Anda di halaman 1dari 66

JAKARTA, 2008

http://ceria.bkkbn.go.id (website)
ceria@bkkbn.goi.id (email)
PANDUAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI
DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
(PIK-KRR)

EDISI: II, TAHUN 2008

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL


DIREKTORAT REMAJA DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK REPRODUKSI
Jakarta, 2008
PANDUAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI
DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
(PIK-KRR)

TIM PENYUSUN:

Drs. M. Masri Muadz, M.Sc.


Ir. Siti Fathonah, MPH
Dr. Syarbaini
Drs. Syaefuddin, MBA
Drs. E. Agus Sapri, MM
Dra. Budiarti Utomo
Witri Windrawati, SE
Masnuryati, SE
Dr. Umi Salamah
Alifah Nuranti, S.Psi

Editor :
Drs. M. Masri Muadz, M.Sc
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
Buku Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Edisi II dapat diterbitkan dengan berbagai
penyempurnaan. Buku Panduan ini merupakan acuan bagi para Pengelola
Program KB, khususnya Pengelola Program Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR) dalam membentuk, mengembangkan dan membina PIK-KRR di
berbagai tingkatan.

Dalam Buku Panduan ini secara spesifik diuraikan tentang latar belakang,
tujuan dan sasaran Buku Pedoman ini, strategi pengembangan dan
pengelolaan, yaitu terbagi dalam pengelolaan PIK-KRR tahap tumbuh, tahap
Tegak dan tahap Tegar, pokok-pokok kegiatan PIK-KRR, Cara-cara
membangun PIK-KRR yang ramah remaja, teknik melakukan advokasi dalam
pembentukan dan pengembangan PIK-KRR, kegiatan penunjang serta aspek
pencatatan dan pelaporan.

Buku Panduan ini merupakan penyesuaian dan penyempurnaan dari Buku


Pedoman PIK-KRR yang telah diterbitkan pada edisi sebelumnya. Mengingat
Panduan ini bersifat umum, maka pelaksanaan di lapangan masih
memerlukan penjabaran lebih teknis, sesuai dengan kondisi dan situasi
wilayah masing-masing.

Disadari bahwa Buku Panduan Pengelolaan PIK-KRR ini masih belum


sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan masukan bagi
penyempurnaan Buku Panduan ini, sehingga dapat disesuaikan dengan
perkembangan pengelolaan PIK-KRR dari waktu ke waktu, sesuai dengan
perkembangan kebijakan dan program yang dilaksanakan.

i
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses penyiapan materi Panduan ini.
Semoga apa yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi generasi yang
akan datang.

Jakarta, September 2008


Deputi Bidang Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi

Dr. H. Muhammad Basir Palu, SpA, MHA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 6
C. Sasaran dan Ruang Lingkup ........................................................... 6
D. Pengertian dan Batasan .................................................................... 8

BAB II
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN PIK-KRR ................................... 11
A. Arah Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR ..................... 11
B. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR .............. 11
C. Ciri-ciri Tahapan ................................................................................... 11

BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN PIK-KRR ........................................................ 19
A. Pembentukan PIK-KRR ..................................................................... 19
B. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas PIK-KRR .............. 20
C. Membangun PIK-KRR yang Ramah Remaja .............................. 34
D. Melakukan Advokasi tentang PIK-KRR ........................................ 37
E. Kegiatan Penunjang .......................................................................... 38
F. Konsultasi dan Fasilitasi ................................................................... 43

BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN ..................................................................... 45
A. Pencatatan ............................................................................................ 45
B. Pelaporan ............................................................................................... 55

iii
BAB
I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar
terdapat sekitar 64 juta atau 28,6% dari jumlah Penduduk Indonesia
sebanyak 222 juta (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025,
BPS, Bappenas, UNFPA, 2005). Disamping jumlahnya yang besar,
remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks
seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang
menonjol dikalangan remaja misalnya masalah seksualitas
(kehamilan tak diinginkan, aborsi), terinfeksi Penyakit Menular
Seksual, HIV dan AIDS, penyalahgunaan Napza dan sebagainya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah KRR
dikalangan remaja diantaranya melalui PIK-KRR. PIK-KRR adalah
Suatu wadah kegiatan program KRR yang dikelola dari, oleh dan
untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan penunjang lainnya.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa


dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat
menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa
remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa Transisi
Kehidupan Remaja. Transisi Kehidupan Remaja oleh Bank Dunia di
bagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan
yang dimaksud menurut progress report World Bank adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 1


Program KRR berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima
dari transisi kehidupan remaja dimaksud. Empat bidang kehidupan
yang lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan
oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang
sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat
maka kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal
pada empat bidang kehidupan yang lain.

Dari data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat


remaja, khususnya yang berhubungan dengan resiko TRIAD KRR
(Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya sebagian remaja
Indonesia berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat tersebut
seperti terlihat pada data berikut ini.

Seksualitas
Seks Pra Nikah
Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI, 2002-2003) didapatkan bahwa remaja
mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan
seksual pada usia 14-19 tahun (wanita 34,7%, pria 30,9%),
sedangkan usia 20-24 tahun (wanita 48,6%, pria 46,5%).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Wimpie Pangkahila
tahun 1996 terhadap 633 pelajar SLTA didapatkan bahwa
27% putra dan 18% putri mempunyai pengalaman hubungan
seks di Bali. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Situmorang tahun 2001 didapatkan 27% remaja laki-laki dan
9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah
melakukan hubungan seks.
Hasil penelitian DKT Indonesia 2005, menunjukan perilaku
seksual remaja di 4 kota yaitu Jabotabek, Bandung, Surabaya
dan Medan berdasarkan norma yang dianut, 89% remaja
tidak setuju adanya seks pra nikah, namun kenyataannya
82% remaja punya teman melakukan seks pra nikah, 66%
remaja punya teman hamil sebelum menikah, remaja

2 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


terbuka menyatakan melakukan seks pranikah di Jabotabek
51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%.
Dari data PKBI tahun 2006 didapatkan bahwa kisaran umur
pertama kali melakukan hubungan seks pada umur 13-18
tahun, 60% tidak menggunakan alokon, 85% dilakukan di
rumah sendiri.
Menurut survei Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi
Januari s/d Juni 2008 menyimpulkan 1). 97% remaja SMP
dan SMA pernah menonton film porno, 2). 93,7% remaja
SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation (meraba
alat kelamin) dan oral sex (sex melalui mulut), 3). 62,7%
remaja SMP tidak perawan 4). 21,2% remaja mengaku
pernah aborsi.
Faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan
hubungan seksual (3x lebih besar) adalah: 1). Teman sebaya
yaitu mempunyai pacar; 2). Mempunyai teman yang setuju
dengan hubungan seks pra nikah; 3). Mempunyai teman
yang mempengaruhi/mendorong untuk melakukan seks
pranikah (Analisa Lanjut SKRRI, 2003).
Aborsi
Berdasarkan data Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI,
Rakyat Merdeka, tahun 2006) didapatkan 2,5 juta perempuan
pernah melakukan aborsi per tahun, 27% dilakukan oleh remaja
(700 ribu), sebagian besar dilakukan dengan cara tidak aman,
30-35% aborsi ini adalah penyumbang kematian ibu (307/100
ribu kelahiran) dan tercatat bahwa Mother Mortality Rate (MMR)
di Indonesia adalah 10 kali lebih besar dari Singapura.

Narkoba
Berdasarkan data BNN 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari
jumlah penduduk Indonesia (3.2 juta jiwa) adalah pengguna
narkoba. Dari jumlah tersebut 78% diantaranya adalah remaja
usia 20-29 tahun.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 3


HIV dan AIDS (Depkes, 2007)
Secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September
2007 sebesar 10.384 kasus. Berdasarkan cara penularannya
secara kumulatif yang dilaporkan melalui IDU 49,5%,
Heteroseksual 42,0% dan Homoseksual 4%. Menurut golongan
umur tertinggi adalah usia 20-29 tahun 53,8%; usia 30-39 tahun
27,9%, usia 15-19 tahun 2,5%. Persentase kasus AIDS antara
laki-laki dan perempuan adalah 80%:19%.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah remaja


Indonesia adalah: 1). 60% remaja mengaku telah mempraktekkan
seks sebelum nikah; 2). 70% dari pengguna Narkoba adalah
remaja; 3). 50% dari pengidap AIDS adalah kelompok umur
remaja. Jadi sejumlah itulah remaja Indonesia yang terganggu
kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasuki dunia kerja,
memulai keluarga dan menjadi anggota masyarakat secara baik.
Dan sejumlah itu pula remaja yang tidak siap untuk melanjutkan
tugas dan peran sebagai generasi penerus bangsa.

Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq.


BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program KRR
yang di arahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka
Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia
pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko
TRIAD (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza), bercita-cita
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi
contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Upaya untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program KRR
sesuai dengan konsep Tegar Remaja tersebut akan diupayakan
melalui strategi Tegar Remaja.

Strategi Tegar Remaja merujuk pada lessons learned dari evaluasi


program ARH tahun 1990-2000, School of Public Health, University
of Michigan, USA, 2005 dan evaluasi program ARH di Asia, Afrika
dan Amerika Latin (World Bank Report, 2007). Strategi Tegar

4 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Remaja adalah program KRR yang dilaksanakan melalui
pengembangan faktor-faktor pendukung (promotive factors)
program KRR dan remaja, dalam konteks dan situasi faktor resiko
TRIAD KRR. Program KRR apabila tidak dilaksanakan dengan
pengembangan faktor pendukung tersebut akan mengakibatkan
meningkatnya jumlah remaja yang bermasalah (Remaja
Bermasalah). Sebaliknya apabila program KRR didukung oleh
ketiga faktor pendukung, yaitu (1) peningkatan assets/capabilities
remaja, yaitu segala sesuatu yang positif yang terdapat pada diri
remaja (pengetahuan, sikap, perilaku, hobi, minat dan sebagainya),
(2) pengembangan resources/opportunities, yaitu jaringan dan
dukungan yang dapat diberikan kepada remaja dan program KRR
oleh semua stakeholders terkait (orang tua, teman, sekolah, organisasi
remaja, Pemerintah, media massa, dan sebagainya), (3) Pemberian
pelayanan kedua/second chance kepada remaja yang telah menjadi
korban triad KRR, agar bisa sembuh dan kembali hidup normal.
Program KRR dengan peningkatan dan pengembangan ke 3 hal
tersebut akan menghasilkan Tegar remaja (TR).

