Anda di halaman 1dari 48

LATIHAN SOAL DAN PEMBAHASANNYA

1. Komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan elektron-elektron


selama waktu yang tidak tertentu adalah .....
A. Resistor D. Transistor
B. Isolator E. Konduktor
C. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan


elektron-elektron selama waktu yang tidak tertentu.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Isolator adalah suatu bahan yang memiliki hantaran listrik yang kecil.

2. Nyatakanlah sistem bilangan desimal berikut dalam sistem bilangan biner ...
A. 10 D. 101 4
B. 11 E. 110
C. 100
Sistem bilangan Sistem bilangan
desimal biner

0 0
1 1
2 10
3 11
4 100
5 101
6 110
7 111

3. Komponen-komponen berikut yang mendukung sistem operasi, Kecuali ...


A. Manajemen proses D. Manajemen I/O
B. Manajemen memori utama E. Manajemen blok
C. Manajemen berkas/file
komponen-komponen yang mendukung sistem operasi :
1. Manajemen proses
2. Manajemen memori utama
3. Manajemen berkas/file
4. Manajemen I/O
5. Manajemen penyimpanan sekunder
6. Jaringan
7. Sistem Proteksi
8. Command Interpreter System

4. Terminal penerima sinyal dari satelit disebut .


A. Downlink D. Pemancar TV
B. Receiver E. Antene
C. Uplink
1
Receiver adalah perangkat terminal penerima sinyal televisi.
Pemancar Televisi adalah perangkat terminal pengirim sinyal ke satelit.
Uplink adalah peristiwa transmisi (pengiriman) data melalui frekuensi radio ke suatu
satellite dari stasiun bumi.
Downlink adalah peristiwa transmisi (penerimaan) data melalui frekuensi radio dari
suatu satellite ke stasiun bumi.

5. Program TV talk show menggunakan jenis naskah ..


A. Drama D. Komedi
B. Non Drama E. Serial
C. News

Berikut ini contoh program-program TV yang menggunakan naskah non drama :


- Talkshow - Kuis
- Games show - Magazine
- dll

6. Perbedaan synopsis dan treatment adalah .


A. Synopsis merupakan garis besar cerita sedangkan treatment isi detail cerita
B. Synopsis merupakan isi detail cerita sedangkan treatment ide dasar cerita
C. Synopsis merupakan garis besar cerita sedangkan treatment uraian dari setiap
adegan
D. Synopsis merupakan uraian dari setiap adegan sedangkan treatment dialog
setiap pemain
E. Synopsis merupakan dialog setiap pemain sedangkan treatmen garis besar
cerita

Synopsis adalah ringkasan atau garis besar dari isi keseluruhan cerita sedangkan,
Treatment adalah alur cerita dalam setiap adegan para tokohnya dalam secara kasar
dan belum ada dialog.

7. Langkah penyusunan naskah setelah merumuskan ide adalah ....


A. Riset D. Penulisan treatment
B. Penulisan outline E. Penulisan naskah
C. Penulisan sinopss

Langkah penulisan sebuah program video biasanya terdiri dari serangkaian kegiatan
yaitu :
Merumuskan ide
Riset
Penulisan outline
Penulisan sinopsis
Penulisan treatment
Penulisan naskah
Reviu naskah
Finalisasi naskah

8. Production meeting dilaksanakan pada tahapan .....


A. Riset D. Pasca produksi
B. Pra produksi E. Evaluasi
C. Produksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi :


Ide s/d skenario

2
Pembentukan kru produksi
Approach (casting) para pemeran
Mempelajari skenario
Hunting / penentuan lokasi
Bedah skenario
Pembuatan rancangan produksi
Pertemuan divisi divisi
Production meeting
Script confrence
Cek Keseluruhan Persiapan

9. Berikut ini divisi pada proses produksi, kecuali ...


A. Divisi Manajemen produksi D. Divisi Tekhnik
B. Divisi Penyutradaraan E. Divisi Editing
C. Divisi Artistik
Divisi divisi pada proses produksi :
1. Divisi Manajemen Produksi
2. Divisi Penyutradaraan
3. Divisi Artistik
4. Divisi Teknik

10. Crew yang bertugas untuk menginterpretasikan naskah ke dalam visual adalah ....
A. Produser D. Penulis Naskah
B. Sutradara E. Editor
C. Kameraman

Adapun rincian tugas-tugas sutradara adalah :


Menginterpretasikan naskah ke dalam visual, breakdown ke dalam rincian scene
Menentukan dan hunting lokasi/ setting
Menentukan bagaimana scene di buat shot
Bersama-sama dengan produser memilih staf kunci seperti pemain, kameraman,
editor, audioman (semua kru produksi)
Mensupervisi kinerja staf kameramen, lighting, sound dan art design
Mengarahkan penampilan pemain
Menentukan urutan dan proses pembuatan film
Menentukan soundtrack dan musik.
Menentukan sound effeck.
Menentukan sound track
Menentukan pemain pengganti
Menentukan property bersama art director
Menentukan kru pengganti apabila kru inti berhalangan

11. Kameraman berada dinaungan divisi ....


A. Divisi manajemen produksi D. Divisi pasca produksi
B. Divisi Penyutradaraan E. Divisi tekhnik
C. Divisi Artistik

Divisi manajemen produksi


- Produser
- Ass. Produser
- Pimpinan unit

Divisi Penyutradaraan
- Sutradara
- Kameraman
- Audioman
- Penata cahaya
3
- Editor
Divisi artistik
- Penata artistik
- Penata busana
- Penata rias
- Property
- Setting
Divisi Tekhnik
- Instalator tanaga listrik
- Maintenance peralatan
- Instalator peralatan

12. Divisi yang terlibat dalam proses casting adalah ....


A. Divisi tekhnik Divisi Manajemen produksi
B. Divisi penyutradaraan Divisi tekhnik
C. Divisi Artistik Divisi Manajemen produksi
D. Divisi Manajemen produksi Divisi penyutradaraan
E. Divisi tekhnik Divisi artistik

Proses casting dilakukan oleh divisi :


Penyutradaraan : untuk mengetahui keseuaian dari karakter yang dibutuhkan
Manajemen produksi : Terkait dengan jadwal dan kontrak perjanjian

13. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan pemain, kecuali ....
A. Kemampuan berperan sesuai karakter tokoh
B. Kesanggupan memenuhi jadwal produksi
C. Kesepakatan kontrak kerja
D. Ketepatan pemeran dengan tokohnya
E. Kesesuaian tingkat pendidikan tokohnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan pemain :


Ketepatan pemeran dengan tokohnya
Kemampuan berperan sesuai karakter tokoh
Kesanggupan memenuhi jadwal produksi
Kesepakatan kontrak kerja
Kesepakatan honorarium
Pertimbangan komersial

14. Untuk mengetahui kostum yang akan digunakan oleh pemain sesuai dengan
naskah dapat dilihat pada ....
A. Rundown D. Skenario
B. Diretors shot E. Treatment
C. Breakdown artistik
Dalam breakdown artistik memuat :
Scene setting pemain kostum property

15. Berikut ini yang termasuk property pada adegan di ruang tamu adalah ....
A. Ruang tamu D. Suara burung
B. Kursi tamu E. Cahaya kilatan petir
C. Kostum pemain

Yang termasuk property pada setting ruang tamu :


- Kursi tamu
- Meja tamu
- Vas bunga
- Taplak meja
- dll

4
16. Berapakah ukuran setting kamar sesungguhnya jika pada skala 1 : 100 pada floor
plan tercantum luas kamar 2 cm x 3 cm?
A. 20 cm x 30 cm D. 300 cm x 200 cm
B. 200 cm x 300 cm E. 100 cm x 200 cm
C. 30 cm x 20 cm

Karena skala 1 : 100 dengan ukuran pada floor plan 2 cm x 3 cm maka setting kamar
sesungguhnya adalah 200 cm x 300 cm atau 2 m x 3 m.

17. Setting dengan latar belakang warna biru kemudian di rubah pada pasca produksi
menjadi seolah-olah di lokasi yang diinginkan termasuk kedalam jenis set ....
A. Virtual set D. Green screen
B. Real set E. Set builder
C. Blue screen
Jenis-jenis set :
Real set yaitu set yang dibuat seperti set sesungguhnya
Virtual set yaitu set yang dibuat hanya berupa background polos kemudian dirubah
background tersebut pada proses komputerisasi menjadi seolah-olah di lokasi/set yang
diinginkan.
18. Berikut ini langkah-langkah pembuatan art property, kecuali ...
A. Inventarisir art property yang dibutuhkan
B. Desain / sketsa property yang akan di buat
C. Penyiapan bahan dan peralatan
D. Pembuatan art property
E. Inventarisasi art property

Langkah-langkah pembuatan art property :


- Inventarisir art property yang dibutuhkan
- Desain / sketsa property yang akan di buat
- Penyiapan bahan dan peralatan
- Pembuatan art property

19. Jenis lampu yang memancarkan sinar dengan lembut disebut .


A. Spotlight D. Softlight
B. Follow spot E. Key light
C. Back light

Spotlight : memancarkan sinar spot (tajam/focus) ke objek


Softlight : memancarkan sinar dengan lembut ke objek
Follow spot : memancarkan sinar yang mengikuti objek (bergerak)
Backlight : penempatan lampu agar memancarkan sinar dari belakang objel

20. Three point basic lighting adalah .


A. Key light back light soft light D. Softlight back light key light
B. Follow sopt base light fill light E. Key light fill light back light
C. Back light spotlight base light

5
Three point basic lighting terdiri dari :
- Key light
- Fill light
- Back light
21. Untuk merubah cahaya lampu daylight agar menjadi cahaya lampu tungsten
menggunakan filter .
A. CTO D. CTW
B. CTB E. Difius
C. CTR

