pasien yang masih bisa dirawat di rumah. Sebuah studi multicentre dilakukan
Metode: Data dari tiga studi prospektif mengenai CAP yang dilakukan di Inggris,
Selandia baru dan Belanda telah digabungkan. Studi kohort yang mengolah 80 %
angka kematian selama 30 hari sebagai hasil akhir. Kriteria akhir ini dibandingkan
Hasil: 1068 pasien yang telah diteliti (umur rata-rata 64 tahun, 51,5% laki-laki,
angka kematian selama 30 hari 9%). Usia 65 tahun (OR 3.5, 95% CI 1.6-8,0) dan
albumin < 30 g/dl (OR 4.7, 95% CI 2.5-8.7) secara independen dikaitkan dengan
kematian berdasarkan peraturan mBTS (OR 5.2, 95% CI 2.7-10). Terdapat 5 point
Score, satu point untuk masing-masing kriteria; confuse, Urea > 7 mmol/l, laju
pernapasan 30/min, tekanan darah sistolik (< 90 mm Hg) atau tekanan darah
yang tersedia di rumah sakit, pasien dengan resiko kematian : Score 0, 0,7%; Score
1, 3,2%; Score 2, 3%; Score 3, 17%; Score 4, 41,5% dan Score 5, 57%. Studi
confuse, urea, laju pernafasan, tekanan darah dan umur bisa digunakan untuk
berbeda.
merupakan sesuatu yang penting, pilihan petunjuk terapi seperti perlunya dirawat
sebagai aplikasi rutin di instalasi gawat darurat atau di pelayanan primer. Sebagai
tambahan, pedoman ini tervalidasi baik untuk menilai pasien dengan resiko
Society (BTS) dan dimodifikasi oleh Neill et al (mBTS) yang terdiri dari 4 tampilan
dengan CAP parah yang mempunyai resiko kematian tinggi. Adanya dua atau lebih
diastol 60 mmHg, dan urea darah > 7 mmol/l; memprediksikan kematian dengan
kelompok (parah atau tidak parah), alat ini tidak mengidentifikasi pasien yang
mempunyai resiko kematian rendah yang cocok untuk pasien yang baru dirawat di
RS maupun dirumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat
Data dari tiga penelitian prospektif CAP telah dikombinasikan secara retrospektif
menjadi sebuah data. Pasien dewasa yang mengakui kedaruratan CAP ke (1) RS
kota Nottingham (UK) lebih dari 18 bulan mulai 4 Oktober 1998, (2) RS
Christchurch dan Waikato (New Zealand) lebih dari 12 bulan mulai 26 Juli 1999,
dan (3) Alkmaar Medical Centre (the Netherlands) lebih dari 2 tahun mulai
tempat pembelajaran yang mengakui orang dewasa yang tidak dipilih untuk
perawatan medis akut. Semua subyek memberikan surat persetujuan tertulis dan
dada yang konsisten dengan infeksi yang tidak ada atau tidak diketahui
penyebabnya. Kriteria eksklusi meliputi: (1) pneumonia yang (a) bukan penyebab
primer karena perawatan di RS, (b) bukan diharapkan dari peristiwa terminal, atau
(c) obstruksi distal sampai bronkial; (2) pasien dengan tuberkulosis, bronkiektasis,
organ padat, dan keganasan hematologi atau infeksi HIV; (3) pasien yang sudah
Nottingham yaitu dengan munculnya beberapa kondisi berikut pada pasien yang
aktif dalam pengobatan medis atau sedang mendapatkan pengobatan saat dirawat
di RS: penyakit paru kronik, penyakit jantung (penyakit jantung iskemik, gagal
kurang (Inggris, New Zealand) atau disorientasi pada orang, tempat, atau waktu
(the Netherlands).
dan kemudian secara teratur di RS dan setelah sampai tampilan klinis dan
kematiannya.
Analisis Statistik
Data telah dianalisis menggunakan SPSS versi 9.0 untuk Windows, Chicago, USA.
Kombinasi data secara acak telah dibagi menjadi 2 untuk menciptakan derivasi
cohort yang teridiri dari 80% data dan validasi cohort dengan sisa 20%. Derivasi
tidak kurang dari 10 hasil per variabel independen, dengan demikian akan
menghindari potensi dari masalah data yang berlebihan. Didasarkan dari estimasi
80% sensitivitas dan spesitifitas, ukuran contoh ini juga mengijinkan sensitivitas
dan spesitifitas dari aturan mBTS untuk ditentukan dengan interval 3% dari
menjadi faktor-faktor biner menggunakan nilai ambang batas dalam satu atau lebih
dari aturan tingkat keparahan yang ada. Didasarkan dari penilaian mBTS, skor
dan Blood pressure yang rendah (tekanan darah diastolik 60 mmHg atau tekanan
darah sistolik < 90 mmHg)) telah dihitung dan 1 poin diberikan untuk tiap tampilan
yang muncul (rentang 0-4 poin). Hubungan antara skor CURB dengan 30 hari
yang berbeda.
Antibiotik
jantung
kronis
Tingkat resiko
PSI
II
III
IV
V
IHD = Ischemic Heart Disease; CVD = CerebroVascular Disease
univariat
90 atau diastolik 60
mmHg)
atau lebih tampilan = berat) yang diidentifikasi dengan faktor independent lain
variabel potensial termasuk skor CURB dan masingmasing komponen dari skor
CURB dianalisa. Untuk menghindari asosiasi palsu yang timbul dari uji multiple
statistik, 12 variabel yang dipilih dari literatur yang saat ini diketahui paling
konsisten dalam memprediksi prognosis dari CAP yang diperiksa. Penetapan dari
masing-masing komponen dari skor CURB adalah kematian. Prediksi dari faktor
sebagai variabel tunggal dan ditambah dari setiap potensi lain yang dilakukan
secara regresi. Skor CURB dikategorikan <2 atau >2. Skor >2 diambil untuk
regresi untuk setiap variabel yang dikeluarkan untuk dipastikan mereka tidak
independen. Dalam rangka memastikan bahwa prediksi akhir mudah dan praktis
digunakan, prognosis yang tidak tersedia dalam penilaian awal pada saat masuk
rumah sakit, maka dikeluarkan dari variabel. Semua hasil kemudian dilakukan
pengecekan dengan menggunakan uji analisa cohort. Hasilnya dinyatakan sebagai
Odd Ratio (OR) dan nilai p dengan interval kepercayaan 95%(CI) dengan
spesifik.
Tabel 4. Hubungan antara angka core dan prognosis, umur >65 tahun, resiko dan
kematian
Present (n=214)
Total Kematian Total Kematian
(%) (%)
CURB 0 217 3 (1.4) 55 0
1 247 14 (5.4) 86 5 (5.8)
3 85 28 (32.9) 23 6 (26)
4 7 1 (14.3) 4 1 (25)
0 137 1 (0.7) 36 0
4 65 26 (40) 19 5 (26.3)
5 7 1 (14) 3 1 (33.3)
3 85 28 (32.9) 26 8 (30.8)
4 11 2 (18.2) 3 1 (33.3)
CURB = Confusion, Urea >7 mmol/l, Respiratory rate >30/min, low Blood
CRB-65 tidak termasuk urea dan digunakan hanya untuk parameter klinilk
Tabel 5 Tes karakteristik dengan menggunakan perbedaan prediksi selama 30 hari
dalam acuan angka kematian dimana divalidasi berdasarkan pasien rumah sakit
Derivat (n=718)
(%)
CURB >0 100.0 0.0 9.6 NA
(%)
CURB >0 100.0 0.0 9.3 NA
Seribu enam puluh delapan pasien, 550 (51.5%) laki-laki telah dilakukan
penelitian. Rata-rata (median, range) umur pasien adalah 64,1 tahun dan 391 (37%)
berumur 75 tahun keatas. Karakteristik dasar dari ketiga studi sangat mirip (tabel
1).
rumah sakit setempat. Biasanya terdiri dari -lactamase stabil -lactam yang
berdasarkan hasil tes mikrobiologi (pewarnaan gram atau anti gen deteksi).
Pemasangan intravena digunakan dalam 920 pasien (86%), 55 (5%) dirawat di ICU
dan 44 (4%) diperlukan ventilasi mekanis. Mortalitas selama 30 hari adalah 9%.
Asosiasi dengan 30 hari mortalitas adalah 821 pasien dalam kelompok derivat.
Dari 29 pasien dengan TDS <90 mmHg, 28 (97%) memiliki TDD 60 mmHg atau
kurang. Kedua hal ini dianalisa sebagai variabel tunggal (TD rendah). Dari 11
tampilan yang diperiksa untuk asosiasi dengan kematian pada analisis univariat,
semuanya kecuali pada pasien yang mengidap multilobar pada radiografi dada dari
denyut nadi >125 x/menit ditemukan hal yang signifikan (Tabel 2) yang kemudian
Serum albumin <30 g/dl dan usia >65 tahun, keduanya faktor independen
yang terkait dengan kematian selama 30 hari setelah penyesuaian untuk skor
CURB (Tabel 3). Meskipun hubungan antara suhu <37C dan kematian yang
ditemukan pada hasil analisis multivariat ini signifikan dengan hasil yang dicapai
(OR 1,9, 95% CI 1,01-3,6, p <0,047). Memasukan variabel lain untuk menjadi
Dengan sensitivitas dan spesifisitas yaitu dengan mengurangi skor 2 atau lebih,
dalam kelompok derivat adalah 75% (95% CI 72-78) dan 69% (95% CI 66-72).
Nilai yang sesuai dalam validasi kohort adalah 74% (95% CI 68-80) dan 73%
(95% CI 67-79).
Keadaan:
Confusion
Urea >7 mmol/l
Respiratory rate >30x/menit
Tekanan darah (TDS <90 mmhg atau TDD > 60 mmhg)
Umur >65 tahun
Pilihan Terapi
an Keparahan di rumah sakit: yang CURB-65 skor. Salah satu langkah untuk stratifikasi pasien dengan CAP ke d
menurut risiko kematian pada 30 hari ketika hasil urea darah yang tersedia.
Berdasarkan hasil mulitivariat, usia > 65 tahun ditambahkan sebagai kriteria
lain dalam prognostik negatif terhadap skor CURB dengan tampilan 6 point.
hingga 40% (skor 4,tabel 4). Angka kematian dengan skor 5 (tertinggi) adalah hasil
terkecil, dari tujuh pasien, hanya satu (14%) yang meninggal. Namun, 3 (43%)
yang lainnya diperlukan ventilasi mekanis selama perawatan. Sebuah model lanjut
yang didasarkan pada gambaran klinis yang tersedia tanpa hasil laboratorium
(confusing, RR,TD, usia, CRB 65) juga diuji dan ditemukan korelasi dengan
risiko kematian dan kebutuhan ventilasi mekanis. Model ini sama bila diterapkan
pada kelompok kontrol (Tabel 4). Sensitivitas, spesifik, dan nilai prediksi dari
aturan yang berbeda untuk meprediksi mortalitas 30 hari ditampilkan pada tabel 5
dan gambar 1.
Keadaan:
Confusion
Urea >7 mmol/l
Respiratory rate >30x/menit
Tekanan darah (SBP <90 mmhg atau DBP > 60 mmhg)
Umur >65 tahun
0
CURB 65 Score 1 atau 2 3 atau 4
an keparahan klinis dalam pengaturan masyarakat: CRB-65 skor. Strategi stratifikasi pasien dengan CAP ke dala
nakan pengamatan klinis (ketika urea darah hasil tidak tersedia).menurut risiko kematian pada 30 hari ketika ha
DISKUSI
Ini adalah Studi kohort terbesar yang mempelajari tingkat keparahan CAP yang
dilakukan di luar Amerika Serikat. Kekuatan dari studi kohort ini yaitu jumlah
sampel yang besar, cara pengumpulan informasi klinis yang sistematis dan
berdasarkan data penelitian terbaru, dan inklusi dari pasien dewasa dari segala
umur. Selain itu studi kohort ini juga memasukkan pasien yang berobat ke rumah
sakit umum di Negara tersebut yang memiliki system manajemen yang hampir
sama. Lagi pula rujukan darurat ke rumah sakit swasta jarang terjadi di Negara-
negara tersebut. hal ini membuat hasil penelitian menjadi lebih seragam di
Walaupun karakteristik ketiga studi kohort tersebut hampir sama (table 1.),
mungkin ada beberapa faktor pembeda antara ketiga studi kohort tersebut yang
indikator utama pada pasien dengan CAP. Studi ini memberikan hasil yang sama
rumah sakit dengan pasien yang banyak kami berusaha untuk memasukkan
indikator-indikator yang bisa dinilai dengan mudah pada pemeriksaan awal. Jadi
walaupun usia 65 tahun dan kadar serum albumin yang rendah adalah indikator
score, kadar albumin yang rendah tidak dimasukkan dalam model scoring akhir
terutama saat diluar jam kerja. Sebaliknya, umur mudah untuk ditentukan dan
scoring tingkat keparahan mBTS seperti yang bisa dilihat dikurva gambar 1.
Keuntungan CURB-65 score adalah system ini mempunyai tingkat sensitifitas dan
mempunyai resiko kematian yang rendah (<2%) dan mungkin cocok untuk berobat
jalan atau berobat dengan dokter umum saja (gambar2). Pasien dengan score 2
mempunyai resiko kematian sedang dan sebaiknya diobati di rumah sakit. Pasien
dengan score > 2 mempunyai resiko kematian yang tinggi (>19%) dan berkaitan
dengan pasien yang memenuhi kriteria mBTS untuk CAP berat. Mereka harus
dirawat di rumah sakit. Pengobatan awal di ICU sebaiknya dilakukan untuk pasien
berdasarkan kriteria yang disusun PSI (grup I-III angka kemataian <2,3%; grup IV
angka kematian 12%; dan grup V angka kematian 32%). Tetapi seperti yang
(ATS), system PSI ini sangat rumit sehingga mungkin agak susah diadopsi di
Negara lain. Keuntungan kriteria CURB-65 Score adalah system ini mudah untuk
semuanya kecuali kadar urea merupakan pemeriksaan fisik sederhana yang bisa
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Sistem ini juga berguna bagi
dokter umum sewaktu menentukan apakah seorang pasien dengan CAP perlu
dirujuk atau tidak, walaupun pemeriksaan kadar urea belum dilakukan (gambar 3).
pasien. Apakah system scoring CURB-65 bisa digunakan diberbagai rumah sakit
indikator yakni ; usia, confuse, laju pernafasan, kadar urea dan tekanan darah
(CURB-65 Score). Sebagai suatu metode sederhana dalam pengelompokkan pasien
dengan CAP menjadi grup dengan resiko kematian rendah, sedang dan tinggi.
Besarnya sampel data dan konsistennya penemuan dari studi ini menunjukkan
bahwa kriteria ini bisa diaplikasikan dalam praktek, sementara diteliti lebih lanjut.
ACKNOWLEDGEMENTS
Penulis berterima kasih atas bantuan mereka terhadap penelitian ini : Profesor
Baru); semua dokter di rumah sakit kota Nottingham yang mengizinkan pasien
mereka untuk mengikuti penelitian; Dr Don Rose, ahli Radiologi; dan Melanie
Caine, perawat).
REFERENCES
1 Bartlett JG, Dowell SF, Mandell LA, et al. Practice guidelines for the
2 Mandell LA, Marrie TJ, Grossman RF, et al. Canadian guidelines for the initial
Canadian Infectious Diseases Society and the Canadian Thoracic Society. The
2000;31:383421.
3 Fine MJ, Auble TE, Yealy DM, et al. A prediction rule to identify low-risk
4 Neill AM, Martin IR, Weir R, et al. Community acquired pneumonia: aetiology
6 Lim WS, Macfarlane JT, Boswell TC, et al. Study of community acquired
8 Van der Eerden MM, de Graaff CS, Bronsveld W, et al. Validation of prediction
the elderly: a multivariate analysis of risk and prognostic factors. Am J Respir Crit
1990;3:110513.
15 Farr BM, Sloman AJ, Fisch MJ. Predicting death in patients hospitalized for
16 Fine MJ, Smith MA, Carson CA, et al. Prognosis and outcomes of patients with
17 Ewig S, Bauer T, Hasper E, et al. Prognostic analysis and predictive rule for
1995;8:3927.
19 Lim WS, Macfarlane JT. Defining prognostic factors in the elderly with
20 Van Kasteren ME, Wijnands WJ, Stobberingh EE, et al. Optimaliseren van het
Geneeskd 1998;142:9526.
21 Fine MJ, Singer DE, Hanusa BH, et al. Validation of a pneumonia prognostic
1993;94:1539.
22 Niederman MS, Mandell LA, Anzueto A, et al. Guidelines for the management