Salah satu kegiatan program KRR yang mengembangkan ketiga


strategi diatas adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan wadah
PIK-KRR.

Keberadaan dan peranan PIK-KRR di lingkungan remaja sangat


penting artinya dalam membantu remaja untuk mendapatkan
informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang
KRR. Akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR masih
relatif rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan
pengembangan dan pengelolaan PIK-KRR dalam rangka
meningkatkan akses dan kualitas tersebut. Untuk peningkatan
pengembangan, pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR diperlukan
buku panduan yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terkait
dengan pengelolaan, pengembangan dan pelayanan PIK-KRR.

Panduan Pengelolaan PIK-KRR ini sudah diterjemahkan kedalam


Panduan berbentuk Video. Diharapkan Panduan Pengelolaan PIK-

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 5


KRR yang dalam bentuk cetak dan Video ini dapat memberikan
kemudahan bagi semua pembina dan pengelola PIK-KRR dalam
memahami dan menggunakannya di lapangan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Buku Panduan ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas
pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR dalam rangka peningkatan
pencapaian tujuan PIK-KRR. Sedangkan tujuan dari PIK-KRR itu
sendiri adalah untuk memberikan informasi KRR, keterampilan
kecakapan hidup (life skills), pelayanan konseling dan rujukan KRR
serta untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas
dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar
Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina
dan Pengelola PIK-KRR tentang pengertian dan batasan yang
berkaitan dengan PIK-KRR.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina
dan Pengelola PIK-KRR, tentang tujuan, sasaran dan ruang
lingkup PIK-KRR.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina
dan Pengelola PIK-KRR tentang strategi pembentukan,
pembinaan dan pengembangan PIK-KRR.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina
dan Pengelola PIK-KRR, tentang pokok-pokok kegiatan dan
mekanisme pengelolaan PIK-KRR.
e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina
dan Pengelola PIK-KRR tentang monitoring, evaluasi dan
pelaporan PIK-KRR.

6 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


C. SASARAN DAN RUANG LINGKUP
1. Sasaran (Audience)
Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan,
pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK-KRR, sebagai
berikut:

a. Pembina
Pembina PIK-KRR adalah seseorang yang mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja,
memberi dukungan dan aktif membina PIK-KRR, baik yang
berasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau organisasi pemuda/remaja lainnya, seperti :
1) Kepala Desa/Lurah
2) Camat
3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga
Berencana (SKPDKB)
4) Bupati/Walikota
5) Kepala BKKBN Propinsi
6) PLKB/PKB
7) Guru
8) Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama
9) Bidan
10) Pengelola KB Kecamatan
11) Rektor/Kepala Sekolah/Pimpinan Pondok Pesantren
12) Pimpinan lembaga/institusi lain yang terkait (Pramuka,
Organisasi keagamaan, dan lain lain).
13) Dan lain-lain.
b. Pengelola PIK-KRR
Pengelola PIK-KRR adalah pemuda/remaja yang punya
komitmen dan mengelola langsung PIK-KRR serta telah
mengikuti pelatihan dengan mempergunakan Modul dan

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 7


Kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN.
Pengelola PIK-KRR terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan kegiatan, Pendidik Sebaya dan
Konselor Sebaya.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PIK-KRR meliputi aspek-aspek kegiatan
pemberian informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (life
skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan
dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai
dengan ciri dan minat remaja.

PIK-KRR tidak mengikuti tingkatan wilayah administrasi seperti


tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten/Kota atau
Provinsi. PIK-KRR dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan
tempat dan institusi pembinanya seperti PIK-KRR sekolah, PIK-
KRR pesantren, PIK-KRR perguruan tinggi, PIK-KRR Fatayat NU
atau PIK-KRR Aisyiah, dan lain-lain.

D. PENGERTIAN DAN BATASAN


1. Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
(PIK-KRR) adalah suatu wadah kegiatan program KRR yang
dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
PIK-KRR adalah nama generik. Untuk menampung kebutuhan
program KRR dan menarik minat remaja datang ke PIK-KRR,
nama generik ini dapat dikembangkan dengan nama-nama yang
sesuai dengan kebutuhan program dan selera remaja setempat.
2. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses)
yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional
dan spiritual.
3. TRIAD KRR adalah tiga risiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu risiko-
risiko yang berkaitan dengan Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS.

8 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


4. Risiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksual remaja yang
berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), aborsi dan resiko perilaku seks
sebelum nikah.
5. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus,
yaitu virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
6. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yaitu kumpulan dari berbagai gejala penyakit akibat
turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV.
7. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan
kedalam tubuh manusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup
(melalui hidung) atau disuntik yang menimbulkan efek tertentu
terhadap fisik, mental dan ketergantungan.
8. Program KRR adalah suatu program untuk memfasilitasi
terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang menunda usia
pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD
(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS) bercita-cita mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model,
idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
9. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 1019 tahun
(WHO); Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun
(UNFPA); Orang Muda (Young people) adalah penduduk usia
1024 tahun (UNFPA dan WHO); Generasi Muda (Young
Generation) adalah penduduk usia 12-24 tahun (World Bank).
Remaja sebagai sasaran program KRR adalah penduduk usia
10-24 tahun yang belum menikah.
10. Pendidik Sebaya KRR adalah remaja yang punya komitmen
dan motivasi yang tinggi sebagai nara sumber bagi kelompok
remaja sebayanya dan telah mengikuti pelatihan Pendidik
Sebaya KRR dengan mempergunakan Modul dan Kurikulum
standard yang telah disusun oleh BKKBN.
11. Konselor Sebaya KRR adalah Pendidik Sebaya yang punya
komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan
konseling KRR bagi kelompok remaja sebayanya yang telah

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 9


mengikuti pelatihan konseling KRR dengan mempergunakan
Modul dan Kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN.
12. Pengelola PIK-KRR adalah pemuda/remaja yang punya
komitmen dan mengelola langsung PIK-KRR serta telah
mengikuti pelatihan dengan mempergunakan Modul dan
Kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN. Pengelola
PIK-KRR terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program
dan kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
13. Pembina PIK-KRR adalah seseorang yang mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja,
memberi dukungan dan aktif membina PIK-KRR, baik yang
berasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
atau organisasi pemuda/remaja lainnya.
14. Pendidikan KRR adalah suatu proses penyampaian informasi
atau pendidikan KRR yang dilakukan oleh Pendidik Sebaya
untuk membantu remaja sebayanya dalam memahami tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja.
15. Konseling KRR adalah suatu proses konsultasi dimana seorang
Konselor Sebaya membantu remaja sebayanya untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
Kesehatan Reproduksi Remaja.
16. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia
pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari risiko Seksualitas,
Napza, HIV dan AIDS, bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model, idola dan
sumber informasi bagi teman sebayanya.
17. Kecakapan Hidup (Life Skills) menurut Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan
non formal yang memberikan keterampilan non formal, sosial,
intelektual/akademis, dan vokasional untuk bekerja secara
mandiri. Life Skills yang diberikan dalam program KRR lebih
ditekankan pada Life Skills yang berkaitan dengan kehidupan
sosial dan intelektual remaja.

10 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


BAB
PENGEMBANGAN DAN
II PENGELOLAAN PIK-KRR

A. Arah Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR


Agar peningkatan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan
PIK-KRR bisa tercapai, maka pengembangan dan pengelolaan PIK-
KRR diarahkan sebagai berikut :
1. Menjadikan PIK-KRR yang dikembangkan dan dikelola dari, oleh
dan untuk remaja.
2. Menjadikan PIK-KRR sebagai sumber informasi KRR yang
memperjelas pengetahuan, dan keterampilan remaja tentang
KRR yang diperoleh dari berbagai sumber dan saluran informasi.
3. Menjadikan seluruh kegiatan PIK-KRR yang ramah remaja
(adolescents friendly).
4. Menjadikan PIK-KRR sebagai wadah untuk mengintegrasikan
upaya peningkatan assets dan pengembangan resources.

B. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR


Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan dan pengelolaan
PIK-KRR di atas, maka PIK-KRR dikembangkan melalui 3 (tiga)
tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK, dan TEGAR. Masing-
masing tahapan proses pengembangan dan pengelolaan tersebut
didasarkan pada 1) Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan; 2)
Ciri kegiatan yang dilakukan; dan 3) Dukungan dan Jaringan
(resources) yang dimiliki.

C. Ciri-ciri Tahapan
1. PIK-KRR tahap TUMBUH
a. Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Kawin

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 11


2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaan usia
kawin
3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi
b. Kegiatan yang dilakukan :
1) Kegiatan dilakukan di tempat PIK-KRR
2) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam lokasi
PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan
kelompok
3) Menggunakan media cetak
4) Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
formulir dalam panduan PIK-KRR
c. Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
1) Ruang khusus
2) Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90 cm,
dan dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh
khalayak.
3) Struktur pengurus paling tidak memiliki : Pembina,
Ketua, Penanggung Jawab Administrasi, Penanggung
program/kegiatan didalamnya terdapat PS dan KS
4) Dua orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
5) Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
2. PIK KRR tahap TEGAK
a. Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan pendewasaan usia kawin
2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia
Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan hidup (life skills)
5) Keterampilan advokasi
b. Kegiatan yang dilakukan :
1) Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR

12 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


2) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam lokasi
PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan
kelompok
3) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-
KRR antara lain:
a). Sosialisasi dan Dialog Interaktif KRR melalui radio/
TV
b). Press Gathering
c). Pemberian Informasi KRR oleh Pendidik Sebaya
kepada remaja seperti di pasar, jalanan, sekolah,
Masjid, Gereja, Vihara dan Banjar, dan lain-lain.
d). Seminar KRR
e). Road show KRR ke sekolah,Masjid,Gereja,Vihara
dan Banjar, dan lain-lain.
f). Promosi PIK- KRR melalui TV, Radio, Majalah, Surat
Kabar
g). Pemberian informasi KRR dalam momentum
strategis (Pentas seni, Hari-hari besar Nasional dan
Daerah, Hari Keluarga Nasional, Hari Remaja, Hari
Anti Narkoba, Hari AIDS, Kemah Bhakti Pramuka,
dan Gerakan penghijauan).
h). Diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga,
i). Sosialisasi KRR bagi calon pengantin
j). Penyampaian informasi KRR melalui Mobil Unit
Penerangan (Mupen)
Untuk melakukan kegiatan di luar PIK-KRR diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) mempelajari materi yang akan disampaikan
b) mempersiapkan alat bantu atau sarana yang
diperlukan
c) mengetahui karakteristik sasaran
d) melakukan koordinasi dengan penyelenggara
kegiatan

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 13


4) Melakukan konseling KRR melalui sms, telepon, tatap
muka, dan surat menyurat
5) Menggunakan media cetak dan elektronik
6) Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
formulir Panduan Pengelolaan PIK-KRR.
7) Melakukan advokasi dan promosi PIK-KRR untuk
mengembangkan jaringan pelayanan
8) Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik
minat remaja untuk datang ke PIK-KRR, antara lain :
a). Pendampingan kepada remaja penyalahguna napza,
hamil di luar nikah, dan HIV positif
b). Bedah film
c). Pelatihan penyiapan karir, contoh: membuat
lamaran pekerjaan, kursus bahasa Inggris, browsing
internet, dan lain-lain.
d). Lintas alam/Out Bound
e). Bimbingan belajar siswa SLTP/SMU
f). Pendataan remaja yang mengalami risiko TRIAD
( Kehamilan tidak diinginkan, penyalahguna
Napza dan HIV Positif).
g). Studi banding
h). Kegiatan ekonomi produktif (peternakan, pertanian,
menjahit, warung gaul dan sembako, rental
komputer, pemberian les/privat kepada remaja
setempat, pembuatan pin, salon dll.)
i). Kegiatan olah raga (jalan santai, gerak jalan, voli,
basket, senam) dan kesenian (musik, drama, paduan
suara, teater)
j). Presentasi pengalaman kegiatan KRR pada PIK-KRR
yang baru dibentuk
k). Aneka Lomba (pidato, drum band, band, lukis,
karaoke, karikatur, seni islami, cerdas cermat, bedah
kasus)

14 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


l). Kajian Islam versi pemuda
m). Pemberian penghargaan kepada Pendidik Sebaya
dan Konselor Sebaya
n). Jambore PIK-KRR
o). Pelayanan pemeriksaan gigi atau konsultasi
kecantikan
p). Integrasi kegiatan PIK-KRR dengan pertemuan rutin
pramuka.
q). Integrasi kegiatan PIK KRR dengan pelayanan dasar
kesehatan
c. Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
1) Ruang sekretariat dan ruang pertemuan
2) Struktur pengurus paling tidak terdiri dari memiliki:
Pembina, Ketua, Penanggung Jawab administrasi,
Penanggung Jawab program/kegiatan didalamnya
terdapat PS dan KS
3) Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90 cm
dan dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh
khalayak
4) Empat orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
5) Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
6) Dua orang Konselor Sebaya yang dapat diakses
7) Jaringan mitra kerja dengan pelayanan medis dan non
medis
3. PIK KRR Tahap TEGAR
a. Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan pendewasaan usia kawin
2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaan
usia kawin
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan hidup (life skills)
5) Keterampilan advokasi

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 15


b. Kegiatan yang dilakukan :
1) Kegiatan dilakukan di dalam dan diluar PIK-KRR
2) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam
lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan
individu dan kelompok
3) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-
KRR antara lain:
a) Sosialisasi dan Dialog Interaktif KRR melalui
radio/TV
b) Press Gathering
c) Pemberian informasi KRR oleh Pendidik Sebaya
kepada remaja seperti di pasar, jalanan, sekolah,
masjid, gereja, Vihara dan Banjar, dan lain-lain.
d) Seminar KRR
e) Road show KRR ke sekolah, Masjid, Gereja,
Vihara dan Banjar dan lain-lain.
f) Promosi PIK- KRR melalui TV, Radio, Majalah,
Surat Kabar
g) Pemberian informasi KRR dalam momentum
strategis (Pentas seni, Hari-hari besar Nasional
dan Daerah, Hari Keluarga Nasional, Hari
Remaja, Hari Anti Narkoba, Hari AIDS, Kemah
Bhakti Pramuka, dan Gerakan penghijauan).
h) Diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga,
i) Sosialisasi KRR bagi calon pengantin
j) Pemberian informasi KRR melalui Mobil Unit
Penerangan (Mupen)
Untuk melakukan kegiatan di luar PIK-KRR
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. mengetahui karakteristik sasaran
b. mempelajari materi yang akan disampaikan
c. mempersiapkan alat bantu atau sarana yang
diperlukan
d. melakukan koordinasi dengan penyelenggara
kegiatan

16 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


4) Menggunakan media cetak dan elektronik
5) Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
panduan Pengelolaan PIK-KRR.
6) Melakukan advokasi dan promosi PIK-KRR untuk
mengembangkan jaringan pelayanan
7) Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat
remaja untuk datang ke PIK-KRR, seperti antara lain :
a) Pendampingan kepada remaja penyalahguna
napza, hamil diluar nikah, dan HIV positif
b) Bedah film
c) Pelatihan penyiapan karir, contoh: membuat
lamaran pekerjaan, kursus bahasa Inggris,
browsing internet, dan lain-lain.
d) Lintas alam dan Out Bound
e) Bimbingan belajar siswa SLTP/SMU
f) Pendataan remaja yang mengalami risiko TRIAD
( Kehamilan tidak diinginkan, penyalahguna
Napza dan HIV Positif).
g) Studi banding
h) Kegiatan ekonomi produktif (peternakan, pertanian,
menjahit, warung gaul dan sembako, rental
komputer, pemberian les/privat kepada remaja
setempat, pembuatan pin, salon, dan lain-lain).
i) Kegiatan olah raga (jalan santai, gerak jalan, bola
voli, basket, senam) dan kesenian (musik, drama,
paduan suara, teater)
j) Presentasi pengalaman kegiatan KRR pada PIK-
KRR yang baru dibentuk
k) Aneka Lomba (pidato, drum band, band, lukis,
karaoke, karikatur, seni islami, cerdas cermat,
bedah kasus)
l) Kajian Islam versi pemuda
m) Pemberian penghargaan kepada Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 17


n) Jambore PIK-KRR
o) Pelayanan pemeriksaan gigi atau konsultasi
kecantikan.
p). Integrasi kegiatan PIK-KRR dengan pertemuan
rutin pramuka.
8) Integrasi kegiatan PIK KRR dengan pelayanan dasar
kesehatan
9) Pengelola PIK-KRR mempunyai akses pada jaringan
internet (jaringan tidak harus di dalam PIK-KRR) atau
PIK-KRR telah memiliki jaringan internet sendiri.
c. Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
1) Ruang sekretariat dan ruang pertemuan
2) Struktur pengurus paling tidak memiliki: Pembina,
Ketua, Penanggung Jawab administrasi,
Penanggung Jawab program/kegiatan didalamnya
terdapat PS dan KS
3) Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x
90 cm dan dipasang ditempat yang mudah dilihat
oleh khalayak
4) Empat orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
5) Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
6) Jaringan mitra kerja dengan pelayanan medis dan
non medis
7) Empat orang konselor sebaya yang dapat diakses
8) Memiliki hotline/SMS konseling
9) Memiliki perpustakaan sendiri
10)Jaringan dengan :
Kelompok Remaja sebaya
Orang Tua
Guru-guru sekolah
PIK-KRR lain, dll
11) Organisasi Induk Pembina PIK-KRR

18 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


BAB
MEKANISME
III PENGELOLAAN PIK-KRR

A. Pembentukan PIK-KRR
1. Tujuan :
Pembentukan PIK-KRR di lingkungan remaja (desa, sekolah,
pesantren, tempat kerja, dan lain-lain) bertujuan untuk
memberikan informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup
(Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan KRR untuk
mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka tercapainya Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera.

2. Sasaran (Audience)
Dalam rangka pembentukan PIK-KRR, pihak-pihak terkait
(stakeholders) yang menjadi sasaran antara lain :

a. Sasaran Utama : Kelompok-kelompok remaja


b. Sasaran Pengaruh : Aktivis Remaja/Institusi Pemuda/
Pendidik Sebaya/Konselor Sebaya
c. Sasaran Penentu : Kepala Desa, Camat, Bupati/Walikota,
Rektor, Tokoh masyarakat, Tokoh
agama, Pimpinan Sekolah, Pimpinan
Pondok Pesantren, Pimpinan Instansi
/Perusahaan
3. Indikator Keberhasilan :
Terwujudnya PIK-KRR tahap TUMBUH di desa, kecamatan,
sekolah/pesantren, Perguruan Tinggi, masjid, gereja, mall,
tempat kerja dan lain lain.

