Anda di halaman 1dari 46

BAB I

MESIN ARUS SEARAH


1.1. Prinsip Kerja Motor Listrik DC
Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya
listrik arus searah menjadi daya mekanik Motor listrik arus serah mempunyai prosip
kerja berdasarkan percobaan Lorents yang menyatakan. Jika sebatang penghantar
listrik yang berarus berada di dalam medan magner maka pada kawat penghantar
tersebut akan terbentuk suatu gaya Gaya yang terbentuk sering dinamakan gaya
Lorents, untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah tangan kiri Flemming
atau kaidah telapak tangan kiri.

Gambar 1.1. Kaidah tangan kiri flaming


Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun seperti gambar, gaya magnet
sesuai dengan arah jari telunjuk, arus yang mnegalir pada penghatar searah dengan jari
tengah maka, gaya yang terbentuk pada kawat penghantar akan searah dengan arah ibu
jari. Jika digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka didalam menentukan arah gaya
dapat dikerjakan sebagai berikut .Telapak tangan kiri direntangkan sedemikian rupa
sehingga ibu jari dengan keempat jari yang lain saling tegak lurus. Jika garis gaya
magenet menembus tegak lurus telapak tangan, aras arus sesuai dengan arah keempat
jari tangan, maka ibu jari akan menunjukkan arah gaya yang terbentuk pada kawat
penghantar
Hubungan anatara garis gaya magnet, arah arus dan gaya yang terbentuk pada
kawat penghantar dapat dilukiskan seperti berikut.

1
Gambar 1..2. Garis gaya magnet
Untuk dua buah penghantar yang berarus seperti gambar dibawah ini berbeda
dalam medan magnet maka pada masing-masing kawat akan menimbulkan suatu gaya.

Gambar 1.3. Gaya pada penghantar


Bersarnya gaya dpat ditentukan dengan persamaan
F = B.I.I. sin
F : Gaya yang terbentuk pada penghantar (Newton)
I : Kuat arus yang mengalir (Ampere)
B : Kerapatan garis gaya magnet (Wb/n2)
: Sudut anatar gaya magnet dengan posisi kawat penghantar.
Karena kawat penghantar bergerak didalam medan magnet maka sesuai dengan
percobaaan Faraday, pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk GGL Induksi.

2
GGL induksi ini mempunyai arah melawan tegangan yang menyebabkan, sehingga
GGL induksi ini sering disebut GGL lawan.
Untuk menentukan GGL lawan Ea mempunyai persamaan dengan GGL induksi pada
generator arus searah yaitu :
p n
Ea = 2 z. volt
A 60
Ea : GGL lawan (volt)
2p : jumlah kutub
A : jumlah cabang peralel lilitan jangkar
N : jumlah putaran per menit (ppm)
Z : jumlah kawat penghantar aktif
: fluks per kutub (weber)
1.2. Bagian-Bagian Mesin Arus Searah
Bagian-Bagian Mesin Arus Searah terdiri atas:
1.2.1. Badan Motor Listrik
Fungsi utama dari baban motor adalah bagian tempat untuk mengalirkannya
fluks magnet yang dihasilkan kutub-kutub magnet, karena itu badan motor dibuat dari
bahan ferromagnetic. Disampaing itu badan motor ini berfungsi untuk meletakkan
alat-alat tertentu dan melindingi bagian-bagian motor lainnya.
Pada badan motor terdapat papan nama (name plat) yang dituliskan spesifikasi
umum atau data teknik dari motor. Papan nama tersebut uuntuk mengetahui beberapa
hal pokok yang perlu diketahui dari motor tersebut. Selain papan nama pada badan
motor juga terdapat lilitan penguat magnit yang merupakan stator motor yang
kuntruksinya seperti gambar 1.4.
Ujung-ujung lilitan jangkat ini tidak langsung dari lilitan jangkar tetapi
merupakan ujung kawat penghubung lilitan jangkar yang mlalui komutator dan sikat-
sikat. Dengan adanaya kotak hubung akan memudahkan dalam pergantian sususnan
lilitasn penguat magnet dan memudahkan pemeriksaan kerusakan yang mungkin
terjadi pada lilitan jangkar maupun lilitan penguat tanpa membongkar mesin. Untuk
mengatahui ujung-ujung lilitan tersebut, setiap pabrik/Negara mempunyai mormalisasi
huruf tertentu, yang mana hal tersebut dapat dinyatakan dalam tabel 1.1.

3
Gambar 1.4 Kontruksi badan mesin DC.
TABEL 1.1.
Normalisalsasi lilitan motor
Jenis VEMET VDE Amerika
1. Lilitan Jangkar Bb AB A1 A2
2. Lilitan penguat magnet
a. Lilitan Shunt Ff CD F1 F2
b. Lilitan Seri Ss EF S1 S2
c. Lilitan terpisah Ee IK F1 F2

Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus
searah dihasilakan oleh kutub-kutub magnet buatan yang dibuat prisip sebagai
terjaginya proses elektromagnetis.
1.2.2. Stator:
Stator terdiri dari Kutub utama, kutub komutasi dan Kumparan penguat medan
megnit.
1. Kutub utama
Kutub utama yang bagian-bagiannya terdiri dari
a. Inti kutub
b. Sepatu kutub

4
Inti kutub, terdiri dari laminasi besi dengan tebal antara 0,05 sampai 0,1 untuk besi
dengan permeabilitas yang baik. Laminasi besi ini disatukan dengan dikeling atau
diriverts. Sepatu kutub, untuk membuat fluksi magnit merata, hingga meliputi
daerah yang luas dari celah-celah udara dan permukaan inti jangkat. Dengan luas
sepatu kutub diharapkan reluktansi dari celah udara diperkecil dan daerah yang laus
dapat diliputi oleh fluksi.
2. Kutub antara atau kutub komutasi
Kutub antara atau kutub komutasi gunanya untuk menimbulkan fluksi magnit
didaerah tertentu antara kutub kutub utama, untuk mengatasi fluksi yang
ditimbulkan oleh jangkar pafa saat mesin dibebani, sehingga dapat memperbaiki
komitasi dan memperkecil loncatan bunga api pada sikat-sikat. Kutub antara atau
kutub komutasi dibuat juga dari laminasi besi dan bentiknya lebih kecil dari kutub
pada mesin besar, dan pada mesin kecil jumlah ini adalah setengahnya.
3. Kumparan penguat medan megnit
Kumparan penguat medan megnit terdiri dari lilitan shunt, lilitan seri, Kumparan
komutasi dan Kumparan kompensasi.
a. Kumparan shunt.
Kumparan ini terhubung parallel dengan jangkar, dibuat dari kawat yang halus
dengan jumlah lilitan yang banyak, sehingga resestansi kumparan kawat yang
besar/kasar. Kumparan ini tersambung seri dengan jangkar Resistansi dari
kumoaran seri ini harus sekecil mungkin agar drop teganyannya pun sekecil
mungkin.
b. Kumparan seri
Kumparan ini terdiri dari lilitan kawat yang sedikit dengan penampang kawat
besar/kasar. Kumparan ini tersambung seri dengan jangkar Resistansi dari
kumparan seri ini harus sekecil mungkin agar drop teganyannya pun sekecil
mungkin.
c. Kumparan komutasi .
Kumparan ini terdiri dari jumlah lilit yang sedikit dan penampang kawat yang
besar. Kumparan ini disambung seri dengan jangkar sedemikin rupa sehingga
menimbulkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi yang ditimbulkan jangkar.

