Anda di halaman 1dari 12

PERAN SEKTOR KELAUTAN DALAM

MENDUKUNG GREEN ECONOMY


MENUJU PEMBANGUNAN
KEBERLANJUTAN
MENGAPA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?
• Pada tahun 1972 diselenggarakan pertemuan akbar dunia, yaitu the United Nations
Conference on Environment and Development (UNCED) di Stockholm, Swedia,
sebagai refleksi kesadaran dan komitmen masyarakat dunia untuk menyerasikan
pembangunan dan lingkungan.
• Pada pertengahan 1980an lahir konsep Pembangunan Berkelanjutan oleh Brundtland
Commission yang dikenal melalui buku Our Common Future pada tahun 1987.
• Pada tahun 1990an diperkenalkan konsep Zero Emmissions oleh Gunter Pauli sebagai
pendiri dan aktivis pada Zero Emmissions Research and Initiative Foundation.
• Pada tahun 1992 diselenggarakan Rio Summit di Rio de Janiero, Brazil yang
mencerminkan makin meningkatnya komitmen masyarakat dunia untuk
melaksanakan konsep pembangunan berkelajutan, antara lain melalui program:
Agenda 21
• Selanjutnya berkembang konsep Green Economy oleh UNEP (United Nations
Environment Programme).
• Pada tahun 2010 diperkenalkan konsep Blue Economy oleh Gunter Pauli melalui
bukunya berjudul The Blue Economy.
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Smith, 1997)
• Berbasis pada biofisik
• Memungkinkan pertumbuhan ekonomi
• Menjamin pemerataan distribusi
• Mengukur kekayaan multidimensi, tidak hanya uang
• Mendorong nilai-nilai konservasi
• Pemberdayaan masyarakat
• Meningkatkan efisisiensi sumberdaya
• Pengembangan perancangan intrumen ekonomi baru
• Mendorong keadilan dalam hal kelembagaan,
perangkat ekonomi, dan proses bisnis.
MENGAPA GREEN ECONOMY ? (UNEP)
• Green Economy is “… one that results in improved
human well-being and social equity, while
significantly reducing environmental risks and
ecological scarcities.”
• “… a green economy can be thought of as one which
is low carbon, resource efficient, and socially
inclusive.”
• “…a green economy is one whose growth in income
and employment is driven by public and private
investments that reduce carbon emissions and
pollution, enhance energy and resource efficiency,
and prevent the loss of biodiversity and ecosystem
services.” (UNEP)
ESENSI GREEN ECONOMY
• Ekonomi Hijau adalah sistem ekonomi yang diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan umat manusia
dan sekaligus secara signifikan mengurangi resiko
lingkungan dan kerusakan ekologi melalui efisiensi
sumberdaya alam, rendah karbon, dan kepedulian
sosial.
• Dalam sistem tersebut pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja
didorong oleh investasi publik dan swasta yang mampu
mengurangi emisi karbon dan polusi, mengembangkan
energi dan efisiensi sumberdaya alam, serta
melindungi keanekaragaman hayati dan fungsi
ekosistem dari kerusakan.
INDIKATOR UTAMA GREEN ECONOMY (UNEP)
• TRANSFORMASI EKONOMI: Dari investasi beresiko tinggi
terhadap lingkungan menjadi investasi ramah lingkungan (low
carbon, clean, waste minimizing, resource efficient, and
ecosystem enhancing activities)
• EFISIENSI SUMBERDAYA (RESOURCE EFFICIENCY):
Penggunaan material, energi, air, lahan, perubahan
ekosistem, besaran limbah, dan emisi bahan berbahaya
terkait dengan aktivitas ekonomi
• PROGRESS AND WELL-BEING: Arah investasi menuju green
goods and services, strengthening of human and social
capital, fulfilled basic human needs, level of education
achieved, health status, and availibilityof and access by the
poor to social safety nets. (UNEP)
PRINSIP-PRINSIP
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN
1. TERINTEGRASI (integrated): Integrasi ekonomi dan
lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi, kebijakan
pusat, daerah dan lintas sektor
2. BERBASIS KAWASAN: Kawasan ekonomi potensial dan
lintas batas ekosistem, wilayah administratif, dan lintas
sektor
3. SISTEM PRODUKSI BERSIH: Sistem produksi efisien tanpa
limbah: bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan
4. INVESTASI KREATIF DAN INOVATIF: Penanaman modal dan
bisnis
5. BERKELANJUTAN: Keseimbangan antara pemanfaatan SDA
dan pelestarian lingkungan
6. PELIBATAN MASYARAKAT: Hak dan peran masyarakat, hak
ulayat dan masyarakat adat diutamakan
MODEL PEMBANGUNAN KELAUTAN
BERBASIS WILAYAH
• PENGEMBANGAN BISNIS TERINTEGRASI BERBASIS KOMODITAS,
PRODUK DAN JASA UNGGULAN
Pengembangan investasi dengan keanekaragaman kegiatan ekonomi
yang saling terkait: efisiensi sumberdaya alam tapi perkaya hasil
produksi dan nilai serta memperluas kesempatan kerja.
• MODEL PENGELOLAAN EKONOMI WILAYAH KEPULAUAN
Kawasan yang terdiri dari pulau-pulau kecil terpisah dari pulau besar
atau pulau-pulau kecil yang menjadi bagian ekosistem pulau besar.
• MODEL PENGELOLAAN TELUK, PESISIR DAN DARATAN
TERINTEGRASI
Kawasan teluk relatif luas yang telah dan diproyeksikan menjadi
kawasan ekonomi dengan keaneka-ragaman kegiatan tinggi.
• MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN
TERBATAS:Kawasan ekonomi khusus berbasis konservasi
PENGEMBANGAN PRODUK KELAUTAN
1. Pengembangan bioteknologi kelautan:
• Bahan baku berasal: dari alam melalui proses yang selektif sesuai dengan
peraturan, berasal dari kegiatan budidaya dan pemanfaatan limbah
• Proses produksi menggunakan bahan baku dari sisa atau limbah perikanan
menghasilkan produk ekonomis seperti kitin, kitosan, tepung ikan, hidrolisat
protein, collagen, dll
• Sisa proses produksi menghasilkan limbah yang diproses menjadi bahan
organik sebagai pupuk
2. Pengembangan air laut
• Proses produksi menggunakan bahan baku air laut menghasilkan air minum
(desalinasi)
• Proses produksi menggunakan bahan baku air laut dalam menghasilkan air
minum bermineral dan untuk kebutuhan kesehatan (deep sea water)
• Sisa proses produksi menghasilkan air dengan kadar garam tinggi yang dapat
diolah menjadi garam
3. Pengelolaan BMKT
• Proses survei dan pengangkatan benda muatan asal kapal tenggelam
mengikuti aturan yang berlaku
PENGEMBANGAN JASA KELAUTAN