4. Langkah-langkah kegiatan :
Langkah-langkah pembentukan PIK-KRR meliputi :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 19


a. Sarasehan anggota kelompok remaja dalam rangka
pembentukan PIK-KRR dan Pengelola PIK-KRR.
b. Konsultasi dan koordinasi untuk memperoleh dukungan/
persetujuan dengan Pimpinan setempat (Kepala Desa,
Camat, Bupati/Walikota, Rektor, Tokoh masyarakat, Tokoh
agama, sekolah, pesantren, Perguruan Tinggi dan tempat
kerja).
c. Menyusun program kegiatan.
d. Meresmikan pembentukkan PIK-KRR (launching).
5. Evaluasi Keberhasilan
Tahapan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembentukan PIK-KRR sudah/belum tercapai, masalah-masalah
yang dihadapi baik yang berhubungan dengan pihak-pihak
terkait (sasaran) maupun berhubungan dengan proses yang telah
dilalui. Kegiatan evaluasi ini akan lebih efektif untuk ditindak
lanjuti apabila dilakukan secara bersama-sama dengan sasaran-
sasaran yang terkait.

B. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas PIK-KRR


1. PIK-KRR Tahap TUMBUH
a. Tujuan :
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR sehingga jumlah remaja yang
mendapatkan informasi dan konseling KRR melalui PIK-KRR
meningkat. Tujuan ini diupayakan dengan strategi
memenuhi seluruh ciri PIK-KRR tahap Tumbuh.

b. Sasaran (Audience)
1) Pembina PIK-KRR
2) Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung Jawab
Administrasi, Penanggung Jawab Kegiatan, Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya).

20 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


c. Indikator Keberhasilan :
Terpenuhinya seluruh ciri PIK-KRR tahap Tumbuh sebagai
berikut:
1) Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
TRIAD KRR dan pendewasaaan usia kawin
Pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaaan
usia kawin
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi
2) Kegiatan yang dilakukan :
Kegiatan dilakukan di tempat PIK-KRR
Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam
lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan
individu dan kelompok
Menggunakan media cetak
Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
formulir dalam Panduan PIK-KRR.
3) Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
Ruang khusus
Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90
cm, dan dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh
khalayak.
Struktur pengurus paling tidak terdiri dari memiliki:
Pembina, Ketua, Penanggung Jawab Administrasi,
Penanggung program/kegiatan didalamnya terdapat
PS dan KS
Dua orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
d. Langkah-langkah Kegiatan :
1) Materi dan Isi Pesan :
a) Melengkapi materi TRIAD KRR pada PIK-KRR yang
bersangkutan.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 21


b) Mendalami pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
materi TRIAD KRR dan Hak-Hak Reproduksi bagi
remaja.
2) Ciri Kegiatan
a) Membuat jadwal rutin PIK-KRR.
b) Memberikan informasi KRR oleh Pendidik Sebaya
kepada remaja setempat secara rutin dilaksanakan
di PIK-KRR.
c) Menyampaikan informasi menggunakan media
cetak.
3) Dukungan dan Jaringan :
a) Menyediakan ruangan khusus.
b) Melaksanakan orientasi bagi Pengelola PIK-KRR
c) Mengirimkan 2 orang calon Pendidik Sebaya untuk
mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya. Syarat-syarat
calon Pendidik Sebaya adalah :
(1) Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di
lingkungannya.
(2) Berminat menyebarluaskan informasi KRR.
(3) Lancar membaca dan menulis.
(4) Memiliki ciri-ciri kepribadian antara lain: ramah,
lancar dalam mengemukakan pendapat, luwes
dalam pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak
mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru,
dan mau belajar dan senang menolong.
(5) Tidak menyetujui/melakukan/menganjurkan
praktek seks pra nikah.
e. Evaluasi Keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana PIK-KRR
yang sudah terbentuk memiliki ciri-ciri sebagai PIK-KRR
tahap Tumbuh, baik dari segi materi dan isi pesan, ciri
kegiatan serta dukungan dan jaringan, serta berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam proses pengembangan

22 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


yang dilakukan. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila
dilakukan bersama oleh Pengelola PIK-KRR yang
bersangkutan.
2. PIK-KRR Tahap TEGAK
a. Tujuan
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR sehingga jumlah dan kepuasan remaja
yang mendapatkan informasi dan konseling melalui PIK-
KRR meningkat. Tujuan ini diupayakan dengan strategi
memenuhi seluruh ciri PIK-KRR tahap Tegak.

b. Sasaran (Audience)
1) Pembina PIK-KRR.
2) Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung Jawab
Administrasi, Penanggung Jawab Kegiatan, Pendidik
Sebaya, Konselor Sebaya).
3) Tenaga medis dan tenaga non medis yang sudah terkait
dengan jaringan.
4) Pelayanan rujukan PIK-KRR
c. Indikator keberhasilan
Terpenuhinya seluruh ciri PIK-KRR tahap Tegak sebagai
berikut
1) Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
TRIAD KRR dan pendewasaaan usia kawin
Pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaaan
usia kawin
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan hidup (life skills)
Keterampilan advokasi
2) Kegiatan yang dilakukan :
Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 23


Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam
lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan
individu dan kelompok
Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-KRR
Seperti antara lain:
h Sosialisasi dan Dialog Interaktif KRR melalui
radio/TV
h Press Gathering
h Pemberian informasi KRR oleh Pendidik Sebaya
kepada remaja seperti di pasar, jalanan, sekolah,
masjid, gereja, vihara dan banjar dan lain-lain
h Seminar KRR
h Road show KRR ke sekolah, masjid, gereja,
vihara dan banjar dan lain-lain
h Promosi PIK- KRR melalui TV, radio, majalah,
surat kabar
h Pemberian Informasi dalam momentum strategis
(Pentas seni, Hari-hari besar nasional dan daerah,
Hari Keluarga Nasional, Hari Remaja, Hari Anti
Narkoba, Hari AIDS, Kemah Bhakti Pramuka,
dan Gerakan Penghijauan).
h Diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga,
h Sosialisasi KRR bagi calon pengantin
h Penyampaian informasi KRR melalui Mobil Unit
Penerangan (Mupen)
Untuk melakukan kegiatan di luar PIK-KRR
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
h Mempelajari materi yang akan disampaikan
h Mempersiapkan alat bantu atau sarana yang
diperlukan
h Mengetahui karakteristik sasaran
h Melakukan koordinasi dengan penyelenggara
kegiatan

24 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Melakukan konseling KRR melalui sms, telephon,
tatap muka, dan surat menyurat
Menggunakan media cetak dan elektronik
Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan formulir Panduan Pengelolaan PIK-KRR.
Melakukan advokasi dan promosi PIK-KRR untuk
mengembangkan jaringan pelayanan
Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik
minat remaja untuk datang ke PIK-KRR, seperti
antara lain :
h Pendampingan kepada remaja penyalahguna
napza, hamil di luar nikah, dan HIV positif
h Bedah film
h Pelatihan penyiapan karir, contoh: membuat
lamaran pekerjaan, kursus bahasa Inggris,
browsing internet dll.
h Lintas alam/Out Bound
h Bimbingan belajar siswa SLTP/SMU
h Pendataan remaja yang mengalami risiko TRIAD
(Kehamilan tidak diinginkan, penyalahguna
Napza dan HIV Positif).
h Studi banding
h Kegiatan ekonomi produktif (peternakan, pertanian,
menjahit, warung gaul dan sembako, rental
komputer, pemberian les/privat kepada remaja
setempat, pembuatan pin, salon dan lain-lain)
h Kegiatan olah raga (jalan santai, gerak jalan, bola
volly, basket, senam) dan kesenian (musik,
drama, paduan suara, teater)
h Presentasi pengalaman kegiatan KRR pada PIK-
KRR yang baru dibentuk
h Aneka Lomba (pidato, drum band, band, lukis,
karaoke, karikatur, seni islami, cerdas cermat,
bedah kasus)

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 25


h Kajian Islam versi pemuda
h Pemberian penghargaan kepada Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya
h Jambore PIK-KRR
h Pelayanan pemeriksaan gigi atau konsultasi
kecantikan
h Integrasi kegiatan PIK-KRR dengan pertemuan
rutin pramuka.
h Integrasi kegiatan PIK KRR dengan pelayana
kesehatan dasar
3) Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
Ruang sekretariat dan ruang pertemuan
Struktur pengurus paling tidak terdiri dari memiliki:
Pembina, Ketua, Penanggung Jawab administrasi,
Penanggung Jawab program/kegiatan didalamnya
terdapat Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya
Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90
cm dan dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh
khalayak
Empat orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
Dua orang Konselor Sebaya yang dapat diakses
Jaringan mitra kerja dengan pelayanan medis dan
non medis
d. Langkah-Langkah Kegiatan
1). Materi dan Isi Pesan
Pada tahap ini tetap mempertahankan materi dan isi
pesan pada tahap TUMBUH, namun ditambah dengan
beberapa hal di bawah ini:
a) Mempelajari dan memberikan pelayanan PIK-KRR
berkaitan dengan materi Kecakapan Hidup (Life
Skills).

26 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


b) Mempelajari teori-teori advokasi.
c) Menerapkan keterampilan advokasi.
2). Ciri Kegiatan
a) Mempertahankan ciri kegiatan yang dilakukan pada
PIK-KRR Tahap Tumbuh sebelumnya.
b) Menggunakan media elektronik dalam pelayanan PIK-
KRR.
c) Menyampaikan informasi dan konseling di luar PIK-
KRR.
d) Melakukan advokasi kepada tokoh individu dan
institusi pendukung PIK-KRR.
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat
menarik minat remaja untuk datang ke PIK-KRR
(promosi).
3). Dukungan dan Jaringan
a) Mempertahankan dukungan dan jaringan yang
dimiliki pada PIK-KRR tahap tumbuh sebelumnya.
b) Mengirimkan 2 orang calon Pendidik Sebaya untuk
pelatihan Pendidik Sebaya. Syarat-syarat calon
Pendidik Sebaya adalah:
(1) Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di
lingkungannya.
(2) Berminat menyebarluaskan informasi KRR.
(3) Lancar membaca dan menulis.
(4) Memiliki ciri-ciri kepribadian antara lain; ramah,
lancar dalam mengemukan pendapat, luwes
dalam pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak
mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru,
dan mau belajar dan senang menolong
(5) Tidak menyetujui/melakukan/menganjurkan
praktek seks pra nikah.
c) Mengirimkan 2 orang calon Konselor Sebaya untuk
pelatihan Konselor Sebaya dengan syarat :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 27


(1) Telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya.
(2) Telah melakukan kegiatan dan aktivitas
Pendidikan Sebaya
(3) Dipandang mampu menjadi Konselor Sebaya.
d) Melakukan koordinasi dengan pelayanan medis
(Puskesmas/Rumah Sakit terdekat).
e) Melakukan koordinasi dengan pelayanan lain yang
terkait dengan remaja (psikolog, tokoh agama, dan lain-
lain).
e. Evaluasi Keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauhmana PIK-KRR
yang sudah terbentuk memiliki ciri-ciri sebagai PIK-KRR tahap
Tegak, baik dari segi materi dan isi pesan, ciri kegiatan serta
dukungan dan jaringan, serta berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam proses pengembangan yang dilakukan.
Evaluasi ini akan lebih efektif apabila dilakukan bersama oleh
Pengelola PIK-KRR serta tenaga medis dan non medis mitra
jaringan.
3. PIK - KRR Tahap TEGAR
a. Tujuan
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR, sehingga jumlah dan kepuasan remaja
yang mendapatkan informasi dan konseling melalui PIK-
KRR meningkat. Tujuan ini diupayakan dengan strategi
memenuhi seluruh ciri PIK-KRR tahap Tegar.

b. Sasaran (Audience)
1) Pembina PIK-KRR.
2) Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung Jawab
Administrasi, Penanggung Jawab Kegiatan, Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya).
3) Mitra jaringan pelayanan medis dan non medis.

28 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


4) Ketua kelompok-kelompok remaja.
5) Orang tua dari remaja sasaran PIK-KRR.
6) Guru-guru sekolah sekitar PIK-KRR.
7) Pengelola PIK-KRR lain di sekitarnya.
8) Pimpinan organisasi induk PIK-KRR.
c. Indikator keberhasilan
Terpenuhinya seluruh ciri PIK-KRR tahap Tegar sebagai
berikut
1) Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
TRIAD KRR dan pendewasaan usia kawin
Pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaan
usia kawin
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan hidup (life skills)
Keterampilan advokasi
2) Kegiatan yang dilakukan :
Kegiatan dilakukan di dalam dan diluar PIK-KRR
Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam
lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan
individu dan kelompok
Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-
KRR, antara lain:
h Sosialisasi dan Dialog Interaktif KRR melalui
radio/TV
h Press Gathering
h Pemberian informasi KRR oleh Pendidik Sebaya
kepada remaja seperti di pasar, jalanan, sekolah,
masjid, gereja, vihara dan banjar dll
h Seminar KRR
h Road show KRR ke sekolah, masjid, gereja,
vihara dan banjar dan lain-lain

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 29


h Promosi PIK- KRR melalui TV, radio, majalah,
surat kabar
h Pemberian Informasi KRR dalam momentum
strategis (pentas seni, Hari-hari besar nasional
dan daerah, Hari Keluarga Nasional, Hari
Remaja, Hari Anti Narkoba, Hari AIDS, Kemah
Bhakti Pramuka, dan Gerakan Penghijauan).
h Diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga,
h Sosialisasi KRR bagi calon pengantin
h Pemberian informasi KRR melalui Mobil Unit
Penerangan (Mupen).
Untuk melakukan kegiatan di luar PIK-KRR
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
h Mengetahui karakteristik sasaran
h Mempelajari materi yang akan disampaikan
h Mempersiapkan alat bantu atau sarana yang
diperlukan
h Melakukan koordinasi dengan
penyelenggara kegiatan
Melakukan konseling KRR melalui SMS, telephon,
tatap muka dan surat menyurat.
Menggunakan media cetak dan elektronik
Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
panduan Pengelolaan PIK-KRR.
Melakukan advokasi dan promosi PIK-KRR untuk
mengembangkan jaringan pelayanan
Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik
minat remaja untuk datang ke PIK-KRR, seperti antara
lain :
h Pendampingan kepada remaja penyalahguna
napza, hamil di luar nikah, dan HIV positif
h Bedah film
h Pelatihan penyiapan karir, contoh: membuat

30 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


lamaran pekerjaan, kursus bahasa Inggris,
browsing internet dll.
h Lintas alam dan Out Bond
h Bimbingan belajar siswa SLTP/SMU
h Pendataan remaja yang mengalami risiko TRIAD
(Kehamilan tidak diinginkan, penyalahguna
Napza dan HIV Positif).
h Studi banding
h Kegiatan ekonomi produktif (peternakan, pertanian,
menjahit, warung gaul dan sembako, rental
komputer, pemberian les/privat kepada remaja
setempat, pembuatan pin, salon dan lain-lain)
h Kegiatan olah raga (jalan santai, gerak jalan, voli,
basket, senam) dan kesenian (musik, drama,
paduan suara, teater)
h Presentasi pengalaman kegiatan KRR pada PIK-
KRR yang baru dibentuk
h Aneka Lomba (pidato, drum band, band, lukis,
karaoke, karikatur, seni islami, cerdas cermat,
bedah kasus)
h Kajian Islam versi pemuda
h Pemberian penghargaan kepada Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya
h Jambore PIK-KRR
h Pelayanan pemeriksaan gigi atau konsultasi
kecantikan
h Integrasi kegiatan PIK-KRR dengan pertemuan
rutin pramuka.
h Integrasi kegiatan PIK KRR dengan pelayanan
kesehatan dasar
Pengelola PIK-KRR mempunyai akses pada jaringan
internet (jaringan tidak harus di dalam PIK-KRR) atau
PIK-KRR telah memiliki jaringan internet sendiri.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 31


3) Dukungan dan Jaringan (resources) yang dimiliki :
Ruang sekretariat dan ruang pertemuan
Struktur pengurus paling tidak terdiri dari memiliki:
Pembina, Ketua, Penanggung Jawab administrasi,
Penanggung Jawab program/kegiatan di dalamnya
terdapat Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90
cm dan dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh
khalayak
Empat orang Pendidik Sebaya yang dapat diakses
Lokasi yang mudah diakses dan disukai oleh remaja
Jaringan kemitraan dengan pelayanan medis dan non
medis
Empat orang konselor sebaya yang dapat diakses
Memiliki hotline/SMS konseling
Memiliki perpustakaan sendiri
Jaringan dengan :
h Kelompok Remaja sebaya
h Orang Tua
h Guru-guru sekolah
h PIK-KRR lain, dan lain-lain
Organisasi Induk Pembina PIK-KRR
d. Langkah-Langkah Kegiatan
1) Materi dan Isi Pesan
Pada tahap ini tetap sama dengan materi dan isi pesan
pada tahap TEGAK.
2) Ciri Kegiatan
a) Mempertahankan ciri kegiatan yang dilakukan pada
PIK-KRR tahap Tegak sebelumnya.
b) Melakukan Advokasi kepada sasaran pengaruh dan
sasaran penentu terkait untuk keberlangsungan
pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR.

32 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


c) Melakukan pelayanan lain disamping pelayanan
KRR yang sesuai dengan kebutuhan dan minat
remaja.
d) Meningkatkan pengetahuan dan memperluas
jaringan kerjasama dan pelayanan PIK-KRR melalui
akses internet oleh PIK-KRR.
e) Adanya Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya,
tenaga medis, Psikolog dan tenaga ahli lainnya yang
dapat secara terjadwal memberikan pelayanan pada
PIK-KRR.
f) Melakukan pelayanan PIK-KRR melalui hotline/sms.
3) Dukungan dan Jaringan
a) Mempertahankan dukungan dan jaringan yang
dimiliki pada PIK-KRR tahap Tegak sebelumnya.
b) Mengirimkan 2 orang calon Konselor Sebaya untuk
pelatihan Konselor Sebaya dengan syarat:
(1) Telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya.
(2) Telah melakukan kegiatan dan aktivitas
Pendidikan Sebaya
(3) Dipandang mampu menjadi Konselor Sebaya.
c) Adanya perpustakaan sendiri di lingkungan PIK-KRR.
d) Adanya jaringan dan dukungan yang diberikan oleh
Kelompok Remaja Sebaya, Orang tua, Guru Sekolah
dan PIK-KRR lain di sekitarnya.
e) Adanya komitmen dan dukungan dari organisasi
induk PIK-KRR.
e. Evaluasi Keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana PIK-KRR
yang sudah dikembangkan, sudah memiliki ciri-ciri sebagai
PIK-KRR tahap Tegar baik dari segi materi dan isi pesan,
ciri kegiatan serta dukungan dan jaringan, serta berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam proses pengembangan
yang dilakukan. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 33


dilakukan bersama oleh Pengelola PIK-KRR, Mitra jaringan
pelayanan medis dan non medis, Ketua kelompok-
kelompok remaja, Orang tua dari remaja sasaran dan Guru-
guru sekolah sekitar PIK-KRR serta tenaga medis dan non
medis mitra jaringan.

