Anda di halaman 1dari 16

Nama: Devinta

NPM: 1102013077

1. Mengetahui dan Menjelaskan Obstruksi Intestinal

II. DEFINISI
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada
sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding
usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.6

Ileus obstruktif = ileus mekanik = ileus dinamik. Suatu penyumbatan


mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali
menutup atau mengganggu jalannya isi usus.2,6

III. EPIDEMIOLOGI
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering
dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus
terbanyak. Mc Iver mencatat 44% dari obstruksi mekanik usus
disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami strangulasi. Di RSCM,
pada tahun 1989, Kartowisastro dan Wiriasoekarta melaporkan 58%
kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan oleh hernia.7

Sutjipto (1990) dalam penelitiannya mengungkapkan indikasi


relaparatomi karena obstruksi usus akibat adhesi sebesar 17,7%.
Walaupun di negara berkembang seperti di Indonesia, adhesi bukanlah
sebagai penyebab utama terjadinya obstruksi usus. Penyebab tersering
obstruksi usus di Indonesia, khususnya di RSUPNCM, adalah hernia,
baik sebagai penyebab obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus
strangulasi (63%).8

Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan


jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma
lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya
sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih
dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi
klinik yang penting. Di negara maju, adhesi intraabdomen merupakan
penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada pasien digestif yang
memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan obstruksi usus akibat
adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-
75%.8

IV. KLASIFIKASI

Klasifikasi obstruksi usus berdasarkan :

Kecepatan timbul (speed of onset)


Akut, kronik, kronik dengan serangan akut

Letak sumbatan
Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileum terminal)

Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal


sampai anus)

Sifat sumbatan
Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran
darah

Strangulated obstruction : sumbatan disertai gangguan aliran


darah sehingga timbul nekrosis, gangren dan perforasi

Etiologi
Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar dinding usus

V. ETIOLOGI

Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh :1,2,10,11

Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat
menjepit usus.

Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit


Crohn.

Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia

Neoplasma.

Intususepsi.
Volvulus.

Benda asing, kumpulan cacing askaris

Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.

Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma.

Obstruksi Usus Besar

Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi
di setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid.10

Penyebabnya adalah :1,2,10,11

Karsinoma.

Volvulus.

Kelainan divertikular (Divertikulum Meckel), Penyakit


Hirschsprung

Inflamasi.

Tumor jinak.

Impaksi fekal.

VI. PATOGENESIS
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal
berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan
gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan
sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi.
Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan
ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi
translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang
tinggi, air dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah. Dapat
terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami
strangulasi.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi
berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi.
Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu
dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus
halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi
insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga
ileum turut membesar.1

Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus


halus karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak
pernah terjadi strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses
sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali.
Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada
obstruksi kolon distal.1

VII. MANIFESTASI KLINIS

Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam
lumen usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala
penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung.
Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang
banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi
berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering
dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin
distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.1,2,10

Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan
dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal
sampai demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada
pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah
distal. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar
sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.10

Obstruksi disertai proses strangulasi


Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai
dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar
bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa
nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak
menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah
terjadinya nekrosis usus.10
Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat
sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus
menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus
dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi
adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi
pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi
bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi
kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus
halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula
Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan
perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang
lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen
dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan
terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan
terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.2,10

VIII. DIAGNOSIS
Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat
hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit.
Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus,
hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah.
Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau
kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis
kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan
menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi
flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan
untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang
abnormal. Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan
kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang
kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi
diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada tempatnya misalnya
pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat
gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya
distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini
mudah membesar.

Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi


(bising usus). Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat
keras dan bernada tinggi, atau tidak terdengar sama sekali.
Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi
hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada
pemeriksaan radiologis, dengan posisi tegak, terlentang dan lateral
dekubitus menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang
mengalami dilatasi dengan air fluid level. Pemberian kontras akan
menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan letaknya. Pada ileus
obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan
rektosigmoidoskopi dan kolon (dengan colok dubur dan barium in loop)
untuk mencari penyebabnya. Periksa pula kemungkinan terjadi hernia.10

IX. DIAGNOSIS BANDING


Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan
dan difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak
terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus
disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari
penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan
pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.10

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada
urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan
adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau sedikit
meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis.
Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit.6

Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus


obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar
mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap
tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara
normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus
halus biasanya tidak tampak.

Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air
fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada
obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi
usus yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran
massa dapat terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami
distensi menunjukkan gambaran seperti pigura dari dinding abdomen.

Kemampuan diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan


pemeriksaan barium kontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan
spesifik untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung
dilakukan biopsi.
XI. KOMPLIKASI
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum
yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran
rongga perut dengan akibat peritonitis umum.1

XII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang
mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi
biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah
tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan.
Penderita penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.10,13

Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien
dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit
untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai
barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis
abdomen dengan pemantauan dan konservatif.1,10

Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ
vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan
adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
1,2,10

Strangulasi

Obstruksi lengkap

Hernia inkarserata

Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan


pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter)

Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
pasien masih dalam keadaan paralitik.10
XIII. PROGNOSIS
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti
umur, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat
muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan
operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas.
Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi
usus halus.

2. Mengetahui dan Menjelaskan Invaginasi


2.1. Definisi
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana
segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat
dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal
(intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien).

2.2. Epidemiologi
Invaginasi merupakan penyebab obstruksi intestinum dijumpai
pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun, kelainan ini jarang pada anak <
3 bulan dan frekuensi menurun setelah 36 bulan. Insiden bervariasi dari
1-4 per 1.000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding
perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).

2.3. Etiologi
Terbagi dua :
1. Idiophatic
2. Kausal

I. Idiophatic
Menurut kepustakaan 90 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu
tahun tidak dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan
sebagai infatile idiphatic intussusceptions. Pada waktu operasi hanya
ditemukan penebalan dari dinding ileum terminal berupa hyperplasia
jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat infeksi virus.
Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.

II. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya
kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckels
diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue
rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi usus. Gross mendapatkan titik
awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel, polip,duplikasi usus dan
lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.
Eins dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan Specific
leading points berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary
lymphoid hyperplasia dari ileum hemangioma dan perdarahan submukosa
karena hemophilia atau Henochs purpura.

Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi pada


anak yang berusia diatas enam tahun. Invaginasi dapat juga terjadi setelah
laparotomi, yang biasanya timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini
terjadi akibat gangguan peristaltik usus, disebabkan manipulasi usus yang
kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia lokal.

A. Faktor faktor yang dihubungkan dengan terjadinya invaginasi


Penyakit ini sering terjadi pada umur 3 12 bulan, di mana pada saat itu
terjadi perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian
makanan ini dicurigai sebagai penyebab terjadi invaginasi. Invaginasi
kadang kadang terjadi setelah / selama enteritis akut, sehingga dicurigai
akibat peningkatan peristaltik usus. Gastroenteritis akut yang dijumpai
pada bayi, ternyata kuman rota virus adalah agen penyebabnya,
pengamatan 30 kasus invaginasi bayi ditemukan virus ini dalam fesesnya
sebanyak 37 %.
Pada beberapa penelitian terakhir ini didapati peninggian insidens
adenovirus dalam feses penderita invaginasi.

2.4. Klasifikasi
Jenis invaginasi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus
mana yang terlibat, pada ileum dikenal sebagai jenis ileo ileal. Pada kolon
dikenal dengan jenis colo colica dan sekitar ileo caecal disebut ileocaecal,
jenis jenis yang disebutkan di atas dikenal dengan invaginasi tunggal
dimana dindingnya terdiri dari tiga lapisan. Jika dijumpai dindingnya
terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada keadaan yang lebih lanjut
disebut jenis invaginasi ganda, sebagai contoh adalah jenis jenis ileo
ileo colica atau colo colica. Suwandi J. Wijayanto E. di Semarang selama
3 tahun (1981 1983) pada pengamatannya mendapatkan jenis invaginasi
sebagi berikut: Ileo ileal 25%, ileo colica 22,5%, ileo ileo colica
50% dan colo colica 22,5%.

2.5. Patofisiologi
Pada invaginasi dapat berakibat obstruksi strangulasi. Obstruksi
yang terjadi secara mendadak ini, akan menyebabkan bagiian apex
invaginasi menjadi oedem dan kaku, jika hal ini telah terjadi maka tidak
mungkin untuk kembali normal secara spontan. Pada sebagian besar
kasus invaginasi keadaan ini terjadi pada daerah ileo caecal. Universitas
Sumatera Utara Apabila terjadi obstruksi system llimfatik dan vena
mesenterial, akibat penyakit berjalan progresif dimana ileum dan
mesenterium masuk kedalam caecum dan colon, akan dijumpai mukosa
intussusseptum menjadi oedem dan kaku. Mengakibatkan obstruksi yang
pada akhirnya akan dijumpai keadaan strangulasi dan perforasi usus.

2.6. Manifestasi
Secara klasik perjalanan suatu invaginasi memperlihatkan
gambaran sebagai berikut : Anak atau bayi yang semula sehat dan
biasanya dengan keadaan gizi yang baik, tiba tiba menangis
kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak
seperti kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini
berlangsung dalam beberapa menit. Diluar serangan, anak / bayi kelihatan
seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses invaginasi.
Serangan nyeri perut datangnya berulang ulang dengan jarak waktu 15
20 menit, lama serangan 2 3 menit. Pada umumnya selama serangan
nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan makanan yang ada
di lambung, sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya
memerlukan tenaga, maka di luar serangan si penderita terlihat lelah dan
lesu dan tertidur sampai datang serangan kembali. Proses invaginasi pada
mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus secara total, anak masih
dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian feses bercampur darah segar
dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar bercampur lendir
tanpa feses. Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan
tidak tegang, dengan demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat
invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk bujur di dalam perut di
bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah. Universitas
Sumatera Utara Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat
peristaltik, sedangkan pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang
disebut dances sign ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut
proses invaginasi. Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang terjepit
mengakibatkan gangguan venous return sehingga terjadi kongesti, oedem,
hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus, ini memperlihatkan
gejala berak darah dan lendir, tanda ini baru dijumpai sesudah 6 8 jam
serangan sakit yang pertama kali, kadang kadang sesudah 12 jam.
Berak darah lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus ke kasus, ada juga
yang dijumpai hanya pada saat melakukan colok dubur. Sesudah 18 24
jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat partial
berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin
bertambah, sehingga pasien dijumpai dengan tanda tanda obstruksi,
seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas,
muntah warna hijau dan dehidrasi. Oleh karena perut kembung maka
massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya berupa darah dan
lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses,
dengan demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh
darah arteri, pada segmen yang terlibat menyebabkan nekrosis usus,
ganggren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian. Pemeriksaan
colok dubur didapati: Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat
dapat diraba berupa massa seperti portio Bila jari ditarik, keluar darah
bercampur lendir. Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi
gejala gejala invaginasi tidak khas, tanda tanda obstruksi usus berhari
hari baru timbul, pada penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit
Universitas Sumatera Utara berat, defekasi tidak ada darah, invaginasi
dapat mengalami prolaps melewati anus, hal ini mungkin disebabkan
pada pasien malnutrisi tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak
cepat timbul. Suatu keadaan disebut dengan invaginasi atipikal, bila kasus
itu gagal dibuat diagnosa yang tepat oleh seorang ahli bedah, meskipun
keadaan ini kebanyakan terjadi karena ketidaktahuan dokter
dibandingkan dengan gejala tidak lazim pada penderita.

2.7. Diagnosis dan Diagnosis banding


Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi. Gejala klinis
yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari :
1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serang
serangan., nyeri menghilang selama 10 20 menit, kemudian timbul lagi
serangan baru.
2. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas,
kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.
3. Buang air besar campur darah dan lendir

The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group mendirikan


sebuah diagnosis klinis menggunakan campuran dari kriteria minor dan
mayor. Strasifikasi ini membantu untuk membuat keputusan berdasarkan
tiga level dari pembuktian untuk membuktikan apakah kasus tersebut
adalah intususepsi(2).

Kriteria Mayor
Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya riwayat muntah hijau,
diikuti dengan distensi abdomen dan bising usus yang abnormal atau
tidak ada sama sekali.
Adanya gambaran dari invaginasi usus, dimana setidaknya tercakup hal-
hal berikut ini: massa abdomen, massa rectum atau prolaps rectum,
terlihat pada gambaran foto abdomen, USG maupun CT Scan.
Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus dengan manifestasi perdarahan
rectum atau gambaran feses red currant jelly pada pemeriksaan Rectal
Toucher.

Kriteria Minor
Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun
Nyeri abdomen
Muntah
Lethargy
Pucat
Syok hipovolemi
Foto abdomen yang menunjukkan abnormalitas tidak spesifik.
Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk
meraba adanya tumor, oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus
berpegang kepada gejala trias invaginasi. Mengingat invaginasi sering
terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun, sedangkan penyakit
disentri umumnya terjadi pada anak anak yang mulai berjalan dan mulai
bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di bawah satu
tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel
sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan
lendir maka pikirkanlah kemungkinan invaginasi.

Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah
leukosit ( leukositosis > 10.000/mm3.).

Pemeriksaan Radiologi
- Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak
merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda
obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air
bilah terjadi perforasi.
- Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk
diagnosis dikerjakan bila gejala gejala klinik meragukan, pada barium
enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring appearance.

Diagnosa Banding
Gastro enteritis, bila diikuti dengan invaginasi dapat ditandai jika
dijumpai perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.
Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.
Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta
adanya obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut,
tenesmus dan demam.
Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.
Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang
kali dan pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit
perianal, sedangkan pada invaginasi didapati adanya celah.

2.8. Tatalaksana
Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24
jam dari serangan pertama maka akan memberikan prognosis yang lebih
baik. Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan
anak sejak dahulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai
berhasil dengan baik :
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi
Sebelum dilakukan tindakan reduksi, maka terhadap penderita :
dipuasakan, resusitasi cairan, dekompressi dengan pemasangan pipa
lambung. Bila sudah dijumpai tanda gangguan pasase usus dan hasil
pemeriksaan laboratorium dijumpai peninggian dari jumlah leukosit maka
saat ini antibiotika berspektrum luas dapat diberikan. Narkotik seperti
Demerol dapat diberikan (1mg/ kg BB) untuk menghilangkan rasa sakit.

Reduksi Dengan Barium Enema


Telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa barium enema
berfungsi dalam diagnostik dan terapi. Barium enema dapat diberikan bila
tidak dijumpai kontra indikasi seperti :
Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada
foto abdomen
Dijumpai tanda tanda peritonitis
Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam
Dijumpai tanda tanda dehidrasi berat.
Usia penderita diatas 2 tahun
Hasil reduksi ini akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak
menangis atau gelisah karena kesakitan oleh karena itu pemberian sedatif
sangat membantu.
Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke rektum dan
difiksasi dengan plester, melalui kateter bubur barium dialirkan dari
kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja penderita dan aliran bubur
barium dideteksi dengan alat floroskopi sampai meniskus intussusepsi
dapat diidentifikasi dan dibuat foto. Meniskus sering dijumpai pada kolon
transversum dan bagian proksimal kolon descendens.
Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi
sedang berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi
2 3 kali dengan jarak waktu 3 5 menit. Reduksi dinyatakan gagal bila
tekanan barium dipertahankan selama 10 15 menit tetapi tidak
dijumpai kemajuan. Antara percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga,
bubur barium dievakuasi terlebih dahulu. Reduksi barium enema
dinyatakan berhasil apabila :
Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai
massa feses dan udara.
Pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan
sebagian usus halus, jadi adanya refluks ke dalam ileum.
Hilangnya massa tumor di abdomen.
Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur
serta norit test positif.
Penderita perlu dirawat inap selama 2 3 hari karena sering
dijumpai kekambuhan selama 36 jam pertama. Keberhasilan tindakan ini
tergantung kepada beberapa hal antara lain, waktu sejak timbulnya gejala
pertama, penyebab invaginasi, jenis invaginasi dan teknis
pelaksanaannya,

Reduksi Dengan Tindakan Operasi


1. Memperbaiki keadaan umum Tindakan ini sangat menentukan
prognosis, janganlah melakukan tindakan operasi sebelum terlebih dahulu
keadaan umum pasien diperbaiki. Universitas Sumatera Utara Pasien baru
boleh dioperasi apabila sudah yakin bahwa perfusi jaringan telah baik, hal
ini di tandai apabila produksi urine sekitar 0,5 1 cc/kg BB/jam. Nadi
kurang dari 120x/menit, pernafasan tidak melebihi 40x/menit, akral yang
tadinya dingin dan lembab telah berubah menjadi hangat dan kering,
turgor kulit mulai membaik dan temperature badan tidak lebih dari 38o C.
Biasanya perfusi jaringan akan baik apabila setengah dari perhitungan
dehidrasi telah masuk, sisanya dapat diberikan sambil operasi berjalan
dan pasca bedah. Yang dilakukan dalam usaha memperbaiki keadaan
umum adalah :
a. Pemberian cairan dan elektrolit untuk rehidrasi (resusitasi).
b. Tindakan dekompresi abdomen dengan pemasangan sonde lambung.
c. Pemberian antibiotika dan sedatif.
Suatu kesalahan besar apabila buru buru melakukan operasi
karena takut usus menjadi nekrosis padahal perfusi jaringan masih buruk.
Harus diingat bahwa obat anestesi dan stress operasi akan memperberat
keadaan umum penderita serta perfusi jaringan yang belum baik akan
menyebabkan bertumpuknya hasil metabolik di jaringan yang seharusnya
dibuang lewat ginjal dan pernafasan, begitu pula perfusi jaringan yang
belum baik akan mengakibatkan oksigenasi jaringan akan buruk pula.
Bila dipaksakan kelainan kelainan itu akan irreversible.

2.9. Komplikasi
Intususepsi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah dehidrasi dan aspirasi dari
emesis yang terjadi. Iskemia dan nekrosis usus dapat menyebabkan
perforasi dan sepsis. Nekrosis yang signifikan pada usus dapat
menyebabkan komplikasi yang berhubungan dengan short bowel
syndrome. Meskipun diterapi dengan reduksi operatif maupun
radiografik, striktur dapat muncul dalam 4-8 minggu pada usus yang
terlibat.

2.10 Prognosis
Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada bayi dan anak-
anak sekarang jarang di negara maju. Sebaliknya, kematian terkait
dengan intususepsi tetap tinggi di beberapa negara berkembang. Pasien di
negara berkembang cenderung untuk datang ke pusat kesehatan
terlambat, yaitu lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala, dan memiliki
tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan mortalitas lebih tinggi (8).

Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh kali lipat
dalam kebanyakan studi) pada bayi yang ditangani 48 jam setelah
timbulnya gejala daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam
setelah onset pertama(8). Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi
nonoperatif dan operatif masing-masing rata-rata 5% dan 1-4%.

Anda mungkin juga menyukai