Anda di halaman 1dari 67

RESUME SKENARIO 5

BLOK 12
Tutorial B

Ika Sriwinarti (102010101072)


Yonathan Michael Hostiadi (102010101076)
Yulia Puspitasari (122010101006)
Zahrina Amalia Eka Nurfadilla (122010101007)
Raditya Rangga P. (122010101033)
Brenda Desy Romadhon (122010101036)
Firsty Demi C. (122010101040)
Fawziah Putri Maulida (122010101041)
Sanggam Atmajaya Nugraha (122010101051)
Samiyah (122010101060)
Ivan Kristantya (122010101064)
Nadia Anggry Liani (122010101074)
Henggar Allest Pratama (122010101080)
Maulidah Ayuningtyas (122010101089)
Chandra Puspita K.S.P. (122010101093)
Putri Erlinda Kusumaningrum (122010101098)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
TUJUAN BELAJAR

Infertilitas
Faktor penyebab infertilitas
Pemeriksaan
Tata laksana
Algoritma penanganan infertilitas

Keluarga berencana
Koitus interuptus
Pantang berkala
Kondom
Diafragma vagina
Spermatisida
KB Suntik
Pil
Implan
IUD
Vasektomi
Tubektomi
Etika KB/Pandangan Agama

2
INFERTILITAS
PENYEBAB INFERTILITAS WANITA

1. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai
ke tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan
pada tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi
seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat
asam, yang secara nyata dapat mengurangi daya hidup sperma.
2. Masalah serviks
gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama
periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif
bagi daya hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan
sekresi.
3. Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak
dapat berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain
polip endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma,bekas
kuretase dan abortus septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu
implantasi, pertumbuhan,nutrisi serta oksigenisasi janin.
4. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan.
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat
menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau
menghambat implantasi ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi
merupakan salah satu dari banyak penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut
dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan
oleh endometriosis atau inflamasi (hall et all. 1974 ). Infertilitas yang
berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling menonjol adalah adanya
peningkatan insiden penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
pid). Pid ini menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.
5. Masalah ovarium

3
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil,
ovumnya harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan
sperma atau implantasi ovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah
ovarium yang dapat mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor
ovarium, penyakit ovarium polikistik, endometriosis, atau riwayat
pembedahan yang mengganggu siklus ovarium. Dari perspektif psikologis,
terdapat juga suatu korelasi antara hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat
stress diantara pasangan yang mempengaruhi fungsi hormone.

Faktor laki-laki
Menurut taher (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya infertilitas pada laki-laki
Antara lain adalah :
1 Faktor idiopatik
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap laki-laki yang mengalami masalah
infertilitas di klinik, infertilitas bagian urologi di rsupn cipto mangunkusuma
menunjukan bahwa sebanyak 20-25% masalah tersebut tidak diketahui
penyebabnya. Kemungkinan hal tersebut dapat di pengaruhi oleh adanya
faktor genetik, karena berdasarkan penelitian mutakhir didapatkan hasil yang
mengarah pada adanya kelainan kromosom pada penderita infertilitas.
2 Varikokel
Varikokel merupakan terjadinya pelebaran pembuluh darah balik vena di
sekitar buah zakar. Sebanyak 40% varikokel menjadi penyebab infertilitas
pada pria. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya benjolan di bagian tas
buah zakar yang nantinya akan bertambah besar dan nyata apabila penderita
mengejan. Buah zakar kiri adalah yang paling sering terkena.
3 Obstruksi (sumbatan saluaran sperma)
Penyebab lain dari infertilitas pada pria yaitu sekitar 15% adalah adanya
sumbatan atau obstruksi pada saluran sperma. Walaupun spermatozoa telah
diproduksi dengan baik, akan tetapi sperma tetap saja tidak dapat disalurkan.
Hal ini biasanya terjadi akibat adanya infeksi maupun bawaan dari lahir
sehingga tidak terbentuknya sebagian saluran sperma.
4 Pada 20% sisanya, infertilitas pada pria diakibatkan oleh berbagai faktor,
misalnya adanya gangguan hormon, kelainan bawaan, pengaruh obat,

4
gangguan ereksi atau ejakulasi, radiasi, keracunan pestisida, gangguan
imunologi, operasi di daerah panggul dan lain sebagainya.

Penyebab infertilitas sekunder


Masalah pada infertilitas sekunder sangat berhubungan dengan masalah
pada pasangan dengan infertilitas primer. Sebagian besar pasangan dengan
infertilitas sekunder menemukan penyebab masalah kemandulan sekunder
tersebut, dari kombinasi berbagai faktor meliputi :
1. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama
wanita tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid
yang teratur, kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring dengan
bertambahnya usia maka kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel
telur akan mengalami penurunan.
Penelitian menunjukkan bahwa potensi wanita untuk hamil akan menurun
setelah usia 25 tahun dan menurun drastis setelah usia diatas 38 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh national center for health statistics
menunjukkan bahwa wanita subur berusia dibawah 25 tahun memiliki
kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 34 tahun menurun menjadi
86% dan 78% pada usia 35 44 tahun.
2. Masalah reproduksi
masalah pada system reproduksi dapat berkembang setelah kehamilan awal
bahkan, kehamilan sebelumnya kadang-kadang menyebabkan masalah
reproduksi yang benar-benar mengarah pada infertilitas sekunder, misalnya
perempuan yang melahirkan dengan operasi caesar, dapat menyebabkan
jaringan parut yang mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah lain yang juga
berperan dalam reproduksi yaitu ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar
pituitary.
3. Faktor gaya hidup
Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada kemampuan
setiap pasangan untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan berat
badan yang berlebihan sering mengalami gangguan ovulasi, karena kelebihan

5
berat badan dapat mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi
kemampuan untuk hamil.

PEMERIKSAAN

Laparoskopi-histeroskopi
Merupakan prosedur operatif yang memungkinkan melihat uterus,tuba,ovarium
dan seluruh rongga panggul dan struktur lain dengan memakai alat khusus
(laparoskop).
Indikasi laparoskopi-histeroskopi:
1 Umur istri> 30 tahun
2 Lawan kawin > 3 tahun tanpa ada kelainan yang jelas
3 Curiga ada factor peritoneum (terjadi perlekatan),yaitu bila ada:
Riwayat penyakit radang panggul,pernah memakai AKDR,riwayat pernah
operasipanggul.
4 Curiga adanya endometriosis,yaitu bila ada wanita infertil dengan keluhan
dismenorea,dispareunia,ada tumor adneksa atau uterus yang retrofleksi
terfikasi.
Laparoskopi-histeroskopi yang dikerjakan pada fase sekresi hari ke 19-25 siklus
haid.

Uji pasca sanggama (ups)


Ups dikerjakan pada saat menjelang/sekitar ovulasi.lendir serviks akan
jernih dan encer saat disekitar ovulasi karena saat itu kadar estrogen tinggi dan
pekat saat pasca ovulasi karena kadar progesterone meningkat. Ups juga
digunakan untuk megnetahui interaksi antara spermatozoa dengan lender seriks.
Hasil pemeriksaan :
Lender serviks baik : volume banyak, jernih, sedikit mengandung sel, daya
membenang tinggi (10-15cm), viskositas rendah tidak pekt, bila dikeringkan
membentuk gambaran daun oakis (tes fem)
Ups baik : bila terdapat >20 spermatozoa per lapngan pandang besar yang aktif
bergerak
Ups jelek : bila tidak terdapat spermatozoa atau ada tetapi bergerak di tempat atau
mati. Bila kesalahan menentukan waktu ups. Untuk itu ups berikutnya harus
diberi ethinyl estradiol 50ug perhati atau setara mulai hari ke 5 siklus haid selama
20 hari

6
Histerosalpingografi (hsg)
Hsg dikerjakan pada fase proliferasi, 3 hari setelah haid bersih. Zat warna
radio-opak disuntukkan melalui serviks ke dalam uterus dengan direkam dengan
foto sinar-x, sehingga dapat melihat factor peritoneum atau keadaan patologi lain
genitalia interna yang nampak di rongga abdomen
Pemeriksaan panas badan basal / basal body temperatur (bbt)
Pemeriksaan bbt merupakan salah satu metode untuk megetahui ada ovulasi.
Siklus ovulasi akan member gambaran bbt yang bifasik. Panas badan menurun
saat ovulasi, yang diikuti dengan peningkatan 0,20c yang terus dipertahankan
12-15 hari pasca ovulasi sampai dating siklus haid berikutnya. Bila terjaid bbt
monofasik (siklus anovulasi) selama 2-3 siklus berurutan, maka diperlukan
evaluasi lebih jauh untuk mencari sebab gangguan ovulasi tersebt. Pemeriksaan
bbt memerlukan disiplin tinggi dan edukasi yangbaik dari pasutri, karena harus
dikerjakan pada saat bangun tidur (basal) dan terus menerus tiap hari dalam kurun
waktu lama (3 siklus atau lebih)

Biopsi endametrium (bem) :


umur endometrium pasca ovulasi dapat dikenali dengan bem melalui
gambaran histopatologi dengan criteria noyes, hertig dan rode. Bem dilakukan 2-
*3 hari menjelang prakiraan hari pertama haid siklus yang akan datang. Bem
dikerjakan bila ada kecurigaan defek fase luteal, waktu bbt fase luteal sangat
pendek kurang dari 12 hari.

Analisis sperma

Analisis sperma dipakai untuk diagnosis evaluasi pre/post terapi medikal


maupun surgikal infertilitas pria. Analisis sperma dipakai juga di laboratorium
forensik guna penanggulangan kasus perkosaan, kasus penolakan orangtua
terhadap bayinya, dan untuk menyaring pengaruh bahan racun/obat yang toksik
pada organ reproduktif. Saat ini, banyak diminta pemeriksaan dna untuk
penanggulangan perkosaan.

Pengambilan sampel

7
Sebelum diambil, penderita diberi penjelasan tertulis tentang tata cara
pengumpulan dan membawa semen ke tempat pemeriksaan. Semen diambil
setelah abstinensi sedikitnya 48 jam dan tidak lebih lama dari tujuh hari. Nama,
masa abstinensi, dan waktu pengambilan dicatat pada formulir yang dilampirkan
pada setiap semen yang akan dianalisis. Untuk evaluasi awal, dilakukan
pemeriksaan dua sediaan. Waktu antara kedua pemeriksaan tersebut bergantung
pada keadaan setempat, tetapi tidak boleh kurang dari tujuh hari atau lebih dari
tiga bulan. Semen diantar ke laboratorium dalam waktu satu jam sesudah
dikeluarkan. Semen sebaiknya diperoleh dengan cara masturbasi dan ditampung
dalam botol kaca bermulut lebar. Semen dilindungi dari suhu yang ekstrim selama
pengangkutan ke laboratorium.

