Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

Discovery Learning (DL)

Konsep Keluarga

Disusun oleh :

Resian dwi cahyo

G2A015049

PROGRAM STUDI NERS (TAHAP AKADEMIK)


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya
anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-
anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua
mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar (Slameto 2006).
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, dkk 2009).

B. Tipe-Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
d) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
e. Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami istri (marital partners).
f. Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
g. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai nilai, hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
j. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.

C. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a) Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b) Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c) Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d) Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e) Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) antara lain :
a) Struktur komunikasi.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan,komunikasi
keluarga bagi pengirim : memberikan pesan, memberikan umpanbalik
dan valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi
apabila:tertutup, adanya issu atau gosip negatif, tidak berfokus pada
satu hal dan selalumengulang issu dan pendapat sendiri, komunikasi
keluarga bagi pengirimbersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental exspresi dankomunikasi tidak sesuai. Penerima gagal
mendengar, diskualifikasi, ofensif(bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
b) Struktur peran.
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
denganposisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa
bersifat formal atauinformal.
c) Struktur kekuatan.
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk,
mengontrol,mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
d) Struktur nilai dan norma.
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluargadalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterimapada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan
lingkunganmasyarakat sekitar keluarga.
D. Fungsi Keluarga.
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga,
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
a) Membina sosial pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada
3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa
depannya.

E. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
3. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spriritual.
Menurut Mubarak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi
keluarga yaitu peran formal dan peran informal.
1. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran
secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat
membagi peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi
berfungsinya suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial
sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai provider atau
penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat maupun
sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal
dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan), dan peran sosial.
2. Peran Informal kelurga
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adaptif antara lain :
a) Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan
mendorong, memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain.
Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka
merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk di
dengarkan.
b) Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang
terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali
perbedaan pendapat.
c) Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan
kelompok.
d) Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
e) Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam
memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota
keluarganya.
f) Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat
anggota keluarga jika ada yang sakit.
g) Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim
dan memonitori kemunikasi dalam keluarga.
h) Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah
asing mendapat pengalaman baru.
i) Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi
dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi
mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.
j) Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif.
Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.

F. Tahap, Tugas dan Masalah-Masalah dalam Perkembangan Keluarga.


Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) adalah :
1. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuahkeluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
darikeluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan.
b) Penyuluhan dan konseling keluarga berencana.
c) Penyuluhan dan konseling prenatal.
d) Komunikasi.

2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak.


Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayiberumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran
anakpertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanyaberkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal.Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikkanyang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut
pada mulanya sulit karenaperasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua
baru.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang
mantap(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dankebutuhan anggota keluarga.
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkanperan-peran orangtua dan kakek-nenek.
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga.
b) Perawatan bayi yang baik.
c) Pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik
secara dini.
d) Imunisasi.
e) Konseling perkembangan anak.
f) Keluarga berencana.
g) Interaksi keluarga.
h) Bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).

3. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah


Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertamaberusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang, keluargamungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami - ayah, istri ibu, anak laki-laki saudara, anak perempuan
saudari. Keluarga menjadi lebihmajemuk dan berbeda.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain,privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak.
c) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhananak-anak yang lain.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubunganperkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar
keluarga(keluarga besar dan komunitas).
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit
menularyang lazim pada anak dan jatuh, luka bakar.
b) Keracunan.
c) Kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia sekolah.

4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah


Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun danmulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masaremaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum,
danhubungan keluarga di akhir tahap ini.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
d) Meningkatkan komunikasi terbuka.

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja


Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima darisiklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga
7tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkankeluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hinggaberumur 19 atau 20 tahun.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
b) menjadi dewasa dan semakin mandiri.
c) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
d) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
b) Keluarga berencana.
c) Kehamilan yang tidak dikehendaki.
d) Pendidikan dan konseling seks

6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda


Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anakpertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agakpanjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah
atauberapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di
rumah.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa
d) Tua.
e) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
f) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Masa komunikasi dewasa muda-orang tua.
b) Transisi peran suami-isteri.
c) Memberi perawatan (bagi orang tua lanjut usia).
d) Kondisi kesehatan kronis misalnya kolesterol tinggi, obesitas,
tekanan
e) darah tinggi.
f) Masalah menopause.
g) Efek-efek : minum, merokok, diet.

7. Tahap VII : Orang tua pertengahan


Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahandari
bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
danberakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap
inibiasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhirpada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun
kemudian.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan
c) anak-anak.
d) Meningkatkan keakraban pasangan.
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur,nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan
barat badanhingga berat nadan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti ataumengurangi alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
b) Masalah berhubungan dengan perkawinan.
c) Komunikasi & hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu dan
orangtua yanglanjut usia.
d) Masalah berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orangtua
e) yang lanjut usia dan tidak mampu merawat diri.

8. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satuatau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salahsatu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal.
Tugas perkembangan keluarga yaitu :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll.
c) Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan Life Review.
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul yaitu :
a) Menurunnya fungsi.
b) Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak memadai,
isolasisosial, kesepian.
c) Kerentanan psiklogis.
d) Promosi kesehatan.

G. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan sebagai
unitpelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan
untukmewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu
keluargauntuk menyesuaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupankeluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
(Murwani, 2007).
Peran perawat menurut Sudiharto (2007) adalah sebagai berikut :
Sebagai pendidik.
Perawat bertanggungjawab memberikan pendidikan kesehatankepada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan.
Perawat bertanggungjawab memberikan pelayanankeperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yangbersinambungan diberikan untuk
menghindari kesenjangan antara keluargadan unit kesehatan (puskesmas dan
rumah sakit).
Sebagai pelaksana pelayanan perawatan.
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluargamelalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memilikimasalah
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapatmenjadi
entry point bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatankeluarga
secara komprehensif.
Sebagai supervisor pelayanan keperawatan.
Perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadapkeluarga melalui
kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi
maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapatdirencanakan terlebih
dahulu atau secara mendadak.
Sebagai pembela (advokat).
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungihak-hak
keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahuiharapan serta
memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untukmemenuhi hak dan
kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugasperawat untuk
memandirikan keluarga.
Sebagai fasilitator.
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga danmasyarakat
unruk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yangmereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluardalam mengatasi
masalah.
Sebagai peneliti.
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahamimasalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalahkesehatan yang
muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus ataubudaya yang
dipraktikan keluarga. Misalnya, diare pada balita terjadi karenabudaya
menjaga kebersihan makanan dan minuman kurang diperhatikan.Peran
sebagai peneliti difokuskan pada kemampuan keluarga untukmengidentifikasi
penyebab, menanggulangi, dan melakukan promosi kepadaanggota
keluarganya. Selain itu, perawat perlu mengembangkan asuhankeperawatan
keluarga terhadap binaannya.

Anda mungkin juga menyukai