5
d. Kumparan kompensasi
Kumparan ini ditempatkan pada sepatu kutub, dan hanya pada mesin yang besar-
besar saja, tidak terdapat pada mesin yang kecil. Kumparan ini juga gunanya
untuk mengatasi reaksi jangkar pada daerah diluar pengaruh kutub anatar.
Kumparan ini menyebabkan adanya pembagian kerapatan fluksi yang merata
dibawah kutub-kutub pada keadaan mesin dibebani.
1.2. 3. Rotor.
Rotor atau jangkar yang terdiri dari inti jangkar, kumparan jangkar dan
Komutator.
1. Inti jangkar
Terdiri dari laminasi besi yang tebalnya 0,025 (0,635) sehingga fluk maknit bisa
maksimal mengalir di inti. Mempunyai alur-alur untuk penempatan kumparan
jangkar. Terbuat dari bahan dengan permeabilitet yang baik.
2. Kumparan jangkar
Kumparan ini dililitkan pada alur-alur jangkar. Pada prinsipnya ada dua macam
lilitan jangkar yaitu lilitan gelung (lap wonding) dan lilitan gelombang. Umumnya
jangkar yang digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk selinder dan
diberi alur-alur pada pemukaanya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan
tempat terbentunya GGL lawan.
Seperti halnya pada inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan
berlapis-lapis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus liar
(Edy current). Bahan yang digunakan jangkar ini sejenis campuran baja silikon.
Adapun kontruksinya dari jangkar tersebut dapat dilukiskan seperti gambar 1.5

6
Gambar 1.5. Kontruksi Rotor mesin DC.
a. Lilitan jangkar (angker)
Lilitan pada motor arus searah berfungsi sebagai tempat terbentuknya GGL lawan.
Seperti gambar 1.6

Gambar 1.6. Kumparan jangkar


Pada prinsipnya kumparan terdiri atas.
1). Sisi kumparan aktif, yaitu bagian sisi kumparan yang terdapat dalam alur
jangkar yang merupakan bagian yang aktif (terjadi GGL lawan sewaktu motor
bekerja).
2) Kepala kumparan, yaitu bagian dari kuparan yang terletak di luar alur yang
berfungsi sebagai penghubungan satu sisi kumparan aktif dengan sisi
kumparan aktif lain dari kumparan tersebut.
3). Juluran yaitu bagian ujung kumparan yang menghubungakan sisi aktif dengan
komutator yang gambar bukaannya seperti gambar 1.7.

Gambar 1.7 Bukaan lilitan rotor

7
Pada gambar dapat dilihat bukaan dari lilitan rotor yang dililit secara wave
winding, mempunyai 21 slot, jangkar seakan-akan dipotong pada lamel 21, dan 1.
Rangkaian rotor mempunyai sejumlah konduktor yang dihubungkan secara seri atau
parelel, seperti yang telah dibicarakan pada lembaran sebelumnya. Besarnya
tangangan yang dibangkitkan di antara sikat-sikat adalah, tergantung dari bentuk
rotor (rotor design), jumlah konduktor, panjang efectip, bagaimana hubungannya,
radius rotor dan kecepatan gerakan konduktor.
V = k1 n. k = satuan konstanta
R = radius rotor
Besarnya tegangan induksi yang dibangkitkan diantara kedua sikat dapat
ditentukan dari :
Jika,
P = jumlah pasang kutub
= fluksi per lope
Z = jumlah batang konduktor pada armature
N = kecepatan, r/min
Emf yang dibangkitkan oleh jangkar sama dengan Emf yang dibangkitkan didalam satu
cabang parallel.
E.M.F = Fluksi yang dipotong perdetik, volt.
Fluksi yang dipotong oleh konduktor perdetik adalah :
2p. x 60 n
E.M.F. yang dibangkitkan dalam satu konduktor
2 p. .n
= volt.
60
Pada lilitan gelung, jumlah konduktor yang terhubung secara seri pada setiap cabang
adalah :
Z

2p

E.M.F. yang dibangkitkan sebesar :


Z 2 pn
= 2 p x 60

.n.Z
= Volt
60

8
Bila a adalah jumlah cabang paralel dari jangkar, maka dapat ditentukan suatu rumus

2 p. .n.Z
umum : E= . volt atau E=c n .
a.60
Pada lilitan gelombang, jumlah konduktor yang terhubung secara seri pada setiap
cabang adalah :
Z
=
2
Tegangan yang dibangkitkan sebesar :
Z 2 pn
= x
2 60
nZ
=px volt .
60
3. Komutator
Komutator yang digunakan dalam motor arus searah pada prinsipnya
mempunyai dua bagian yaitu :
a. Komutator bar merupakan tempat terjadinya pergesekan antara komutator dengan
sikat-sikat.
b. Komutator riser merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan
komutator dengan ujung dari lilitan jangkar.

Gambar 1.8. Konstruksi sebuah komutator


Keterangan :
a. Segmen komutator
b. Pemasangan komutator
c. Susunan komutator

9
d. Komutator bar
e. Riser
f. Isolator
g. Poros
h. Ring pengunci
i. Baut
Isolator yang digunakan terletak antara komutator yang satu dengan komutator
yang lain harus dipilih sesuai dengan kemampuan isolator tersebut terhadap suhu yang
terjadi dalam mesin. Jadi sebagai isolator terhadap listrik, juga harus mampu terhadap
suhu tertentu.
Berdasarkan jenis isolator yang digunakan terhadap kemapuan panas ini maka
pada mesin listrik dikenal.
a. Klas A : jika temperature tinggi diijinkan 700C (katun, sutera, keras)
b. Klas B : jika temperature tinggi diijinkan 1100C (serat asbes, serat gelas)
c. Klas C : jika temperature tinggi diijinkan 1850C ( mika, gelas, porselin,
keramik)
4.Sikat-sikat
Fungsi utama dari sikat-sikat adalah untuk jembatan aliran arus dari lilitan
jangkat dengan sumber tegangan. Disampaing itu sikat-sikat memegang penaran
penting untuk terjadinya komunitas. Agar gesekan antara komutator-komutator dan
sikat tidak mengakibatkan arusnya komutator sikat libih lunak dari Komutator.
Biasanya dibuat dari bahan arang
1.2.4.Elemen-elemen lain.
Elemen-elemen lain terdiri dari celah celah udara dan sikat.
1. celah celah udara, terdapat antara stator dan rotor
2. Sikat-sikat (brushes), untuk mengalirkan arus listrik dari rotor atau jangkar melalui
komutator ke rangkaian luar.
Contoh : Sebuah generator DC mempunyai 8 kutub, dililit secara gelung, mempunyai
960 konduktator, dan fluksi per pole adalah 20 mW. Tentukanlah besarnya
E.M.F. yang dibangkatkan jika mesin mempunyai kecepatan 500/min

10
Penyelesaian :
Menurut ketentuan untuk lilitan gelung, besarnya tegangan sebesar :
.n.Z
E = p/a x
60
Sehingga,
20 x10 3 x500 x960
E=8x
60
= 160 volt.
Jika generator tersebut, rotornya dililit secara gelombang (Wave wound), maka
besarnya tegangan adalah :.
20 x10 3 x500 x960
E = p/a x
60
E = 4 x 160
= 640 volt
1.4. Rangkaian Maknetik.
Medan magnitis ditimbulkan oleh kutub utama (main pole), yang dapat dilihat
skema kemagnitannya pada gambar.1.9.