1. Pengaturan pemanfaatan sumberdaya pesisir


2. Pengembangan jasa lingkungan
3. Pengembangan energi laut
4. Pengembangan wisata bahari
5. Pengaturan sport fishing
6. Pengelolaan diving site
7. Pengaturan platform minyak lepas pantai
8. Pengaturan bangunan laut
9. Pengaturan penambangan pasir laut
10. Pengaturan pemasangan pipa dan kabel bawah laut
PENGELOLAAN JASA KELAUTAN
• Ditujukan untuk menjaga kelestarian
sumberdaya dan lingkungan
• Menyediakan rambu-rambu/aturan guna
mengendalikan aktivitas/kegiatan yang
berpotensi merusak sumberdaya dan
lingkungan
• Pemanfaatan potensi sumberdaya non hayati
yang ramah lingkungan
• Pelibatan masyarakat dan adat dalam proses
pengelolaan dan pemanfaatan
ESENSI “GREEN ECONOMY” DALAM
PERSPEKTIF UU NO. 27/2007
1. Mengisi kekosongan hukum pengaturan mengenai pengelolaan
perairan pesisir melalui mekanisme perizinan
2. Memberi kepastian dan perlindungan hukum dalam
pemanfaatan perairan pesisir
3. Menata dan mengendalikan perairan pesisir secara berkeadilan
dan berkelanjutan melalui mekanisme sistem zonasi
4. Melindungi, mengkonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan,
dan memperkaya sumber daya pesisir serta ekosistemnya
secara berkelanjutan
5. Melindungi hak masyarakat hukum adat melalui pemberian
kewenangan kepada hukum adat terhadap pengelolaan
sumberdaya pesisir

Anda mungkin juga menyukai