A. Pengertian
Pterigium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau
konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah
kornea. Timbunan atau benjolan ini membuat penderitanya agak kurang
nyaman karena biasanya akan berkembang dan semakin membesar dan
mengarah ke daerah kornea, sehingga bisa menjadi menutup kornea dari
arah nasal dan sampai ke pupil, jika sampai menutup pupil maka
penglihatan kita akan terganggu. Suatu pterygium merupakan massa ocular
eksternal superficial yang mengalami elevasi yang sering kali terbentuk
diatas konjungtiva perilimbal dan akan meluas ke permukaan kornea.
Pterygia ini bisa sangat bervariasi, mulai dari yang kecil, jejas atrofik yang
tidak begitu jelas sampai yang besar sekali, dan juga jejas fibrofaskular
yang tumbuhnya sangat cepat yang bisa merusakkan topografi kornea dan
dalam kasus yang sudah lanjut, jejas ini juga bisa menutupi pusat optik
dari kornea.
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva
yang bersifat invasif dan degenerative. (Prof. Dr Sidarta Ilyas Sp.M)
B. Etiologi
Penyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas, diduga
merupakan suatu neoplasma radang dan degenerasi.Namun, pterigium
banyak terjadi pada mereka yang banyak menghabiskan waktu di luar
rumah dan banyak terkena panas terik matahari.
Faktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang
banyak terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau
anginnya besar.
Penyebab paling umum adalah exposure atau sorotan berlebihan dari
sinar matahari yang diterima oleh mata.Ultraviolet, baik UVA ataupun
UVB, dan angin (udara panas) yang mengenai konjungtiva bulbi berperan
penting dalam hal ini. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh faktor2 lain
C. Patofisiologi
Biasanya pterigium terjadi karena paparan yang berlebihan dari sinar
ultraviolet, karena polusi seperti angina, debu, dan asap. Kemudian alergi-
alergi tersebut masuk ke meatus nasi inferior, menyebabkan iritasi seperti
kemerahan lama-kelamaan terjadi penebalan dan pertumbuhan konjungtiva
bulbi kemudian menjalar ke kornea sehingga menutupi kornea dan
menjadikan pandangan kabur.
D. Patways
Tenjadi iritasi
Menjalar ke kornea
Menutupi kornea
Perubahan rasa nyaman
(sensasi benda asing di
Pandangan kabur Perubahan
mata)
persepsi sensori
E. Manifestasi Klinis
1. Mata iritatatif, merah, gatal, dan mungkin menimbulkan astigmatisme.
2. Pemeriksaan Fisik
Melihat kedua mata pasien untuk morfologi pterygium, serta
memeriksa visus pasien.Diagnosa dapat didirikan tanpa pemeriksaan
lanjut.Anamnesa positif terhadap faktor risiko dan paparan serta
pemeriksaan fisik yang menunjang anamneses cukup untuk membuat
suatu diagnosa pterygium.
3. Pemeriksaan Slit Lamp
H. Penatalaksanaan
Pterygium sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih
muda. Bila pterygium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes
mata dekongestan. Pengobatan pterygium adalah dengan sikap konservatif
atau dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat
terjadinya astigmatisme ireguler atau pterygium yang telah menutupi
media penglihatan.
Tindakan Operatif :
Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang
dilakukan bila pterygium telah mengganggu penglihatan. Pterygium dapat
tumbuh menutupi seluruh permukaan kornea atau bola mata.
Tindakan operasi, biasanya bedah kosmetik, akan dilakukan untuk
mengangkat pterygium yang membesar ini apabila mengganggu fungsi
penglihatan atau secara tetap meradang dan teriritasi. Paska operasi
biasanya akan diberikan terapi lanjut seperti penggunaan sinar radiasi B
atau terapi lainnya.
I. Komplikasi
Komplikasi dari pterygium meliputi sebagai berikut:
1. Penyimpangan atau pengurangan pusat penglihatan
2. Kemerahan
3. Iritasi
4. Bekas luka yang kronis pada konjungtiva dan kornea
A. Pengkajian
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi: .......................................................... Hubungan dengan pasien: ..............................................
Alamat: .................................................................................................................................... Telp/Hp......................................................
I. RIWAYAT KESEHATAN
1. Tanda Vital: TD: ................... mmHg P: .............. x/mnt N: ..................... x/mnt S: ..................... oC
Kualitas nadi: 0 1+ 2+ 3+ 4+ teratur tidak teratur
Posisi saat diukur:.................................................................. Tinggi Badan ................ cm
2. Rambut dan kepala: bersih kotor ada benjolan mudah tercabut Lain-
lain ......................................................
luka, kondisi luka .................................................................. lingkar kepala ................................... cm
3. Mata: tdk ada keluhan sekret lensa kontak kacamata sklera ikhterik cekung, Kanan - Kiri
konjungtiva pucat konjungtiva pink foto-fobia diplopia rabun dekat rabun jauh
pupil isokhor pupil anisokhor pupil reaktif pupil non-reaktif ukuran
pupil ............. /...............mm
glaukoma katarak riwayat keduanya kerusakan
penglihatan .........................................................