Makroskopik

Pertama kali sampel semen datang di laboratorium dilakukan pemeriksaan


makroskopik. Semen normal tampak berwarna putih kelabu dan berbau seperti
bunga akasia pada pagi hari. Semen yang berbau busuk diduga disebabkan oleh
suatu infeksi2. Dalam keadaan normal, semen mencair (liquefaction) dalam 60
menit pada suhu kamar. Dalam beberapa kasus pencairan tidak terjadi secara
sempurna dalam 60 menit. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada fungsi
kelenjar prostat. Untuk itu, semen segera diperiksa setelah pencairan atau dalam
waktu satu jam setelah ejakulasi4.

Setelah diamati penampilannya, dilanjutkan dengan pengukuran volume


semen. Volume semen diukur dengan gelas ukur atau dengan cara menghisap
seluruh semen ke dalam suatu semprit atau pipet ukur. Nilai normal >2,0 ml. Jika
volume semen terlalu sedikit maka tidaklah cukup untuk menetralkan keasaman
suasana rahim. Dengan demikian, sperma yang berada di rongga rahim akan
segera mati sehingga kehamilan tidak terjadi. Volume dianggap abnormal jika
semen < 2,0 ml.

8
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan melihat konsistensinya.
Untuk mengetahui konsistensi semen diukur dengan dua cara. Semen yang ada
pada semprit diteteskan dari ujung jarum. Jika terjadi gangguan konsistensi maka
tetesan membentuk benang yang panjangnya lebih dari 2 cm. Konsistensi juga
diukur dengan cara memasukkan tangkai kaca ke dalam semen, kemudian
mengamati benang yang terbentuk pada saat tangkai kaca tersebut dikeluarkan.
Panjang benang > 2 cm dikatakan abnormal. Semen yang terlalu encer maupun
terlalu kental kurang baik bagi sperma. Pada semen yang mempunyai konsitensi
tinggi, kecepatan gerak sperma akan terhambat. Dengan demikian, akan
mengurangi kesuburan pria tersebut. Sebaliknya, semen yang terlalu encer
biasanya mengandung jumlah sperma yang rendah sehingga kesuburan juga
berkurang.

Pemeriksaan makroskopik yang lain adalah pemeriksaan ph semen


tersebut. Cara mengukur ph semen relatif mudah. Setetes semen disebarkan secara
merata di atas kertas ph. Setelah 40 detik, warna daerah yang dibasahi akan
merata, kemudian dibandingkan dengan kertas kaliberasi untuk dibaca ph-nya. Ph
semen normal yang diukur dalam waktu satu jam setelah ejakulasi berada dalam
kisaran 7,2 sampai 7,8. Jika ph lebih besar dari 7,8 maka dicurigai adanya infeksi.
Sebaliknya, jika ph kurang dari 7 pada semen azoospermia, perlu dipikirkan
kemungkipan disgenesis vas deferens, vesika seminal, atau epididimis.

Mikroskopik

Pada pemeriksaan mikroskopik, semen diperiksa morfologi, motilitas,


jumlah sperma, adanya sel-sel bukan sperma, dan aglutinasi sperma. Motilitas
sperma diperiksa dengan beberapa cara. Cara klasifikasi sederhana yang biasa
dipakai adalah bahan semen satu tetes dibubuhkan pada slide dan ditutup dengan
gelas penutup. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop biasa, pembesaran 400
kali, kondensor diturunkan, cahaya minimal, atau memakai mikroskop fase
kontras. Pemeriksaan dilakukan pada suhu kamar.

9
Lapangan pandang diperiksa secara sistematik dan motililas sperma yang
dijumpai dicatat. Kategori yang dipakai untuk mengklasifikasi motilitas sperma
disebut (a), (b), (c), (d), dan didefinisikan sebagai berikut:
kategori (a) jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka.
Kategori (b) jika geraknya lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus.
Kategori (c) jika tidak bergerak maju.
Kategori (d) jika sperma tidak bergerak.

Biasanya empat sampai enam lapangan pandang yang diperiksa untuk


memperoleh seratus sperma secara berurutan yang kemudian diklasifikasi
sehingga menghasilkan persentase setiap kategori motilitas. Dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan ulang dengan tetesan sperma kedua yang diperlakukan
dengan tatacara sama.

Pemeriksaan mikroskopik berikutnya adalah memeriksa jumlah sperma.


Pemeriksaan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara kasar dan penghitungan dalam
kamar hitung. Penentuan secara kasar dilakukan dengan menghitung jumlah
spermatozoa rata-rata pada beberapa lapangan pandang pembesaran objektif 40
kali, kemudian mengalikan angka tersebut dengan 106. Jika ada 40
sperma/lapangan maka jumlah sperma secara kasar kira-kira 40 juta/ml.

Setelah menghitung jumlah sperma secara kasar, dilanjutkan pemeriksaan


selular yang bukan sperma. Elemen bukan sperma juga dilihat antara lain sel
epitel gepeng dari saluran uretra, sel spermatogenik, dan lekosit. Jumlah sel
tersebut ditaksir dalam setiap lapangan pandangan pada sediaan basah seperti
penghitungan jumlah sperma.

Jika jumlah sel tersebut melebihi 1 juta/ml atau satu setiap lapangan
pandangan dengan pembesaran objektif 40 kali, dilakukan pemulasan khusus
untuk membedakan antara lekosit yang peroksidase positif dengan sel lain. Jika
lekosit lebih dari 1 juta/ml mungkin perlu pemeriksaan untuk menentukan apakah

10
orang tersebut menderita infeksi. Walaupun tidak ada sel lekosit, tidak
mengesampingkan kemungkinan infeksi4.

Pada pemeriksaan mikroskopik berikut diperiksa adanya aglutinasi.


Aglutinasi sperma berarti bahwa sperma motil saling melekat kepala dengan
kepala, bagian tengah dengan bagian ekor, atau campuran bagian tengah dengan
bagian ekor. Melekatnya sperma yang tidak motil atau motil pada benang mukus
atau pada sel bukan sperma tidak boleh dicatat sebagai aglutinasi. Adanya
aglutinasi merupakan petunjuk, tetapi bukan pasti akan adanya faktor imunologi
sebagai penyebab infertilitas. Aglutinasi tidak tergantung banyaknya. Beberapa
kelompok kecil sperma yang beraglutinasi sudah dianggap positif. Adanya
aglutinasi pada analisis sperma perlu dikonfirmasi dengan uji imunologi mar4.

Uji biokimiawi

Uji biokimiawi dilakukan bila ada kelainan mikroskopik dan makroskopik.


Uji biokimia menunjuk kepada fungsi kelenjar asesori, yaitu asam sitrat, gamma
glutamil transpeptidase, dan fosfatase asam untuk kelenjar prostat. L. Karnitin
bebas dan alfa glukosidase untuk epididimis. Kadar petanda atau petanda khas
yang rendah menggambarkan fungsi sekresi yang kurang baik, sehingga hal
tersebut dipakai untuk menilai fungsi kelenjar asesori laki-laki. Suatu infeksi
menyebabkan penurunan sekresi yang besar, tetapi nilai yang diperoleh untuk
berbagai petanda masih dalam kisaran nilai normal yang besar. Suatu infeksi juga
menyebabkan kerusakan pada epitel sekresi sehingga walaupun telah diberi
pengobatan, kemampuan sekresi tetap rendah.

Uji biokimiawi semen untuk menilai kemampuan sekresi prostat adalah


mengukur kadar seng dan asam sitrat. Sekret kelenjar prostat merupakan bagian
yang meliputi 15%-30% dari volume total semen. Sekret kelenjar prostat tidak
berwarna, bening, dan bersifat asam lemah (ph 6,5), mengandung banyak sekali
asam sitrat serta fosfatase asam. Kadar seng dan asam sitrat memberi ukuran yang
bisa dipercaya tentang sekresi kelenjar prostat. Antara seng, asam sitrat, dan asam

11
fosfatase ditemukan korelasi yang baik, tetapi untuk kemudahannya hanya dua uji
pertama yang sering dipakai.

Selain pengukuran sekresi prostat, perlu juga dilakukan pemeriksaan


kemampuan sekresi vesika seminal. Sekret vesika seminalis ini merupakan
komponen yang banyak sekali digunakan untuk indikator dalam menangani kasus
infertilitas. Komponen ini pada waktu diejakulasikan berbentuk kental, kaya akan
karbohidrat dan protein. Kemampuan sekresi vesika seminal bisa diketahui
dengan pengukuran fruktosa. Penentuan fruktosa penting pada kasus duktus
deferens, dan merupakan fraksi yang padat dengan spermatozoa. Cairan
epididimis ini mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Di samping itu,
mempunyai aktivitas fosfatase asam. Uji biokimia semen untuk mengetahui
kapasitas sekresi epididimis adalah pemeriksaan l karnitin. L karnitin bebas
memberikan gambaran tentang fungsi sekresi epididimis.

Uji imunologi

Pemeriksaan uji imunologi dilakukan karena kecurigaan adanya antibodi


pelapis sperma pada semen tersebut. Antibodi-pelapis sperma merupakan tanda
khas dan patognomonik untuk infertilitas yang disebabkan faktor imunologi.
Antibodi sperma dalam semen tergolong dua kelas imunologi, yaitu iga dan igg.
Pengujian terhadap antibodi tersebut dilakukan pada semen segar dan
menggunakan cara reaksi antiglobulin campuran , yaitu uji mar (mixed
antislobulin reaction) atau cara butir imun (immunobead) 4.

Uji mar igg dilakukan dengan mencampur semen segar dengan butir lateks
atau sel eritrosit biri-biri yang dilapisi dengan igg manusia. Suatu antiserum igg
manusia yang monospesifik kemudian dibubuhkan kepada campuran tersebut.
Terbentuknya gumpalan campuran antara butir dan sperma motil merupakan bukti
adanya antibodi igg pada spermatozoa. Diagnosis infertilitas dengan sebab
imunologi merupakan suatu kemungkinan jika 40% atau lebih sperma motil
mempunyai partikel yang melekat. Kemungkinan infertilitas karena sebab

12
imunologi perlu dipikirkan jika 10--40% sperma motil mempunyai partikel yang
melekat. Uji tambahan seperti uji kontak sperma-getah servik (ksgs) dan titrasi
antibodi sperma dalam serum akan memperkuat atau menolak diagnosis4.

Pemeriksaan imunologi semen yang lain adalah uji butir imun. Uji butir
imun dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi yang berada di permukaan
sperma. Butir imun merupakan bola poliakrilamida dengan imunoglobulin
kelinci-anti imunoglobulin manusia yang terikat secara kovalen. Adanya antibodi
igg dan iga bisa diteliti sekaligus dengan uji ini4.

Sperma dicuci terlebih dahulu agar terbebas dari cairan semen dengan cara
sentrifugasi dan kemudian diresuspensi dalam larutan dapar. Suspensi sperma
kemudian dicampur dengan suatu suspensi butir imun. Proporsi sperma dengan
antibodi permukaan kemudian ditentukan dan kelas antibodinya (igg atau iga)
diidentifikasi dengan menggunakan 2 jenis butir imun4.

Jika uji butir imun positif maka perlu dilakukan uji tambahan seperti uji
ksgs dan titrasi antibodi sperma dalam serum untuk memperkuat atau menolak
diagnosis4.

Uji mikrobiologi

Uji mikrobiologi dilakukan jika dicurigai ada infeksi mikroba pada semen
tersebut. Semen yang akan dibiakkan dikumpulkan dengan melakukan perhatian
khusus untuk mencegah kontaminasi. Sebelum mengumpulkan semen, penderita
diminta mengeluarkan kencingnya terlebih dahulu. Segera setelah itu , ia mencuci
tangannya dan genitalianya dengan sabun, kemudian membilasnya serta
mengeringkannya dengan handuk bersih. Botol semen dalam keadaan steril.
Biakan plasma semen membantu menegakkan diagnosis infeksi kelenjar asesori,
terutama prostat. Biakan semen dilakukan jika penderita menunjukkan tanda atau
gejala infeksi kelenjar asesori atau semen mengandung sel darah putih dalam
jumlah lebih dari 1 juta/ml. Hasil biakan diinterpretasi dengan hati-hati. Uji-uji
lain seperti pemeriksaan air seni pertama dan kedua serta cairan prostat yang

13
diperoleh melalui pemijatan prostat dan air seni setelah pemijatan prostat, perlu
dilakukan untuk menunjang diagnosis. Juga perlu dilakukan analisis biokimia
semen. Pemeriksaan analisis sperma yang diuraikan tersebut masih menggunakan
manual.

TATA LAKSANA
Stimulasi ovulasi.

Klomifen sitrat.

Merupakan preparat yang paling sering digunakan untuk stimulasi ovulasi.


Strukturnya memungkinkan berikatan dengan reseptor estrogen, dan
mempengaruhi reseptor berminggu-minggu. Ikatan yang lama ini mempengaruhi
replenishment reseptor estrogen di hipothalamus. Dengan ikatan klomifen sitrat,
hipothalamus tidak dapat mengetahui kadar estrogen endogen dan
menganggapnya rendah. Sebagai respon , hipothalamus merubah pulsatilitas gnrh
sehingga sekresi gonadotropin hipofise meningkat.

Mekanisme kerja utama klomifen sitrat adalah pada hipothalamus, ada juga bukti
yang menunjukkan klomifen sitrat berikatan dengan reseptor estrogen di hipofise,
secara langsung merangsang pelepasan gonadotropin. Kedua mekanisme ini
bekerja sinergis, meningkatkan pelepasan fsh dan memungkinkan perkembangan
folikel di ovarium. Klomifen sitrat tidak dapat menginduksi ovulasi pada wanita
yang hipoestrogen. Pada lingkungan yang estrogenic, ovulasi dapat terjadi lebih
dari 80%. Klomifen sitrat dimulai secara empiris pada hari ke lima siklus, baik
pada menstruasi spontan maupun setelah pemberian progestin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian klomifen sitrat adalah :

Memulai klomifen sitrat lebih awal ( hari ke 2-4) tidak merubah angka
ovulasi, kehamilan, dan abortus.
Pada kegemukan (>100 kg) , 20% ovulasi terjadi pada dosis awal 50mg,
jadi diperlukan dosis awal lebih tinggi.

14
Dosis klomifen sitrat dinaikkan 50 mg sampai maksimum 200-250 mg/hr
selama 5 hari. Tabel 1 menunjukkan angka ovulasi dan kehamilan pada
penaikkan dosis.
Pada awalnya ditetapkan dosis klomifen sitrat dapat dipakai sampai 100
mg, dan hanya untuk 3 kali pemberian ulangan. Dalam praktek klinik
rekomendasi ini sering di abaikan, khususnya pada keadaan keadaan
dimana pemberian klomifen sitrat lebih menguntungkan. Oleh karena itu
dosis melebihi 100 mg/hari sering dipakai
75 % keberhasilan kehamilan terjadi pda tiga siklus ovulatoir yang
pertama.
Adanya ovulasi dapat dideteksi (berdasarkan urutan sensitivitas) dengan
usg, urinary lh surge, dan temperatur basal badan.

Karakteristik siklus klomifen sitrat.

Siklus klomifen sitrat berbeda dengan siklus ovulasi spontan.

Fase follikuler lebih panjang.


Diameter folikel saat lh surge lebih besar.

Jika klomifen sitrat dimulai hari ke 5, lh surge terjadi sekurang-kurangnya 5 hari


setelah klomifen sitrat terakhir (hari-14). Kebanyakan mengalami surge lebih
lambat ( hari 15-17), bahkan sampai hari ke 21. Diameter folikel rata-rata 25 mm,
dibandingkan dengan 19 mm pada siklus spontan. Pada siklus klomifen sitrat yang
ovulatoir , perkembangan endometrium sama dengan siklus ovulasi spontan,
dengan ketebalan rata-rata sekitar masa ovulasi 11 mm.

Kadar hormon pada siklus klomifen sitrat.

Pada siklus klomifen sitrat ovulatoir, kadar estradiol pada saat terjadi surge
adalah 750 pg/ml (225-2750 pg/ml), jauh lebih tinggi daripada siklus
spontan (200-300 pg/ml).
10 hari setelah lh surge, kadar fsh rata-rata 11 miu/ml, pada siklus
ovulatoir, dibandingkan dengan 8 miu pada siklus klomifen sitrat
anovulatoir. Perbedaan ini menunjukkan bahwa keberhasilan induksi

15
dengan klomifen sitrat bergantung pada kesinambungan kemampuan
hypothalamus dan hipofise meningkatkan sekresi fsh. Penting diingat nilai
ambang fsh yang harus dicapai dan dipertahankan untuk mendapatkan
ovulasi.
Wanita yang resisten terhadap klomifen sitrat tidak mampu membentuk
respon fsh yang adekuat. Mungkin terdapat hormon hormon lain yang
merubah pelepasan fsh oleh hypothalamus dan hipofise sebagai respon
terhadap klomifen sitrat , seperti insulin, leptin, atau androgen.

Monitoring siklus.

Usg dilakukan 5 hari setelah dosis klomifen sitrat terakhir. Dilakukan penilaian
terhadap jumlah dan ukuran folikel preovulatory, serta grading dan ketebalan
endometrium. Jumlah folikel lebi dari satu dapat terjadi pada sepertiga siklus
klomifen sitrat dengan dosis terrendah. Sekali dosis ovulatory klomifen sitrat
dapat ditentukan, siklus berikut dengan dosis yang sama tetap mmerlukan
monitoring untuk meyakinkan berlanjutnya respon ovulasi. 15% wanita yang pada
awalnya berrespon terhadap dosis tertentu, selanjutnya menjadi refrakter, dan
memerlukan peningkatan dosis . Respon terhadap dosis dapat berubah sepanjang
waktu. Oleh karena itu dosis terrendah yang dapat menimbulkan ovulasi harus
ditentukan, dan selanjutnya dimonitor dengan usg, dosis dinaikkan bila tidak
terjadi ovulasi. Hampir semua kehamilan terjadi pada 6 siklus ovulatoir yang
pertama., dan meneruskan therapi klomifen sitrat melebihi 6 siklus tidak memiliki
keuntungan klinis.

Efek samping.

Terdapat kemungkinan 30% perkembangan multifolikel, tetapi kehamilan pada


siklus klomifen sitrat biasanya tunggal, dengan angka kehamilan ganda 8%. Pada
uji klinis yang melibatkan 7000 wanita dengan ovulasi dan anovulasi, terjadi 2600
kehamilan, insiden kehamilan ganda didapatkan 8%, dengan 7% kembar dua,
0,5% triplet, 0,5% quadruplet, dan 0,1% quintuplet.

16
Gangguan penglihatan berupa blurring, spot, flashes dapat terjadi serte bertambah
sering dengan meningkatnya dosis. Keluhan membaik seminggu setelah dosis
terakhir, sehingga bila mengkonsumsi klomifen sitrat disarankan brhati-hati dalam
aktifitas berkendara.

Keluhan lain dapat berupa hot flushes, bloating, nausea dan vomiting, breast
tenderness, sakit kepala, spotting intermenstrual, dan menorrhagia. Muncul
perasaan penuh/nyeri abdomen karena perkembangan folikel, yang dapat
ditangani dengan acetaminofen, pelvic rest, serta memodifikasi aktifitas fisik.

Setelah satu siklus multifolikel, non konsepsi, mungkin terdapat persistensi


satu/lebih area hipoechoic di ovarium. Kista ovarium sebagai akibat klomifen
sitrat bersifat asimptomatik. Penelitian menunjukkan bahwa kista ovarium yang
lebih besar dari 10mm menurunkan kemungkinan kehamilan pada siklus yang
memakai gonadotropin sebagai induksi ovulasi. Tidak ada penelitian tentang efek
residual ovarian cyst pada siklus klomifen sitrat. Tapi tampaknya kista yang lebih
besar dari 20 mm akan mempengaruhi siklus klomifen sitrat berikutnya. Sebelum
memulai suatu siklus , usg basal dilakukan untuk menentukan apakah terdapat
sisa-sisa aktifitas ovarium.

Tindakan stimulasi pada ovarium dengan kista ovarium akan mengakibatkan kista
tersebut tidak mengalami resolusi. Masa satu bulan bebas klomifen sitrat akan
memungkinkan terjadinya resolusi spontan. Tidak ada manfaat kontrasepsi oral
kombinasi dalam menekan kista ovarium. Kista ovarium yang bertahan lebih dari
9 minggu kmungkinan bersifat neoplastik, tidak fungsional, yang memerlukan
aspirasi/pengangkatan sebelum induksi ovulasi dilanjutkan.

Hubungan antara ca ovarium dengan klomifen sitrat tetap controversial. Pasien


yang mendapatkan klomifen sitrat harus di kie akan adanya kemungkinan resiko
ca ovarium bila tetap tidak terjadi kehamilan. Hampir semua kehamilan terjadi
dalam 3-4 siklus ovultoir, jarang terjadi setelah 6 siklus. Pemakaian klomifen
sitrat melebihi 12 siklus harus dilakukan dengan hati-hati, khususnya pada

17
nullipara. Pemakai klomifen sitrat yang tidak hamil disarankan memakai
ontrasepsi hormonal untuk mencegah ca ovarium.

Bayi tabung

Byi tabung ialah upaya pembuahan yang dilakukan dengan cara mempertemukan
sperma dan ovum tidak melalui hubungan langsung (bersenggama). Hal ini
dilakukan melalui proses pembuahan sperma dan sel telur (fertilisasi) di dalam
gelas (in vitro, latin) atau dengan kata lain ikhtiar mempertemukan sel telur
(ovum) dengan sperma di luar kandungan, kemudian dimasukkan lagi ke rahim
setelah pembuahan terjadi.

Langkah-langkah bayi tabung (ivf= in vitro fertilization)


Sebelum menjalani program bayi tabung, di brawijaya fertility centre, pasutri
akan mendapat penjelasan proses, kemudian menjalani pemeriksaan awal apakah
memenuhi syarat yang akan diputuskan dalam rapat tim ahli. Secara umum proses
bayi tabung terdiri dari 8 tahap:
1. Pemeriksaan usg, hormon, saluran telur dan sperma
2. Penyuntikan obat penekan hormon
3. Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur
4. Pengambilan sel telur
5. Pembuahan
6. Pengembangan embrio
7. Penanaman embrio
8. Menunggu hasil

Waktu yang diperlukan dalam menjalani bayi tabung 4 hingga 6 minggu, sebagi
berikut

18
Embrio yang ditanamkan dalam proses bayi tabung adalah 2 - 3 embrio stadium
6-8 sel akan ditanam ke dalam rahim. Menurut sejumlah ahli, inseminasi buatan
atau bayi tabung secara garis besar dibagi menjadi dua:

1) pertama : pembuahan di dalam rahim. Dilakukan dengan dua cara yaitu:


Cara pertama : sperma laki-laki diambil, kemudian disuntikan pada tempat yang
sesuai dalam rahim sang istri sehingga sperma tersebut akan
bertemu dengan sel telur istri kemudian terjadi pembuahan yang
akan menyebabkan kehamilan. Cara seperti ini dibolehkan oleh
syareah, karena tidak terjadi pencampuran nasab dan ini seperti
kehamilan dari hubungan seks antara suami dan istri.
Cara kedua : sperma seorang laki-laki diambi, kemudian disuntikan pada rahim
istri orang lain, atau wanita lain, sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Cara sperti ini hukum haram, karena akan terjadi
percampuran nasab, halini sebagaimana seorang laki-laki yang
berzina dengan wanita lain yang menyebabkan wanita tersebut
hamil.

2) kedua : pembuahan di luar rahim.


Cara pertama: sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan dikumpulkan dalam
sebuah tabung agar terjadi pembuahan. Setelah dirasa cukup, maka
hasil pembuahan tadi dipindahkan ke dalam rahim istrinya yang

19
memiliki sel telur tersebut hasil pembuahan tadi akan berkembang
di dalam rahim istri tersebut, sebagaimana orang yang hamil
kemudian melahirkan ana yang dikandungnya. Bayi tabung dengan
proses seperti di atas hukumnya boleh, karena tidak ada
percampuran nasab.
Cara kedua :sperma seorang laki-laki dicampur dengan sel telur seorang wanita
yang bukan istrinya ke dalam satu tabung dengan tujuan terjadinya
pembuahan. Setelah itu, hasil pembuahan tadi dimasukkan ke
dalam rahim istri laki-laki tadi. Bayi tabung dengan cara seperti ini
jelas diharamkan dalam islam, karena akan menyebabkan
tercampurnya nasab.
Cara ketiga :sperma seorang laki-laki dicampur dengan sel telur seorang wanita
yang bukan istrinya ke dalam satu tabung dengan tujuan terjadinya
pembuahan. Setelah itu, hasil pembuahan tadi dimasukkan ke
dalam rahim wanita yang sudah berkeluarga. Ini biasanya
dilakukan oleh pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak,
tetapi rahimnya masih bia berfungsi. Bayi tabung dengan proses
seperti ini jelas dilarang dalam islam.
Cara keempat: sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan dikumpulkan
dalam sebuah tabung agar terjadi pembuahan. Setelah dirasa cukup,
maka hasil pembuahan tadi dipindahkan ke dalam rahim seorang
wanita lain. Ini jelas hukumnya haram. Sebagian orang
menamakannya menyewa rahim .
Cara kelima :sperma suami dan sel telur istrinya yang pertama diambil dan
dikumpulkan dalam sebuah tabung agar terjadi pembuahan. Setelah
dirasa cukup, maka hasil pembuahan tadi dipindahkan ke dalam
rahim istri kedua dari laki-laki pemilik sperma tersebut. Walaupun
istrinya pertama yang mempunyai sel telur telah rela dengan hal
tersebut, tetap saja bayi tabung dengan proses semacam ini haram,
hal itu dikarenakan tiga hal :

20
1. Karena bisa saja istri kedua yang dititipi sel telur yang sudah
dibuahi tersebut hamil dari hasil hubungan seks dengan
suaminya, sehingga bisa dimungkinkan bayi yang ada di dalam
kandungannya kembar, dan ketika keduanya lahir tidak bisa
dibedakan antara keduanya, tentunya ini akan menyebabkan
percampuran nasab yang dilarang dalam islam.
2. Seandainya tidak terjadi bayi kembar, tetapi bisa saja sel telur
dari istri pertama mati di dalam rahim istri yang kedua, dan pada
saat yang sama istri kedua tersebut hamil dari hubungan seks
dengan suaminya, sehingga ketika lahir, bayi tersebut tidak
diketahui apakah dari istri yang pertama atau istri kedua.
Anggap saja kita mengetahui bahwa sel telur dari istri pertama yang sudah dibuahi
tadi menjadi bayi dan lahir dari rahim istri kedua, maka masih saja hal tersebut
meninggalkan problem, yaitu siapakah sebenarnya ibu dari bayi tersebut, yang
mempunyai sel telur yang sudah dibuahi ataukah yang melahirkannya ? Tentunya
pertanyaan ini membutuhkan jawaban.

Algoritma penanganan infertilitas

21
KELUARGA BERENCANA
KOITUS INTERUPTUS/SENGGAMA TERPUTUS

22
Sanggama terputus adalah pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum
terjadinya ejakulasi. Prinsipnya adalah menghindarkan deposit sperma di dalam
forniks atau vagina untuk menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan
spermatozoa dalam periode subur
Manfaat kontraseptif
a. Alamiah
b. Efektif bila dilakukan dengan benar
c. Tidak mengganggu produksi asi
d. Tak ada efek samping
e. Dapat dikombinasikan dengan berbagai metode KB alamiah lainnya
f. Tidak butuh biaya dan persiapan khusus
g. Manfaat non-kontraseptif
h. Tanggung-jawab bersama dalam KB
i. Menanamkan sifat saling pengertian
j. Partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi
Keterbatasan
a. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan
tumpahan sperma selama sanggama (4-18 kehamilan per 100 perempuan
per tahun bila dilakukan dengan benar)
b. Memutus kelangsungan peristiwa orgasme
c. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah
interupsi koitus
Sesuai untuk :
a. Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra-orgasmik
b. Pasangan yang tidak mau metode lain
c. Metode siap pakai
d. Metode antara sebelum menggunakan metode efektif atau gabungan
e. Menyukai sanggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana
Tidak sesuai untuk :
a. Suami dengan ejakulasi dini
b. Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra-orgasmik
c. Suami dengan kelainan fisik/psikologis
d. Pasangan yang tak dapat bekerjasama
e. Pasangan non-komunikatif
f. Tidak suka interupsi kelangsungan orgasme
Petunjuk bagi klien
a. Kerjasama dan saling pengertian dari pasangan tentang adanya
penghentian atau interupsi proses orgasme

23
b. Pastikan tak ada tumpahan sperma selama sanggama atau interupsi pra-
orgasmik
c. Sebaiknya tidak dilakukan pada periode subur

PANTANG BERKALA

Metode kalender atau pantang berkala /(calendar method or periodic abstinence)

Pengertian

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi


sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

Keuntungan

a Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai


berikut:
b Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
c Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
d Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
e Tidak mengganggu kenyamanan pada saat berhubungan seksual.
f Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
g Tidak memerlukan biaya.
h Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala
ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:

a Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.


b Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

Efektifitas

24
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Selain
itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode
kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di sidney,
metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100
wanita per tahun.

Penerapan

Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:

a Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).


b Fertility phase (masa subur).
c Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal
yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan
minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur
dengan melihat data yang telah dicatat.

Bila haid teratur (28 hari)

Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur
adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 2 oktober. Tanggal 2 oktober ini
dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 13 oktober dan
hari ke 16 jatuh pada tanggal 17 oktober. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 13
oktober hingga tanggal 17 oktober. Sehingga pada masa ini merupakan masa
pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual
harus menggunakan kontrasepsi.

25
Bila haid tidak teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus :

Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek 18

Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang 11

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus
terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 18 = 7

Langkah 2 : 30 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,
suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama
harus menggunakan kontrasepsi.

KONDOM

Kondom adalah bentuk alat kontrasepsi yang pertama kali di temukan,di buat dari
banyak bahan yang tidak lazim dan pada awalnya dianggap sebagai perlindungan
terhadap penyakit menular daripada sebagai pencegah kehamilan.

Macam macam kondom

1. Kulit- dibuat dari usus biri biri ( caecum )


a. Tidak meregang atau mengkerut

26
b. Menjalarkan panas tubuh,sehingga dianggap tidak mengurangi
sensitivitasselama senggama
c. Lebih mahal
d. Jumlahnya kurang dari 1 % dari semua jenis kondom
2. Lateks
a. Paling banyak dipakai
b. Murah
c. Elastis
3. Plastik
a. Sangat tipis (0.025 0.035 mm )
b. Juga mengantarkan panas tubuh
c. Lebih mahal dari kondom lateks
Keuntungan

a. Mencegah kehamilan
b. Memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubunganseksua
c. Relatif murah
d. Sederhana,ringan dan disposable
e. Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau follow up
f. Reversible
g. Pria ikut serta aktif dalam program KB(dr. Hanafi hartanto, 2004 : hal 60 )
h. Sangat efektif
i. Mudah didapat (kondom pria)
j. Hanya perlu digunakan ketika anda melakukan hubungan seks.
k. Membantu untuk melindungi penularan penyakit seksual, termasuk hiv.
l. Kondom pria terdapat dalam beberapa macam variasi, bentuk dan ukuran.
m. Kondom wanita dapat dipakai pada waktu kapan pun sebelum
melakukanhubungan seks.

Kerugian

27
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b. Perlu menghentikan semetntara aktivitas dan spontan nitas hubungan seksguna
menjaga kondom
c. Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus memerus
pada setiasenggama(dr. Hanafi hartanto, 2004 : hal 60 )
d. Dapat mengganggu hubungan seks.
e. Kondom pria dapat lepas atau sobek jika digunakan secara tidak benar.
f. Ketika menggunakan kondom wanita benar-benar perlu diperhatikan untuk me
mastikan penis masuk ke dalam kondom bukan di bawah antara sisikondom
dan vagina.
g. Beberapa orang sensitif dengan bahan kimia yang ada pada kondom
karet,walau ini jarang terjadi.
h. Pelumas dengan bahan dasar minyak, seperti body oil dan lotion, tidak
bolehdigunakan dengan kondom karet.
i. (dikutip dari organisasi.org)

Ukuran kondoma. Ada 2 kelas ukuran kondom

a. Kelas i : panjang 160 mm, lebar 52 2mm


b. Kelas ii :panjang150 mm, lebar 48 2mmb.
Ukuran standard kondom-panjang : min 160 mm

PESSARIUM(DIAFRAGMA VAGINAL DAN CERVICAL CAP)

Pessarium merupakan kondom pada perempuan. Secara umum pessarium


terbagi dua golongan, yakni diafragma vaginal dan cervical cap. Diafragma
vaginal ini merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari kantong karet yang
terbentuk mangkuk dangan per elastis pada pinggirnya. Pinggir diafragma
mudah dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas vagina untuk mencegah

28
sperma masuk ke saluran reproduksi bagian atas. Supaya efektif hendaknya
dipakai jelly atau krim kontrasepsi untuk pembunuh sperma.
diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah melakukan
hubungan seksual. Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh
perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding
vagina yang sesuai.

Efektivitas diafragma vaginal:


Cukup dapat dipercaya bila dipakai secara benar sejak awal saat hubungan
seksual

Keuntungan diafragma vaginal:


Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
Segera dirasakan efektivitasnya
Dapat dikontrol oleh pasien sendiri
Sebagian metode kontrasepsi sementara yang baik setelah metode lain
ditunda
Dapat mencegah kanker serviks

Kerugian diafragma vaginal:


Angka kegagalan tinggi
Memerlukan periksa dalam
Dipaki setiap kali hubungan
Memerlukan spermisid setiap kali pemasangan yang harganya mahal dan
sukar diperoleh
Pada beberapa pasien dapat mengakibatkan isk

29
Merepotkan dan mengganggu hubungan seksual
Harus dibiarkan tetap di dalam vagina minimal 6 jam setelah koitus

Indikasi diafragma vaginal:


Apabila metode lain tidak cocok
Sebagai kontrasepsi sementara/penunjang

Perhatian khusus diafragma vaginal:


Alergi karet atau spermisid
Prolapses uteri, sistokel yang parah, uterus hiperretrofleksi, septum vagina
Malposisi uterus atau anomaly enitalia
Ketidakmampuan pasien atau pasangan mempelajari teknik pemasangan
yang benar

Cara memakai dan melepas diafragma vaginal:

diafragma dirancang aman dan disesuaikan vagina untuk menutupi serviks.


Diafragma merupakan kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang dapat dibengkokkan. Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma
ini mempunyai cara
1 Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan
saluran telur (tuba falopi).
2 Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
Efektifitas diafragma untuk mencegah kehamilan sekitar 94% bila wanita selalu
menggunakannya dan 84% bila wanita tidak selalu menggunakannya. Selain itu,
diafragma akan efektif apabila cara menggunakannya benar dan tepat.
Dibawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi metode barier diafragma.
Pemasangan diafragma

Tahap 1

30
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pastikan diafragma tidak berlubang. Oleskan spemisida pada kap diafragma
secara merata.
Tahap 2

Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan
mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil
jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi
yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat.
Spermisida harus berada di dalam kap.
Tahap 3

31
masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan
pinggiran ke atas di balik tulang pubis. Masukkan jari ke dalam vagina sampai
menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Perhatian
diafragma masih terpasang dalam vagina sampai 6 jam setelah berakhir hubungan
seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan,
tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafragma di dalam
vagina lebih dari 24 jam.

Pelepasan diafragma
Tahap 1

Sebelum melepas diafragma, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait
bagian ujung diafragma dengan jari telunjuk dan tengah untuk memecah
penampung.
Tahap 2

32
tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air, kemudian
keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.

Spermatisida

Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen


yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa; dan vechikulum yang
dipakai untuk membuat tablet, krim, atau jelly. Spermatisid berguna untuk
mematikan sperma sebelum melewati serviks. Cara kerjanya dengan merusak
membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma
di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti
suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih sangat
sedikit.

Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam

Bentuk:

1 Suppositorium: lorofin suppositoria, rendel pessaries. Suppositorium

Dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru
mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

2 Jelly atau cream :

33
Perseptin vaginal jelly, orthogynol vaginal jelly, delfen vaginal cream.

jelly lebih encer daripada creme. Obat ini disemprotkan kedalam vagina dengan
menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

3 Tablet busa: sampoon, volpar, syn-a-gen.

Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu dicelupkan kedalam air, kemudian


dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 sampai 60
menit.

4 C-film

Yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam
vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar
pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit

KB SUNTIK

Definisi

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan


melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis, harganya relatif murah dan aman.sebelum disuntik, kesehatan ibu
harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat
ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai
persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal
5 tahun.

Jenis

34
tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. Dmpa (depo medroxy progesteron acetat/depo provera)
diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara
disuntikkan ini.
2. Depo net-en (norethindorone enanthate/depo noristerat)
diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 minggu) dengan
cara disuntikkan im.
Mekanisme kerja
1. Primer : mencegah ovulasi
kadar fsh dan lh menurun dan tidak terjadi lh surge respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada
di kelenjar hipofise (menghalangi pengeluaran fsh dan lh sehingga tidak
terjadi ovulasi).
2. Sekunder
- mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
- menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- menghambat transportasi gamet dan tuba
- mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi
hasil konsepsi.

Indikasi KB suntik
KB suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi enggan/tidak
bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang
mempunyai kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping dengan
pemakaian estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang diberikan
kepada ibu menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause.

Kontra indikasi

35
ada 2 macam, yaitu:
1. Kontra indikasi secara mutlak
- terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis
- kelainan serebro vaskular
- fungsi hati tidak / kurang baik
- adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi

- varices berat
- adanya kehamilan
2. Kontra indikasi secara relatif
- hipertensi
- diabetes
- perdarahan abnormal pervaginam
- fibromioma uterus
- penyakit jantung dan ginjal

Macam-macam kontrasepsi suntik


ada 3 macam, yaitu:
a. Depo provera
adalah medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral/mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
suspensi steril depo medroxy progesteron acetat (dmpa) dalam air:
- tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesteron acetat)
- tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg medroxy progesteron acetat)
2. Waktu pemberian dan dosis
disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus
lama pada otot bokong musculus gluceus agak dalam.
3. Efektivitas
efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun
asal penyuntikan dilakukan secara teratur.

36
4. Keuntungan
- lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil
- tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
- sangat efektif
- tidak memiliki pengaruh terhadap asi
- dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
pre menopause
- membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- tidak mengganggu hubungan sexual, mengurangi rasa nyeri saat
haid.
- tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian estrogen.
5. Efek samping
- reaksi anafilaksis
- penyakit tromboembolik, tromboplebitis
- sistem saraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
- selaput kulit dan lendir bercak merah/jerawat
- gastrointestinal, mual
- payudara lembek dan galaktorea
- perubahan warna kulit ditempat suntikan
6. Cara pemberian
- waktu pasca persalinan (pp)
diberikan pada hari ke 3-5 pp/sesudah asi diproduksi/ibu sebelum
pulang dari rs/6-8 minggu pasca bersalin asal ibu tidak
hamil/belum melakukan coitus.
- pasca keguguran
segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari rs, 30 hari
pasca abortus asal ibu belum hamil lagi, dalam masa interval
diberikan pada hari 1-5 haid.

b. Noristat (norigest)

37
adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot).
Larutannya merupakan campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya
sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason enantat dalam
larutan minyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis
disuntikkan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengan cara
im. Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan
setelah itu setiap 12 minggu.
3. Efektivitas
menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorhea lebih jarang dan
fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor.
Efektivitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi.
4. Keuntungan
- sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- tidak berefek buruk terhadap laktasi
- kembalinya kesuburan lebih cepat
- kadar hb sering bertambah sehingga dapat mencegah anemia
- siklus haid lebih stabil
5. Efek samping
- amenorhea
- perdarahan berkepanjangan
- badan terasa panas dan liang senggama kering
- bertambahnya berat badan
- rambut rontok
- hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- mulai hari pertama sampai ke-7 siklus haid

38
- pada ibu yang tidak haid, infeksi diberikan setiap saat asal tidak
hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
atau jika berhubungan menggunakan kondom.
- ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan pertama dapat
segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang asal tidak hamil.
- ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
mengganti dengan jenis kontrasepsi suntikan lain, dimulai pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
- ibu ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid
asal tidak hamil.
- ibu tidak haid/dengan perdarahan tidak teratur
pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex atau
berhubungan dengan menggunakan kondom.

c. Cyclofem
adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone acetat dan
5 mg estradiol cyplonate.
1. Komposisi
tiap ml suspensi dalam air mengandung:
- medroxy progesteron acetat 50 mg
- estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
disuntikkan dalam dosis 50 mg noretindrom enantat dan 5 mg
estradiol valerat yang diberikan melalui im sebulan sekali.
3. Efektivitas
sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama
penggunaan.

