Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu
Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini telah menjadi perhatian dunia, hal ini
karena kurangya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara-negara
berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan
masyarakat masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan (Depkes, 2008).
Program Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah
satunya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah sebuah
perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Program ini diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mengubah perilaku dan
meningkatkan kebersihan lingkungan (WHO, 2015). .
Cakupan program PHBS rumah tangga di Indonesia menurut data
kementrian kesehatan pada tahun 2014 mencapai 56,58% dan cakupan daerah
Jawa Barat sebesar 51,40%. Angka ini belum memenuhi target, dimana program
pemerintah menargetkan 70% rumah tangga ber-PHBS pada tahun 2014 (Depkes,
2014).
Hal ini diperkirakan terjadi berhubungan dengan angka promosi kesehatan
yang dirasa masih kurang ke tempat tempat tertentu, promosi kesehatan yang
dilakukan tidak merata.
Diare merupakan kejadian buang air besar dengan konsistensi yang lebih cair
dari biasanya, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam satu hari (WHO, 2013).
Diare masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang seperti
Indonesia. Diare merupakan masalah kesehatan utama pada balita di tingkat
global, regional, maupun nasional. WHO menyebutkan bahwa, diare bertanggung-
jawab atas kematian 760.000 anak setiap tahunnya. Indonesia melakukan survey
yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen kesehatan memperlihatkan

1
peningkatan angka kejadian diare. Di Indonesia, diare menyumbang sekitar 18%
kematian balita, dari 3.070 juta balita. Hal ini menjadikan diare sebagai penyebab
utama kematian pada balita, yaitu 25,2% lebih tinggi dibanding pneumonia
(Riskesdas, 2007).
Data terbaru Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa insidensi tertinggi
diare, terjadi pada anak dengan kelompok umur <1 tahun, sebesar 5,5% yang
terdiagnosis, dan 7,0% yang merasa pernah/sedang menderita gejala tersebut
(Riskesdas, 2013).
Dengan ditemukannya data kasus diare yang tinggi, maka setiap fasilitas
kesehatan dasar harus dapat mengobati diare dengan cara kuratif maupun
promotif. Untuk mengurangi angka kejadian diare, maka cara promotif lebih
digalakkan oleh pemerintah. Berdasarkan WHO, diare dapat dicegah dengan
beberapa cara seperti akses air bersih, memperbaiki sistem sanitasi, menyusui
secara eksklusif, memperbaiki higiene, edukasi, vaksinasi, serta mencuci tangan
dengan sabun (WHO, 2013).
Mencuci tangan merupakan cara yang mudah untuk mencegah berbagai
penyakit. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu
secara mekanis, sehingga mencuci tangan menjadi penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Diperlukan tindakkan yang promotif,
untuk mempraktikkan cuci tangan yang benar, agar masyarakat terhindar dari
berbagai macam penyakit. Menurut riskesdas 2013, jumlah penduduk yang dapat
mencuci tangan yang benar adalah 47%. Meskipun data tersebut terjadi
peningkatan dari tahun 2007 yang hanya berkisar 23,2%, masih banyak penduduk
yang masih belum mengerti pentingnya mencuci tangan dan cara melakukan cuci
tangan yang benar.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah adalah

Bagaimana gambaran pengetahuan mengenai mencuci tangan pakai sabun


terhadap siswa SDN 1 Cikumpay di Kecamatan Campaka, Purwakarta

2
Bagaimana gambaran siakap mengenai mencuci tangan pakai sabun
terhadap siswa SDN 1 Cikumpay di Kecamatan Campaka, Purwakarta
Bagaimana gambaran perilaku mengenai mencuci tangan pakai sabun
terhadap siswa SDN 1 Cikumpay di Kecamatan Campaka, Purwakarta

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari penelitian ini adalah dengan diperolehnya gambaran pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang mencuci tangan pakai sabun terhadap siswa SD, dapat
membantu Puskesmas dalam menentukan kebijakan dalam promosi kesehatan,
khususnya dalam hal mencuci tangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan,
sikap, dan perilaku tentang mencuci tangan pakai sabun terhadap siswa SDN 1
Cikumpay di Puskesmas Campaka, Kabupaten Purwakarta, tahun 2017.
Diharapkan dari data yang diperoleh, dapat membantu program promosi
kesehatan yang telah ada, yang. pada akhirnya akan menurunkan angka kejadian
diare di Puskesmas Campaka, Kabupaten Purwakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Campaka


Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam menyusun
kebijaksanaan dalam upaya pemerataan cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Rumah Tingga dan dapat menjadi masukan dalam menyusun kebijakan
untuk penanggulangan penyakit diare.

1.4.2 Bagi Siswa SD di SDN 1 Cikumpay


Memberikan informasi kepada siswa mengenai pentingnya cuci tangan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit terutama diare
serta berusaha memberikan pengetahuan, merubah atau mengarahkan sikap dan
perilaku masyarakat agar mau dan berpartisipasi aktif dalam perilaku hidup bersih
dan sehat di rumah tangga khususnya mengenai cuci tangan menggunakan sabun.

3
1.4.3 Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan bagian
ilmu kesehatan masyarakat, serta melatih penalaran untuk melakukan pengamatan
terhadap gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku tentang mencuci tangan
sebagai pencegahan terhadap diare.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cikumpay, wilayah kerja Puskesmas
Campaka, Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 20
Februari 2017 saat Pengalaman Belajar Lapangan III.

Anda mungkin juga menyukai