C. Membangun PIK-KRR yang Ramah Remaja.


Untuk memenuhi kebutuhan remaja, dapat mempertimbangkan
prinsip-prinsip bagaimana menarik dan melayani remaja dengan
lebih baik. Ada beberapa strategi dalam memberikan pelayanan
KRR yang Ramah Remaja.
1). Konsep Program Ramah Remaja:
a). Melibatkan para remaja secara aktif dalam mengelola
program dan pemberian pelayanan kesehatan reproduksi.
b). Memperhitungkan perbedaan kebutuhan remaja dengan
kebutuhan orang dewasa, dan memberikan pelayanan
secara spesifik guna memenuhi kebutuhan remaja.
c). Memberikan informasi yang lengkap dan benar tentang KRR
dan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
yang dibutuhkan sebagai hak dari remaja.
d). Menyesuaikan waktu dan tempat pelayanan sesuai dengan
ciri-ciri remaja.
2). Karakteristik PIK-KRR yang Ramah Remaja
PIK-KRR yang ramah remaja dapat dilihat melalui 4 aspek, yaitu:
Pengelola, Kegiatan dan Jenis pelayanan, Sarana dan Prasarana
serta Kemampuan Pembelajaran.

a) Pengelola PIK-KRR.
(1). Semua Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung Jawab
Administrasi, Penanggung Jawab Kegiatan, Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya) sadar bahwa mereka
harus memperlakukan para remaja sebagai mitranya.

34 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


(2). Semua remaja dihormati hak-hak reproduksinya dan
mendapatkan jaminan dan kerahasiaan pribadinya.
(3). Pengelola PIK-KRR mendapatkan latihan sesuai dengan
tugas dan perannya dengan mempergunakan Modul
dan Kurikulum standar yang disusun BKKBN.
(4). Pengelola PIK-KRR menyediakan waktu yang cukup
untuk berinteraksi dengan remaja.
b) Kegiatan dan Jenis pelayanan
(1). Melibatkan para remaja dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan dan
pelayanan PIK-KRR.
(2). Mengembangkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
karakteristik, dinamika dan kebutuhan remaja, (seperti:
olahraga, kesenian, outbound dan rujukan medis).
(3). Menyediakan pelayanan PIK-KRR yang terpisah dengan
pelayanan orang dewasa serta pada jam-jam yang sesuai
dengan kondisi remaja (setelah pulang sekolah atau
pada akhir minggu).
(4). Menyediakan pelayanan lain disamping pelayanan KRR
sesuai kebutuhan remaja dan kegiatan-kegiatan
pendukung lainnya (pemeriksaan gigi, konsultasi
kecantikan, konsultasi gizi, koperasi, income
generating, dan lain-lain) dengan memberikan harga
khusus bagi remaja.
(5). Membuat suasana PIK-KRR tidak terlalu formal dan
remaja yang datang dilayani dengan ramah.
(6). Merujuk remaja yang permasalahannya tidak dapat
ditangani oleh PIK-KRR ke tempat pelayanan yang lebih
sesuai dengan permasalahannya seperti klinik, rumah
sakit, shelter, psikolog, guru bimbingan dan konseling,
bidan, dokter dan lain lain.
(7). Memberikan pelayanan yang tidak membedakan jenis
kelamin, agama, kebudayaan dan tradisi, serta status
sosial remaja.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 35


(8). Mengupayakan adanya dukungan orang tua dan
masyarakat dalam kegiatan PIK-KRR.
(9). Menjalin kerjasama dengan media massa untuk
menyampaikan pesan-pesan mengenai kesehatan
reproduksi.
c) Sarana dan Prasarana
(1). Mengupayakan ruangan PIK-KRR menarik bagi remaja,
misalnya warna yang cerah, ada poster, musik populer,
perpustakaan, internet, dan sebagainya.
(2). Mengupayakan lokasi PIK-KRR yang strategis, sehingga
mudah dijangkau melalui transportasi umum
(3). Mengupayakan agar PIK-KRR bertempat di pusat
keramaian remaja seperti di sekolah, universitas,
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka, Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka, pondok pesantren, masjid, gereja,
gelanggang remaja, dan lain lain.
d) Kemampuan Pembelajaran
Pengelola PIK-KRR secara terus menerus baik secara pribadi
maupun secara bersama-sama belajar meningkatkan
kualitas pengelolaan PIK-KRR dan kualitas interaksi antar
remaja dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Menyadari dan memperjuangkan keberadaan dan
keberhasilan PIK-KRRnya. Untuk itu hal-hal yang terus
dan perlu dipelajari adalah :
h Memahami kebijakan, tujuan, strategi dan program
KRR secara keseluruhan
h Memahami tujuan, program dan kegiatan PIK-KRR
h Memiliki komitmen, tanggung jawab dan sikap
proaktif
h Memutuskan secara bersama kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dan jalan keluar dari masalah-
masalah yang dihadapi
h Menjalin kemitraan dengan orang atau institusi
dilingkungan PIK-KRR.

36 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


(2) Menciptakan hubungan antara sesama pengelola PIK-
KRR atas dasar hubungan kemitraan dan kesejajaran.
Untuk itu hal-hal yang terus dan perlu dipelajari adalah:
h Menciptakan suasana PIK-KRR yang saling
mempercayai, saling memperhatikan dan saling
berbagi
h Merespon dan peka terhadap ucapan dan tindakan
setiap pengelola dan anggota PIK-KRR
h Mengutarakan dan menerima feed back dari sesama
pengelola dan anggota PIK-KRR secara positif untuk
kebaikan bersama.
(3) Menciptakan komunikasi interpersonal antar pengelola
PIK-KRR maupun dengan remaja lainnya atas dasar
kebenaran, kejujuran dan secara berkelanjutan. Untuk
ini hal-hal yang perlu dipelajari adalah :
h Perasaan, kemauan dan pendapat pribadi antar
pengelola PIK-KRR diutarakan dengan bebas dan
jujur
h Saling tukar informasi antar pengelola PIK-KRR
secara berkelanjutan
h Klarifikasi isu yang muncul dari setiap pengelola PIK-
KRR melalui dialog dan interaksi timbal balik
(4) Untuk mencapai tujuan PIK-KRR tidak ada jalan pintas,
diperlukan komitmen, kesabaran dan waktu. Untuk itu
hal-hal yang perlu dipelajari antara lain:
h Menyadari akan adanya keterbatasan dan kebebasan
pada setiap keputusan dan tindakan yang diambil
oleh pengelola PIK-KRR
h Menyadari bahwa memutuskan dan melaksanakan
kegiatan bersama memerlukan waktu dan
kesabaran
h Mempercayai bahwa untuk mencapai PIK-KRR
Tahap Tegar memerlukan komitmen untuk terus
belajar secara sendiri maupun bersama-sama.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 37


D. Melakukan Advokasi tentang PIK-KRR
1. Tujuan Advokasi PIK-KRR
Tujuan advokasi PIK-KRR adalah untuk mempromosikan dan
mencari dukungan bagi kelancaran dan keberlangsungan PIK-
KRR. Oleh sebab itu sasaran advokasi PIK-KRR adalah:

a. Kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPD-


KB.
b. Rektor/dekan, kepala sekolah, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah, pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande
dan pimpinan institusi lainnya dimana PIK-KRR berada.
c. Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, Ketua Tim
Penggerak PKK.
d. Pimpinan kelompok-kelompok/organisasi pemuda
e. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, TV).

2. Langkah-langkah pelaksanaan
a. Menyiapkan materi advokasi yang terdiri dari:
1) Masalah-masalah yang berkaitan dengan remaja
disekitar PIK-KRR seperti Seksualitas, HIV dan AIDS,
Napza.
2) Mengungkap dampak yang mungkin terjadi bila tidak
diambil tindakan atau aksi dari masalah tersebut.
3) Mengemukakan pentingnya keberadaan PIK-KRR
sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah KRR.
b. Materi yang disiapkan pada butir a harus dikembangkan
kedalam media advokasi dalam bentuk leaflet, pamflet atau
booklet, TV spot, radio spot, running text.
c. Penyampaian advokasi dilakukan melalui multimedia
seperti: surat kabar, radio, TV dan multi jalur seperti audiensi
dan kunjungan.

38 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


E. Kegiatan Penunjang
1. Promosi dan Sosialisasi PIK-KRR
a. Tujuan :
Memperkenalkan keberadaan PIK-KRR kepada semua pihak
terkait (stakeholders) dalam rangka memperluas akses dan
pengembangan dukungan dan jaringan PIK-KRR.
b. Sasaran (Audience)
1) Sasaran Utama :
a) Teman Sebaya,
b) Kelompok Remaja,
c) Pembina PIK-KRR
d) Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung jawab
administrasi, Penanggung jawab kegiatan, Pendidik
Sebaya, Konselor Sebaya)
2) Sasaran Pengaruh:
a) Orang tua/keluarga
b) Guru
c) Pemuka Agama
d) LSM
e) Institusi Pendidikan dan Keagamaan
f) Petugas KB, PLKB
3) Sasaran Penentu :
a) Camat, Lurah/Kepala Desa
b) Petugas Pemerintah (BKKBN, Kesehatan)
c) Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/ Kota)
c. Indikator keberhasilan
1) Adanya kegiatan promosi PIK-KRR melalui TV lokal,
radio, mupen, kelompok kegiatan di lapangan, koran
lokal, stiker, flyer, dan media lainnya.
2) Keberlangsungan pengelolaan dan kegiatan PIK-KRR.
3) Akses dan kualitas pelayanan PIK-KRR.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 39


4) Meningkatnya jumlah remaja yang mendapat
pelayanan di PIK-KRR.
d. Langkah-langkah Kegiatan
1) Mengembangkan dan memproduksi materi/media
promosi
2) Melaksanakan kegiatan promosi dan sosialisasi melalui:
a) KIE Massa :
(1) Media cetak (leaflet, booklet, poster, spanduk,
banner, selebaran, koran, majalah, dan lain lain).
(2) Media elektronik (radio, tv, website, handphone,
hotline service).
b) KIE Kelompok :
(1) MUPEN
(2) Pertemuan Posyandu, UPPKS, BKB, BKR.
(3) Forum-forum program : RAKER Provinsi , RAKER
Kabupaten, RAKOR Kabupaten, RAKOR
Kecamatan, RAKOR Desa
(4) Momentum Strategis : HARGANAS, Jambore
Nasional, TMKK, Bhayangkara, Bhakti IBI, dan lain
lain.
c) KIE Wawan Muka :
(1) Silaturrahmi
(2) Kunjungan rumah
(3) Wawan muka, dan lain-lain
e. Evaluasi keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
promosi dan sosialisasi PIK-KRR yang sudah dilaksanakan
mencapai tujuannya sesuai indikator yang sudah ditetapkan
serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses
pelaksanaan promosi dan sosialisasi. Evaluasi ini akan lebih
efektif apabila dilakukan bersama oleh semua sasaran
(Utama, Pengaruh, Penentu).

40 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


2. Pemberdayaan SDM
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung jawab administrasi,
Penanggung jawab kegiatan, Pendidik Sebaya, Konselor
Sebaya) tentang pengelolaan dan teknis pelayanan dalam
rangka peningkatan akses dan kualitas pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR.
b. Sasaran (Audience)
1) Pembina PIK-KRR.
2) Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung jawab
administrasi, Penanggung jawab kegiatan, Pendidik
Sebaya, Konselor Sebaya).
c. Indikator keberhasilan
1) Jumlah Pengelola PIK-KRR yang telah mendapat
pelatihan pengelolaan PIK-KRR.
2) Jumlah Calon Pendidik Sebaya yang telah mendapat
pelatihan untuk menjadi Pendidik Sebaya.
3) Jumlah Calon Konselor Sebaya yang telah mendapat
pelatihan untuk menjadi konselor sebaya.
4) Meningkatnya kualitas pembinaan, pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR.
5) Meningkatnya kelangsungan kegiatan PIK-KRR oleh
Pengelola PIK-KRR.
d. Langkah-langkah Kegiatan
1) Melaksanakan orientasi dan refreshing bagi Pengelola
PIK-KRR
2) Pengkaderan Pengelola PIK-KRR, calon Pendidik
Sebaya dan Calon Konselor Sebaya dengan mengikuti
kegiatan PS dan KS yang sudah terlatih (magang).
3) Mengirimkan kader untuk pelatihan bagi pengelola,
calon pendidik sebaya dan konselor sebaya.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 41


4) Melaksanakan studi banding bagi Pengelola PIK-KRR.
5) Mereview secara periodik materi-materi pelatihan yang
telah diikuti.
6) Mensosialisasikan materi yang diperoleh melalui
pelatihan kepada mitra lainnya.
e. Evaluasi keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
peningkatan kualitas SDM PIK-KRR yang sudah
dilaksanakan mencapai tujuannya sesuai indikator yang
sudah ditetapkan, serta berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam proses pelaksanaan peningkatan kualitas
SDM PIK-KRR. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila
dilakukan bersama oleh pengelola PIK-KRR.
3. Administrasi dan Pengelolaan
a. Tujuan
Meningkatkan tertib administrasi (tenaga, dana, sarana,
peralatan dan metoda) serta tertib pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR (sesuai dengan Panduan Pengelolaan
PIK-KRR) dalam rangka peningkatan akses dan kualitas
pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR.
b. Sasaran (Audience)
Pengelola PIK-KRR (Ketua, Penanggung Jawab Administrasi,
Penanggung Jawab Kegiatan, Pendidik Sebaya, Konselor
Sebaya)
c. Indikator Keberhasilan
1) Terlaksananya tertib administrasi PIK-KRR
2) Terlaksananya tertib pengelolaan dan pelayanan PIK-
KRR
3) Jumlah PIK-KRR tahap Tumbuh, tahap Tegak dan tahap
Tegar meningkat.

42 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


d. Langkah-langkah Kegiatan :
1) Melaksanakan tertib administrasi, tertib pengelolaan
dan tertib pelayanan PIK-KRR sesuai dengan Buku
Panduan Pengelolaan PIK-KRR.
2) Mencatat proses data pengelolaan dan pelayanan PIK-
KRR sesuai dengan Buku Panduan Pengelolaan PIK-KRR.
e. Evaluasi keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauhmana kegiatan
administrasi pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR yang
sudah dilaksanakan mencapai tujuannya sesuai indikator
yang sudah ditetapkan serta berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam proses pelaksanaan administrasi dan
pengelolaan PIK-KRR. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila
dilakukan bersama oleh Pengelola PIK-KRR.

F. Konsultasi dan Fasilitasi


1. Tujuan
Untuk mencari cara-cara pemecahan masalah pengelolaan dan
pelayanan yang tidak bisa dipecahkan oleh PIK-KRR.
2. Sasaran (Audience)
Pihak-pihak yang akan melaksanakan konsultasi sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi.
3. Indikator
a. Teridentifikasinya masalah-masalah pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR.
b. Dapat difasilitasinya cara pemecahan masalah pengelolaan
dan pelayanan PIK- KRR.
4. Langkah-langkah Kegiatan :
a. Mengidentifikasi masalah-masalah pengelolaan dan
pelayanan yang dihadapi oleh PIK-KRR.
b. Menganalisa penyebab permasalahan yang ada.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 43


c. Mencari/mengusulkan alternatif pemecahan masalah.
d. Menindak lanjuti hasil konsultasi dan fasilitasi.
5. Evaluasi keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
Konsultasi dan Fasilitasi PIK-KRR yang sudah dilaksanakan
mencapai tujuannya sesuai indikator yang sudah ditetapkan serta
berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses pengelolaan
dan pelayanan PIK-KRR.

44 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


BAB
IV PENCATATAN DAN PELAPORAN

Tujuan dilaksanakan pencatatan dan pelaporan di PIK-KRR adalah


untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
PIK-KRR dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan dan
pelayanan PIK-KRR.

A. Pencatatan
Aspek-aspek substansi yang perlu didokumentasikan dalam
pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR mencakup :
1. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan.
2. Ciri kegiatan yang dilakukan.
3. Dukungan dan jaringan (resources) yang dimiliki.
Uraian dari ketiga aspek tersebut sesuai dengan tahapan
perkembangan PIK-KRR (TUMBUH, TEGAK dan TEGAR).

Aspek-aspek proses yang perlu didokumentasikan dalam


pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR mencakup :

1. Pemberian informasi KRR oleh Pendidik Sebaya.


a. Data klien yang diberikan informasi secara individu seperti
formulir 1 berikut ini :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 45


Formulir : 1
CATATAN KEGIATAN PENYULUHAN / KIE
INDIVIDU OLEH PENDIDIK SEBAYA

Nama : ..............................................................................
Umur : ..............................................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................................
Pendidikan : ..............................................................................
Alamat : ..............................................................................

MATERI YANG LAMA CATATAN*


DISAMPAIKAN KEGIATAN

* Misalnya : Catatan untuk pertanyaan yang belum terjawab

Tanggal ........................................
Pendidik Sebaya,

(.................................................................)

46 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Adapun jenis data dan cara pengisian formulir adalah sebagai
berikut:
a). Nama : Diisi nama lengkap remaja yang mendapat
penyuluhan.
b). Umur : Diisi umur remaja atau tanggal lahir.
c). Jenis Kelamin : Diisi sesuai dengan jenis kelamin remaja (laki-
laki atau perempuan)
d). Pendidikan : Diisi pendidikan terakhir
e). Alamat : Diisi lengkap, Nama Jalan, No Rumah, RT/RW,
Kelurahan/Desa, Kecamatan, Kab/Kota dan kalau ada nomor
telepon
f). Kolom Materi yang disampaikan : Diisi topik penyuluhan yang
disampaikan
g). Kolom Lama Kegiatan : Diisi berapa lama waktu yang
digunakan untuk memberikan penyuluhan (dalam satuan menit)
h). Kolom catatan (mis: pertanyaan yang belum terjawab) : Diisi
catatan hal-hal apa yang belum dapat di jawab pada saat
memberikan penyuluhan
i). Tanggal : Diisi tanggal pelaksanaan penyuluhan
j). Pendidik Sebaya : Diisi nama lengkap Pendidik Sebaya yang
melakukan penyuluhan

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 47


b. Data klien yang diberikan informasi secara kelompok
(Formulir : 2)
Formulir Catatan Kegiatan Penyuluhan/KIE Kelompok oleh
Pendidik Sebaya. Formulir ini digunakan oleh Pendidik
Sebaya untuk mencatat jumlah remaja yang diberi
penyuluhan/KIE secara kelompok sesuai dengan jenis
kelamin serta materi yang diberikan seperti formulir 2
berikut ini.
Formulir : 2
CATATAN KEGIATAN PENYULUHAN / KIE KELOMPOK
OLEH PENDIDIK SEBAYA
JUMLAH TEMPAT MATERI YANG CARA/METODE LAMA
CATATAN*
PESERTA KEGIATAN DISAMPAIKAN PENYAMPAIAN KEGIATAN

* Misalnya : Catatan untuk pertanyaan yang belum terjawab

Tanggal ...............................................

Pendidik Sebaya,

(..........................................................)

48 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Adapun jenis data dan cara pengisian formulir adalah sebagai
berikut:
a). Kolom Jumlah peserta berdasarkan jenis kelamin : Diisi jumlah
remaja perempuan dan jumlah remaja laki-laki yang hadir
b). Kolom tempat kegiatan: Diisi nama tempat dimana kegiatan
dilaksanakan
c). Kolom Materi yg disampaikan : Diisi topik penyuluhan yang
disampaikan
d). Cara/Metode penyampaian : Diisi metode yang digunakan
dalam memberikan penyuluhan (misal : Ceramah, FGD, Tanya
jawab, Brainstorming, Games, dan lain lain).
e). Lama Kegiatan : Diisi berapa lama waktu yang digunakan untuk
memberikan penyuluhan (dalam satuan menit).
f). Kolom catatan (misal: pertanyaan yang belum terjawab) : Diisi
catatan hal-hal apa yang belum dapat dijawab pada saat
memberikan penyuluhan
g). Tanggal : Diisi tanggal pelaksanaan penyuluhan.
h). Pendidik Sebaya : Diisi nama lengkap Pendidik Sebaya yang
melakukan penyuluhan.

