PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit artritis rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan
tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis Rheumatoid
sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1.
kecenderungan wanita untuk menderita artritis reumatoid dan sering dijumpai remisi pada
wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.
Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah suatu
penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai
oleh peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik.
Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik (keturunan) sampai
pada gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah akibat dari sel darah putih yang
berpindah dari aliran darah ke membran yang berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul,
yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas
sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor
genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan
pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui
dengan pasti.
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary
manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu
penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh.
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui
penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas.
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh .
Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang
dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone
(Cacellous atau trabecular )
Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan
luar adalah tulang cancellous.
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal
patella (kap lutut)
b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan
pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak
dibawah control keinginan.
3. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.
c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat
tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari
suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot
dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu,
khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.
f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair
diketahui sebagai fasia dalam.
g. Bursae
h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada
bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe
pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang
dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua. Ada jangka periode waktu tertentu dimana
individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada
masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau
timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya
sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi pada
proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia
pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan
penyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat
otot, tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologis yang umum adalah:
Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua.
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma
dan virus .
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun
dan demam.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer,
termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari
tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas)
dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis
(peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
selama kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .
5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering
dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder
dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami
pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga
orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa
olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun
demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula
ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ
lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai
perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat
dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup,
fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan
ikatan dengan 12 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin
meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses
patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar
reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun
kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara
keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga
menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada
synovial penderita reumatoid artritis.
H. Penatalaksanaan Medis
11 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit
ini
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk
mempertahankan fungsi sendi pasien
d. Termoterapi
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan :
Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang
telah ditentukan.
Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory)
Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)
I. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah
kulit yang disebut subcutan nodule
2. Ada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4. Terjadi splenomegali
J. Pencegahan
a. Istirahat yang cukup
b. Hindari kerja berat
c. Makan makanan tinggi kalsium
d. Olah raga yang teratur
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
13 | P a g e Asuhan Keperawatan Rhematoid
Arthtritis
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Danau Singkarak
Tanggal Masuk RS : 15 September 2014
Ruang / Kamar : Ruang Dahlia , RSU Putri Hijau Medan
Tanggal Pengkajian : 15 September 2014
Diagnosa Medis : Rhematoid Arthritis
2. Penanggungjawab
Nama : Tn . H
Hub dengan pasien : Anak Pasien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln . Danau Singkarak
b. Pola Eliminasi
1) BAB
: Lembek
: 2 x sehari
: Khas
2) BAK
: Kuning jernih
: 4 x sehari
: Khas
6. Hubungan Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Hubungannya baik dengan anggota keluarga lain.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Suhu : 37,5oC
Respirasi : 25 x / menit
b. Kepala
Tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, warna rambut putih.
c. Mata
Simetris ki/ka, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+), tidak ikterik.
d. Hidung
Simetris ka/ki, bersih.
e. Mulut
Gigi ompong bagian bawah geraham dan seri, kebersihan cukup baik, mukosa mulut lembab,
caries tidak ada.
f. Tonsil
Tidak ada pembengkakan
g. Telinga
Simetris, serumen tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran.
h. Leher
Tidak ada pemeriksaan kelenjar tiroid.
i. Thorak
I : Simetris, tidak ada benjolan
P : Fremitus ki/ka
P : Sonor kedua paru
A : Suara napas kadang wheezing kadang vesikuler.
j. Abdomen
I : Bentuk simetris
k. Ekstremitas
Atas : Simetris ki/ka, tidak terdapat gangguan
Bawah : simetris, bengkak dan merah pada bagian sendi lutut.
B. Analisa Data
N
Data Etiologi Masalah
o
1 DS : Reaksi faktor R Nyeri akut b/d
- Klien mengatakan kakinya terasa kaku dengan distensi jaringan
di pagi hari antibody , akibat akumulasi
- Klien mengatakan nyeri pada kakinya
Faktor cairan / proses
- Klien mengatakan nyeri datang secara
metabolik inflamasi ,
tiba-tiba.