Gambar 1.9 Skema kemagnitan

11
Gambar 1.10 Detail sebuah magnet
1.4.Dasar Kerja Motor
Dalam pelajaran mengenai kemagnitan listrik, telah kita ketahui bahwa apabila
penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan didalam medan magnit dari kutub-kutub
magnit, maka interaksi dari meden magnit penghantar yang dialiri arus terebut dengan
medan magnit dari kutub-kutub magnit akan menyebabkan timbulnya gaya bekerja pada
peghantar terebut.

Gambar 1.11 Prinsip timbulnya torsi


1. Timbulnya putaran pada motor dc.
Selanjutnya, bila penghantar merupakan sebuah kumparan yang ditempatkan
pada bagian yang dapat berputar (rotor) dan tertentu dengan adanya poros, maka gaya
tersebut menjadi suatu kopel putar atau torsi.
Gambar 1.12 menunjukan arus searah yang mengalir pada rangkain tertutup dari
suatu lilitan jangkar. Reaksi dari fluksi jangkar dan fluksi medan magnit menghasilakn
torsi yang berfariasi dari posisi a sampai b ke c dan seterusnya, akhirnya pada titik c
torsi berkurang sampai 0 dan dasar bekerjaanya motor akan berhenti disana setelah
membuat setengah putaran. Pada saat ini kita harus membalik arah arus pada rangkaian
rotor dengan menggunakan komutator yang berputar bersama-sama jangkar ini
ditunjukan pada gambar yang mana menunjukkan bahwa motor akan berputar, tetapi
torsinya akan sama dengan nol pada dua titik dalam satu putaran. Gambar menunjukan
sebagain dari lilitan jangkar yang dihubungkan pada segmen yang berlawanan dari
komutator yang mempunyai empat segmen. Sekarang torsi tidak pernah menjadi nol
ketika lilitan pertama sedang berada diantara kutub-kutub, lilitan tersebut terputus dari
suplai dc untuk jangkar, tidak menghasilkan torsi tetapi pada saat lilitan ke dua
terhubung dan menghasilkan torsi maksimum.

12
Gambar 1.12 Arus pada lilitan jangkar
Pada gambar 1.12 dapat di lihat adanya komutator gelombang yang terjadi
seperti arus bolak-balik dua fasa, tetapi tidak terdapat bagian negatifnya.
Gambar 1.13 menunjukkan rangkaian tertutup dari suatu lilitan jangkar, dimana semua
kumparannya terhubung.

Gambar 1.13 Rangkaian tertutup lilitan jangkar


1.5.Lilitan Jangkar Pada Motor DC
Lilitan jangkar mesin dc ada dua macam yaitu lilitan gelung (lap winding) dan
lilitan gelombang (wave winding) seperti ditunjukan pada gambar 1.14 dan 1.15.
Gambar 1.14 menunjukkan lilitan gelung, doble layer sebagai lilitan jangkar
motor empat kutub dengan menggunakan empat buah sikat dimana sumplai arusnya
diberikan melalui masing-masing (set) dari sikat-sikatnya.

13
Gambar 1.14 Lilitan gelung

Gambar 1.14 menunjukkan tipe lilitan gelombang double layer, 4 kutub. Jika
kita bandingkan perbedaanantara lilitan gelung dan gelombang adalah sebagai berikut :
Pada lilitan gelung (lihat gambar 15), kumprana dari lemel 1 ke alur 1 menuju
arus 12 kembali ke lamel 2, kemudian ke alur 3 kenuju alur 14 kembali ke lamel 3 dan
seterusnya.
Pada lilitan gelombang (lihat gambar 12), kumparan dari lemel 1 ke alur 1
menuju alur 14 tidak kembali ke lamel 2 melainkan kelamel 13, kemudian kealur 25 dan
seterusnya.
Hal lain yang perlu diketahui, untuk lilitan gelombang tunggal cabang
jangkarnya sama dengan 2 (a = 2) dan untuk lilitan gelung tunggal cabang jangkarnya
sama dengan jumlah kutubnya (A = p)

Gambar 1.15 Lilitan gelombang

14
1.6. Reaksi Jangkar Pada Motor DC.
Mesin dc dapat dijalankan sebagai motor ataupun sebagai generator. Perlu kita
ketahui bahwa untuk mendapatkan suatu kerja yang baik dari mesindc, kadang kala kita
harus menggeser kedudukan sikat-sikatnya dari keadaan posisi nertal satu pada posisi
netral lain. Hal ini disebabkan adanya reaksi jangkar yaitu pengaruh medan magnit
jangkar terhadap medan magnit utama.
Gambar 1.16 a menunjukkan distribusi fluksi magnit dari mesin dan kutub. Kita anggap
tidak ada arus pada jangkar.
Gambar 1.16 b menujukkan sistim fluksi yang dibangkitkan oleh jangkar sendiri, ketika
sikat-sikat berada pada posisi yang ditunjukkan pada gambar.
Gambar 1.16 c menujukkan kedua fluksi yaitu fluksi yang dibangkitkan oleh jangkar
pada kerja normal. Dua fluksi berreaksi, pada satu ujung sisi dari kutub saling
menambahkan dan pada sisi lain saling mengurangi, sehingga garis fluksi utama tidak
lagi sejajar dengan kutub-kutubnya.
Untuk mendapatkan komutasi yang baik, kita harus melengkapi mesin dengan
kumparan komutassi atau dengan cara lain yaitu menggeser sikat sejajar garis.

Gambar 1.16 Reaksi jangkar

15
1.7. Torsi Pada Motor DC
Kopel yang timbul pada motor listrik, disebabkan oleh adanya interaksi arus
jangkar Ia dan adanya medan maknit yang dimbulkan oleh menguatan If. Menurut teori
Lorent, jika suatu konduktor yang berarus, berada di dalam medan magnit maka
konduktor tersebut menjalani suatu gaya atau Force, timbulnya kopel ini dapat di
jelaskan sbb :
rot
Jika rotor mempunyai kecepatan (speed) adalah n /min. maka kopel yang timbul
adalah sebesar :
T = gaya x jarak
= Fxr
= F.r Newton meter.
Kerja listrik (w) yang dilakukan oleh gaya F selama 1 putaran adalah
= f x 2 r Youles
besarnya kerja listrik ini untuk setiap menit adalah :
W = F x 2 r x n Joule. Besarnya daya listrik (P) adalah sama dengan kerja listrik
perdetik. atau :
Fx 2rxn
P= watt, dari T = F x r, maka
60
2 .n.T
P= watt.
60
Pada motor DC setiap konduktor yang terletak dibawah permukaan kutub
mempunyai kecenderungan memutar poros, atau lilitan anker (Ta), sehingga
2 .n.
P= Ta dan daya ini adalah yang ditimbulkan oleh ggl lawan, atau
60
2 .n..Ta
Eb Ia = , jika daya ini dinyatakan dalam HP
60
Dimana 1 HP = 746 watt, maka :
Eb.Ia 2n.Ta
=
746 60 x746
Eb.Ia 2n.Ta
=
746 44760
44760.Eb.Ia
Ta=
746.2 .n

16
9,55 Eb.Ia
Ta= Newton meter(Nw-m)
n
Ta adalah torsi tanda kerugian. Sedangkan kopel yang dihasilakan oleh motor untuk
pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dengan pemakaian motor tersebut, adalah kopel
pada porosnya (Shaft Torque).
Untuk mengukur besarnya pada poros, diataranya mereas (brake) tersebut sewaktu dia
sedang berputar. Sesuai dengan caranya (rem = breke) maka disebut Brake Horse Power
(BHP)
2n.Tsh
BHP =
44760
44760.xbhn
Tsh = ,
2 .n
T sb = kopel pada poros, kopel Effectif.
Ta Tsb = kerugian kerugian kopel yang besarnya sama dengan :
rugi besi gesekan
9,55 x
n
Besarnya ggl lawan dapat dihitung dari :
2 p n.z
Eb = U la. Ta atau dari Eb = .
a 60
Dari mana kecepatan motor adalah
60 xa Eb
n = 2 pxz
60 xa
Jika K = 2 pxz = konstanta, maka :

Eb
n =K

Dimana kecepatan putar (speed) n, adalah fungsi Eb, atau , artinya besar kecilnya n
dapat tergantung dari Eb dan .
Jadi jika Eb diperbesar dan tetap, maka n bertambah besar, jika Eb kecil, tetap maka
n berkurang, dan jika dikurangi, maka n bertambah besar.
Eb Eb
Dari n = K , maka n atau Eb n

Tanda artinya sebanding. Besarnya kopel anker adalah :

17
Ia Eb Eb.Ia
Ta = 9,55 dari atau n = K .Ia
K
.Ia Eb.Ia .Ia
sehingga Ta = 9,55 atau Ta . Ia
K n K

Dimana terlihat bahwa kopel sebanding dengan dan Ia, artinya jika atau Ia, atau
keduanya di perbesar maka kopel akan bertambah besar, ggl lawan akan berbeda pada
saat motor tak berbeban dengan keadaan pada motor berbeban dari :
Eb Eb
n = K , atau , dan Eb = n

jika ggl lawan berubah-ubah dapat kita tulis hubungan :


Eb n .
1 1 , dan
Eb2 n 2 . 2

Ta 1 Ia .
1 1
Ta 2 Ia 2 . 2

Soal
1. Motor Shunt dari 220 volt, besarnya arus adalah 6 Ampere pada keadaan
beban kosong, dan kecepatan 750 / rev/min.
Resistan Shunt 110 Ohm. Dan resiteant anker Ra = 0,25 Ohm
Hitunglah kecepatan pada beban penuh, dimana besarnya arus 52 amper, dan
besarnya reaksi anker yang terjadi pada keadaan berbeban adalah empat persen (4%)
Penyelesaian :
220 220
Ish = 2A
R Rsh 110

Ia = 6a 2A = 4 A tanpa beban
Eb1 = V Ia, Ra
= 220 4. 0,25
= 219 volt
Pada keadaan berbeban :
Ia = 52 2 = 50 A
Eb2 = V Ia, Ra = 220 50.025 = 207,5 volt.
Eb1 n1 .1

Eb2 n 2 .x0,96.1

18
219 750 x1

207,5 n2 .x 0,96.1

219 750 x1

207,5 n2 .x 0,96

750 x 207,5
n2 =
0,96 x 2191

= 740 rev / min


1.8.Gaya Gerak Listrik Lawan Motor DC
Menurut hukum Faraday jika suatu konduktor bergerak di dalam medan maknit
maka pada konduktor tersebut akan ditimbulkan gaya gerak listrik, atau tegangan
induksi. Keadaan ini dialami pula oleh konduktor pada anker (armature) dari motor
listrik di dalam perputarannya. Tegangan induksi ini yang menyebabkannya, sehingga di
sebut ggl lawan.
Jika tegangan yang diberikan pada motor adalah : U dan tegangan insuksi lawan
adalah Eb, dimana besarnya Eb ini sesuai dengan besarnya tegangan yang dibangkitkan
dalam sebuah generator yaitu :
P .n.z
Eb = . , Besarnya arus anker yang timbul di dalam anker ditentukan
a 60
oleh tegangan ini atau :
V Eb
Ia =
Ra
Ia . Ra = V Eb
Eb = V Ia. Ra
Jika kedua ruas kita kalikan dengan Ia, maka :
Dimana :
V. Ia = Daya yang diberikan pada anker atau daya input
Ia 2 = Daya untuk menimbulkan gerak putar (driving power of armature).
Daya maksimum untuk menimbulkan kopel ini, hubungannya dengan tegangan
yang diberikan (V) adalah sebagai berikut :
Eb. Ia = V.Ia Ia 2. Ra,
dp
jika Ra. Ia = P maka daya maksimum bilamana 0
d .Ia

19
d .P
V 2 Ia.Ra 0
d .Ia
V 2 Ia.Ra
V
Ia.Ra ; dari
2
Eb V Ia.Ra
Maka :
V V
Eb V
2 2
Jadi daya maksimum tercapai jika :
V
Eb
2

Gambar 1.17 Rakaian angker

Gambar 1.18 Rangkaian equivalent


1.8. Rugi-rugi Pada Motor DC
Kerugian-kerugian yang terjadi pada sebuah motor sama dengan kerugian
kerugian yang terjadi pada generator, yaitu :
1. Kerugian besi dan gesekan
2. Kerugian tembaga
Setiap perubahan satu bentuk energi ke energi lain akan terjadi kerugian-
kerugian dan hal inipun terjadi pada motor yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik.

20
Randemen motor :
C
C= (randemen commercial)
A
B
1= (randemen listrik)
A
C
m= (randemen mekanik)
B
Grafik Curve rendemen dapat di lihat pada gambar

Gambar 1.19 Grafik kurva randemen


Bila sebuah motor dijalankan pada kecepatan nominalnya tetapi pada motor
tidak terhitung sesuai, atau motor tidak dibebani sesuatu dikatakan bahwa motor
keadaan Tunning light test.
Ggl (beck emf) yang timbul dalam keadaan ini,atau besarnya driving power semata-
mata untuk mengatasi kerugian besi dan gesekan. Kerugian ini besarnya hamper kontan
pada setiap beban, atau hanya sedikit berubah dengan adanya perubahan beban.
Contoh :
Sebuah motor shunt mengambil arus 5 ampere pada 100 volt, ketika Running light .
Resisitan shunt besarnya 50 Ohm ; tahanan Ra. 0,2 ohm
Tentukan :
a. Kerugian besi dan gesekan
b. Daya motor (HP) dan effisiensi motor bila motor mengambil arus 52
amper
Penyelesaian :

21
U 100
I sh 2A
Rsh 50
I a I 1 I sh 5 A 2 A
Ia 3 A
E b U Ia.Ra
E b 100 3.0,2 99,4Volt

E b .I a 99,34 3 298Watt

Gambar 1.20 Motor shunt


Daya out put sama dengan nol
Kerugian besi dan gesekan = 296 watt
Bila motor mengambil arus 52 A, maka besarnya :
Ia = 52A 2A = 50A
Eb = U Ia. Ra
= 100 50. 0,02
= 90 volt
Driving power Eb. Ia =90x50=4500 watt
Kerugian besi + gesekan = 298 watt
Daya out put = 4202 watt
Daya in put = 100 x 52 = 5200 watt
4202
= = 80,8 %
5200
Daya out put
4202
(BHP) = = = 5,65 HP
746
1.10.Jenis-jenis Motor DC
Ada dua cara memberikan penguat medan magnit pada mesin dc yaitu :

22
1.Penguat terpisah dimana sumber arus untuk kutub dan jangkarnya masing-masing
diberikan dari dua sumber yang terpisah, dan
2.Penguat sendiri dimana sumber arus untuk kutub dan jangkarnya diberikan dari satu
sumber yang sama.
Untuk type penguat sendiri terbagi dalam beberapa jenis, sehingga dari sistim
penguatnya ini motor dc dibagi dalam :
1. Motor seri
Motor seri adalah motor yang lilitan medannya terdiri dari sedikit lilitan kawat
dengan penampang kawat yang besar dan disambung seri dengan jangkar, sehingga arus
motor adalah juga sama dengan arus jangkar dan arus penguat medannya

Gambar 1.21 Motor seri


Pada motor seri, arus jangkar Ia= arus medan seri Is = arus jala-jala I
Ia = Is = I
Ggl lawannya Eb = U I (Ra + Rs)
Daya yang dibangkitkan = U.I I2 (Ra + Rs)
= I (U I (Ra +Rs))
= Eb. I watt
b. Motor Kompon
Motor kompon apabila gabungan dari motor seri dan motor shunt, dimana dari
cara menyambungkan polaritas lilitan seri dan lilitan shuntnya, akan didapatkan dua
type motor kompon yaitu : kompon tembah (cumulative) dan kompon lawan
(differential) seperti pada gambar 1.22 dan 1.23.

23
Gambar 1.22 Motor kompon komulatif

Gambar 1.23 Motor kompon differensial


1.11.Arah Putaran Motor DC
Arah putaran motor dc dapat dibalik dengan cara membalik salah satu arah arus
yang melalui lilitan medan atau yang melalui jangkar. Gambar berikut ini (gambar 1.24)
menunjukkan cara membalik putaran pada motor dc seri, shunt dan kompon.

24
Gambar 1.24 Motor seri

Gambar 1.25 Motor shunt

25
Gambar 1.26 Motor kompon
Kurva karakteristik motor dc yang penting untuk diketahui adalah :
1. Karakteristik Torsi arus jangkar
Kurva karekateristik ini memberikan gambaran hubunganantara torsi mekanik T
dan arus jangkar Ia, Dikenal juga sebagai karakteristik listrik
2. Karakteristik Kecepatan (speed) arus jangkar
Kurva yang melukiskan hubungan antara kecepatan putaran motor (n) dan arus
jangkar Ia.
3. Karekteristik kecepatan (speed) Torsi
Karakteristik ini menggambarkan hubungan antara kecepatan putaran (n) dengan
torsi mekanik T. Dikenal juga sebagai karakteristik
Karakteristik motor seri
a. Karakteristik kecepatan arus
Eb U I ( Ra Rs )
dari persamaan untuk kecepatan n = atau n = , dapat disebut
k , K .

bahwa kecepatan peputaran berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan
berbanding terbalik dengan fluksi per kutub. Bila arus I naik, maka fluksi naik dan U
I (ra + Rs) makin kecil, hingga hasil bagi U I (Ra + Rs) dengan kecil.
Jika digambarkan kurvanya berbentuk hyperbola.

26
Gambar 1.27 Karakteristik motor seri
Pada beban nol, kecepatan tinggi membahayakan. Gaya sentrifugal yang besar dalam
putaran akan merusak motor.
Dari sifat-sifat seperti dijelaskan diatas, maka motor seri tidak sesuai untuk :
1. Pelayanan dimana memungkinkan beban terlepas
2. Untuk menggerakan melalui sabuk, karena terlepasnya sabuk dari roll dapat
menyebabkan motor berjalan tanpa beban.
3. Motor seri cocok digunakan untuk menggerakan roda gigi.
Karakteristik Torsi Arus
9,55.Eb.Ia
Dari persamaan torsi mekanik : T = Nm
n
Ia
Atau T = 0,159.z.P. Nm
A
Maka Torsi berbanding lurus dengan fluksi per kutub dan arus jangkar Ia.
Sampai dengan titik jenuh dari titik stator, fluksi sebanding dengan arus medan dan juga
sebanding dengan arus jangkar karena Ia = If, sehingga pada saat beban masih kecil,
torsi sebanding dengan kwadrat arus jangkar T Ia2 dan kurva yang digambarkan
antara torsi dan arus jangkar sampai titik jenuh berbentuk parabola.Setelah melewati
titik jenuhnya, fluksi magnit tidak diperngaruhi oleh arus penguat lagi (tidak bertambah
lagi), maka torsinya berbanding lurus dengan arus jangkar T Ia, sehingga kurva
menjadi garis lurus.
Dari kurva arus jangkar kurva gambar diatas, selama fluksi tidak mencapi titik jenuh,
motor seri menghasilkan torsi yang sebanding dengan kwadrat arus, yaitu stating
torsinya sangat tinggi, sehingga motor seri digunakan dimana starting torsi yuang besar

27
diperlukan seperti pada hoist, trolley, dsb. Dari karakteristik kecapatan arus jangkat
dimana bila bebannya naik, kecepatan putaran akanturun dengan cepat, sehingga motor
seri baik digunakan untuk alat angkat, crane, dan sebagainya.
Karakteristik KecepatanTorsi
Diatas dijelaskan bahwa bila beban naik berarti torsi naik dan kecepatan
putaran akan turun. Dari sifat seperti ini motor seri sering paling sesuai untuk perkjeaa
yang langsung dikopel dengan beban, seperti kipas angin.

Gambar 1.24 Karakteristik putaran - torsi

Karakteristik Motor Shunt


- Karekeristik kecepatan arus
Jika tegangan yang dipakai motor dapat dipertahankan konstan (tetap). Arus
penguat medan magnit juga akan konstan, sehingga fkuksi dan maksimum pada beban
nol, tetapi munun sedikit pada saat dibebani sebagai akibat dari reaksi jangkar. Apabila
reaksi jangkar dapat dikurangi, sehingga pengaruhnya dapat diabaikan, maka fluksi
daapt dianggap konstan.dari persamaan kecepatan putaran, n berbading lurus dengan
ggl lawan Eb atau (U Ia.Ra) dan berbanding terbalik dengan fluksi .
Karena fluksi dianggap konstan seperti dikatakn diatas, maka turunya
kecepatan putar dari beban nol sampai beban penuh adalah sengat kecil dan utnuk
kebanykan keperluan praktek, motor shunt dianggap sebagai motor dengan
Kecepatan Konstan
Untuk mengatur dan membuat aga kecepatan putaran konstan pada setiap
perubahan beban atau variasi beban nol penuh, dapat ditambahkan tahanan pada lilitan
medan shutnya sehingga dapat mengurangi fluksi. Motor shunt sebagai motor yang

28
mepunyai kecepatan putaran hamper konstan, sesuai untuk penggerak poros-poros,
mesin bubut, mesin giling, conveyor dan untuk semua pekerjaan yang memerlukan
kecepatan konstan.
Karakteristik Torsi Arus
Dari persamaan Torsi motor dc, torsi berbanding lurus dengan fluksi yang
dihasilak dan arus jangkar. Karena fluksi diangaap konstan, maka torsi naik bila
bebanya naik, sehingga kurva Torsi Arus merupakan garis lurus.
Karakteristik Motor Kompon
Pada motor kompon cumulative, torsi yang dihasilakan lebih besar jika
dibandingkan dengan torsi yang dihasilakan oleh motor shunt.
Motor kompon digunakan untuk beban berat, seperti roll-penggiling, mesin
pemotong/penggunting, alat pembuat lobang. Motor jenis ini pemakaiannya jarang
digunakan.
1.12. Pengaturan Kecepatan Motor DC
Pengaturan kecepatan motor DC bisa dikelompokkan atas.
1.12.1. Motor Shunt
Pengaturan putaran pada motor shunt dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan mengatur arus medan shunt dan atau mengatur arus jangkar. Mengaturnya
dengan cara menambahan tahanan yang dihubung seri dengan lilitan medan cara
menambahkan tahana yang dihubung seri dengan lilitan medan shunt dna atau diseri
dengan jangkar.Dengan menambahkan tahanan yang diseri denganlilitan medan shunt,
berarti mengurangi arus medan dan berarti juga mengurangi fluksi, sehingga kecepatan
putaran naik

29
Gambar 1.25 Pengaturan motor shunt
Dengan menambahkan tahanan yang dihubung seri dengan jangkat berarti
mengurangi arus jangkat. Akibat arus jangkar turun, daya motor berkurang dan putaran
akan turun. Jadi menambahan tahanan seri dengan jangkar berarti menurunkan
kecepatan motor
1.12.2. Motor Seri
Pengaturan kecepatan putaran pada motor seri dapat dilakuka dengan cara
mengurangi tegangan yang dipakai motor yaitu denganmenambahkan tahanan yang
dapat diatur dan dihubung seri dengan motor atau dengan cara menambahkan tahanan
parallel dengan jangkar. Kedua cara tersebut cenderung untuk mengurangi kecepatan
putaran motor.

30
Gambar 1.26 Pengaturan motor seri

Contoh Soal
1. Sebuah motor dc shunt 250 V, pada beban penuh mengambil arus 41 A tahanan
jangkar motor 0,1 ohm dan tahanan lilitan medan shunt 250 ohm
Penyelesaian : Tegangan supplay u = 250 V
Tahanan medan shunt Rsh = 250 ohm
Arus medan shunt Ish = U/Rsh = 250/250 = 1 A
Arus jala-jala I1 = 41 A
Arus jangkar Ia = IL Ish = 41 A 1 A = 40 A
Ggl lawan pada beban penuh : Eb = U Ia.Ra
= 250 40.1
= 246 V
2. Sebuah motor dc seri 220 V pada putaran 800 r/m mengambil arus 40 A. jika
tahana jangkar 0,2 ohm dan tahanan lilitan medan seri 0,1 ohm, serta rugi besi dan
gesekan 0,5 kW. Hitung torsi yang dibangkitkan pada jangkar. Berapakan output
dan effisiensi motor ?

31
Eb.Ia.60
Penyelesaian : Ta = Nm
2. .n
Eb = U Ia (Ra + Rs)
= 220 40 (0,2+0,1) = 208 V
208.40.60
Ta = 2.3,14,800 99,36 Nm

Rugi tembaga pada jangkar dan lilitan medan seri


= 402.0.3 = 402 x 0,3 = 480 W
Rugi besi dan gesekan = 500 W
Total rugi-rugi = 980 W
Daya input motor =
220 x 40 = 8800 W
Daya output motor = 8800 980
= 7820 W 7,82 kW
7820
Effesiensi motor = x100% 88,86%
8800
3. Sebuah motor shunt 250 V, pada beban nol mengambil arus 8 A dengan putaran
1000 r/m. tahanan jangkar 0,2 ohm dan tahanan lilitan medan shunt 250 ohm.
Berapakan kecepatan putaran motor bila dibebani 50 A? Fluksi dianggap tetap
n Eb 0
Penyelesaian : Persamaan yang digunakan : x
n0 Eb0

Karena fluksi dianggap konstan, maka 0 = dan


n Eb

n0 Eb0

Ish = U/Rsh = 250/250 = 1 A

Ia = I Ish = 50 1 = 49 A
Eb0 = U Ia.Ra
= 250 (8-1).0,2
= 250 1,4 = 248,6 V
Eb = U Ia.Ra
= 250 49 x 0,2
= 250 9,8 = 240,2 V

32
n Eb n0 .Eb
- n = ;
n0 Eb0 Eb0

1.13. Karakteristik Motor Listrik Arus Searah (DC)


Pada motor listrik arus searah dikenal 3 macam karakteristik yaitu :
a. Karakteristik Ta = f (Ia) untuk V = tetap
b. Karakteristik n = f (Ia) untuk V = tetap
c. Karakteristik n = F(Ta) untuk V = tetap
Untuk membahas tentang Karakteristik Ta f (Ia),perlu dijelaskan terlebih
dahulu tentang torsi yang ditimbulkan oleh motor listrik arus searah
1. Torsi
Yang dimaksud torsi adalah putaran atau pemuntiran dari suatu gaya terhadap
suatu poros. Untuk menentukan besarnya torsi pada nomor dapat dihitung dengan
rumus
Berdasarkan gambar disamping torsi (T) adalah :
Torsi (T) = F x r Newton meter (N-m)
Usaha dalam satu putaran = gaya x jarak
Usaha = F x 2 r
Misalnya poros berputar n putaran perdetik maka :
Usaha perdetik = F x 2 r n joule/detik
= F x (2n) joule/detik
= T x joule/detik
Atau Daya = T x watt
Untuk n = jumlah putaran per menit
2n

60
Dapat juga dituliskan bahwa.
P
T nm
2n / 60
P
T 0,159 N m
n / 60

33
1 P
T 0,159 . Kgm
9,81 n / 60

Berdasarkan rumus diatas


Pa
Ta N m
2n / 60
Ea.La
Ta N m
2n / 60
2 p / A.n / 60 .Z .Ia
Ta
2n / 60
Ta c. .Ia

Z 2p
c N m
2 A
Dimana : F Gaya (Newton)
T : Torsi (Newton meter)
R : Jari-jari (meter)
a. Karakteristik motor penguat terpisah
Karakteristik-karakteristik motor penguat terpisah mempuani persamaan dengan
karakteristik karakteristik pada motor shunt. Oleh karena itu tinjauan pada motor ini
dapat dilihat pada motor shunt.
Motor dengan penguat terpisah inihanya dipakai dalam hal-hal yang istimewa,
terutama pada tegangan jala-jala yang tinggi dan sebagai motor-motor angkat
dipertimbangan
b. Karakteristik motor shunt.
1) Karakteristik Ta = f (la)
Sesuai dengan persamaan-persamaan pada motor shunt, maka akan didapat
bahwa karateristik Ta = f (la)
Karena ada kerugian daya. Ta tidak dimulai dari titik 0, tetapi dimulai dari titik
A
OA = arus beban kosong yaitu arus jangkar yang diperlukan untuk
membangkitkan momen yaitu untuk jangkar.

34
Gambar 1.22 Karakteristik motor shunt
2) Karakteristik n = f (Ia)
Berdasarkan gambar disamping dapat dijelaskan bahwa dengan memperbesar

V Ia.Ra
arus jangkar Ia, sesuai persamaan : n maka putaran akan turun.
c

Gambar 1.23 Karakteristik motor shunt


3) Karakteristik n = f(Ta)
Karena Ta = c . . Ia, dimana Ta sebanding dengan Ia maka karakteristik n
= f(Ta) = karakteristik n = f (Ia)
c. Motor Seri
1) Karakteristik Ta = f (Ia)
Sesuai dengan persamaan arus : Is = Ia = I
Jika beban naik, maka I, Ia dan Is naik, sehingga fluks magnet juga naik
sebelum kutub jenuh, fluks magnet () sebanding dengan Is.
Berdasarkan : Ta = c Ia. Dimana sebelum jenuh sebanding Ia maka
persamaan di atas dapat ditulis Ta = c. Ia2
Secara matematika, sebelum mencapai titik jenih, grafik Ta = f(Ia) merupakan
parabola (fungsi kuadrant)

35
Setelah mencapai titik jenuh, Ta = f (Ia) akan lenier seperti pada gambar 5.20

Gambar 5.24 motor seri


2) Karakteristik n = f (Ia)
VIa.Ra
Rumus : n c.

Jika motor seri dihubungkan dengan sumber tanpa dibebani maka Js = kecil,
sehingga fluks magnet juga kecil. La x Ra juga kecil, maka n = tinggi sekali
oleh karena itu untuk menekan motor seri, dalam praktek tidak diperkenankan
terhubungan dengan dengan sumber dalam kondisi motor tanpa beban.
Jika beban naik dan fluks magnet naik pula, maka n motor akan turun cepat
sekali, hal ini jika kutub magnet belum mencapai kejenuhan
Setelah kutub magnet mencapai kejenuhan maka putaran motor seri relative
tetap atau jika mengalami penurunan. Biasanya relative kecil.

Gambar 5.21
3) Karakteristik n = f(Ta)
Karena Ta sebanding dengan la, maka karakteristik n = f (Ta) =
Karakteristik n = f (la)

36
d. Karakteristikmotor kompon

Gambar 5.25.
Latihan 3
1. GAmbarkan Karakteristik Ta = f (Ia) dan n = f(Ia) pada motor shunt
2. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari gambar yang anda buat
3. Jelaskan perbedaan Karakteristik motor shunt dengan motor seri
4. Mengapa pada motor seri tidak diperkenankan untuk dioperasikan tanpa beban
atau beban kosong?
5. Mengapa Karakteristik n = f (Ta) = Karakteristik n = (Ia) pada motor seri
1.14. Perbaikan Motor Listrik Arus Searah (DC)
Gangguan pada motor listrik arus serah lebih mudah diatasi atau diketahui
penyebabkanya dari pada generator arus searah. Pemeliharaan dan perbaikan motor-
motor listrik arus serah dengan maksud agar pada waktu bekerja tidak mengalami
gangguan, hal
ini tidak terlepas dari pemeliharaan dan perbaikan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Untuk mempermudah mengidentifikasi dalam perbaikan gejala-gejala dan

37
kemungkinan gangguan yang terjadi pada nomor listrik arus serah dapat dilihat pada
table analisis data kerusakan pada motor arus searah.

1.14.1. Analisa Data Kerusakan Pada Motor Listrik Arus Searah


Kemungkinan
Gejala-gejala Cara mengatasi/memperbaiki
gangguan
Motor tidak mau Tidak ada tegangan Dengan lampu pijar yang mempunyai
berputar tegangan sesuai dengan motor.
Periksa listrik sebelum masuk
pengaman lebur danperiksa tegangan
listrik sesudah masuk pengaman
lebur
Periksa ada pengaman lebur yang
putus atau tidak , dan periksa ada
Tahaman mula gerak salauran yang putus atau tidak
ada yang putus Kalau motor ini dilengkapi dengan
tahanan mula gerak, maka arus akan
terputus dimana ada kawat tahanan
mula gerak yang putus.
Kemungkinan
Gejala-gejala Cara mengatasi/memperbaiki
gangguan
Maka memperbaiki dulu tahanan
yang rusak
Kontak geser ada Periksa dulu kontak-kontak pada
tahanan mula gerak tahanan mula gerak itu. Kalaui
kotor atau aus ternyata kotor atau aus perbaikilah
dulu pada kontak-kontak tiu.
Pergunakan dengan AVO meter pada
skala Ohm

Timbul bungan Kedudukan sikat Kendorkan baut pengikat jembatan


api tidak tepat sikat, kemudian jembatan sikat itu

38
digeser kearah berlawanan dari pada
arah putaran motor jangkar.
Sikat dudukan Gosok dengan kertas permukaan
terhadap komutator sikat yang melekat pada komutator,
dan tampat sikat sampai duduk dengan baik terhadap
kurang baik. komutator. Gosok permukaan
komutator dengan kertas gosok
sampai bersih
Perbaiki tekanan pegas yang
menekan sikat sedemikian rupa
hingga sikat dpat menekan komutator
dengan serasi.
Gosok ke empat sisi sikat pada rumah
sikat sedikit longgar.
Belitan jangkar ada Cari dulu belitan jangkar dengan mili
kawat yang putus Volt meter dan sumber listrik dari
atau hubungan yang luar.
kurang baik terhadap Perbaikan dapat mengganti belitan itu
lemel. atau memperbaiki hubungan yang
kurang baik
Mika isolasi lamel Potongan mika isolasi lamel yang
yang menonjol tersembul dengan gergaji besi sekitar
keluar. (0,5 1) mm. Lamel yang terkena
gergaji dilicinkan dengan kertas
gosok
Komutator kurang Perbaiki jangkar initerpaksa
bulat. dikeluarkan komutator dapat
dibulatkan kembali pada bangku
bubut.
Kemungkinan
Gejala-gejala Cara mengatasi/memperbaiki
gangguan
Putaran terlalu Pada rangkaian Kawat belitan kutub putus dan cari

39
tinggi kutubnya terputus belitan mana yang putus dengan AVO
meter atau voltmeter dan sumber
listrik dari luar. Kemudian lepaskan
kumparan itu dari intinya dan
sambungkan kembali kawat belitan
kutub yang putus
Pengaman Beban mekanis Lepaskan semua beban mekanis dan
lembur sering terlalu besar motor dijalankan tanpa beban sambil
putus waktu dilihat arusnya. Kalau arusnya
mula normal maka beban mekanis adalah
menjalankan suatu penyebab
Bantalan poros motor Kalau ternyata poros terhadap
listrik sudah aus. bantalan motor kocak, maka memang
bantalan poros harus diganti dengan
yang baru.
1.14.2. Melilit ulang Motor
Yang dimaksud melilit ulang motor listrik atus searah adalah bukan merencanakan
belitan motor, tetapi mengembalikan sesuai dengan belitan motor semula dalam arti
uluran kawat, langkah belitan dan bahan yang digunakan.
Langkah-langkah untuk memperbaiki atau mengembalikan belitan motor yang rusak
adalah :
a. Mengambil data
b. Membongkar lilitan
c. Mengisolasi alur
d. Melilit kembali
e. Menguji lilitan
f. Mengambil data

