanan yang tampak, potongan, dan detail struktur apung.
berpotensial tinggi pada bidang industri. Sedangkan teknik yang digunakan untuk
Namun sampai saat ini belum dimanfaatkan menampilkan perancangan tersebut
secara optimal untuk kesejahteraan menggunakan gambar secara digital dengan
masyarakat. Dan kini rumput laut sedang menggunakan aplikasi Autocad dan
gencar dikembangkan sebagai bahan pangan SketchUp. Selain itu, produk desain yang
pokok di Indonesia. dihasilkan juga berupa maket struktur
Untuk melakukan kegiatan penelitian bangunan apung.
dan budidaya rumput laut serta mendapatkan Metode survei deskriptif yang
manfaat rumput laut dari hasil penelitian, mengumpulkan informasi mengenai tema
maka dibutuhkan tempat untuk melakukan dan keadaan pada saat penelitian dilakukan.
kegiatan penelitian rumput laut. Namun, Dari metode tersebut dapat digunakan untuk
untuk melakukan pengembangan wilayah di mengidentifikasi masalah dari isu yang
daerah pesisir Pantai Ponjuk tidak dapat berkembang agar dapat menemukan
dilakukan di darat karena sebagian besar alternatif pemecahan masalah yang nantinya
lahan merupakan permukiman warga, digunakan dalam proses analisis berdasarkan
sehingga pengembangan dapat dilakukan di observasi, wawancara, dan literatur baik dari
perairan tanpa menyebabkan perubahan buku maupun media elektronik. Metode
ekosistem. Cara pengembangan wilayah di pengumpulan data digunakan untuk
pesisir pantai tanpa mengganggu ekosistem mendapatkan sintesis tentang struktur apung
pantai dan dapat menimalisir kerusakan pusat penelitian rumput laut yang akan
lingkungan, yaitu dengan menggunakan digunakan sebagai acuan tahap perancangan
struktur apung pontoon. Beberapa selanjutnya. Metode pengumpulan data yang
pemaparan di atas, maka munculah gagasan digunakan adalah studi lapangan berupa
untuk menggunakan struktur apung pontoon observasi, wawancara, diskusi, peraturan
pada pusat penelitian rumput laut untuk pemerintah sekitar, dan lain-lain. Proses
menghindari kerusakan ekosistem. pengumpulan data meliputi pengumpulan
data primer dan sekunder.
METODE PERANCANGAN
Setelah didapatkan konsep desain maka HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan proses perancangan dengan cara Lokasi tapak berada di Pantai Ponjuk,
menerjemahkan konsep ke dalam desain Pulau Talango, Kabupaten Sumenep,
akhir. Metode perancangan yang digunakan Madura, Jawa Timur. Kawasan ini
metode pendekatan ekologi, menurut berbatasan langsung dengan Selat Madura.
Metallinou (2006), yang merupakan
pendekatan ekologi pada rancangan
arsitektur atau konsep rancangan bangunan
yang menekankan pada suatu kesadaran dan
minyak. Keunggulan dari eco float antara
lain, Keamanan Permukaan pontoon yang
anti slip membuat Modular Float System
bebas dari bahaya tergelincir. Modular Float
Sytem juga anti karat dan aman dibuat
berjalan karena ponton nya yang stabil.
Fleksibilitas yang dapat digunakan dimana
mana dengan medan/ lapangan yang
bervariasi dan dapat di ubah sewaktu-waktu
sesuai dengan keinginan.Ekonomis
denganbiaya pemeliharaan yang murah.
Konstrusi yang Simple, mudah, dan cepat
memasang dan membongkarnya. Daya tahan
eco float kuat terhadap sinar UV, cuaca
Gambar 1.Kawasan Pantai Ponjuk Sumenep, Madura
dingin, air laut, korosi, zat kimia dan oli,
Sumber :Wikimapia.Com , 2011 karena bahan terbuat dari HDPE. Kompresi
Tinggi, lebih dari 3500 kg/sqm.
Lokasi yang dipilih adalah pantai Kekuatantest uji tarik denganhasil lebih dari
ponjuk, dikarenakan hasil rumput yang jauh 1950 kg/sqm yang disetujui oleh pihak
lebih banyak serta adanya kegiatan persatuan berwenang test speed dengan hasil 50
nelayan sargassum terbanyak dipulau mm/min. Kapasitas muatan besar
talango. Selain itu akses perahu ataupun hingga 350kg/m2.
kapal lebih mudah pencapaiannya, Pengaplikasian Eco Float dan beberapa
dikarenakan kontur pantai yang tidak telalu material lain seperti Baja,Beton, dan plastik
tajam. Pemilihan lokasi juga sudah fiber HDPE sebagai pendukung, serta
diperhitungkan agar kapal dapat melewati menggunakan sedikit asumsi pribadi yang
untuk mencapai tapak agar tidak terbentur mengacu pada beberapa studi komparasi
dengan karang. seperti Bandara Yokosuka, karena
Bangunan pusat penelitian rumput laut pertimbangan kestabilan struktur. Sebagai
yang dirancang ini terletak di Pantai Ponjuk, gambaran Struktur yang dimaksud adalah
Desa Padike, Pulau Talango, Madura. Lahan sebagai berikut;
tapak yang digunakan terletak di atas Laut Bangunan
Jawa, sehingga bangunan pusat penelitian ini
Struktur
terapung, luas terbangun 2.500 m2 dari Bangunan
luas total 10.000 m2 atau 1 hektar, sekitar Beton
20% untuk lahan terbangun, dan 80% untuk Fiber
lahan terbuka (perairan Laut Jawa). Pusat
Beton
penelitian dibangun terapung untuk tujuan Baja
meningkatkan ekonomi dan wisata Eco float
masyarakat sekitar dalam hal pengembangan
rumput laut tanpa merusak ekosistem laut itu Gambar 2. Gambaran susunan struktur apung
kombinasi lengkap
sendiri.
Struktur apung menggunakan bahan Selain itu, alasan mengapa
Eco float yaitu modular float system terbuat menggunakan metoda struktur tersebut
dari Material High Density dikarenakan analisis adanya pasang surut
Polyethylene(HDPE) yang tahan terhadap terlalu tajam pada saat tertentu. Pada
sinar UV, air laut, korosi, kimiawi dan rancang bangun bangunan pusat penelitian
rumput laut akan menggunakan empat (4) surut dapat mencapai 8-9m dari permukaan.
massa. Di antara massa tersebut tidak ada Sekilas gambaran ini dapat di analisa,
yang menggunakan tiang pancang struktur yang di gunakan hanya desain
dikarenakan pasang surut tersebut, selain itu struktur pontoon terapung tanpa ada tiang
juga menjaga kestabilan antar satu massa pancang di setiap massa. Alasan mengapa
dengan massa yang lain. Agar bangunan setiap massa bangunan menggunakan
tidak berubah arah dan goyangan akibat struktur apung yaitu antisipasi yang terlalu
terjangan badai, maka dibawah struktur tajam yang mengakibatkan pengikat diantara
memakai pengikat seperti mooring pada massa bangunan terjadi patahan yang
bangunan tambang minyak lepas pantai, mengakibatkan struktur tidak stabil, dengan
pada penjelasan (Semisubmersible). Hanya catatan setiap massa menggunakan pengikat
saja untuk pengikat struktur pontoon eco yang di tancapkan ke dasar laut yang
float yang akan di aplikasikan pada banguan menggunakan teknologi.
pusat penelitian rumput laut ini memakai Lahan tapak yang digunakan terletak
tekhnologi di dalam banguanan untuk di atas Laut Jawa, sehingga bangunan pusat
menyesuaikan ketegangan tali pengikat penelitian ini terapung, luas terbangun
dasar laut oleh pasang surut air yang 2.500 m2 dari luas total 10.000 m2 atau 1
tajam.Gambaran pasang surut. hektar, sekitar 20% untuk lahan terbangun,
dan 80% untuk lahan terbuka (perairan Laut
Jawa).

