Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit artritis rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan
tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis Rheumatoid
sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1.
kecenderungan wanita untuk menderita artritis reumatoid dan sering dijumpai remisi pada
wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.

Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah suatu
penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai
oleh peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik.
Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik (keturunan) sampai
pada gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah akibat dari sel darah putih yang
berpindah dari aliran darah ke membran yang berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul,
yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas
sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor
genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan
pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui
dengan pasti.

1 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary
manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu
penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh.

Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui
penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas.

Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh .

Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses


inflamasi pada sendi . Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris .

B.Anatomi dan Fisiologi


Muskuluskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan
persendian.
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari
embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi tulang. Proses
ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast.

2 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:

1. Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.

2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.

3. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )

4. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).

5. Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya :

Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang
dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone
(Cacellous atau trabecular )

Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan
luar adalah tulang cancellous.

Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.

Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal
patella (kap lutut)

b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:

3 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
1. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan
panas

2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan
pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak
dibawah control keinginan.

3. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.

c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat
tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.

d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari
suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot
dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu,
khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair
diketahui sebagai fasia dalam.

g. Bursae

4 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana
digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon
dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak
sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.

h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada
bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe
pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang
dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:

Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)

Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)

Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)

Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua. Ada jangka periode waktu tertentu dimana
individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada
masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau
timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya
sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi pada
proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia
pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan
penyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat
otot, tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologis yang umum adalah:

Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua.

Lebar bahu menurun.

Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha

5 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
C. Penyebab / Etiologi Artritis Reumatoid

Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma
dan virus .

Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:

1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.

2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

6 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
D. Manifestasi Klinik Artritis Reumatoid
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang ditemukan pada penderita reumatik.
Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun
dan demam.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer,
termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari
tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas)
dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis
(peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
selama kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .
5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering
dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder
dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami
pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga
orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa
olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun
demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula
ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ
lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai
perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat
dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup,
fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.

7 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
E. Patofisiologi Artritis Reumatoid
Membran syinovial pada pasien reumatoid artritis mengalami hiperplasia, peningkatan
vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini
sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, reumatoid
artritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen HLA-
DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk
mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa reumatoid
artritis disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa
antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini sejumlah
antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan human cartilage
glycoprotein 39.

Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan


syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF- untuk
mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69
dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon- dan interleukin-
17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF- merupakan kunci terjadinya inflamasi pada
rheumatoid arthritis.

Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan
ikatan dengan 12 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin
meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses
patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar
reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun
kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara
keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga
menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada
synovial penderita reumatoid artritis.

8 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
F. Pathway

9 | Page Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
2.Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
4. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat
5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi
7. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab
AR.
9. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi

10 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
11. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
12. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
13. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya
6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada
foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu
sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 4 minggu.

H. Penatalaksanaan Medis
11 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit
ini
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk
mempertahankan fungsi sendi pasien
d. Termoterapi
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan :

Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang
telah ditentukan.
Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory)
Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

I. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah
kulit yang disebut subcutan nodule
2. Ada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4. Terjadi splenomegali

J. Pencegahan
a. Istirahat yang cukup
b. Hindari kerja berat
c. Makan makanan tinggi kalsium
d. Olah raga yang teratur

12 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
e. Berjemur di pagi hari
f. Kurangi makanan yang mengandung asam urat seperti hati-limpa.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
13 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Danau Singkarak
Tanggal Masuk RS : 15 September 2014
Ruang / Kamar : Ruang Dahlia , RSU Putri Hijau Medan
Tanggal Pengkajian : 15 September 2014
Diagnosa Medis : Rhematoid Arthritis

2. Penanggungjawab
Nama : Tn . H
Hub dengan pasien : Anak Pasien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln . Danau Singkarak

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny. T sudah lama terserang rematk, jika terserang arthritis rheumatoid Ny. T tidak dapat
berjalan.

4. Riwayat kesehatan sekarang


Ny. T mengatakan saat ini ia mengalami rheumatoid, Ny. T susah menggerakan kakinya, lutut
Ny. T terlihat bengkak dan merah.

5. Riwayat kesehatan keluarga


Ny. T mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami rematik dan penyakit keturunan
lainnya.

14 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
5. Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
1 ) Makan : Nasi + lauk pauk
: 3x sehari
: 1 porsi

2) Minum : Air putih


: Jika haus
: 7-8 gelas/hari

b. Pola Eliminasi
1) BAB
: Lembek
: 2 x sehari
: Khas

2) BAK
: Kuning jernih
: 4 x sehari
: Khas

c. Pola tidur dan istirahat


: 6-7 jam/hari
: 1 jam
: 5 jam
Ada (insomnia)

6. Hubungan Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Hubungannya baik dengan anggota keluarga lain.

15 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
b. Hubungan dengan orang lain
Ny. T termasuk orang yang ramah tamah.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Suhu : 37,5oC
Respirasi : 25 x / menit
b. Kepala
Tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, warna rambut putih.
c. Mata
Simetris ki/ka, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+), tidak ikterik.
d. Hidung
Simetris ka/ki, bersih.
e. Mulut
Gigi ompong bagian bawah geraham dan seri, kebersihan cukup baik, mukosa mulut lembab,
caries tidak ada.
f. Tonsil
Tidak ada pembengkakan
g. Telinga
Simetris, serumen tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran.
h. Leher
Tidak ada pemeriksaan kelenjar tiroid.
i. Thorak
I : Simetris, tidak ada benjolan
P : Fremitus ki/ka
P : Sonor kedua paru
A : Suara napas kadang wheezing kadang vesikuler.

j. Abdomen
I : Bentuk simetris

16 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
P : Tidak ada pembesaran hepar/limfe
P : Tympani
A : Bising usus normal

k. Ekstremitas
Atas : Simetris ki/ka, tidak terdapat gangguan
Bawah : simetris, bengkak dan merah pada bagian sendi lutut.

B. Analisa Data
N
Data Etiologi Masalah
o
1 DS : Reaksi faktor R Nyeri akut b/d
- Klien mengatakan kakinya terasa kaku dengan distensi jaringan
di pagi hari antibody , akibat akumulasi
- Klien mengatakan nyeri pada kakinya
Faktor cairan / proses
- Klien mengatakan nyeri datang secara
metabolik inflamasi ,
tiba-tiba.
,infeksi dengan destruksi sendi
DO :
kecenderungan
- Kaki klien tampak bengkak dan
merah di bagian lutut
- Klien tampak meringis ketika Reaksi
dilakukan pemeriksaan palpasi pada peradangan
kaki
- Kaki klien nampak bengkak dan
Nyeri
merah
Skala Nyeri (6-7)
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 25 x / menit
S : 37,5 oC

17 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
2 DS : Reaksi faktor R Kerusakan
- Klien mengatakan kalau banyak dengan mobilitas fisik
beraktivitas kakinya terasa nyeri. antibody , b/d deformitas
- Klien mengatakan kakinya sulit untuk
Faktor skeletal , nyeri /
digerakkan
metabolik ketidaknyamana
- Klien mengatakan tubuhnya terasa
,infeksi dengan n , intoleransi
letih
kecenderungan terhadap aktivitas
DO :
atau penurunan
- Klien tampak tidak sering bergerak
- Klien banyak istirahat Reaksi kekuatan otot.
- Klien nampak dibantu oleh orang lain Peradangan
ketika ingin BAB dan BAK

Kekakuan Sendi

Kerusakan
DS : mobilitas fisik
- Klien mengatakan tidak
3 Gangguan citra
bisa berperan seperti Reaksi faktor R tubuh /
biasa nya lagi dengan perubahan
DO : penampilan
antibody ,
peran
- Klien lebih sering diam Faktor
- Klien tampak tidak berhubungan
metabolik dengan
tenang perubahan
,infeksi
kemampuan
untuk
Reaksi melakukan
peradangan tugas tugas
umum ,
peningakatan
penggunaan
Terbatas nya
energy atau
gerakan sendi
ketidak
seimbangan
mobilitas .
Perubahan
penampilan
peran

18 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
Gangguan citra
tubuh

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut / kronis b/d distensi jaringan akibat akumulasi cairan / proses inflamasi ,
destruksi sendi .
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal , nyeri / ketidaknyaman , intoleransi
aktivitas atau penurunan kekuatan otot .
3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk
melakukan tugas tugas umum , peningkatan penggunaan energy atau
ketidakseimbangan mobilitas .

19 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
D. Intervensi Keperawatan Arthritis Rheumatoid

N Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


o Keperawatan
1 Nyeri akut / Setelah Nyeri 1 . Kaji keluhan 1 . Membantu
. kronis b/d dilakukan berkurang nyeri , skala dalam
distensi tindakan Klien nyeri , serta catat menentukan
jaringan keperawatan terlihat lokasi dan kebutuhan
akibat 3x24 jam lebih intensitas , faktor manajemen
akumulasi diharapkan : rileks faktor yang nyeri dan
cairan / proses Nyeri mempercepat efektivitas
inflamasi , berkurang / dan respons rasa program
destruksi hilang dan sakit non verbal .
sendi terkontrol 2 . Berikan 2 . Matras
matras / kasur yang empuk
keras , bantal menjaga
kecil . Tinggikan pemeliharaaan
tempat tidur kesejajaran
sesuai kebutuhan tubuh yang
tepat ,
peninggian
tempat tidur
menurunkan
tekanan pada
sendi yang
nyeri .

3 . Biarkan klien 3 . Pada


mengambil penyakit yang
posisi yang berat /
nyaman waktu eksaserbasi ,
tidur atau duduk tirah baring
dikursi . mungkin

20 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
Tingkatkan diperlukan
istirahat untuk
ditempat tidur membatasi
sesuai indikasi nyeri / cedera

4 . Anjurkan 4 .
klien untuk Meningkatkan
mandi air hangat relaksasi dan
,sediakan waslap mobilitas ,
utk kompres menurunkan
sendi yang sakit . rasa sakit ,dan
Pantau suhu air menghilangka
kompres , air n kekakuan
mandi dsb . pada pagi hari
.Sensitivitas
pada panas
dapat
dihilangkan
dan luka
dermal dapat
disembuhkan
5 . Berikan 5 .
masase yang Meningkatkan
lembut relaksasi /
mengurangi
tegangan otot
6 . Libatkan 6 . Memfokus
dalam aktivitas kembali
hiburan sesuai perhatian ,
dengan jadwal memberikan
aktivitas klien stimulasi dan
meningkatkan
rasa percaya

21 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
diri dan
perasaan sehat
7 . Kolaborasi 7 .
dalam Meningkatkan
pemberikan obat relaksasi ,
sebelum mengurangi
dilakukan tegangan oto /
aktivitas / latihan spasme ,
yang memudahkan
direncanakan untuk ikut
sesuai petunjuk serta dalam
terapi
Klien
2. Kerusakan Setelah dapat 1 . Evaluasi / 1 . Tingkatkan
mobilitas fisik dilakukan melakukan lanjutkan aktivitas
b/d deformitas tindakan aktivitas pemantauan tergantung
skeletal , keperawatan Klien tingkat inflamasi dari
nyeri / selama 3x24 tampak / rasa sakit pada perkembanga
ketidaknyama jam lebih sendi n resolusi
n , intoleransi diharapkan : rileks proses
aktivitas klie dapat inflamasi
terhadap melakukan
aktivitas atau mobilitas
penurunan 2 . Pertahankan 2 . Istirahat
kekuatan otot istirahat tirah sistemik
baring / duduk dianjurkan
jika diperlukan selama
eksaserbasi
akut dan
seluruh fase
penyakit yang
penting ,
untuk

22 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
mencegah
kelelahan dan
mempertahan
kn kekuatan .

3 . Bantu klien 3 .
latihan rentang Mempertahan
gerak pasif dan kan /
aktif . meningkatkan
fungsi sendi ,
kekeuatan
otot dan
stamina
umum .

4 . Gunakan 4 . Mencegah
bantal kecil / fleksi leher
tipis dibawah
leher

5 . Dorong klien 5 .
mempertahankan Memaksimalk
postur tegak dan an fungsi
duduk , berjalan sendi ,
mempertahan
kan mobilitas

6 . Berikan 6 .
lingkungan yang Menghindari
aman cedera akibat
kecelakaan
/jatuh

23 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
7 . Konsultasi 7 . Berguna
dengan ahli dalam
terapi fisik / memformulasi
okupasi dan kan program
spesialis latihan /
vokasional aktivitas yang
berdasarkan
pada
kebutuhan
individual dan
dalam
mengidentifik
asi alat / bantu
mobilitas

8 . Kolaborasi 8.Menurunka
dalam pemberian n / menekan
obat obatan inflamasi
sesuai indikasi sistemik akut .

