Anda di halaman 1dari 14

BAYI TABUNG

Apa inseminasi itu???


Pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam
tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis.
Bayi tabung merupakan suatu teknologi
reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur
(ovum) di luar tubuh wanita.
PROSES BAYI TABUNG

Proses bayi tabung adalah proses dimana sel


telur wanita dan sel sperma pria diambil untuk
menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan
sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang
secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu
menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dalam
rahim sampai dilahirkan.
HUKUM BAYI TABUNG DALAM
PANDANGAN MEDIS
Aspek Medis
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan yang menyinggung masalah ini.
Dalam Undang-Undang No. 23 /1992 tenang
Kesehatan, pada pasal 16 disebutkan, hasil pembuahan
sperma dan sel telur di luar cara alami dari suami atau
istri yang bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim
istri dari mana sel telur itu berasal. Hal ini menjawab
pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya
pendonoran embrio. Jika mengacu pada UU
No.23/1992 tentang Kesehatan, upaya pendonoran
jelas tidak mungkin.
HUKUM BAYI TABUNG DALAM
PANDANGAN ISLAM
Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh
berputus asa dan menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar
(usaha) dalam menggapai karunia Allah SWT. Demikian
halnya di antara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid
asy-syariah (tujuan filosofis syariah Islam) adalah hifdz
an-nasl (memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi
kelangsungan dan kesinambungan generasi umat manusia.
Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi (QS.Al-
Insyirah:5-6) termasuk kesulitan reproduksi manusia
dengan adanya kemajuan teknologi kedokteran dan ilmu
biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia
agar mereka bersyukur dengan menggunakannya sesuai
kaedah ajaran-Nya.
HALAL JIKAA...
Bayi tabung/inseminasi buatan apabila dilakukan
dengan sel sperma dan ovum suami istri sendiri
dan tidak ditransfer embrionya ke dalam rahim
wanita lain termasuk istrinya sendiri yang
lain(apabila berpoligami) maka islam
membenarkan, baik dengan cara pembuahan di
dalam ataupun diluar(tabung) asalkan keadaan dan
kondisi suami istri yang bersangkutan benar-
benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk
memperoleh anak, karena berbagai macam alasan.
Hal ini sesuai dengan kaidah hukum fiqh:


hajat/keberuntungan yang sangat penting
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa. Dan
keadaan yang darurat itu membolehkan melakukan hal-
hal yang terlarang
HARAM JIKAAA...
Sebaliknya apabila inseminasi buatan itu
dilakukan dengan bantuan donor sperma dan ovum
maka diharamkan dan hukumnya sama dengan
zina. Dan sebagai akibatnya anak hasil inseminasi
buatan tidak sah dan nasabnya hanya
berhubungan dengan ibu yang melahirkan.
Dalil yang mengharamkan:
(
)
Tidak halal bagi seorang yang beriman pada Allah dan
hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman
orang lain (istri orang lain)
KESIMPULAN

Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan


bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan
persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma
atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara mengambil
sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba
palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara
pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized
ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan,
asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar
memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan
suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai
dengan kaidah al hajatu tanzilu manzilah al dharurat
(hajat atau kebutuhan yang sangat mendesak diperlakukan
seperti keadaan darurat).
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai