Anda di halaman 1dari 17

MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


ISBD YANG DIAMPU OLEH:

Nasrul Hakim, S.Pd, M.pd

KELOMPOK 10
1. Delia Tsuraya Mukhni Novianti (A1C415003)
2. Fitria Hikmatu Inayah (A1C415013)
3. Melly Septa Leni (A1C415040)
4. Riski Suci Wardani (A1C415034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TP. 2015/2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuhan menciptakan manusia yang terdiri dari triliunan sel, kemudian dari sel,
tersebut membentuk jaringan dan dari jaringan tersebut terbentuk organ.
Manusian juga diberi akal agar selalu berpikir dan juga diberi hati (qalbu) inilah
yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya dan menyandang
predikat makhluk yang paling sempurna. Manusia diciptakan oleh tuhan sebagai
khalifah dibumi untuk menjaga lingkungannya.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan
dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban istilah Toynbee sebagai akibat
dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung
kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati
sungai yang membatasinya.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung , yaitu kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Menurut UU No. 23 tentang pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan
hidup adalah sistem kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap
pengada (entity) baik pengada ragawi abiotik atau makhluk hidup termasuk
manusia dengan perilakunya, keadaan (tatanan alma baca kosmologi) , daya
(peluang tatanan dan harapan) yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta kesejahteraan makhluk hidup lainnya.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa pengertian lingkungan hidup ?
1.2.2 Apa saja kerusakan lingkungan hidup ?
1.2.3 Apa saja macam-macam lingkungan hidup ?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan lingkungan sosial ?
1.2.5 Bagaimana cara melestarikan dan mengembangkan lingkungan hidup ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui dan memahami pengertian lingkungan hidup.
1.3.2 Dapat mengetahui kerusakan lingkungan hidup.
1.3.3 Dapat mengetahui macam-macam lingkungan hidup.
1.3.4 Dapat mengetahui yang dimaksud dengan lingkungan sosial.
1.3.5 Dapat mengetahui cara melestarikan dan mengembangkan lingkungan
hidup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Emil Salim, lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi,
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Definisi lingkungan
hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila batasan tersebut
disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat
dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan sosial.
Lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam undang-undang ini,
lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan, dan mahluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersirat bahwa lingkungan
hiduplah yang mempengaruhi mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia.
Manusia hendaknya menyadari kalau alamlah yang memberi kehidupan dan
penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau


penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai
dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar,
dan kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh alam dan
manusia.

Dengan adanya proses saling mempengaruhi antara makhluk hidup dalam


suatu lingkup kehidupan (lingkungan hidup) yang tersusun secara teratur tersebut
maka muncul istilah yang dikenal dengan ekosistem (ecosystem). Ekosistem atau
proses interaksi ini disebabkan oleh fungsi yang berbeda dari masing-masing
setiap individu makhluk hidup yang menempati dalam satu ruang/tempat, dimana
setiap individu tersebut berusaha menjaga dan mempertahankan eksistensi dan
fungsinya. Rangkaian proses tersebut kemudian menjalin rantai makanan (life
chain). Selama terdapat keteraturan fungsi dan interaksi, maka proses di dalam
ekosistem akan tetap terkendali sedemikian rupa, sehingga keseimbangan akan
tetap terjaga. Hubungan antar makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya memberikan sebuah pengertian yang mendalam untuk ditelaah
lebih lanjut. Karena suatu makhluk hidup; termasuk manusia, pada jaringan
kehidupannya, memiliki fungsi, peranan dan kedudukan yang saling berkaitan
dengan lingkungannya. Dengan demikian diperlukannya bidang penelaahan yang
dikonsepkan sebagai ekologi. Pengertian ekologi berasal dari dua suku kata
bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah (house, place to live) dan logos
yang berati penelaahan (studi).
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan serta perubahan-
perubahan prilaku setiap individu.
Lingkungan sosial menurut Stroz meliputi semua kondisi-kondisi dalam
dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku seseorang,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan atau life process, yang dapat pula
dipandang sebagai penyiapan lingkungan (to provide enviroment) bagi generrasi
yang lain.
Pelestrian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar dapat mampu mendukung kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup (UU
Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam
itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
3.1.1 Pengertian Lingkungan Hidup Secara Umum
Pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang dengan segala
benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku
sosial, budaya, dan juga udara yang ada.
3.1.2 Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli
a. Emil Salim
Menurut Emil Salim, lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi,
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Definisi
lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila
batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-
faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi
dan sosial.
b. Soedjono
Soedjono mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau
jasmani yang terdapat di alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik
jasmani. Menurut definisi Soedjono, lingkungan hidup mencakup lingkungan
hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
c. Munadjat Danusaputro
Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk
didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain.
dengan demikian, lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan budaya.
d. Otto Soemarwoto
Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua
benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi
kehidupan kita. Menurut batasan tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud
tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis ruang yang dimaksud selalu
dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.
e. Sambas Wirakusumah
Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana
organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan
organisme itu.
3.1.3 Definisi lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
Lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam undang-undang ini,
lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan, dan mahluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersirat bahwa lingkungan
hiduplah yang mempengaruhi mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia.
Manusia hendaknya menyadari kalau alamlah yang memberi kehidupan dan
penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.2 Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau


penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai
dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar,
dan kerusakan ekosistem.

Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan


manusia. Pada tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change
PBB, memasukkan degradasi lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman
terhadap kemanusiaan. World Risk Report yang dirilis German Alliance for
Development Works (Alliance), United Nations University Institute for
Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature Conservancy
(TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah
satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu
kawasan.

3.2.1 Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

1. Kerusakan akibat peristiwa alam

a. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.

Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme.


Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu
membendung atau mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat
merusak lingkungan hidup.

Kerusakan itu antara lain :


1. Kerusakan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang
dapat menimpa perumahan, daerah pertanian, hutan, dan sebagainya.

2. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan


terganggunya pernapasan juga pemandangan yang gelap, dan dapat
menutupi areal pertanian dan perkebunan yang bisa mengurangi
produksi.

3. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika


hujan turun menimbulkan banjir.

4. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk


disekitar gunung api.

5. Lava panas yang meleleh akan merusak dan mematikan apa saja yang
dilaluinya. Setelah dingin, akan membeku menjadi batuan yang keras
yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

6. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat
mata
dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinnya.

7. Lahar dingin, dapat merusak areal pertanian, dan daerah permukiman


penduduk serta bangunan lain.

8. Debu-debu gunung api yang bertebaran di udara, dapat menghalangi


radiasi matahari, dan membahayakan penerbangan udara..

b. Kerusakan akibat gempa bumi.

Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari


lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi. Kerusakan akibat
gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak langsung :

1. Banjir atau tanggul rusak.


2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami.

3. Tanah di permukaan menjadi merekah.

4. Tanah longsor.

5. Bangunan roboh.

6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa.

c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan).

Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin-angin topan atau badai.
Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung dengan kuat arusnya. Tipe-tipe
siklon :

1. Siklon tropik : terjadi di permukaan laut.

2. Siklon Gelombang : di daerah lintang sedang dan lintang tinggi bersifat


sangat merusak.

3. Tornado di AS : merupakan siklon hebat yang berasal dari anginnya


yang sangat kuat.

Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut:

1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer.

2. Bangunan rumah tembok dan gedunggedung rusak atapnya bahkan


ada yang roboh.

3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian.

d. Musim Kemarau

Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah sebagai berikut :


1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam
kehidupan makhluk hidup lainya.

2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga


dapat merugikan daerah pertanian.

3. Sumur-sumur dan sumber air kering.

2. Kerusakan akibat ulah manusia.

a. Pertanian

Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang


diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang
ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibat
lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah
permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu
saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air.

b. Perikanan

Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat harimau


juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah
perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan besar
yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.

c. Teknologi dan Industri

Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor


memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah.
Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar,
buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.

d. Pencemaran
Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara,
air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya
sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai
berikut :

1. Pencemaran Udara

Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan


bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut
terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida.
Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu
permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan
makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara
bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.

2. Pencemaran suara

Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta


api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi
pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar
keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak,
seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.

3. Pencemaran air

Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan


sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan
dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain
itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air
tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan
bersih.

4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya
antara lain :

a. Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang
berasal dari pabrik-pabrik.

b. Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus


botol bekas.

e. Banjir

Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain :

1. Penggundulan hutan secara tak terencana

2. Pembuangan sampah di sembarang tempat

3. Sulit meresapnya air hujan di tanah perkotaan karena tanah perkotaan


banyak tertutup semen beton dan aspal.

4. Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan banyaknya sungai yang dangkal


dengan sungai yang berkelok-kelok.

3.3 Macam-Macam Lingkungan Hidup

L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas empat


macam, yaitu :
1. Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan
fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
2. Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
3. Lingkungan Sosial , terdiri dari :
a. Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata,
mesin, gedung dan sebagainya
b. Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap
sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua bahan yang
digunakan manusia yang berasal dari sumber organik
c. Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti
sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan,
agama, ideologi, bahasa dan lain-lain
4. Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional,
berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam
pembagian lingkungan hidup, yaitu :
1. Lingkungan fisik (Physical Environment), yaitu segala sesuatu di sekitar kita
yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung dan lainnya
2. Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu segala sesuatu yang ada
di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan
lainnya
3. Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang
berada di sekitar kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan
Dengan adanya proses saling mempengaruhi antara makhluk hidup dalam
suatu lingkup kehidupan (lingkungan hidup) yang tersusun secara teratur tersebut
maka muncul istilah yang dikenal dengan ekosistem (ecosystem). Ekosistem atau
proses interaksi ini disebabkan oleh fungsi yang berbeda dari masing-masing
setiap individu makhluk hidup yang menempati dalam satu ruang/tempat, dimana
setiap individu tersebut berusaha menjaga dan mempertahankan eksistensi dan
fungsinya. Rangkaian proses tersebut kemudian menjalin rantai makanan (life
chain). Selama terdapat keteraturan fungsi dan interaksi, maka proses di dalam
ekosistem akan tetap terkendali sedemikian rupa, sehingga keseimbangan akan
tetap terjaga. Hubungan antar makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya memberikan sebuah pengertian yang mendalam untuk ditelaah
lebih lanjut. Karena suatu makhluk hidup; termasuk manusia, pada jaringan
kehidupannya, memiliki fungsi, peranan dan kedudukan yang saling berkaitan
dengan lingkungannya. Dengan demikian diperlukannya bidang penelaahan yang
dikonsepkan sebagai ekologi. Pengertian ekologi berasal dari dua suku kata
bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah (house, place to live) dan logos
yang berati penelaahan (studi).

3.4 Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan serta perubahan-
perubahan prilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang kita kenal antara lain :
a. Lingkungan keluarga.
b. Lingkungan teman sebaya.
c. Lingungan tetangga.
Pengertian lingkungan sosial meurut para ahli :
a. Lingkungan sosial menurut Stroz meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia
yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan atau life process, yang dapat pula dipandang
sebagai penyiapan lingkungan (to provide enviroment) bagi generrasi yang
lain.
b. Menurut Amsyari lingkungan sosial merupakan manusia-manusia lain yang
ada di sekitarnya seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga orang
lain di sekitarnya yang belum dikenal.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar manusia
yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-manusia
lain yang ada di sekitarnya seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga
orang lain di sekitarnya yang belum di kenal sekalipun.

3.5 Cara Melestarikan dan Mengembangkan Lingkungan Hidup


Pelestrian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar dapat mampu mendukung kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup (UU
Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997)
a. Upaya pelestarian Hutan
Dilakukan melalui tata guna lahan, peraturan TPTI ( Tebang Pilih Tanam
Indonesia), reboisasai, dan sistem tumpang sari, caranya peladang di
perbolehkan menanam tanaman pangan diantara larikan pohon dengan
perjanjian memelihara pohon yang ditanam. Setelah kira-kira 5 tahun, ketika
telah menjadi besar ia harus pindah. Usaha, cara, dan metode pelestarian hutan
agar tidak gundul dan tidak rusak akibat eksploitasi berlebih demi melestarikan
lingkungan :
1. Mencegah ladang berpindah/perladangan berpindah-pindah
2. Waspada-waspadalah dan hati-hati terhadap api
3. Reboisasi lahan gundul dan metode tebang pilih
4. Menempatkan penjaga hutan/polisi kehutanan/jagawana
b. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Yaitu melestarikan varietas asli tanaman, misalnya pelestarian padi asli cianjur
dan rojolele
c. Upaya pelestarian sumber daya udara
Upaya pencegahan dilakukan terhadap pabrik dengan melakukan penyaringan
terhadap pembungan gas. Perlu penanaman pohon-pohon pembatas jalan raya
dan hutan kota sebagai paru-paru kota, juga diadakan uji emisi buangan gas
terhadap kendaraan bermotor.
d. Upaya pelestaria sumber daya air
Pencegahan masalah air dilakukan dengan cara pencegahan pencemaran,
pengamanan pintu-pintu air, penggunaan air tidak boros. Hutan-hutan disekitar
sungai, danau, mata air, dan rawa perlu diamankan. Upaya untuk mengurangi
pencemaran sungai diantaranya melalui program kali bersih (prokasih)
terhadap sungai-sungai yang telah tercemar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPILAN
4.1.1 Pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang dengan segala
benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup
ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada.

4.1.2 Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau
penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini
ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora
dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Penyebab kerusakan lingkungan
dapat disebabkan dari aktivitas alam dan dari ulah manusia.

4.1.3 Dengan adanya proses saling mempengaruhi antara makhluk hidup dalam
suatu lingkup kehidupan (lingkungan hidup) yang tersusun secara teratur
tersebut maka muncul istilah yang dikenal dengan ekosistem (ecosystem).
Ekosistem atau proses interaksi ini disebabkan oleh fungsi yang berbeda
dari masing-masing setiap individu makhluk hidup yang menempati dalam
satu ruang/tempat, dimana setiap individu tersebut berusaha menjaga dan
mempertahankan eksistensi dan fungsinya.
4.1.4 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar
manusia yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta
manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya seperti tetangga-tetangga,
teman-teman, bahkan juga orang lain di sekitarnya yang belum di kenal
sekalipun.
4.1.5 Pelestrian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar dapat mampu mendukung
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan
hidup (UU Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai