Anda di halaman 1dari 11

A.

Definisi
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropodbom virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan
Aedes aegypti) (ngastiyah, 2005 : 368)

DBD (dengue haemoragic fever/DHF) adalah penyait infeksi yang


disebabkan oleh virus dengue dengan menifestsi klinis demam, nyeri otot
dan nyeri sendi yang disertai ruam pada tubuh (Sudoyo Aru,dkk 2009 )

B. Etiologi

Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic


fever (DHF) adalah virus dengue.

Menurut (Warsidi, E.2009) Karakteristik nyamuk Aedes aegypti yang


menyebarkan penyakit demam berdarah antara lain:

a. Badannya kecil, warnanya hitam dengan bintik-bintik putih.


b. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan sejuk seperti: hinggap
di pakaian yang tergantung, vas bunga yang ada airnya atau ditempat kaleng
bekas yang menampung air hujan.
c. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia adalah betina,
sedangkan nyamuk jantan manyukai aroma manis pada tumbu-tumbuhan.
d. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari dengan peningkatan
aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah
mataharit terbenam, sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.

C. Patofisiologi

a. Demam Berdarah tidak tertular langsung dari satu orang ke orang lainnya, namun
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penderita menjadi infektif bagi
nyamuk pada saat viremia, yaitu sejak beberapa saat sebelum panas sampai masa
demam berakhir, biasanya berlangsung 3-5 hari, nyamuk menjadi infektif 8-12 hari
setelah menghisap darah orang yang infektif dan penderita akan tetap infektif selama
hidupnya. Adapun masa inkubasi dari 3-14 hari, biasanya 4-7 hari.
b. Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
c. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DHF.
d. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia
dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
e. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian
(Warsidi, E. 2009)

Patway

Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya


perembesan plasma keruang ekstraseluler

Virus dengue masuk kedalam tubuh

Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,
di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa

Demam Berdarah Dengue

D. Menifestasi Klinis

Gejala klinis utama pada Demam Berdarah Dengue adalah demam dan manifestasi
pendarahan baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala
Demam Berdarah Dengue berdasarkan pembagian derajat.
a. Derajat I
Demam dan uji torniquet
b. Derajat II
Demam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya.
c. Derajat III
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin
dan anak gelisah.
d. Derajat IV
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur).
(Soegianto, 2006: 85-87)

E. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %.
3) HT meningkat lebih 20 %.
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5) Protein darah rendah.
6) Ureum PH bisa meningkat.
7) NA dan CL rendah.
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)

F. Penatalaksanaan

1. Kasus Demam Berdarah Dengue yang diperkenankan berobat jalan


Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan minum masih
baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan memberikan
obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap 3-4 jam diulang jika simkom
panas masih nyata diatas 38,5 0C.

2. Kasus Demam Berdarah Dengue yang dianjurkan rawat tinggal


a. Kasus Demam Berdarah Dengue derajat I dan II
Pada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena penderita ini
mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi kejadian syok tersebut,
penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid dengan tetesan berdasarkan 7, 5,
3. pada saat fase panas penderita dianjurkan banyak minum air buah atau oralit
yang biasa di pakai untuk diare.
b. Kasus Demam Berdarah Dengue derajat III dan IV
Dengue Shock Syndrome (Sindrom renjatan dengue) termasuk kasus
kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh
cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan asam basa dan
elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma yang hilang digunakan
larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose dalam larutan ringer laktat
atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali)
dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jam
c. Kasus Demam Berdarah Dengue dengan penyulit
Misalnya terdapat kelainan ginjal :
Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian volume
intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum
mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang diberikan sudah sudah
sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1 mg/kgBB dapat diberikan.
Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum, dan
kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok
juga belum dapat dikoreksi dengan baik, maka pemasangan central venous
pressure (CVP) perlu dilakukan untuk pedoman pemberian cairan selajutnya
(Airlangga, 2006).

G. Komplikasi
Menurut (Warsidi, E, 2009) Komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Ensepalopati : demam tinggi,gangguan kesadaran disertai atau tanpa kejang
b. Disorientasi dan penurunan kesadaran
c. Perdarahan luas.
d. Shock atau renjatan dan dapat terjadi Anoksia jaringan

H. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Umur: DHF merupakan penyakit tropik yang sering menyebabkan kematian
pada anak dan remaja.
Jenis kelamin: secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada penderita
DHF. Tetapi kematian lebih sering ditemukan pada anak perempuan dari pada
anak laki-laki.
Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar
saja, kemudian menyebar kehampir seluruh kota besar di Indonesia, bahkan
sampai di pedesaan dengan jumlah penduduk yang padat dan dalam waktu
relatif singkat. biasanya nyamuk pembawa vector banyak ditemukan pada
daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.

2. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus
menerus selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi,
nyeri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri
ulu hati, mual dan nafsu makan menurun

3. Riwayat penyakit sekarang


Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

4. Riwayat penyakit terdahulu


Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang
terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang
perna diderita dahulu

5. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan
tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air,
vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air,
botol dan ban bekas. Tempat tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang
nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah
DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan

B. Pengkajian Per Sistem


a.Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

b.Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV
dapat trjadi DSS

c. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni,
pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan
tekanan darah tak dapat diukur.
d.Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan,
mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan
nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada
uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan
pada kulit.

I. Diagnosa
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
b. Deficit volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan
output cairan.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
J. Intervensi

a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue


Kriteria evaluasi :
1) Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan criteria :
2) Suhu tubuh normal (35 C- 37,5 C)
3) Pasien bebas dari demam.

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji saat timbulnya demam. 1. Untuk mengidentifikasi pola
demam pasien.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 2. Tanda-tanda vital merupakan
jam. acuan untuk mengetahui keadaan
umum pasien.
3. Beri kompres hangat pada dahi. 3. Kompres hangat dapat
mengembalikan suhu normal
memperlancar sirkulasi.
4. Beri banyak minum ( 1-1,5 4. Mengurangi panas secara
liter/hari) sedikit tapi sering konveksi (panas terbuang
bersama urine dan keringat
sekaligus mengganti cairan tubuh
karena penguapan)
5. Ganti pakaian klien dengan bahan 5. Pakaian yang tipis menyerap
tipis menyerap keringat. keringat dan membantu
mengurangi penguapan tubuh
akibat dari peningkatan suhu dan
dapat terjadi konduksi.
6. Beri penjelasan pada keluarga 6. Penjelasan yang diberikan pada
klien tentang penyebab keluarga klien bisa mengerti dan
meningkatnya suhu tubuh kooperatif dalam memberikan
tindakan keperawatan.
7. Kolaborasi pemberian obat anti 7. Dapat menurunkan demam
piretik.
b. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh
berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
Kriteria evaluasi:
1) Volume cairan tubuh seimbang, dengan criteria :
2) Turgor kulit baik
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji keadaan umum klien dan tanda- 1. Mengetahui dengan cepat
tanda vital. penyimpangan dari keadaan
normalnya.
2. Kaji input dan output cairan. 2. Mengetahui balance cairan dan
elektrolit dalam tubuh/homeostatis.
3. Observasi adanya tanda-tanda syok. 3. Agar dapat segera dilakukan
tindakan jika terjadi syok.
4. Anjurkan klien untuk banyak 4. Asupan cairan sangat diperlukan
minum. untuk menambah volume cairan
tubuh.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Pemberian cairan I.V sangat penting
pemberian cairan I.V. bagi klien yang mengalami deficit
volume cairan untuk memenuhi
kebutuhan cairan klien.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Kriteria Evaluasi:
1) Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan criteria :
2) Porsi makan yang disajikan dihabiskan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji keadaan umum klien 1. Memudahkan untuk intervensi
selanjutnya
2. Beri makanan sesuai kebutuhan 2. Merangsang nafsu makan klien
tubuh klien. sehingga klien mau makan.
3. Anjurkan orang tua klien untuk 3. Makanan dalam porsi kecil tapi sering
memberi makanan sedikit tapi memudahkan organ pencernaan dalam
sering. metabolisme.
4. Anjurkan orang tua klien memberi 4. Makanan dengan komposisi TKTP
makanan TKTP dalam bentuk lunak berfungsi membantu mempercepat
proses penyembuhan.
5. Timbang berat badan klien tiap hari. 5. Berat badan merupakan salah satu
indicator pemenuhan nutrisi berhasil.
6. Kolaborasi pemberian obat 6. Menambah nafsu makan
reborantia.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS. Nanda. Edisi Jilid 2. Jogjakarta : Medication Jogja
LAPORAN PENDAHULUAN

DHF

Oleh : Pembimbing klinik

Bayu Pranayuda

4116205 ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RAJAWALI BANDUNG

2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah BPH 2
    Makalah BPH 2
    Dokumen8 halaman
    Makalah BPH 2
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Rumahku Sehat
    Rumahku Sehat
    Dokumen4 halaman
    Rumahku Sehat
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Askep DBD R.Aster
    Askep DBD R.Aster
    Dokumen11 halaman
    Askep DBD R.Aster
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Haemodialisa
    ASKEP Haemodialisa
    Dokumen2 halaman
    ASKEP Haemodialisa
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Modul V
    Modul V
    Dokumen8 halaman
    Modul V
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hepatis 1
    Sirosis Hepatis 1
    Dokumen7 halaman
    Sirosis Hepatis 1
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Jurnal TBC
    Jurnal TBC
    Dokumen19 halaman
    Jurnal TBC
    Noviami2496
    25% (4)
  • Dftar Hadir
    Dftar Hadir
    Dokumen1 halaman
    Dftar Hadir
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen19 halaman
    Hernia
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • KARIES GIGI
    KARIES GIGI
    Dokumen15 halaman
    KARIES GIGI
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Dokumen11 halaman
    LP Hernia
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Askep Hypertensi
    Askep Hypertensi
    Dokumen20 halaman
    Askep Hypertensi
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Karu Pagi
    Karu Pagi
    Dokumen3 halaman
    Karu Pagi
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • LP Gangguan Citra Tubuh Kep Jiwa1
    LP Gangguan Citra Tubuh Kep Jiwa1
    Dokumen16 halaman
    LP Gangguan Citra Tubuh Kep Jiwa1
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • k2
    k2
    Dokumen23 halaman
    k2
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Jtptunimus GDL Rukminilkw 6348 1 Rukmini
    Jtptunimus GDL Rukminilkw 6348 1 Rukmini
    Dokumen10 halaman
    Jtptunimus GDL Rukminilkw 6348 1 Rukmini
    Fajri Farida Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Citra Tubuh
    Citra Tubuh
    Dokumen16 halaman
    Citra Tubuh
    Annisa Fitriani Nasution
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Ners Kelp 2
    Pengkajian Ners Kelp 2
    Dokumen3 halaman
    Pengkajian Ners Kelp 2
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Appendix
    Appendix
    Dokumen9 halaman
    Appendix
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Jiwa (Ansietas)
    Laporan Pendahuluan Jiwa (Ansietas)
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Jiwa (Ansietas)
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Rencana Kegiatan Harian
    Rencana Kegiatan Harian
    Dokumen3 halaman
    Rencana Kegiatan Harian
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Rencana Tindakan Keperawatan
    Rencana Tindakan Keperawatan
    Dokumen17 halaman
    Rencana Tindakan Keperawatan
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pendahuluan Serosis Hati
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Rumahku Sehat
    Rumahku Sehat
    Dokumen4 halaman
    Rumahku Sehat
    hevi setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Renpra GGK
    Renpra GGK
    Dokumen10 halaman
    Renpra GGK
    hevi setianingsih
    Belum ada peringkat
  • LP DHF
    LP DHF
    Dokumen11 halaman
    LP DHF
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Serosis Hepatis 3
    Serosis Hepatis 3
    Dokumen21 halaman
    Serosis Hepatis 3
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat
  • Askep Hypertensi
    Askep Hypertensi
    Dokumen20 halaman
    Askep Hypertensi
    hevi setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hepatis 1
    Sirosis Hepatis 1
    Dokumen7 halaman
    Sirosis Hepatis 1
    Aliem Punya Rinvor
    Belum ada peringkat