Wave-length Sehingga hasil penggunaan filter :


in CTB menjadi cahaya daylight
Light color
Nanometer
nm CTO menjadi cahaya tungsten
Ultraviolet A 320 to 370 Difius menjadi soft
Violet 370 to 410
Indigo-blue 410 to 430
Blue 430 to 480
Bluish-green 480 to 500
Green 500 to 540
Yellow-green 540 to 560
Yellow 560 to 580
Orange 580 to 610
Red 610 to 650
Dark red 650 to 780
Infrared A 780 to 1400

22. Perangkat lighting yang berfungsi sebagai jendela arah cahaya yg bisa di atur dan
juga sebagai dudukan honey comb dan filter color disebut .
A. Light stand D. Umbrella white
B. Barndoor E. Filter color
C. Sandbag

Light Stand berfungsi untuk menopang lighting


Soft Box berfungsi mensoftkan cahaya, merata dan halus. Didalamnya ada diffuse
tambahan seperti tudung kain terbentang yg bisa dicucuk-cabut.
Umbrella White berfungsinya kalau di ambil tingkatan, pakai standar reflector
(mangkok luar pada lampu) cahaya - Keras pertama, Umbrella Silver/Black - Keras kedua,
Umbrella White Transparant ini agak Keras jadi posisi ketiga, dan Soft Box yang paling
lembut cahayanya.
Barn Door berfungsi sebagai jendela arah cahaya yg bisa di atur dan juga sebagai
dudukan honey comb dan filter color.
Honey Comb sesuai bentuk paternnya, pada lempeng tengah mirip sarang lebah,
bertujuan supaya cahaya lebih terarah, untuk eksperimen, juga buat hair light bisa.
Filter Color efek warna, menetralkan & mengolah warna, bahkan menambah aksen
warna tertentu (Red, Blue, Yellow, White).
Sanbag berfungsi sebagai pemberat pada stand light untuk menjaga kestabilan posisi
lighting

23. Bagian kamera yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk adalah .
A. Lensa D. viewfinder
B. Focus E. Mounting
C. iris

Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Lensa
2. Tubuh Kamera (yang didalmnya terdapat bagian-bagian yang lebih rinci)
3. Recorder/VCR
6
Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu (objek) dan ditangkap
secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung kamera
(yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).
Iris atau diafragma adalah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk satu lubang bisa diperlebar dan dipersempit untuk mengatur
banyaknya cahaya masuk ke dalam lensa.
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa melihat
obyek yang masuk ke dalam kamera
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder) alat perekam
gambar dan suara

24. Mini DV adalah salah satu jenis .


A. Software kamera video D. Format kamera video
B. File kamera video E. Player kamera video
C. Bentuk kamera video

Format-format kamera video diantaranya :


- DV
- Min DV
- Hi-8
- VHS
- SVHS

25. Perangkat pendukung kamera video yang berfungsi untuk pergerakan kamera
dengan stabil secara horizontal adalah .
A. Tripod D. Monopod
B. Chrager E. Dolly track
C. Mounting

Cara kerja erangkat pendukung kamera :


Cara kerja dolly track pergerakan kamera dengan stabil secara horizontal sesuai jalur
Cara kerja tripod pergerakan kamera dengan stabil pada satu sumbu
Cara kerja jimmy jib pergerakan kamera dengan teknik swing

26. Lensa yang befungsi mengambil gambar jarak jauh agar dapat terlihat dekat
adalah .
A. Lensa tele D. Lensa normal
B. Lensa wide E. Lensa cembung
C. Lensa filter

27. Proses zoom out menghasilkan gambar .


A. Objek dari jauh menjadi dekat D. Bergerak dari kanan ke kiri
B. Objek dari dekat menjadi jauh E. Bergerak ke atas dan ke bawah
C. Bergerak dari kiri ke kanan

Zoom out menghasilkan gambar objek terlihat menjadi jauh


Zoom in menghasilkan ibjek terlihat menjadi dekat
Pan right menghasilkan objek dengan pergerakan kamera dari kiri ke kanan
Pan left menghasilkan objek dengan pergerakan kamera dari kanan ke kiri

7
Tilt up menghasilkan objek dengan pergerakan kamera dari bawah ke atas
Tilt down menghasilkan objek dengan pergerakan kamera dari atas ke bawah
28. Hal penting yang harus dilakukan oleh kamera person sebelum perekaman gambar
adalah .
A. Melakukan paning D. Melakukan rewinding
B. Melakukan zooming E. Melakukan chraging
C. Melakukan white balance

Prosedur pengoperasian kamera profesional (S.O.P Kamera)


1. Masukkan battery
2. Switch power on
3. Lakukan white balance
4. Check input sound level
5. Arahkan kamera ke object
6. Atur focus hingga object jelas
7. Atur shot size yang diinginkan
8. Kamera siap roll/taping/rekam

29. Simbol yang berarti play adalah ..

A. . D.

B. . E.

C.

forward Stop Pause Play Record

30. Bagian kamera yang ditunjukan adalah ....


A. Focus ring
B. Flip up electronic flash
C. Lensa
D. Handgrip
E. Jog wheel

Flip up electronic flash

Jog wheel

Focus ring

Lensa
8
31. Fungsi bagian gambar yang ditunjukan adalah ...
A. Untuk melihat secara manual objek yang akan diphoto
B. Untuk menangkap gambar yang akan direkam
C. Untuk mengatur fokus atau mengubah tingkat ketajaman
D. Untuk menambah pencahayaan
E. Untuk menghubungkan kamera digital ke perangkat lain

Bagian yang ditunjukan yakni Eyepiece.


Bagian ini digunakan buat ngintip atau melihat secara manual dari objek yang akan
diphoto
Bagian untuk menangkap gambar yang akan direkam adalah lensa
Bagian ntuk mengatur fokus atau mengubah tingkat ketajaman adalah focus ring
Bagian untuk menambah pencahayaan adalah flash
Bagian untuk menghubungkan kamera digital ke perangkat lain dalah ports dan
sockets

32. Teknik dasar fotografi untuk menghasilkan objek depan fokus sedangkan
background blur adalah ....
A. Freeze D. Movement
B. Depth of filed E. Bulb
C. Panning
Teknik dasar fotografi :
1. Deptf of filed
Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan )
dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau
diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk
membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto
2. Freeze
Teknik untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga
dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air,
ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dengan pengaturan shutter
speed
3. Panning
Teknik dasar fotografi dengan cara kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan
objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak
4. Movement
Teknik movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter
speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto
5. Bulb
Teknik mengatur shutter speed pada setting paling lambat (BULB), dimana
shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali
pada saat tombol dilepas sehingga biasanya menghaslkan pergerakan cahaya
dari sumbernya.

33. Jenis microphone yang memiliki daya tangkap suara satu arah adalah ....
A. Ex directional D. Omni directional
B. Bi directional E. In Directional
C. Uni directional

Arah penerimaan/polar pattren microphone dibagi menjadi tiga yaitu :


Omni Directional
Omni directional mempunyai arah tangkap dari segala arah dengan menangkap suara
frekuensi pada sudut 0 derajat terhadap sumber suara dan mempunyai respon dengan
level yang baik pada frekuensi rendah.
Bi Directional
Bi directional yaitu microphone yang mempunyai 2 arah penangkapan yaitu dari depan
dan dari belakang tanpa menggeser microphone, jenis ini banyak dipergunakan untuk
dialog pada saat sandiwara.

9
Uni Directional
Pola ini mempunyai arah penangkapan yang sensitiv dari arah depan saja, pada bagian
belakang mengalami pelemahan.

34. Pengaturan volume suara pada saat perekaman yang ideal ditunjukan pada
sinyal
A ....

Posisi sinyal suara over


D
E
Posisi sinyal suara normal

Posisi sinyal suara under


35. Naskah operasional berupa directors shot dibuat oleh ...
A. Kamera Person D. Editor
B. Sutradara E. Penata Artistik
C. Penulis Naskah

Jenis naskah operasioanl :


1. Rundown
2. Camera card
3. Shooting script
4. Directors shot
Sutradara membuat directors shot untuk kebutuhan pengambilan gambar pada proses
shooting.

36. Pada proses shooting dipimpin dan dikoordinasikan oleh divisi ....
A. Divisi Artistik D. Divisi Lighting
B. Divisi Tekhnik E. Divisi Penyutradaraan
C. Divisi Kameraman

Seorang sutradara bertanggungjawab terhadap proses produksi mulai dari pra produksi,
saat produksi dan post produksi sampai evaluasi. Adapun rincian tugas-tugas sutradara
diantaranya adalah :
Menginterpretasikan naskah ke dalam visual, breakdown ke dalam rincian scene
- Menentukan dan hunting lokasi/ setting
- Menentukan bagaimana scene di buat shot
- Mengarahkan penampilan pemain
- Menentukan urutan dan proses pembuatan film
- Menentukan pemain pengganti
- Menentukan kru pengganti apabila kru inti berhalangan
37. Pembatasan gerak pemain pada proses shooting disebut ....
A. Bloking pemain D. Bloking crew
B. Bloking kamera E. Bloking microphone
C. Bloking cahaya

Bloking kamera adalah pengaturan batasan gerak atau penempatan kamera sesuai
dengan kebutuhan pengambilan gambar
Bloking pemain adalah pengaturan batasan gerak atau penempatan pemain sesuai

10
dengan kebutuhan adegan
Bloking Microphone adalah pengaturan batasan gerak atau penempatan micophone
sesuai dengan kebutuhan perekaman suara
Bloking cahaya lighting adalah pengaturan penempatan tata cahaya sesua dengan
keutuhan pencahayaan pada proses shooting

38. Pada gambar berikut, manakah pengambilan gambar dialog 2 objek yang sesuai
dengan screen direction dari kamera master ...
C
D
B

