Sebuah keluarga kecil yang hidup dengan canda tawanya meski dalam ekonomi
yang sulit di tengah-tengah kejamnya ibukota. Keluarga yang terdiri dari kedua
orang tua dan 1 buah hati yang selalu jadi kesayangan dalam keluarga tersebut.
Bagus merupakan anak yang pintar, rajin, dan suka menolong di dalam kelas. Ia kelas
2 SMA. Ayahnya yang hanya tukang bangunan dan ibunya yang hanya buruh cuci tak
merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri tersebut. Hari yang tak
menyisakan sedikitpun udara segar untuk bertahan hidup mulai mengganas di tengah
teriknya kota. Bu Siti begitu panggilan tetangga-tetangga untuk Ibu Bagus. Pada
suatu ketika sang ibu mendapat orderan cuci baju dalam sekala besar dari tetangga
ujung kompleknya yang berkecukupan lebih, sebab pada hari tersebut H-3 dari
perayaan Idul Fitri. Sehingga seluruh anggota keluarga tetangga Bu Siti bepergian
dengan gagahnya, tatkala Ibu Siti berjalan menyusuri bahu jalan dengan kaki
beralas sandal yang telah usang. Ia bertujuan untuk mengucap terima kasih kepada
tetangga yang mempekerjakan ia dengan membawa buah tangan yang tak seberapa
menyengat di hari itu. Tiba-tiba dari arah belakang Bu Siti muncul BUS kota dalam
keadaan melaju dengan kencangnya dan sudah tak terkendali lagi, menyeret Bu Siti
sekitar 50 meter jauhnya. Karpet merahpun tergelar di pekatnya aspal jalan. Masa
yang ada di situpun langsung menghampiri tempat kejadian. Raut muka yang mulanya
bersinar sekarang menjadi redup. Bu Siti yang raganya sudah termakan usia tak
kuat lagi menahan sakit dalam kecelakaan tersebut dan menghembuskan nafas
terakhirnya di tempat itu. Tak berlangsung lama kemudian sang anak yang pada saat
itu juga sudah pulang dari sekolah mewati jalan tersebut. Sebab rumahnya tak jauh
dari tempat kejadian. Ia bertanya tanya ada apakah kok ramai ramai di seberang
lalang kendaraan kala itu. Tapi dari kejauhan ia mendengar teriakan kawannya
kecelakaan dan memilih menghampiri kawan dia. Ia tak tahu bahwa yang tergeletak
datang menghampirinya.
Bagus : Ada apa ndra ?
Hendra : Ayo ikut gua maen gus.
Bagus : Ke mana hen ?
Hendra : Kita jalan-jalan dengan motor baru pemberian ayahku.
Bagus : Ta..ta..pi gua ga bawa helm hen.
Hendra : Tak apa gus. Misal kena tilang ntar gua bilang bokap biar di urus.
Bagus : Oke deh.
Merekapun bergegas meninggalkan jalan yang akan menjadi tragedi buat
tatapan gunung-gunung yang bertasbih. Baguspun pulang dengan raut muka bingung
rumahnya yang terbungkus orang mengenakan baju serba hitam duduk di atasnya. Ia
berlari masuk rumah dan terkaget melihat sesosok mayat terbujur kaku di dalam
rumahnya. Ia melihat di samping jenazah tersebut ada ayahnya yang tak henti
siang
tadi.
Baguspun terkejut dan berteriak histeris. Ternyata orang yang tadinya ingin
ia lihat sebelum Hendra mengajaknya maen adalah ibunya. Bagus tak henti-hentinya
menagisi kepergian ibunya yang begitu cepat. Sang ayah mendekap erat tubuh bagus
sembari membisikan kata manis lewat mulut bijaknya agar Bagus harus menerima
menjadi anak yang tak terkendali dan ngerinya lagi ia juga seorang ketua geng
badung di lingkup sekolahnya. Rokok dan alkoholpun mulai jadi teman dekatnya.