Klien dapat
3 Gangguan Setelah berperan 1 . Dorong klien 1.Memberika
citra tubuh / dilakukan sebagaiman mengungkapkan n kesempatan
perubahan tindakan a biasanya perasaannya untuk
penampilan keperawatan Klien klien mengenai proses mengidentifik

peran b/d selama 3x24 dapat penyakit dan asikan rasa


perubahan jam mampu harapan masa takut /
kemampuan diharapkan : mempertah depan kesalahan
untuk klien dapat an kan konsep dan
melakukan berperan koping diri mampu
tugas tugas sebagaiman nya menghadapi
umum , a biasanya masalah
24 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
E. Catatan Perkembangan Rhematoid Arthritis
N Dx Keperawatan Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
o Tgl/
Jam

25 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
1. Nyeri akut / kronis Senin , 1 . Mengkaji keluhan S = Klien
b/d distensi 15 nyeri , skala nyeri , mengatakan
jaringan akibat Septemb serta catat lokasi dan nyeri berkurang
akumulasi cairan / er 2014 , intensitas , faktor O = - Kaki klien
proses inflamasi , 10.00 faktor yang tidak tampak
destruksi sendi wib mempercepat dan bengkak dan
respons rasa sakit non merah lagi
verbal . -Klien tampak
11.00 2 . Memberikan tenang
wib matras / kasur keras , A = Masalah
bantal kecil . teratasi
Tinggikan tempat tidur sebagian
sesuai kebutuhan P = Intervensi
11.15 3 . Membiarkan klien dilanjutkan
wib mengambil posisi
yang nyaman waktu
tidur atau duduk
dikursi . Tingkatkan
istirahat ditempat tidur
sesuai indikasi
12.00 4 . Menganjurkan
wib klien untuk mandi air
hangat ,sediakan
waslap utk kompres
sendi yang sakit .
Pantau suhu air
kompres , air mandi
dsb .

13.00 5 . Memberikan
wib masase yang lembut
14.00 6 . Melibatkan dalam
wib aktivitas hiburan

26 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
sesuai dengan jadwal
aktivitas klien
16.00 7 . Berkolaborasi
wib dalam pemberikan
obat sebelum
dilakukan aktivitas /
latihan yang
direncanakan sesuai
petunjuk

2 Kerusakan Jumat , 1 . Mengevaluasi / S = Klien


mobilitas fisik b/d 16 lanjutkan pemantauan mengatakan
deformitas Septemb tingkat inflamasi / rasa sudah dapat
skeletal , nyeri / er 2014 , sakit pada sendi beraktivitas
ketidaknyaman , Jam 2 . Mempertahankan O = Klien dapat
intoleransi aktivitas 13.00 istirahat tirah baring / melakukan
terhadap aktivitas duduk jika diperlukan aktivitas
atau penurunan 13.15 3 . Membantu klien A = Masalah
kekuatan otot wib latihan rentang gerak teratasi
pasif dan aktif . sebagian
14.00 4 . Menggunakan P = Intervensi
wib bantal kecil / tipis dilanjutkan
dibawah leher
15.00 5 . Mendorong klien
wib mempertahankan
postur tegak dan
duduk , berjalan
16.00 6 . Memberikan
wib lingkungan yang aman
27 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
16.15 7 . Berkonsultasi
wib dengan ahli terapi fisik
/ okupasi dan spesialis
vokasional
18.00 8 . Berkolaborasi
wib dalam pemberian obat
obatan sesuai
indikasi

3 Gangguan citra Rabu , 1 . Mendorong klien S = Klien


tubuh / perubahan 17 mengungkapkan mengatakan
penampilan peran Septemb perasaannya mengenai sudah dapat
b/d perubahan er 2014 , proses penyakit dan berperan seperti
kemampuan untuk Jam : harapan masa depan biasanya .
melakukan tugas 10.00 2 . Mendiskusikan O = Klien
tugas umum , wib persepsi klien tampak tenang
peningkatan energy bagaimana orang A = Masalah
atau terdekat menerima teratasi
ketidakseimbangan keterbatasan klien sebagian
mobilitas 11.00 3 . Mengobservasi P = Intervensi
wib perilaku klien dilanjutkan
terhadap kemungkinan
menarik diri ,
menyangkal atau
terlalu memperhatikan
11.15 perubahan tubuh
wib 4 . Mengikut sertakan
klien dalam
merencanakan
perawatan dan
membuat jadwal
12.00 aktivitas
wib 5 . Membantu
28 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
kebutuhan perawatan
13.00 yang diperlukan klien
wib 6 . Merujuk padaa
13.15 konseling psikiatri
wib 7 . Berkolaborasi
dalam pemberian obat
peningkat alam
perasaan

29 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid


Arthtritis
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah suatu penyakit
otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai oleh
peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan
berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik (keturunan) sampai pada
gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah akibat dari sel darah putih yang
berpindah dari aliran darah ke membran yang berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang
jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi
yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik,
hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola
morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui
dengan pasti.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurna Lukman . 2012 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskletal . Jakarta : Salemba Medika
2. M . Wilkinson .2011 . Diagnosis Keperawatan . Jakarta : EGC
3. Pearce , Evelin . 2009 . Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
4. Marilyn , Doenges . 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC
5. Kluwer , Wolters . 2011 . Kapita Selekta Penyakit . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Pathway Cedera Kepala
    Pathway Cedera Kepala
    Dokumen2 halaman
    Pathway Cedera Kepala
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Emmi
    Emmi
    Dokumen20 halaman
    Emmi
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Kehidupan Kota
    Kehidupan Kota
    Dokumen1 halaman
    Kehidupan Kota
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Ok 123
    Ok 123
    Dokumen44 halaman
    Ok 123
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Planning of Action (Hal 81-82)
    Planning of Action (Hal 81-82)
    Dokumen2 halaman
    Planning of Action (Hal 81-82)
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gagal Ginjal Kronis TERBARU Perbaikan
    Makalah Gagal Ginjal Kronis TERBARU Perbaikan
    Dokumen53 halaman
    Makalah Gagal Ginjal Kronis TERBARU Perbaikan
    Emmi Maliza Hutagaol
    100% (1)
  • Cover Sak
    Cover Sak
    Dokumen1 halaman
    Cover Sak
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Assalamualaikum WR
    Assalamualaikum WR
    Dokumen6 halaman
    Assalamualaikum WR
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Dokumen34 halaman
    Cedera Kepala
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • SKENARIO
    SKENARIO
    Dokumen3 halaman
    SKENARIO
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Bukti Tanda Terima Skripsi
    Bukti Tanda Terima Skripsi
    Dokumen3 halaman
    Bukti Tanda Terima Skripsi
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Absensi Kehadiaran Semina
    Absensi Kehadiaran Semina
    Dokumen2 halaman
    Absensi Kehadiaran Semina
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Katakan Sejujurnya
    Katakan Sejujurnya
    Dokumen1 halaman
    Katakan Sejujurnya
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Askep CHF Emmi Ok Ini Ya
    Askep CHF Emmi Ok Ini Ya
    Dokumen72 halaman
    Askep CHF Emmi Ok Ini Ya
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • CHF Cover
    CHF Cover
    Dokumen1 halaman
    CHF Cover
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Bukti Tanda Terima Skripsi Yuli
    Bukti Tanda Terima Skripsi Yuli
    Dokumen2 halaman
    Bukti Tanda Terima Skripsi Yuli
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Pengesahan CHF
    Pengesahan CHF
    Dokumen1 halaman
    Pengesahan CHF
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 9
    Lampiran 9
    Dokumen4 halaman
    Lampiran 9
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar CHF
    Kata Pengantar CHF
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar CHF
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • CHF
    CHF
    Dokumen22 halaman
    CHF
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Dokumen34 halaman
    Cedera Kepala
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Bukti Tanda Terima Skripsi Ruji
    Bukti Tanda Terima Skripsi Ruji
    Dokumen2 halaman
    Bukti Tanda Terima Skripsi Ruji
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Pathway CKB
    Pathway CKB
    Dokumen1 halaman
    Pathway CKB
    Emmi Maliza Hutagaol
    100% (1)
  • Lampiran 3
    Lampiran 3
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 3
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Panduan Skripsi
    Panduan Skripsi
    Dokumen12 halaman
    Panduan Skripsi
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Blanko Kuu
    Blanko Kuu
    Dokumen2 halaman
    Blanko Kuu
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Bukti Tanda Terima Skripsi
    Bukti Tanda Terima Skripsi
    Dokumen2 halaman
    Bukti Tanda Terima Skripsi
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat
  • Blanko Gua
    Blanko Gua
    Dokumen2 halaman
    Blanko Gua
    Emmi Maliza Hutagaol
    Belum ada peringkat