C
D
B A
master
E GARIS IMAJINER

Agar hasil gambar tidak menyalahi konsep


screen direction, penempatan kamera tidak
boleh menyebrangi garis imajiner

A
master
39. Dimensi editing untuk memanipulasi ruang adalah
A. Dimensi ritmis D. Dimensi transisi
B. Dimensi grafis E. Dimensi temporal
C. Dimensi spasial
Dimensi-dimensi Edting :
1. Grafis (setiap shot memiliki nilai grafis baik berupa garis, warna, cahaya, bentuk
dan gerak)
2. Ritmis (irama)
3. Spasial (ruang)
4. Temporal (waktu)

40. Menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene pada skenario
termasuk tahapan ...
A. Assembling D. Screening
B. Capturing E. Logging
C. Rough cut

Capturing adalah proses pemindahan gambar atau transfer video hasil rekaman yang
masih berbentuk pita kaset ke dalam komputer sehingga menjadi bentuk digital
Logging adalah memasukan time code untuk memudahkan editor menyusun shot yang
dibutuhkan saja
Assembling adalah menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene
pada skenario termasuk tahapan
Rough cut adalah memotong secara kasar untuk membuang shot yang tidak
dibutuhkan
Screening adalah melihat hasil (preview) hasil pengambilan gambar untuk melihat isi

11
dari bahan yang akan diedit secara keseluruhan

RANGKUMAN MATERI
TEKNIK PENULISAN NASKAH
Penulisan Naskah untuk film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah skenario
(scenario). Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut
penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan sebagai pedoman dalam
pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi
mengemukakan bahwa skenario itu menjadi jiwa dan darah dalam produksi film atau
cerita televisi.

12
Urutan langkah atau pentahapan dalam penyusunan naskah skenario video :
a. Persiapan Menulis naskah/ Teks / Narasi
Yang harus dipersiapkan dalam menulis naskah, teks maupun narasi pada program TV
adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah ide ditemukan, seorang penulis naskah
sangat perlu mempelajari substansi atau isi dari sumber-sumber yang terkait dengan
substansinya, sehingga benar-benar memahami apa yang akan ditulis. Selanjutnya
akan ditulis dalam bentuk apa, menjadi format program TV yang mana. Setelah
ditetapkan format program yang dipilih maka baru berpikir bagaimana menulisnya.
Untuk penulisan teks dapat diawali dengan penulisan kerangka tulisan (outline).
Sedangkan untuk penulisan narasi dapat dilakukan menulis rencana gambaran visual
yang akan diberi narasinya. Dalam hal ini narasi akan lebih memberikan penjelasan
gambaran visual yang ditayangkan pada TV.
Narasi bisa berbentuk life dari pemeran ataupun dubing oleh pengisi suara. Dapat
juga disuarakan oleh narator maupun presenter. Sebelum menulis naskah untuk
panduan produksi ditulis, biasanya didahului dengan membuat synopsis, dan
Treatment.
1) Sinopsis
Gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan
dikerjakan. Tujuan utama ialah memudahkan pemesan (produsen) menangkap
konsep, kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setelah synopsis ditulis maka sudah harus nampak adanya: alur, isi cerita,
Perwatakan pemain (bila ada), tempat, waktu, serta keterangan lain yang
memperjelas synopsis.
2) Treatment
Uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang dikembangkan dari synopsis
dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan dari rangkaian
suatu peristiwa. Artinya dalam membuat treatment bahasa yang digunakan
adalah bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran
mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program
yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan. Sehingga perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
- Urutan dalam video sudah makin jelas,
- Sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaiamana pokok dialognya),
narasi (bagaimana pokok narasinya),
- Sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk tehnis yang diperlukan.
3) Skenario
Dari treatment kemudian dibuat naskah produksi atau skenario. Penulisan naskah
produksi atau skenario harus operasional karena digunakan sebagai panduan
tidak saja kerabat kerja (crew) tetapi juga pemain dan pendukung lain yang
terlibat. Penulisan naskah atau skenario pada dasarnya menggambarkan
sekaligus menyuarakan apa yang ingin disampaikan. Urutan sinopsis-treatment-
skenario merupakan rangkaian yang baik untuk membuat naskah video (televisi),
Baker (1981) mengemukakan juga pentahapan dalam membuat naskah, yaitu :
concept, story board, dan script.

Setidaknya ada dua format naskah untuk penulisan naskah TV/video, yaitu double
colum, dan wide margin.
a) Format kolom ganda (double colum).
Format ini lazim digunakan untuk menulis naskah informasi, dokumentasi,
pendidikan. Format kolom ganda, lembar kertas dibagi menjadi dua kolom
utama, yaitu kolom visual (kiri) dan kolom audio (kanan).
Pada kolom kiri berisi uraian yang menyangkut visual. Misal gambar harus
dimabil dengan CU, kemudian zoom out, atau keterangan lain bagi kru kamera,
termasuk siapa subyeknya, diambil dari mana, beberapa waktu lamanya
pengambilan, dll.
Kolom kanan berisi segala sesuatu yang menyangkut audio yang berupa
narasi, dialog para pelaku atau efek-efek suara lain yang diperlukan. Untuk
memudahkan narator atau juru suara (sound man) maka dalam menulis kolom
kanan, semua informasi yang tidak akan dibaca (disuarakan) ditulis dengan

13
huruf capital. Sedang narasi atau dialog yang akan dibaca atau disuarakan
ditulis dengan huruf kecil.
b) Format Wide Margin
Format ini lebih lazim dipakai dalam cerita film atau sinetron. Dengan format
wide margin tiap adegan (kumpulan dari beberapa shot-scene) diuraikan atau
dijelaskan dengan bahasa visual. Petunjuk dialog diketik dua spasi ditengah,
sedang apa yang akan nampak (visual) dijelaskan dalam bentuk paragraf.
Dialog biasanya diketik biasa, semua penjelasan untuk camerawan
pengambilan gambar, ditulis dalam huruf capital. Penjelasan untuk tingkah laku
pemain ditulis dalam tanda kurung dengan huruf capital pula.
Urutan penulisannya sebagai berikut
(1) Pertama kali ditulis : adegan (scene) ke.
(2) Gambar diambil dengan tehnik apa, misalnya :
F.1, DISSOLVE, IN FRAME.
(3) Gambaran visual yang akan nampak
(4) Dialog

MANAJEMEN PRODUKSI

Setidaknya ada lima unsur manajemen yaitu :


Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pelaksanaan (actuating)
Pengendalian (controlling)
Penilaian (evaluating)
Kelima unsur tersebut dalam ilmu manajemen biasa disingkat menjadi POACE.

Dalam kegiatan produksi program televisi kelima unsur manajemen ini harus diterapkan
untuk mancapai hasil yang diharapkan yang akhirnya dapat membantu pencapaian visi
dan misi suatu stasion penyiaran tersebut.

Perencanaan (Planning)
Unsur perencanaan dilakukan dalam setiap pembuatan program televisi. Produser
program harus melakukan perencanaan (planning) baik yang antara lain dimulai dari ide
atau tema, naskah, lokasi shooting, kru produksi, peralatan, pemain dan biayanya
(budgeting).

Pengorganisasian (Organizing)
Setelah perencanaan dibuat produser perlu mengorganisasikan seluruh unsur yang
terkait, misalnya masalah perijinan, masalah kesiapan semua unsure yang akan terlibat
dalam suatu kegiatan produksi. Kegiatan mengorganisasikan ini bertujuan agar semua
unsure yang terlibat mempunyai kaitan satu sama lain pada saat produksi dilakukan.
Tidak ada satu bagian pun yang tidak mengetahui kegiatan bagian lain.

Pelaksanaan (Actuating)
Dalam pelaksanaan produksi produser juga harus melakukan penjelasan/petunjuk
kepada seluruh unsur yang terlibat, memberikan motivasi dan arahan sehingga seluruh
kru produksi dapat melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang sudah dibuat dan
tepat waktu

Pengawasan (Controlling)
Ketika proses produksi dimulai Produser harus melakukan pengendalian/pemantauan
guna melihat keterlaksanaan pelaksanaan tugas oleh seluruh kru. Dalam pengawasan
produser harus membekali diri dengan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah seluruh
kru melaksanakan tugas dengan baik) dan operasional peralatan/ apakah seluruh
peralatan bekerja dengan baik dan apakah pemain juga sudah berfungsi sesuai tuntutan
skenario.

Selama proses produksi, bila dijumpai sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya,
produser perlu mengambil tindakan untuk memperbaiki keadaan sehingga proses
14
produksi dapat berjalan kembali seperti yang diharapkan dan selesai tepat waktu.
Produser juga harus mengantisipasi apabila terjadi perubahan saat berlangsungnya
produksi.
Penilaian (Evaluasi)
Unsur terakhir dalam manajemen produksi adalah evaluasi. Kegiatan evaluasi ini sangat
penting guna mengendalikan kualitas produksi yang telah dihasilkan. Jika berdasarkan
hasil evaluasi kualitas produksi tidak mencapai seperti yang diharapkan, maka kru
produksi perlu merevisi program dan memperbaiki kinerja untuk masa yang akan datang.

Evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


- Evaluasi terhadap kinerja produksi
- Evaluasi terhadap program itu sendiri.

Evaluasi terhadap kinerja program menyangkut penilaian terhadap keseluruhan proses


produksi dimulai dari naskah, pemain, peralatan, pekerja produksi. Dengan kata lain
semua proses produksi yang telah menghasilkan suatu program harus dinilai karena
makin baik proses produksi maka akan baik pula program yang dihasilkan.

Evaluasi program dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :


- Tahap post production (tahap setelah program selesai)
- Tahap post on air (tahap setelah program ditayangkan).

Evaluasi Post Production


Setelah program selesai dan menjadi suatu kemasan, program dievaluasi oleh seluruh
produser yang melibatkan seluruh kru produksi termasuk pemainnya. Mekanisme dapat
dilakukan secara bertahap maupun secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan secara
bertahap adalah setiap satu segment selesai dipreview ulang sehingga apabila terjadi
kekurangan dapat langsung diperbaiki. Evaluasi secara keseluruhan dilakukan dengan
mempreview program yang sudah selesai

Kedua acara evaluasi ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.


Kelebihan evaluasi secara bertahap adalah mudah melakukan revisi karena insert
gambar dapat disesuaikan dengan segment berikutnya yang belum dibuat, sedangkan
kelemahannya menyebabkan durasi program bertambah sehingga seringkali harus
menguragi segment berikutnya.

Kelebihan evaluasi secara keseluruhan adalah kesinambungan tiap segment tetap


terjaga sementara kekurangannya juga menyangkut perpanjangan durasi.

Evaluasi Post On Air


Evaluasi ini dilakukan oleh oleh Produser program tersebut dan juga oleh stasion yang
menayangkan program tersebut.

Dari sisi stasiun penyiaran, berhasil atau tidaknya suatu program dapat dilihat dari
perolehan rating dan audience share program tersebut yang akan berakibat banyaknya
iklan dalam program tersebut. Bahkan apabila program tersebut sangat bagus, tidak
menutup kemungkinan biaya produksi akan ditanggung oleh sponsor. Namun demikian
evaluasi yang dilakukan oleh stasion penyiaran memakan waktu paling sedikit tiga bulan.
Evaluasi ini akan berakibat kepada maju tidaknya rumah produksi yangmemproduksi
program tersebut yang berakibat makin banyaknya pesanan program dan membuat kru
produksi yang terlibat semakin diminati. Keberhasilan program sangat ditentukan oleh
kualitas kru produksi yang terlibat dalam proses produksi.

Evaluasi yang dilakukan oleh produser program bertujuan untuk meningkatkan kualitas
program yang dihasilakn yang melibatkan orang-orang yang melakukan proses produksi.

Jadi dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu program berbanding lurus denga n
keberhasilan suatu stasion penyiaran dan juga berbanding lurus dengan kualitas kru
produksi yang teribat dalam proses produksi.

15
Mengacu pada profesi yang pada keseluruhan proses produksi, berikut beberapa
penjelasan tentang proses produksi dalam manajemen produksi.

Pra produksi dan Development Pra produksi


Sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan syuting dimulai. Proses ini sangat
menentukan kelancaran kegiatan syuting nantinya. Oleh karena itu proses ini harus
dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini,
diantaranya yaitu:

a. Pemilihan style Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan
kemampuan skill yang kita miliki. Juga harus disesuaikan dengan budget yang
tersedia. Apabila tidak, maka hasil dari film yang kita buat tidak akan maksimal,
bahkan mungkin gagal total. Adapun beberapa style film yang sering kita lihat
yaitu:
1. Full animasi ( mengandalkan skill dibidang animasi)
2. Full Cinematografi ( mengandalkan skill dibidang sinematografi)
3. Gabungan antara keduanya.

b. Pemilihan Tema dan Ide CeritaTema merupakan garis besar visual yang akan
kita buat. Pemilihan tema dilakukan secara brain storming. Misalnya temanya
adalah alam, ghotic, humor, dan lain-lain. Setelah mendapatkan tema, kemudian
kita buat detail dalam bentuk synopsis. Banyak melihat pada referensi adalah hal
yang sangat baik. Bagi sebagian kita, referensi kadang membuat kita ingin
membuat sesuatu diluar jangkauan keterampilan kita. Hal ini kadang membuat
kualitasnya tanggung atau jelek sama sekali. Pemilihan ide dan referensi ini sesuai
dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada. Jangan terlalu terjebak
dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita film. Menurut pengalaman, hal ini
dapat membuat sebuah film cerita tidak sama dengan aturan sebuah video
lainnya.Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis , harus memperhitungkan
beberapa hal penting ini:
1. Penyesuaian budget
2. Feel
3. Skill
4. Lihat referensi
5. dan peralatan yang ada
Setelah synopsis jadi, selanjutnya dibuatlah scrip, story board, director script.
Menurut pengalaman, story board, meskipun cukup sulit dibuat namun cukup
berguna, hanya saja jangan sampai terjebak dalam proses ini, karena kadanga
pembuatannya terlalu mamakan waktu dan kurang akurat dengan kondisi saat
syuting. Directos script cukup penting dibuat untuk kemudahan bagi sutradara
pada pelaksanaan syuting. Director script juga sangat membantu dalam efesiansi
waktu dan juga akurasi dalam memvisualisasikan script. Adapun format lain dalam
penyusunan desain pra produksi ini yaitu :
a) Ide & tema cerita
b) Sinopsis
c) Outline
d) Skenario
e) Analisa skenario :
1) Analisa pesan
2) Analisa karakter
3) Analisa setting
4) Analisa property
5) Analisa wardrobe
f) Breakdown & Sub breakdown
g) Hunting Plan
h) Hunting
i) Hunting Report (pemain, prop, wardrobe, lokasi, transport, logistic,
akomodasi)
j) Director shot

16
k) Floor plan
l) Storyboard
m) Desain proses & jadwal
n) Desain Budget
o) Konsep penyutradaraan, art, kamera, sound, editing
p) Estimasi budget art & kamera termasuk kedalam desain budget
q) List property & wardrobe yang termasuk kedalam Hunting report
r) Crew list

c. Persiapan produksi setelah proses diatas berjalan dan selesai,


Proses selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan tim kerja
2. pemilihan talent dan ekstras ( dengan audisi)
3. penyediaan art properties, costum dll
4. pencarian lokasi dan perijinan
5. penyediaan peralatan syuting
Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran syuting. Apabila
salah satu proses terabaikan, maka kegiatan syuting akan terganggu. Meskipun kita
bekerja dengan budget yang rendah, namun proses diatas harus tetap dijalankan.
Penghematan biaya bias dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
meminimalkan jumlah kru( tetap ada batasan maksimal). Atau dengan
menggunakan fasilitas gratis.

2. Produksi
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara,
produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam
tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah:
a. Manajemen Lapangan
manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Manajemen lokasi (perijinan, keamanan, keselamatan)
2. Talen koordinasi (koordinasi kostum, make up dll)
3. Manajemen waktu (koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat )
4. Crew koordinasi (koordinasi para kru)
Attitude dalam bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian
dan kerjasama merupkan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa
sebelum bekerja dan briefing sebelim memulai merupakan hal yang baik untuk
menyatukan semangat, visi dan attitude yng diinginkan. Jangan pernah kehilangan
control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan
waktu.
b. Kegiatan Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan Kru sangat
menentukan. Kualitas gambar adalah yang selalu ingin kita capai. Oleh karena itu
penguasaan kamera dan lighting sangatlah penting. Untuk mencapai hasil
maksimal dengn alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Syuting Out Door
Shooting outdoor bias menekan budget, namun harus berhati-hati
melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting
dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan dalah syuting outdoor adalah :
a. Cahaya matahari ( Hard, Soft)
b. Reflector ( Silver, Gold)
c. Hujan buatan
d. Camera setting ( Irish, Speed, White Balance, Focus)
e. Crowd Control ( Working With Ekstras)
2. Shooting indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada syuting outdorr, namun
dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain:
a. Penggunaan lighting sederhana
b. Penggunaan Filter
c. Make up
d. Pemilihan Back Ground
e. Monitor

17
3. Visual Efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih
menarik antara lain dengan:
a. Reverse motion
b. Fast motion (normal lipsync)
c. Slow motion ( normal lipsync)
d. Crhoma key ( blue screen)
Beberapa hal lain pada saat Produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu:
1. Makan/ logistik
2. Sewa peralatan
3. Film
4. Trasnportasi
5. Akomodasi
6. Tele komunikasi
7. Dokumentasi
8. Medis

3. Pasca Produksi
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatn shooting yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian mungkin
diselesaikan pada tahap ini.
a. Editing
Kerjasama sutradara dan editor adalah sangat diperlukan. Editing sebuah film
membutuhkan rasa, oleh karena itu diperlukan pemahaman emosi yang akan
diedit. Pemahaman tentang sofe ware yang digunakan juga sangat membantu
maksimalnya hasil editing. Beberapa yang dilakukan antara lain :
1. Capturing ( optimalisasi)
2. Format file
3. Feel
4. Colouring
5. Fades and cuts
6. Kualitas gambar ( film Look)
b. Pemilihan Format akhir
Format akhir dari film harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama saat pra
produksi. Beberapa yang menjadi acuan kerja, serta masuk dalam anggaran kerja
Pasca produksi adalah:
1. Lab/ ruang editing
2. Editor
3. Mixer
4. Sound director, engineer
5. Telecine
6. Konsumsi
7. Transportasi
8. Telekomunikasi
9. Mastering
10. Poster dan kemasan

FOTOGRAFI
Berikut ini bagian-bagian kamera foto, memang tidak semua kamera foto sesuai seperti
gambar berikut ini, akan tetapi yang kita pelajari bukan gambarnya akan tetapi bagian-
bagiannya. Jadi kalau pun berbeda hanya masalah penempatannya.

1. Control wheel atawa jog wheel. Bagian ini


biasanya diletakkan didekat Shutter Release.
supaye si pemotret mudah untuk menjangkaunya.
Dengan meletakkan bagian ini di dekat shutter
release, pemotret atau photographer jadi bisa

18
menjangkau bagian ini dengan jari yang digunakan
untuk menjangkau shutter release.

Bagian ini biasanya digunakan untuk mengubah setting-setting tertentu dari camera
digital. Misalnya untuk mengatur setting Shutter Speed. Ada juga camera digital lainnya
yang digunakan untuk mengubah setting Aperture, atau mengubah filters, flip, dan
sebagainya.

2. Shutter release. Umumnya bagian ini digunakan oleh camera digital buat
menangkap dan mengunci objek yang ada di depannya. Biasanya dengan menekan lalu
melepaskan tombol yang terdapat pada bagian ini, camera digital tersebut akan
menangkap dan menyimpan objek tadi menjadi sebuah photo.

3. Microphone/speaker. Jenis-jenis camera digital tertentu, biasanye dilengkapi dengan


fitur untuk merekam video atau film. Microphone pada camera digital bukan cuma bisa
merekan gambar, tapi juga suara. Lalu dengan speaker, camera digital tadi bisa
memainkan suara yang terekam.

4. Handgrip. Bagian ini fungsinya cuma buat memudahkan kita saat memegang
camera. Bentuknya juga pasti bervariasi, sesuai dengan selera dari pembuat camera
tersebut.
5. Focus ring. Bagian ini digunakan untuk mencari fokus atau mengubah tingkat
ketajaman. Tidak semua jenis camera mengunakan fokus ring yang seperti ini. Ada juga
beberapa jenis camera yang menggunakan tombol untuk mengatur fokus. Bentuk ring
atau lingkaran ini dipilih untuk mereka yang sudah terbiasa dengan jenis camera film
(non digital).

6. Zoom ring. Sama seperti focus ring, beberapa jenis camera lebih memilih bentuk
tombol untuk bagian ini. Tapi sebenarnya bentuk tombol ataupun ring fungsinya sama
aja. Yaitu buat mengatur zoom.

7. Lens. Setiap camera pasti punya bagian ini. Bagian ini dibutuhin camera buat
menangkap gambar. Seberapa besar (tinggi dan lebar) dan seberapa jauh sebuah
camera digital bisa menangkap gambar, akan banyak bergantung dari jenis lensa yang
digunakannya.

8. Filter thread. Bagian ini sebenarnya adalah bagian tambahan. Yang artinya tidak
semua jenis camera dilengkapi dengan bagian ini. Dengan fitur tambahan ini, camera
kita jadi punya kemampuan yang lebih.

Sekarang kita lihat bagian-bagian kamera yang tampak dari belakang.


1. Eyepiece. Bagian ini digunakan untuk
mengintip atau melihat secara manual dari objek
yang akan diphoto, selain menggunakan view
finder.

19
2. LCD view screen. Bagian berfungsi untuk
melihat photo yang berhasil direkam. Selain itu
pula bagian ini biasanya digunakan untuk
menampilkan status, dan mengatur setting-
setting yang berhubungan dengan camera.

3. Battery compartment. Bagian ini digunakan untuk menempatkan baterai. Adapun


bentuk dan letaknya, bergantung dari bentuk camera dan baterai yang digunakan.

4. Viewfinder controls. Bagian ini digunakan untuk mengatur setting-setting yang


berhubungan dengan view finder. Namun tidak semua camera digital yang
menempatkan viewfinder control ini secara terpisah. Beberapa jenis camera lebih
memilih menggunakan setting menu untuk mengatur view finder.

5. Spot meter/spot focus control. Beberapa jenis camera menyediakan fasilitas yang
membolehkan photographer untuk memfokuskan pada area-area tertentu dari objek
yang diphoto. Untuk mengatur fasilitas itulah bagian spot meter atau spot focus control
ini diperlukan.
6. Menu button. Bagian ini ditujukan buat mengakses menu-menu yang disediakan
oleh camera digital.

7. Cursor controls. Bagian ini berfungsi sebagai interface untuk memudahkan kita
mengakses menu, melihat-lihat photo, mengatur setting-setting tertentu, dan
sebagainya.

8. Quick view/Delete button. Tombol ini biasanya digunakan untuk melihat hasil
pemotretan secara cepat. Tombol ini biasanya juga digunakan untuk menghapus hasil
pemotretan yang tidak sesuai dengan keinginan.
9. Ports and sockets. Bagian ini biasanya digunakan untuk menghubungkan camera
digital kita dengan peralatan lain, misalnya komputer. Bentuknya pun bergantung dari
jenis fasilitas dan camera yang bersangkutan.

Setelah depan dan belakang sekarang kita lihat bagian-bagian kamera dari atas.
1. Hot shoe cover. Bagian ini disediakan untuk
menempatkan lampu flash tambahan. Akan tetapi
tidak semua jenis camera punya fasilitas ini.

2. Viewfinder swivel. Beberapa jenis camera


mengijinkan kita untuk mengarahkan camera
kearah tertentu, dan melihat objek dari sudut
yang berbeda. Dan beberapa jenis lainnya,
mengizinkan kita untuk memutar LCD kearah
yang kita inginkan. Untuk tujuan itulah, bagian ini
dibuat.

3. Exposure program modes. Terkadang untuk mengatur dan menemukan kombinasi


kecepatan shutter dan lensa yang tepat itu cukup memusingkan. Dan rupanya beberapa
produsen camera digital mengerti kesulitan ini. Untuk tujuan itulah, bagian ini dibuat.
Cukup dengan menekan tombol yang disediakan seorang fotografer bisa mendapatkan
kombinasi kecepatan shutter dan lensa yang sudah di komputerisasi.

4. Shutter release. Umumnya bagian ini digunakan oleh camera digital buat
menangkap dan mengunci objek yang ada di depannya. Biasanya dengan menekan lalu

20
melepaskan tombol yang terdapat pada bagian ini, camera digital tersebut akan
menangkap dan menyimpan objek tadi menjadi sebuah photo.

5. Control wheel/jog wheel. Bagian ini biasanya diletakkan didekat Shutter Release.
supaye si pemotret mudah untuk menjangkaunya. Dengan meletakkan bagian ini di
dekat shutter release, pemotret atau photographer jadi bisa menjangkau bagian ini
dengan jari yang digunakan untuk menjangkau shutter release.

6. Access cover for flash memory card. Bagian ini disediakan untuk mengganti-ganti
memory card.

7. Main control dial. Bagian ini disediakan untuk buat mengakses fasilitas-fasilitas
utama dari camera digital. Misalnya on/off camera, mengubah mode shooting menjadi
mode movie atau playback, atau untuk mengatur transfer photo.

8. LCD status screen. LCD ini digunakan untuk menampilkan informasi mengenai
status dari setting-setting yang kita pilih.

Gambar ini menunjukkan tampak samping dari camera digital.


1. Flip up electronic flash. Cahaya tambahan dari
kamera, biasanya flash ini dapat buka tutup baik secara
otomatis maupun manual.

2. Zoom ring. Mengubah zoom secara manual biasanya


lebih cepat ketimbang mengubah zoom secara motorik.
Itulah sebabnya, camera yang mempunyai fasilitas
mengubah zooming secara manual, relatif lebih mahal
ketimbang camera yang cuma bisa mengubah zooming
secara motorik.

3. Macro button. Camera-camera yang menyediakan fasilitas close-up, biasanya juga


menyediakan tombol yang memudahkan kita buat berpindah-pindah dari satu mode ke
mode lain. Dan bagian macro button ini, disediakan untuk mengakses fasilitas itu.

4. Focus ring. Ring untuk mengatur fokus. Manual fokus yang berbentuk ring yang
melingkar di seputar lensa itu biasanya lebih meyakinkan untuk mengatur fokus.

5. Filter/color/contrast/exposure options. Bagian ini dibuat agar kita lebih mudah


dan cepat jika ingin mengatur setting-setting yang berhubungan dengan keempat
element tadi.

6. Sensitivity/program mode/white balance/focus/sequence options. Bagian ini


juga disediakan untuk memudahkan kita mengatur setting-setting tertentu.

7. Automatic focus/Manual focus button. Fasilitas ini berfungsi untuk berpindah-


pindah mode sesuai dengan settingan yang ada.

8. External flash terminal. Pengaturan untuk flash tambahan.

9. Eyepiece diopter correction control. Bagian ini sangat bermanfaat bagi


photographer yang berkacamata. Dengan mengakses bagian ini, itu bisa menutupi
kekurangan mereka yang memiliki masalah dalam hal penglihatan.

Tentu saja tidak semua camera digital akan memiliki fasilitas, dan juga tampilan, serta
tata letak yang sama dengan camera digital yang ada disini. Tapi pada umumnya semua
jenis camera pasti memiliki beberapa bagian yang dibahas disini.

21
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat
menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi
setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto
yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.
A. Fokus
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan
memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang
semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat
tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus,
terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek
dengan lensa.

B. Eksposure
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah
unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada
dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat
terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan
beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan
film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam
mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film
sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed)
atau kekurangan cahaya (under exposed).

C. Bukaan Diafragma (apperture)


Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau
banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan
dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ;
16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut
menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma
digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk. Hubungan antara
angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang
masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan
diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."

D. Kecepatan Rana (shutter speed)


Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup
kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja
rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika
shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat
shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga
cahaya dapat masuk dan menyinari film. Ukuran kecepatan rana dihitung dalam
satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ;
dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000
berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti
kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan).
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah
berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka
dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil
angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin
banyak cahaya yang masuk".

E. Kepekaan Film (ISO)


Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya
sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut,
sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin
sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100
lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

22
Belajar Teknik Dasar Fotografi
1. Depth of Field (DOF)
Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi
yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman (depth) yang terbagi atas foreground
(depan) dan background (belakang). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau
diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi
fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground

Contoh berikut menunjukan DOF pendek Contoh berikut menunjukan foto DOF
dengan fokus background panjang/dalam dengan fokus foreground & background

2. Freeze
Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang
freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk
mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh
kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang
sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto
freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000
detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya
cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih
banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar
terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau
cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau
bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.

23
3. Movement
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan
objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada
hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat
terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera
harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun
shutter speed lambat.

Panning

Mirip dengan metode foto movement,


namun dalam foto panning gerakan
objek lebih ditampilkan melalui
background yang bergerak. Prinsip
dasar foto panning sama dengan foto
movement, hanya saja pada saat
pemotretan, kamera ikut bergerak
mengimbangi gerakan objek, sehingga
objek tetap fokus namun background
yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:

24
Bidik sasaran bergerak (pada umumnya mobil), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus
mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap
fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan
tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.

Bulb
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada
setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan
dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto
bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk
menghasilkan foto bulb.
Contoh foto bulb dengan menggunakan senter
atau sumber cahaya yang digerakkan

TATA KAMERA
Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai
kamera professional broadcast. Kamera handycam disebut juga kamera keluarga karena
lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah,
meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast
(seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon XL-1). Sedangkan kamera professional
dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu
beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri.
Kamera handycam ada beberapa jenis sesuai dengan format kasetnya :
> Video 8
> Hi-8
> Digital 8
> VHS-C
> S-VHS-C
> Mini DV
> DVCam
Dan terus berkembangan seiring perkembangan teknologi.

Kamera Professional Broadcast juga ada beberapa jenis :


> Hi-8 Pro
> S-VHS
> U-matic
> Betacam
> DVCPro/DVCam
> Digital-9
> Digital Betacam
Dan terus berkembangan seiring perkembangan teknologi.

Masing-masing jenis kamera mempunyai kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya,


namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya mungkin fasilitas dan
kualitas hasil rekamannya yang berbeda.

Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama (anatomi kamera), yaitu :
1. Lensa
2. Tubuh Kamera

25
3. Recorder/VCR
1. Lensa
Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap
secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung
kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang fokal adalah jarak
antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan fokus.
Ada beberapa jenis lensa, yaitu :
Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang dihasilkan dengan
lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar. Tidak ada efek distorsi atau
melengkung.
Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa ditangkap oleh
lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan menggunakan lensa sudut lebar, kita
tidak perlu mundur mengambil jarak karena ada beberapa bagian yang tidak
tertangkap lensa, terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur,
keramaian sebuah pasar, dan lain-lain.
Lensa Tele
Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini subyek jadi
terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam
gambar dari jarak cukup jauh tetapi dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita
dari jarak dekat. Selain itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita
akan ruang tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir
subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya disamping kedalam
kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera akan terlihat sekali dari hasil
rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang maksimal. Untuk
menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod.
Lensa Macro
Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil, seperti capung,
serangga, buah yang kecil-kecil. Panjang fokal lensa macro antara 55-105 mm, tetapi
didalam lensa macro (beda dengan lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa
sehingga kita bisa merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan
antara subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1.
Lensa Vario/Zoom
Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa
tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup
semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada
umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

White Balance
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus mengeset white
balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau video menerima cahaya dari
3 warna primer RGB, red, green, dan blue. Bila ketiga warna ini dipadukan dalam
perbandingan yang sama, maka akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna
putih inilah yang harus kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di
lensa kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja akan
berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di luar ruang/outdoor,
maka warna yang ditangkap kamera video cenderung kebiru-biruan. Sedangkan di
dalam ruangan/indoor cenderung kemerah-merahan.
Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna dan white
balance yang dipasang di antara lensa dan tabung kamera. Pada umumnya kamera
video dilengkapi 2 filter koreksi untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang
dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.

2. Tubuh Kamera (Body)


Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi
untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi sinyal elektrik. Di tubuh
kamera ini biasanya juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas kamera, seperti white

26
balance, steady shot, digital effect, shutter speed, dan lain-lain. Tergantung jenis
kamera dan kebutuhannya.

Viewfinder
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa
melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada umumnya viewfinder ini hanya
monitor hitam putih. Tetapi ada beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony
dan Canon XL-1.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada saat
rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand by, white balance,
iris, dan battery atau kaset habis dan lain sebagainya.

3. Recorder/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder) alat perekam
gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang recordernya terpisah seperti jenis
U-matic. Tetapi ada juga yang menjadi satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi
satunya bodi kamera dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu.
Pekerjaan menjadi lebih mudah.

Jenis-Jenis Shot
* CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
* MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
* BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar.
Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
* ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
* MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
* FS (Full Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
* ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi
orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
* Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
* OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan
bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap
kamera dengan latar depan bahu lawan main.

Sudut Pengambilan Kamera


1. High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
2. Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
3. Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
4. Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
5. Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam
peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu
pelaku dalam adegan.
Gerakan Kamera (Camera Movement)

27
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat)
dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari
atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Komposisi
Walking space dan Looking space
Dalam mengatur komposisi ketika kita mengambil gambar benda atau orang
berjalan perlu diperhatikan ada ruang di depan benda itu sesuai arah hadap benda
atau orang tersebut.
Head space
Komposisi ruang di atas kepala obyek atau suatu benda.
In (arrive/kedatangan) dan Out (go/kepergian)
Komposisi gambar yang menunjukkan bahwa suatu obyek itu bergerak mendekat
atau menjauh.
Potongan Kencana
Dalam melakukan framing pada manusia perlu diperhatikan jangan sampai
memotong gambar pada persendian. Jika hal itu terjadi seakan-akan obyek manusia
yang kita ambil terpenggal, terpotong tepat pada persendian. Misalnya penggal
leher, pergelangan tangan, siku, atau lutut. Agar tidak terkesan terpenggal ambil
framing diantara persendian. Misalnya tangan di antara siku dan pergelangan
tangan.
Rule of Third
Konsep ini hanya sebagai patokan dalam membuat komposisi. Andaikan layar
monitor dianggap sebagai satu bidang persegi yang terbagi dalam 3 bagian.

Garis Imaginer
Garis imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar
agar tidak jumping dan menjaga kontinyuitas gambar. Gampangnya kita bayangkan garis
lurus yang memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera posisi di sebelah
kanan, maka untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera tidak hanya satu) juga
harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya.

TATA SUARA

Jenis-Jenis Microphone
Microphone adalah alat atau komponen audio yang digunakan untuk merekam signal
audio baik vocal, akustik instrumen atau apapun yg bisa menjadi sumber suara.
Umumnya terdiri dari 3 kategori dasar. Mikrofon yang berbeda menangkap suara dengan
cara berbeda.

Personal Mic( lavier mic)


Lavalier adalah alat perekam suara yang bentuk kecil dan penjepit
dipergunakan umumnya dalam wawancara di studio. Yang kita sering
sebut clip-on tetapi negara tetangga menyebut
lavalier itu clip mic, mike bias yang memiliki karakteristik omni,
dinegara Eropa populer dengan sebutan Lapel . Disebut lapel mike
28
karena biasa di jepitkan di kerah baju, jas ataupun menempel dibalik
dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu
sekitar 25 cm 30 cm .

Handheld Mic
Ukuran mic ini sebesar genggaman tangan dan pergunakan
untuk ke perluan lapangan pada saat peliputan itnterview.
Vox pop atau opini dsb.
Microphone handheld / genggam karakteristiknya Dynamic
microphone sifatnya meredam suara desis, suara yang tajam
untuk mengurangi gangguan suara utama yang direkam, jadi
bukan menghilangkan suara suara bising.

Shotgun Mic
Microphone ini bentuknya ramping dan panjang mirip
seperti laras senapan karakteristiknya yang sering
didapati Condencer Microphune. sifatnya mempertajam
suara jadi suara yang lemah dan jauh akan ditangkap
oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic
tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya
tangkap mic. Shotgun directional lurus (satu
arah)."Shotgun" mikrofon yang paling sangat terarah.

Mereka memiliki sensitivitas lobus kecil ke kiri, kanan, dan belakang tetapi secara
signifikan kurang sensitif ke samping dan belakang daripada lainnya adalah mikrofon
terarah. Hasil ini menempatkan elemen pada akhir sebuah tabung dengan slot dipotong
sepanjang sisi; gelombang pembatalan menghilangkan sebagian besar off-axis
suara.Karena sempitnya daerah kepekaan mereka, senapan mikrofon umumnya
digunakan di televisi dan film set, di stadion, dan untuk merekam bidang satwa liar.

Contact mic
Benda ini pada dasarnya adalah sebuah microphone. Tapi,
berbeda dengan fungsi microphone yang biasa digunakan untuk
menyanyi, yang satu ini mampu menyadap suara di level yang
lebih ringkih. Contact Mic ini dirancang untuk mampu menembus
gelombang suara redam yang secara virtual sanggup menangkap
gelombang suara di bawah permukaan solid tertentu. Dengan
begitu, microphone ini dapat pula digunakan sebagai alat
pendeteksi bom.

Benda ini dibuat terpadu dengan contact element, dan memiliki automatic gain control
internal sehingga tidak lagi memerlukan tombol-tombol penyesuaian. Contact Mic
didisain untuk mengkonversi menit getaran-getaran ke gelombang suara dan kemudian
dapat diterjermahkan ke dalam band audio yang bisa didengarkan melalui headphone
atau alat penerima suara lainnya. Dengan begitu, benda ini bisa memberi informasi
mengenai apa yang janggal sedang terjadi.

Boundary effect mic


Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang
bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk

29
wawancara dalam studio.lavalier itu clip mic,mic bias yang
memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan
sebutan Lapel. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,
jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar
6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm 30 cm.
Studio Mic

Layar logam yang unik ini tidak hanya berlubang, tetapi sedikit louvered
di sudut untuk mengarahkan frekuensi ultra-rendah napas ledakan yang
melewati sisi layar. Proses ini tidak menipiskan frekuensi tinggi, seperti
kain layar lakukan, dan meninggalkan performa vokal tidak terpengaruh
tetapi tanpa mengganggu frekuensi rendah "muncul" Ini juga dibangun
untuk terakhir dan akan mengambil lebih banyak pelecehan dari kain
tradisional perisai, jadi sangat baik untuk aplikasi komersial

Kepekaan antara satu microphone dengan microphone yang lainnya tidak selalu sama
terhadap semua arah kedatangan suara. Percobaan dan pengukuran akhirnya
menghasilkan apa yang disebut directivity/sensitivity patern. Arah penerimaan/polar
pattren dalam kebanyakan microphone penerimaan yang diinginkan adalah konsisten
pada semua frekuensi. Jika tidak maka warna suara/frekuensi pada microphone berbeda.

Arah penerimaan/polar pattren microphone dibagi menjadi tiga yaitu :

Omni Directional
Omni directional umumnya sama dengan microphone lainnya, tetapi microphone jenis
omni mempunyai kelebihan untuk menangkap suara frekuensi pada sudut 0 derajat
terhadap sumber suara dan mempunyai respon dengan level yang baik pada frekuensi
rendah. Penggunaan microphone di dalam studio yang baik adalah menggunakan
microphone jenis directional cardiodid. Adalah pola yang sederhana, bentuk pola yang
melingkar. Sensitivitas suara sama dari segala arah, dalam kenyataannya pola Omni
kurang sensitif pada bagian belakang, seperti terlihat pada gambar berikut.

Bi Directional
Pola ini antara depan dan belakang mempunyai sensitivitas yang sama baiknya. Tetapi
pada bagian sampnig tidak sensitiv, sehingga bentuk polanya mirip dengan angka 8. Pola
Bi Directional sering populer dengan sebutan angka 8. Bi directional yaitu microphone
yang mempunyai 2 arah penangkapan yaitu dari depan dan dari belakang tanpa
menggeser microphone, jenis ini banyak dipergunakan untuk dialog pada saat
sandiwara.

Uni Directional
Pola ini mempunyai arah penangkapan yang sensitiv dari arah depan saja, pada bagian
belakang mengalami pelemahan. Pola pattren Uni Directional dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Cardioid yaitu microphone yang mempunyai arah penangkapan getarannya satu
arah yang mempunyai sudut melebar, yaitu arah penangkapan untuk microphone
jenis ini begitu bersih pada 0 derajat dengan sumber suara 1 dan tidak tercampur
dengan suara yang tidak diinginkan dari sumber suara 2 atau sudut 180 derajat.
2. Super Cardioid yaitu microphone yang bentuk arah penangkapan getaran bunyi
seperti cardiodid, akan tetapi mempunyai gaung yang lebih besar dari
microphone Cardiodid tetapi lebih kecil dari microphone jenis hiper cardiodid.
3. Hyper Cardioid yaitu microphone yang bentuk arah penangkapan getaran bunyi
seperti cardiodid, akan tetapi mempunyai gaung yang lebih besar disebabkan
oleh jangkauan penangkapan yang lebih jauh dari microphone lainnya.

Pada pola Super dan Hyper Cardioid hampir sama denga Cardioid, tetapi pada bagian
samping mengalami perlemahan, jangkauan lebar derajat juga mengalami penyempitan.

30
TATA CAHAYA

Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan


pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari
suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam program televisi. Seperti halnya mata
manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara
efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di
mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.

Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayaan dapat dibedakan :


1. Natural light
Cahaya natural light yang sumber cahaya dalam satu frame atau adegan maupun
scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari
sebelah timur (key). Maka shot-shot dalam scene tersebut key lightnya dari arah
yang sama.

2. Pictorial light / Arificial light


Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan, dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood
sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan artistik gambar atau mood dari adegan tersebut.

Secara teknis Tujuan penataan cahaya adalah untuk


a. Memperoleh cahaya dasar (base light) sehingga kamera mampu melihat obyek
dengan jelas.
b. Menghasilkan contrast ratio yang tepat, perbandingan antara cahaya yang kuat dan
bayangan tidak menyolok, begitu juga warna-warna yang terang dengan warna yang
gelap.
c. Mengatur suhu warna yang tepat, sehingga warna kulit manusia akan nampak
alamiah.

Secara artistik Tujuan penataan cahaya adalah untuk:


a. Memperjelas bentuk dan dimensi obyek.
b. Menciptakan ilusi dari suatu realitas.
c. Menciptakan kesan/suasana tertentu.
d. Memusatkan perhatian pada unsur-unsur penting dalam suatu adegan.

Three Points Lighting


Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi
video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.

Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan
sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan
dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45
derajat di atas subjek.

Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan


bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan
dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas
pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

31
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi
agar subjek tidak menyatu dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45
derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari
pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal
backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk
orang dengan warna rambut hitam.

Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background
Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.

Colour Temperatur
Temperatur dihitung dengan derajat kelvin yaitu digunakan untuk menjelaskan
perbedaan campuran dari spektral. Berikut gambar hasil warna dan colour
temperaturnya.

PENYUTRADARAAN

Ringkasan materi penyutradaraan dalam bentuk gambar.


Proses shooting di studio, dengan single camera system.

32
Proses shooting di studio, dengan menggunakan multy camera system.

33
34
Camera Angle

35
Shot Objective

36
Shot Subjective

Point of View

37
38
Crane up/down

39
Handheld

Picture composition (looking room)

40
41
42
EDITING

Definisi Editing
Editing adalah proses menggerakan dan menata video shot/hasil rekaman gambar
menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara umum
pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi, seperti titling, colour
correction, sound mixing, dsb.

Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman sendiri. namun
dalam pelajaran ini kita sepakat editing berkaiatan dengan kerja-kerja dibawah ini:
1. Menata, menambahkan atau memindahkan klip video atau klip audio.
2. Menerapkan colour correction, filter dan peningkatan yang lain.
3. Membuat transisi antara klip.

Tujuan editing
Ada banyak alasan kita melakukan pengeditan dan pendekatan editing sangat
bergantung dari hasil yang kita inginkan, yang terpenting adalah ketika kita melakukan
pengeditan, pertama adalah menetapkan tujuan kita melakukan editing. Namun, secara
umum, tujuan editing adalah sebagai berikut:
1. Memindahkan klip video yang tak dikehendaki.
2. Memilih gambar dan klip yang terbaik.
3. Menciptakan arus.
4. Menambahkan efek, grafik, musik dll.
5. Mengubah gaya dan suasana hati dan langkah dari gambar.
6. Memberikan sudut yang menarik bagi hasil rekaman.

Metode Editing
Ada beberapa metode dalam pengeditan video dan masing-masing metode ini
mempunyai proses yang berbeda. Meski saat ini, metode non linear editing paling
banyak digunakan, utamanya para editor profesional, ada baiknya bagi kita mempelajari
berbagai metode editing ini.
1. Film splicing/penyambungan film
secara teknis ini bukanlah video editing, tapi film editing. Namun, amat penting
bagi kita untuk mengetahui metode ini karena, metode ini adalah metode edit
pertama yang mengedit gambar-gambar bergerak atau hidup dan secara
konseptual, metode ini adalah dasar dari semua editing video.
Secara tradisi, metode ini dilakukan dengan memotong bagian film, mengolahnya
dan membuang bagian yang tak diperlukan. Proses sangat langsung dan
mekanikal. Secara teori, penyambungan film dilakukan dengan gunting dan tape
peyambung, namun kenyataannya, menggunakan mesin penyambung banyak
dilakukan dan menjadi solusi praktis.
2. Tape to tape (linear)
Metode linear adalah metode origin elektronik sebelum penggunaan komputer
dikenal pada sekitar tahun 1990. Meski saat metode ini tidak mejadi pilihan
favorit, tapi dalam hal-hal tertentu motode ini masih banyak digunakan.
Ketrampilan dalam metode editing ini diyakini akan sangat bermanfaat dalam
jangka waktu yang panjang. Dalam metode linear adalah mengcopy secara
selektive dari satu tape ke tape yang lain. Dalam metode ini setidaknya
digunakan dua tape, satu sebagai sumber dan satu sebagai perekam/recorder.
3. Digital/komputer (non linear)
Dalam metode ini, gambar atau clip ditangkap dan disimpan dalam
hardrive/harddisk dan diedit dengan menggunakan perangkat lunak/program atau
software tertentu. Namun, setelah editing selesai, gambar kembali dipindahkan ke
kaset tape atau ke optikal disk/cd. Metode ini mempunyai keuntungan yang
signifikan dari linear editing. Khususnya, karena metode ini sangat flexibel. Editor
dapat mengedit gambar sesuka hati dan tidak perlu dilakukan secara linear-inilah
sebabnya metode disebut non linear.
Kekurangan dari metode ini, adalah amat bergantung pada perangkat
keras/hardware dan perangkat lunak/software yang kita miliki.

43
4. Live Editing
Dalam situasi tertentu, misal dalam kondisi siaran langsung, beberapa kamera
dan video disambungkan dengan sentral mixing dan control, dan diedit dalam
saat itu juga. Contoh paling real dari live editing ini adalah dalam siaran langsung
yang kita lihat ditelevisi.

Tentang Video
Video merupakan gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu
waktu dengan kecepatan tertentu. gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan
frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps
(frame per second). karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi
gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan
yang ditampilkan. Lebih jauh mengenal frame rate. ketika serangkaian gambar mati yang
bersambung dilihat oleh mata manusia, maka suatu keajaiban terjadi. jika gambar-
gambar tersebut dimainkan dengan cepat maka akan terlihat sebuah pergerakan yang
halus, inilah prinsip dasar film, video dan animasi.

Negara yang memakai format standar NTSC (national television standards comitte) yaitu
amerika serikat, jepang, kanada, meksiko dan korea memiliki frame rate sebesar 30 fps
(tepatnya 29.97 fps)

Untuk negara Indonesia, Inggris, Australia, Eropa dan China format video standar yang
digunakan adalah format PAL (phase alternate line) dengan frame rate sebesar 25 fps.

Sedangkan negara perancis, timur tengah dan afrika menggunakan format video standar
SECAM (sequential couleur avec memoire) dengan frame rate sebesar 25 fps.
Video Transisi
1. Cut dan cutting
Cut adalah cara yang paling sering digunakan dalam perpindahan langsung dari satu
shot ke shot berikutnya. Macam-macam cutting-nya adalah :
a) Jump cut
Suatu pergantian shot, dimana kesinambungan waktu terputus, karena loncatan
waktu dari shot ke shot berikutnya.
b) Cut in, insert
Suatu shot yang yang disisipkan pada shot utama dengan maksud untuk
menunjukan detil shot utama.
c) Cut away, intercut, reaction shot
Shot action yang diambil pada saat yang sama sebagai reaksi dari shot utama.
d) Cut on direction
Suatu sambungan shot dimana shot pertama ditunjukan suatu obyek yang
bergerak menuju ke satu arah, shot berikutnya objek lain yang mengikuti arah
gerakan dari shot pertama. Misalnya seseorang yang sedang memperhatikan
sesuatu yang sedang berjalan.
e) Cut on movement
Sambungan shot dari satu objek yang bergerak kearah yang sama, dengan latar
belakang yang berbeda.
f) Cut rhyme
Cutting bersajak bergantian shot/scene dengan loncatan waktu pada kejadian
yang sama, saling berhubungan, tapi dalam suasana yang berbeda. Fungsi
utama transisi dengan menggunakan cutting adalah kesinambungan action,
detail objek, peningkatan atau penurunan suatu peristiwa, perubahan tempat
dan waktu.
2. Dissolve
Dissolve adalah perpindahan gambar secara berangsur-angsur, akhir dari shot
sedikit demi sedikit bercampur dengan shot berikutnya. Jadi shot pertama berangsur-
angsur hilang sedang shot kedua berangsurangsur muncul. Penggunaan dissolve
memang lebih leluasa dibanding dengan cutting. Namun demikian pergantian
tempat atau waktu (time of lapses) tepat jika menggunakan dissolve. Penggunaan
lainnya adalah untuk jembatan penghubung atau transisi dari shotaction, waktu dan
tempat, hubungan yang erat antara dua shot. Misalnya pengambilan LS seorang
penyanyi kemudia CU wajah penyanyi, dengan menggunakan diossolve akan
kelihatan artistic dan dramatis. Kedua shot yang berbeda digabung secara
berangsur-angsur tanpa mengganggu satu dengan yang lainnnya.

44
3. Fade
Penggunaan fading sedikit berbeda dengan dissolve. Pada fading gambar akan
hilang secara berangsur-angsur (fade out), bila gambar muncul berangsur-angsur
disebut fade in. kadang-kadang digunakan pula fade to black untuk perpindahan
scene berikutnya, atau saat end title. Fade in dan fade out biasa digunakan pada
saat awal dan akhir program.
4. Wipe, Split screen, superimpose, Chromakey
Pernah melihat gambar seola-olah dihapus atau disapu sehingga keluar dari frame
dan muncul gambar baru, inilah. Jika dilayar kelihatan dua gambar yang sama itu
menggunakan split screen. Sering pada akhir program adegan ditumpangi dengan
tulisan itulah superimpose.

Dimensi Editing
Hakekat atau inti dari dimensi editing adalah KETERHUBUNGAN. Sebuah shot apabila
disambung dengan shot lain, maka pasti kedua shot tersebut memiliki HUBUNGAN, baik
secara grafis, ritmis (irama), spasial (ruang) dan temporal (waktu).

Sambungan shot-shot dalam film-film naratif memiliki keempat dimensi/hubungan


tersebut, sementara dalam film-film abstrak atau film-film atau film-film non-figuratif (tak
ada tokohnya, jadi tak bercerita) hanya memiliki dimensi grafis dan ritmis saja.

1. Dimensi Grafis
Setiap shot pasti punya nilai grafisnya, yaitu:
- garis
- bentuk
- cahaya
- warna
- gerak (bisa gerak subyek, gerak kamera ataupun gerak kombinasi subyek dan kamera)

Maka bila sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan grafis.
Hubungan/dimensi grafis yang terjadi bisa berupa graphic match ataupun graphic
contrast.

2. Dimensi Ritmis
Sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan ritmis (irama). Irama yang
ada dalam film-film itu sebenarnya ada 2 jenis, yaitu:
- Irama Internal, yaitu irama yang ada di dalam setiap shot itu sendiri
- Irama Eksternal, yaitu irama yang dihasilkan oleh persambungan 2 shot atau lebih

Irama Internal terjadi di setiap shot karena di setiap shot itu ada:
- Frame size/type of shot (ukuran besar gambar/frame)
- Gerak (gerak subyek, gerak kamera, gerak kombinasi subyek dan kamera)
- Suara (dialog, efek dan musik)

Irama Eksternal terjadi ketika ada sambungan dan dipengaruhi oleh:


- Durasi shot (panjang pendeknya shot)
- Metode penyambungan (cut-to-cut atau optical effect spt dissolve, fade, dsb)
Irama Eksternal ini bisa kita (pembuat film/sineas) buat berbagai jenis dengan mengatur
panjang-pendeknya shot (durasi). Jenis-jenis irama tersebut adalah:
- irama konstan, yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung berukuran
(berdurasi) sama.
- irama dipercepat (akselerasi), yaitu dengan cara membuat shot-shot yang
disambung ukurannya makin lama makin pendek.
- irama diperlambat, yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung
ukurannya makin lama makin panjang.
- irama tak beraturan, yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung
ukurannya berubah-ubah secara tak beraturan.

Keempat jenis irama yang dihasilkan oleh durasi ini, mungkin saja bisa dilakukan juga

45
oleh shot itu sendiri, misalnya dengan gerak kamera, tetapi tentu tidak semudah yang
dilakukan oleh mengatur durasi shot.

3. Dimensi Spasial
Dengan editing, media film adalah media yang paling efektif dalam menciptakan ruang
yang sesuai dengan yang ingin dibentuk oleh pembuat filmnya. Melalui editing pula, bisa
dihubungkan RUANG DALAM REALITA dengan RUANG DALAM FILM (ruang
buatan/artifisial). Juga antara yang interior dan eksterior. Contoh film Hitchcock The
Birds

Ketersambungan antara 2 shot atau lebih yang bisa menciptakan ruang baru yang ada di
dalam kepala penonton itu disebut sebagai koeksistensi spasial (ruang yang
berdampingan)

4. Dimensi Temporal
Dengan editing pula, film paling mampu mempermainkan (memanipulasi) waktu
penceritaan. Waktu penceritaan (time of the story) dibagi 3 unsur:
- Urutan
Waktu penceritaan bisa memiliki struktur waktu yang :
berurutan (linear)
tak berurutan (non-linear), bisa dilihat dengan adanya flashback maupun
flashforward

- Durasi
Panjang-pendeknya waktu penceritaan berdasarkan kebutuhan dramatisasi cerita.
Maka dalam durasi cerita bisa saja dibuat :
Waktu penceritaan diperpendek, yaitu waktu penceritaan hanyalah
memperlihatkan waktu peristiwa yang perlu/penting diperlihatkan untuk penonton
saja sehingga sebenarnya ada waktu yang hilang. Biasa disebut juga dengan
ELIPSIS atau penghilangan waktu yang tak diperlukan.
Waktu penceritaan diperpanjang, yaitu waktu penceritaan ditambah panjangnya
dari waktu yang sebenarnya sebuah peristiwa terjadi untuk kebutuhan
dramatisasi cerita. Hal ini bisa juga EKSPANSI atau pemanjangan waktu
penceritaan.

Editing eliptis tersebut di atas bisa didapat dengan cara:


optical effect
dengan frame kosong
cutaway
jumpcut

- Frekuensi
Yaitu suatu pengulangan suatu aksi untuk kebutuhan dramatisasi (seperti adegan
ledakan, atau benda/tokoh yang jatuh) ataupun penyampaian suatu maksud tertentu
(seperti dalam film Pierre, Le Fout/Pierre, the Crazy, dari Godard), sehingga
menciptakan waktu penceritaan yang lebih panjang.

Prinsip-prinsip Editing
1. Jangan menyambung gambar dengan cutting, dissolve, panning atau tracking tanpa
motivasi yang jelas.
2. Jangan menyambung dua gambar dari format yang sama, misalnya dari MS ke MS,
LS ke LS karena akan kelihatan jumping.
3. Jangan menyambung dari angle yang ekstrem LS ke CU, lebih halus dijembatani
dengan MS, atau zoom in.
4. Jangan menyambung dua gambar yang sama tetapi diambil dari arah berlawanan
(crossing the line).
5. Walaupun esensi televisi, video dan film adalah close up namun diingat keseluruhan
cerita tidak mungkin dengan CU semua, harus ada LS,MS dan sebagainya.

46
6. Jangan memotong shot saat bergerak panning ataupun tilting. Sambunglah saat
awal atau akhir gerakan. Juga jangan membuat cutting dari dua kamera yang
bergerak, kecuali dengan gerakan yang sama serta kecepatan yang sama pula.
7. Jangan dissolve gambar dari dua kamera yang bergerak (panning), atau dari kamera
yang bergerak ke statis atau sebaliknya. Kecuali gerakannya sama atau ingin
memberikan efek tertentu.
8. Hindari fast dissolve. Cobalah 2-3 detik untuk waktu perpindahan.
9. Bila membuat fade in usahakan jangan gambar dahulu yang muncul, karena akan
mati, usahakan bersama atau audio dahulu.
10. Buatlah cut dissolve dan lainnya sesuai irama suara, musik, komentar, lakukan cut,
fade out saat musik atau kalimat berakhir.

Editing sebagai proses akhir sebuah produksi, dapat menolong kelemahan yang
dilakukan petugas lain. Namun sebaliknya jika editor tidak maksimal bekerjanya juga
dapat menurunkan kualitas produksi. Oleh karena itu kerjasama antar kru harus erat dan
saling tolong.

47
48

Anda mungkin juga menyukai