39
4. Keuntungan
- resiko terhadap kesehatan kecil
- tidak berpengaruh pada hubungan sex
- tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- jangka panjang
- efek samping sangat kecil
- klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
- perubahan pada kulit: gatal-gatal, penggelapan kulit,
- sakit kepala, sakit pada dada
- peningkatan bb
- perdarahan berkepanjangan
- anoreksia, rasa lelah, depresi
- payudara lembek dan galaktosa
- penyakit tromboembolik, tromboflebitis
- perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
- bila disuntikkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid,
klien tidak boleh berhubungan sex atau berhubungan dengan
menggunakan kondom.
- pada klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid
suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil.
- jika pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan
diberi suntikan kombinasi.
- pasca keguguran
suntikan kombinasi dapat segera diberikan/dalam waktu 7 hari.
- bila sebelumnya memakai kontrasepsi hormonal dan ingin ganti,
suntikan dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu sampai datang haid. Bila

40
diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain
tidak diperlukan.
- ibu sebelumnya menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan
hari ke 1-7 siklus haid, kemudian AKDR dicabut segera.

PIL

Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi selalu efektif dalam mencegah
kehamilan. Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap
tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan
payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices
thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis.
Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang
lain.

Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah
tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh
karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih
suntikan juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB
sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering
menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara.
Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi
sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (nadesul, 2007).

Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu
jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah
didapat dan digunakan, serta harganya murah.

41
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi
hormon estrogen dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran
atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium
setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan
konsisten

Klasifikasi

Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu

1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.
Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.
Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan
estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi,
terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel,
levonogestrel, desogestrel dan gestoden.

Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen
dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral
pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil
hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil
KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang
sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus
selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari
pertama perdarahan haid.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :

A. Kemasan 28 hari

42
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert.
Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.

B. Kemasan 21 hari

Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa
pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru)
pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien
harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan
siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa
mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil
dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun
haid tidak terjadi.

2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari
pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.
Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil
berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah.

3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang
hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara
pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini
lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5

43
mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada
waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.

Contoh pil mini, yaitu :

A. Micrinor, nor-qd, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.


B. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
C. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
D. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
E. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)

Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu
kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.

5. Once a moth pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu pil yang
diberikan untuk wanita yang mempunyai biological half life panjang. Jenis
kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :

1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti


progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya
tersedia di india.

Kelemahan dan kelebihan


Pil oral kombinasi
Kelemahan :

44
a. Mahal
b. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan
meningkatkan kegagalan.
c. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding.
d. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
e. Tidak mencegah penyakit menular seksual, hbv, hiv/aids.
f. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak
enak di payudara,
g. Sakit kepala, mengurangi asi, berat badan meningkat, jerawat, perubahan
mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi
yang jarang namun bisa berbahaya khususnya bagi perokok.

Kelebihan :
a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Mudah digunakan.
e. Mudah dihentikan setiap saat.
f. Mengurangi perdarahan saat haid.
g. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
h. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
i. Mengurangi insidens kista ovarium.
j. 10.mengurangi insidens tumor jinak mammae.
k. 11.mengurangi karsinoma endometrium.
l. 12.mengurangi infeksi radang panggul.
m. 13.mengurangi osteoporosis.
n. 14.mengurangi rheumatoid artritis.
o. 15.mengurangi kehamilan ektopik.

Pil mini
Kelebihan :
a. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c. Nyaman, mudah digunakan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.

Kelemahan :
a. Mahal.

45
b. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
c. breaktfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
d. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
e. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan
berat badan,
f. Payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hirsustisme.
g. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, pil mini tidak
menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
h. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, hbv, hiv/aids.

Efek samping
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa
gejala-gejala subjektif dan objektif.
1. Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad
silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila
penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka
harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya.
Bila sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung
terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
2. Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil
kontrasepsi. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine
kemudian akan membaik atau kadang-kadang malah menghebat. Harus
difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-
tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
3. Nyeri/tegang pada buah dada
Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini
segera menghilang pada siklus berikutnya.
4. Hyperpigmentasi/choasma
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil
kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat
sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini,
gejala akan menghilang lambat laun.
5. Kulit berminyak, acne

46
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung
progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang
mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi
gejala ini.
6. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih
besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen
yang dipergunakan serta perubahan ph dan flora vagina. Bila setelah
pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan
dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.
7. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai
kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat
perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg
harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan
dan diganti dengan cara lain.
8. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan
berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada
waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang
mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-
kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa
kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa
terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan
dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya
pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara
ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lain.
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau
diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan
kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan
clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba
dengan human menopausal gonadotrophin.

47
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan gtt yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor.
Oleh karena itu penderita dm yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi
dengan baik.
2. Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin
binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada
umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan
clomiphen bila perlu dapat dicoba.
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil
kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus
segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan
terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari
Bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek
masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi.
Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak
mempengaruhi laktasi.
6. Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari amerika dan inggris melaporkan bahwa
thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta
thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini
lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-
negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan
keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi
harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor
mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada ca mammae belum

48
diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk
pada ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause
malah dapat menimbulkan regresi ca mammae tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita
chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-
ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus hepatitis
sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal
kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi.
Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi
pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik
melebihi 160 mmhg sistolik dan 105 mmhg diastolik, harus diberikan
oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi
sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi
selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.
10. Depresi
pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama
siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi
pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan
dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11. Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini
disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi
hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil
kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita
yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral
dihentikan

Kontra indikasi
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil
oral kombinasi, yaitu :

49
a. Kehamilan,
b. Kecurigaan atau adanya carcinoma mammae,
c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,
e. Faal hepar yang terganggu,
f. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.

Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain),
disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi,
depresi, varices, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis,
penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau
mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena
penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita dm sebelum usia 50
tahun, serta kolitis ulseratif.
Kontraindikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan
yang tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau
dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan
di payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif
(bekuan di tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor
hati jinak atau ganas.

IMPLAN

Kontrasepsi Implant

Pengertian Kontrasepsi Implant


Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
(Sarwono,2002). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan
di susukkan dibawah kulit (Sarwono,1999). Implant adalah metode kontrasepsi
yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah,
reversible untuk wanita (Speroff leon , 2005).

50
Jenis jenis kontrasepsi implan
1 Norplant
Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
2 Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
3 Jadena
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3
tahun.

Efektifitas

Implant merupakan kontrasepsi yang paling tinggi daya guna nya. Kegagalan
adalah 0,3 per 100 tahunwanita (sarwono 2002).

Mekanisme kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka
setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah
melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar
kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul
silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Efeknya dari pelepasan
sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah yaitu :
a Lendir servik menjadi kental
b Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c Mengurangi transportasi sperma
d Menekan ovulasi

Waktu mulai menggunakan Implant

a Implant dapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 samapai hari ke 7

51
b Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan
e Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama
7 hari.

Keuntungan implant
a Daya guna tinggi
b Perlindungan jangka panjang
c Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e Bebas dari pengaruh estrogen
f Tidak menggangu kegiatan senggama
g Tidak menggangu ASI
h Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
i Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Kerugian Kontrasepsi Implant


a Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak dapat menstruasi dan terjadi
perdarahan yang tidak teratur
b Berat badan bertambah
c Menimbulkan akne, ketegangan payudara
d Liang senggama terasa kering

Yang boleh menggunakan Kontrasepsi Implant


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d. Pasca persalinan tidak menyusui
e. Pasca keguguran
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Tekanan darah <180/ 110 mmhg, dengan maslah pembekuan darah.
i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

52
j. Sering lupa menggunakan pil

Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi Implant


a.. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Tidak dapat menerima perbahan pola haid yang terjadi
e. Miom uterus dan kanker payudara
f. Gangguan toleransi glukosa.

Pemasangan Kontrasepsi Implant

Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan
kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal ), agar tidak menggangu kegiatan.
Implant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh
dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan
kesehatan terlebih dahulu danjuga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas
pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air
selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah
pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun
implant harus diambil atau di lepas.

Dosis

Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi


levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang
berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30
microgram/hari. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara
efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja
secara efektip selama 3 tahun.

53
Efek samping
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
a Gangguan haid.
b Jerawat.
c Perubahan libido.
d Keputihan.
e Peubahan berat badan
f dll.
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk
memperoleh konseling dan penanggulangan.

IUD/ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

Definisi
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai
lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. ( burns. 2000. Hlm 311 ).
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak
boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan
perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun
petama 2,2%. (pendit.2006. Hlm 196 ).

Jenis-jenis AKDR penguat kontrasepsi


Copper-releasing:
Copper t 380a
Nova t
Multiload 375
Progestin-releasing:
Progestasert
Levonova (lng-20)
Mirena

Keuntungan kontraseptif
Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun
pertama penggunaan (tembaga t 380a)
Segera efektif dan efek sampingnya sedikit

54
Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan
tembaga t 380a)
Tidak mengganggu proses sanggama
Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas
Tidak mengganggu produksi asi
Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awaln, tidak perlu kembali
ke klinik jika tak ada masalah
Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih
Tidak mahal (cut380a)
Keuntungan non kontraseptif
Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali progestasert)
Keterbatasan
Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan penyakit menular seksual
(pms) sebelum menggunakan AKDR
Membutuhkan petugas terlatih untuk memasukkan dan mengeluarkan
AKDR
Perlu deteksi benang AKDR (setelah menstruasi) jika terjadi kram,
perdarahan bercak atau nyeri
Tidak dapat dihentikan sendiri (harus dilepas petugas)
Meningkatkan jumlah perdarahan dan kram menstruasi dalam beberapa
bulan pertama (hanya pelepas tembaga)
Kemungkinan terjadi ekspulsi spontan
Walaupun jarang (< 1/1000 kasus), dapat terjadi perforasi saat insersi
AKDR
Tidak mencegah semua kehamilan ektopik (khususnya progestasert)
Dapat meningkatkan risiko prp/pid dan yang berlanjut dengan infertilitas
bila pasangannya risiko tinggi pms (misalnya: hbv, hiv/ aids)
AKDR sesuai untuk:
Wanita usia reproduksi yang:
Ingin kontrasepsi dengan efektifitas tinggi dan jangka panjang
Sedang memberikan asi
Pascapersalinan dan tidak memberikan asi
Pascakeguguran
Risiko rendah terhadap pms
Pelupa atau sulit mengingat untuk minum pil setiap hari
Tidak suka atau tidak sesuai atau tidak boleh menggunakan
kontrasepsi hormonal