Gambar 3.gambaran saat pasang air laut di pantai ponjuk

Pasang, pada gambar potongan diatas


menggambarkan saat air laut pasang,
ketinggian air dapat mencapai 18-20m dari
dasar laut. Sekilas gambaran ini dapat di
analisa dengan menggunakan dua (2)
alternatif desain struktur. Alternatif sruktur
yang pertama dapat menggunakan sturktur
pancang di salah satu massa bangunan,
salain sebagai pengikat juga menstabilkan
Gambar 4. Site Plan
struktur akibat terjangan ombak kuat.
Alternatif ke dua seluruh massa Tata letak massa dipengaruhi oleh
menggunakan struktur pontoon apung, hanya orientasi dan zoning. Orientasi tapak
saja harus ada pengikat agar stabil akibat menghadap daratan (utara) sehingga
gelombang, dan pasang surut air laut. bangunannya pun menghadap utara.
Sedangkan pengaruh zoning adalah tatanan
massa yang disusun berdasarkan zona
public, semi publik, privat.
Massa dibedakan menjadi empat
Gambar 4.gambaran saat surut air laut di pantai ponjuk massa yaitu massa public adalah massa
penerima, massa semi publik adalah massa
Surut, pada gambar potongan diatas kantor dan massa Laboratorium demplot,
menggambarkan saat air laut surut tajam. Air sedangkan massa yang keempat adalah
massa privat yaitu massa peneliti
/laboratorium.

Gambar 8. Potongan Tapak

Perspektif Tapak

Gambar 5. Denah

Pada tapak di pantai ponjuk ini, pola


sirkulasi jalan yang digunakan adalah pola
linier. Untuk menuju bangunan pengunjung
dapat berjalan sembari menikmati keindahan
laut. Ruang luar tapak ini merupakan laut
yang di penuhi terumbu karang dan tempat
budidaya rumput laut yang perlu
dilestarikan, sehingga pengelolaan ruang
luar di sekitar tapak meminimalisir area
terbangun. Namun, beberapa area terbangun
selain massa utama dan penunjang, terdapat
Gambar 9. Perspektif Tapak
area dermaga dan heliped di beberapa sisi
tapak yang dihubungkan dengan jembatan Terlihat dari perspektif tapak terdapat
pontoon. Contoh jembatan pontoon yang dermaga apung di sisi barat dan utara
digunakan berupa eco float : bangunan, serta terdapat heliped di sisi timur
bangunan. Bangunan pusat penelitian ini
berpola radial yang berfilosofi tentang
tetesan air yang jatuh dan menyebar.
Bangunan ini menggunakan solar panel
untuk menghasilkan daya listrik.

Gambar 6. Eco Float

Seperti gambar di atas jumlah pontoon


eco float yang di gunakan berjumlah 4 kotak
mengikuti tinggi pontoon bangunan utama
Jembatan Bangunan

