Anda di halaman 1dari 7

Dalam banyak hal,

sediaan obat tidak dapat dianalisis secara langsungdengan metode yang sesuai,

tanpa didahului dengan tahap perlakuan/penyiapansampel. Tahap ini pada umumnya d

ikelompokkan menjadi tahap pengambilansampel (sampling)

dan tahap pembersihan sampel (clean up).

Tujuan akhirpengambilan sampel adalah untuk memperoleh sampel yang

representatif (mewakili) dari suatu batch sediaan farmasi.

Cara pengambilan sampel (sampling) merupakan masalah yang

sangatpenting dalam pengujian, produk ruahan,

produk antara ataupun produk jadi,sebab untuk mengetahui kadar atau konsentrasi

suatu senyawa tertentu dalamsampel hanya dilakukan terhadap sejumlah kecil samp

el. Oleh karena itu, carapengambilan sampel yang

salah meskipun metode analisisnya tepat dan telitihasilnya tidak akan memberikan p

etunjuk yang benar mengenai sifat (kadar) yang akan diselidiki. Meskipun demikian,

masalah ini sering kali kurangmendapat perhatian dari seorang analis disebabkan par

a analis sudah terbiasamenerima sampel yang langsung dianalisis.

Di dalam teknik sampling dikenal dengan populasi, populasi merupakan

kumpulan atau keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi criteriatert
entu yang telah ditetapkan dalam penelitian: bisa berupa orang, benda ataupun

kejadian, yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang diteliti merupakan kepuasan

konsumen terhadap produk X, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk

tersebut. Jika yang diteliti adalah kemurnian terhadap bahan awal yang baru

datang, maka populasi yang diteliti adalah seluruh bahan awal yang baru datang.

Maka penting bagi kita untuk mengetahui populasi dari sampel yang akan kita teliti.

Agar tidak ada kesalahan yang nantinya berpengaruh terhadap hasil penelitian kita.

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin

karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu

bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh

dua pertimbangan :

1. Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan merupakan suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan

pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya.

2. Presisi

Presisi dapat diartikan sebagai gambaran tingkat kebebasan alat ukur dari

kesalahan acak.

Hal-hal penting berkaitan dengan pemilihan sampel yang baik :


Sample haruslah representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua

unsur sampel)

Batasan sampel harus jelas

Dapat dilacak dilapangan

Tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (didata dua kali/lebih)

Harus up to date (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan

penelitian)

Macam-macam teknik pengambilan sampel

Aturan umum yang

pasti mengenai cara pengambilan sampel dan berapabesarnya sampel yang

harus di ambil tidak dapat dirumuskan secara umumsebab cara pengambilan sampel

sangat tergantung pada sifat dan jumlah bahan yang dianalisis. Cara

pengambilan sampel zat padat akan berbeda dengan carapengambilan zat cair,

dan akan berbeda pula dengan gas. Namun, padaprinsipnya sampel yang

di analisis harus bersifat representatif, artinya sampel yang akan di analisis benar-

benar mewakili populasinya.

Berdasarkan prinsip ini dikenal dua macam cara pengambilan sampeldalam p

engujian sampel, yaitu:

1. Pengambilan sampel random (cuplikan random, cuplikan acak) / probabilitas.


Cara pengambilan sampel ini dilakukan terhadap bahan yang serbasama

(homogen) atau dianggap serbasama. Misalnya batch tablet,

ampul dan sebagainya. Serbuk sampel yang

di terima analis untuk dianalisis harus di anggap bukan sampel yang

homogen. Untuk dapat disampel secara random,

harus terlebih dahulu di gerus secara homogen.Begitu pula

larutan / suspense harus di gojog sampai homogen,

barudilakukan pengambilan sampel secara random.

Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut :

a. Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling.

Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana

adalah dengan undian.

b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).

Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor

urut) yang kesekian dari daftar populasi.

c. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling).


Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil

dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara

undian maupun sistematis.

d. Teknik sampling secara rambang bertingkat.

Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama

seperti pada teknik sampling secara proportional.

e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling).

Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan

subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu

peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang

ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut

cluster sampling atau multi-stage sampling.

2. Pengambilan sampel non probabilitas.

Sampel yang dikirim ke laboratorium analisis untuk dilakukan

pengujian harus representative untuk menghindari resiko adanya hasilanalisis yang

keluar dari spesifikasi yang ditentukan. Cara ini dilakukanjika bahan yang

akan di analisis tidak homogen. Dalam hal ini, sampelharus di ambil dari bagian-

bagian yang berbeda-beda dari setiap wadah (bagian atas, tengah, bawah, samping,
dan sebagainya). Masing-masingsampel harus di campur homogen kemudian sampel di

ambil secara random untuk di analisis.

Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara non probabilitas adalah

sebagai berikut.

a. Purposive sampling atau judgmental sampling.

Penarikan sampel secara purposive merupakan cara penarikan sample yang dilakukan

dengan cara memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.

b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).

Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel

berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga

ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga

jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah).

Teknik sampling ini dilakukan dengan dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.

Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui

sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d. Accidental sampling atau convenience sampling.

Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan

terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi
peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini

disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

Metode pemilihan atau pengambilan sampel (sampling) yang baik akan mempengaruhi

hasil dari sample yang nantinya akan kita gunakan, oleh karena itu pemilihan

metode sampling harus berdasarkan :

Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan

Dapat memilih sampel yang representatif

Efisien dalam penggunaan sumber daya

Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sampel

Anda mungkin juga menyukai