Anda di halaman 1dari 1

Kondisi pada kenyataan : Kondisi secara teori :

Duplikasi nomor rekam medis 1. Sistem penomoran unit numbering


yang terjadi selama kurun waktu sistem
Unit numbering sistem merupakan sistem
1 minggu ialah 8,04 % ( 16 berkas
penomoran dimana setiap pasien yang
RM) dari 199 berkas Rekam berkunjung ke fasilitas pelayanan
Medis. kesehatan akan mendapatkan satu nomor
Latar belakang pendidikan rekam medis ketika pasien tersebut
petugas sebatas lulusan SMA dan pertama kali datang dan tercatat sebagai
tidak pernah mendapatkan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
pelatihan tentang rekam medis tersebut
(Politeknik negeri jember, 2013)
Tidak ada SOP tersendiri untuk
sistem penomoran karena sistem 2. Pendidikan minimal petugas rekam
penomoran yang digunakan telah medis
tertera dalam SOP penyimpanan Pendidikan minmal perekam medis yaitu
sehingga petugas kurang ahli madya (D3), sarjana terapan (D4),
lulusan sarjana (S1), ataupun lulusan
memahami tentang sistem
sarjana magister (S2)
penomoran yang digunakan (PERMENKES Nomor 55 tahun 2013
Sarana dan prasarana berupa KIB tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
(kartu tanda pasien) yang sering Perekam Medis)
tidak di bawa oleh pasien

3. Pasien lupa membawa kartu KIB

Faktor penyebab :

Faktor predisposisi
Duplikasi data
- Latar pendidikan petugas
pasien dalam
sebatas lulusan SMA
satu nomor - Pengetahuan tentang
rekam medis sistem penomoran

Faktor pendukung

- Kartu tanda pasien (KIB)


yang sering tidak dibawa
oleh pasien
Penyebab masalah dalam jurnal

a. Pendidikan petugas yang bukan lulusan Faktor pendorong


diploma atau sarjana rekam medis dan
- Tidak adanya SOP
tidak pernah mengikuti pelatihan
tersendiri untuk sistem
tentang rekam medis
b. Beban kerja tidak sesuai dengan job
desk petugas
c. Kurangnya pemahaman petugas tentang
SOP penomoran
d. Sarana dan prasarana berupa KIB yang
tidak digunakan

Anda mungkin juga menyukai