Gambar 7. Konsep struktur

Gambar 10. Perspektif Bangunan


Kesimpulan
Pulau Talango Sumenep merupakan
daerah yang berpotensi sumber daya rumput
laut coklatnya (Sargassum sp), dan alga
lainnya. Permintaan pasar akan Sargassum
ini biasanya banyak datang dari perguruan
tinggi dan lembaga penelitian untuk
melakukan penelitian terhadap kandungan
Sargassum sp sebagai Nutraseutikal dan
manfaat lainnya.
Rumput laut merupakan salah satu
sumber daya hayati yang memiliki hasil
perikanan yang berpotensial tinggi pada
bidang industri. kini rumput laut sedang
gencar dikembangkan sebagai bahan pangan
pokok di Indonesia. Rumput laut yang
didapatkan adalah masih dari alam dan
belum hasil budidaya, apalagi resiko terbesar
dari pengambilan langsung ini adalah
rusaknya ekosistem terumbu karang, sebab
Gambar 11. Perspektif Interior - Laboratorium rumput laut hidup di sekitar karang yang
bersubstrat lumpur. Kepentingan mengkaji
hasil dari kandungan rumput laut mewadahi
peneliti dengan adanya pusat penelitian.
Standar sarana dan prasarana
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Tahun 2007, Khusus Budidaya
Rumput Laut tentang Ruang Praktik
Program Keahlian Budidaya Rumput Laut.
1 Laboratorium basah
2 Laboratorium kultur jaringan
3 Laboratorium hama dan penyakit
4 Demplot di laut
5 Ruang pascapanen
6 Ruang penyimpanan
Pusat penelitian berkaitan dengan
wadah atau tempat untuk melakukan
kegiatan penelitian,. Adanya perkembangan
teknologi mempengaruhi peralatan yang
digunakan dalam kegiatan laboratorium,
menyangkut bentuk, ukuran, jenis, dan
sifatnya. Kapabilitas suatu laboratorium
dapat diartikan sebagai kemampuan dari segi
kelengkapan dan kesesuaian secara khusus
untuk melayani fungsi penelitian yang
diwadahi.
Gambar 12. Perspektif Interior
Untuk itu, konsep struktur merupakan Bangunan
solusi pembangunan di laut tanpa merusak Struktur
ekosistem dan biota lau serta lingkungan Bangunan
Beton
sekitarnya. Struktur yang digunakan yaitu
Fiber
tipe pontoon, struktur yang mengapung
(terletak) di permukaan laut dan struktur Beton
Baja
yang fleksibel dibandingkan dengan jenis
Eco float
lain dari struktur lepas pantai. Pontoon juga
dikenal dalam literatur sebagai tikar skarena
rancangan kecil yang berdimensi panjang.
Oleh karena itu, pontoon merupakan struktur
apung yang cocok karena tidak merusak
ekosistem terumbu karang dan rumput laut
di Pantai Ponjuk, Desa Padike, Talango,
Madura. Gambar 13. Penjelasan bahan struktur
Selain itu, alasan mengapa
menggunakan metoda struktur tersebut Yang di kotak warna merah saat terjadi
dikarenakan analisis adanya pasang surut surut akan terlihat ke permukaan yang
terlalu tajam pada saat tertentu. Pada membuat tekanan air terhadap pontoon ini
rancang bangun bangunan pusat penelitian berkurang mengakibatkan jembatan tidak
rumput laut akan menggunakan empat (4) seimbang ketinggiannya.
massa. Di antara massa tersebut tidak ada
yang menggunakan tiang pancang
dikarenakan pasang surut tersebut. Selain
itu, juga menjaga kestabilan antar satu massa
dengan massa yang lain. Agar bangunan
tidak berubah arah dan goyangan akibat
terjangan badai, maka dibawah struktur
Gambar 14. Ukuran dan Bahan struktur
memakai pengikat seperti mooring pada
bangunan tambang minyak lepas pantai. DAFTAR PUSTAKA
Hanya saja untuk pengikat struktur pontoon Aditya S., Putu. 2009. Semisubmersible.
eco float yang akan di aplikasikan pada (online)
banguan pusat penelitian rumput laut ini (http://putukebarongan.blogspot.com/2
memakai tekhnologi di dalam bangunan 009/10/semisubmersible.html) Diakses
untuk menyesuaikan ketegangan tali November 2012
pengikat dasar laut oleh pasang surut air Amiluddin, NM. 2007. Kajian Pertumbuhan
yang tajam. dan Kandungan Karaginan Rumput
Bahan struktur yang di gunakan yaitu Laut Kappaphycus alvarezii yang
memakai Eco float yang sudah ada uji tes Terkena Penyakit Ice-Ice di Perairan
dan standarnya dengan menggunakan asumsi Pulau Pari Kepulauan Seribu. [Tesis].
sendiri dari beberapa analisa dan percobaan. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Kelemahan dari bahan ini, pada belum Pertanian Bogor.
diketahui kestabilan yang pasti jika Anonim. 2012. Susunan dan Macam
menggunakan asumsi sendiri saat surut Ekosistem. (online)
terjauh seperti penjelasan di bawah; (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosiste
m). Diakses Oktober 2012
Anonim. 2010. Kondisi Lingkungan Yang Chiara, Joseph De., Crosbie, Michael J.
Mempengaruhi Budidaya Rumput 2001. Time Saver Standard for
Laut. (online). Building Types. McGraw-Hill
(http://cararahasiaini.blogspot.com/201 Danial, Meddy. 2010. Struktur Terapung
0/01/kondisi-lingkungan-yang- Sebagai Pengganti Reklamasi.
mempengaruhi.html) Diakses Oktober (online).
2011 (http://meddydanial.wordpress.com/)
Anonim. 2010. Pusat Penelitian di Bali. Diakses Oktober 2011
(www.Archdaily.com ) Diakses Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar.
Oktober 2011 Jakarta. Hlm. 13-15
Anonim. 2012. Anjungan Lepas Pantai. Indomigas. 2008. Offshore. (online).
(online). (http://indomigas.wordpress.com/offsh
(http://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan ore/) Diakses Desember 2012
_lepas_pantai) Diakses Desember ITB. 2004. Ekosistem sebagai lingkungan
2012 hidup manusia.
Anonim. 2011. Ark Hotel, Hotel Anti Jamal Basmal, Yunizal dan Tazwir, 1999.
Bencana Buatan Rusia. (online). Pengaruh Perlakuan Pembuatan Semi
(http://bintangkarang.blogspot.com/20 Refined Alginate Dari Rumput Laut
11/01/ark-hotel-hotel-anti-bencana- Coklat (Turbinaria ornata) Segar
buatan.html) Diakses Oktober 2011 Terhadap Kualitas Kalsium Alginat.
Anonim. 2011. Metode Pembuatan Struktur Prosidings Pra Kipnas VII Forum
Terapung (floating structure). (online). Komunikasi I Ikatan Fikologi
(http://infobangunan.com/artikel/38- Indonesia (IFI). Serpong Gedung
bangunan/78-metode-pembuatan- DRN, Puspitek, 8 September 1999.
struktur-terapung-floating- Halaman : 97 109.
structure.html). Diakses Oktober 2011 Kadi, A., Atmadja WS. 1988. Rumput Laut
Anonim. 2012. Semi Sub-mersible. (online). Jenis Algae. Reproduksi, Produksi,
(http://en.wikipedia.org/wiki/Semi- Budidaya dan Pasca Panen. Proyek
submersible) Diakses November 2012 Studi Potensi Sumberdaya Alam
Anonim. 2012. Very Large Floating Indonesia. Jakarta: Pusat penelitian
Structure. (online). dan Pengembangan Oseanologi.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Very_lar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
ge_floating_structure) Diakses 101 hlm.
November 2012 Keputusan Menteri Negara Kependudukan
Atmadja, W.S., A.Kadi, Sulistijo dan R. Dan Lingkungan Hidup
Rachmat. 1996. Pengenalan jenis-jenis Nomor: Kep-02/Menklh/I/1988
rumput laut Indonesia. Puslitbang Tentang Pedoman Penetapan Baku
Oseanologi LIPI, Jakarta : 180 hal. Mutu Lingkungan
B-Foam. 2011. Teknik Penambatan Rumah Mather, Angus (1995). Offshore
Terapung. (online) (http://www.b- Engineering, Witherby & Company
foam.com/article-2012-teknik- Ltd. ISBN 1-85609-078-7
penambatan-rumah-terapung.php). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Diakses November 2012 Tahun 2007 Khusus Budidaya Rumput
Campbell NA, Reece JB. 2009. Biology. Laut tentang Ruang Praktik Program
USA: Pearson Benjamin Cummings. Keahlian Budidaya Rumput Laut.
Page. 415-419. Rasyid, A. 2009. Perbandingan Kualitas
Natrium Alginat Beberapa Jenis Algae
Coklat. Oseanologi dan Limnologi di
Indonesia, 35 (1) : 57-64.
Rinaldy, A. 2012. Jenis-jenis Bangunan
Lepas Pantai. (online)
(http://rinaldyaulia.blogspot.com/2011/
01/jenis-jenis-bangunan-lepas-
pantai.html) Diakses November 2012
Sanggapramana. 2011. Very Large Floating
Structure. (online)
(http://sanggapramana.wordpress.com/
2011/08/25/very-large-floating-
structure/). Diakses November 2012
Taghuci A., Tomoi T. 2001. A Stamp of
Approval to Mega-Float Airport
Feasibility "Mega-Float Airport
Investigation Committee within
Ministry of Land, Infrastructure and
Transport of Japan has compiled their
Final Report". (online).
(http://www.mlit.go.jp/english/maritim
e/mega_float.html) Diakses November
2012
TGA. Endah Susanti. 2003. Pusat
pengembangan IPTEK. D.I. Jogjakarta
TGA. Suharso. 1998. Puslitbang Teknologi
Informasi. Surabaya
Wahyuddin, Mohamad. 2010. Konstruksi
Kapal. (online).
(www.konstruksikapal.html) Diakses
Oktober 2011
Watanabe E., C M Wang, T Utsunomia dan
T Moan. 2002. Very Large Floating
structures : Application, analysis and
design. National University of
Singapore.
Yunizal. 1999. Teknologi Ekstraksi Alginat
dari Rumput Laut Coklat. Jakarta:
Balai Penelitian Perikanan Laut.

Anda mungkin juga menyukai