Anda di halaman 1dari 20

1.

Teori teori Keperawatan Keluarga


Fungsi teori adalah untuk membedakan, menjelaskan, atau memperkirakan kejadian
signifikan yang terjadi dalam keperawatan. Teori keperawatan keluarga menyediakan informasi
pengetahuan bagi praktik, dan praktik keluarga yang pada gilirannya membantu perkembangan
teori keperawatan.
Teori/ model keperawatan adalah teori yang paling sedikit berkembang dalam
keperwatan keluarga. Metaparadigma ilmu keperawatan terdiri atas empat konsep, yaitu
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Beberapa ahli teori keperawatan telah
merevisi ulang teori awal mereka guna mengakomodasi asuhan keperawatan untuk keluarga dan
kumpulan lainnya (seperti komunitas) sebagai klien keperawatan.
1. Model lingkungan Nightingale
Florance Nightingale sebenarnya tidak menyajikan suatu teori keperawatan atau
keperawatan keluarga. Meskipun demikian, ia menyebutkan keluarga disebagian besar tulisannya
dan dikebanyakan praktik keperawatannya. Nightingale meningkatkan layanan baik layanan
perawat-kebidanan maupun layanan kesehatan diberikan dirumah dan menulis Catatan
Keperawatan untuk wanita yang ditugaskan merawat anggota keluarga yang sakit dan menjaga
kesehatan anak di rumah. Dalam sebuah dokumen yang berjudul Training Nurses for the Sick
Poor (Nightingale, 1949) ia mengatakan perawat untuk terlibat dalam perawatan orang sakit
dan keperawatan kesehatan di lingkungan rumah. Nightingale melakukan berbagai upaya untuk
mendorong wanita awam memberikan asuhan keperawatan yang baik dirumah mereka diikuti
dengan upayanya membuat program pelatihan untuk perawat profesional.
2. Teori Pencapaian Tujuan King
Imogene King (1981, 1987) mengembangkan model proses transaksi pada sistem yang
saling memengaruhi yang disebut sebagai Teori Pencapaian Tujuan. Dalam model King (1981),
tujuan perawat adalah membantu individu memelihara kesehatan mereka sehingga dapat
mengerjakan perannya. Model King berfokus pada interaksi perawat-pasien, yang merupakan
forum untuk mengidentifikasi tujuan, masalah dan kekhawatiran individu. Dalam karya awalnya,
King memasukkan pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup. Konsep King mengenai klien
individu dapat diperluas hingga memasukkan keluarga karena modelnya mencakup konsep yang
relevan dengan keluarga seperti persepsi, interaksi, komunikasi, transaksi, ruang, waktu, tumbuh
kembang dan stress (Whall & Fawcett; 1991a). King secara luas mendefinisikan keluarga
sebagai kelompok kecil individu yang diikat bersama untuk sosialisasi anggotanya dan untuk
menurunkan nilai dan norma perilaku di sepanjang rentang kehidupan (King, 1983; Frey &
Sieloff 1995). Keluarga dipandang baik sebagai suatu sistem interpersonal maupun sistem sosial.
Sejak awal tahun 1989, perawat menggunakan model King dalam memberikan asuhan keluarga.
3. Model Adaptasi Roy
Dalam karya awal Roy (1976), keluarga dipandang sebagai ruang lingkup individu.
Kemudian Roy dan Roberts (1981) mengubah penjabaran konsep keluarga sebahgai konteks
menjadi keluarga sebagai suatu sistem adaptif meliputi individu, memiliki input, kendali interna
dan proses umpan balik dan output (Whell&Fewcett, 1991a, hlm. 23). Roy menjelaskan bahwa
keluarga, individu, kelompok, organisasi sosial, dan komunitas, dapat menjadi unit analisis dan
fokus praktik keperawatan. Hanna dan Roy (2001) membahas kesinambungan pengembangan
model Roy tekait dengan keperawatan keluarga dan mencatat bahwa keluarga dapat dijabarkan
sebagai ruang lingkup individu atau keluarga dapat dijabarkan sebagai orang atau kelompok
yang saling terkait.
4. Model Sistem Kesehatan Newman
Newman membahas keluarga sebagai klien sejak awal perkembangan model. Aspek
utama dalam model ini adalah variabel fisiologis, sosiobudaya, perkembangan dan spiritual,
sturuktur dasar dan sumber energi, garis ketahanan, garis pertahanan normal, garis pertahanan
fleksibel, stresor, reaksi, pencegahan primer, sekunder dan tersier, faktor intra-,inter-, dan
ekstrapersonal dan rekonstitusi (George, 1995). Newman (1983) mendefinisikan keluarga
sebagai sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang menciptakan dan
mempertahankan budaya umum. Menurut Newman, keluarga dipandang sebagai sebuah sistem
yang terdiri atas subsistem anggota keluarga. Fokus teori Newman adalah pada hubungan antar
individu anggota keluarga. Tujuan keluarga adalah mempertahankan stabilitas dengan menjaga
integritas struktur dasar keluarga tersebut (Whall & Faweet, 1991b). Anderson dan Tomlinson
(1992) menyajikan paradigma Sistem Kesehatan Keluarga yang menggabungkan beberapa
konsep kesehatan keluarga, praktik keperawatan, dan Model sistem Perawatan Kesehatan
Newman.
Model keperawatan konseptual Newman makin bertambah penting pada abad ke-21
karena penekanan pelayanan kesehatan terus bergerak ke arah pelayanan kesehatan berbasis
komunitas.
5. Model Perawatan Diri Orem
Model perawatan diri menurut Dorothea Orem (1971) beranggapan bahwa asuhan
keperawatan dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan diri secara
memadai untuk mempertahankan kehidupan, memelihara kesehatan, pulih dari penyakit atau
cedera (Orem,1991). Enam konsep ujtama dalam konsep Orem adalah perawatan diri, agensi
perawatan diri, kebutuhan keperawatan diri scera teraupetik, defisit perawatan diri, institusi dan
sistem keperawatan. Dalam penelitian awalnya, Orem tidak membahas keluarga dalam teori
perawatan selain untuk menunjukan bahwa perawat perlu bekerja sama dengan anggota keluarga
guna membantu anggota keluarag melakukan perawatan diri. Orem (1983a, 1983b)
menggambarkan keluarga sebagai unit pengondisian dasar tempat individu belajar budaya, peran
dan tanggung jawab. Dalam teori Orem, keluarga sebagian besar dipandang sebagai ruang
lingkup klien individu dan bukan sebagai penerima pelayanan kesehatan itu sendiri. Model
perawatan diri Orem dapat diperluas hingga memasukan keluarga sebagai unit perawatan. Gray
(1996) menyatakan bahwa setiap individu anggota keluarga dapat dipandang sebagai agens
perawatan diri yang memberikan kontribusi berkelanjutan bagi kesehatannya sendiri. Anggota
keluarga baik secara individu atau kelompok dapat melakukan atau menjalankan keharusan
perawatan diri yang meliputi sikap mengenai kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan
perilaku perawatan diri. Perawatan diri dapat digunakan untuk membantu perkembangan
promosi kesehatan dalam keluarga dan untuk mengenali serta mengevaluasi beberapa area yang
mungkin mengalami penurunan kesehatan.
7. Model Pengembangan Kesadaran Newman
Model pengembangan kesadaran Newman (1994) terinspirasi oleh pengalamannya
dengan penyakit pada keluarga saat ia masih muda dan masih dipengaruhi oleh ahli teori
keperawatan yang lebih awal, terutama konsep Rogers tentang manusia sebagai kesatuan dan
pentingnya pola, serta Newman juga memadukan gagasan dari para ahli teori dan berbagai
disiplin yang lain. Dalam model Newman kesehatan didefiniskan sebagai kesadaran yang meluas
dan bukan merupakan bercabangan dengan penyakit. Empat konsep inti awal pada model
Newman adalah pergerakan, waktu, ruang dan kesadaran. Pergerakan disebut sebagai suatu initi
materi, dan waktu berhubungan dengan ritme fenomena kehidupan. Ruang dan kesadaran tidak
didefiniskan secara terpisah karena terpadu dengan pergerakan dan waktu. Konsep terbaru
Newman mencakup pengembangan kesadaran, pola, pengenalan pola dan transformasi. Newman
berpendapat bahwa model pengembangan kesadarannya sangat sesuai dengan keperawatan
kesehatan keluarga, karena diterapkan pada keluarga, pergerakan membahas kebebasan
pergerakan individu dalam sistem keluarga sebagaimana pergerakan anggota keluarga di luar
keluarga. Newman menuliskan bahwa pola yang akan muncul dapat berupa aliran energi dan
menggambarkan area tempat energi dihambat, area tempat energi hilang atau menyebar atau area
tempat dibangunnya energi atau tempat kelebihan energi. Pada saat keseluruhan pola keluarga
muncul kapasitas informasi keluarga akan meningkat dengan turut serta dalam proses
identifikasi.
8. Evolusi Teori Keperawatan Keluarga
Teori keperawatan keluarga terus berkembang sejalan dengan penelitian dan praktik
keperawatan, termasuk keperawatan keluarga (Reed,1995). Banyak dari perdebatan berfokus
pada konseptualisasi baru konsep metaparadigma keperawatan dan mencerminkan pengaruh
perspektif pascamodernisasi dan neomodernisasi.Thorne dan rekan (1998) menyatakan bahwa
perkembangan teori keperawatan akan terbantu dengan menyatukan definisi konsep
metaparadigma dan mengurangi pengutuban di kalangan pendukung ahli teori keperawatan
tertentu. Penjelasan mereka tentang inti konsep keperawatan termasuk didalamnya keluarga
mengenali ruang lingkup asuhan. Selain itu terdapat peralihan yang drastis pada keperawatan
keluarga menuju perspektif berbasis kekeuatan pada saat bekerja dengan keluarga (Feeley &
Gottlieb, 2000), yang bertentangan dengan perspektif berdasarkan kekurangan atau pendekatan
yang berfokus pada masalah di masa lampau. Feeley dan Gottlieb (2000) menampilkan model
keperawatan McGill sebagai sebuah contoh model yang berfokus pada kapasitas, kompetensi,
dan sumber daya keluarga.sebagai klien, untuk praktik keperawatan keluarga yang menekankan
promosi kesehatan dan

2. Teori Ilmu Sosial Keluarga


Berikut ini tiga buah teori utama ilmu sosial keluarga yang berguna dalam memahami
keluarga dan keperawatan keluarga
1. Teori struktural-fungsional
Mendefinisikan keluarga sebagai sebuah sistem sosial dan oleh beberapa ahli keluarga
ddianggap sebagai bentuk paling awal dari teori sistem (Broderick,1993).Fokus utamanya adalah
bagaimana pola keluarga dikaitkan dengan lembaga masyarakat lain dan dengan keseluruhan
struktur dalam masyarakat.Penekanan diletakan pada fungsi dasar keluarga yaitu ekonomi
,reproduksi ,perlindungan ,budaya ,sosialisasi ,pewarisan status, hubungan dan fungsi kesehatan
(Hanson & Boyd, 1996).
Isu utama ahli teori struktural fungsional adalah seberapa baik struktur keluarga
memungkinkan keluarga melaksanakan fungsinya.Pendekatan ini menunjukkan keluarga sebagai
suatu unit yang terbuka terhadap pengaruh dari luar, namun pada saat yang sama, disebutkan
dengan mempertahankan batasnya.Keluarga tampak sebagai institusi yang mengadaptasi secara
pasif daripada sebuah agen pengubah.Kerangka cendrung menekankan gambaran statis tentang
struktur masayarakat dan mengabaikan perubahan sebagai dinamika struktural.Asumsi
prespektifnya mencakup:
a. Keluarga adalah suatu sistem sosial dengan kebutuhan fungsi
b. Keluarga adalah suatu kelomok kecil yang memiliki gambaran umum yang biasa ada pada
semua kelompok kecil
c. Sistem sosial seperti keluarga memenuhi fungsi melayani individu selain fungsi melayani
masyarakat
d. Individu bertindak sesuai dengan serangkaian norma dan nilai yang terinternalisasi yang
dipelajari terutama dalam keluarga melalui sosialisasi
Kekuatan utama pendekatan struktural fungsional bagi praktik keperawatan keluarga
adalah bahwa pendekatan ini bersifat komprehensif dan memandang keluarga dalam konteks
komunitas yang lebih laus.Kelemahan utama pendekatan ini adalah pandangan statisnya ,yang
cendrung memndang keluarga pada satu waktu bukan sebagi sebuah sistem yang berubah seiring
dengan waktu.
2. Teori Sistem
Teori sistem adalah suatu kerangka yang paling berpengaruh dan produktif .Sebuah
sistem terdiri dari serangkaian unsur yang saling terkait , Setiap sistem dikenali sebagia suatu
yang berbeda dari lingkungan tempat munculnya sistem tersebut.Sistem terbuka menganti energi
dan materi dengan lingkungan (negentropi) semetara sistem tertutup terpisah dari lingkunagnnya
(entropi).Asumsi perspektif sistem yang diterapkan pada sistem keluarga meliputi :
a. Sistem keluarga lebih besar daripada dan berbeda dari jumlah bagiannya.
b. Terdapat hirarki dalam sistem keluarga dan antara subsistem dan keluarga serta komunitas
c. Terdapat batasan didalam sistem keluarga (batasan tertutup dan terbuka ataupun acak)
d. Sistem keluarga mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu
e. Sistem keluarga berubah secara konstan sebagi respon dan ketengangan dari lingkungan
f. Pola sistem keluarga berbentuk sirkulasi
g. Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan yang terorganisir dengan individu dalam keluarga dan
saling berketergantungan
h. Sistem keluarga memiliki gambaran homeostatis untuk mempertahankan pokla stabil

Empat kekuatan utama pada kerngka sistem umum yaitu :


a. Teori utama yang mencakup rangkaian fenomena yang luas
b. Teori yang berbasis kontekstual, yang memandang kerluarga dalam konteks suprasistemnya
c. Teori yang berfokus pada interaksi
d. Teori holistik
Dua keterbatasan pemakaian orientasi teoritis ini dalam praktik keperawatan keluarga :
a. Teorinya sangat luas dan sanagt umum, dan harus disususn konsep dan pedoman praktik yang
spesifik di luar teori
b. Pendekatan mungkin tidak terlalu membantu ,seperti teori yang ditujukan untuk individu

3. Teori perkembangan keluarga


Asumsi dasar model perkembangan meliputi :
1. Tugas yang berbasis perkembangan terjadi pada periode terentu
2. Keberhasilan pencapain tugas peerkembangan mengarah pada kebahagiaan dan keberhasilan
tugas selanjutnya
3. Kegagalan pencapaian tugas perkembangan mengarah pada ketidakbahagiaan ,
penolakan/kesulitan dalam mencapai tugas selanjutnya

Tahap perkembangan keluarga yang dituliskan oleh Evelyn Duvall,1997 berdasarkan


pada usia anak sulung.Ia mengidentifikasi seluruh keluarga yang perlu dicapai pada tahap
perkembangan untuk pasangan hetero seksual yang memiliki anak. Tahapan dimulai dari
pernikahan pasangan dan diakhiri dengan kematian .Konsep perkembangan meliputi perpindahan
tingkat fungsi yang lebih tinggi yang menyiratkan kemajuan satu arah .Ketidakseimbangan
terjadi pada masa transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Teori perkembanganadalah suatu upaya untuk memperluas kerangka struktural
fungsional (analisis berskala besar) dan interaksi sosial (analisis berskala kecil). Teori
perkembangan keluarga menjelaskan tentang bagaimana dan apa perubahan perkembangan dasar
yang terjadi pada manusia dan kelompok sepanjang waktu .Pencapaian tugas perkembangan
keluarga membantu anggota keluarga untuk mencapai tugas mereka.
Perawat keluarga harus mengenali bahwa dalam setiap keluarga terdapat tugas
perkembangan individu dan keluarga yang perlu dicapai pada setiap tahap siklus kehidupan
individu.
Kekuatan utama pendekatan perkembangan keluarga yaitu pendekatan tersebut
memberikan dasar untuk merupakan apa yang akan dialami keluarga pada suatu periode dalam
siklus keperawatan keluarga.Kelemahannya adalah fakta bahwamodel tersebut dikembangkan
pada saat keluarga inti tradisional masih ditekankan

4. Teori Interaksional keluarga


Pendekatan interaksional keluarga berasal dari sebuah teori utama dalam spikologi sosial
dan sosiologi yang merupakan interaksi metabolik ;saat ini, istilah interaksi simbolik mewakili
bermacam-macam teori keluarga ,interaksi simbiolik berasal dari pragmatis dan psikolog sosial
yaitu George Herbert Mead.
Blumer 1969 : Kuhn; 1964 membuat tiga asunmsi dasar yang sangat penting untuk teori
interaksi simbolkik :
a) Manusia mnelakukan tindakan berdasarkan pada makna hal tersebut bagi mereka
b) Makna dari tindakan tersebut berasal dari interaksi sosial yang dimliki seseorang dengan
kawannya.
c) Makna ditangani dan dimodifikasi melalui sebuah proses interpretasi yang digunakan
seseorang dalam menghadapi sesuatu yang dia temui.
Asumsi ini bersama-sama membentuk fokus utama pada interaksi simbolik, yaitu
menghasilkan dan mendapatkan makna.Para ahli teori interaksi simbolik mengenali pengarugh
budaya dan masyarakat dalam keluarga saat keluarga merumuskan makna ( crotty, 1998).Arti hal
tersebut bagi keluarga yaitu anggota keluarga menciptakan makna guna membantu mereka
memahami dunia mereka. Makna dibangun oleh anggota keluarga yang relevan dengan situasi
yang dihadapi oleh keluarga.
Beberapa varian teori interaksi simbolik yang berfokus pada komunikasi dan peran telah
dikembangkan. Pendekatan struktural menekankan konsep peran.Peran dipelajari dan dijalankan
oleh individu dalam sebuah struuktur sosial.
Anggota keluarga memainkan peran mereka berdasakan harapan terhadap peran tersebut
yang dipelajari melalui proses sosialisai, dengan demikian metafora sering digunakan untuk
menjelaskan pengikut strukturalime yaitu aktor yang tengah berlaga ( turnar, 1991)
Pendekatan untuk memahami dinamika internal ini adalah yang paling relevan untuk
kepaearawatan keluarga.Oleh karena itu, kekuatan utama dari pendekatan tersebut adalah
fokusnya pada fokus internal dfi dalam keluarga dan pemahan terhadap proses ini .Btasan utama
dalam pendekatan ini yaitu ahli teori interaksional secara umum gagal untuk memasukan dampak
lembaga sosial.

5. Teori stres keluarga


Model stres keluarga terutama berhubungan dengan pelayanan kesehatan karena
penyebaran penyakit yang berkaitan dengan stres yang berkaitan dengankeluarga
(Artinian,1994).Asumsi model keperawatan keluarga terdiri atas (Artinian,1994):
a. Peristiwa yang tidak diharapkan/tidak direncanakanbiasanya dianggap sebagai peristiwa yang
menimbulkan stress
b. Peristiwa dalam keluarga
c. Kurangnya pengalaman terdahulu dalam menghadapi peristiwa yang menimbulkan stress
menyebabkan peningkatan presepsi stress
d. Peristiwa yang menimbulkan stress ambigu dapat lebih membuat stress dibandingkan dengan
peristiowa non ambigu
Area pengkajian harus mencakup variabel utama dalam teori itu sendiri. Model ini
mekankan bahwa presepsi terhadap stresor lebih penting dari pada realita objektif dan dengan
mengidentifikasi sumber dan kekuatan, dapat dibagun pendekatan keperawatan keluiarga yang
memberdayakan keluiarga

6. Teori Berubah
Manuranna (1978) menyatakan bahwa perubahan adalah suatu perubahan dalam struktur
keluarga yang terjadi sebagai kompensasi akibat munculnya kecemasan dan bertujuan untuk
mempertahankan struktur (stabilitas).
Menurut Wright dan Watson (1988) perubahan yang paling menonjol dan terjadai secara
terus menerus dalam keluarga dalah perubahan yang terjadi dalam sistem kepercayaan keluarga
(kognisi).Wright dan Leahey (2000) menawarkan sebuah konsep yang berhubungan dengan teori
berubah yang membantu perawat keluarga dalam melaksanakan prakteknya:
a. Perubahan tergantung pada presepsi terhadap m,asalah
b. Perubahan ditentukan oleh struktur
c. Perubahan tergantung pada ruang lingkup
d. Perubahan tergantung pada tujuan penyerta terapi
e. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan
f. Perubahan tidak terjadi secara sama pada seluruh anggota keluarga
g. Perawat bertanggung jawab untuk menfasilitasi perubahan
h. Perubahan terjadi dfengan adanya kesesuaian antara pemberian terapi (intervensi) dari
perawat dan struktur biospikososial-spiritual anggota keluarga.
i. Perubahan dapat disebabkan oleh banyak sekali penyebab

7. Teori ilmu sosial Keluarga Lainnya


Hanya kerangka utama yang digunakan sejak lama didalam ilmu sosial keluarga dan
relevan untuk praktik keperawatan keluarga yang dijelaskan disini.Kerangka lain yang
memberikan informasi mengenai keperawatan keluarga, yaitu teori kekacauan , teori pertukaran
sosial ,teori konflik, kerangka ekologis , pendekatan antropologis, dan teori fenomenologi (Nye
& Berardo,1981;Klien & White,1996; Friedman,1992)
3. Teori terapi keluarga
Teori terapi keluarga adalah campuran dari teori ilmu social dan teori praktik
keluarga.teori terapi keluarga disusun guna bekerja dengan keluarga bermasalah dan oleh karena
itu sebagian berorientasi pada patologis , juga teori ini menggambarkan dinamika dan pola
sistem keluarga yang terdapat dalam semua keluarga sampai derjat tertentu .
Teori terapi keluarga yang dijelaskan semuanya membahas konsep sistem keluarga yang
umum.Semua menyatakan bahwa system keluarga mempunyai kesamaan yaitu merupakan
system yang terbuka, berkelanjutan, pencarian-tujuan, pengaturan diri sendiri dan juga cirri
tambahan system social (Broderick, 1993).Bagi anggota keluarga yang ingin membentuk diri
mereka sendiri menjadi satu system, mereka harus berbagi serangkaian tujuan yang
umum.Tujuan dikembangkan melalui komunikasi.
Adapun macam-macam teori terapi keluarga :
1. Teori terapi interaksi/komunikasi keluarga
Pendekatan terapi interaksi / komunikasi sangat dipengaruhi ole ide-ide yang berasal dari
teori system umum, sibernetika, dan teori proses informasi (Goldenberg & Goldenberg ,
2000).Menurut Watzlawick dan rekan, analisis proses komuikasi melibatkan tiga aspek yang
berbeda yaitu sintatik, sematik, dan pragmatik ( watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967).Para ahli
teori komunikasi telah melekatkan kegunaan yang berbeda terhadap aspek yang berbeda ini dan
telah mengembnagkan intervensi berdasarka aspek-aspek ini.Sintetik memeperhatikan tentang
bagaimana sebuah pesan secara akurat disampaikan dari satu orang ke orang lainnya ( Broderick,
1993).
Ahli terapi yang menggunakan pendekatan ini berfokus pada bagaimana membantu
anggota keluarga saling berkomunikasi dengan jelas sehingga pesan yang disampaikan adalah
pesan yang diterima.Sematik memperhatikan tentang makna.Ahli teori keluarga telah menulis
tentang tema keluarga, mitos, dan legenda keluarga, serta cerita keluarga sebagai cara untuk
membentuk dan mempertahankan mkana yang sama, dan dengan membentuk kembali atau
mengubah makna keluarga seseorang dapat mengubah makna interaksi ( Broderick, 1993).
Interaksi simbolik juga memerhatikan makna.
Akhirnya, pragmatic berkaitan sendiri dengan dampak komunikasi pada prilaku , dan
aspek komunikasi inilah yang paling banyak terungkap secara lengkap. Aturan landasan teori
komunikasi yang dikembangkan oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson ( 1967) dalam
pragmatics of human communication adalah sebagai berikut :
1) Setiap orang harus mempunyai prilaku, dengan demikian setiap orang harus berkomunikasi.
Semua prilaku adalah komunikasi pada tingkat tertentu. Misalnya, seorang klien yang tidak
menjawab pertanyaan tetapi duduk dengan tenang selama wawancara berarti masih
berkomunikasi, tetapi perawat harus menemukan makna prilaku bagi klien untuk menemukan
apa yang tengah dikomunikasikan.
2) Semua komunikasi memiliki tingkat laporan (digital) dan tingkat perintah ( analog). Tingkat
perintah mendefinisikan sifat hubungan.
3) Semua prilaku/komunikasi harus dinilai dalam ruang lingkupnya. Tanpa kewaspadaan
kontekstual, pemahaman lengkap tidak terjadi.
4) Semua system ditandai oleh peraturan yang mempertahankan keseimbangan homeostasis dan
memelihara system.
5) Hubungan dapat dideskripsikan baik sebagai sesuatu yang simetris atau sebagai pelengkap.
6) Setiap oranng menekankan realitasnya menurut realitas diri mereka sendiri.
7) Masalah dipertahankan dalam lingkaran umpan balik yang terkait degan pola komunikasi
berulang.
8) Keluarga fungsiona maupun normal mampu mempertahankan integritas dasarnya bahkan selama
periode stress. Perunbahan diakomodasi sesuai kebuuhan dan terdapat komunikasi yang jelas dan
sesuai.
9) Keluarga yang fungsional dikatakan tersangkut .Prilaku simtomatik mempertahankan
keseimbangan keluarga pada saat itu dan menghindari perubahan yang diprlukan . masalah
adalah sebuah gejala kerusakan system tersebut.

Satir (1982) membentuk ide-ide komunikasi diatas dengan menambah empat asumsi
dasar. Pertama Pergerakan alamiah semua individu kearah tumbuh kembang yang positif dan
suatu gejala menunjukkan suatu kebuntuan dalam proses pertumbuhan. Kedua, semua individu
memiliki sumber yang diperlakukan untuk tumbuh kembang. Ketiga, keluarga memiliki
pengaruh timbal balik dan tanggung jawab bersama. Keempat , terapi adalah psroes yang
melibatkan interaksi antara klien dan ahli terapi , dengan tujuan memindahkan keluarga kearah
pertumbuhan yang positif.
Kerusakan fungsi keluarga terjadi jika komunikasi keluarga yang tidak jelas dan jika
peraturan fungsi keluarga menjadi ambigu.Fokus intervensi utama adalah penetapan komunikasi
yang sesuai dan jelas serta mengklarifikasi dan mengubah aturan keluarga ( Jackson, 1965b ;
satir, 1967). Sudut pandang interaksi/komunikasi memiliki penekanan kuat pada komunikasi
diantara anggota keluarga dan focus sudut pandang interaksi yang telah dibahas adalah pada
makna bersama. Kekuatan pendekatan ini adalah pada fokusnya terhadap komunikasi didalam
lingkunan keluarga.kelemahan teori ini adalah teori ini melihat terutama pada prilaku internal
keluarga dan bukan bagaimana budaya lingkungan yang lebih luas member dampak pada
keluarga.

2. Teori terapi keluarga structural


Empat konsep utama yang penting untuk memahami terapi keluarga structural adalah :
1) Pola transaksi
Adalah transaksi yang sudah menjadi kebiasaan dan berulang dianggota keluarga yang menjadi
hokum tetap yang mengatur interaksi dan prilaku berbagai anggota keluarga.
2) Adaptasi
Adaptasi menunjukkan kemampuan keluarga untuk menggerakkan pola transaksi alternatif
menuju pola yang sudah tetap ini guna memenuhi tuntutan eksterna dan interna akan
perubahan.Disfungsi keluarga terjadi ketika pola transaksi tidak lagi berfungsi bagi keluarga dan
akibatnya terdapat adaptasi yang buruk.
3) Subsistem
Adalah cara system keluarga membedakan dan melaksanakan fungsi afektif dan
sosialisasinya.Subsistem dalam keluarga ini biasanya adalah subsistem individual atau subsistem
hubungan.
4) Batasan
Memastikan pembedaan antara subsystem keluarga .Minuchin memperkenalkan ide tentang dua
patologis ekstrem dalam batasan: batasan lepasan, yang batasnya terlalu kaku dititik tempat
kelekatan antara anggota keluarga kecil dan batasan pertautan, dengan batasan yang berdifusi
dititik tempat subsistem tidak berfungsi secara otonom atau sama sekali tidak mandiri.

Tujuan terapi keluarga structural adalah memfasilitasi perubahan dalam struktur keluarga.
kekuatan pendekatan ini adalah bahwa konsepnya cukup jelas, dipadukan, disusun, dan diuji
dengan baik. Pendekatan berpusat saat ini , berorientasi pada tindakan , dan berfokus pada
masalah yang sangat konsisten dengan model terapi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
saat ini.Keterbatasab model adalh bahwa pendekatan membutuhkan peran yang sangat terarah
dan aktif dipihak ahli terapi , yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa ahli
terapi dan bagi keluarga.

3. Teori Terapi system keluarga


Teori system keluarga Murray Bowen adalah salah satu kerangka teoritis terapi keluarga
yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan baik ( Goldenberg & Goldenberg , 2000). Bowen
menekankan delapan konsep yang saling terkait dalam upaya membahas kecemasan kronik dan
proses emosional dam keluarga dan masyarakat ( galdding, 1995).
Kosep utama dalam teorinya adalah diferensiasi diri. Menunjukkan kemampuan
seseorang untuk membedakan diri mereka sendiri dari keluarga asal mereka pada tingkat
emosional dan intelektual. Semakin besar diferensiasi diri semakin , individu semakin mampu
untuk beradaptasi terhadap perubahan dan stress akibat lingkungan mereka sehingga
kecenderungan mereka mengalami kesulitan emosional semakin jarang.
Terdapat tujuh konsep terkait lain dalam teori system keluarga bowen.Keluarga inti
didefinisikan sebagai system emosional keluarga inti .keluarga menurunkan strategi dan pola
koping dari generasi ke generasi, suatu fenomena yang dikenal sebagai proses transmisi
multigenerasi.keluarga yang tidak berfungsi dengan baik membawa prilaku bermasalah hingga
kebeberapa generasi. Proses proyeksi keluarga
Menunjukkan perpindahan kecemasan dari orang tua dan tingkat diferensiasi yang rendah
kepada anak yang rentan. Triangulasi adalah konsep utama lainnya.dalam triangulasi, kecemasan
dan ketegangan diantara dua orang diproyeksikan ke objek / orang lain didalam keluarga. Posisi
saudara kandung membahas mengenai pentingnya urutan kelahiran. Pemutusan emosional
menandakan penarikan emosi dari anggota keluarga yang lain akibat proses pelekatan yang tidak
tuntas.Regresi social merupakan analog pada tingkat social untuk diferensiasi diri.
Fokus utama terapi system keluarga bowen adalah peningkatan diferensiasi diri dari
keluarga dan diferensiasi intelektual dari emosional ( Becvar & Becvar, 1996) . Logika
pendekatan bowen menarik bagi banyak orang yang intelektual mereka lebih mendominasi dari
pada perasaan mereka, sehingga logika pendekatan bowen tercatat menarik bagi klien pria .
kelemahan utama dari terapi ini adalah sebagian besar individu tidak memiliki kecenderunagan
untuk tetap menjalani terapi dalam waktu yang cukup lama untuk melihatnya sampai lengkap.

4. Teori terapi keluarga lainnya


Kerangka dan pendekatan lain dari terapi keluarga yang berperan dalam teori
keperawatan keluarga mencakup psikodonamik( Ackerman, 966), eksperimental/ humanistic
(Whitaker & keith, 1981), strategic ( Madanes, 1991), naratif ( white & epston, 1990) dan
berfokus atau berpusat pada masalah ( pinsof, 1995)
4. Teori Struktural-Fungsional
Kerangka struktural-fungsional adalah sebuah kerangka teoritis acuan yang utama dalam
sosiologi (Leslie & Korman, 1989; Smith, 1995), terutama di bidang sosiologi keluarga dan
kedokteran. Dalam teori ini dijalaskan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka
dan subsistem dalam masyarakat untuk reproduksi dan sosialisasi a nak serta stabilisasi
kepribadian orang dewas (Doherty, Boss, LaRossa, Schumm & Steinmetz, 1993).
Menurut Eshleman (1974), pendekatan struktural fungsional berasal dari cabang
fungsional psikologi (terutama psikologi Gestalt), dalam antropologi sosial (seperti yang
ditunjukkan dalam teori Malinowski dan Radcliffe-Brown), dan dalam sosiologi (terutama
seperti yang dijelaskan oleh ahli teori sistem sosial seperti Parsons). Ahli struktural-fungsional
melihat keluarga, salah satu lembaga sosial dalam masyarakat, sebagai sesuatu yang fungsional
yang sejalan dengan masyarakat.
Perspektif struktural-fungsional merupakan kerangka yang sangat berguna untuk
mengkaji kehidupan keluarga karen memungkinkan sistem keluarga dipelajari secara holistik
(sebagai sebuah unit), sebagian (sebagai subsistem atau dimensi), dan secara interaksional
(sebagai sebuah sistem yang berinteraksi dengan lembaga lain, seperti sistem pendidikandan
kesehatan). Dalam hali ini, teori struktural-fungsional berfungsi sebagai sebuah kerangka
pengatur, terutama dalam memandu pengkajian keluarga.
Konsep Struktur
Pendekatan struktural-fungsional menganalisis karakteristik struktural keluarga-
pengaturan bagian0bagiannya yang membentuk keseluruhan, dan fungsi yang dilakukan baik
untuk masyarakat maupun subsistemnya. Struktur keluarga ini menunjukkan cara pengaturan
keluarga, cara pengaturan unit-unit, dan bagaimana unit-unit ini saling mempengaruhi. Cara lain
memandang struktur keluarga adalah dengan menggambarkan subsistem sebagai dimensi
struktural (Minuchin, 1974).
Parad dan Caplan (1965), dalam menganalisis sebuah keluarga yang sedang yang stres,
telah mengidentifikasi tiga dimensi struktural, yang mereka sebut sebagai gaya hidup keluarga.
Gaya hidup keluarga mengarah pada pemolaan organisasi keluarga yang stabil dan masuk akal,
yang dibagi menjadi 3 unsur yang saling bergantung, yaitu sistem nilai, jaringan komunikasi, dan
sistem peran (Parad dan Caplan, hlm.55). Unsur-unsur ini akan saling berhubungan dan
berinteraksi dengan erat. Jika salah satu aspek struktur interna keluarga dipengaruhi oleh input
dari lingkungna eksterna, pemprosesan input ini di dalam sistem keluarga juga akan
mempengaruhi dimensi struktural lainnya.
Struktur keluarga terutama dievaluasi dengan mengevaluasi seberapa baik keluarga
mampu mencapai fungsi keluarganya terutama bagi anggota keluarga dan masyarakat. Struktur
keluarga berfungsi untuk memfasilitasi pencapaian fungsi keluarga, karena penghematan dan
alokasi sumber daya adalah tugas utama struktur keluarga. Karena hubungan yang penting ini,
fungsi harus dipandang berurutan dengan struktur keluarga.
Konsep Fungsi
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat dari struktur
keluarga. Walaupun beberapa penulis menggunakan fungsi untuk mengartikan akibat dari
atau hasil, dari, akan lebih mudah untuk memikirkan fungsi keluarga sebagai apa yang
dikerjakan keluarga (Friedman, 1992; Ingoldsby, 1995a). Lembaga sosial ada karena lembaga
tersebut menjalankan fungsi tertentu yang bermanfaat untuk anggotanya dan masyarakat di
tempat keluarga menjadi bagian darinya (Ingoldsby, 1995a, hlm. 84).
Fungsi dasar keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga itu sendiri dan kebutuhan
masyarakat yang lebih luas. Fungsi keluarga menjadi saling berhubungan erat pada saat mengkaji
dan melakukan intervensi dengan keluarga. Adapun lima fungsi keluarga tersebut antara lain :
1. Fungsi afektif (fungsi mempertahankan kepribadian) : Memfasilitasi stabilitas kepribadian orang
dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan status sosial : Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta memberikan status pada
anggota keluarga.
3. Fungsi reproduksi ; untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan
untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi ekonomi : menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5. Fungsi perawatan kesehatan : Menyediakan kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun keberlanjutan
unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang
paling penting. Duvall (1977), menyatakan bahwa kebahagiaan keluarag diukur oleh kekuatan
cinta keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota keluarganya karena
respons kasih sayang satu anggota keluraga ke anggota keluarga lainnya memberikan dasar
penghargaan pada kehidupan keluarga.
Manfaat fungsi afektif di dalam anggota keluarga dijumpai paling kuat di antara keluarga
kelas menengah dan kelas atas, karena pada keluarga tersebut mempunyai lebih banyak pilihan.
Pentingnya fungsi afektif kurang ditekankan di banyak keluarga kelas pekerja dan kelas bawah,
sebagian besar karena penekanannya lebihpada fungsi dasar seperti penyediaan kebutuhan fisik
yang penting dalam hidup.
b. Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial
Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan lintas budaya yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakata (Lelie & Korman, 1989). Sosialisasi merujuk
pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan untuk
mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa
seperti peran yang dipikul suami-ayah dan istri-ibu.
Bagian integral sosialisasi dalam keluarga melibatkan penanaman kendali dan nilai
dengan menanamkan perasaan mana yang benar dan salah pada anak yang sedang tumbuh.
Kohlberg (1970) menguraikan proses perkembangan moral sebagai pembangunan pondasi dalam
keluarga. Dengan mengidentifikasi figur orang tua dan secara pemberian penguatan, positif dan
negatif secara konsisten atas perilaku anak, anak membangun sistem nilai personal yang sangat
dipengaruhi oleh sistem nilai keluarag.
Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pada saat
lahir, seorang anak secara otomatis mewarisi status keluarganya seperti etnik, ras, kebangsaan,
agama, ekonomi, politik, dan pendidikan.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan


Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian,
tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlingdungan terhadap bahaya.
d. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas antar-generasi
keluarga dan masyarakat (Leslie & Korman, 1989). Sampai saat ini reproduksi masih
mendominasi fungsi primer keluarga, yang merupakan justifikasi keberadaan keluarga.
Dalam keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan (yi., siapa
yang Anda pilih untuk menjadi bagian dalam keluarga Anda) (Dunphy, 2001). Sebagai contoh,
jumlah kelahiran dari ibu yang tidak menikah meningkat di AS selama dua dekade terakhir,
karena ada penerimaan yanh lebih besar dan terjadi kelonggaran kebiasaan seksual. Selain itu,
gerakan menuju pengendalian populasi dan keluarga berencana mempengaruhi pentingnya masa
menjadi orang tua bagi wanita dan pria.
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup seperti
finansial, ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.
Dengan memahami bagaimana sebuah keluarga mendistribusikan sumber-sumbernya, perawat
yang berpusat pada keluarga juga dapat memperoleh perspektif yang lebih jelas mengenai sistem
nilai keluarga (apa yang penting bagi keluarga) dan sumber apa yang dapat dikases guna
membantu keluarga memenuhi kebutuhannya.
Perubahan Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga untuk masyarakat dan anggota masyarakat telah berubah
seiring dengan perubahan waktu. Jelas bahwa industrialisasi, urbanisasi, dan kemajuan teknologi
telah sangat mempengaruhi keluarga, dan lembaga sosial/masyarakat telah memikul banyak
fungsi yang pada awalnya merupakan ranah keluarga. Selain perubahan dalam fungsi keluarga,
dan waktu transisi keluarga juga mengalami perubahan.
5. Teori perkembangan keluarga
Tahap-tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan
secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri
dan keluarga sendiri.

2. Keluarga child bearing


Kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan
merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih saying antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangn
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak
berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga
keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.
Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk
nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk
bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
8. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
6. Teori Sistem
Teori sistem adalah salah satu kerangka yang paling berpengaruh dan produktif. Sebuah
sistem terdiri dari serangkaian unsur yang saling terkait, setiap sistem dikenalisebagai sesuatu
yang berbeda dari lingkungan tempat munculnya sistem tersebut. Sistem bergantung baik pada
umpan balik positif maupun negatif, dalam upaya mempertahankan keadaan homeostatis.
Asumsi perspektif sistem yang diterapkan pada sistem keluarga meliputi :
a. Sistem keluarga lebih besar daripada dan lebih besar dari jumlah bagiannya
b. Terdapat hirarki dalam sistem keluarga dan antara subsistem dan keluarga serta komunitas
c. Terdapat batasan di dalam sistem keluarga dan batasan tersebut dapat terbuka, tertutup, atau
acak
d. Sistem keluarga mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu, yang terjadi guna
memungkinkan kemampuan adaptasi, toleransi terhadap perubahan, dan pertumbuhan melalui
diferensiasi yang besar
e. Sistem keluarga berubah secara konstan sebagai respon terhadap stres dan ketegangan dari
lingkungan dalam serta stres dan tekanan dari lingkungan luar. Perubahan di salah satu bagian
sistem keluarga memengaruhi keseluruhan sistem
f. Hubungan sebab-akibat dimodifikasi oleh umpan balik, oleh karena itu hubungan sebab akibat
linier tidak pernah terdapat dalam dunia nyata.
g. Pola sistem keluarga berbentuk sirkuler dan bukan linier, oleh karena itu perubahan harus
diarahkan dalam bentuk siklus
h. Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan yang terorganisir, dengan individu dalam keluarga
menjadi saling bergantung dan berinteraksi
i. Sistem keluarga memiliki gambaran homeostatis untuk mempertahankan pola stabil, yang dapat
bersifat adaptif maupun maladaptif.

Perspektif sistem keluarga mendorong perawat untuk melihat klien sebagai anggota
keluarga yang berpartisipasi. Perawat yang menggunakan perspektif ini mengkaji pengaruh
penyakit atau cedera terhadap keseluruhan sistem keluarga dan pengaruh penyakit atau cedera
(Wright & Leahey, 2000). Penekanan perspektif ini berfokus pada keluruhan sistem bukan
induvidu. Konsep yang relevan dalam teori sistem keluarga mencakup subsistem, batasan, sistem
terbuka, lingkaran umpan balik, interaksi keluarga, adaptasi, dan perubahan. Contoh pertanyaan
pengkajian mencakup. Siapa yang menyusun sistem keluarga? Bagaimana penyakit kritis yang
diderita seorang anggota keluarga memengaruhi keluarga dan anggota keluarga tersebut?
Intervensi harus berfokus pada subsistem dan seluruh proses serta fungsi keluarga.
Empat kekuatan utama pada kerangka sistem umum yaitu :
1) Teori utama yang mencakup rangkaian fenomena yang luas
2) Teori yang berbasis kontekstual, yang memandang keluarga dalam konteks suprasistemnya
(komunitas besar tempat suprasistem berada)
3) Teori yang berfokus pada interaksi
4) Teori holistik. Teori ini melihat proses di dalam keluarga bukan konteks dan hubungan antara
bagian keluarga (hubungan antara dan di dalam sub-sistem serta hubungan antara keluarga dan
yang memengaruhinya serta suprasi sistem)
Keluarga dipandang sebagai suatu keseluruhan, bukan hanya kumpulan dari bagian-
bagiannya.
Dua keterbatasan pemakaian orientasi teoritis ini dalam praktik keperawatan adalah :
01. Teori ini sangat luas dan sangat umum, dan harus disusun konsep dan pedoman praktik yang
lebih spesifik di luar teori

02. Pendekatan ini mungkin tidak terlalu membantu seperti teori yang ditujukan untuk individu guna
membahas masalah klien individu

Anda mungkin juga menyukai