TURP
Pembimbing :
Disusun oleh :
Sasadara Pramudita
Selly Spadyani
1
BAB I
Laporan Kasus
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MY
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pekerjaan : Pensiunan
Tanggal masuk rumah sakit : 25 Januari 2017
Tanggal Pemeriksaan : 26 Januari 2017
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan autoanamnesa pada tanggal 26 Januari 2017 di
Ruang Operasi RS POLRI Raden Sukanto Jakarta Timur.
Keluhan Utama : nyeri saat BAK
Keluhan Tambahan :-
Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang ke IGD RS POLRI dengan
keluhan nyeri saat buang air kecil kurang lebih 1 bulan. Pasien mengaku nyeri
dirasakan sekitar satu minggu terakhir, tetapi sebelumnya pasien memiliki
riwayat pembesaran prostat dan dioperasi.
Riwayat Operasi :
Riwayat operasi prostat tahun 2014
2
- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
- Status Kesadaran : Compos Mentis
- Kesadaran : GCS:15 (E :4 M: 6 V:5 )
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 70x / menit
- Suhu : 36,0 C
- RR : 21 x/menit
- Berat badan : 65 kg
- Tinggi badan : 170 cm
KEPALA
- Tidak terdapat deformitas
- Penyebaran rambut pasien merata, terdapat kebotakan
- Kekuatan rambut pasien masih kuat,tidak mudah rontok
MATA :
- Konjungtiva tidak pucat
- Sklera tidak ikterik
- Gerakan bola mata mengikuti arah cahaya
- Respon pupil kanan dan kiri terhadap cahaya baik.
HIDUNG :
- Hidung simetris kiri-kanan
- Lubang hidung tidak tampak ada sekret
TELINGA :
- Daun telinga simetris kiri-kanan
- Fungsi pendengaran normal
- Liang telinga bersih, tidak terdapat serumen
MULUT :
- Mukosa tidak tampak kering
- Tidak terlihat adanya pembesaran pada tonsil
- Terapat luka vulnus laceratum di bibir bagian atas sepanjang 3 cm
LEHER : - Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
- Tidak terlihat deviasi trakea
THORAX
INSPEKSI : - Bentuk thorax normal,tidak tampak kelainan
- Gerakan dada kanan-kiri simetris
PALPASI : - Tidak teraba pelebaran sela iga
- Tidak teraba deviasi trakea
- Ekspansi paru normal
- Vocal fremitus kanan-kiri sama normal
PERKUSI : - Perkusi pada paru didapatkan sonor pada
semua lapangan paru
- Batas paru hati terdapat di Intercostal V
3
- Suara jantung : normal, tidak terdengar bunyi murmur atau suara jantung
tambahan
ABDOMEN
INSPEKSI : - Permukaan abdomen buncit. Tidak
terdapat lesi.
PALPASI : - Tidak teraba pembesaran hati dan spleen
PERKUSI : - Bunyi timpani pada seluruh lapang abdomen
AUSKULTASI : - Bising usus (+) normal,4x/min
GENITOURINARIA
Palpasi: Kandung kemih tidak teraba
Colok dubur: Tidak dilakukan
V. Laporan operasi
- Dokter ahli bedah: dr. Lutfi Bagus Sp.U
- Asisten: Zr. Tarida
- Ahli anestesi: dr. Asep Hendradiana Sp.An, KIC, M.Kes
- Perawat: Br . Agus
- Jenis anestesi: Spinal
- Diagnosis pre-op: BPH
- Tanggal operasi: 27 Januari 2017
- Jam mulai: 10.00
- Jam selesai: 11.00
- Lama operasi: 1 jam
Laporan operasi:
4
Pasien posisi litotomi dalam spinal anestesi,
Asepsis dan antisepsis daerah operasi,
Dilakukan sistoskopi dengan lensa 30,
Batu (-), tumor (-), prostat menonjol, kissing lobe (+),
Dilakukan TURP, keluar +/- 20 gr,
Perdarahan di koagulasi,
Operasi selesai.
Secondary Survey :
Breathing : Vesikuler, Rhonki (+/-), Wheezing (-/-)
GCS : E4 V:5 M 6, pupil isokor. Reflex cahaya (+/+)
Persiapan Operasi
- Surat izin Operasi
- Puasa 6-8 jam sebelum operasi
- Tidak memakai perhiasan/kosmetik
- Tidak ada gigi palsu
- Memakai baju khusus kamar bedah.
5
Tramadol 100 mg
Metoclopramid 10 mg
VII. DIAGNOSIS
Pasien laki-laki berusia 72 tahun dengan BPH.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad Bonam
Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Quo ad sanantionam : dubia ad Bonam
BAB 2
Landasan Teori
6
prosedur endoskopi, namun ternyata insidensi terjadinya komplikasi masih meningkat dan
menghantui pada urologist. Kegagalan pada system saraf pusat, system kardivaskular
selam dilakukanya TURP dikatakan sebagai sindroam TURP. 2.5-20% pasien yang
melakukan prosedur TURP mengalami sindorma TURP dan sebagian kecil meninggal
dalam keadaan intraoperasi (Moorthy, 2001).
Pada Operasi TURP dari segi anesthesiology dapat dikerjakan secara anestesi
umum dan anestesi local tertentu. Masing-masing pendekatan memiliki keuntungan dan
kekurangan tertentu. Pada berbagai Negara maju telah menjadi sebuah kesepakatan bahwa
dalam tindakan operative TURP yang digunakan adalah anestesi local yaitu anestesi spinal.
Inggris melakukan tindakan anestesi spinal pada 75% kasus TURP, Karen secra teoritis hal
ini meliki keuntungan seperti pendeteksian dini pada sindroma TURP. Keputusan akan
pemberian anestesi sangatlah bergantung dair keadaan pasien dan pendekatan
anesthesiologist dan urologist.
A. Anestesi Spinal
Anestesi spinal didapatkan dengan menyuntikkan obat anestesi local
Batas ini dikarenkan adanya ujung medulla spinalis dan batas bawah
diantaranya dosis obat, volume, posisi pasien serta komplikasi yang mungkin
fisiologis tubuh, teknik, dan peralatan yang digunakan, terutama jarum spinal
intubasi.
3) Sarung tangan dan masker steril.
4) Perlengkapan desinfeksi dan duk steril.
7
5) Obat anestesi local untuk anestesi spinal dan untuk infiltrasi local
jarum, yaitu posisi lateral dengan lutut ditekuk ke perut dan dagu ditekuk
ke dada. Posisi lainnya adalah posisi duduk flesi dimana pasien duduk
pada pinggir troli dengan lutut diganjal bantal. Posisi fleksi akan
et al, 2013).
2. Teknik insersi anestesi spinal
Anestesi spinal menggunakan jarum spinal ukuran 22-29 dengan Pencil
bertujuan untuk mengurangi keluhan nyeri kepala pasca pungsi dura (PDPH)
Operasi ini perlu dilakukan pada pasien Benigna Prostat Hiperplasia, karena
8
dapat menyebabkan penekanan pada uretra yang dapat menyebabkan
melalui citoscope untuk meremove bagian yang membesar, dan kateter akan
Bladder
Uretra
Enlargement of the
prostate starts to
constrict the uretra
b. Moderate BPH
Urethra
become
narrowed
c. Severe BPH
9
Urethra urethra
almost
Completely
obstructed
Thickened bladder wall
due to obstruction of
Urethra urethra
penyembuhan.
(Davies et al, 2005)
Pasien yang menjalani TURP biasanya pada usia lanjut dan sering
disertai dengan penyakit jantung, paru, atau lainnya sehingga penting untuk
10
membatasi level blok untuk mengurangi efek cardiopulmonary yang merugikan
pada pasien tersebut. Penggunaan anastesi local dengan dosis yang lebih kecil
memberikan beberapa keuntungan misalnya hipotensi tidak terjadi karena tidak
memblok serabut saraf simpatik di daerah atas serta memperkecil resiko
timbulnya toksisitas sistemik obat anastesi local (Yang, 2009). TURP dengan
menggunakan anestesia regional tanpa sedasi ( Awake TURP ) lebih dipilih
daripada anestesia umum karena hal berikut :
1. Manifestasi awal dari Sindrom TURP lebih bisa dideteksi pada pasien
yang sadar
2. Vasodilatasi periferal berfungsi untuk membantu meminimalisir
overload sirkulasi.
3. Komplikasi hiponatremi akibat tertariknya Na+ oleh air irrigator dapat
cepat dikenali dengan adanya penurunan kesadaran, mual, kejang.
4. Kehilangan darah akan lebih sedikit.
1. Persiapan Pasien
Pasien sebelumnya diberi informasi tentang tindakan ini (informed
anestesi dan operasi lebih lancar. Namun, premedikasi tidak berguna bila
operasi yang lengkap untuk monitor pasien, pemberian anestesi umum, dan
tindakan resusitasi. Jarum spinal dan obat anestetik spinal disiapkan. Jarum
spinal memiliki permukaan yang rata dengan stilet di dalam lumennya dan
ukuran 16-G sampai dengan 30-G. Obat anestetik lokal yang digunakan
11
anestetik lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah yang
teranestesi.
Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenis
akibat gaya gravitasi. Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari
area penyuntikan ke atas. Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat
ujung bambu runcing (jenis Quinke-Babcock atau Greene) dan jenis yang
2009).
4. Obat- Obat yang Dipakai sebagai Obat Premedikasi
Narkotik Analgetik
Dosis :
(larutan 0,75%).
6. Teknik Anestesi
Adapun tahapan spinal anestesi adalah (Soenarjo et al, 2013):
Teknik untuk melakukan anestesi spinal yaitu dengan posisi duduk atau
posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tengah ialah posisi
tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien.
12
Perubahan posisi berlebihan dalam 30 menit pertama akan menyebabkan
menyebarnya obat.
13
f. Posisi duduk sering dikerjakan untuk bedah perineal misalnya bedah
hemoroid dengan anestetik hiperbarik. Jarak kulit-ligamentum flavum
dewasa 6 cm.
prostat.
b. Sindrom TURP
Reseksi prostat transurethral sering membuka jaringan ekstensif
cairan irigasi. Absorbsi dari cairan dalam jumlah yang besar (2 liter
dengan sindromTURP .
Manifestasi dari Sindrom TURP :
a) Hiponatremia
b) Hipoosmolaritas
c) Overload cairan
d) Gagal jantung kongestif
e) Edema paru
f) Hipotensi
g) Hemolisis
h) Keracunancairan
i) Hiperglisinemia
j) Hiperamonemia
k) Hiperglikemia
l) Ekspansi volume intravaskular
14
Sindrom TURP adalah satu dari komplikasi tersering
0,99%
Reseksi kelenjar prostate transuretra dilakukan dengan
Cairan yang boleh juga dipakai tapi jarang digunakan adalah Sorbitol
15
2) Gangguan Penglihatan
Salah satu komplikasi dari Sindrom TURP adalah kebutaan
serebri.
3) Perforasi
Perforasi dari kandung kemih bisa terjadi saat TURP berkaitan
16
dari ekstemitas bawah bisa terjadi.Letusan didalam kantung kemih
> 150 mg/dl) dan plasma fibrinogen yang rendah (400 mg/dl)
5) Bakteremia, Septisemia dan Toksemia
Sekitar 30% dari semua pasien TURP memiliki urin yang
17
kemih merupakan sumber utamadari hilangnya panas dan
18
operator memasang sistotomisuprapubik terlebih dahulu sebelum
Untuk kasus dengan operasi lebih dari satu jam staging TURP harus
dari 0,5 meq/per 1 jam atau tidak lebih cepat dari100 ml/jam.
Oleh sebab itu 15% manitol disarankan sebagai pilihan, dalam kaitan
19
diterapidengan diazepam / midazolam / barbiturat / dilantin aau
intravena diikuti dengan infus heparin 2000 unit secara bolus( dan
kemudian diberikan 500 unit tiap jam). Fresh Frozen Plasma (FFP)
20
pasien yang mengalami koma harus meliputi oksigenasi, sirkulasi
Ca, Cl, CO3, PO4), urea kreatinin, osmolaritas, glisin, dan amonia.
Pemeriksaan gas darah dapat melihat PH, PO2, PCO2, dan karbonat.
BAB III
KESIMPULAN
21
pada pasien. Teknik Spinal merupakan teknik anestesi regional yang
proses operasi TURP. Sindroma TURP terjadi akibat terabsorbsi nya cairan
lebih mudah untuk dipantau.pada kasus ini tindakan anestesi dan tindakan
22
DAFTAR PUSTAKA
Davies, J., Eden, C., Boot, S., Langley, S. 2005. A patients Guide to TURP Your
Prostat Operation. Prostat Cancer Centre, Guildford.
Norris HT, Aasheim GM, Sherrard DJ, Tremann JA. 1973. Symptomatology,
pathophysiology and treatment of the transurethral resection of the prostate
syndrome. Br J Urol: 45: 420-427.
Soenarjo, et al. 2013. Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FAkultas
Kedokteran UNDIP/dr. Kariadi Semarang
Sutiyono et Winarno. 2009. Jarum Spinal dan Pengaruuh yang Mungkin Terjadi. Jurnal
Anestsiologi Indonesia
Yang Q, Petes TJ, Donovan JL, Wilt TJ, dan Abrams P. 2009. British Journal of
Anasthesia. Comparison of Intrathecal Fentanyl and Sufentanil in Low Dose
Dilute Bupivacaine Spinal Anasthesia for Transurethral Prostectomy. Vol
103,Number 5. Page 750
23