,infeksi dengan destruksi sendi
DO :
kecenderungan
- Kaki klien tampak bengkak dan
merah di bagian lutut
- Klien tampak meringis ketika Reaksi
dilakukan pemeriksaan palpasi pada peradangan
kaki
- Kaki klien nampak bengkak dan
Nyeri
merah
Skala Nyeri (6-7)
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 25 x / menit
S : 37,5 oC
Kekakuan Sendi
Kerusakan
DS : mobilitas fisik
- Klien mengatakan tidak
3 Gangguan citra
bisa berperan seperti Reaksi faktor R tubuh /
biasa nya lagi dengan perubahan
DO : penampilan
antibody ,
peran
- Klien lebih sering diam Faktor
- Klien tampak tidak berhubungan
metabolik dengan
tenang perubahan
,infeksi
kemampuan
untuk
Reaksi melakukan
peradangan tugas tugas
umum ,
peningakatan
penggunaan
Terbatas nya
energy atau
gerakan sendi
ketidak
seimbangan
mobilitas .
Perubahan
penampilan
peran
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut / kronis b/d distensi jaringan akibat akumulasi cairan / proses inflamasi ,
destruksi sendi .
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal , nyeri / ketidaknyaman , intoleransi
aktivitas atau penurunan kekuatan otot .
3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk
melakukan tugas tugas umum , peningkatan penggunaan energy atau
ketidakseimbangan mobilitas .
4 . Anjurkan 4 .
klien untuk Meningkatkan
mandi air hangat relaksasi dan
,sediakan waslap mobilitas ,
utk kompres menurunkan
sendi yang sakit . rasa sakit ,dan
Pantau suhu air menghilangka
kompres , air n kekakuan
mandi dsb . pada pagi hari
.Sensitivitas
pada panas
dapat
dihilangkan
dan luka
dermal dapat
disembuhkan
5 . Berikan 5 .
masase yang Meningkatkan
lembut relaksasi /
mengurangi
tegangan otot
6 . Libatkan 6 . Memfokus
dalam aktivitas kembali
hiburan sesuai perhatian ,
dengan jadwal memberikan
aktivitas klien stimulasi dan
meningkatkan
rasa percaya
3 . Bantu klien 3 .
latihan rentang Mempertahan
gerak pasif dan kan /
aktif . meningkatkan
fungsi sendi ,
kekeuatan
otot dan
stamina
umum .
4 . Gunakan 4 . Mencegah
bantal kecil / fleksi leher
tipis dibawah
leher
5 . Dorong klien 5 .
mempertahankan Memaksimalk
postur tegak dan an fungsi
duduk , berjalan sendi ,
mempertahan
kan mobilitas
6 . Berikan 6 .
lingkungan yang Menghindari
aman cedera akibat
kecelakaan
/jatuh
8 . Kolaborasi 8.Menurunka
dalam pemberian n / menekan
obat obatan inflamasi
sesuai indikasi sistemik akut .
Klien dapat
3 Gangguan Setelah berperan 1 . Dorong klien 1.Memberika
citra tubuh / dilakukan sebagaiman mengungkapkan n kesempatan
perubahan tindakan a biasanya perasaannya untuk
penampilan keperawatan Klien klien mengenai proses mengidentifik
13.00 5 . Memberikan
wib masase yang lembut
14.00 6 . Melibatkan dalam
wib aktivitas hiburan
A. Kesimpulan
Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah suatu penyakit
otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai oleh
peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan
berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik (keturunan) sampai pada
gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah akibat dari sel darah putih yang
berpindah dari aliran darah ke membran yang berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang
jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi
yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik,
hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola
morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui
dengan pasti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurna Lukman . 2012 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskletal . Jakarta : Salemba Medika
2. M . Wilkinson .2011 . Diagnosis Keperawatan . Jakarta : EGC
3. Pearce , Evelin . 2009 . Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
4. Marilyn , Doenges . 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC
5. Kluwer , Wolters . 2011 . Kapita Selekta Penyakit . Jakarta : EGC