Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul Pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada penderita Infeksi Saluran Kemih
(ISK)

Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan pendidikan Diploma III dan meraih gelar Ahli Madya pada Politeknik
Kementrian Kesehatan Medan Jurusan Analis kesehatan.

Penulis menyadari bahwa proposal ini perlu penyempurnaan, baik dalam


penyusunan maupun dalam penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik maupun saran yang bersifat membangun dari pembaca sebagai masukan demi
kesempurnaan proposal ini.

Dalam penyusunan ini penulis banyak mendapat bantuan pengarahan,


bimbingan, dan dukungan dari banyak pihak. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
proposal ini dan semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI
2

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
C.1. Tujuan umum 5
C.2. Tujuan Khusus 5
D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Infeksi Saluran Kemih 6


A.1 Defenisi Infeksi Saluran Kemih 6
A.2 Patogenesis 6
A.3 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih 7
A.4 Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih 7
A.5 Faktor-faktor Terjadinya Infeksi Saluran Kemih 7
A.6 Cara Menegakkan Diagnosa Infeksi Saluran Kemih 8
B.Escherichia coli 8
B.1 Sejarah umum Escherichia coli 8
B.2 Klasifikasi Escherichia coli 9
B.3 Morfologi 9
B.4 Fisiologi 10

2
B.5 Struktur Antigen 10
B.6 Faktor-Faktor Patogenitas 10

BAB III METODE PENELITIAN


14

A. Jenis dan Desain Penelitian 15


B. Lokasi dan Waktu Penelitian 15
C. Populasi dan Sampel Penelitian 15
C.1. Populasi 15
C.2. Sampel 15
D. Jenis Pengumpulan Data 15
D.1 Metode Pemeriksaan 15
D.2 Prinsip Pemeriksaan 16
D.3 Alat dan Bahan Penelitian 16
D.3.a Alat 16
D.3.b Bahan 16
D.4. Media Penelitian 16
D.5 Prosedur Kerja 17
D.5.a Penanaman pada Media Endo Agar (Hari I) 17
D.5.b Pewarnaa Gram (Hari II) 17
E. Pengolahan dan Analisa Data 18
Daftar Pustaka 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin. Infeksi saluran kemih terjadi apabila bakteri
bermultiplikasi di dalam saluran kemih. Infeksi dapat berlangsung mulai dari ginjal
sampai ke muara uretra, dapat bersifat akut, berulang, maupun kronik. Infeksi
saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di
tempat pelayanan kesehatan, pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Hasil penelitian Sudarmin tahun 2002 sampai 2003 didapatkan bahwa kuman
yang terbanyak untuk infeksi saluran kemih adalah Escherichia
coli (14%), Acinetobacter calcoaceticus(8%). Gambaran pola bakteri penyebab
infeksi saluran kemih di tiap-tiap daerah dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pola kebersihan seseorang, pola pengobatan atau
pemakaian antibiotik yang digunakan penderita infeksi di suatu daerah, kehidupan
dari penderita dan lainnya. Dalam upaya mengetahui jawaban jenis bakteri
penyebab infeksi saluran kemih maka penelitian ini dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneliti yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah jenis bakteri apa saja sebagai penyebab
infeksi saluran kemih.

4
C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis bakteri penyebab


infeksi saluran kemih.

C.2. Tujuan Khusus

Untuk menentukan Eschericia coli pada penderita Infeksi Saluran Kemih


(ISK).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi tambahan yang bermanfaat
bagi semua pihak terkait mengenai gambaran bakteri sebagai penyebab infeksi
saluran kemih, sehingga dengan diketahuinya jenis bakteri penyebab infeksi
membantu pemeriksaan klinis untuk menentukan terapi yang lebih spesifik dan
tepat.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Kemih

A.1 Defenisi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian
darisaluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi
kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas
dinamaipielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih bawah
meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan
untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang
lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman
tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichia coli, tetapi bakteri
lain, virus, maupun jamur dapat menjadi penyebab meskipun jarang.
(id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_kemih)

A.2 Patogenesis

1. Penyebaran melalui aliran darah yang berasaldari usus halus atau organ
lain kebagian saluran kemih
2. Penyebaran melalui saluran getah bening yang berasal dari usus besar
ke buli buli atau ginjal
3. Secara asenden yaitu terjadi nya migrasi mikroorganisme melalui uretra,
buli buli dan ureter ke ginjal (Widodo, 2004)

6
A.3 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme


patogenik dalam traktus urinarius. Dua jalur masuk yang telah diketahui yang
memungkinkan bakteri berada di saluran kemih.

1. Secara ascending:
Masuknya bakteri dari reservoir tinja yang mengkolonisasi parineum,
introitus vaginal (daerah sebelah dalam labia minora pada masuknya
saluran vagina) pada wanita dan uretra sebelum terjadi bakteriuria.
2. Secara hematogen:
Bakteri serta jamur dan mikrobakteria dapat menginvasi ginjal, kandung
kencing, kelenjar prospat dengan penyebaran hematogen dari fokus
infeksi yang jauh (Shulman, 1994)

A.4 Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih

Gejala klinis Infeksi Saluran Kemih dapat bervariasi yaitu:

a. Infeksi Saluran Kemih bagian atas berupa:


Rasa sakit yang hebat di pinggang, nyeri pada sudut kostovertebral
(kostovertebral angel/CVA), menggigil, demam, dan leukositosis (Naga,
2012)
b. Infeksi Saluran Kemih bagian bawah berupa:
Disuria, nyeri suprapublik dan hematur (Shulman, 1994)

A.5 Faktor-faktor Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran kemih, yaitu:

1. Jenis kelamin
Wanita lebih rentan terkena ISK daripada pria karena saluran uretra jauh
lebih pendek menyebabkan mikroorganisme lebih muda masuk melalui
uretra dan mencapai kandung kemih (Suciadi, 2010)
2. Pemakaian Kateter urine
Disiplin yang kurang baik dan higenis dalam penggunaan kateter dapat
menimbulkan infeksi (Naga, 2012)
3. Kehamilan

7
Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan.
Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko
berkurangnya tonus otot pada uteter sehingga menyebabkan Infeksi
Saluran Kemih (wikipedia.com)
4. Diabetes
Pengidap diabetes juga beresiko mengalami infeksi saluran kemih
berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yang
menurun dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik
(Wikipedia.com)

A.6 Cara Menegakkan Diagnosa Infeksi Saluran Kemih

Cara menegakkan diagnose infeksi saluran kemih yaitu dengan


melakukan kultur urin. Kultur urin dilakukan dengan cara menghitung koloni
sekitar 100.000 CFU per militer urin dari urin tamping aliran tengah. Adanya
bakteri dalam specimen yang dikumpulkan melalui aspirasi jarum suprapubik
ke dalam kandung kemih (Suharyanto, 2009).

B. Escherichia coli
B.1 Sejarah umum Escherichia coli

Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh seorang dokter hewan


dari Jerman yaitu Theodore Escherich dalam studinya mengenai sistem
pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan
organisme ini ebagai komunitas bactery coli (Esccherich 1885) dengan
membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran
pencernanaan Nama Bacterium Coli sering digunakan sampai pada tahun
1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan
menyusun tipe spesies Escherichia coli
(http://dianamayasari.blogspot.co.id/).

B.2 Klasifikasi Escherichia coli

8
Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli (Jawetz, dkk,2005)

B.3 Morfologi

Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak


ditemukan pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi
bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek (coccobasil), gram
negatif, ukuran 0,4-0,7 m x 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul (Karsinah, H.M. Lucky, Suharto dan H.W.
Mardiastuti, 1994).

B.4 Fisiologi

Escherichia coli adalah kuman oportunitis yang banyak ditemukan di


dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat

9
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan
travelersdiarhea. Selama bertahun-tahun Escherichia coli dicurigai sebagai
salah satu penyebab diare yang timbul pada manusia khususnya pada anak-
anak yang mengakibatkan kematian.

B.5 Struktur Antigen

Eschrichia coli mempunyai antigen O, H dan K yaitu :

- Antigen O
Antigen O adalah bagian terluar dari lipopolisakarida dinding sel dan
terdiri dari unit polisakarida yang berulang. Antigen O resisten
terhadap panas dan alkohol dan biasanya terdeteksi oleh aglutinasi
bakteri.
- Antigen H
Antigen H terdapat di flagella dan didenaturasi atau dirusak oleh
panas atau alcohol. Antigen ini dipertahankan dengan memberikan
formalin pada varian bakteri yang motil (Jawetz, 2008).
- Antigen K
Antigen K terletak diluar O pada beberapa Enterobacteriaceae tetapi
tidak semuanya. Beberapa antigen K merupakan polisakarida,
termasuk antigen K pada Escherichia coli, yang lainnya merupakan
protein. Antigen K pada Escherichia coli menyebabkan perlekatan
bakteri pada sel pitel sebelum invasi ke saluran cerna atau saluran
kemih.

