OLEH :
NURUL JAMILA HARIANI
071311133045
1.1 Latar Belakang Kebijakan Program Ummi Persameda dan Bunda Kespro
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Setiap tiga menit, di manapun di Indonesia, satu anak balita
meninggal dunia. Setiap satu jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau
karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan (Unicef Indonesia, 2012). Separuh
dari kematian ibu disebabkan oleh perdarahan. Dua pertiga dari semua kasus perdarahan
pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa faktor risiko yang diketahui sebelumnya, duapertiga
kematian akibat perdarahan tersebut adalah dari jenis retensio plasenta,dan tidak mungkin
memperkirakan ibu mana yang akan mengalami atonia uteri maupun perdarahan (WHO,
2008). Perdarahan, khususnya perdarahan post-partum, terjadi secara mendadak dan lebih
berbahaya apabila terjadi pada wanita yang menderita anemia. Seorang ibu dengan
perdarahan dapat meninggal dalam waktu kurang dari satu jam (Kemenkes RI,2008).
Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu telah banyak dilakukan, antara
lain melalui peningkatan aksessibilitas serta kualitas pelayanan. Upaya peningkatan
aksessibilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat melalui paket penempatan tenaga bidan dan polindes di berbagai
pelosok pedesaan serta tenaga dokter di daerah terpencil atau sangat terpencil.
Sedangkan dari aspek kualitas pelayanan, dilakukan melalui upaya peningkatan
kemampuan /kompetensi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
(PONED/PONEK), serta berbagai program intervensi lain (Kemenkes RI, 2008).
Di Jawa Timur terdapat daerah penyumbang angka kematian ibu dan bayi yang cukup
signifikan berlokasi di tapal kuda. Salah satu Kabupaten yang berada di daerah tapal kuda
adalah Bondowoso.
Tabel 1. Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/ Kota Tahun 2011-2015
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pernikahan pada usia dibawah 20 tahun di
Kabupaten Bondowoso sangat tinggi. Hal ini berdampak pada tingginya angka kematian ibu
dan bayi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2011, 5 orang ibu yang melahirkan di
bawah umur meninggal saat persalinan. Tingginya pernikahan pada usia dini tersebut
disebabkan karena rendahnya status ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, sulitnya
kondisi geografis serta budaya (malu jika anaknya dikatakan perawan tua serta ingin cepat
lepas tanggung jawab sebagai orangtua).
Upaya pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi adalah melalui dinas kesehatan bersama lintas sektor terkait ingin meningkatkan
pengetahuan remaja dan orang tua serta tokoh masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan
pernikahan dini yang bertujuan mengikis budaya yang melekat. Kegiatan tersebut dilakukan
di sekolah formal dan non formal, kelompok pengajian, pertemuan PKK maupun Kelas
remaja. Program tersebut dikemas dengan nama Umi Persameda dan Bunda Kespro mulai
dicanangkan tahun 2012 melalui keputusan bupati nomor : 188.45/450.a/430.62/2012 tentang
Ummi Persameda dan Bunda Kespro.
Tujuan dari ummi persameda adalah untuk menuju masyarakat bondowoso sehat dengan
menyukseskan program kesehatan ibu dan anak (keputusan bupati nomor :
188.45/450.a/430.62/2012 ), sedangkan tujuan khususnya adalah
I. Percepatan penurunan AKI ( Angka Kematian Ibu ) dan AKB ( Angka Kematian
Bayi ) di Kabupaten Bondowoso
II. Persalinan aman ke tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas kesehatan
III. Mengawal 1000 hari pertama kelahiran bayi dengan IMD ( Inisiasi Menyusu Dan
ASIEksklusif )
Model evaluasi yang akan digunakan adalah single prorgram before-after. Hal ini
dikarenakan program tersebut memenuhi ciri single prorgram before-after berdasarkan
kategori evaluasi program menurut Finsterbuch dan Motz dalam Subarsono (2005) yaitu:
Single program before-after merupakan jenis evaluasi yang melakukan pengukuran kondisi
atau penilaian terhadap program sebelum dan setelah meneliti setiap variabel yang dijadikan
kriteria program, sehingga analisis dilakukan beserta menilai dan mengetahui baik atau buruk
respon kelompok sasaran terhadap program. Teknik evaluasi ini biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil dan dampak program. Evaluasi single program before-after merupakan
desain yang cukup kuat karena diketahui baik tidaknya program terhadap kelompok sasaran,
dan diketahui juga kondisi kelompok sasaran sebelum menerima program. Hanya
menggunakan satu kelompok sasaran tanpa menggunakan kelompok pembanding sehingga
masuk dalam kategori single. Sedangkan dalam hal perbandingan waktu, mengidentifikasi
sebelum dan setelah program diimplementasikan serta membandingkan dengan kondisi
sebelum program tersebut diimplementasikan.