Rambut cepak dan daun telinga yang penuh lubang giwang meskipun tak terlihat dari
Beberapa menit berlalu, kuda besi dengan warna merah menyala milik Hendra
sekolah seraya itu wilayah kekuasaannya. Salah satu guru yang sudah lama menandai
Bagus dan kawan-kawannya sebagai siswa yang badungpun tak mau ambil pusing.
Bersama satu gengnya Hendra, Juno, Bastian ia di panggil ke ruang BP untuk
di beri pengarahan dan surat panggilan dari orang tua. Tetapi itu tidak mempan.
Selepas di tinggalkan sang ibu ia jadi anak yang suka membangkang kepada ayahnya,
apalagi ia juga sesekali ketika ayahnya marah terhadapnya malah ia tantang untuk
membawa surat panggilan orang tua sembari tertawa. Surat panggilan tersebut di
kumpulkan jadi satu ke Bagus dan tak ambil pusing ia merobeknya di atas tempat
bandel dan sangat badung sekali di sekolah, Juno anak yang pandai dalam pelajaran
sekolah tetapi ia jadi terlena oleh kepandaiannya, banyak anak di kelas iri dengannya
karena hanya dengan melihat sekilas buku saja ia sudah bisa mengerjakan soal yang
ada. Mereka tergabung dalam 1 geng badung dengan Bagus sebagai ketuannya.
Suatu hari Juno terduduk di sebrang sekolah dengan mulut terisi asap rokok
bersama anggota geng lainnya. Pandangan mata Juno teralihkan oleh sosok kaum
hawa yang lewat di depannya. Dengan rambut terurai, bibir manis yang seraya
lamanya. Sekarang ia menjadi teman dekat Alvi. Lama kelamaan Juno tak bisa
menahan luapan badai asmara yang tergebu-gebu di dalam dadanya. Suatu pagi ia
memberanikan diri layaknya seorang pria sejati yang mengungkapkan rasa yang
selama ini ia pendam. ia meminta bantuan kawan satu gengnya untuk menolongnya
ketika ia ungkapkan isi hatinya ke Alvi. Bunyi lonceng pun berdenting. Semua siswa
melihat tumpukan helm berbentuk hati dengan beberapa motor di susun bertuliskan
kedua mata Alvi dengan bibir yang gemetar di setiap ucapannya. Tak butuh waktu
lama moment spesial itu terjadi sebab Alvi sendiripun juga memiliki rasa yang sama
terhadap Juno. Endingnya mereka bersatu dalam ikatan tali cinta yang suci.
Tiap-tiap hari Alvi selalu ikut dengan Juno beserta anggota gengnya. Alvi
yang mulanya anak yang feminim, rajin, sopan menjadi ikut badung sebab
pergaulannya lebih banyak dengan kaum adam tepatnya Juno dan kawan-kawannya.
Terik mentari mulai menyengat dengan kejamnya. Kala itu Bagus sedang
berjudi kartu bersama Hendra dan anak sekolah sebelah. Dalam gubug reot yang
sudah terkenal tajinya sebagai kawasan geng badung antar sekolah, tiba-tiba datang
Alvi sendiri tanpa Juno menghampiri Bagus dan Hendra. Bagus berpikiran bagaimana
mungkin ia berani datang kesini seorang diri, sedangkan gubug ini terkenal angker
untuk anak wanita. Apalagi lewat, bahkan semua wanita di lingkup sekolah tersebut
enggan untuk dekat dengan gubug tersebut sebab banyak terdapat berandalan dari
memukau kaum adam yang ada di situ. Bagus dan Hendra tau bahwa tak akan aman
atas. Anggota geng sekolah sebelah mulai kesal karena uang nya mulai terkeruk
kencan
dalam 1 hari saja jika lu kalah dan jika lu menang lu
dapet 1 juta dari kita-kita. Gimana? Buktiin jiwa
(berbisik
ke Bagus)
Bagus : Terima aja Hen. (Pikir bagus paling hanya diajak
jalan-jalan saja).
Hendra : Lu yakin Gus
Bagus : Iya Hen yang tenang biar gua adepin.
Oke kami terima tantangan dari lu semua (merasa
dan harus menyerakan Alvi pacar Juno kepada anggota geng sekolah sebelah untuk
di ajak kencan.
Bagus : Ok kami akuin kami kalah, tapi ingat kata kataku
kalian jangan pernah sedikitpun menyentuh teman
wanitaku ini atau kalian akan berhadapan dengan
kami.
Anak sekolah sebelah : Santai boss(tertawa lepas).
Tak kana da apa-apa dengan dia.
Lantunan nada surga dari arah surau berdendang. Langitpun menunjukan
pesona dengan warna jingganya. Semua orang di tempat tersebut lantas menuju
gubugnya masing-masing.
Begitu juga dengan Alvi. Rintihan isak tangis terdengar dari bibir mungilnya.
Ia berjalan dengan kaki terseok-seok sebab kecemasannya di hari esok. Bagus dan
berkata Tenang vi, tak akan terjadi apa-apa besok (dengan lembutnya).
Keesokan hari ketika Bagus, Hendra, Bastian berada di dalam kelas, Juno
berjalan dengan raut muka yang begitu berbeda dari biasannya dan tangannya
tegang)
Bastian : Woee kenapa lo Jun !
Juno : Tak ada urusannya dengan lu Bas ! gua Cuma butuh
penjelasan dari Bagus dan Hendra. Tega-tegannya pacar
Anj**g lo pada !
Hendra : Sori-sori Jun bukan maksut kita begitu. Kemarin kita
sudah
di atas angin dalam berjudi. Tak di sangka mereka malah
brai.
Jika mereka menolak niat baik kita, ntar siang kita beradu
kita.
Bagus & Hendra : Oke gua setuju ! Ide bagus.
Juno : Oke. Tapi awas sampe lo kalah Gus, Hen, gua bikin lu
mamp*s pada !
Bagus & Hendra : Tenang aja brai kita bakal menang. Gua taruhin nyawa gua
buat persahabatan kita brai (nada meyakinkan).
Juno : Oke brai memang lo pada orang yang bertanggung jawab !
Sekarang kita ke kantin dulu isi tenaga buat ntar siang.
Terik sang surya mulai keluar dengan gagahnya. Kedua geng bertemu di gubug
tegang)
Bagus : Sori bosss bukannya kami ingkar janji. Tapi
taruhan
kemarin kami akan ganti dengan uang 1 juta di
sama lain. Bnyak anggota dari masing masing geng terluka dan kedua sekolah
meninggalkan lokasi kejadian. Hendra ,Bastian, Juno dan anggota sekolah yang juga
ikut tawuran itu berhasil lolos dari Polisi yang datang. Tapi tidak dengan ketua geng
itu pak.
Petugas polisi : Terus rumah kamu di mana ?
Bagus : Saya ga punya rumah dang a punya siapa-siapa pak
(dengan muka melasnya)
Petugas polisi : Terus tujuan kamu tadi mau ke mana?
Bagus : Mau cari uang pak jadi kuli panggul di pasar (kali ini
sembari ia menangis).
Petugas polisi merasa kasihan dan ia juga belum cukup umur untuk di sel. Ia
tercerai berai.
Dengan wajah yang membiru dan cucuran darah dari bibirnya, Bagus
meringkukan badannya dengan gigi yang terus berdecit. Sesosok pria tua dari
dekat ayahnya dan sering mengantarkan nya ke sekolah di waktu ia masih belum
pulang
di tengah malam seperti ini nak. Bapak juga baru
nyiakan hidupnya untuk kebahagiaan dunia. Ia teringat bapaknya yang ada di rumah
Mulai dari hari itu ia berubah menjadi pribadi yang sangat menghormati orang
tuanya dan bersikap lebih baik lagi. Karena sikapnya yang berubah ia mulai dijauhi
teman se geng nya. Tapi ia tetap mengaggap mereka seperti keluarganya sendiri
tidak terima karena temanya mengalami patah tulang akibat tawuran itu. Dengan
mengumpulkan anggota baik dari dalam geng maupun dari luar, anak sekolah sebelah
sama tapi tidak dengan Bagus. Ia masih terduduk di masjid sekolahnya sembari
menadahkan tangan berdoa kepada sang pencipta untuk mengampuni dosa yang telah
di dalam masjid sekolahnya. Hendra, Bastian, Juno di keroyok 10 orang anak sekolah
sebelah dengan beberapa membawa balok kayu dan batu bata. Hendra dan kawan
kawan tak kuasa menahan rasa sakit yang amat dalam karena di keroyok anak
sekolah sebelah. Bagus yang keluar dari sekolah melihat hal itu dan langsung
melawan 5 orang dan seperti mendapat tambahan tenaga extra Hendra, Bastian,
semua mendapatkan luka memar di sekujur tubuhnya tak terkecuali Bagus dan
kawan kawannya. 10 orang tersebut masih tergeletak lemas di bara aspal yang
sedang terik. Bagus dan ke-3 kawannya segera meninggalkan tempat tersebut
dengan tergopoh-gopoh. Belum jauh 50 meter salah satu anak sebelah yang sudah
tumbang berlari kearah Hendra dengan memegang sebongkah batu besar seukuram
bola sepak untuk di hantamkannya ke Hendra. Bagus yang menyadari hal itu
tak berdaya hanya bisa melihat Bagus berkelahi 1 lawan 1. Lawan Bagus melihat Bus
tengah melaju kencang sang sopir terkaget adanya orang di depan Busnya. Dengan
Ibu Siti. Baguspun terpelanting dengan kepalnya menyentuh aspal jalan terlebih
dahulu. Pendarahan hebatpun mulai keluar dari kepala Bagus. Ke semua anggota geng
kerasnya ia menangis sembari menyebut nama Bagus yang sudah lemas tergeletak di
dekapan Hendra. Juno dan bastian pun segera meminta pertolongan kepada warga
Bagus beserta Hendra, Bastian, Juno dan Alvi selama 5 hari itu selalu ada di
(dengan nyaringnya).
Bagus pun mulai sadar dan dengan terbata-bata bata mengucap maaf kepada
ayahnya karena selama ini telah mnyusahkannya. Ke-4 kawannya tak sanggup
menahan luapan air mata mereka yang keluar deras melihat keadaan bagus dengan
kepala yang tertutup rapat perban. Bagus juga berpesan kepada ke 4 kawannya
sakit).
Tak lama berselang ia sadar, tiba tiba seluruh tubuhnya serasa tak bisa
digerakkan, nafasnya tak beraturan, di keningnya terasa sakit yang begitu luar
melafalkan 2 kalimat syahadat dan ke-4 kawannya menirukan Ayah Bagus. Bagus
mengikuti porosnya.
Dengan peristiwa tersebut, untuk menghormatinya yang sudah tiada ke-4
kawan Bagus yang dulunya tergabung dalam geng badung, sekarang menjadi pribadi
yang lebih baik dan berprestasi di sekolah. Hendra yang berasal dari orang kaya,
sekarang menjadi pribadi yang lebih rajin untuk bersodakoh dan mengabdikan diri
untuk panti asuhan di komplek tempat tinggalnnya. Juno yang memang pandai sejak
Atlit Sepak Bola Nasional yang mewakili Timnas Indonesia di ajang Asians Cup yang
di selenggarakan di Thailand. Dan Alvi yang masih menjalin ikatan tali cinta dengan
Juno sampai sekarang, berubah menjadi bidadari yang sangat cantik dengan