Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran merupakan penggolongan atau pembagian jenis
kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar. Pembagian
ataupenggolongan ini bertujuan agar diperoleh kemudahan dalam menetukan
carapemadamannya.
Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada Peraturan MenteriTenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 01/Men/1980 yang terdiri dari 4 kelas yaitukelas
A,B,C, dan D, sedangkan menurut NFPA klasifiksi kebakaran terdapat 5kelas
yaitu A, B, C, D, dan K. adapun beberapa negara lainnya menetapkanklasifikasi
kebakaran dengan menambah jenis kelas E. Klasifikasi kebakarandapat dilihat
sebagai berikut :
Kelas Kebakaran Pemadam
Kertas, Kain,
Plastik, Kayu
Air, Uap Air, Pasir, Busa,
Padat Non Logam CO2, Serbuk Kimia Kering,
Cairan Kimia
Metana,
Amoniak, Solar
Arus Pendek
Aluminium,
Tembaga, Besi,
Baja
Serbuk Kimia sodium Klorida,
Grafit
Logam
Kelas Kebakaran Pemadam
Radioaktif
Lemak dan
Minyak
Masakan
Cairan Kimia, CO2
Bahan Masakan
Bahaya Kebakaran
2. Bahaya Asap
Asap berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan- bahan yang mengandung unsur karbon. Ketebalan asap
tergantung dari jenis bahan yang terbakar dan temperatur
kebakaran tersebut.
3. Bahaya Ledakan
Bahaya ledakan dapa tterjadipada saat kebakaran. Jika diantara
bahan- bahan yang terbakar terdapat bahan yang mudah meledak,
misalnya terdapat tabung-tabung gas bertekanan, maka dapat
terjadi ledakan.
4. Bahaya Gas
Gas beracun yang biasanya dihasilkan oleh proses kebakaran yaitu
HCN,NO2,HCL dan lain-lain. Gas beracun tersebut dapat meracuni
paru- paru dan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan mata.
Sedangkan gas lain seperti CO2 danH2S dapat mengurangi kadar
oksigen di udara.
B. Jalan lingkungan
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka didalam lingkungan bangunan gedung harus
tersedia jalan lingkungan dengan pekerasanan tardapat dilalui oleh
kendaraan pemadam kebakaran (peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008)
Kompartemenisasi danPemisahan
Kompartemen adalah usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran
dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok yang tahan
terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan kelas bangunan gedung
(Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008).
Gagasan dasarnya adalah menahan dan membatasi penjalaran api agar
dapat melindungi penghuni dan barang-barang dalam bangunan untuk tidak
langsung bersentuhan dengan sumber api.
A. Tangga Darurat
Merupakan tempat yang paling aman untuk evakuasi penghuni
dan harus bebas dari gas panas dan gas beracun. Oleh sebab itu
tangga darurat harus direncanakan khusus untuk penyelamtan bila
terjadi kebakaran. Sesuai dengan persyaratan perencanaan tangga
darurat menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
45/PRT/M/2007 dan SNI03-1746-2000.
B. Pintu Darurat
Gambar2.6
Pintu darurat
E. PencahayaanDarurat
Pencahayaan darurat pada sarana jalan keluar harus terus
menerus menyala selama penghuni membutuhkan sarana jalan
keluar. Pencahayaan buatanyang dioperasikan sebagai pencahayaan
darurat dipasang pada tempat- tempat tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu sesuai kebutuhan untuk menjaga pencahayaan
sampaI ketingkat minimum yang ditentukan.
Gambar2.12 Identifikasisimbol lampu
darurat.
(Sumber: SNI03-
6574-2001)
Gambar2.14
Tiraipenghalangasap
14
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16