Evaluasi kebijakan dilakukan berdasarkan sistem nilai yang diacu termasuk dalam
Evaluasi Formal, yaitu melakukan penilaian berdasarkan parameter yang ada pada dokumen
formal seperti tujuan dan sasaran yang tercantum dalam dokumen. Jadi, ketercapaian dampak
yang diharapkan hanya diukur berdasarkan parameter yang ada pada dokumen kebijakan
yang telah ditetapkan. Parameter tersebut ada dalam RPJMN Kabupaten Bondowoso Tahun
2014-2018.
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN
Arti dari Ummi Persameda itu sendiri adalah Ummi adalah Ibu sedangkan
Persameda adalah singkatan dari Persalinan Aman Inisiasi Menyusui Dini dan Asi
Eksklusif, Jadi arti dari Ummi Persameda adalah Ibu yang mendukung dan peduli tentang
Ibu Hamil yang bersalin ke tenaga kesehatan, ibu yang mendukung dan peduli tentang
inisiasi menyusui dini (IMD) dan ibu yang mendukung dan peduli tentang pemberian ASI
Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Persalinan aman itu sendiri adalah proses persalinan yang ditangani oleh tenaga yang
kompeten dan ditempat fasilitas kesehatan. IMD (Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses
membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah melahirkan
Tujuan dari ummi persameda adalah untuk menuju masyarakat bondowoso sehat
dengan menyukseskan program kesehatan ibu dan anak (keputusan bupati nomor :
188.45/450.a/430.62/2012 ), sedangkan tujuan khususnya adalah
I. Percepatan penurunan AKI ( Angka Kematian Ibu ) dan AKB ( Angka Kematian
Bayi ) di Kabupaten Bondowoso
II. Persalinan aman ke tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas kesehatan
III. Mengawal 1000 hari pertama kelahiran bayi dengan IMD ( Inisiasi Menyusu Dan
ASIEksklusif )
Angka Kematian Ibu di sebabkan oleh adanya faktor risiko kehamilan yang tidak
tertangani dengan baik sehingga berdampak terhadap peningkatan Angka Kematian Ibu
(AKI). Banyak di antara ibu yang tidak dikategorikan berisiko, ternyata mengalami
komplikasi dan sebaliknya
2. Lomba ceramah tujuh menit tentang persalinan aman, inisiasi menyusu dini dan asi
eksklusif serta kesehatan reproduksi
7. Evaluasi dan monitoring kegiatan umi persameda dan bunda kesehatan reproduksi
Bunda kespro adalah ibu yg peduli tentang kesehatan reproduksi khususnya kesehatan
reproduksi remaja, Latar belakang yang mendasari hal tersebut adalah Pernikahan pada usia
dibawah 20 tahundi Kabupaten Bondowoso sangat tinggi dan AKI yg tinggi.
2015 104/100.000 KH
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Bunda Kespro adalah Pelatihan Kesehatan
Reproduksi bagi Guru SMP, Pelatihan Kesehatan reproduksi dan Pendewasaan Usia
Pernikahan bagi Ustadz, Lomba Ceramah Tujuh menit tentang Persalinan Aman, Inisiasi
Menyusu Dini dan Asi Eksklusif serta Kesehatan Reproduksi, Pengukuhan TPPKK
kabupaten Bondowoso sebagai Umi Persameda dan Bunda Kesehatan Reproduksi, Sosialisasi
Kesehatan Reproduksi dan Pernikahan Dini di Tingkat Kecamatan dan Desa bagi orang tua
dan remaja, Pemilihan Duta Kesehatan Reproduksi, Melaksanakan MOU antara Dinas
Kesehatan Propinsi dengan Kementerian Agama tentang penyusunan dan distribusi Calon
pengantin, Pengukuhan Umi Persameda dan Bunda Kespro kecamatan dan desa, Pelatihan
pembuatan media promosi kesehatan reproduksi bagi remaja, Pembentukan Kelas remaja di
semua desa sejumlah 219 desa, Peningkatan Kapasitas Umi Persameda dan Bunda Kesehatan
Reproduksi.
Ripley
- Kelompok yang memiliki akses dalam pembuatan kebijakan adalah Dinas Kebijakan
Kabupaten Bondowoso. Dalam hal ini kepentingan yang bisa masuk adalah
kepentingan dari Dinas Kesehatan itu sendiri yang didasarkan pada riset mengenai
permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Bondowoso. Kelompok dan
kepentingan lain hanya mendukung dan memberikan masukan saja, misalnya seperti
Badan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana (BPPKB), Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (TP PKK) desa,kecamatan dan kabupaten,Puskesmas, Kinerja USAID,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Edellweis, Paguyuban Guru Peduli Kespro
(PGPK), Ustadz/Kyai, dan Komunitas Langit Biru.
- Program di desain secara logis karena sesuai dengan analisis kebutuhan yang
diperlukan oleh masyarakat. Program ini diawali dari masalah tingginya AKI (Angka
Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) di Kabupaten Bondowoso yang
diakibatkan oleh tingginya angka Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Bondowoso.
Oleh karena itu, adanya program ini merupakan jawaban atas permasalahan yang
terjadi di masyarakat yang diselesaikan secara logis melalui alur politis. Alurnya
dimulai dari perumusan masalah/ agenda setting, kemudian pemilihan alternatif
kebijakan, pengimplementasian, hingga monitoring dan evaluasi yang juga termasuk
dalam kegiatan program tersebut.
Apakah sumber daya yang menjadi input program telah memadai untuk mencapai tujuan ?
- Sumber daya yang menjadi input program telah memadai, karena program ini
dilaksanakan oleh multi stakeholder dan lintas sektoral, tidak hanya Dinas Kesehatan
saja melainkan juga Badan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) desa,kecamatan dan kabupaten,Puskesmas, Kinerja
USAID, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Edellweis, Paguyuban Guru Peduli
Kespro (PGPK), Ustadz/Kyai, dan Komunitas Langit Biru.
- Standar implementasi yang baik bagi kebijakan Ummi Persameda adalah penanganan
atau pelayanan persalinan yang aman, inisiasi menyusui dini dan ASI Ekslusif.
Sedangkan bagi Bunda Kespro standar implementasi yang baik adalah perubahan
mindset dari kalangan masyarakat dalam hal pernikahan dini dan kesehatan
reproduksi.
Apakah program dilaksanakan sesuai standar efisiensi ekonomi? Apakah uang digunakan
dengan tepat dan jujur?
- Program yang dilaksanakan sudah sesuai dengan standar ekonomi yang ada, karena
program ini merupakan pelayanan yang bertujuan untuk ibu hamil saja dan sosialisasi
untuk remaja di Kabupaten Bondowoso. Program ini juga berafiliasi dengan banyak
pihak serta kelompok masyarakat seperti LSM. Oleh karena itu penggunaan uang
tentunya menjadi salah satu perhatian khusus bagi masyarakat. Program ini terbuka
karena masyarakat juga dilibatkan, sehingga meninimalisir tindak penyelewengan
dana atau penggunaan dana yang tidak tepat dan tidak jujur.
Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan seperti yang didesain dalam program ?
- Kelompok sasaran memperoleh pelayanan tepat sesuai dengan apa yang didesain
dalam program. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui. Selain itu, kelompok
sasaran remaja yang diberi transfer ilmu pengetahuan mengenai reproduksi dan
bahaya pernikahan usia dini juga diberi perlakuan yang sesuai dengan desain
program. Dalam kelompok masyarakat yang peduli dan mengkaji mengenai
pernikahan usia dini juga disediakan tempat untuk berdiskusi atau sekedar
menanyakan pengetahuan mengenai pernikahan usia dini.
Apakah program memberikan dampak pada kelompok non sasaran? Apa jenis dampaknya ?
- Ya, program memberikan dampak bagi kelompok non sasaran, diantaranya bagi suami
yang memiliki istri hamil, akan merasa tenang karena pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil sudah meningkat. Selain itu bagi orang tua yang memiliki anak remaja tidak
perlu risau mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi remaja karena pihak
pemerintah secara konsisten memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
- Dampak yang diharapkan : Terjadinya peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi dibuktikan dengan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Bondowoso, Meningkatnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi di kalangan
remaja di Kabupaten Bondowoso yang berimbas pada perubahan perilaku dan budaya
mengenai pernikahan contohnya budaya malu jika anak tidak segera menikah karena
dianggap tidak laku.
- Dampak yang tidak diharapkan : Penyalahgunaan pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi dengan tidak dewasa membuat remaja melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya : berhubungan badan tanpa menikah.
- Tindakan program dilaksanakan sejak tahun 2012. Dampak yang diterima masyarakat
sudah dapat terlihat sejak empat tahun pelaksanaannya. Saat ini budaya yang dibawa
oleh sub kultur madura yakni pernikahan usia dini sudah mulai luntur dikalangan
masyarakat Bondowoso. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan jumlah
pernikhana usia dini di Kabupaten Bondowoso.
Tindakan dan dampak sesuai dengan yang diharapkan, karena sejalan dengan tujuan
yang ingin diemban. Adapun tindakan yang dilaksanakan antara lain : Adapun kegiatan yang
dilaksanakan oleh Bunda Kespro adalah Pelatihan Kesehatan Reproduksi bagi Guru SMP,
Pelatihan Kesehatan reproduksi dan Pendewasaan Usia Pernikahan bagi Ustadz, Lomba
Ceramah Tujuh menit tentang Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif
serta Kesehatan Reproduksi, Pengukuhan TPPKK kabupaten Bondowoso sebagai Umi
Persameda dan Bunda Kesehatan Reproduksi, Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan
Pernikahan Dini di Tingkat Kecamatan dan Desa bagi orang tua dan remaja, Pemilihan Duta
Kesehatan Reproduksi, Melaksanakan MOU antara Dinas Kesehatan Propinsi dengan
Kementerian Agama tentang penyusunan dan distribusi Calon pengantin, Pengukuhan Umi
Persameda dan Bunda Kespro kecamatan dan desa, Pelatihan pembuatan media promosi
kesehatan reproduksi bagi remaja, Pembentukan Kelas remaja di semua desa sejumlah 219
desa, Peningkatan Kapasitas Umi Persameda dan Bunda Kesehatan Reproduksi.
Kasley
- Akses input dan output program dapat diakses oleh masyarakat yakni ibu yang sedang
atau akan hamil dan remaja putri/putra di Kabupaten Bondowoso.
- Reaksi terhadap program tersebut adalah positif. Hal ini dikarenakan program tersebut
menambah pengetahuan bagi remaja-remaja di Kabupaten Bondowoso. Sehingga
tidak terjebak dalam sub kultur budaya madura yang cenderung suka menikah di usia
dini.
- Program tersebut dapat mempengaruhi sasaran kebijakan melalui transfer ilmu terus
menerus yang dilakukan dengan sosialisasi sehingga sasaran perlahan-lahan merubah
mindset terhadap pernikahan usia dini dan kemudian perubahan mindset akan
berlanjut menjadi perubahan perilaku, sehingga nantinya perubahan perilaku akan
menjadi perubahan budaya dalam suatu masyarakat. Program tersebut juga
mempengaruhi perilaku sasaran kebijakan melalui ustadz yang notabenenya menjadi
panutan atau memiliki stratifikasi sosial tinggi , disegani dan menjadi panutan di
kalangan masyarakat sub kultur madura.
BAB IV
PENGUKURAN TINGKAT PERUBAHAN
Setelah empat tahun program ini dilaksanakan terdapat penurunan angka pernikahan
dan persalinan usia dini yang cukup signifikan di Kabupaten Bondowoso.
Gambar 1. Grafik Angka Pernikahan Usia Dini <20 tahun dan Angka Persalinan Usia Dini
<20 tahun di Kabupaten Bondowoso Tahun 2012-2015
Sumber : USAID, 2015
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan angka pernikahan
usia dini sejak tahun 2012 sebesar 2734 kasus menjadi 2624 kasus pada 2013, 2432 kasus
pada 2014 dan menurun lagi menjadi 2250 kasus pada 2015. Hal ini sejalan dengan
penurunan angka persalinan usia dini dari awalnya 1967 kasus pada 2012, menjadi 1933
kasus pada 2013, 1743 kasus pada 2014 dan menurun signifikan menjadi 1205 kasus pada
2015. Hal tersebut berdampak pada penurunan angka kematian ibu di Kabupaten
Bondowoso.Di Bondowoso,
4.2 Dampak Program Ummi Persameda dan Bunda Kespro Berdasar Kombinasi
Pertanyaan (Ripley dan Kasley)
Ripley
Apakah program memberikan dampak pada kelompok non sasaran? Apa jenis dampaknya ?
- Ya, program memberikan dampak bagi kelompok non sasaran, diantaranya bagi suami
yang memiliki istri hamil, akan merasa tenang karena pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil sudah meningkat. Selain itu bagi orang tua yang memiliki anak remaja tidak
perlu risau mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi remaja karena pihak
pemerintah secara konsisten memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
- Dampak yang diharapkan : Terjadinya peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi dibuktikan dengan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Bondowoso, Meningkatnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi di kalangan
remaja di Kabupaten Bondowoso yang berimbas pada perubahan perilaku dan budaya
mengenai pernikahan contohnya budaya malu jika anak tidak segera menikah karena
dianggap tidak laku.
- Dampak yang tidak diharapkan : Penyalahgunaan pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi dengan tidak dewasa membuat remaja melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya : berhubungan badan tanpa menikah.
- Tindakan program dilaksanakan sejak tahun 2012. Dampak yang diterima masyarakat
sudah dapat terlihat sejak empat tahun pelaksanaannya. Saat ini budaya yang dibawa
oleh sub kultur madura yakni pernikahan usia dini sudah mulai luntur dikalangan
masyarakat Bondowoso. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan jumlah
pernikhana usia dini di Kabupaten Bondowoso. Penurunan tersebut berdampak pula
pada penurunan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bondowoso.
Tabel 4. Angka Kematian Ibu di Bondowoso
2015 104/100.000 KH
Tindakan dan dampak sesuai dengan yang diharapkan, karena sejalan dengan tujuan
yang ingin diemban. Adapun tindakan yang dilaksanakan antara lain : Adapun kegiatan yang
dilaksanakan oleh Bunda Kespro adalah Pelatihan Kesehatan Reproduksi bagi Guru SMP,
Pelatihan Kesehatan reproduksi dan Pendewasaan Usia Pernikahan bagi Ustadz, Lomba
Ceramah Tujuh menit tentang Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif
serta Kesehatan Reproduksi, Pengukuhan TPPKK kabupaten Bondowoso sebagai Umi
Persameda dan Bunda Kesehatan Reproduksi, Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan
Pernikahan Dini di Tingkat Kecamatan dan Desa bagi orang tua dan remaja, Pemilihan Duta
Kesehatan Reproduksi, Melaksanakan MOU antara Dinas Kesehatan Propinsi dengan
Kementerian Agama tentang penyusunan dan distribusi Calon pengantin, Pengukuhan Umi
Persameda dan Bunda Kespro kecamatan dan desa, Pelatihan pembuatan media promosi
kesehatan reproduksi bagi remaja, Pembentukan Kelas remaja di semua desa sejumlah 219
desa, Peningkatan Kapasitas Umi Persameda dan Bunda Kesehatan Reproduksi.
Kasley
- Program tersebut dapat mempengaruhi sasaran kebijakan melalui transfer ilmu terus
menerus yang dilakukan dengan sosialisasi sehingga sasaran perlahan-lahan merubah
mindset terhadap pernikahan usia dini dan kemudian perubahan mindset akan
berlanjut menjadi perubahan perilaku, sehingga nantinya perubahan perilaku akan
menjadi perubahan budaya dalam suatu masyarakat. Program tersebut juga
mempengaruhi perilaku sasaran kebijakan melalui ustadz yang notabenenya menjadi
panutan atau memiliki stratifikasi sosial tinggi , disegani dan menjadi panutan di
kalangan masyarakat sub kultur madura.
BAB V
ANALISIS PENYEBAB PERUBAHAN
5.1 Analisis Penyebab Perubahan Berdasar Kombinasi Pertanyaan (Ripley dan Kasley)
Program tersebut dapat mempengaruhi sasaran kebijakan melalui transfer ilmu terus
menerus yang dilakukan dengan sosialisasi sehingga sasaran perlahan-lahan merubah mindset
terhadap pernikahan usia dini dan kemudian perubahan mindset akan berlanjut menjadi
perubahan perilaku, sehingga nantinya perubahan perilaku akan menjadi perubahan budaya
dalam suatu masyarakat. Jadi perubahan terjadi sebagai akibat dari transfer ilmu dan
sosialisasi terus-menerus. Hal ini didukung oleh karakteristik masyarakat di Kabupaten
Bondowoso yang notabenenya memiliki pendidikan rendah, sehingga sosialisasi harus
dilakukan secara terus-menerus. Selain itu, sosialisasi dilakukan melalui ustadz yang
notabenenya menjadi panutan atau memiliki stratifikasi sosial tinggi , disegani dan menjadi
panutan di kalangan masyarakat sub kultur madura. Untuk lebih ringkas perubahan tersebut
dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut :
Sosialisasi
melalui
tokoh
masyaraka
t
Sosialisasi Kader
terus Kesehatan
menerus Remaja
Perubahan
Perilaku
Remaja
dan
Masyaraka
t
Bondowos
o
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Program Ummi Persameda dan Bunda Kespro merupakan salah satu program inovasi
layanan kesehatan di Kabupaten Bondowoso. Program ini telah memberikan dampak yang
signifikan bagi masyarakat dibuktikan dengan penurunan jumlah pernikahan usia dini dan
angka kematian ibu serta angka kematian bayi. Dampak yang diharapkan terjadi disebabkan
karena sosialisasi atau transfer pengetahuan yang dilakukan secara terus-menerus, melalui
tokoh masyarakat yang disegani dikalangan masyarakat sub kultur madura (ustadz) dan
melalui kader kesehatan remaja yang membaur langsung dengan remaja. Sedangkan dampak
yang tidak diharapkan sejauh ini masih belum terlihat, namun yang ditakutkan adalah
penyalahgunaan pengetahuan mengenai reproduksi oleh kalangan remaja.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015, Laporan Kematian Ibu dan Bayi Kabupaten
Kota Tahun 2011-2015, Surabaya : Dinkes Prov.Jatim
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, 2015, Laporan Evaluasi Kinerja 2011-2015,
Surabaya: Perwakilan BKKBN Prov Jatim
Saptono, Irwan, dkk, 2013, Jalan Terjal Menurunkan Angka Kematian Ibu, Jakarta :
International NGO Forum on Indonesian Development
USAID, 2015, Kisah Sukses Program Kesehatan Atasi Pernikahan Dini di Jatim,
http://www.kinerja.or.id/kisahsukses.asp?success=24&lang=ina diakses 1 januari 2017
pukul 8:43
Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, 2015, Profil Ummi Persameda dan Bunda Kespro,
Bondowoso: Dinkes Kab. Bondowoso