40
a. Mengambil data
Data-data yang diperlukan dicatat adalah :
Data dari plat nama
Jumlah kutub, alur dan komutator
Langkah kumparan/gambar bentangan
Diketahui sebuah motor universal mempunyai data-data sebagai berikut :
Jumlah kutub 4, jumlah 8, jumlah komutator 8 danjumlah lapis tiap sisi kumparan
adalah 1 ( U = 1). Untuk menentukan langkah alur dapat dihitung berdasarkan
banyaknya alur yang dilalui kumparan. Jika langkah alur dinyatakan dengan banyak
alur (slot) yang dilalui kumparan diberi symbol Yg.
Langkah kumparan itu kurang atau sama dengan jarak kutub dehingga data
dituliskan rumus :
G
Yg
P
Di mana Yg : LAngkah alur yang dinyatakan dengan banyak alur
G : Jumlah alur
P : Jumlah kutub
Rumus ini berlaku baik untuk motor arus searah maupun motor arus bolak-
balik, jarak antara dua sisi kumparan harus sama atau kurang sedikit dengan jarak
antara kutub U dan kutub S. Dalam lilitan jangkar dikenal ada beberapa bentuk lilitan
yaitu :
- Lilitan gelung tunggal-
- Lilitan gelung majemuk
- Lilitan gelombang tunggal
- Lilitan gelombang mejemuk
Pada lilitan motor banyaknya cabang parallel dapat ditentukan dengan rumus
a = mp
dimana a = jumlah cabang paralel
motor = jumlah ganda
belitan motor jenis tunggal, motor = I dan lilitan jenis majemuk, motor = jumlah
menjemuknya

41
langkah komutator dinyatakan dengan simbol Yc, dimana besarnya dapat dihitung.
Untuk jenis lilitan gelung tunggal, Yc = 1, dan untuk jenis lilitan majemuk adalah :
K 1
Yc , dimana Yc : langkah komutator
P/2
Untuk menetukan daftar lilitan sebuah motor universal tersebut di atas yang
mempunyai jumlah kutub 4, jumlah alur 8 dan jumlah komutator 8, maka dapat
dihitung jumlah cabang parallel, yaitu
a = 1. 2
=2
G 16
Langkah alur Yg 4, artinya langkah lilitan tersebut dapat kurang atau sama
P 4
dengan 4, dank arena langkah lilitan ini diperpendek satu alur, sehingga akan didapat
Yg = 3
Y1 = 2.U.Yg + 1
Y2 = 2 Yc Y1
Dimana Y1 : langkah komutator maju
Y2 : langkah komutator mundur
U : jumlah lapis tiap sisi kumparan
Sesuia dengan data motor tersebut di tas besarnya Y1 adalah

Y1 = 2.U.Yg - + 1
= 2. 1. 3+ 1
=7
Y2 = 2.U.Yc Y1
= 2.1.1 7
=-5

42
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuat lilitan sebagai berikut :
Komutator Sisi kumparan Komutator
A 18 B
B 3 10 C
C 5 12 D
D 7 14 E
E 9 16 F
F 11 2 G
G 13 4 H
H 15 6 A

Berdasarkan data lilitan tersebut dapat dibuatkan suatu bentangan lilitanya adalag
sebagai berikut :

Gambar 5.26. Gambar bentangan


b. Membongkar lilitan
untuk melkukan pembongkaran belitan maka terlibih dahulu harus dipisahkan
antara jangkar (rotor) dengan statornya. Langkah berikutnya membongkar belitan rotor
yang rusaj dengan cara digergaji ujung lilitan setelah hubungan dengan komutator
dilas. Selama pembongkaran berlangsung, jumlah lilitan harus dihitung dan dicatat
pada lembar kerja. Ukuran kawat dan isolasi yang digunakan juga harus dicatat.
KAlau lilitan adalah dibongkar semua, isolasi yang ada dalam alur harus
dikeluarkan dan dibersihkan, sehingga alur bersih isolasi yang lama.
c. Mengisolasi alur
Setelah langkah di atas selesai, kemudian dibuatkan isolasi alur seperti gambar
berikut :

43
Gambar 5.24. Pembuatan dan pemasangan isolasi pada alur.
d. Mililit Kembali
Dalam melilit ulang motor arus searah pada belitan rotor dikerjakan dengan
tangan yaitu dengan memasukan kawat alur sesuai daftar lilitan dan gambar bentangan
di atas
Agar lebih jelas dapat dilihat pada gamabr 5.25 berikut :

Gambar 5.25. Cara melilit kembali rotor motor


Setelah belitan rotor selesai dililit semua,langkah berikutnya adalah
memberikan pasak pada alur-alur. Dan dilanjutkan dengan menghubungakan ujung-
ujung belitan [ada komutator (lemel). Untuk menghubungkan belitan pada lamel
dalam menyambungnya dilakukan dengan cara mensolder pada komutator atau lemel.
Seperti ditunjukkan pada gambar 5.26.

44
Gambar 5.26. Cara mensolder ujung-ujung belitan pada komutator
Setelah belitan rotor dililit ulang, maka perlu diuji dililit yang baru tersebut. Pengujian
yang dilkukan adalah hubung singkat dengan badan. Suatu lilitan dikatakan hubung
tanah bila lilitan tersebut terjasi hubungan dengan badan motor. Karena beban
dihubungkan dengan tanah sebagai pengaman motor agar tidak mengakibatkan orang
yang memegang motor terkena aliran listrik. HUbungan tanah tersebut disebabkan
oleh beberapa keadaan, antara lain :
1) Waktu melilit ada kawat yang tergores dan menyentuh alur, bahan rusak waktu
melilit dan pemasangan isolasi kurang tepat.
2) Waktu menutup badan motor ada sebagain kawat yang terjepit ataupun tergores
oleh tutup terebut, sehingga membuat hubungan dengan badan motor.
Untuk mengetahui bahwa cara menggunakan Ohmmeter disambung dengan
lilitan da badan. Bila Ohmmeter menunjuk angka nol,berarti ada hubungan anatara
lilitan dengan badan dan sebaliknya bila tidak bergerak menuju tak terhingga berarti
tidak ada hubungan lillitan dengan badan.
Latihan 4
1. Sebuah motor arus searah bila dijalankan atau dioperasikan puratannya terlalu
tinggi Tentukan kemungkinan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
2. Sebuah motor arus searah pada lilitan rotornya rusak karena terbakar. Motor
tersebut mempunyai data-data sebagai berikut jumlah alur 12, komutator 12,
jumlah kutub 2 jenis lillitan gelung tunggal, jumlah lapis tiap kumparan adalah 1
dan langkah alur diperpendek satu alur. Tentukan daftar lilitan dan gambar
bentangannya.

45
46

Anda mungkin juga menyukai