Anda di halaman 1dari 9

MACAM TEORI BELAJAR

Pengertian

Belajar adalah perubahan yang permanen dalam perilaku seseorang atau individu dari
latihan yang terus menerus. Bisa dikatakan belajar jika adanya reaksi atau interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang bisa dikatakan belajar jika seseorang atau individu itu sendiri
dapat mengubah perilakunya. Belajar juga bisa dikatakan interaksi individu dengan lingkungan.

Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya
mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan
aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan
ketrampilan.

Macam teori belajar

1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme adalah teori yang diberikan pendidik untuk mengukur perkembangan


perilaku, diamati yang dihasilkan oleh respon siswa didik. Dalam teori ini dapat berupa umpan
positif dan negatif. Umpan positif dapat dikatakan jika siswa mampu dalam mengubah perilaku
ke arah hal hal positif. Umpan negative bisa di gambarkan atau diterapkan oleh pendidik
kepada siswa untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku atau tindakan yang tidak
diinginkan dengan cara memberikan sanksi atau hukuman yang masih dalam batas wajar. Jadi
yang ditekankan di sini behaviorisme adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dinilai secara konkret.
Dalam teori ini sangat ditekankan pada hasil belajar, yaitu mengubah perilaku siswa yang
dapat dilihat.Interaksi stimulus dan respons merupakan proses pengkondisian yang akan terjadi
berulang-ulang untuk mencapai hasil yang cukup memuaskan.

Ciri ciri teori behavioristik

Ciri dari teori behavioristik adalah mengutamakan unsur-unsur yang bersifat


menekankan peranan lingkungan, menekankan pentingnya latihan, mementingkan hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut cara pandang ini berpandapat bahwa tingkahlaku
siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
Pandangan behavioristik ini juga kurang dapat menjelaskan adanya tingkat emosi siswa,
walaupun mereka memiliki pengalaman yang sama. Misal dalam pandangan ini tidak dapat
menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang hampir
sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda. Teori ini hanya mementingkan
adanya interaksi antara stimulus (pendidik) dengan respon (siswa) yang dapat diamati. Mereka
yang menggunakan teori ini tidak begitu memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau
emosional siswa. Teori behavioristik lebih cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir tidak
kreatif dan tidak produktif.
Dalam teori behavioristik hukuman memegang peranan penting untuk mengubah perilaku
siswa dalam proses pembelajaran. Namun saya kurang begitu setuju dikarenakan hal hal
berikut

Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara


Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisikan dalam pikiran siswa bila
hukuman terlalu lama
Hukuman akan membuat siswa yang terkena hukuman untuk mencari cara lain agar
bebas dari hukuman tersebut. Dengan kata lain, hukuman dapat membuat atau
mendorong siswa tersebut untuk melakukan hal hal lain yang biasanya akan lebih buruk
dari kesalahan yang telah diperbuatnya.

Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran

Cara mengaplikasikan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran dengan


memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan belajar
telah tersusun dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan ke siswa didik. Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak atau
memplagiat pengetahuan yang sudah diajarkan oleh pendidik, sehingga makna atau tujuan yang
dihasilkan perwujudan dari pengetahuan siswa itu sendiri. Artinya, apa yang dipahami oleh
pendidik itulah yang harus dipahami oleh siswa didik.
Demikian halnya dalam pembelajaran, siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu
membutuhkan motivasi dari pendidik.

Tujuan teori Behavioristik

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik lebih ditekankanuntuk penambahan


ilmu dan bukan untuk membuat siswa menjadi aktif. Dari teori ini, pendidik akan menyajika
pertanyaan dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian ini akan menuntut siswa agar proses
belajar siswa banyak didasarkan pada teks/buku wajib dengan mengungkapkan kembali isi
teks/buku tersebut.

Evaluasi menekankan pada hasil belajar

Evaluasi akan menekankan respon yang sangat pasif pada siswa. Dikarenakan siswa
hanya dituntut untuk menggunakan pensil dan kertas untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan
pertanyaan yang disajikan. Jika pertanyaan berhasil dijawab dengan benar, maka teori ini telah
berhasil diterapkan pendidik kepada siswanya. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan
pebelajar secara individual.

2. Teori Belajar kognitivisme


Pengertian
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori bevioristik yang sudah saya jelaskan diatas.
Dalam teori ini lebih menekankan pada apa yang dinamakan belajar yang merupakan suatu
proses yang otomatis dan terus terjadi dalam pikiran manusia. Teori ini juga akan berpengaruh
kepada perubahan perubahan dalam pemahaman siswa tentang pengetahuan pemahaman,
ketrampilan dan sikap. Semua perubahan pada siswa itu lebih relative sama dan berbekas pada
benak pikiran (mind) siswa.
Menuru teori belajar kognitif yang saya pelajari pada dasarnya setiap orang dalam
bertingkah laku atau mengerjakan sesuatu hal yang mereka inginkan adalah sesuatu yang dating
dari perkembangan pikiran mereka sendiri. Karena setiap orang mempunyai kepercayaan prinsip
prinsip tertentu yang dipilih untuk kepentingan sendiri.
Menurut saya teori belajar kognitif merupakan proses internal yang tidak dapat diamati
secara langsung.
Adapun inti dari tujuan teori ini yaitu
Membentuk hubungan yang teruji, teramalkan dari tingkah laku orang-orang pada ruang
kehidupan mereka sendiri
Membantu guru untuk memahami orang lain, terutama muridnya, dan membantu dirinya
sendiri
Membuat teori ilmiah yang ada untuk diterapkan kepada siswa di dalam kelas untuk
menghasilkan proses belajar yang produktif.
Menjelaskan kepada seseorang terutama siswa untuk memehami bahwa antara siswa
dengan lingkungan saling berkaitan satu dengan yang lain.

Dalam teori ini dapat saya tangkap bahwa dalam pembelajaran, tingkat kejelasan maupun
keberartian seseorang atas apa yang diamati dalam proses belajar akan lebih meningkatkan
kemampuan siswa dibandingkan dengan hukuman dan sanksi.
Di samping itu dalam teori kognitif akan lebih banyak terjadi interaksi dalam suatu kelas.
Dengan teori ini saya yakin jika ada murid atau siswa dalam suatu kelas yang mendapatkan tugas
atau pertanyaan dari pendidik atau guru yang belum dipelajari, selama masih dalam tingkat
perkembangan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri yang ditunjukkan dalam
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa (pendidik,guru) atau teman sebaya yang
lebih mampu darinya.
Dari bimbingan prang dewasa (pendidik,guru) akan memberikan bantuan pada tahap
tahap awal dan lambat laun akan mengurangi bantuan yang sudah lama ada agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bisa mengatasi pemecahan masalahnya sendiri.
Dari contoh yang saya jelaskan di atas, dalam suatu pembelajaran di kelas, akan terjadi
interaksi antara siswa dengan siswa lain dan antara siswa dengan pendidik atau guru dalam usaha
untuk memecahkan suatu masalah.

Pandangan menurut teori kognitif

Berbeda dengan teori behaviorisme yang menuntut siswa untuk patuh dantunduk pada
sanksi atau hukuman, ternyata dalam pandangan kognitif lebih banyak dijumpai tiap tiap
individu akan lebih aktif dalam merencanakan respon perilakunya. Di sini menggunakan
berbagai cara yang bisa membantu siswa mengingat serta mengembagkan pengetahuan yang
sudah ada untuk menjadi sebuah hasil yang lebih berarti. Elemen atau sebuah bagian yang
terpenting dari teori ini adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap tiap siswa. Mengapa
pengetahuan siswa dianggap penting dari teori ini ? karena pengetahuan yang dimiliki siswa
akan lebih membantu siswa, bahkan akan membimbing siswa dalam proses pembelajaran
berikutnya. Terlebih jika tiap siswa mempunyai wawasan pemikiran yang luas dan disertai
strategi belajar yang tepat pasti akan lebih membawa hasil yang sangat maksimal.
Kesimpulan yang dapat saya Tarik dalam teori kognitif bahwa proses belajar sebagai
usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui sebuah proses. Pendidik juga
dituntut untuk mengakui dan menghargai setiap siswa dalam menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya sendiri. Kegiatan belajar dengan teori ini akan diarahkan agar terjadi interaksi
antara siswa dengan siswa lain, dan siswa dengan guru yang akan menghasilkan pemikiran siswa
yang lebih optimal dan mandiri dalam mengatasi pemecahan permasalan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun.
Konstruktivisme merupakan pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan
hasil dari kita sendiri. Pandangan konstruktiv dalam pembelajaran mengatakan bahwa siswa
diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan
guru hanya bertugas untuk membimbing siswa ke pengetahuan yang lebih luas.
Menurut saya konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan atau
keleluasaan kepada manusia atau individu yang ingin belajar atau mencari kebutuhan dengan
kemampuannya, dan di bantu dengan fasilitas atau pengetahuan orang lain.
Jadi teori ini menyerukan atau membuat siswa agar lebih berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, mandiri, dan siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya pikirnya.
Dalam hal tahap tahap pembelajaran, pendekatan konstruktivisme lebih menekankan
siswa belajar dimulai dari masalah yang luas untuk dipecahkan (dengan bantuan guru), kemudian
menghasilkan keterampilan dasar yang dibutuhkan. Misalnya, ketika siswa diminta untuk
menulis kalimat-kalimat, kemudian dia akan belajar untuk membaca, belajar tentang tata bahasa
kalimat-kalimat tersebut, dan kemudian bagaimana menulis titik dan komanya.
Dalam konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Dan
buka satu satunya sumber ilmu yang ada. Namun hanya lebih dipersempit menjadi
pemfasilitator bagi siswa untuk dapat belajar dan mengembangkan pemikiranya. Teori ini lebih
menekankan bagaimana siswa belajar dan bukan guru atau pendidik yang mengajar.
Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
Tanggung jawab guru atau pendidik diantaranya meliputi memotivasi siswa. Menganalisa serta
membantu mengatasi kesulitan siswa. Terutama untuk menambahkan pemahaman siswa dalam
megatasi suatu masalah yang ada. Oleh karena itu, guru harus memberikan kesempatan sebanyak
mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama dalam kegiatan
belajarnya. Inilah mengapa alasan kontrutivisme lebih berpusat pada siswa daripada guru atau
pendidiknya

Prinsip atau inti Kontruktivisme

Pengetahuan dibangun dan dikembangkan oleh siswa sendiri.


Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk berfikir.
Guru sekedar membantu menyediakan saran dalam pemecahan masalah siswa.
Dalam pembelajaran lebih ditekankan pada pertanyaan.
Mencari dan menilai pendapat siswa.
Menyesuaikan materi untuk menanggapi anggapan siswa.

Kesimpulan Teori Kontruktivisme


Dari teori Kontruktivisme diatas dapat saya ambil beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat
membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam berarti paham atau
aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri.

2. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa mencari arti sendiri dari yang
mereka pelajari, ini merupakan proses menyesuaikan ide ide baru dengan cara berpikir
yang telah ada dalam pikiran mereka. Dalam situasi ini siswa membentuk pengetahuan
mereka sendiri dan guru membantu sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
3. Kendala - kendala dalam penerapan pembelajaran menurut konstruktivisme yaitu : sulit
mengubah keyakinan dan kebiasaan guru, guru kurang tertarik dan mengalami kesulitan
membuat kegiatan pembelajaran berbasis konstruktivisme, adanya anggapan guru bahwa
penggunaan metode atau pendekatan baru dalam pembelajaran akan menggunakan waktu
yang cukup besar, sistem evaluasi yang masih menekankan pada nilai akhir, besarnya
beban mengajar guru, siswa terbiasa menunggu informasi dari guru, dan adanya budaya
negatif di lingkungan siswa.

4. Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswa dan
bukan dari sudut pandang pendidiknya. Tujuan utama dari teori ini adalah para pendidik mampu
membantu peserta didik atau siswa mengembangkan dirinya yaitu dengan mengenal diri mereka
sendiri dan mampu mewujutkan potensi atau bakat yang ada dalam diri siswa
Dalam teori belajar humanistik proses belajar hharus bermula dari siswa itu sendiri.
Dengan kata lain, teori ini lebih menekankan pada pada ide ide atau proses belajar yang efektif
dan bukan dengan belajar apa adanya. Yang saya maksutkan apa adanya disini yaitu belajar dari
apa yang bisa kita amati dalam kehidupan sehari hari. Teori apapun dalam proses pembelajaran
dapat dimanfaatkan asal tujuan dari teori itu memanusiakan manusia .
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lama kelamaan ia mampu mengembangkan pemikirannya dengan sebaik baiknya. Teori ini
berusaha memahami langsung dari cara pandang atau sudut pandang siswa, dan bukan sudut
pandang pendidik.
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya.
Belajar terjadi bila mempunyai arti atau dianggap penting oleh peserta didik. Guru tidak
bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Misal
anak tidak bisa memahami matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka
terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya.
Untuk itu guru harus memahami perilaku peserta didik dengan mencoba memahami
dunia peserta didik tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan peserta didik yang ada.
Saya berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi atau
berpikiran bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang
penting ialah bagaimana membawa si peserta didik untuk memperoleh arti bagi dirinya dari
materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupan peserta didik.

Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik


Pendekatan humanistik menganggap peserta didik sebagai orang sebagai suatu kesatuan.
Dengan kata lain, pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga membantu peserta
didik mengembangkan diri mereka sebagai manusia (orang yang berguna).
Dari teori ini pengalaman peserta didik adalah yang terpenting dan perkembangan
kepribadian mereka dianggap penting dalam pembelajaran mereka. Peserta didik adalah manusia
yang mempunyai kebutuhan emosional, spritual, maupun intelektual. Peserta didik setidaknya
dapat membantu dirinya dalam proses belajar mengajar. Peserta didik bukan hanya sekedar
penerima ilmu yang pasif.
Dalam teori humanistic disini mempunyai prinsip atau tujuan yang penting. Diantaranya
Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, dan memiliki rasa mendalami
pengalaman baru.
Belajar akan cepat diserap peserta didik jika materi yang disampaikan searah dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa.
Peserta didik akan lebih lebih sering belajar jika bersumber dari pengarahan dari dirinya
sendiri.
kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
evaluasi diri orang lain tidak begitu penting.

Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta
didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama yang
memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi
dirinya sendiri. Dan yang terpenting peserta didik mampu mengembangkan potensi di dalam
dirinya dengan positif dan meminimalkan potensi diri yang mengarah ke negatif.

Dari diskripsi di atas dapat saya ambil beberapa kesimpulan


Teori belajar humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Menekankan pada potensi manusia untuk mencari
dan menemukan kemampuan yang mereka punya serta mengembangkan kemampuan
tersebut. Teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi materi pembelajaran
yang bersifat pembentukan kepribadian, perubahan sikap, dan analisis terhadap kejadian
kejadian sosial.

Teori belajar humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi


terbuka, dan nilai nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode
pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan
siswa.

Anda mungkin juga menyukai