55
Membutuhkan kontrasepsi darurat
AKDR: tidak sesuai (who kelas 4)
Pada wanita :
Hamil (diketahui atau dicurigai)
Dengan perdarahan per vaginam yang sebabnya belum diketahui
atau diduga mempunyai masalah ginekologis yang serius
Mengidap pid (riwayat atau sedang)
Mengeluarkan cairan seperti pus (nanah) dan akut
Mengalami gangguan bentuk atau anomali kavum uteri
Mengidap penyakit trophoblast yang berbahaya
Mengidap tuberkulosis pelvik
Mengidap kanker ginekologik
Dengan infeksi saluran genital yang aktif (mis: vaginitis, servisitis)
AKDR: kondisi (who kelas 3) yang perlu dipertimbangkan
AKDR tidak direkomendasikan pada wanita dengan kondisi dibawah ini, kecuali
jika tak tersedia atau tidak sesuai dengan metode lain :
Penyakit trofoblas yang tidak berbahaya
Mempunyai pasangan seksual lebih dari satu
Pasangannya risiko tinggi pms atau punya pasangan seksual
lainnya
Informasi penting dalam konseling
Perlu penjelasan tambahan bagi wanita dengan:
Stenosis servikalis
Anemia (hemoglobin < 9 g/dl atau hematokrit < 27)
Nyeri haid
Infeksi ringan pada vagina (kandidiasis atau bakterial vaginosis)
tanpa servisitis
Gejala penyakit katup jantung katup
Waktu pemasangan AKDR
Setiap saat selama 7 hari pertama menstruasi atau dalam siklus berjalan
bila diyakini klien tidak hamil
Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau
setelah 4 sampai 6 minggu atau setelah 6 bulan menggunakan mla)
Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari pertama) selama tidak ada
komplikasi infeksi/radang panggul
Pencegahan infeksi
Sebelum memasukkan:
Cuci tangan sebelum memeriksa pasien.
Cuci area genitalia sebelum periksa atau pemasangan
Pada saat insersi:

56
Pakai sarung tangan baru atau dtt
Keluarkan AKDR dari kemasan steril.
Usapkan antiseptik (2 kali) pada serviks (dan vagina)
Gunakan teknik tanpa sentuh saat insersi
Pasca-insersi:
Dekontaminasi semua bahan/peralatan bekas pakai
Buanglah bahan/limbah yang terkontaminasi dengan aman.
Cucilah tangan setelah melepaskan sarung tangan.

Efek samping
IUD dengan tembaga :
Darah haid lebih banyak
Perdarahan tidak teratur atau hebat
Spasme menstruasi
Dismenore/kram haid yang lebih dari biasanya
IUD dengan progestin:
Amenore atau perdarahan bercak (spotting)
Masalah lain yang mungkin timbul
Benang hilang
Risiko infeksi panggul (hingga 20 hari pasca-insersi)
Perforasi uterus (jarang terjadi)
Ekspulsi spontan
Kehamilan ektopik
Abortus spontan
Gangguan/rasa tak nyaman akibat benang saat sanggama
Pemasangan segera pascaplasenta lahir
Perlu pelatihan khusus bagi petugas pelaksana
Konseling penggunaan dimulai sejak prenatal
Tidak ada peningkatan risiko infeksi, perdarahan atau perforasi
Nyaman bagi klien
Efisien dari aspek biaya
Petunjuk bagi klien
AKDR segera efektif setelah terpasang baik.
AKDR mungkin terekspulsi spontan, khususnya dalam bulan-bulan
pertama pemasangan.
Perdarahan atau bercak dapat terjadi dalam beberapa hari pertama pasca-
insersi.
Perubahan pola haid tergantung dari jenis AKDR yang digunakan
AKDR dapat dilepas setiap saat klien menginginkannya.
Cukup aman dan memberi efek kontraseptif 5-10 tahun (tergantung jenis
AKDR yang digunakan)
AKDR tidak melindungi klien pms (misalnya: hbv, hiv/ aids.)

57
Kembali lagi untuk periksa ulang setelah menstruasi pertama pasca
pemasangan atau 4 hingga 6 minggu setelah pemasangan.
Selama bulan pertama setelah pemasangan, periksa keadaan benang
beberapa kali, khususnya setelah menstruasi selesai.
Periksa keadaan benang setelah bulan pertama, hanya jika anda
mengalami:
1 Kram di perut bawah,
2 Perdarahan bercak diantara haid atau pasca-sanggama
3 Sakit/ nyeri setelah hubungan seksual (atau jika pasangan
mengalami rasa tidak nyaman selama sanggama).
Informasi umum
Daya kontraseptif tembaga t380a dapat mencapai 10 tahun penggunaan
tetapi dapat dilepas lebih cepat jika diinginkan.
Kembali ke petugas bila :
Benang hilang atau tidak dapat dirasakan
Terasa batang AKDR
Melepas AKDR, atau
Terlambat haid
Gunakan kondom jika mempunyai risiko tinggi pms.
Hubungi petugas kesehatan / klinik jika terjadi hal-hal di bawah ini:
a Tidak dapat haid yang disertai dengan gejala-gejala kehamilan (mual,
payudara terasa kencang, dll.)
b Nyeri perut bawah terus menerus atau spasme, khususnya jika diikuti
dengan rasa tidak enak badan, demam atau panas dingin (mirip gejala-
gejala infeksi atau radang panggul)
c Hilangnya benang AKDR (dapat ekspulsi/ hilang/ lepas saat melakukan
pemeriksaan benang)
d Klien atau pasangannya mempunyai lebih dari satu teman kencan seksual
karena AKDR tidak melindungi wanita dari pms (misalnya: hbv, hiv/ aids)
Penanganan masalah perdarahan
Yakinkan klien bahwa jumlah darah haid atau perdarahan diantara haid
menjadi lebih banyak pada pengguna AKDR terutama dalam beberapa
bulan pertama penggunaan.
Lakukan evaluasi penyebab-penyebab perdarahan lainnya dan lakukan
penanganan yang sesuai jika diperlukan.
Jika tak ditemukan penyebab lainnya, beri nonsteroidal anti-inflamatori
(nsaid, seperti ibuprofen) selama 5-7 hari.

58
Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan
metode pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR
Penanganan kram dan nyeri
Jelaskan bahwa spasme dan dismenore) dapat terjadi pada pengguna
AKDR, khususnya dalam beberapa bulan pertama.
Cari penyebab perdarahan dan beri penanganan yang sesuai jika
diperlukan.
Jika tidak ditemukan penyebab-penyebab lainnya berikan asetaminofen
atau ibuprofen setiap hari pada beberapa hari pertama menstruasi.
Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan
metode pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR
Penanganan keluhan benang AKDR
Jelaskan bahwa keluhan ini umum terjadi dan bukan masalah yang serius.
Petugas akan mencoba untuk memeriksa kembali dan mencoba
menghilangkan keluhan yang ada
Pastikan AKDR terpasang baik dan tidak ada bagian-bagian yang terlepas
sebagian
Jika AKDR terpasang baik di tempatnya, lakukan perbaikan dengan:
Menggunting benang hingga tidak menimbulkan gangguan, atau
Melepas AKDR kalau setelah perbaikan masih ada keluhan
Pada saat memotong benang:
Gunting benang sehingga tidak menonjol keluar dari mulut rahim
(muara serviks).
Jelaskan bahwa benang AKDR tidak lagi keluar dari mulut rahim
dan pasangannya tidak akan merasa juluran benang tersebut
Buat dalam catatan klien bahwa benang telah dipotong rata
setinggi permukaan serviks (penting untuk teknik melepas AKDR
nantinya).
Petunjuk untuk melepas
AKDR dilepas setiap saat jika klien menginginkannya
Dilepas pada akhir masa efektif AKDR
Tcu 380a = 10 tahun
Jika ada perubahan perilaku seksual (risiko tinggi), pertimbangkan untuk
menggunakan metode perlindungan (kondom) atau melepas AKDR
Jika klien ternyata terkena pms atau infeksi pelvik.
Menopause
Barier pada petugas pelayanan
Petugas hanya tahu bahwa pemasangan dilakukan saat menstruasi

59
Menerapkan batasan umur pengguna (muda dan tua)
Memasukkan kriteria paritas (kurang dari 2 orang anak yang hidup)
Terikat pada status perkawinan /permintaan persetujuan dari pasangan
Ada kontraindikasi (pascapersalinan segera, penyakit katup jantung)
Hambatan proses (terlalu banyak kunjungan atau tindak lanjut)
Terpaku hanya pada petugas tertentu (hanya dokter) sebagai pelaksana
Adanya bias pengetahuan petugas (tidak merekomendasikan)

VASEKTOMI
Merukana metode kontrasepsi terpopuler yang dipergunakan oleh 13% pasangan usia
subur (PUS). Angka pengguna bertambah tiga kali lebih cepat daripada pengguna pil KB

Jenis Vasektomi

a. Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy) lebih disukai


b. Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional)
c. Vasektomi dengan Insisi 1 atau 2 insisi pada skrotum

Jenis oklusi yang umum dipakai:

Ligasi
Kauterisasi
Gabungan (kombinasi)

Vasektomi Tanpa Pisau

Dikembangkan di Cina oleh Profesor Lee dan mulai diperkenalkan di Amerika Serikat
pada tahun 1988. Menggunakan anestesia lokal. Petugas memfiksasi vasa diferensia di
bawah skrotum dan raphe mediana. Kemudian vasa diambil dengan klem diseksi dan
dioklusi, baik yang kiri maupun yang kanan (hanya melalui satu lubang). Luka diseksi
tidak perlu dijahit, cukup ditutup plester

Jumlah pengguna vasektomi di Indonesia masih berkisar 1% dari total pengguna


kontrasepsi Perbandingan pengguna tubektomi dan vasektomi di Indonesia adalah 8 : 1

Komplikasi

a. Hematoma
b. Infeksi
c. Epididimitis

60
Komplikasi fatal vasektomi adalah < 0.001%

Hal-hal Penting Sebelum Penggunaan

a. Keputusan penggunaan harus memenuhi azaz sukarela


b. Klien berhak membatalkan putusan setiap saat sebelum prosedur dilaksanakan.
c. Klien harus memahami bahwa Kontrasepsi Mantap bersifat permanen (non-reversible).
d. Tidak diperkenankan memasukkan unsur insentif dalam menerima Kontap.
e. Persetujuan Tindakan Medik (PTM) dari klien merupakan syarat mutlak untuk melakukan
Vasektomi.
f. Persetujuan dari pasangannya merupakan bukti bahwa ia mengetahui klien telah memberi
PTM dan bersedia menanggung berbagai konsekuensi yang mungkin timbul (misalnya:
biaya, efek samping, pengobatan/perawatan)

Mekanisme Kerja

Oklusi vasa deferensia membuat sperma tidak dapat mencapai vesikula seminalis
sehingga tidak ada di dalam cairan ejakulat saat terjadi emisi ke dalam vagina

Manfaat Kontraseptif

a. Sangat efektif (0.1-0.15 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan
b. Bersifat permanen dan segera efektif
c. Tidak mengganggu proses sanggama
d. Sesuai untuk pengguna yang pasangannya tidak boleh hamil atau kehamilan dapat
membahayakan keselamatan jiwa wanita tersebut
e. Teknik bedah sederhana dengan anestesia lokal
f. Tak ada efek samping jangka panjang
g. Tak mengganggu produksi hormon pria atau mengganggu fungsi seksual

Manfaat Non-kontraseptif

a. Tidak mengganggu produksi ASI


b. Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang
c. Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan kontrasepsi
d. Vasektomi: Keterbatasan
e. Permanen (non-reversible) dan timbul masalah bila klien menikah lagi
f. Bila tak siap ada kemungkinan penyesalan dikemudian hari
g. Perlu pengosongan depot sperma di vesikula seminalis sehingga perlu 20 kali ejakulasi
h. Risiko dan efek samping pembedahan kecil
i. Ada nyeri / rasa tak nyaman pasca-bedah
j. Perlu tenaga pelaksana terlatih
k. Tidak melindungi klien terhadap PMS (misalnya: HBV, HIV/AIDS)

Efek Jangka Panjang

61
a. Kanker prostat: semula dilaporkan ada peningkatan insidensi tetapi studi terakhir tidak
mendukung informasi tersebut
b. Kanker testikuler: menurut beberapa penelitian, tak ada kaitannya dengan vasektomi
c. Penyakit Kardiovaskuler: tak ada kaitannya
d. Penularan HIV: tak ada data yang mendukung bahwa angka penularan HIV menurun
terkait dengan vasektomi

Sesuai Untuk:

Pria:

a. Dari semua usia reproduksi (biasanya #50)


b. Tidak ingin anak lagi, menghentikan fertilitas, ingin metode kontrasepsi yang sangat
efektif dan permanen
c. Yang istrinya mempunyai masalah usia, paritas atau kesehatan dimana kehamilan dapat
menimbulkan risiko kesehatan atau mengancam keselamatan jiwanya
d. Yang memahami azaz sukarela dan memberi persetujuan tindakan medik untuk prosedur
tersebut
e. Yang merasa yakin bahwa mereka telah mendapatkan jumlah keluarga yang diinginkan

Informasi Penting dalam Konseling

Pria:

a. Kepastian tentang tujuan reproduksi dan fertilitas serta kemungkinan untuk memulihkan
kesuburan dikemudian hari
b. Merasa tidak perlu memberi persetujuan tindakan medik untuk prosedur vasektomi

Kondisi (WHO Kelas 3) yang Perlu Dipertimbangkan bagi Calon Pengguna

a. Infeksi kulit di tempat insisi atau area pembedahan


b. Infeksi akut saluran kemih atau genitalia
c. Infeksi sistemik akut (misalnya: influenza, gastroenteritis, hepatitis virus)
d. Penyakit jantung simptomatik, kelainan pembekuan darah, diabetes 1

Kondisi yang Memerlukan Operator Handal dan Fasilitas Pendukung

a. Varikokel Besar
b. Hernia Inguinalis
c. Filariasis
d. Parut skrotum
e. Riwayat bedah skrotum atau testis sebelumnya

62
f. Massa intraskrotal (perlu konfirmasi atau evaluasi lebih lanjut)
g. Testis tidak turun tetapi tidak ada riwayat infertilitas
h. Kriptordismus (termasuk yang bilateral tetapi tidak punya riwayat infertilitas
sebelumnya)
i. Penyakit yang berkaitan dengan PMS atau transmisi penyakit menular melalui hubungan
seksual (misal: AIDS, HBV, dsb)
j. Anemia berat atau sedang menggunakan antikoagulansia

Riwayat Sosiomedik Klien yang Perlu Diketahui

a. Riwayat operasi atau trauma regio genitalis


b. Riwayat disfungsi seksual, termasuk impotensia
c. Riwayat kehidupan seksual atau keharmonisan keluarga/pasangan
d. Riwayat alergi obat/bahan tertentu
e. Riwayat gagal ginjal
f. Riwayat Diabetes yang tidak terkontrol

Tenaga Pelaksana dan Tempat Pelayanan Vasektomi di Amerika Serikat

Tempat Pelayanan :

75% dilakukan di tempat praktek dokter


21% di klinik Kontap
3% melalui pelayanan mobil

Tenaga Pelaksana :

72% ahli bedah urologi


28% dokter umum terlatih

Masalah Pasca-bedah

a. Infeksi pada luka insisi atau di daerah yang mengalami manipulasi saat pembedahan
b. Hematoma
c. Granuloma
d. Edema atau pengumpulan cairan yang berlebihan
e. Nyeri pada luka insisi atau area pembedahan

Petunjuk Untuk Klien

a. Pastikan area luka diseksi/insisi tetap bersih, kering dan terbalut selama 3 hari.
b. Jangan mengorek atau menggaruk luka insisi atau diseksi sebelum sembuh.
c. Klien boleh mandi setelah 24 jam tetapi luka harus tetap kering. Setelah 3 hari, klien
boleh membersihkan luka dengan sabun dan air bersih

63
d. Gunakan penyangga skrotum, jaga agar area operasi tetap kering dan istirahatlah selama 2
hari.
e. Untuk mengatasi nyeri, minum 2 - 3 tablet analgesik setiap 4 - 6 jam dan pakai kompres
es (jangan basah)
f. Jangan mengangkat benda berat atau bekerja keras selama 3 hari.
g. Hindari sanggama selama 2 - 3 hari atau hingga klien terasa nyaman atau siap untuk itu.
h. Untuk mengosongkan depot sperma dalam vesikula seminalis, gunakan
kondom/kontrasepsi lain hingga 20 kali ejakulasi.
i. Bila menggunakan benang jahit yang tidak diserap, klien diminta kembalilah setelah 1
minggu vasektomi
j. Untuk memastikan tidak ada sperma dalam cairan mani, lakukan uji air mani setelah 3
bulan operasi.

Informasi Umum

a. Vasektomi hanya memberi efek kontraseptif bila air mani tidak lagi mengandung
spermatozoa (oklusi vasa deferensia dan pengosongan sperma dari vesikula seminalis
telah berhasil)
b. Vasektomi tidak mempengaruhi produksi hormon pria dan kinerja seksual karena testis
masih tetap berfungsi secara normal.
c. Vasektomi tidak melindungi klien terhadap PMS, termasuk AIDS. Jika pengguna atau
pasangannya mempunyai risiko tinggi PMS, gunakan pelindung (kondom) walaupun
telah dilakukan vasektomi.

TUBEKTOMI

Tubektomi sama dengan steril dari kehamilan atau kontrasepsi permanen pada
wanita. Pengertian tubektomi yaitu di ikat dan di potong saluran tuba falofi agar
sel telur tidak bisa di buahi oleh sel sperma, sehingga terjadi kemandulan.

64
Proses tubektomi/sterilisasi pada wanita
Dalam konteks normal, tuba falofi berfungsi sebagai saluran tempat lalunya sel
telur. Apabila sel telur telah matang, akan melewati tuba falofi, dan jika sel
sperma masuk rahim (bersetubuh), maka akan terjadi pembuahan. Setelah terjadi
pembuahan, seorang bisa di sebut telah hamil. Agar tidak terjadi pembuahan pada
rahim wanita, maka tuba falofi yang terdapat di kiri dan di kanan di ikat dan di
potong.

Mekanisme kerja

Minilaparotomi
Laparoskopi
Dengan mengkonkulsi tuba falofi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan

Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan)
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor senggama
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubaha dalam fungsi seksual

65
Keterbatasan

Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat


dipulihkan kembali) kecuali dengan rekanalisasi
Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual, termasuk hbv dan
hiv/aids

Yang dapat melakukan tubektomi

Usia > 26 tahun


Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 tahun
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
Pasca persalinan dan atau pasca keguguran
Telah 3x operasi sectoi caesaria
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur

Yang tidak boleh menjalani tubektomi


Hamil
Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
Infeksi sistemik atau pelvic yang akut

Waktu pelaksanaan tubektomi

Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional


pasien tidak hamil
Hari ke-6 hungga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
Pasca persalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau
12 minggu, laporoskopi tidak tepat untuk pasien pasca persalinan
Pasca keguguran; triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), triwulan
kedua (minilap saja)

Yang harus disiapkan sebelum melakukan tindakan tubektomi

Dari sisi pasien, hal utama yang harus disiapkan adalah persetujuan dari suami,
bahwa tidak bisa lagi menambah keturunan. Kemudian, berikan penjelasan dan
alasan pasti mengapa hal tersebut harus di lakukan. Sebaiknya, ketika dianjurkan
petugas kesehatan, suami dilibatkan untuk mendengar penjelasan. Jika suami telah

66
sepakat, maka yang harus dipersiapkan menjelang operasi adalah puasa kurang-
lebih 6 jam sebelum operasi, mandi bersih, buka semua aksesoris yang ada di
tubuh.

ETIKA KB/ PANDANGAN AGAMA

Pandangan dari keputusan lembaga fikih islam internasional no.39 tentang KB


adalah sebagai berikut:
a Tidak boleh mengeluarkan hukum yang melarang reproduksi pasangan
suami-istri
b Tidak boleh menghilangkan kemampuan reproduksi bagi laki-laki atau
perempuan (sterilisasi)
c Diperbolehkan mengatur jarak kehamilan atau menghentikan untuk
sementara waktu dengan alasan yang dibenarkan syariat. Seperti untuk
mempermudah dalam mendidik anak atau demi keselamatan serta
kesehatan istri. Dilarang KB dengan alasan persoalan segi ekonomi.
Menurut bkKBn, tugas tenaga kesehatan pelayanan KB kepada pasangan suami
istri adalah
a Menjelaskan macam-macam KB beserta kelebihan, kekurangan, tingkat
keberhasilan, dan efek samping (bila ada).
b Menyarankan tipe KB yang sesuai dengan kebutuhan pasangan suami istri
terkait kondisi kesehatan, indikasi atau kontraindikasi.
c Menjelaskan kemungkinan yang terjadi bila pasangan suami istri ingin
memiliki anak terkait kondisi kesehatan atau keselamatan ibu dan anak.
Segala keputusan baik terkait pemilihan tipe KB atau memiliki anak ada pada
pasangan suami istri.

67

Anda mungkin juga menyukai