Anda di halaman 1dari 30

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II

PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE DALAM


PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 01 / ALIH JENIS II B

1. Rica Frastia Prahardani 101611123060


2. Muhammad Sabilal 101611123078
3. Istianatul Ula 101611123012
4. Nadia D 101611123046
5. Nindy Vara Meigia 101611123040
6. Ita Mustofa R 101611123098
7. Ista Inasa 101611123104
8. Endah Tri Suryani 101611123072
9. Septy Ristanti 101611123080
10. Abdurrakhman 101611123074

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang berjudul Penyehatan Lingkungan dan Personal


Hygiene dalam Pandangan Islamini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam II, dan sekaligus sebagai latihan bagi penulis untuk
menganalisa suatu hal yang bermanfaat bagi penulis dan orang lain serta
menambah pengetahuan kami mengenai materi tersebut.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bimbingan serta bantuan


dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Farid Dimyati., dr. atas pengarahan mata kuliah dan tugas yang diberikan
serta pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung telah
membantumenyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tentu


masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik serta saran dari
berbagai pihak sangat bermanfaat bagi penulis, agar makalah ini menjadi lebih
baik. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 08 Maret 2017

Kelompok 1

II-B Alih Jenis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul....................................................................................................... 1

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Personal Hygiene.............................................................. 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal hygiene........................ 7
2.3 Personal Hygiene menurut pandangan islam..................................... 9

2.4 Dalil yang berhubungan dengan Hygiene............................................11


2.5 Pengertian Kesehatan Lingkungan......................................................15
2.6 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan...........................
2.7 Kesehatan Lingkungan menurut pandangan Islam.............................17
2.8 Dalil yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan....................22
2.9 Dampak yang ditimbulkan akibat mengabaikan Kesehatan
Lingkungan..........................................................................................28
2.10 Hubungan Personal Hygiene dengan Kesehatan Lingkungan.........28

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan......................................................................................................30
4.2 Saran.................................................................................................................30

Daftar Pustaka .......................................................................................................31

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran Agama Islam menyentuh segala aspek di dalam kehidupan.
Tak terkecuali mengenai penyehatan lingkungan dan kebersihan diri.
Kebersihan memiliki tempat yang sangat penting dalam ajaran Islam,
Rasulullah saw bersabda ath-thuhur syathrul iman, yang artinya kesucian
itu adalah sebagian dari iman. Begitu pula dalam kitab-kitab fiqih, para
ulama selalu menempatkan bab thaharah yaitu bab mengenai kesucian
pada bab pertama dalam kitab-kitab mereka.
Kebersihan diri manusia tidak terlepas kaitannya akan upaya dalam
menjaga kesehatan. Kesehatan Perorangan (Personal hygiene ) termasuk
dalam kesehatan perseorangan adalah kebersihan badan, pakaian, tempat
bahkan makanan. Untuk kebersihan badan dapat dibedakan lagi menjadi
kebersihan anggota badan, kebersihan mulut dan gigi. Kebersihan anggota
badan meliputi kulit, kuku, ataupun rambut kepala. Kebersihan badan
merupakan wujud dari kesucian. Dalam prespektif Islam, setiap muslim
selalu dituntut untuk menjaga kesucian badanya baik dari hadast besar
maupun hadast kecil. Terlebih lagi ketika akan beribadah kepada Allah.
Dalam Agama Islam, sebelum sholat kaum Muslimin dan Muslimah
diwajibkan untuk berwudhu yang bertujuan untuk mensucikan diri. Allah
SWT menyukai umatNya yang taubat dan orang-orang yang mensucikan
diri, seperti yang tertera dalam kitab suci Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat
222.
Lingkungan dan manusia terikat hubungan yang erat satu sama
lainnya. Dalam ajaran agama Islam juga diperintahkan untuk menjaga
lingkungan sehingga terjadi kehidupan yang harmonis dan selalu terjaga
keseimbangannya. Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di
bumi untuk menjaga lingkungannya serta melestarikannya. Hal tersebut
menjadikan bahwa agama Islam mengedepankan tindakan pencegahan,

4
yang merupakan suatu tujuan dari kesehatan masyarakat itu sendiri lebih
baik mencegah daripada mengobati.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu personal hygiene?
2. Apa itu kesehatan lingkungan?
3. Bagaimana penyehatan lingkungan dan personal hygiene dalam
pandangan islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih detail tentang personal hygiene
2. Untuk mengetahui lebih detail tentang kesehatan lingkungan
3. Untuk mengetahui penyehatan lingkungan dan personal hygiene
dalam pandangan islam?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSONAL HYGIENE

