Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di indonesia meditasi sudah dikenal sejak zaman kerajaan, dalam bentuk terpadu yang

biasa disebut dengan semedi, bertapa atau tapabrata. Meditasi menjadi salah satu alternatif

yang saat ini tengah booming di dunia Barat dan di Indonesia. Meditasi sebagai bagian dari

kehidupan spiritual telah dikenal sejak berpuluh-puluh abad yang lalu.

Namun pada waktu itu meditasi hanya diajarkan khusus dan dilakukan oleh orang-orang

yang menganut faham kerohaniawan tertentu dan ingin melepaskan kehidupan diri dari dunia

(Tjiptadinata Effendi,2003). Kenyataan ini menunjukkan bahwa kebudayaan-kebudayaan

kuno ternyata telah mengenal suatu cara yang sangat canggih guna meningkatkan spiritualitas

mereka. Hal ini memberi indikasi bahwa pada dasarnya sejak awal penciptaan, manusia selalu

rindu untuk mengenal lebih dekat apa dan siapa penciptanya.

Meditasi sesungguhnya merupakan suatu disiplin batin yang akan membentuk suatu

keadaan di mana pola pikir mengarah ke suatu titik tertentu. Pola dasar meditasi adalah

mencapai keseimbangan di dalam hidup ( Tjiptadinata Effendi, 2003). Meditasi mengarahkan

orang untuk apa yang direnungkan. Meditasi merupakan suatu proses perjalanan meniti ke

dalam diri. Kesadaran diri ditingkatkan untuk pengembangan diri secara positif (Humphrey,

2000). Kesadaran diri individu menumbuhkan rasa empati terhadap orang lain. Dengan

demikian emosi individu akan terdidik dan berkembang dengan seimbang. Berbagai asumsi

ini mendasari pentingnya meninjau kecerdasan emosi dari keikutsertaan dalam program

meditasi.
Selain itu tujuan meditasi adalah untuk mencapai supra kesadaran yang diidentifikasikan

banyak orang. Kesadaran ini merupakan salah satu dari jenis kesadaran yang kita miliki yaitu

kesadaran normal (concious), yang sering disebut sebagai kesadaran fisik, bawah sadar

(subconcious), dan atas sadar atau suprasadar (superconcious) yang merupakan kesadaran

tertinggi (R. N. L. Oriordan,2002)

Namun dalam perjalanan sejarah yang demikian panjang meditasi tidak lepas dari gerak

irama alam yang selalu ada pasang surutnya. Gaya hidup modern yang ditawarkan melalui

kebudayaan Barat di abad yang silam ternyata lebih menarik dan menjanjikan. Akibatnya

irama hidup berubah, masyarakat lebih berorientasi kepada hal-hal yang bersifat keduniawian;

hidup materialistis dan serba glamour menjadi impian setiap orang karena merupakan simbol

status, keberhasilan dan kesejahteraan. Sedangkan meditasi, walaupun ia memberikan nilai

yang lebih membahagiakan dari sekedar kebahagiaan duniawi, karena tidak dapat dilihat dan

dirasakan secara instan maka menjadi kurang dihargai.

Dampak yang mungkin sama sekali di luar perhitungan adalah munculnya berbagai jenis

penyakit baru seperti darah tinggi, stres dan sejenisnya yang melanda semua lapisan

masyarakat disetiap kebudayaan. Tekanan kehidupan yang semakin keras memicu stres dan

depresi yang akhirnya berimbas pada luapanluapan kemarahan, anarki, perilaku agresif serta

berbagai gangguan kesehatan. Kekeringan emosi dan spiritual mendorong mereka untuk

kembali mencari nilai nilai baru yang meremajakan sisisisi kemanusiaannya.

Kenyataan tersebut membuktikan bahwa abad kemajuan teknologi atau abad modern

telah membawa seluruh dunia berorientasi kepada segala sesuatu yang bersifat materi. Dalam

menghadapi berbagai ancaman tersebut, maka manusia berusaha untuk memperoleh

ketenangan dengan cara meditasi. Latihan meditasi merupakan suatu cara yang paling cocok
untuk mengatasinya. Latihan yang tekun dapat menciptakan keadaan yang tenang, rilaks dan

tanpa beban apapun. Praktek meditasi yang teratur akan mengubah individu menjadi lebih

tenang. Individu akan mereaksi gangguangangguan emosi dengan cara yang tidak melukai

baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Meditasi menenangkan pikiran dan membawa

individu pada pengertian yang jernih, dimana individu merasa terhubung dengan setiap orang

dan segala sesuatu (Bastis, 2000).

Oleh karena itu melakukan perenungan perlu diaktifkan, apabila selama ini kita terlalu

terpengaruh oleh gaya hidup yang serba modern, materialistis dan bebas, kita perlu menarik

diri untuk merenungkan kembali perintah-perintah Tuhan yang telah disampaikan kepada kita

melalui para Nabi.

Berdasarkan latar belakang diatas kami melakukan Terapi Aktifitas Kelompok Teknik

Meditasi pada pasien jiwa di Ruang Merpati Rs. Dr. Ernaldi Bahar pada bulan januari yang

bejumlah 15 pasien yang di indikasi kan resiko perilaku kekerasan dari 20 pasien jiwa di

Ruang Merpati.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan definisi meditasi?

2. Bagaimana mekanisme meditasi?

3. Apa manfaat meditasi?

4. Bagaimana pembahasaan penelitian tentang meditasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan definisi meditasi


2. Untuk mengetahui mekanisme meditasi

3. Untuk mengetahui manfaat meditasi

4. Untuk mengetahui pembahasan penelitian tentang meditasi

Anda mungkin juga menyukai