Anda di halaman 1dari 29

LBM 1

TINGKAH LAKU ANEH

SGD 11 JIWA LBM 1

STEP 1

Waham
o Suatu keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak bisa diubah oleh orang lain.
Halusinasi akustik
o Halusinasi : gangguan persepsi tanpa ada rangsangan dari
luar, persepsi indera tanpa diberi rangsangan.
o Akustik melalui indera pendengaran, sering ada 2 bentuk
akoasma(suara tidak jelas/kacau dan sulit dibedakan) dan
phonema(suara jelas sehingga dapat didengar oleh penderita)
Fungsi okupasi dan psikososial
o Fungsi okupasi adalah fungsi dari tubuhnya bagaimana
mengatur pergerakan secara normal. Lebih ke fisiologis tubuh,
bagaimana mengatur tubuh secara sadar.
o Psikososial adalah interaksi terhadap lingkungan, dapat
menyesuaikan terhadap lingkungan.
Bagaimana beradaptasi, berinteraksi terhadap lingkungan.
Fungsi global
o Untuk memeriksa fungsi global ada GAF(Global Assesment
Functional), sistem penilaian kejiwaan dilakukan 3x(masuk
rumah sakit, diterapi dan keluar rumah sakit) untuk
menentukan tingkatan dari gangguan mentalnya.
o Contoh fungsi global : peran seseorang dalam pekerjaan,
masyarakat,sosial dan pribadi.

STEP 2

1. Macam-macam fungsi global yang dapat dinilai?


2. Manifestasi dari fungsi okupasi?
3. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau
kurang lebih 1,5 bulan?
4. Macam-macam waham?
5. Definisi gangguan jiwa?
6. Macam-macam gangguan jwa?
7. Macam-macam halusinasi?
8. Apa hubungan penggunaan zat psikoaktif terhadap gejala pada
pasien?
9. Jenis-jenis obat anti psikoaktif dan interaksinya?
10. Bagaimana proses terjadinya waham?

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

11. Jenis-jenis terapi psikososial?


12. Apa beda antara halusinasi,ilusi dan waham?
13. Bagaimana cara mendiagnosis pasien tsb?
14. Cara penilaian GAF?

STEP 3

1. Definisi dan fungsi jiwa dan bagaimana ciri-ciri sehat jiwa?


a. Ibnu Sina (370-428 H/980-1037 M)
Ibnu Sina mendefinisikan ruh sama dengan jiwa (nafs). Menurutnya,
jiwa adalah kesempurnaan awal, karena dengannya spesies menjadi
sempurna sehingga menjadi manusia yang nyata. Jiwa (ruh)
merupakan kesempurnaan awal, dalam pengertian bahwa ia adalah
prinsip pertama yang dengannya suatu spesies menjadi manusia
yang bereksistensi secara nyata.
b. Imam Ghazali (450-505 H/1058-1111M)
Ruh menurut al-Ghazali terbagi menjadi dua, pertama yaitu di sebut
ruh hewani, yakni jauhar yang halus yang terdapat pada rongga hati
jasmani dan merupakan sumber kehidupan, perasaan, gerak, dan
penglihatan yang dihubungkan dengan anggota tubuh seperti
menghubungkan cahaya yang menerangi sebuah ruangan.
Kedua, berarti nafs natiqah, yakni memungkinkan manusia
mengetahui segala hakekat yang ada. Al-Ghazali berkesimpulan
bahwa hubungan ruh dengan jasad merupakan hubungan yang
saling mempengaruhi.
Ia sebelum masuk dan berhubungan dengan tubuh disebut ruh,
sedangkan setelah masuk ke dealam tubuh dinamakan nafs yang
mempunyai daya (al-'aql), yaitu daya praktik yang berhubungan
dengan badan daya teori yang berhubungan dengan hal-hal yang
abstrak.
c. Ibn Taimiyah ( 661-728 H/1263-1328 M)
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa nafs tidak tersusun dari
substansi-substansi yang terpisah, bukan pula dari materi dan
forma. Selain itu, nafs bukan bersifat fisik dan bukan pula esensi
yang merupakan sifat yang bergantung pada yang lain.
d. Ibn Qayyim al-Jauziyah (691-751 H/1292-1350 M)
Ibn Qayyim al-Jauziyah Menggunakan istilah ruh dan nafs untuk
pengertian yang sama. Nafs (jiwa) adalah substansi yang bersifat
nurani 'alawi khafif hayy mutaharrik atau jism yang mengandung
nur, berada di tempat yang tinggi, lembut, hidup dan bersifat
dinamis.

Ciri Kesehatan Mental/jiwa.


a. Dalam Islam.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Musthafa Fahmi, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad


Mahmud, menemukaan dua pola dalam kesehatan mental:
Pola negatif (salabiy), bahwa kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari gejala neurosis (al-amarah al-
ashabiyah) dan psikosis (al-amaradh al-dzibaniyah).
Pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan mental adalah
kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri
dan terhadap lingkungan sosialnya. Pola yang kedua ini lebih
umum dan lebih luas dibandingkan dengan pola pertama
b. Menurut barat
Menurut Marie Jahoda pengertia kesehatan mental tidak hanya
terbatas kepada absennya seseorang dari ganguan dan penyakit
jiwa, tetapi orang yang sehat mentalnya, juga memiliki sifat atau
karakteristik utama sebagai berikut:
Memiliki sikap kepribadian terhadap diri sendiri dalam arti ia
mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya.
Memiliki pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri.
Memiliki integrasi diri yang meliputi keseimbangan jiwa
kesatuan pandangan dan tahap terhadap tekanan-tekanan
kejiwaan yang terjadi.
Memiliki otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur
kelakuan dari dalam ataupun kelakuan-kelakuan bebas.
Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari
penyimpangan kebutuhan, dan penciptaan empati serta
kepekaan sosial.
Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan
berintegrasi dengannya
Sumber : Ramayulis; Psikologi Agama; Kalam Mulia; Jakarta;
2002 & Yusak Burhanuddin; Kesehatan Mental; Penerbit
Pustaka Setia; Bandung; 1999.

2. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau


kurang lebih 1,5 bulan?
Emosi Adalah Sikap emosional yang muncul akibat reaksi dalam
yang terjadi secara spontan yang merupakan bentuk ekspresi
penolakan.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana
rangsangan ini akan terjadi ppeningkatan keresahan sehingga
situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena rangsangan ini
terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik
kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi
peningkatan kadar katekolamin ( sekelompok hormone yang
memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
dalam menanggapi stress ( University of California, San
Diego,Health Library ) ) sehingga membuat orang yang sedang
emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak terkontrol
dalam perbuatan. tambahan hormon dan neutrontransmitter otak,
adrenalin dan noradrenalin dilepaskan, yang akan memicu suatu
kondisi rangsangan yang lebih lama.
Sumber : Abla Bassat Goma. 2006. Melejitkan Kepribadian
Diri

3. Definisi gangguan jiwa?


DSM-IV adalah suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg secara
klinis bermakna, disertai adanya penderitaan (gejala yg
menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dengan peningkatan
resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting,

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi


perilaku, psikologis atau biologis pada individu.
Gangguan Jiwa/Mental: Psikosis dan Neurosis

Konsep gang. Jiwa :


Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa :
Sindrom atau pola perilaku
Sindrom atau pola psikologik
Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress),
antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram, disfungsi
organ, terganggu, dll
Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan
untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi,
berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
Sumber : Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III

4. Penyebab gangguan jiwa?


Gangguan jiwa ringan (neurosa)
Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak
sesuai dengan harapan.
Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia.
Gangguan jiwa berat (Psikosa)
o Organik (Ada kelainan di otak)
Primer ; radang otak, trauma kepala
Sekunder: tipoid DELIRIUM, GGA (metabolisme)
o Fungsional (Idiopatik)
Skizofrenia
Gangguan Mood
Gangguan Waham Menetap
Gangguan psikotik lainnya
Sumber : Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III

5. Macam-macam gangguan jiwa?


Ggn mental organik,
o F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler, F04.Sindrom
Amnesik organik, F05 Delirium dan Ggn mental organik lain)
o F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat
psikoaktif:
1 (Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan Alkohol,
2 Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-Sedativa
3 Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg mudah menguap
4 atau zat multipel dan zat psikoaktif lain)

Ggn mental psikotik,

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

o F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:


1 Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan
2 sementara, ggn waham menetap, ggn waham
3 terinduksi, ggn skizoafektif, ggn psikosis non
4 organik lainnya atau YTT.
o F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
1 Episode manik, ggn afektif bipolar, episode
2 depresi, ggn depresif berulang, ggn mood/afektif
3 menetap lainnya/ YTT.

Gangguan neurotik dan ggn kepribadian,


o F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait
stres = ggn ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-
kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn penyesuaian, ggn
disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
o F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis
dan faktor fisik: ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi
seksual, ggn mental dan perilaku masa nifas, faktor psikologis
dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK, sindrom
perilaklu ytt.
o F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn
kepribadian khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas
jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn kepribadian dan
perilaku lainnya.

Ggn masa anak- remaja dan perkembangan


o F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait
stres = ggn ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-
kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn penyesuaian, ggn
disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
o F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis
dan faktor fisik: ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi
seksual, ggn mental dan perilaku masa nifas, faktor psikologis
dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK, sindrom
perilaklu ytt.
o F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn
kepribadian khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas
jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn kepribadian dan
perilaku lainnya.

Penjelasan :

F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental


Simtomatik
Gangguan mental organik = gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

= pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder


penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kongnitif.
Gangguan sensorium kesadaran, perhatian.
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang
persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi.

Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol


dan Zat Psikoaktif Lainnya
F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual
tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.
F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau
afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau
kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek
biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan
kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.
F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan
Terkait Stres
F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan
Fisiologis dan Faktor Fisik
F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan
merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara
berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa
kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi
faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya
didapat pada masa kehidupan selanjutnya.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang
terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.
F8 Gangguan Perkembangan Psikologis
Gambaran umum
Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak.
Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi
yang berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan
saraf pusat.
Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang
khas bagi banyak gangguan jiwa.
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk
bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas
adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan
bertambahnya usia.
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya
Pada Masa Kanak dan Remaja
Sumber : Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III

6. Macam-macam fungsi global yang dapat dinilai?


Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi psikologis,
social dan okupasional. Yang digunakan dalam merencanakan
penatalaksanaan serta meramalkan hasil (kisaran skala anatar 1
sampai 100).

100-91 Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah


kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang
lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.
90-81 Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan
ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang,
tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara
social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari
masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang
80-71 berdebat dengan keluarganya)

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan


merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap
stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah
berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan
70-61
ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal,
kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)

Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan


insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi
60-51 social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang
membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya
berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal
yang penuh arti
50-41
Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara
sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau
40-31 kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau
sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau


tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan,
atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu
30-21 bertahan kerja)

Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi


(missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau
tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang
20-11 seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga,
berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari
teman, menelantarkan keluarga)

Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau


gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan
10-1
(missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak
sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk
berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di
tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan,
rumah, atau teman)
0
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal,
usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian,
sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau
kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene
pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian


besar inkoheren atau membisu)

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan


parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan
persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang
minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa
harapan akan kematian yang jelas

Informasi tidak adekuat


Sumber : Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III

7. Manifestasi dari fungsi okupasi dan psikososial?


1. Terapi okupasi khusus untuk pasien mental/ jiwa
(a). Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat
mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya.
(b) Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi
secara wajar dan produktif.
(c) Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan
bakat dan keadaannya.
(d) Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan
diagnose dan penetapan terapi lainnya.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan
ruang gerak sendi, kekuatan otot dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan,
berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telpon,
televisi, dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu,
mandi yang bersih, dan lain-lain.
4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan
rutin di rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan
(simplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-
hari.
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan
kemampuan yang masih ada.
6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh
pasien sebagai langkah dalam pre-vocational training. Dari
aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan mental dan fisik,
kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lain-lainnya dari si
pasien dalam mengarahkannya ke pekerjaan yang tepat dalam
latihan kerja.
7. Membantu penderita untuk menerima kenyataan dan
menggunakan waktu selama masa rawat dengan berguna.
8. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan setelah
kembali ke keluarga.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Sumber : Sujono Riyadi dan Teguh Purwanto. Asuhan


Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.

8. Bagaimana proses terjadinya waham?


9. Macam-macam waham?
Sudah terjawab di bawah
10. Macam-macam halusinasi?
Sudah Terjawab di bawah
11. Apa beda antara halusinasi,ilusi dan waham?
Sudah terjawab di bawah
12. Apa hubungan penggunaan zat psikoaktif terhadap gejala
pada pasien?
13. Bagaimana cara mendiagnosis pasien tsb?

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Anamnesis

Alasan berobat
Riwayat gangguan sekarang
Riwayat gangguan dahulu
Riwayat perkembangan diri
Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll.

Pemeriksaan

Fisik diagnostik
Status mentalis
Laboratorium
Radiologik
Evaluasi Psikologik
Lain-lain

Diagnosis

a Aksis I:
- Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48,
F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99).
- Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis
b Aksis II:
- Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian
maladaptif, mekanisme defensi maladaptif)
- Retardasi Mental (F70-79)
c Aksis III
- Kondisi Medik Umum
d Aksis IV
- Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan
sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses
pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)
e Aksis V
- Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of
Functioning = GAF Scale)
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah
yang tidak tertanggulangi.
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalh harian biasa.
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam social.
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum baik.
60-51 gejala dan disabilitas sedang.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

50-41 gejala dan disabilitas berat.


40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,
tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang.
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
10-01 persisten dan lebih serius.
0 informasi tidak adekuat

Tujuan diagnosis multiaksial


Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi
dan meramalkan outcome.
Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan
mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas
situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas individu
dengan diagnosis yang sama.
Penggunaan model bio-psiko-sosial.
Sumber : Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III
14. Macam-macam stressor?
15. Pemeriksaan fisik dan laboratorium?
16. Jenis-jenis obat anti psikotik dan interaksinya?
17. Jenis-jenis terapi psikososial?
18. Terapi?

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

19. DD?
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan halusinosis organic
Sindroma waham organic
Ggn. Mental Organik
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat

Gangguan Psikotik

Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Ggn. Psikotik Fungsional Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik lainnya

Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan

PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat


ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain
(halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri -
laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global
penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi.

DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik:

ggn perkembangan pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn


skizoafektif, ggn delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik
krn kondisi medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan
ganguan mood berat dg ciri psikotik

NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis


atau rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau
diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme
pertahanan, kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi,
fobia) atau disfungsi (astenia, impotensi) dll.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

SKIZOFRENIA

PPDGJ III skizofrenia adalah:

Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan perjalanan penyakit yg


luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh
genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh pe-
nyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi
serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan
kemampuan intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif
tertentu dpt berkembang kemudian.

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan


membebani masyarakat sepanjang hidup penderita,
dikarakteristikan dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan
perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994)

System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus


parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia

Sejarah :

o Emil Kraepelin

Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif yang jelas


(demensia) dan onset yang awal (prekoks)mengalami
perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis
umum berupa halusinasi dan waham.

o Eugen Bleuler

Skizofrenia menggantikan demensia prekoksperpecahan


(schism) antara pikiran, emosi, dan perilaku

Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan dalam


konsep skizofrenia, seperti pada demensia prekoks.

Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi longgar),


afektif, autism, ambivalensi

Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham

o Gabriel Langfeldt

Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua


kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis skizofreniform

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Skizofrenia sesungguhnya (nuclear skizofrenia)depersonalisasi,


autism, penumpulan emosi, onset yang perlahan-lahan,
derealisasi

Etiologi

o Model diastesis-stres

Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan lingkungan

Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik


(diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan
yang menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan gejala
skizofrenia

o Factor biologis

Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah


struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia basalis

Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu banyaknya


aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya pelepasan dopamine,
terlalu banyaknya reseptor dopamine, atau kombinasi
mekanisme tsb

Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :

Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood

Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi

Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin hipofifi anterior

Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya GABA

Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus


parahipokampus

Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-gerakan


aneh

o Genetika

o Factor psikososial

Diagnosis

Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

1 Simptom positif

Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi


waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku
katatonia atau agitasi.

2 Simptom negatif, Ada 5 tipe gejala

Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan


intensitas.

Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran


dan produktivitas.

Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.

Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh


aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.

Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita


skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional
withdrawal).

3 Simptom kognitif

Yg paling berat dan paling sering

Ganngguan verbal fluency

Ganngguan serial learning

Ganngguan dalam vigilance

Ganngguan eksekutif

4 Simptom agresif dan hostile

Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah


pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara
fisik aau verbal terhadap org lain.

5 Simptom depresi dan anxious

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR

A Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau
kurang dari sebulan jika pengobatan berhasil.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

1 Waham

2 Halusinasi

3 Bicara disorganisasi

4 Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas

5 Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition

Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar
berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau lebih
suara yang berbicara (voices conversing).

B Disfungsi sosial atau pekerjaan

C Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan

D Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood

E Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis


umum

F Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis


tambahan skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi
menonjol.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR

1 Tipe Katatonik

Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:

a Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau


stupor)

b Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan


tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.

c Negativisme yang ekstrim, mutisme.

d Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh


posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai)
yang menonjol.

e Ekolalia atau ekopraksia.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

2 Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)

Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek


tidak sesuai.

b Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

3 Tipe Paranoid

Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.

b Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

4 Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)

Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun


tipe katatonik.

5 Tipe Residual

a Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku


katatonik atau disorganisasi yang menonjol.

b Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh


adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a
menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan
(misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak
lazim).

6 Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)

Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:

a Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung


minimal 1 tahun, dapat berupa:

1 Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik

2 Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton


negative

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

3 Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan


social

b Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)

1 Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau
lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di
bawah ini:

a Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though


broadcasting

b Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity

c Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau


mendiskusikan tentang pasien).

d Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.

2 Minimal terdapat dua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila


semua gejala di atas tidak ditemukan yaitu:

a) Halusinasi yang menetap


b) Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau
pembicaraan yang tidak relevan
c) Perilaku katatonik
d) Gejala negative

3 Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan


berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan
apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.

4 Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif


atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi
(penyakit otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.

5 Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-


sama secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut
dikenal dengan Gangguan skizoafektif.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III

1 Tipe Paranoid (F20.0)

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

a Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.

b Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi


dan gangguan persepsi.

c Kriteria diagnosis:

halusinasi atau waham harus menonjol

gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta


gejala katatonik yang tidak nyata

halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah


terhadap pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti
bunyi peluit, mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi
penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual.

Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau


kejar.

2 Tipe Hebefrenik (F20.1)

Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah


gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak.

Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan


proses piker yang menonjol.

Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty
of purpose).

3 Tipe Katatonik (F20.2)

a Jarang ditemukan

b Criteria diagnosis:

Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia

Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme,


kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas,
atau command outomatisme.

c Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda


dulu.

4 Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria


tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia.

5 Tipe Residual (F20.5)

a Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.

b Kriteri diagnosis:

Gejala negative skizofrenia yang menonjol

Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu


yang memenuhi criteria skizofrenia

Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas


dan frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah
menimbulkan sindrom negative.

Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi


kronis.

6 Tipe Simpleks (F20.6)

a Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.

b Tidak terdapat waham atau halusinasi

c Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia


tipe lain

d Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik


yang nyata.

7 Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)

a Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)

b Gejala skizofrenia masih tetap ada

c Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu,


memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

Pola perjalanan skizofrenia menurut PPDGJ III dengan kode lima karakter:

F20.X.0 : berkelanjutan

F20.X.1 : episodic dengan kemunduran progresif

F20.X.2 : episodic dengan kemunduran stabil

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

F20.X.3 : episodic berulang

F20.X.4 : remisi tidak sempurna

F20.X.5 : remisi sempurna

F20.X.8 : lainnya

F20.X.9 : periode pengamatan kurang 1 tahun

Kriteria diagnostik lain :

HARUS ADA SEDIKITNYA 1 GEJALA:

1. THOUGHT ECHO isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau


bergema dlm kepalanya dan isi pikiran ulangan, walopun isinya
sama tapi kualitasnya berbeda.
THOUGHT INSERTION OR WITHDRAWAL isi pikiran yang asing
dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi pikiran diambil keluar
oleh sesuatu dari luar dirinya.
THOUGHT BROADCASTING isi pikirannya tersiar keluar shg orang
lain / umum mengetahuinya.
2. DELUSION OF CONTROL waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan ttt dari luar.
DELUSION OF INFLUENCE waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan ttt dari luar.
DELUSION OF PASSIVITY waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.
DELUSION PERCEPTION pengalaman inderawi yang tak wajar, yg
bermakna khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik / mukjizat.

c. HALUSINASI AUDITORIK:

suara halusinasi yg berkomentar terus menerus trhdp perilaku


pasien.
mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.

d. waham menetap jenis lain , yg menurut budaya setempat tidak wajar


dan sesuatu yang mustahil

PALING SEDIKIT 2 GEJALA:

a halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai


baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

ide2 berlebihan yang menetap atua apabila terjadi setiap hari selama
berminggu2/berbulan2 terus menerus

b arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang


berakibat inkoheren atau pembicaraan yang relevan, atau neologisme

c perilaku katatonik seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh ttt atau


fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme atau stupor

d gejala2 negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan soaial dan menurunnya
kinerja sosial tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

i adanya gejala2 khas tersebut diatas telah berlangsung selama


kurun waktu 1 bulan/>

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan , tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.

WAHAM

Adl suatu keyakinan atau pikiran yg salah karena bertentangan dg


kenyataan

Sifat atau ciri2 waham :

1 Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris

2 Selalu bertentangan dengan realitas

3 Selalu bertentangan dg logika

4 Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran

5 Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan
rasional

Jenis jenis waham :

1. Waham dikejar : penderita merasa dikejar2 olah orang lain

2. Waham curiga : penderita merasa selalu di sindir oleh


orang lain.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

3. Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau


disiksa oleh orang lain

4. Waham curiga : pasien merasa selalu disindir oleh orang


lain (curiga terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi
diartikan spt menyindir dirinya)

5. Waham cemburu : pasien merasa sll cemburu pd orang


lain, cth : penderita sll cemburu dg pasangannya (berlebihan)

6. Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan


pasien yg didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.

7. Waham somatic : keyakinan palsu menyangkut fungsi


tubuh pasian, cth : keyakianan bahwa otak penderita mencair,
jantung bocor

Sumber :Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

HALUSINASI

Adl persepsi panca-indra tanpa rangsangan pd reseptor2 panca indra


(persepsi tanpa obyek)

a Mrpkan gejala psikiatrik yang gawat (serius), halusinasi pendengaran


sering dijumpai pd skizofrenia, halusinasi visual sering pd penderita dg
psikosa yang akut

b Dapat terjadi pada orang normal : halusinasi hypnagogik

c Jenis2 halusinasi :

1 Halusinasi pendengaran (Akustik)

Sering berbentuk :

Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara


tegas

Phonema : suara2 tg berbentuk suara jelas, spt yang berasal


sari mns, shg menderita mendengar kata2 atau kalimat2 ttt.

2 Halusinasi penglihatan (visuil)

Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut

Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit infeksiakut


atau psikosa organic.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

3 Halusinasi olfaktorik (pembauan)

Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia n keadaan lesi dr lobus


temporalis

4 Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)

Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya ditemui


bersama dg Halusinasi olfaktorius

5 Halusinasi taktil (perabaan)

Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg pd


adiksi kokain.

6 Halusinasi haptik

Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr


bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau benda lain

7 Halusinasi kinestetik

Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya,


mengalami perubahan bntk n bergerak sndr.

Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan


mescalin psilocybin n d-LSD-25

8 Halusinasi autoskopi

Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya

Sumber :Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

PENANGANAN

Non farmakologi

Dukungan psikososial sangat penting

30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki


gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak fungsi
sosialnya.

Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri dan


kepuasan hidup.

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah:

i SST (Social Skills Training)

ii CBT (Cognitive Behavioral therapy),

iii CR ( Cognitive Remediation)

Farmakologi

Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu.

Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap


neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
(dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal
disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin,
alfa adrenergik dll.

Farmakokinetik :

o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan dan


sistem organ.

o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam.

o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po

o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan


berikatan dg protein plasma.

o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas


neuroleptik bervariasi.

o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata.

Indikasi :

o Ggn psikosis organik dan fungsional

o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)

o Ggn kepribadian

o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik

Kontra indikasi

o Penderita hipersensitif

o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium

o Sindroma neuroleptik malignan

o Ggn berat faal hati,ginjal

o Depresi sumsung tulang,

o ggn darah Kehamilan dll.

Efek samping

o Sedasi dan inhibisi psikomotor

o Ggn otonomik:

o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-


defekasi, tio meningkat mata kabur, hidung tersumbat, ggn
irama jantung

o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom


parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) apabila ada efek
samping di ekstra piramidal, diberi

o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik


(joundice), ggn hematologik ( leukopenia, agranulositosis)

Obat anti psikosis tipikal (konvesional)

Gol phenothiazine:

- rantai alifatik: Chlorpromazine ( 25, 100 mg), Levomepromazine (25


mg)

- rantai piperazine: Trifluperazine (1,5 mg), Perphenazine &


Fluphenazine(2,5;5;25mg)

- rantai piperidine: Thioridazine (50, 100 mg)

Gol Butyrophenone: Haloperidol(I,5;2;5mg)

Gol Diphenylbutylpiperidine: Pimozide(2,4)

Gol Benzamide: Sulpiride(200 mg, 50 mg)

Obat antipsikosis atipikal

Gol Benzisoxazole: risperidone (1,2,3 mg)

Gol Dibenzodiazepine:

Naim Ismail (012116463)


LBM 1

- Clozapine: Clozapine (25,100)

- Quetiapine: Seroquel (25,100,200 mg)

- Olanzapine: Zyprexa (5,10 mg)

Skema Efek Samping

Anti Psikotik ! Mg.Eq ! Poten ! Sedasi! Otnm!


Eks.P

-Chorpromazin 100 + +++ +++ +


+

-Thioridazin 100 + +++ +++


+

-Sulpiride 200 + + +
+

-Levomepromaz 25 ++ ++++ ++ +

-Clozapine 25 ++ ++++ + -

-Perphenazine 8 +++ + + +
++

-Trifluoperazine 5 +++ + + +
++

-Flupenazine 5 +++ ++ +
+++

-Haloperidol 5 +++ + +
++++

Sumber : Dr. Rusli Maslim, Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat


Psikotropika.

Naim Ismail (012116463)

Anda mungkin juga menyukai