5
2.1 Pengertian

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) adalah


upaya seseorang dalam memelihara kesehatan dan kebersihan
dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologi)Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor,
diantaranya; budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,
pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi tentang
perawatan diri. Tujuan umum perawatan diri adalah untuk
mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan
bantuan; dapat melatih hidup sehat/ bersih dengan memperbaiki
gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan; serta
menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk
menghilangkan kelelahan, mencegah infeksi, mecegah gangguan
sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan,
memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta
meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah
timbulnya penyakit pada diri sendiri maupu orang lain(Uliyah,
2008: 84)

6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal hygiene antara lain:
a. Budaya
Perawat tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan jika klien
memiliki praktik higieneyang berbeda dari dirinya. Di Amrika
Utara, kebiasaan mandi adalah setiap hari sedangkan pada budaya
lain hal ini hanya dilakukan satu kali seminggu (Potter & Perry,
2009).
b. Status sosial ekonomi
Status ekonomi akan mempengaruh jenis dan sejauh mana
praktik hygiene dilakukan. Perawat harus sensitif terhadap status
ekonomi klien dan pengaruhnya terhadap kemampuan
pemeliharaan hygieneklien tersebut. Jika klien mengalami masalah
ekonomi, klien akan sulit berpartisipasi dalam akifitas promosi
kesehatan seperti hygienedasar. Jika barang perawatan dasar tidak
dapat dipenuhi pasien, maka perawat harus berusaha mencari
alternatifnya. Pelajari juga apakah penggunaan produk tersebut
merupakan bagian dari kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok
sosial klien. Contonya, tidak semua klien menggunakan deodorant
atau kosmetik (Potter & Perry, 2009).
c. Citra tubuh (Body Image
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara
hygiene.Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan perawawatan hygienis.
Klien yang tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene
atau pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemampuan klien
berpartisipasi dalam hygiene harian (Potter & Perry, 2009).
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan
pentingnya personal hygiene pada orang tersebut.Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang tubuhnya, termasuk
penampilan, struktur atau fungsi fisik.Citra tubuh dapat berubah
karena operasi, pembedahan, menderita penyakit, atau perubahan

7
status fungsional.Maka perawat harus berusaha ekstra untuk
meningkatkan kenyamanan dan penampilan hygiene klien (Potter
& Perry, 2009).
d. Praktik social
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam
pelaksanaan praktik personal hygiene.Termasuk produk dan
frekuensi perawatan pribadi.Selama masa kanak-kanak, kebiasaan
keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu
mandi dan jenis hygienemulut.Pada masa remaja, hygiene pribadi
dipengruhi oleh teman.Misalnya remaja wanita mulai tertarik pada
penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah.Pada masa
dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang
penampilan pribadi.Sedangkan pada lansia beberapa praktik
hygiene berubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang
tersedia (Potter & Perry, 2009).
e. Pengetahuan dan motivasi kesehatan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting,
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan.Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi
merupakan kunci penting pelaksanaan hygiene.Kesulitan internal
yang mempengaruhi akses praktik hygiene adalah ketiadaan
motivasi karena kurangnya pengetahuan.Atasi hal ini dengan
memeriksa kebutuhan klien dan memberikan informasi yang
tepat.Berikan materi yang mendiskusikan kesehatan sesuaidengan
prilaku yang ingin dicapai, termasuk konsekuensi jangka panjang
dan pendek bagi klien.Klien berperan penting dalam menentukan
kesehatan dirinya karena perawatan diri merupakan hal yang
paling dominan pada kesehatan masyarkat kita. Banyak keputusan
pribadi yang dibuat tiap hari membentuk gaya hidup dan
lingkungan sosial dan fisik (Pender, Murdaugh, dan Parsons, 2002
dalam Potter & Perry, 2009).
f. Kebiasaan atau Pilihan pribadi

8
Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan
tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan
perawatanrambut. Pemilihan produk didasarkan pada selera
pribadi, kebutuhan dan dana. Pengetahuan tentang pilihan klien
akan membantu perawatan yang terindividualisai. Selain itu, bantu
klien untuk membagun praktik higienebaru jika ada penyakit.
Contohnya, perawat harus mengajarkan perawatan higienekaki
pada penderita diabetes (Potter & Perry, 2009).
g. Kondisi Fisik Seseorang
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki
energi dan ketangkasan untuk melakukan higiene.Contohnya: pada
klien dengan traksi atau gips, atau terpasang infus intravena.
Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasandan rentang
gerak.Klien di bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental
untuk melakukan perawatan diri.Penyakit kronis (jantung, kanker,
neurologis, psikiatrik) sering melelahkan klien.Genggaman yang
melemah akibat artritis, stroke, atau kelainan otot menghambat
klien untuk menggunakan sikat gigi, handuk basah, atau sisir.
(Potter & Perry, 2009).

2.3 Personal hygiene menurut pandangan islam


Kesehatan Perorangan (Personal hygiene ) termasuk dalam
kesehatan perseorangan adalah kebersihan badan, pakaian, tempat
bahkan makanan. Untuk kebersihan badan dapat dibedakan lagi
menjadi kebersihan anggota badan, kebersihan mulut dan gigi.
Kebersihan anggota badan meliputi kulit, kuku, ataupun rambut
kepala. Kebersihan badan merupakan wujud dari kesucian. Dalam
prespektif Islam, setiap muslim selalu dituntut untuk menjaga
kesucian badanya baik dari hadast besar maupun hadast kecil.
Terlebih lagi ketika akan beribadah kepada Allah. Dalam Al-Quran
disebutkan bahwa Allah memerintahkan seseorang untuk bersuci

9
sebelum melakukan shalat, yaitu dalam QS.Al-Maidahayat 6 sebagai
berikut :





Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakitatau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuhperempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa untuk besuci dapat dilakukan
dengan wudhu (untuk menghilangkan hadast kecil), mandi (untuk
menghilangkan hadast besar), bertayamum (bila tidak dijumpai air).
Kebersihan kulit kepala misalnya, bila mencuci rambut dilakukan
dengan teratur, paling tidak satu kali dalam sepekan, maka kecil
kemungkinan akan terjadi gangguan.
Di samping selalu dibersihkan, rambut juga harus disisir dengan
rapi. Hal ini dicontohkan Rasullulah dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud yang artinya Siapa yang mempunyai rambut,
hendaklah meliaknya (menyisirnya). Kebersihan kulit tidak kalah
penting juga, harus dirawat dan diperhatikan. Pada ornag yang tinggal
di daerah dingin, dimana orang sering berpakaian tebal dan jarang
mandi akan mudah dihinggapi kutu badan. Selain kebersihan kulit,

10
perlu diperhatikan pula kebersihan kuku. Terutama kuku jari tangan
merupakan tempat yang baik bagi bibit-bibit penyakit.

2.4 Dalil Yang Berhubungan Dengan Personal hygiene


Salah satu aspek kebersihan yang dituntuk ke atas umat islam
adalah menjaga kebersihan diri (personal hygiene). Berhubungan
dengan ini Bukhari dan Muslimmeriwayatkan kata nabi yang
bermaksud, lima daripada fitrah (perintah agama) yaitu memotong
bulu kemaluan, berkhatan, mencukur misai, mencabut bulu ketiak dan
memotong kuku. (al Qarashi, 2003: 226). Personal hygiene
(kebersihan diri) meliputi kebersihan badan, tangan, gigi, kuku, dan
rambut. Allah menyerukan kepada orang beriman agar selalu menjaga
kebersihan dan kesucian diri mereka, hal tersebut terlihat dari
banyaknya kata atau ayat dalam al quran tentang hal tersebut,
diantaranya adalah:
1. Kebersihan adalah sebagian dari iman
Banyak ayat Al-Quran dan hadits yang berisi pesan
tentang kebersihan dan kesucian. Beberapa di antaranya seperti
ayat dan hadits di bawah ini :

Artinya :Kebersihan adalah sebagian dari (cabang) keimanan.
(H.R Muslim no: 223)
Kebersihan lahir merupakan tanda dan cerminan akan kebersihan
batin. Kebersihan batin didapat dengan cara bertaubat, hal ini
dapat meningkatkan kekuatan iman seseorang kepada Allah.
2. Tentang orang yang mau bertaubat dan menjaga kebersihannya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah
(2) ayat 222


11
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:
Haidh itu adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
(QS. Al Baqarah [2]:222)
Bertaubat adalah menyucikan diri dari kotoran batin,
sedangkan menyucikan diri dari kotoran lahir adalah mandi dan
berwudhu. Manusia diperintahkan untuk selalu menjaga
kebersihan dirinya baik dari kotoran lahir maupun batin, karena
Allah menyukai orang yang selalu mensucikan diri.
3. Perintah mencuci tangan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :dzastaiqodzo ahadukum
min naumihi falyaghsil yadahu.
Artinya : Apabila salah satu darimu bangun tidur maka
hendaknya dia mencuci tangannya. (HR.Muslim)
Hadist di atas berisi anjuran untuk membasuh tangan.
Membasuh tangan juga terdapat di dalam rukun wudhu yang
dilakukan minimal 5 kali dalam sehari yaitu saat akan
melaksanakan sholat 5 waktu. Hal ini menunjukkan bahwa Islam
sangat memperhatikan masalah kebersihan diri terutama tangan.
Ketika baru bangun tidur saja dianjurkan mencuci tangan, apalagi
jika sehabis melakukan. kegiatan yang memungkinkan tangan kita
tercemar berbagai kuman penyakit seperti setelah buang air.

4. Perintah memotong kuku


Memotong kuku juga merupakan salah satu cara menjaga
kebersihan diri. Hal ini dikarenakan banyak bakteri yang dapat
tersimpan di kuku, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

12
penyakitSebagaimana sabda Rosululloh SAW sebagai berikut :

Artinya :Potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk
(bersembunyi) di bawah kukumu yang panjang.
5. Perintah membersihkan gigi
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya sebagai
berikut :Cungkillah, bersihkan gigimu dari sisa-sisa makanan,
karena perbuatanseperti itu merupakan kebersihan dan kebersihan
bersama dengan keimanan, dan keimanan menyertai orangnya di
dalam surga. (HR. Imam thabram)
Maksud dari hadits di atas, membersihkan gigi merupakan
hal yang dianggap penting oleh Rasulullah SAW. Dalam ilmu
kesehatan pun, membersihkan gigi merupakan salah satu cara
menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Sisa makanan yang
tertinggal di sela-sela gigi akan menyebabkan kerusakan pada gigi
sehingga akan menimbulkan bau mulut.
6. Hukum-hukum tentang wudhu, mandi, dan tayamum
Terdapat pada ayat al quran surat Al Maidah (5) ayat 6 yang
berbunyi :





Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak

13
membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur. (QS. Al Maidah [5]: 6).
7. Perintah menggunakan pakaian yang baik
Terdapat dalam surat Al Araf (7) ayat 31

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al Araf [7]:31)
Maksud ayat-ayat di atas, seorang muslim diperintahkan
untuk memakai pakaian yang bersih, rapi, dan tidak berlebihan,
terutama ketika akan beribadah atau ke masjid. Maksud dari
kalimat Pakaianmu Bersihkanlah adalah jangan memakai
kembali pakaian yang dipakai dalam berbuat kemaksiatan dan
penipuan.
8. Perintah menjalankan fitrah
: " :
:

: : "

: " :

Artinya :Dari Aisya radiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam bersabda: "Ada 10 sifat dasar manusia (fitrah):
Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, sikat gigi, istinsyaaq
(membersihkan hidung dengan menghirup air), memotong kuku,
mencuci persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu
kemaluan, cebok dengan air, dan kumur-kumur". [Sahih
Muslim].
Beberapa hadits memberi perhatian yang cukup rinci
terhadap tata cara ideal bagi seseorang muslim untuk bersuci. Di
dalam hadits tersebut diterangkan mengenai beberapa hal yang

14
telah ditetapkan oleh Allah sebagai fitrah bagi umat manusia,
sebagai satu jalan yang menjadi pilihan para nabi, menjadi
kesepakatan semua syariat sekaligus menjadi pegangan bagi
orang-orang yang shaleh. (Ayyub, 2007: 14)
B. Kesehatan Lingkungan
2.5 Pengertian
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang
mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia
atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup
manusia yang diduga menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat
dan mempelajari upaya penanggulangan dan pencegahannya. Dalam ilmu
kesehatan lingkungan juga ada ilmu sanitasi lingkungan. Ilmu sanitasi
lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan yang meliputi cara dan
usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan
lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang
dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Lingkungan adalah
segala sesuatu yng ada di sekitar kita, baik makhuk hidup atau benda
mati. Lingkungan terdiri atas komponen mkhluk hidup yang disebut
komponen biotik dan komponen benda-benda mati yang disebut
komponen abiotik. (Chandra, 2006: 3)
Kesehatan lingkungan erat kaitannya dengan sanitasi. Menurut
(Azwar,1990) Pengertian sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah
berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata
rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan.

2.6 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi
menjadi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup
secara umum, antara lain :
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala hal dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

15
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerpakan program terpadu antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non-pemerintah
dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
(Chandra, 2006: 4)
Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha
perbaikan ataua pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang
diantaranya berupa:
1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakan BBM , batubara, kebakaran
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk
hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perbahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yanag berasal dari limbah rumah tagga,
pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap Arthoropda dan rodent yang menjadi vektor penyakit
dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat
kesehatan
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan. (Chandra, 2006: 4)

2.7 Kesehatan Lingkungan Menurut Pandangan Islam


Islam merupakan agama sempurna dan komprehensif yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mengatur kemakmuran
di bumi menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan sifatnya yang
seperti ini maka aturan yang ada dalam ajaran agama islam haruslah
mencakup semua aspek yang diperlukan oleh manusia dalam
kehidupannya di dunia Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah
dengan memiliki tubuh yang sehat, kita dapat beribadah dengan lebih baik

16
kepada Allah SWT. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir
dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah
Iman. Dalam perjalanan hidupnya di dunia, manusia menjalani tiga
keadaan penting: sehat, sakit atau mati.
Kesehatan manusia sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan yang bersih menjadikan diri kita selalu sehat dan terhindar
dari segala macam penyakit.Keberadaan alam beserta isinya merupakan
sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Secara keseluruhan saling
membutuhkan dan melengkapi. Kelangsungan makhluk hidup di
dalamnya tergantung bagaimana manusia tetap menjaga dan melestarikan
lingkungan sehingga menjadi lingkungan yang sehat untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan makhluk lainnya.
Pelestarian dan penyehatan lingkungan merupakan tugas manusia
sebagai khalifah di bumi. Hakekat penciptaan manusia adalah menjadi
khalifah fil al-ardi sebagaimana firman Allah dalam Kitab Suci Al-Quran
( Qs. Al-Baqarah : 30 ).



Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanyadan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."
Sejatinya sebagai khalifah, manusia harus bisa mengemban
amanat yang diberikan oleh Allah SWT.Manusia dikarunia akal adalah
sebagai perangkat agar bisa memahami makna hakekat penciptaannya dan
yang lainnya bukan untuk mengingkari makna tersebut Salah satu ayat
yang paling masyhur tentang kekhalifaan manusia tersebut adalah QS. Al-
Anam : 165




17
Artinya :Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk
bersikap ramah lngkungan. Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh
agama Islam kepada manusia dapat dirinci sebagai berikut :
1. Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta
melestarikannya. Di dalam al-Quran surat Ar Ruum ayat 9 Allah SWT
berfirman



Artinya :Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka
bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh
orang-orangsebelum mereka. orang-orang itu adalah lebih kuat dari
mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka
makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali
tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri.
Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum ayat 9 di atas
menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya
alam secara berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta
kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa
sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan
agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta
melestarikannya.Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin
secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.

18
Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang
diriwayatkan oleh Thabrani Dari Abu Hurairah : Jagalah kebersihan
dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah
menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk
surga, kecuali orang-orang yang bersih. (HR. Thabrani). Dari Hadits
di atas memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir untuk
membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga
kebersihan agar kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita
terpelihara.Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar
tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat
untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat
memelihara peredaran udara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas
dari pencemaran. Dalam sebuah Hadits disebutkan : Tiga hal yang
menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang
hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang
rupawan. (HR. Ahmad).

2. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan


Manusia merupakan agen utama perusak lingkungan. Dengan
bertambahnya populasi manusia, maka perubahan lingkungan yang
berimbas kepada kerusakan lingkungan sulit untuk dihindarkan.
Selain bertambah dalam jumlah, aktivitas manusia juga bertambah
cepat dengan diciptakannya teknologi yang mampumempercepat kerja
dan memperbesar hasil. Pertambahan kecepatan aktivitas tersebut
ternyata sekaligus mempercepat proses kerusakan lingkungan pula. Di
dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa
terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia.


19
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatantangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
Dan di dalam Q.S Al Araf ayat 56 yang berbunyi :


Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka


bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik.
Serta dalam Q.S Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut :



Artinya :Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah


kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Ketiga firman Allah SWT ini menekankan agar manusia berlaku
ramah terhadap lingkungan (environmental friendly) dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi ini. Di dalam Hadits lainnya ditambah
dengan membuang hajat ditempat sumber air. Dari keterangan di atas,
jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk menjaga
kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan
untuk mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga
terhindar dari musibah yang menimpahnya.Islam memberikan
panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya

20
dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan
bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana
alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah
SWT telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi
kehidupan manusia.
3. Agar manusia selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap
lingkungan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Huud ayat 117 :


Artinya :Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan
negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan.
Faktayang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat
117 benar-benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta,
tanah longsor yang di daerah-daerah di Jawa Tengah, tumpukan
sampah dimana-mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta
bencana alam di daerah atau di negara lain membuktikan bahwa Allah
tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, melainkan
penduduknya terdiri dari orang-orang yang tidak berbuat kebaikan
terhadap lingkungan.Dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan
memberikan dua pahala sekaligus, yakni pahala surga dunia berupa
hidup bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih, indah dan
hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian hari. Untuk
mendapatkan dua pahala tersebut seorang manusia harus peduli
terhadap lingkungan, apalagi manusia telah diangkat oleh Allah
sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat pada surat Al-Baqarah ayat 30.

2.8 Dalil yang Berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan


Beberapa poin pedoman dasar yang diajarkan Nabi Muhammad SAW
antara lain:
1. Tidak mengotori sumber-sumber air.

21
2. Memebersihkan dan menyucikan halaman beserta pelataran
rumah.
3. Menghilangkan dan melindungi atau mengusik jalan-jalan umum,
pasar, dan tempat-tempat umum.
4. Wajib bersuci secara khusus, dan bersunggung-sungguh dengan
wudhu dan mandi.
5. Menyukai wewangian, khususnya pada acara-acara keagaman dan
perkumpulan orang-orang muslim.
6. Mengharamkan minuman dan makanan yang mengandung
kekejian seperti; khamar, darah, daging babi, mayat, dan lain
sebagainya.(Mahmud, 2007: 58)
Banyak ayat-ayat Alquran maupun Hadits Nabi yang berisi pesan
terkait dengan anjuran tersebut, diantaranya:
1. Anjuran Menanaman Pohon dan Penghijauan.
Rasulullah SAW menjelaskan tentang pentingnya bercocok
tanam dan menanam pepohonan. Anjuran menanam pohon dan
penghijauan diungkapkan secara tegas dalam dalam hadits
Rasulullah SAW, yang berbunyi:



Artinya :Rasulullah SAW bersabda : tidaklah seorang muslim
menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung,
manusia, ataupun hewan, kecuali baginya dengan tanaman itu
adalah sadaqah. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas).
Seorang muslim dianjurkan untuk menanam pohon tidak lain
untuk kepentingan dan kemakmuran dirinya sendiri dan makhluk
lainnya. Selain itu Allah juga berfirman pada QS. Al-Anam (6):99 :




Artinya:Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan,

22
maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Sedangkan bagi siapa saja yang berusaha merusak alam salah
satunya denganmenebang pohon akan dicelupkan kepalanya ke
dalam neraka. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam dalam hadits
Rasulullah SAW, yang berbunyi :



Artinya:Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah
akan mencelupkannya ke dalam neraka.
Dijelaskan kemudian oleh Abu Daud, yaitu kepada manusia yang
memotong pepohonan secara sia-sia tempat para musafir dan hewan
berteduh. Ancaman keras tersebut merupakan ikhtiar untuk menjaga
kelestarian pohon karena keberadaan pepohonan sangat bermanfaat
bagi lingkungan. Kecuali jika penebangan dilakukan dengan
pertimbangan atau menanam pepohonan baru agar dapat
menggantikan fungsi pohon yang ditebang.
2. Anjuran Menghidupkan Lahan Mati
Lahan mati adalah tanah yang tidak bertuan, tidak berair, tidak
diisi bangunan, dan tidak dimanfaatkan. Allah SWT, ini dijelaskan
dalam QS. Yasin (36):33 :


Artinya : Dan suatu tanah (kekuasaan Allah yang besar) bagi
mereka adalah bumi yang mati, Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan daripadanya biji-bijian, maka dari padanya mereka
makan.

23
Sesungguhnya Allah itu telah menyediakan tanah agar
manusia dapat memanfaatkannya dengan menanam tumbuhan untuk
memenuhi kebutuhan mereka.Allah juga berfirman pada QS. Al-
Hajj(22):5-6 :
(5)

(6)

Artinya:Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila


Kami telah menurunkan air diatasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dia lah
yang hak dan sesungguhnya Dia lah yang menghidupkan segala
yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Tanah dikatakan mati jika tanah ditinggalkan, tidak ditanami,
dan tidak ada bangunan. Kecuali jika terdapat pohon yang tumbuh
di atasnya. Menghidupkan lahan mati diungkapkan dalam hadits
yang berbunyi :


Artinya:Barang siapa yang menghidupkan tanah (lahan) mati
maka ia menjadi miliknya.
Maksud dari hadits di atas status kepemilikan tanah adalah
bagi mereka yang menghidupkannya. Sebagai motivasi dan anjuran
bagi mereka yang menghidupkannya. Menghidupkan lahan mati
adalah suatu keutamaan yang dianjurkan Islam, dan dijanjikan bagi
yang mengupayakannya pahala yang amat besar karena dianggap
sebagai usaha pengembangan pertanian dan menambah sumber daya
alam.
3. Anjuran Menjaga Sumber Air
Air merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting
untuk dijaga, karena air sebagai sumber kehidupan bagi manusia,

24
hewan, dan tumbuhan. Anjuran ini terdapat pada QS Al-
Anbiya(21):30 yang berbunyi :




Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?
Manusia wajib menjaga dan melestarikan sumber-sumber air,
karena makhluk hidup terutama manusia sangat membutuhkan air.
Janganlah melakukan tindakan yang dapat mencemari dan merusak
sumber air, termasuk menggunakan air secara berlebihan
Larangan menggunakan air secara berlebihan terdapat
dalam QS. Al-Anam (6):141, yang berbunyi :

Artinya :Dan janganlah kalian israf (berlebih-lebihan).
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku
israf.
Ayat di atas didukung oleh hadits, yakni :



Artinya :Nabi SAW pernah bepergian bersama Saad bin Abi
Waqqas. Ketika Saad berwudhu, Nabi berkata : Jangan
menggunakan air berlebihan. Saad bertanya : Apakah
menggunakan air juga bisa berlebihan?. Nabi menjawab: Ya,
sekalipun kamu melakukannya di sungai yang mengalir.
4. Anjuran Menghindari Kerusakan dan Menjaga Keseimbangan Alam
Allah menciptakan segala sesuatu termasuk alam ini dengan
perhitungan tertentu. Seperti dalam firman Nya dalam QS. Al-Mulk
(67):3 yang berbunyi :

25
Artinya :Allah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang. Adakah kamu lihat sesuatua yang tidak seimbang.
Manusia diperintahkan untuk menghindari kerusakan dan menjaga
keseimbangan alam. Keseimbangan yang diciptakan Allah SWT
dalam suatu lingkungan hidup akan terus berlangsung dan akan
terganggu jika terjadi suatu keadaan luar biasa, seperti gempa.
Namun menurut Al-Quran bencana tersebut disebabkan oleh ulah
perbuatan manusia. Firman Allah SWT yang mengungkapkan hal ini
terdapat dalam QS. Ar-Rum (30):41

Artinya :Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (kejalan yang benar).
Allah SWT juga berfirman di dalam QS. Ali Imran (3):182 :

Artinya :(Adzab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan
tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak
menganiaya hamba Nya.
Saat ini campur tangan umat manusia terhadap lingkungan
cenderung meningkat. Tindakan yang mereka lakukan tersebut
berdampak buruk pada keseimbangan alam. Seperti melakukan
penebangan pohon yang menyebabkan penggundulan hutan dan
pendangkalan laut. Hal tersebut menyebabkan gangguan terhadap
habitat secara global, meningkatnya suhu udara, serta menipisnya
lapisan ozon.Kecemasan yang melanda orang-orang yang beriman
adalah kenyataan bahwa kezhaliman umat manusia dan tindakan
mereka yang merusak pada suatu saatakan berakibat pada hancurnya
bumi beserta isinya.

26
2.9 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Mengabaikan Kesehatan
Lingkungan
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang terjaga kebersihannya,
udara yang dihirup terasa segar. Sedangkan, lingkungan tidak sehat adalah
lingkungan kotor dan tercemar. Lingkungan yang tidak sehat akan
menimbulkan berbagai macam penyakit. Pencemaran lingkungan
lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, atau komponenlain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga
kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya. Contoh, pembuangan limbah industry ke
sungai dan laut akan meneybabkan perubahan ekosistem pada perairan.
Pencemaran tanah disebabkan oleh pestisida, plastik, dan styrofoom yang
mengakibatkan keseburan tanah berkurang. Pencemaran air disebabkan
oleh minyak, detergen, limbah, zat kimiadari sampah yang mengakibatkan
penyakit tipus, kolera, disentri, gatal-gatal, penyakit kulit, dan muntaber.
Pencemaran udara disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, asap pabrik,
asap rokok,pembakaaran batubara, sampah yang membusuk. (Chandra,
2006: 7)

2.10. Hubungan Personal Hygiene dengan Kesehatan Lingkungan


Dalil-dalil Al-Quran dan Hadits secara mutlak telah menunjukkan
besarnya perhatian islam terhadap kebersihan, kesehatan lingkungan, dan
menghindari hal-hal yang dapat menyakiti manusia, hewan, maupun
tumbuh-tumbuhan. Dalam ilmu pencegahan penyakit (preventif disease)dan
ilmu pengetahuan alam diketahui bahwa membiarkan lingkungan kotor dan
tidak membersihkannya dari najis, kotoran, atau semua perantara penyebaran
wabah, tentu akan mmeberi dampak buruk yang sangat besar terhadap
manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. (Arif, 2007: 91)
Tempat yang kotor akan menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena
itu, kita semua perlu memahami manfaat kebersihan . lebih khusus lagi,

27
anak-anak juga perlu diajari menjaga kebersihan. Hal kecil seperti
membuang sampah pada tempatnya, merupakan kebiasaan baik yang harus
dikenalkan sejak dini. Mereka perlu diberi teladan agar menjaga kebersihan.
Anak yang terlatih menjaga kebersihan diri, juga akan memiliki kepedulian
menjaga lingkungannya. Menjaga kebersihan diri merupakan langkah-
langkah awal menuju kesehtaan diri yang merupakan dambaan setiap orang.
Hal tersebut merupakan unsur penting untuk membina diri, keluarga dan
lingkungan masyarakat yang sehat. Setiap orang menginginkan selalu hidup
sehat. Oleh karena itu, wajib menjaga dan memelihara kesehatan diri dan
lingkungan dengan sebaik-baiknya. Agar terhindar dari berbagai jenis
penyakit yang tidak diinginkan. (Mahmud, 2007: 60)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

28
Kesehatan lingkungan dan personal hygiene sangatlah berpengaruh
pada kesehatan. Manusia dan lingkungan adalah dua komponen yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Dalam ajaran Islam diperintahkan untuk
menjaga lingkungan sehingga terjadi kehidupan yang harmonis dan selalu
terjaga keseimbangannya.Kesehatan pribadi merupakan salah satu upaya
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.Islamjuga sudah
memberikan pedoman dalam mengatur kesehatan pribada secara
komprehensif.Sehingga setiap manusia memiliki kewajiban unuk menjaga
kesehatanlingkungan hidup maupun kesehatan pribadi sesuai dengan ajaran
islam.
Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah kesehatan telah
menjadi urusan publik. Adapun upaya mewujudkan perilaku sehat warga
masyarakat dalam perspektif kebijakan kesehatan diantaranya kebijakan
peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup, Kebijakan dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat melalui upaya peningkatan pencegahan, penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak dan kebijakan
peningkatan kemampuan masyarakat. Serta menerapkan personal hygiene
diri kita masing-masing.Ini semua penting untuk kesehatan tubuh kita.

B. Saran
Sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia seharusnya dapat
berperilaku sesuai dengan Al-Quran sebagai pengelola dan penyelamat
lingkungan. Serta selalu memperhatikan kesehatan pribadi atau personal
higyene.Manusia harus memelihara lingkungan dan tidak berbuat kerusakan
yang dapat merugikan makhluk hidup serta lingkungan.Hal tersebut dapat
menciptakan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul 2008: Keterampilan Dasar Untuk Klinik Praktik Kebidanan.


Salemba Medika, Jakarta.
Abidin, Danial Zainal 2009: Quran Saintifik. PTS MILLENNIA SDN. BHD,
Kuala Lumpur.

29
Ayyub, Hasan Muhammad 2007: Panduan Beribadah Khusus Pria. Penerjemah
M. Abdul Ghoffar, Jakarta.
Arif, Kholiq 2007: Memberdayakan Lingkungan. Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
Chandra, Budiman 2006: Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Mahmud, Mahir Hasan 2007: Terapi Air. Qultum Media. Jakarta.
Perry,potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, danpraktik. Jakarta.
http://letsgetrich1.blogspot.co.id/2014/12/personal-hygiene-dan-kesehatan.html
di akses tanggal 8 Maret 2017 pukul 11.28

30

Anda mungkin juga menyukai