Terdapat lebih dari 164 O, 100 antigen K dan 50 antigen H untuk


Escherichia coli. Antigen H selanjutnya dibagi lagi menjadi subgroup L, A dan
B (Tim Mikrobiologi FK Unibraw, 2003).

B.6 Faktor-Faktor Patogenitas

1. ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli)

10
ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies Escherichia coli, yang sesuai
dengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita oleh orang dari segala
umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme ini sering menyebabkan diare pada
bayi di negara-negara kurang berkembang dan pada para pengunjung dari negara-
negara maju. Penyebab penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selama
sekitar 20 tahun.

Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakit yang disebabkan oleh


ETEC, walaupun penyakit ini sering juga dijuluki travelers diarrhoea (diare pada
orang yang melakukan perjalanan). Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam
kasus infeksi ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan
rasa tidak enak badan.

Dosis infektifPenelitian pada sukarelawan mengindikasikan bahwa diperlukan


dosis ETEC yang relatif besar (100 juta hinggal 10 milyar bakteri) sehingga bakteri
ini dapat membentuk koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan dapat
menghasilkan racun. Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan.
Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam setelah infeksi.
Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih sedikit.

2. EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli)

EPEC didefinisikan sebagai Escherichia coli yang termasuk serogroup yang


secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanisme virulensinya (cara
bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkait dengan ekskresi atau dihasilkannya
enterotoxin Escherichia coli yang khas. Diare bayi ( Infantile diarrhoea ) merupakan
nama penyakit yang biasanya disebabkan oleh EPEC.

EPEC menyebabkan diare berair atau berdarah. Diare berair umumnya


disebabkan oleh perlekatan bakteri dan perubahan integritas usus secara fisik. Diare
berdarah disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang
akut, mungkin disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella

11
dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun
yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih berkaitan dengan keberadaan sel
daripada ekskresi dari sel.

Dosis infektif EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya diduga
sangat rendah. Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis
infektifnya diduga mirip dengan penghuni usus besar (colonizer) yang lain (total
dosis lebih dari 106 ).

3. EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli)

Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-jenis
EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri (bacillary dysentery).
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) atau Escherichia coli penyerang saluran
pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai bacillary
dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis
EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella spp.

Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang


sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan
gejala disentri ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang
disebabkan oleh jenis Shigella. Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam
kotoran individu yang terinfeksi. Dosis infektif Dosis infektif EIEC diduga hanya
sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ).

4. EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli)

EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang tercemar,


khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang sering terkait dengan

12
wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada adalah daging sapi giling
(ground beef). Selain itu, daging babi, daging ayam, daging domba, dan susu segar
(mentah).

Serotipe utama yang berkaitan dengan EHEC adalah Escherichia coli O157:H7,
yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada
tahun 1982-1983. EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pula
sebagai Shiga Toxin Producing Escherichia coli (STEC). Shiga toxin ini mematikan
sel vero, sehingga disebut pula Verotoxin-Producing Escherichia coli (VTEC). Bakteri
ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnya sapi, tanpa menimbulkan gejala
penyakit. Bakteri ini juga dapat diisolasi dari feses ayam, kambing, domba, babi,
anjing, kucing, dan sea gulls.

Infeksi EHEC sering menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian
perut, namun kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama
sekali. Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering menimbulkan
komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang ditandai dengan
rusaknya sel darah merah dan kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC
mengarah ke HUS. Di Amerika Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal
akut banyak disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga
menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua, berkaitan
dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, dan thrombotic thrombocytopenic
purpura.

5. EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli)

EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya


dapat food-borne maupun water-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman
melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan
gangguan. Mekanisme terjadinya diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas

13
diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya
diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC menyebabkan
diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi diare persisten. Masa
inkubasi diperkirakan kurang lebih 20-48 jam.

6. DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli)

Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini dengan sel-
sel HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E. coli penyebab diare yang
paling sedikit diketahui sifat-sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian
epidemiologi di lapangan terhadap diare pada anak-anak di negara-negara
berkembang menemukan DAEC secara bermakna sebagai penyebab diare yang
umum ditemukan dibandingkan dengan kelompok control .

Sedangkan studi lain gagal menemukan perbedaan ini. Namun bukti-bukti awal
menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak prasekolah dibandingkan
dengan pada bayi dan anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada penelitian lain ada
strain DAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil menimbulkan diare
dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang
disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi DAEC,
begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor risiko serta masa
penularan DAEC. (https://rismanismail2.wordpress.com)

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yaitu mengidentifikasi jenis
bakteri yang terdapat pada urine penderita infeksi saluran kemih.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian pemeriksaan Escherichia coli pada infeksi saluran kemih dilakukan di
Laboratorium Bakteriologi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Analis
Kesehatan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Pasien yang diduga penderita penyaki Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSU
Bunda Thamrin Medan. Jumlah populasi adalah sebanyak 5 Orang dari pasien rawat
jalan.

C.2. Sampel

Sampel diambil dari jumlah populasi pasien penderita penyakit infeksi saluran
kemih yang berasal dari RSU Bunda Thamrin.

15
D. Jenis Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui pengumpulan
data dan dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan adanya Escherichia coli
pada pasien Infeksi Saluran Kemih.

D.1 Metode Pemeriksaan


Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pemeriksaan
Escherichia coli, dengan cara pembiakkan(kultur urine).

D.2 Prinsip Pemeriksaan

D.2.a Prinsip Pemeriksaan Kultur Urine

Urine yang diambil dibiakkan dalam medium tertentu untuk mencari jenis
kuman. Dalam hal ini medium yang digunakan adalah endo agar.

D.3 Alat dan Bahan Penelitian

D.3.a Alat
Lampu spiritus
Ose disposible
Tabung Reaksi
Spidol
Inkubator
Mikroskop
Petri dish
Korek Api
Rak Tabung
Kapas
Kertas Label

D.3.b Bahan
Bahan untuk pemeriksaan adalah Urine sewaktu penderita Infeksi Saluran Kemih
(ISK) yang diambil dengan cara Midstream (porsi tengah).

D.4. Media Penelitian


Endo Agar

16
D.5 Prosedur Kerja

D.5.a Penanaman pada Media Endo Agar (Hari I)


Sampel yang telah diambil ditanam pada media endo agar dengan
menggunakan ose disposable secara aseptis dengan cara menzig-zag kemedia
Endo Agar beri label identitas pada petridish, kemudian Inkubasi pada inkubator

selama 24 jam pada suhu 37 C.

D.5.b Pewarnaa Gram (Hari II)


Ambil suspense bakteri pada media endo agar dengan menggunakan ose
disposible
Buat apusan pada objek gelas yang bersih dan bebas lemak.setelah kering,
fiksasi diatas api 3x
Warnai sediaan dengan karbol gentian violet selama 1 menit. Kemudian
cuci dengan air mengalir
Tetesi dengan lugol selam 1 menit, bilas dengan air
Tetesi dengan alkohol biarkan 20 detik, bilas dengan air
Tetesi safranin kemudian biarkan 30 detik, cuci lalu keringkan
Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 100x dengan minyak
imersi

Interpretasi Hasil

Bakteri gram positif bewarna violet


Bakteri gram negatif bewarna merah

E. Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian pemeriksaan Escherichia coli pada penderita infeksi saluran kemih
yang akan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.

17
Daftar Pustaka

id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_kemih
Widodo Djoko.,2004. Bunga Rampai Penyakit Infeksi, Jakarta: Pusat
Informasi dan penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Naga,. 2012. Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih
www.wikepedia.com Faktor-Faktor terjadinya Infeksi Saluran Kemih
Suharyanto, Toto., 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Sistem
Perkemihan, Jakarta: Trans info media
http://dianamayasari.blogspot.co.id/ sejarah umum Escherichia coli
Jawetz, dkk,2005. Mikrobiologi Kedokteran Buku 1, Jakarta: Penerbit Buku
Karsinah, H.M. Lucky, Suharto dan H.W. Mardiastuti, 1994 Morfologi
Jawetz, 2008 Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Tim Mikrobiologi FK Unibraw, 2003. Bakteriologi Medik cetakan pertama,
Malang: Penerbit Bayumedia publishing
https://rismanismail2.wordpress.com Patogenitas Escherichia coli

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisa Air
    Analisa Air
    Dokumen32 halaman
    Analisa Air
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Mikologi
    Mikologi
    Dokumen3 halaman
    Mikologi
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Ascaris Lumbricoides
    Ascaris Lumbricoides
    Dokumen9 halaman
    Ascaris Lumbricoides
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Acar Adalah
    Acar Adalah
    Dokumen5 halaman
    Acar Adalah
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Albumin Translate
    Albumin Translate
    Dokumen5 halaman
    Albumin Translate
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Nadia Done
    Nadia Done
    Dokumen25 halaman
    Nadia Done
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Nadia Doness
    Nadia Doness
    Dokumen27 halaman
    Nadia Doness
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Alya
    Alya
    Dokumen17 halaman
    Alya
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat
  • Albumin Translate
    Albumin Translate
    Dokumen5 halaman
    Albumin Translate
    Margaretha Siagian
    Belum ada peringkat