Anda di halaman 1dari 5

4.

2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme terjadinya kerusakan penyakit
pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab pathogen dan hama. Pada tanaman kedelai salah satu
penyakit yang timbul adalah bercak-bercak. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora sojina Hara yang
juga disebut sebagai C. daizu Miura. C.sojina bertahan pada daun dan batang maupun biji. Hama pada tanaman
kedelai yang mengakibatkan daun berlobang ini memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah, contohnya pada
belalang. Konidium dipencarkan oleh angin, khusunya pada saat tanaman mulai masak. Gejala-gejala yang
timbul pada tanaman yang sakit adalah terdapat bercak-bercak yang khas berwarna coklat muda atau kelabu
pada daun, dengan tepi coklat ungu atau coklat kemerahan. Di sekitar bercak tedapat jaringan klorotik, dan
terdapat juga lobang-lobang besar memanjang pada daun.
Hama yang terdapat pada tanaman padi adalah Walang sangit (Leptocorixa acuta) walang sangit sering sekali
menjadi penyebab utama rusaknya bulir padi, sehingga bulir pada jadi hampa dan kempes. Walang sangit
memiliki cirri-ciri yaitu : mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput,
memiliki tipe alat mulut menusuk mengisap, dan metamorfosisnya tidak sempurna. Penyebab kerusakannya
adalah Leptocorixa acuta, aktifnya pagi hari, warna serangga hijau kekuning-kuningan sesuai dengan warna bulir
padi yang disenanginya. Telur diletakkan dalam kelompok pada permukaan daun, bentuknya seperti biji gulma.
Gejala serangan : Butir padi stadium matang susu menjadi hampa atau setengah hampa karena cairannya
dihisap oleh hama ini, terdapat lubang bekas tusukan berwarna abu-abu kekuning-kuningan. Kadang-kadang di
sekeliling lubang berubah menjadi coklat karena adanya serangan cendawan Helmintosperium oryzae.
Serangga ini berbau tidak enak bila dipegang.
Pada buah coklat hama yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah hama dengan tipe alat mulut pencucuk
pengisap. Gejala serangan dengan cara membuat liang gerakan pada bagian yang diserang, larva memakan
dan merusak jaringan keping batang sehingga bagian yang terserang tampak berwarna hitam/kecoklatan.
Serangan yang berat mengakibatkan jaringan kulit terputus, batang menjadi layu dan mengering, karena akar
tidak berfungsi normal untuk menghisap air dan unsure hara dari dalam tanah.
Pada hama thrips dengan tipe alat mulut pemarur-penghisap, gejala serangan yang ditimbulkan yaitu Daun-daun
baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut.
Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih
keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput
dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus.
sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan pergiliran tanaman
adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis serangga ini dengan memasang
perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15
Cm dari pucuk tanaman. Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana.
Pada batang yang digerek oleh hama akan memiliki tanda pada daun tanaman yang terserang terdapat bercak-
bercak putih bekas gerekan yang tidak teratur. Bercak putih ini menembus kulit luar daun. Gejala serangan pada
batang ubi ditandai adanya lobang gerek pada permukaan batang. Apabila ruas-ruas batang tersebut dibelah
membujur maka akan terlihat lorong-lorong gerek yang memanjang. Gerekan ini kadang-kadang menyebabkan
titik tumbuh mati, daun muda layu atau kering. Biasanya dalam satu batang terdapat lebih dari satu ulat
penggerek. Telur penggerek batang diletakkan pada permukaan atas maupun bawah daun. Biasanya dalam
kumpulan yang terdiri dari 7 30 telur yang tersusun seperti genting, dalam 2 3 baris atau 3 5 baris. Larva
yang baru menetas panjangnya + 2,5 mm, dan berwarna kelabu. Semakin tua umur larva, warna badan berubah
menjadi kuning coklat dan kemudian kuning putih, disamping itu warna garis-garis hitam membujur pada
permukaan abdomen sebelah atas juga semakin jelas. Larva muda yang baru menetas hidup dan menggerek
jaringan dalam pupus daun yang masih menggulung, sehingga apabila gulungan daun ini nantinya membuka
maka akan terlihat luka-luka berupa lobang grekan yang tidak teratur pada permukaan daun. Setelah beberapa
hari hidup dalam pupus daun, larva kemudian akan keluar dan menuju ke bawah serta menggerek pelepah daun
hingga menembus masuk ke dalam ruas batang. Selanjutnya larva hidup dalam ruas-ruas batang tebu. Di
sebelah luar ruas-ruas muda yang digerek akan didapati tepung gerek. Apabila ruas terserang dibelah secara
membujur, maka terlihat lorong-lorong gerek yang lebar dan jalannya tidak teratur. Pada satu ruas dapat
ditemukan lebih dari satu ekor larva. Kepompong penggerek batang agak keras dan berwarna coklat kehitaman.
Kepompong betina biasanya mempunyai badan lebih besar daripada yang jantan. Imago mempunyai sayap dan
dada berwarna kecoklatan. Abdomen imago betina biasanya juga lebih besar daripada yang jantan.
Pengendalian penggerek batang pada ubi dapat dilakukan dengan cara yaitu:
1. Memilih bibit, bagal, rayungan yang bebas penggerek.
2. Menanam varietas tahan, yakni M 442-51, F 156, Nco 376, Ps 46, Ps 56 s/d 58, dan Ps 61.
3. Menjaga kebersihan kebun dari tanaman glagah dan rumput-rumputan.
4. Pergiliran tanaman (apabila dimungkinkan).
Puru akar/umbi (gall)
Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar:
1. Terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut.
2. Terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat tetapi tidak diikuti oleh terbentuknya dinding pemisah,
sehingga dalam satu sel .
Pada tanaman yang kita teliti dari praktikum ini yaitu:
Tanaman kentang yang mengalami puru pada umbi dengan adanya bintil-bintil yang timbul di permukaan umbi
kentang, dan tanaman yang mengalami puru pada akar dengan adanya bintil-bintil yang timbul pada akar
tanaman.
Puru akar (root knot) akibat adanya nematoda endoparasit yg masuk ke dalam akar tanaman, sehingga akar
bereaksi membentuk puru/gall (Meloidogyne sp.). Tumbuhan yg terinfeksi nematoda puru akar, luka akar, akar
bercabang lebih lebat, ujung akar rusak, busuk akar, diikuti gejala tanpa ciri-ciri khas di atas permukaan tanah.
Efek infeksi nematoda yg paling menonjol mengurangi pertumbuhan. Tanda utama serangan nematoda adanya
tanaman dg pertumbuhan jelek pd tempat tertentu di antara tanaman yg sehat.

KESIMPULAN

Dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme terjadinya kerusakan penyakit
pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab pathogen dan hama.
Ganguan merupakan suattu proses interaksi anatara berbagai factor yang mempengaruhi.
Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan
agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain
reaksi tanaman inang disebut tanda.
Gejala nekrotik yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan
bagian sel atau matinya sel. Contoh: bercak (nekrose), hawar (bligh), busuk (rot), mato ujung (die back), klorosis
karena rusaknya klorofil.
Gejala Hipoplastik yaitu type kerusakan yang disebabkan karena adanya ambatan atau terhentinya
pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Contoh: kerdil, roset, atropi, klorosis karena terhambatnya
pembentukan klorofil.
Gejala hiperplastik yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel atau
bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan biasa. Contoh : sapu (withes broom), tunas
air (proplepsis), tumor, erinose, keriting (curling), fasiasi, kudis (scab), klorosis karena pigmen maupun klorofil
yang berlebihan.
Gejala yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu atau setiap bentuk
penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan OPT.
Babarapa gejala serangan hama pada tanaman yang diteliti pada praktikum ini, yaitu:
1. Daun berlobang, disebabkan oleh hama belalang yang memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah. Gejala
kerusakannya daun menjadi berlobang.
2. Bulir padi kepipis, disebabkan oleh hama walang sangit yang memiliki tipe alat mulut pencucuk pengisap.
Gejala kerusakannya bulir padi menjadi hampa/tidak berisi dan kempes.
3. Buah berlobang, disebabakan oleh hama dengan tipe alat mulut pencucuk pengisap. Gejala kerusakannya
buah berlobang dan berwarna hitam/kecoklatan.
4. Daun keperakan, disebabkan oleh hama thrips dengan tipe alat mulut pemarut penghisap. Gejala
kerusakannya adanya daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak, dan terdapat
titik-titik putih keperakan bekas tusukan.
5. Batang digerek, disebabkan oleh hama penggerek batang yang memiliki tipe alat mulut penggerek. Gejala
kerusakannya terdapat lobang gerek pada permukaan batang dan bagian tengah batang akan terdapat warna
hitam memanjang.
6. Gall pada buah dan akar, disebabkan oleh nemathoda. Gejala kerusakannya adanya bintil-bintil yang timbul di
permukaan umbi dan adanya bintil-bintil yang timbul pada akar tanaman.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya.
Hari. 2008. Capung Langka.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa300.dir/doc.pdf//hansamunahito.multiply.com/jour
nal/item/1/Capunge_Langka
Purnomo,B. 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Ps agroekotek. Faperta Unib; Bengkulu
Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan. Kanius.Yogyakarta.
Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Wagiman, F.X. 2003. Hama Tanaman : Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan. Jurusan Hama Dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogayakarta.
Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman. IPB;
http://disbunjatim.co.cc/hama_tanaman/penggerek_batang.htm
Ganguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai factor yang
mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada
tanaman, Karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan
kerusakan akan tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh
tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bebas aktivitas
yang khas (Triharso,2004).
Banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti
ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen
tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai
berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat
menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ
tanaman. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu kerusakan tertentu akan tampak pada
tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian pathogen atau pathogen itu sendiri dapat
menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal. Abnormalitas atau
perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan
agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang
ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda penyakit misalnya
miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew, sklerosium, koloni
baketri yang berupa lendir, dan sejenisnya (Wagiman,2007).
Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian
vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun
demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya
atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan
propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.
Pada beberapa kasus hampir seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif dan
generatif terdapat pada bagian luar tanaman sehingga dapat dilihat (Anonim,2011).
Pembicaraan tentang gejala gangguan yang ditimbulkan oleh hama sama dengan
pembicaraan tentang kerusakan yang ditimbulkannya, sehingga hal ini tidak lepas dari
pembicaraan tentang tentang morfologi alat mulut yaitu tipe pengunyah atau mandibulate dan
tipe pengisap atau haustelate. Pada tipe pengunyah terdapat satu pasang mandibulate yang
dapat digerakkan kesamping dan dapat digunakan untuk menggigit dan mengunyah
makanannya. Sedangkan pada tipe pengisap makanan yang cair disebut probosis. Kedua tipe
mandibulatenya mengalami modifikasi menjadi bentuk yang memanjang (Anonim,2011).
Pada umumnya rusak akibat serangan hama penggerek sehingga
mengakibatkan cabang/ranting berlubang, daun menjadi layu dan kering
contohnya Xylebonus spp pada kopi. Seperti halnya cabang dan ranting, titik tumbuh banyak
diserang oleh hama penggerek. Pucuk menjadi lay, kering dan tumbuhnya pucuk-pucuk
samping ayau kekeringan pada daun dan akhirnya diikuti dengan kematian tanaman
(Waryo,2007).
Ustilago maydis

Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi mambengkak,


membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi
setelah jamur yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar
berwarna hitam, dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-
kelenjar itu tampak dari luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna
hitam terhambur keluar. Mesnkipun agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga
pada batang, daun dan bunga jantan. Sumber : Sinaga, Suradji Meity Ir. 2003.
Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta. Tjahjadi, Ir Nur.
1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai