TINJAUAN PUSTAKA
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
Jika reaksi ini dijalankan dengan hadirnya asam klorida, hilangnya warna kuning
(ciri khas Fe3+) dapat diamati dengan mudah. Dalam reaksi ini Fe 3+ direduksi menjadi
Fe2+ dan Sn2+ dioksidasi menjadi Sn4+. Sebenarnya apa yang terjadi adalah bahwa Sn2+
memberikan elektron-elektron kepada Fe3+ jadi terjadilah serah terima (transfer)
elektron.
2. Sepotong besi (paku misalnya) dibenamkan dalam larutan tembaga sulfat
(CuSO4), paku ini akan tersulut logam tembaga yang merah, sementara itu
dapatlah dibuktikan adanya besi(II) dalam larutan. Reaksi yang berlangsung
adalah
Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu
Dalam hal ini menyumbangkan elektron-elektron kepada ion tembaga(II). Fe
teroksidasi menjadi Fe2+ dan Cu2+ tereduksi menjadi Cu. Melihat contoh-contoh ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan umum dan dapatlah didefinisikan oksidasi dan reduksi
dengan cara berikut :
a. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau
lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,
keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi
adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi.
Definisi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat,
lelehan maupun gas.
b. (ii) Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya
satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi
suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini
dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses
dalam zat padat, lelehan maupun gas. (Vogel, 1985).
redoks yang tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Contohnya adalah
elektrolisis lelehan NaCl dengan electrode platina. Contoh lainnya adalah pada sel
Daniell jika diterapkan beda potensial listrik dari luar yang besarnya melebihi notasi sel
memberikan informasi yang lengkap dari sel galvani. Informasi tersebut potensial sel
Daniell (Dailami, 2010).
II.8 Elektroda
Elektroda merupakan kutub atau lempeng pada suatu sel elektrolitik ketika arus
listrik memasuki atau meninggalkan sel. Elektroda dimana proses reduksi berlangsung
disebut sebagai katoda yang merupakan kutub negatif (penarik elektron), sedangkan
elektron dimana proses oksidasi berlandsung disebut anoda yang merupakan kutub
positif (pelepas elektron). Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-
elektron dari atom-atom logam netral untuk membentuk ion-ion bersangkutan. Berbagai
anoda dipergunakan pada electroplating. Ada anoda inert, ada anoda aktif (terkorosi).
Anoda dapat merupakan logam murni, dapat pula sebagai alloy. Katoda biasanya tidak
mengalami korosi, walaupun mungkin menderita kerusakan dalam kondisi-kondisi
tertentu. Dalam larutan, ion-ion positif bergerak ke katoda dan ion-ion negatif bergerak
ke anoda. Adapun logam yang biasa digunakan sebagai elektroda adalah logam yang
tidak larut dalam larutan elektrolit yang digunakan sebagai pelapis (Dailami, 2010).
Kereversibelan pada elektroda dapat diperoleh jika pada elektroda terdapat
semua pereaksi dan hasil reaksi dari setengah-reaksi elektroda. Contoh elektroda
reversibel adalah logam Zn yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung Zn2+
(misalnya dari larutan ZnSO4). Ketika elektron keluar dari elektroda ini, setengah reaksi
yang terjadi adalah :
Zn(s) | Zn2+(aq) + 2e-
dan sebaliknya jika elektron masuk ke dalam elektroda ini terjadi reaksi yang
sebaliknya:
Zn2+(aq) + 2e- | Zn(s)
Tetapi jika elektroda Zn tersebut dicelupkan ke dalam larutan KCl, tidak dapat terbentuk
elektroda yang reversibel karena saat ada elektron keluar dari elektroda ini terjadi
setengah-reaksi :
Zn(s) | Zn2+ (aq) + 2e-
akan tetapi saat ada elektron yang masuk ke dalam elektroda ini, yang terjadi adalah
setengah-reaksi :
2H2O + 2e- | H2 + 2OH-
dan bukan reaksi :
Zn2+(aq) + 2e- | Zn(s)
karena larutan yang digunakan tidak mengandung Zn2+. Jadi dalam hal ini
kereversibelan memerlukan adanya Zn2+ yang cukup dalam larutan di sekitar elektroda
Zn (Vogel, 1985).