Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
Analisa Siklamat Pada Sirup yang diperjual belikan dipasar Tradisional
Simpang Limun Kota Medan Tahun 2015
Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu dalam menyelesaikan
pendidikan program Diploma III dan meraih gelar Ahli Madya pada Politeknik
Kesehatan Medan Jurusan Analis Kesehatan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis masih mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga proposal ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih, semoga proposal ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
YKATA PENGANT
DAFTAR ISI.....2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Perumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
C.1. Tujuan Umum.................................................................................6
C.2.Tujuan Khusus.................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................7
A. Pangan......................................................................................................7
A.1 Keamanan Pangan...........................................................................7
A.2 Bahan Tambahan Pangan...............................................................8
A.3 Minuman.........................................................................................10
A.4 Sirup...............................................................................................12
B. Pemanis Buatan.................................................................................14
B.1 Pengertian Pemanis Buatan...........................................................15
B.2 Penggolongan dan Tujuan Penggunaan Pemanis Buatan...........15
C. Siklamat...................................................................................................19
C.1 Pengaruh Siklamat Terhadap Kesehatan.........................................19
D. Kerangka Konsep Penelitian.................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................21
A. Jenis Penelitian.....................................................................................21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................21
C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................21
C.1. Populasi............................................................................................21
C.2. Sampel..............................................................................................21
D. Jenis Dan Pengumpulan Data............................................................22
D.1 Metode Pemeriksaan........................................................................22
D.2 Alat dan Bahan..................................................................................22
D.3 Cara Kerja.........................................................................................22
2
D.4 Analisa Data...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
(SD) di Malang, Jawa Timur, menemukan ada konsumsi pada level yang
tidak aman pada penggunaan bahan pemanis buatan sakarin dan siklamat.
Badan POM hanya melakukan kajian terhadap siklamat dan sakarin karena
pemanis buatan ini digunakan tanpa batas oleh pedagang jajanan anak
sekolah. Sakarin dan siklamat harganya jauh lebih murah dibandingkan
dengan pemanis lainnya, seperti aspartam, acesulfam, alitam, dan neotam.
Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun
campuran keduanya sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis jajanan
anak-anak yang banyak di jajakan pedagang keliling seperti snack, cendol,
limun, makanan tradisional dan sirup. Namun meskipun diizinkan, zat
pemanis sintetis sakarin dan siklamat merupakan jenis zat pemanis yang
khusus ditujukan bagi penderita diabetes ataupun konsumen dengan diet
rendah kalori.
Penelitian baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan
antropi, yaitu terjadinya pengecilan testikuler dan kerusakan kromosom.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Academy of Science pada tahun
1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya (sikloheksiamin) tidak
bersifat karsinogenik, tetapi diduga sebagai tumor promotor. Sampai saat ini
hasil penelitian mengenai dampak siklamat terhadap kesehatan masih
diperdebatkan. Menurut peraturan Menteri kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/88, kadar maksimum asam siklamat yang
diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori rendah dan untuk
penderita diabetes mellitus adalah 3g/kg bahan pangan dan minuman.
(Cahyadi, 2006)
Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi
pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh
konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif
bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan
membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus
pembangunan bangsa. Kita memerlukan pangan yang lebih baik untuk masa
yang akan datang, yaitu pangan yang lebih aman untuk dikonsumsi, lebih
bermutu, bergizi dan lebih mampu bersaing dalam pasar global.
5
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui berapa kadar siklamat pada sirup yang dijual di pasar
tradisional Simpang Limun kota Medan pada tahun 2015
C.2.Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
A. Pangan
7
Makanan adalah segala sesuatu yang kita makan untuk menunjang
proses kehidupan dan pertumbuhan dalam kondisi yang normal (Hughes,
1987). Oleh karena itu, makanan yang optimal akan berkontribusi optimal
pula bagi kesehatan. Pemakaian bahan tambahan pangan yang aman
merupakan pertimbangan yang penting. Jumlah bahan tambahan pangan
yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan harus merupakan kebutuhan
minimum dari pengaruh yang dikehendaki. Oleh karena itu, Baliwati, dkk
(2004) menyimpulkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menetapkan batasan-batasan penggunaan bahan tambahan pangan yaitu:
1) Perkiraan jumlah pangan yang dikonsumsi atau bahan tambahan pangan
yang diusulkan ditambahkan,
2) Ukuran minimal yang pada pengujian terhadap binatang percobaan
menghasilkan penyimpangan yang normal pada kelakuan fisiologisnya,
3) Batasan terendah yang cukup aman bagi kesehatan semua golongan
konsumen. Sementara bahan tambahan yang dilarang digunakan ke dalam
makanan, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
722/ Menkes/PER/IX/88, antara lain adalah :
1. Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya Asam Salisilat dan garamnya
(Salicylic Acid and its salt)
2) Ukuran minimal yang pada pengujian terhadap binatang percobaan
menghasilkan penyimpangan yang normal pada kelakuan fisiologisnya
3. Dietilpirokar.bonat (Di ethylpyrocarbonate, DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Kalium Klorat (Potassium Chlorate)
6. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
7. Minyak Nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
8. Minyak Nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
9. Formalin (Formaldehyde )
8
tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk
organoleptik), pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan,
untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak
langsung) suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang
dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan
atau dicampurkan sewaktu pengolahan makananan untuk meningkatkan
mutu. Sementara itu, bahan tambahan pangan juga dapat diartikan sebagai
suatu unsur atau campuran beberapa unsur selain bahan dasar makanan
sebagai hasil dari suatu aspek produksi, pengolahan, penyimpanan atau
pembungkusan (Food Protection Committee dalam Minor,1985).
9
10. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa ( Flavour, Flavour Enhancer)
11. Sekuestrant (Sequestrant).
Selain itu, masih ada beberapa bahan tambahan pangan lainnya yang biasa
digunakan dalam makanan, misalnya :
(1) Enzim, yaitu bahan tambahan makanan yang berasal dari hewan,
tanaman atau mikroba, yang dapat menguraikan komponen pangan tertentu
secara enzimatis, sehingga membuat makanan menjadi lebih empuk, lebih
larut, dan lain-lain.
(2) Penambahan gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral
atau vitamin, baik tunggal maupun campuran yang dapat meningkatkan nilai
gizi makanan.
(3) Humektan, yaitu bahan tambahan pangan yang dapat menyerap uap air
sehingga mempertahankan kadar air bahan makanan ( Syah, dkk. 2005).
A.3 Minuman
10
- Kopi
2. Minuman panas
Jenis minuman ini antara lain adalah : wedang, jahe, wedang ronde, dll.
3. Minuman dingin
a. Es Sirup
Sirup ini dibuat dari gula pasir yang dilarutkan dalam air dengan
perbandingan tertentu, lalu direbus sampai mendidih.
b. Jus Buah
Yaitu minuman dingin ang dibuat dari buah-buahan yang dihaluskan, satu
macam buah atau campuran beberapa buah ditambah dengan sirup atau
gula pasir dan es batu.
c. Es Buah
Yaitu es sirup ang diisi dengan beberapa macam buah yang dipotong-
potong kecil dan ditambah es.
d. Es Krim
Terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-buahan.
e. Es Puter
Es puter mirip dengan es krim. Bedanya kalau es krim menggunakan susu
sebagai dasar, sedangkan es puter menggunakan santan sebagai dasar.
f. Es Teler
Es teler adalah es serut yang diisi dengan berbagai macam bahan seperti
nagka masak, kelapa muda, tape, alpokat.
g. Es Shanghai
Es shanghai adalah sejenis es buah dengan varian buah yang bermacam-
macam seperti mangga, alpukat, pir, semangka, melon, apel, nangka, dll
11
h. Minuman ringan (Soft Drink)
Yaitu minuman yang tidak mengandung alkohol, hana mengandung gula,
atau soda. Misalnya cola-cola, sprite, fanta, sosro, dll. Sementara menurut
Sinurat (2003) dalam Purba L (2005) yang mengutip pendapat Farly
Lumanau, minuman terbagi atas dua, yaitu : minuman beralkohol dan
minuman tidak beralkohol.
1. Minuman Non Alkohol
a. Natural Mineral water
Minuman air murni tanpa campuran apa-apa.
b. Artificial Mineral Water
Minuman yang dibuat melalui suatu proses penambahan karbondioksida
dan zat warna. Contoh : Cola, Sprite, Grand Sands, Seven up, dll
c. Fruit Juice/ Vegetable Juice
Minuman hail perasan buah-buahan (sari buah). Contoh : orange,
pineapple.
d. Squash
Juice ditambah karbondioksida dan air.
e. Sirup
Gula yang telah dicairkan dan diberi zat pewarna esens.
f. Minuman Panas
Minuman yang disajikan dalam keadaan panas, akan tetapi minuman-
minuman ini dapat juga disajikan dalam keadaan dingin.
2. Minuman Beralkohol
Yaitu minuman yang mengandung alkohol antara 12% -75% yang aman
bagi manusia, dihasilkan dari proses kimia, melalui fermentasi, destilasi, dan
proses gabungan dari fermentasi.
A.4 Sirup
Sirup merupakan larutan yang terdiri dari air, gula dan formulasi
bahan-bahan tambahan pangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan
12
bertujuan untuk meningkatkan nilai organoleptik, menghambat pertumbuhan
mikroba dan memperpanjang masa simpan produk (Kusnandar, dkk. 2008).
Bahan-bahan:
1. 1 liter air bersih
2. kg gula pasir
3. 10 cc Essence Nanas
4. 1 sendok teh Citrun zuur
5. 1 sendok teh Sodium cyclamate (sari manis)
6. 1 sendok teh Natrium Benzoat
7. Pewarna secukupnya
8. 1 sendok makan CMC makanan
Cara membuatnya:
1. CMC dilarutkan dengan 1 gelas air tersendiri.
2. Larutan 1 dipanaskan dengan api, sambil masukkan gula pasir dan citrun
zuur, sambil diaduk masukkan pula sisa airnya.
3. Masukkan Sodium Cyclamate bila larutan telah memutih.
4. Masukkan bahan Natrium Benzoat sebentar, kemudian turunkan dari atas
perapian, dinginkan kira-kira 10 menit baru masukkan essence sampai rata.
5. Sebelum dimasukkan ke dalam botol, terlebih dahulu sirup disaring.
Keterangan:
Untuk membuat sirup dengan rasa dan aroma yang berbeda-beda, essence
nanas bisa diganti dengan essence yang lain. Dengan demikian maka bisa
membuat sirup dengan berbagai rasa dan aroma. Cara membuatnya sama.
CMC (Karboksil Metil Selulosa) merupakan bahan tambahan pangan yang
berfungsi untuk menambah kekentalan pada sirup. (Satini, dkk. 1995).
13
B. Pemanis Buatan
Keterangan :
Not specified berarti dapat digunakan dalam pangan tanpa pembatas selain
dari pada sesuai dengan Cara Produksi Pangan yang Baik (GMP)
Sumber:
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya,
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2002 ( dalam Syah, dkk. 2005).
14
B.1 Pengertian Pemanis Buatan
15
Zat pemanis ini terdapat pada buah-buahan dalam jumlah yang sangat
sedikit. Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang sederhana
karena berasal dari proses pencernaan kita.
d. Madu
Diperoleh dari lebah dan termasuk pemanis berkalori yang hebat.
Madu merupakan campuran dari fruktosa, glukosa dan air.
e. Laktosa (gula susu)
Secara alamiah terdapat dalam susu. Zat pemanis ini terdiri dari
glukosa dan galaktosa.
f. Maltosa (gula malt)
Gula ini dihasilkan melalui proses fermentasi. Contohnya ditemui pada
minuman bir dan roti.
g. Gula mapel
Diperoleh dari pohon mapel, mengandung glukosa, fruktosa, dan
sukrosa.
h. Molase
Merupakan pemanis yang diperoleh dari residu (reaksi sisa) proses
pembuatan gula tebu.
2. Pemanis Kurang Kalori
Pemanis ini menghasilkan energi yang lebih sedikit dibanding pemanis
berkalori. Dianggap lebih sehat karena memberikan respon glikemik yang
rendah sehingga mengonsumsinya tidak menyebabkan peningkatan kadar
gula dalam darah secara signifikan, ini terjadi karena pemanis ini sulit diserap
oleh tubuh. Pemanis kurang kalori dibedakan dalam tiga golongan, yaitu ;
1. Poliol monosakarida, terdiri dari
a. Manitol
Merupakan pemanis yang dihasilkan dari hasil sampingan produksi
alkohol tetapi tidak mengandung alkohol. Manitol menghasilkan
energi sebesar 1,6 kalori per gram dan mempunyai derajat
kemanisan berkisar 50-70% dari derajat kemanisan gula.
b. Sorbitol
Pemanis ini diproduksi dari glukosa yang ditemukan secara alamiah
dalam buah-buahan. Tubuh menyerap sorbitol lebih lambat
16
dibandingkan gula kristal. Derajat kemanisannya berkisar 50-70%
gula. Energi yang dihasilkan sekitar 2,6 kalori per gram.
c. Xilitol
Terdapat secara alamiah dalam buah-buahan dan beri. Namun xiltol
yang digunakan dalam industri pada umumnya bukan didapat dari
ekstraksi buah-buahan, melainkan produksi secara sintetis untuk
kepentingan komersial. Tingkat kemanisannya sama dengan gula,
dan energi yang dihasilkan sebesar 2,4 kalori per gram.
d. Eritritol
Tingkat kemanisannya sekitar 70% gula dan menghasilkan energi
sebesar 0,2 kalori per jam.
2. Poliol disakarida terdiri dari
a. Laktitol
Tingkat kemanisannya sekitar 30-40% dari kemanisan gula.
Energi ang dihasilkan sebesar 2 kalori per gram.
b. Isomalt
Mempunyai tingkat kemanisan sekitar 45-65% gula, dan energi
yang dihasilkan sebesar 2 kalori per gram.
c. Maltitol
Tingkat kemanisannya mencapai 90% gula. Energi yang
dihasilkan cukup besar, yaitu 3 kalori per garam.
3. Poliol polisakarida
Berupa hidrolisat pati hidrogenasi. Tingkat kemanisannya rendah,
hanya 25-50% dari kemanisan gula. Namun energi yang dihasilkan
cukup besar, sebesar 3 kalori per gram.
4. Pemanis Nonkalori
Jenis ini banyak tersedia di pasar, dibuat dari bahan sintetis atau
bahan-bahan kimia, ada juga yang alamiah, hanya saja
penggunaannya terbatas pada daerah tertentu untuk keperluan
tertentu pula.
Pemanis ini terdiri dari berbagai jenis. Berikut beberapa diantaranya
yang sering dijumpai dalam produk pangan.
17
a. Siklamat
Tingkat kemanisannya 30 kali lipat manis gula.
b. Aspartam
Tingkat kemanisannya sekitar 160-220 kali lipat lebih kuat dari gula.
c. Acesulfam-K
Rasa manisnya sekitar 200 kali lipat manis gula.
d. Sakarin
Memiliki rasa manis 300 kali lipat lebih kuat dibanding gula.
e. Alitam
Rasa manisnya sangat kuat, sekitar 2000 kali lipat gula.
f. Neotam
Tergolong pemanis non kalori baru. Mempunyai tingkat kemanisan
paling kuat, yaitu berkisar 7000-13000 lebih kuat dibanding gula.
Menurut Cahyadi (2008), pemanis buatan yang ditambahkan ke dalam bahan
pangan mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pangan bagi penderita diabetes melitus karena tidak
menimbulkan kelebihan gula darah. Pada penderita diabetes melitus
disarankan menggunakan pemanis buatan untuk menghindari bahaya gula.
Dari tahun 1955 sampai tahun 1966 digunakan campuran siklamat dan
sakarin pada pangan dan minuman pada penderita diabetes.
2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan.
Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang merupakan
penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif secara fisik
disarankan untuk mengurangi masukan kalori per harinya. Pemanis sintetis
merupakan salah satu bahan pangan untuk mengurangi masukan kalori.
3. Sebagai penyalut obat. Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak
menyenangkan karena itu untuk menutupi rasa yang tidak menyenangkan
dari obat tersebut biasanya dibuatkan tablet yang bersalut. Pemanis lebih
sering digunakan untuk menyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis
dan tidak menggumpal.
4. Menghindari kerusakan gigi. Pada pangan seperti permen lebih sering
ditambahkan pemanis sintetis karena bahan permen ini mempunyai rasa
manis yang lebih tinggi dari gula, pemakaian dalam jumlah yang sedikit saja
18
sudah menimbulkan rasa manis yang dibutuhkan sehingga tidak merusak
gigi.
C. Siklamat
Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dan rasanya enak
(tanpa rasa pahit), tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan.
Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan
atropi, yaitu terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Academy of Science pada tahun
19
1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya (sikloheksiamin) juga
diduga sebagai tumor promoter (Cahyadi, 2008). Selain itu, siklamat
memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor,
migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi,
asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
kebotakan, dan kanker otak (Indriasari, 2009).
Meme
nuhi
Jenis pemanis syarat
buatan :
sirup Uji Tidak
- Sakarin Kuantitatif meme
nuhi
syarat
SNI 01-6993-2004
Tentang Bahan
Tambahan Pangan
Pemanis Buatan
BAB III
METODE PENELITIAN
20
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif
yaitu memberikan gambaran kadar zat pemanis buatan siklamat yang
digunakan pada sirup.
C.1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian adalah sirup-sirup yang dijual di
pasar tradisional Simpang Limun baik yang produk lokal maupun produk
nasional. Sampel diambil secara purposive sampling yaitu sirup yang lebih
sering dibeli oleh masyarakat yang dijual di pasar tradisional Simpang Limun
dan mengandung pemanis buatan siklamat. Sirup-sirup tersebut akan
ditentukan kadar pemanis buatannya, apakah memenuhi syarat atau tidak.
C.2. Sampel
Sampel diambil dari pasar tradisional sebanyak 7 sampel yaitu 5 produk lokal
dan 2 produk nasional.
21
D.1. Metode Pemeriksaan
Cara Uji Kuantitatif Siklamat dengan Metode Spektrofotometri
D.2.a Alat
1. Spektrofotometri
2. Waterbath
3. Erlenmeyer 250 ml pyrex
4. Labu ukur 500 ml pyrex
5. Karet pengisap
6. Tabung reaksi
7. Pipet ukuran 10 ml
22
sampai ternetuk larutan putih homogen, kemudian dibiarkan sampai
dingin dan ditambah aquades sampai garis tanda.
Absorbansinya diukur dengan spektrofotometri 160A pada panjang
gelombang 470 nm.
DAFTAR PUSTAKA
23
Badan Standarisasi Nasional-BSN. SNI 01-6993-2004 Tentang Bahan
Tambahan Pangan Pemanis Buatan Persyaratan Penggunaannya dalam
Produk Pangan. Jakarta.
Hughes, Christoper. 1987. The Additives Guide. John Wile & Sons, New
York.
24
Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
Winarno, G.F, 1991, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
25