seseorang. Salah satu factor yang menyababkan hal tersebut adalahpenjalaran atau penyebarannya ke organ lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk dipelajarikarena seorang dokter gigi diharuskan menatalaksana pasien secara
holisitk, dimanadidalamnya termasuk eradikasi sumber infeksi, menghentikan penyebaran infeksi, danmengatasi
infeksi yang telah timbul. Oleh karena itu, proses penyebaran infeksi dari suatufocus ke organ lain perlu untuk
dipelajari. Rongga mulut memiliki berbagai macamorganisme yang berkembang .oleh kaena itu kemungkinan
rongga mulut menjadi focusinfeksi cukup besar apalagi bila terdapat ketidakseimbangan antara factor host, agen
danlingkungan.Pembengkakan yang terjadi rongga mulut yang dapat terlihat baik secara intraoralmaupun
ekstraoral merupakan salah satu tanda adanya infeksi, dan apabila diawali oleh rasasakit gigi pada daerah yang
mengalami pembengkakan maka dapat dicurigai terjadi infeksi.
Infeksi merupakan masuk dan berkembangnya mikoorganisme di dalam tubuh yangmenyebabkan kerusakan
pada sel-sel dan jaringan tubuh, terjadi di suatu tempat (lokalisasi)dan menyebabkan penyakit sistemik.Etiologi
yang mungkin terjadi karena infeksi virus, jamur dan bakteri.Virus, jamur dan bakteri tersebut dapat
menyababkan berbagai macampenyakit yang dapat mempengaruhi jaringan lunak rongga mlut. Maka jika
terjadi gangguan berupa penyakit pada gigi dan mulut contohnya saja lesi mulut, dapat pula
menyebabkan rasa kurang nyaman dan rasa tidak enak yang dirasakan pada seluruh tubuh.Lesi
merupakan suatu kelainan patologis pada jaringan yang menimbulkan gejala atau symptom. Lesi
terbagi menjadi 2 macam, yaitu Lesi Primer (pertama kali timbul) dan Lesi Sekunder (timbul
setelah lesi primer).
Pada kempatan ini kami lebih menekankan infeksi virus pada jaringan rongga mulut
,Penyebab paling sering lesi adalah infeksi virus Herpes Simplex, infeksi virus Hand Foot dan
Mouth Disease dan HIV . Untuk menegakan diagnosi biasanya berdasarkan pada riwayat
keluhan, pemeriksaan klinis dan biopsi. Faktor-faktor lain diperhitungkan dalam menentukan
diagnosis antara lain adalah onset lesi (akut atau kronis), lamanya waktu kemunculan lesi,
kejadian berdasarkan siklus, daerah lain yang terkena lesi seperti kulit, mata dan organ genital,
daerah asal pasien serta riwayat pemakaian obat-obatan. Penampakan klinis dapat memberikan
kriteria untuk menegakkan diagnosis. Beberapa kasus mungkin membutuhkan biopsi untuk
mendapatkan diagnosis definitif .