Pengertian
Belajar adalah perubahan yang permanen dalam perilaku seseorang atau individu dari
latihan yang terus menerus. Bisa dikatakan belajar jika adanya reaksi atau interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang bisa dikatakan belajar jika seseorang atau individu itu sendiri
dapat mengubah perilakunya. Belajar juga bisa dikatakan interaksi individu dengan lingkungan.
Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya
mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan
aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan
ketrampilan.
Evaluasi akan menekankan respon yang sangat pasif pada siswa. Dikarenakan siswa
hanya dituntut untuk menggunakan pensil dan kertas untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan
pertanyaan yang disajikan. Jika pertanyaan berhasil dijawab dengan benar, maka teori ini telah
berhasil diterapkan pendidik kepada siswanya. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan
pebelajar secara individual.
Dalam teori ini dapat saya tangkap bahwa dalam pembelajaran, tingkat kejelasan maupun
keberartian seseorang atas apa yang diamati dalam proses belajar akan lebih meningkatkan
kemampuan siswa dibandingkan dengan hukuman dan sanksi.
Di samping itu dalam teori kognitif akan lebih banyak terjadi interaksi dalam suatu kelas.
Dengan teori ini saya yakin jika ada murid atau siswa dalam suatu kelas yang mendapatkan tugas
atau pertanyaan dari pendidik atau guru yang belum dipelajari, selama masih dalam tingkat
perkembangan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri yang ditunjukkan dalam
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa (pendidik,guru) atau teman sebaya yang
lebih mampu darinya.
Dari bimbingan prang dewasa (pendidik,guru) akan memberikan bantuan pada tahap
tahap awal dan lambat laun akan mengurangi bantuan yang sudah lama ada agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bisa mengatasi pemecahan masalahnya sendiri.
Dari contoh yang saya jelaskan di atas, dalam suatu pembelajaran di kelas, akan terjadi
interaksi antara siswa dengan siswa lain dan antara siswa dengan pendidik atau guru dalam usaha
untuk memecahkan suatu masalah.
Berbeda dengan teori behaviorisme yang menuntut siswa untuk patuh dantunduk pada
sanksi atau hukuman, ternyata dalam pandangan kognitif lebih banyak dijumpai tiap tiap
individu akan lebih aktif dalam merencanakan respon perilakunya. Di sini menggunakan
berbagai cara yang bisa membantu siswa mengingat serta mengembagkan pengetahuan yang
sudah ada untuk menjadi sebuah hasil yang lebih berarti. Elemen atau sebuah bagian yang
terpenting dari teori ini adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap tiap siswa. Mengapa
pengetahuan siswa dianggap penting dari teori ini ? karena pengetahuan yang dimiliki siswa
akan lebih membantu siswa, bahkan akan membimbing siswa dalam proses pembelajaran
berikutnya. Terlebih jika tiap siswa mempunyai wawasan pemikiran yang luas dan disertai
strategi belajar yang tepat pasti akan lebih membawa hasil yang sangat maksimal.
Kesimpulan yang dapat saya Tarik dalam teori kognitif bahwa proses belajar sebagai
usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui sebuah proses. Pendidik juga
dituntut untuk mengakui dan menghargai setiap siswa dalam menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya sendiri. Kegiatan belajar dengan teori ini akan diarahkan agar terjadi interaksi
antara siswa dengan siswa lain, dan siswa dengan guru yang akan menghasilkan pemikiran siswa
yang lebih optimal dan mandiri dalam mengatasi pemecahan permasalan.
Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun.
Konstruktivisme merupakan pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan
hasil dari kita sendiri. Pandangan konstruktiv dalam pembelajaran mengatakan bahwa siswa
diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan
guru hanya bertugas untuk membimbing siswa ke pengetahuan yang lebih luas.
Menurut saya konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan atau
keleluasaan kepada manusia atau individu yang ingin belajar atau mencari kebutuhan dengan
kemampuannya, dan di bantu dengan fasilitas atau pengetahuan orang lain.
Jadi teori ini menyerukan atau membuat siswa agar lebih berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, mandiri, dan siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya pikirnya.
Dalam hal tahap tahap pembelajaran, pendekatan konstruktivisme lebih menekankan
siswa belajar dimulai dari masalah yang luas untuk dipecahkan (dengan bantuan guru), kemudian
menghasilkan keterampilan dasar yang dibutuhkan. Misalnya, ketika siswa diminta untuk
menulis kalimat-kalimat, kemudian dia akan belajar untuk membaca, belajar tentang tata bahasa
kalimat-kalimat tersebut, dan kemudian bagaimana menulis titik dan komanya.
Dalam konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Dan
buka satu satunya sumber ilmu yang ada. Namun hanya lebih dipersempit menjadi
pemfasilitator bagi siswa untuk dapat belajar dan mengembangkan pemikiranya. Teori ini lebih
menekankan bagaimana siswa belajar dan bukan guru atau pendidik yang mengajar.
Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
Tanggung jawab guru atau pendidik diantaranya meliputi memotivasi siswa. Menganalisa serta
membantu mengatasi kesulitan siswa. Terutama untuk menambahkan pemahaman siswa dalam
megatasi suatu masalah yang ada. Oleh karena itu, guru harus memberikan kesempatan sebanyak
mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama dalam kegiatan
belajarnya. Inilah mengapa alasan kontrutivisme lebih berpusat pada siswa daripada guru atau
pendidiknya
1. Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat
membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam berarti paham atau
aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri.
2. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa mencari arti sendiri dari yang
mereka pelajari, ini merupakan proses menyesuaikan ide ide baru dengan cara berpikir
yang telah ada dalam pikiran mereka. Dalam situasi ini siswa membentuk pengetahuan
mereka sendiri dan guru membantu sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
3. Kendala - kendala dalam penerapan pembelajaran menurut konstruktivisme yaitu : sulit
mengubah keyakinan dan kebiasaan guru, guru kurang tertarik dan mengalami kesulitan
membuat kegiatan pembelajaran berbasis konstruktivisme, adanya anggapan guru bahwa
penggunaan metode atau pendekatan baru dalam pembelajaran akan menggunakan waktu
yang cukup besar, sistem evaluasi yang masih menekankan pada nilai akhir, besarnya
beban mengajar guru, siswa terbiasa menunggu informasi dari guru, dan adanya budaya
negatif di lingkungan siswa.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswa dan
bukan dari sudut pandang pendidiknya. Tujuan utama dari teori ini adalah para pendidik mampu
membantu peserta didik atau siswa mengembangkan dirinya yaitu dengan mengenal diri mereka
sendiri dan mampu mewujutkan potensi atau bakat yang ada dalam diri siswa
Dalam teori belajar humanistik proses belajar hharus bermula dari siswa itu sendiri.
Dengan kata lain, teori ini lebih menekankan pada pada ide ide atau proses belajar yang efektif
dan bukan dengan belajar apa adanya. Yang saya maksutkan apa adanya disini yaitu belajar dari
apa yang bisa kita amati dalam kehidupan sehari hari. Teori apapun dalam proses pembelajaran
dapat dimanfaatkan asal tujuan dari teori itu memanusiakan manusia .
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lama kelamaan ia mampu mengembangkan pemikirannya dengan sebaik baiknya. Teori ini
berusaha memahami langsung dari cara pandang atau sudut pandang siswa, dan bukan sudut
pandang pendidik.
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya.
Belajar terjadi bila mempunyai arti atau dianggap penting oleh peserta didik. Guru tidak
bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Misal
anak tidak bisa memahami matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka
terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya.
Untuk itu guru harus memahami perilaku peserta didik dengan mencoba memahami
dunia peserta didik tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan peserta didik yang ada.
Saya berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi atau
berpikiran bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang
penting ialah bagaimana membawa si peserta didik untuk memperoleh arti bagi dirinya dari
materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupan peserta didik.
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta
didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama yang
memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi
dirinya sendiri. Dan yang terpenting peserta didik mampu mengembangkan potensi di dalam
dirinya dengan positif dan meminimalkan potensi diri yang mengarah ke negatif.