4. Hidung: tidak ada masalah epistaksis asimetris lain-
lain ........................................................
5. Telinga: bersih kotor tinitus sekret, warna .................................... Bau .............................................................
pendengaran normal, tanpa alat bantu dengan alat bantu berdengung kehilangan
pendengaran
6. Mulut: bersih kotor berbau stomatitis sakit menelan
luka ............................................................
Labio: mukosa lembab mukosa kering stomatitis
Lidah: bersih kotor hiperemik luka
Gigi: bersih kotor karies gigi palsu sakit gigi gusi berdarah
.....................
Faring: pembengkakan tonsil hiperemik
7. Leher: tidak ada kelainan kaku kuduk distensi vena jugularis stoma ada benjolan
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar limfe sulit menelan
8. Dada: tidak ada keluhan nyeri dada berdebar-debar defisiensi trakea
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
12. Punggung: bentuk tulang belakang: lurus lordosis kifosis skoliosis
Kulit : t.a.k. Lesi/luka, kondisi .....................................................................................................................
Warna: normal kemerahan pucat nyeri punggung
IV. PENGKAJIAN RISIKO JATUH, INTEGRITAS KULIT, NYERI, LUKA, DAN NEUROSENSORI
1. a. Risiko Jatuh (Morse Fall Scale)b. Risiko Integritas Kulit(Norton Skin Integrity Risk Assessment)
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (uraikan yang menyimpang secara bermakna dari nilai normal)
Dilengkapi Oleh ................................................ Tanggal ..... / ..... / 20..... Pukul ...... : ...... WITA Tanda Tangan ...................................
NYERI AKUT
DOMAIN : 12 KENYAMANAN
KELAS : 1 KENYAMANAN FISIK
KODE : 00132
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NANDA 2015-2017 (NOC) (NIC)
Nyeri Akut definisi pengalaman sensori daan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
emosional tindaak menyenangkan yang Keperawatan selamax 24 jam klien Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
muncul akibat actual atau potensial atau yang akan menunjukkan : yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
digambarakan sebagai kerusakan, awitan yang Kontrol Nyeri frekuensi, kualitas/intensitas atau beratnya
tiba tiba atau lambat dari intesitas ringan Tingkat Nyeri, yang dibuktikan nyeri dan factor pencetus.
dengan indikator sebagai berikut: Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
hingga berat dengan akhir yang dapat di
1= tidak pernah menunjukkan, ketidaknyamanan terutama bagi mereka yang
antisipasi atau diprediksi. 2= jarang menunjukkan
3= kadang-kadang menunjukkan tidak bisa berkomunikasi secaara efektif.
Batasan Karakteristik Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Bukti nyeri dengan mengunakan standar 4= sering menunjukkan
5= secara konsisten menunjukkan mengetahui pengalaman nyeri pasien.
daftar periksa nyeri untuk pasien yang Kriteria Hasil : Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti
tidak dapat mengungkapkannya (mis., Mampu mengontrol nyeri (tahu
relaksasi, distraksi, terapi music, terapi
neonatal infant pain scale, pain assessment penyebab nyeri, mampu menggunakan
aktivitas, akupressur, aplikasi panas atau
check list for senior with limited abilitd to tehnik nonfarmakologi untuk
dingin dan pijatan (massage).
comunicate) mengurangi nyeri, mencari bantuan) Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
Diforesis Melaporkan bahwa nyeri berkurang
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Dilatasi pupil dengan menggunakan manajemen
aktifitas (mis., anggota keluarga, pemberi sesuai ketika lebih dari satu yang diberikan.
Berikan analgesic sesuai waktu, paruhnya,
asuhan)
Mengekspresikan perilaku (mis., gelisa, terutama pada nyeri yang berat.
Pilih rute intravena daripada intramuscular,
merengek, menangis, waspada)
Perilaku distraksi untuk injeksi pengobatan nyeri yang sering,
Perubahan pada parameter fisiologis (mis., jika dimungkinkan.
tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi Monitor tanda tanda vital sebelum dan setelah
ANSIETAS
DOMAIN : 9 KOPING/TOLERANSI STRES
KELAS : 2 RESPONS KOPING
KODE : 00146
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
NANDA 2015-2017 (NOC)