NPM: 1102013077
II. DEFINISI
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada
sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding
usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.6
III. EPIDEMIOLOGI
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering
dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus
terbanyak. Mc Iver mencatat 44% dari obstruksi mekanik usus
disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami strangulasi. Di RSCM,
pada tahun 1989, Kartowisastro dan Wiriasoekarta melaporkan 58%
kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan oleh hernia.7
IV. KLASIFIKASI
Letak sumbatan
Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileum terminal)
Sifat sumbatan
Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran
darah
Etiologi
Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar dinding usus
V. ETIOLOGI
Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat
menjepit usus.
Neoplasma.
Intususepsi.
Volvulus.
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi
di setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid.10
Karsinoma.
Volvulus.
Inflamasi.
Tumor jinak.
Impaksi fekal.
VI. PATOGENESIS
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal
berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan
gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan
sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi.
Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan
ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi
translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang
tinggi, air dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah. Dapat
terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami
strangulasi.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi
berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi.
Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu
dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus
halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi
insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga
ileum turut membesar.1
Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam
lumen usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala
penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung.
Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang
banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi
berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering
dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin
distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.1,2,10
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan
dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal
sampai demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada
pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah
distal. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar
sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.10
VIII. DIAGNOSIS
Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat
hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit.
Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus,
hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah.
Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau
kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis
kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan
menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi
flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan
untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang
abnormal. Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan
kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang
kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi
diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada tempatnya misalnya
pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat
gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya
distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini
mudah membesar.
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada
urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan
adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau sedikit
meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis.
Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit.6
Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air
fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada
obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi
usus yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran
massa dapat terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami
distensi menunjukkan gambaran seperti pigura dari dinding abdomen.
XII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang
mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi
biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah
tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan.
Penderita penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.10,13
Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien
dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit
untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai
barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis
abdomen dengan pemantauan dan konservatif.1,10
Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ
vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan
adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
1,2,10
Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
pasien masih dalam keadaan paralitik.10
XIII. PROGNOSIS
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti
umur, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat
muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan
operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas.
Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi
usus halus.
2.2. Epidemiologi
Invaginasi merupakan penyebab obstruksi intestinum dijumpai
pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun, kelainan ini jarang pada anak <
3 bulan dan frekuensi menurun setelah 36 bulan. Insiden bervariasi dari
1-4 per 1.000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding
perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).
2.3. Etiologi
Terbagi dua :
1. Idiophatic
2. Kausal
I. Idiophatic
Menurut kepustakaan 90 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu
tahun tidak dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan
sebagai infatile idiphatic intussusceptions. Pada waktu operasi hanya
ditemukan penebalan dari dinding ileum terminal berupa hyperplasia
jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat infeksi virus.
Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.
II. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya
kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckels
diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue
rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi usus. Gross mendapatkan titik
awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel, polip,duplikasi usus dan
lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.
Eins dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan Specific
leading points berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary
lymphoid hyperplasia dari ileum hemangioma dan perdarahan submukosa
karena hemophilia atau Henochs purpura.
2.4. Klasifikasi
Jenis invaginasi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus
mana yang terlibat, pada ileum dikenal sebagai jenis ileo ileal. Pada kolon
dikenal dengan jenis colo colica dan sekitar ileo caecal disebut ileocaecal,
jenis jenis yang disebutkan di atas dikenal dengan invaginasi tunggal
dimana dindingnya terdiri dari tiga lapisan. Jika dijumpai dindingnya
terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada keadaan yang lebih lanjut
disebut jenis invaginasi ganda, sebagai contoh adalah jenis jenis ileo
ileo colica atau colo colica. Suwandi J. Wijayanto E. di Semarang selama
3 tahun (1981 1983) pada pengamatannya mendapatkan jenis invaginasi
sebagi berikut: Ileo ileal 25%, ileo colica 22,5%, ileo ileo colica
50% dan colo colica 22,5%.
2.5. Patofisiologi
Pada invaginasi dapat berakibat obstruksi strangulasi. Obstruksi
yang terjadi secara mendadak ini, akan menyebabkan bagiian apex
invaginasi menjadi oedem dan kaku, jika hal ini telah terjadi maka tidak
mungkin untuk kembali normal secara spontan. Pada sebagian besar
kasus invaginasi keadaan ini terjadi pada daerah ileo caecal. Universitas
Sumatera Utara Apabila terjadi obstruksi system llimfatik dan vena
mesenterial, akibat penyakit berjalan progresif dimana ileum dan
mesenterium masuk kedalam caecum dan colon, akan dijumpai mukosa
intussusseptum menjadi oedem dan kaku. Mengakibatkan obstruksi yang
pada akhirnya akan dijumpai keadaan strangulasi dan perforasi usus.
2.6. Manifestasi
Secara klasik perjalanan suatu invaginasi memperlihatkan
gambaran sebagai berikut : Anak atau bayi yang semula sehat dan
biasanya dengan keadaan gizi yang baik, tiba tiba menangis
kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak
seperti kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini
berlangsung dalam beberapa menit. Diluar serangan, anak / bayi kelihatan
seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses invaginasi.
Serangan nyeri perut datangnya berulang ulang dengan jarak waktu 15
20 menit, lama serangan 2 3 menit. Pada umumnya selama serangan
nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan makanan yang ada
di lambung, sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya
memerlukan tenaga, maka di luar serangan si penderita terlihat lelah dan
lesu dan tertidur sampai datang serangan kembali. Proses invaginasi pada
mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus secara total, anak masih
dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian feses bercampur darah segar
dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar bercampur lendir
tanpa feses. Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan
tidak tegang, dengan demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat
invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk bujur di dalam perut di
bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah. Universitas
Sumatera Utara Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat
peristaltik, sedangkan pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang
disebut dances sign ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut
proses invaginasi. Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang terjepit
mengakibatkan gangguan venous return sehingga terjadi kongesti, oedem,
hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus, ini memperlihatkan
gejala berak darah dan lendir, tanda ini baru dijumpai sesudah 6 8 jam
serangan sakit yang pertama kali, kadang kadang sesudah 12 jam.
Berak darah lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus ke kasus, ada juga
yang dijumpai hanya pada saat melakukan colok dubur. Sesudah 18 24
jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat partial
berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin
bertambah, sehingga pasien dijumpai dengan tanda tanda obstruksi,
seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas,
muntah warna hijau dan dehidrasi. Oleh karena perut kembung maka
massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya berupa darah dan
lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses,
dengan demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh
darah arteri, pada segmen yang terlibat menyebabkan nekrosis usus,
ganggren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian. Pemeriksaan
colok dubur didapati: Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat
dapat diraba berupa massa seperti portio Bila jari ditarik, keluar darah
bercampur lendir. Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi
gejala gejala invaginasi tidak khas, tanda tanda obstruksi usus berhari
hari baru timbul, pada penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit
Universitas Sumatera Utara berat, defekasi tidak ada darah, invaginasi
dapat mengalami prolaps melewati anus, hal ini mungkin disebabkan
pada pasien malnutrisi tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak
cepat timbul. Suatu keadaan disebut dengan invaginasi atipikal, bila kasus
itu gagal dibuat diagnosa yang tepat oleh seorang ahli bedah, meskipun
keadaan ini kebanyakan terjadi karena ketidaktahuan dokter
dibandingkan dengan gejala tidak lazim pada penderita.
Kriteria Mayor
Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya riwayat muntah hijau,
diikuti dengan distensi abdomen dan bising usus yang abnormal atau
tidak ada sama sekali.
Adanya gambaran dari invaginasi usus, dimana setidaknya tercakup hal-
hal berikut ini: massa abdomen, massa rectum atau prolaps rectum,
terlihat pada gambaran foto abdomen, USG maupun CT Scan.
Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus dengan manifestasi perdarahan
rectum atau gambaran feses red currant jelly pada pemeriksaan Rectal
Toucher.
Kriteria Minor
Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun
Nyeri abdomen
Muntah
Lethargy
Pucat
Syok hipovolemi
Foto abdomen yang menunjukkan abnormalitas tidak spesifik.
Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk
meraba adanya tumor, oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus
berpegang kepada gejala trias invaginasi. Mengingat invaginasi sering
terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun, sedangkan penyakit
disentri umumnya terjadi pada anak anak yang mulai berjalan dan mulai
bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di bawah satu
tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel
sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan
lendir maka pikirkanlah kemungkinan invaginasi.
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah
leukosit ( leukositosis > 10.000/mm3.).
Pemeriksaan Radiologi
- Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak
merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda
obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air
bilah terjadi perforasi.
- Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk
diagnosis dikerjakan bila gejala gejala klinik meragukan, pada barium
enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring appearance.
Diagnosa Banding
Gastro enteritis, bila diikuti dengan invaginasi dapat ditandai jika
dijumpai perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.
Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.
Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta
adanya obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut,
tenesmus dan demam.
Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.
Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang
kali dan pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit
perianal, sedangkan pada invaginasi didapati adanya celah.
2.8. Tatalaksana
Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24
jam dari serangan pertama maka akan memberikan prognosis yang lebih
baik. Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan
anak sejak dahulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai
berhasil dengan baik :
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi
Sebelum dilakukan tindakan reduksi, maka terhadap penderita :
dipuasakan, resusitasi cairan, dekompressi dengan pemasangan pipa
lambung. Bila sudah dijumpai tanda gangguan pasase usus dan hasil
pemeriksaan laboratorium dijumpai peninggian dari jumlah leukosit maka
saat ini antibiotika berspektrum luas dapat diberikan. Narkotik seperti
Demerol dapat diberikan (1mg/ kg BB) untuk menghilangkan rasa sakit.
2.9. Komplikasi
Intususepsi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah dehidrasi dan aspirasi dari
emesis yang terjadi. Iskemia dan nekrosis usus dapat menyebabkan
perforasi dan sepsis. Nekrosis yang signifikan pada usus dapat
menyebabkan komplikasi yang berhubungan dengan short bowel
syndrome. Meskipun diterapi dengan reduksi operatif maupun
radiografik, striktur dapat muncul dalam 4-8 minggu pada usus yang
terlibat.
2.10 Prognosis
Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada bayi dan anak-
anak sekarang jarang di negara maju. Sebaliknya, kematian terkait
dengan intususepsi tetap tinggi di beberapa negara berkembang. Pasien di
negara berkembang cenderung untuk datang ke pusat kesehatan
terlambat, yaitu lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala, dan memiliki
tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan mortalitas lebih tinggi (8).
Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh kali lipat
dalam kebanyakan studi) pada bayi yang ditangani 48 jam setelah
timbulnya gejala daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam
setelah onset pertama(8). Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi
nonoperatif dan operatif masing-masing rata-rata 5% dan 1-4%.