2. Pemberian konseling KRR oleh Konselor Sebaya


a. Data klien yang diberikan konseling secara individu
Formulir ini digunakan oleh Konselor Sebaya untuk
mencatat identitas remaja yang mendapat konseling serta
permasalahan yang dibahas seperti formulir 3 di bawah ini:

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 49


Formulir : 3
CATATAN KEGIATAN KONSELING INDIVIDU
OLEH KONSELOR SEBAYA
______________________________________________________
Nama : .....................................................................

Umur : .....................................................................

Jenis kelamin : .....................................................................

Pendidikan : .....................................................................

Alamat : .....................................................................

Masalah : .....................................................................

Lama waktu pelayanan : .....................................................................

Catatan : .....................................................................

(Tuntas, ulang atau dirujuk)

Tanggal ................................................

Konselor Sebaya,

(..........................................................)

50 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Adapun jenis data dan cara pengisian formulir adalah sebagai berikut:
a). Nama : Diisi nama lengkap remaja atau nama
samaran yang mendapat konseling.
b). Umur : Diisi umur remaja atau tanggal lahir.
c). Jenis Kelamin : Diisi sesuai dengan jenis kelamin remaja
(laki-laki / perempuan).
d). Pendidikan : Diisi pendidikan terakhir.
e). Alamat : Jika diperlukan diisi lengkap, Nama Jalan, No
Rumah, RT/RW, Kelurahan/Desa, Kecamatan,
Kab/Kota dan kalau ada nomor telepon.
f). Masalah : Diisi permasalahan yang dihadapi remaja.
g). Catatan :
(1).Tuntas : Diisi tuntas apabila dalam konseling
tersebut sudah tidak diperlukan tindak
lanjut atau telah selesai.
(2).Ulang : Diisi ulang apabila dalam konseling
tersebut belum selesai dan perlu
konseling ulang sesuai jadwal yang
telah disepakati.
(3).Dirujuk : Diisi di rujuk ke fasilitas pelayanan lain
(misal ke Puskesmas, RS, Psikolog,
Guru BK,Shelter dan lain lain).
h). Tanggal : Diisi tanggal pelaksanaan konseling.
i). Konselor Sebaya: Diisi nama lengkap Konselor Sebaya
yang melakukan konseling.
b. Data klien yang diberikan konseling secara kelompok.
Formulir ini digunakan oleh Konselor Sebaya untuk
mencatat identitas remaja yang mendapat konseling secara
kelompok seperti formulir 4 berikut ini :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 51


Formulir : 4
CATATAN KEGIATAN KONSELING KELOMPOK
OLEH KONSELOR SEBAYA
Daftar Nama klien :

1. .........................................................................................................
2. .........................................................................................................
3. .........................................................................................................
4. .........................................................................................................
5. .........................................................................................................
Masalah :

Lama waktu pelayanan :

Catatan :

(Tuntas, ulang atau dirujuk).

Tanggal ...............................................

Konselor Sebaya,

(..........................................................)

52 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Adapun jenis data dan cara pengisian formulir adalah sebagai
berikut:
a). Daftar Nama : Diisi nama-nama remaja yang dikonseling
dengan jelas serta kertekaitan antara remaja yang satu dengan
yang lainnya. Remaja boleh menggunakan nama samaran.
b). Masalah : Diisi permasalahan yang dihadapi remaja.
c). Catatan :
(1). Tuntas : Diisi tuntas apabila dalam konseling tersebut sudah
tidak diperlukan tindak lanjut atau telah selesai
(2). Ulang : Diisi ulang apabila dalam konseling tersebut belum
selesai dan perlu konseling ulang sesuai jadwal yang telah
disepakati.
(3). Dirujuk : Diisi di rujuk ke fasilitas pelayanan lain (misal ke
Puskesmas, RS, Psikolog, Guru BK, Shelter dan lain lain)
d). Tanggal : Diisi tanggal pelaksanaan konseling.
e). Konselor Sebaya : Diisi nama lengkap konselor sebaya yang
melakukan konseling.
3. Pemberian pelayanan medis KRR oleh tenaga medis.
Data klien yang diberikan pelayanan medis. Formulir ini digunakan
oleh Petugas Medis untuk mencatat identitas remaja dan pelayanan
medis yang diberikan seperti formulir 5 berikut ini :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 53


Formulir : 5
CATATAN KEGIATAN PELAYANAN MEDIS
OLEH PETUGAS MEDIS
_______________________________________________________

Nama : .............................................................................
Umur : .............................................................................
Jenis kelamin : .............................................................................
Pendidikan : .............................................................................
Alamat : .............................................................................
.............................................................................
Keluhan dan
Anamnesa : .............................................................................

Diagnosa : .............................................................................

Terapi yang diberikan : ........................................................................

Tanggal ...............................................

Petugas Medis

(..........................................................)

54 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia


Adapun jenis data dan cara pengisian formulir adalah sebagai
berikut:
a). Nama : Diisi nama lengkap remaja yang mendapat pelayanan
b). Umur : Diisi umur atau tanggal lahir
c). Jenis Kelamin : Diisi sesuai dengan jenis kelamin remaja (laki-
laki / perempuan)
d). Pendidikan : Diisi pendidikan terakhir
e). Alamat : Diisi lengkap, Nama Jalan, No Rumah, RT/RW,
Kelurahan/Desa, Kab/Kota kalau ada nomor telepon
f). Keluhan dan : Diisi keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
remaja Anamnesa
a). Diagnosa : Diisi nama penyakit yang diderita
b). Terapi : Diisi obat yang diberikan dan tindakan/rujukan
c). Tanggal : Diisi tanggal pelaksanaan pelayanan
d). Petugas Medis : Diisi nama lengkap petugas medis yang
memberikan pelayanan

B. Pelaporan
Pada dasarnya Pemerintah (BKKBN) tidak mensyaratkan adanya
pelaporan dari PIK-KRR. Akan tetapi apabila institusi Pembina PIK-
KRR yang bersangkutan (desa, sekolah, pesantren, LSM dan tempat
kerja) memerlukan laporan, maka hal itu merupakan kesepakatan
antara PIK-KRR yang bersangkutan dengan institusi Pembinanya.
Sehingga substansi dan frekuensi laporan tergantung pada
kesepakatan.

Untuk kelancaran dan efektifitas serta sebagai alat monitoring dan


laporan kepada berbagai pihak terkait diperlukan laporan tentang
perkembangan PIK-KRR. Sehubungan dengan itu maka laporan
perkembangan PIK-KRR dibuat setiap triwulan (4 kali setahun) oleh
BKKBN Provinsi sesuai dengan formulir sebagai berikut :

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 55


FORMULIR PELAPORAN PIK-KRR

56
Provinsi :
...........................................................................................................................................................................
Triwulan: .............................. Tahun :
.......................................................................................................................
JUMLAH PIK-KRR BASIS PIK-KRR JUMLAH
No KAB /KOTA JUMLAH TOTAL PIK- TAHAP TAHAP TAHAP SEKOLAH ORGANISASI LSM/ PENDIDIK KONSELOR KETUA PIK- KET.
KECAMATAN KRR TUMBUH TEGAK TEGAR UMUM/ KEAGAMAAN ORGANISASI SEBAYA (PS) SEBAYA (KS) KRR
KEAGAMAAN KEPEMUDAAN TERLATIH TERLATIH TERLATIH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

C.E.R.I.A.
Cerita Remaja Indonesia
Adapun data yang dilaporkan sebagai berikut :
1). Provinsi : Diisi nama provinsi.
2). Triwulan : Diisi triwulan yang dilaporkan (I,II,III,IV).
3). Kolom 1 : Diisi nomor urut.
4). Kolom 2 : Diisi nama kab/kota.
5). Kolom 3 : Diisi jumlah kecamatan
6). Kolom 4 : Diisi jumlah PIK-KRR
7). Kolom 5 : Diisi jumlah PIK-KRR tahap Tumbuh.
8). Kolom 6 : Diisi jumlah PIK-KRR tahap Tegak.
9). Kolom 7 : Diisi jumlah PIK-KRR tahap Tegar.
10). Kolom 8: Diisi Jumlah PIK-KRR yang berbasis sekolah maupun
keagamaan.
11). Kolom 9 : Diisi jumlah PIK-KRR yang berbasis organisasi
keagamaan.
12). Kolom 10 : Diisi jumlah PIK-KRR yang berbasis LSM/
Organisasi Kepemudaan.
13). Kolom 11 : Diisi jumlah Pendidik Sebaya terlatih.
14). Kolom 12 : Diisi jumlah Konselor Sebaya terlatih.
15). Kolom 13 : Diisi jumlah Ketua PIK-KRR terlatih.
16). Kolom 14 : Diisi keterangan.

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia 57


http://ceria.bkkbn.go.id
Sangat diharapkan para Pengelola PIK-
KRR secara terus menerus baik secara
pribadi, maupun secara bersama-sama
belajar meningkatkan kualitas
pengelolaan PIK-KRR dan kualitas
interaksi antara remaja, antara lain
dengan langkah-langkah:

Menyadari dan memperjuangkan


keberadaan dan keberhasilan PIK-
KRRnya
Menciptakan hubungan antar
sesama pengelola PIK-KRR atas
dasar hubungan kemitraan dan
kesejajaran
Menciptakan komunikasi inter
personal antar Pengelola PIK-KRR
dengan remaja lainnya atas dasar
kebenaran dan kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai