Anda di halaman 1dari 21

HAND OUT

MATA KULIAH : KESEHATAN REPRODUKSI


SUB TOPIK : 1. Pendidikan Seksual TOPIK
2. Promosi Gizi, Pola Hidup Sehat : Melakukan
3. Pencegahan IMS/PMS upaya preventiv
4. Pencegahan HIV/AIDS dan promotif
WAKTU : 60 Menit dalam
kesehatan reproduksi pada remaja
DOSEN : Tatie Apriani Amd.Keb

OBYEKTIF PERILAKU SISWA


Dari pembelajaran Mata Kuliah ini diharapkan :
1 Mahasiswa mampu menguraikan Pendidikan seksual
pada remaja
2 Mahasiswa mampu menjelaskan promosi gizi, pola
hidup sehat
3 Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan
IMS/PMS
4 Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan
HIV/AIDS

SUMBER PUSTAKA:
1. Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta :
Salemba Medika
2. Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC
3. Devi, Nirmala. 2012. Gizi Saat Sindrom Menstruasi. Jakarta : PT.
Bhuana Ilmu Populer
4. http://birohmah.unila.ac.id/9-cara-mencegah-penyakit-menular-seksual-pms/
5. http://yunusputra11.blogspot.co.id/2012/08/asupan-gizi-untuk-remaja.html

PENDAHULUAN
Pada pertemuan yang lalu kita telah membahas tentang upaya preventiv
dan promotif dalam kesehatan reproduksi pada lansia. Seperti yang sudah
dijadwalkan pada silabus, pertemuan kali ini akan membahas mengenai upaya
preventiv dan promotif dalam kesehatan reproduksi pada remaja yang merupakan
kelanjutan dari materi yang lalu.
Selama 60 menit kedepan akan disampaikan berdasarkan tahapan-tahapan
sebagai berikut: Mahasiswa memiliki pengetahuan pendidikan seksual, promosi
gizi, pola hidup sehat, pencegahan IMS/PMS, pencegahan HIV/AIDS dan pada
tahap akhir akan ada evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
Tujuan kita mempelajari materi ini agar mahasiswa memiliki pengetahuan
mengenai upaya preventiv dan promotif dalam kesehatan reproduksi pada remaja
sehingga dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dalam dunia
kesehatan reproduksi. Maka dari itu materi ini sangat penting untuk dipelajari,
kita nantinya sebagai bidan pendidik diharapkan mampu melakukan upaya
preventiv dan promotif dalam kesehatan reproduksi pada remaja dalam suatu
institusi pendidikan agar derajat kesehatan khususnya kesehatan reproduksi
remaja dan capaian akhir terealisasikan secara baik.

URAIAN MATERI
A. Promotif dan Preventif
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,
dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam
masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public
yang berwawasan. (Depkes RI, 2012)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Preventif
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi
berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.

1. Pendidikan Seksual
Seks berarti jenis kelamin. Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis
kelamin disebut seksualitas. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas, diantaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural.
a. Dimensi Biologis

Berdasarkan prospektif biologis (fisik), seksualitas berkaitan erat dengan


anatomi dan fungsional alat reproduksi atau alat kelamin manusia, serta
dampaknya bagi kehidupan fisik atau biologis manusia. Termasuk
didalamnya menjaga kesehatan dari gangguan seperti penyakit menular
seksual , infeksi saluran reproduksi (ISR) , bagaimana memfungsikan
seksualitas sebagai alat reproduksi alat rekreasi secara optimal, serta
dinamika munculnya dorongan seksual secara biologis.
b. Dimensi Psikologis

Berdasarkan dimensi ini, seksualitas berhubungan erat dengan bagaimana


manusia menjalani fungsi seksual sesuai dengan identitas jenis
kelaminnya, dan bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi,
emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri, serta
bagaimana dampak psikologis dari kberfungsian seksualitas dalam
kehidupan manusia.
c. Dimensi sosial

Melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia,


bagaimana seseorag beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan tuntutan
peran dari lingkungan sosial serta bagaimana sosialisasi peran dan fungsi
seksualitas dalam kehidupan manusia.
d. Dimensi kultur dan moral

Dimensi ini menunjukkan bagaimana nali-nilai budaya dan moral


meempunyai penilaian terhadp seksualitasn yang berbeda dengan negara
barat. Menurut Blanch dan Collier, seksualitas meliputi lima area:
a) Sensualitas

Adalah kenikmatan yang merupakan bentuk interaksi antara pikiran


dan tubuh. Umumnya sensualitas melibatkan pancaindera (aroma, rasa,
penglihatan, pendengaran, sentuhan) dan otak ( organ yang paling kuat
terkait dalam seks dalam fungsi fantasi, antisipasi, memori atau
pengalaman)
b) Intimacy

Ikatan emosional atau kedekatan dalam relasi interpersonal . biasanya


mengandung unsur-unsur kepercayaan, keterbukaan diri, kelekatan
dengan orang lain, kehangatan, kedekatan fisik, dan saling
menghargai.
c) Identitas

Peran jenis kelamin yang mengandung pesa-pesan gender perempuan


dan laki-laki dan mitos-mitos (feminimitas dan maskulinitas) serta
orientasi seksual. Hal ini juga menyangkut bagaimana seseorang
menghayati peran jenis kelamin sesuai dengan peran jenis
kelaminnya.
d) Linhgkaran kehidupan (lifecycle)
Aspek biologis dari seksualitas yang terkait dengan anatomi dan
fisiologis organ seksual.
e) Eksploitasi

Unsur kontrol dan manipulasi terhadap seksualitas, seperti kekerasan


seksual, pornografi, pemerkosan , dan pelecehan seksual.

Masa remaja adalah jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan


anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun yang berakhir di usia 18
tahun memang sebuah dunia yang lengang dan rentan dalam artian fisik, psikis,
soisal dan gizi. Pertumbuhan yang disertai dengan perubahan fisik memicu
berbagai kebingungan. Kehadiran tanda eksual sekunder yang terkadang
mendadak, dirasakan bagai amukan puting beliung. Seorang bocah perempuan
murid kelas 5 atau 6 SD, terkejut ketika suatu hari sepulang sekolah mendapatkan
celana dalamnya berubah corak menjadi bendera jepang. Bocah lelaki pada
suatu pagi tidak berani keluar kamar karena khawatir ditertawakan lantaran tidak
dapat menahan ngompol. Tanpa penjelasan dan kejelasan tentang misteri itu.

Sebagian remaja sudah mengalami pematangan organ reproduksi dan bisa


berfungsi atau berproduksi, namun secara sosial, mental dan emosi mereka belum
dewasa.

Ciri seorang remaja perempuan sudah mengalami pubertas adalah sebagai


berikut:

1. Menstruasi

2. Payudara mulai menonjol

3. Pinggul, paha, pantat mulai membesar

4. Rambut tumbuh di area ketiak dan pubis

5. Muka cenderung tumbuh jerawat


6. Kulit lebih halus karena distribusi lemak

Ciri remaja laki-laki sudah mengalami pubertas adalah sebagai berikut:

1. Mimpi basah

2. Penis, testis, dan skrotum mulai tumbuh dan membesar

3. Rambut tumbuh di ketiak, pubis, wajah (atas bibir dan sekitar dagu)

4. Suara memberat (tumbuh jakun)

5. Betis memanjang

Mereka akan mengalami banyak masalah pendidikan dan pengasuhan


seksualitas dan reproduksi mereka terabaikan. Banyak diantara mereka sudah
seksual aktif bahkan berganti-ganti pasangan seks. Akibatnya banyak terjadi
Infeksi Menular Seksual, kehamilan dini, kehamilan yang tidak diinginkan dan
usaha aborsi tidak aman diantara mereka. Informasi yang tepat tentang masalah
seksual dan reproduksi bagi remaja sangat kurang dan akses pelayanan yang
bersifat youth friendly juga tidak memadai bahkan tidak ada. Maka dari itu
pendidikan seksual sangat penting bagi remaja.
Komunikasi yang efktif pada remaja harus memperhatikan hal-hal yang
menyangkut dengan remaja. Bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Jadi dalam komunikasi
dengan remaja lebih memperhatikan:
a. Kenyamanan remaja dalam menerima informasi

b. Memperhatikan cara pandang remaja dalam menyikapi pesan yang


disampaikan

c. Memfokuskan pada persoalan yang akan disampaikan

d. Menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti dan nyaman


untuk di dengar
e. Menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan pada
remaja

f. Bisa menguasai dan mengendalikan emosi pada remaja saat


penyampaian pesan

g. Menjalin keakraban dengan remaja

Contohnya: ketika anak berusia 3 tahun membuka seluruh bajunya di


depan orang-orang, maka orang tua dapat menyampaikan pemahaman seksualitas
tentang bagian tubuh pribadi di area pribadi dan area publik. kamu boleh
telanjang ketika mandi, tapi tidak boleh jika di hadapan sepupumu seperti ini.
Dari hal ini anak belajar mengenai nilai dan norma perilaku seks yang tepat sesuai
dengan tahapan perkembangannya. Dengan memahami perilaku seksual yang
tepat anak dapat mengembangkan perilaku seks yang sehat.
Berikut adalah penjelasan mengenai perkembangan seksualitas anak yang
dapat dijadikan panduan orang tua untuk memberikan pengarahan
perkembangannya.

Tabel 1. Tahapan perkembangan seksualitas anak

No. Usia Perkembangan Pendampingan orang tua


1 8-12 Anak mulai merasakan Mulai memberikan informasi
perubahan fisik menjelang mengenai perubahan fisik, psikis dan
pubertas. Perasaan ini bisa sosial mengenai pubertas.
berdampak positif atau negatif. Ajari anak mengelola emosinya
Perasaan negatif misalnya dan aspek harapan sosial ketika
muncul dalam bentuk rasa mengalami pubertas.
bersalah, bingung dan malu.
Peran peer grup (teman Berikan informasi dasar mengenai
sebaya) meningkatkan pengaruh perilaku seksual dan problem seksual
sesuai dengan kemampuan
terhadap imej diri anak. Anak pemahamannya.
juga cenderung lebih suka
berteman dengan teman sesama Ajari tentang kewajiban dan hak
jenis. dalam persabahatan atau relasi.

Anak-anak mulai Ajari untuk membedakan relasi


memisahkan diri dari orangtua. yang sehat dan tidak sehat

2 >12 Produksi hormon seks Ajari bahwa pelecehan seksual


menyebabkan muncul perubahan bisa terjadi dengan sentuhan dan
fisik dan emosi anak, termasuk tanpa sentuhan
ciri-ciri seksual sekunder, seperti Ajari bagaimana mengetahui dan
rambut kemaluan dan payudara menghindari situasi beresiko
yang mulai membesar.
Ketertarikan yang lebih besar Ajaribatasan/aturan
terhadap seksualitas, seperti pacaran/kencan
anak-anak praremaja yang mulai
mengalami fantasi seksual Ajari keamanan dan keselamatan
sebagai sebuah cara menyiapkan dalam menggunakan dan berinteraksi
diri memahami peran seksual di media
mereka.

Mulai mengakses media


(games, video, tv, internet,
music, dll.)

Mulai membutuhkan privasi


(tidak lagi berpakaian di depan
orang)

Mulai menunjukkan
ketertarikan seksual dengan anak
seusianya

(Margaretha, 2016)

a. Peran Orangtua

Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita

Membekali anak dengan dasar moral dan agama

Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua-anak

Menjalin kerjasama yang baik dengan guru

Hindarkan anak dari NAPZA

b. Peran Sebagai Pendidik

Orang tua hendaknya menyadari banyak tentang perubahan fisik maupun


psikis yang akan dialami remaja. Untuk itu orang tua wajib memberikan
bimbingan dan arahan kepada anak. Nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua
kepada anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng mereka untuk
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Agar kelak remaja dapat
membentuk rencana hidup mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab, orang tua
perlu menanamkan arti penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang
mereka dapatkan di sekolah, di luar sekolah, serta di dalam keluarga.

c. Peran Sebagai Pendorong


Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, remaja sering membutuhkan
dorongan dari orang tua. Terutama saat mengalami kegagalan yang mampu
menyurutkan semangat mereka. Pada saat itu, orang tua perlu menanamkan
keberanian dan rasa percaya diri remaja dalam menghadapi masalah, serta tidak
gampang menyerah dari kesulitan.

d. Peran Sebagai Panutan

Remaja memerlukan model panutan di lingkungannya. Orang tua


perlumemberikan contoh dan teladan, baik dalam menjalankan nilai-nilai agama
maupun norma yang berlaku di masyarakat. Peran orang tua yang baik akan
mempengaruhi kepribadian remaja.

e. Peran Sebagai Pengawas

Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk melihat dan mengawasi sikap dan
perilaku remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang membawanya ke
dalam kenakalan remaja dan tindakan yang merugikan diri sendiri. Namun
demikian hendaknya dilakukan dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh
curiga, justru akan menciptakan jarak antara anak dan orang tua, serta kehilangan
kesempatan untuk melakukan dialog terbuka dengan anak dan remaja.

f. Peran Sebagai Teman

Menghadapi remaja yang telah memasuki masa akil balig, orang tua perlu
lebih sabar dan mau mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu menciptakan
dialog yang hangat dan akrab, jauh dari ketegangan atau ucapan yang disertai
cercaan. Hanya bila remaja merasa aman dan terlindung, orang tua dapat menjadi
sumber informasi, serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat
tentang kesulitan atau masalah mereka.

Bidan sebagai konselor dalam masalah tersebut perlu melakukan


pelayanan konseling, baik pada keluarga dalam arti orang tua maupun remaja
yang bermasalah. (Endang Purwoastuti dan Elisaeth Siwi Walyani, 2015)
2. Gizi dan perilaku hidup sehat

Gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi, karena zat gizi
mempengaruhi seluruh proses yang terdapat dalam tubuh terutama saat terjadinya
menstruasi, seperti aliran darah, hormon, daya tahan tubuh, dan emosi.
Di negara yang sedang berkembang, sekitar 27% remaja putra dan 26%
putri menderita anemia; sementara di negara maju angka tersebut hanya berapa
pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44% wanita di negara
erkembang (10 negara di asia tenggara, termasuk Indonesia) mengalami anemia
kekurangan besi, sementara ibu hamil lebih besar lagi, yaitu 55%.
Di Amerika Serikat, sebagian remaja tidak memperoleh kalsium sebanyak
yang dianjurkan oleh RDA 18%. Remaja tidak setiap hari makan buah dan sayur,
sementara kudapan asin dan manis (70%) dimakan beberapa kali seperti (sepertiga
dari mereka) setiap hari.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi
makanan olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan TV secara berlebihan.
Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan zat gizi para remaja.
Mereka bukan hanya melewatkan waktu makan (terutama sarapan) dengan alasan
siuk, tetapi juga terlihat sangat enang mengunyah junk food. Disamping itu,
kekhawatiran menjadi gemuk telah memaksa mereka untuk mengurangi jumlah
pangan yang seharusnya di santap.
Kebiasaan makan yang diperoleh selama remaja akan berdampak pada
kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan usia lanjut.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan. Contoh, kalsium
sangat penting dalam pembentukan tulang pada usia remaja. Kekurangan kalsium
selagi muda merupakan penyeab osteoporosis di usia lanjut, dan keadaan ini tidak
dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika (tanda)
penyakit ini tampak. Berikut anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan
yang baik pada remaja:
1. Mendorong para remaja untuk menikmati makanan, mencoa makanan
baru, menkonsumsi beberapa makanan di pagi hari, makan bersama
keluarga, menyeleksi makanan jajanan yang bergizi, dan sesekali (jika
keuangan memungkinkan) mengundang teman untu makan malam
bersama.

2. Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam sehari membuat


waktu makan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbagi pengalaman
diantara anggota keluarg.

3. Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan (bersama)


tidak berbenturan dengan kegiatan (yang menurut mereka sangat penting)
mereka.

4. Memerikan penekanan, tentang manfaat makanan yang baik, seperti


pemeningkatkan ketahanan fisik

5. Menyiapkan hanya kudapan bergizi di lemari es.

6. Melatih tanggung jawab remaja dalam hal perencanaan makanan,


pembelanjaan, pemasakan, dan penanaman.

Semua zat gizi, yaitu karohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, bahkan
serat, berperan penting dalam pengaturan fisiologis seorang wanita menjelang
menstruasi dan saat menstruasi.
Wanita yang mengalami pre menstrual syndrom biasanya banyak
mengkonsumsi gula, karbohidrat, garam, asam lemak jenuh, asam lemak trans dan
sedikit mengkonsumsi vitamin B, zat besi, seng, mangan, sayur, dan buah-buahan.
Pada saat menjelang haid, banyak zat gizi yang dapat meringankan
keluhan seperti rasa nyeri, pembengkakan, pengaturan aliran darah, perbaikan
sistem saraf dan otot, memperbaiki suasana hati, dan emosi. Zat gizi tersebut
berasal dari golongan protein atau asam amino, lemak atau asam lemak, vitamin
dan mineral.
Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Setyarini Indah Lestari,
bahwa sebagian besar (70,5%) PMS dialami oleh wanita yang menyukai status
gizi yang kurang. Pada tabel berikut dapat dilihat zat gizi yang dapat membantu
meringankan pre menstrual syndrom.

Gizi Yang Dapat Membantu Meringankan PMS


ZAT GIZI FUNGSI
PROTEIN ASAM Sebagai obat stimulan dan penenang yang efektif untuk
AMINO meningkatkan kinerja mental dan fisik di bawah tekanan,
TIROSIN tanpa efek samping sehingga tetap fokus saat stress.
Terkandung dalam Hati ayam, keju, alpukat, ikan dan daging.
ASAM Prekursor pembentukan serotonin. Serotonin dalam tubuh
AMINO kemudian diuah menjadi hormon melatonin. Hormon ini
TRIPTOFAN diproduksi secara alami dalam tubuh apabila matahari sudah
mulai tenggelam mendekati senja. Hormon melatonin
memiliki efek regulasi terhadap relaksasi tuuh dan rasa
kantuk. Produksinya merupakan alarm alami tubuh yang
meningkatkan tubuh untuk beristirahat.
Terkandung dalam protein susu, daging, ikan, telur, dan biji
bunga matahari
LEMAK GLA Meredakan sindrom meredakan sindrom menstruasi
(Gamma Menurunkan kadar gula darah
Meredakan gejala PMS , engkak payudara, kemung, perasaan
Linolenic
depresi serta mudah marah.
Acid)
Terkandung dalam minyak evening primrose, minyak biji
blackcurrant, minyak borage dan minyak biji rami
VITAMIN A Kesehatan kulit, karena pada saat menstruasi wanita kadang
berjerawat.
Sistem saraf dan tulang
Terkandung dalam hati, telur, susu, keju, margarin dan
minyak ikan, sayuran hijau, daun singkong,daun pepaya,
daun kemangi, bayam dll
E Melindungi jaringan kulit dan payudara
Melindungi vitamin A dalam tubuh
Terkandung dalam sayuran dan minyak biji-bijian, kuning
telur, hati, dan produk susu seperti mentega, minyak kelapa
sawit, minyak kedelai, minyak jagung, margarin
B1 Metabolisme karohidrat dan glukosa
Meningkatkan suasana hati
Meringankan rasa kesemutan
Untuk kesehatan kulit dan ramut
Sintesa asetilkolin yang ada hubungannya dengan saraf
Memantu jantung dalam memompa darah
Vitamin anti stress
Terkandung dalam telur, daging sapi, ayam, hati, susu dan
keju, apel, jeruk, tomat, pisang, kentang, asparagus, brokoli
dll
B6 Meningkatkan resistansi terhdap penyakit
Produksi sel darah merah
Menjaga kadar glukosa darah
Menjaga kesehatan kulit, saraf dan jaringan tubuh
Berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir
Pementukan neurotransmitter yang akan memengaruhi sistem
endokrin otak menjadi lebih baik
Terkandung dalam daging ayam, ikan, hati, kuning telur dan
sedikit dalam susu, kentang, alpukat, kacang tanah dan pisang
C Membangun sistem kekealan tubuh
Meningkatkan penyerapan zat besi yang berguna dalam
pembentukan sel darah merah.
Sintesa neurotransmitter yang erguna dalam membawa
impuls saraf
Aktivasi hormon
Terkandung dalam hati, jambu biji, pepaya, jeruk, stoeri,
pisang, kiwi, gandaria, daun katuk, daun kelor, tangkil, daun
singkong, daun talas, brokoli dll
MINERA MAGNESIU Memantu relaksasi otot
L M Memantu transmisi sinyal saraf
Mengurangi migren
Pengaturan 300 reaksi biokimia tubuh
Terkandung dalam sayuran hijau, gandum, oatmeal, yoguhrt
dan alpukat
SENG Kesehatan kulit
Meningkatkan ketealan tuuh
Menjaga kadar gula darah
Mengandung aktifitas 200 enzim
Terkandung dalam daging sapi ayam, telur, tiram, kepiting,
produk susu, padi-padian, jamur dan bayam
KALSIUM Mengaktifkan saraf
Kontraksi otot
Mengurangi keluhan saat haid
Melancarkan peredaran darah
Mengatasi keram dan sakit pinggang
Menjaga keseimbangan cairan tubuh
Terkandung dalam susu, daging sapi, ikan, sarden, teri, rebon,
belut, ayam, telur, kangkung, bayam, brokoli, daun pepaya,
daun singkong, daun katuk, kenari, pepaya, pepaya muda,
salak, nangka muda, apel, pear, anggur, kismis dan kurma
KALIUM Membantu sitem saraf
Membantu kontraksi otot
Membantu fungsi otak
Dapat memawa natrium keluar tubuh sehingga kadar garam
dalam tubuh berkurang
Terkandung dalam bayam, jamur, brokoli, tomat, jagung, kol,
asparagus,kentang, pisang, alpukat, belimbing, daging serta
susu.
KROMIUM Menjaga kadar darah dalam tubuh
Terkandung dalam padi-padian, ikan laut, kuning telur, gula
merah, sirup, jamur.
(Devi Nirmala, 2012)
T A B E L I M T
REMAJA
N o U s i a Sangat kurus K u r u s N o r m a l G e m u k Sangat gemuk
(tahun) (kurang (lebih dari)
dari)
1 1 0 1 2 , 4 12,4 13,4 13,4 18, 9 19,0 22,6 2 2 , 6
2 1 1 1 2 , 7 12,7 13,9 14,0 19, 8 19,9 23,7 2 3 , 7
3 1 2 1 3 , 2 13,2 14,3 14,4 20, 7 20,8 25,0 2 5 , 0
4 1 3 1 3 , 6 13,6 14,9 15,0 21, 7 21,8 26,2 2 6 , 2
5 1 4 1 4 , 0 14,0 15,3 15,4 22, 6 22,7 27,3 2 7 , 3
6 1 5 1 4 , 4 14,4 15,8 15,9 23, 4 23,5 28,2 2 8 , 2
7 1 6 1 4 , 6 14,6 16,1 16,2 24, 0 24,1 28,9 2 8 , 9
8 1 7 1 4 , 7 14,7 16,3 16,4 24, 7 24,5 29,3 2 9 , 3
9 1 8 1 4 , 7 14,7 16,3 16,4 24, 7 24,8 29,5 2 9 , 5
10 1 9 1 4 , 7 14,7 16,4 16,5 24, 9 25,0 29,7 2 9 , 7

T A B E L I M T
REMAJA LAKI-LAKI USIA 10 19 TAHUN
N o U s i a Sangat kurus K u r u s N o r m a l G e m u k Sangat gemuk
(tahun) (kurang (lebih dari)
dari)
1 1 0 1 2 , 8 12,8 13,7 13,8 18, 4 18 ,5 21,4 2 1 , 4
2 1 1 1 3 , 1 13,1 14,1 14,2 19, 1 19,2 22,4 2 2 , 4
3 1 2 1 3 , 4 13,4 14,4 14,5 19, 9 20,0 23,6 2 3 , 6
4 1 3 1 3 , 8 13,8 14,9 15,0 20, 8 20,9 24,8 2 4 , 8
5 1 4 1 4 , 3 14,3 15,5 15,6 21, 8 21,9 25,9 2 5 , 9
6 1 5 1 4 , 7 14,7 16,0 16,1 22, 7 22,8 27,0 2 7 , 0
7 1 6 1 5 , 1 15,1 16,5 16,6 23, 5 23,6 27,9 2 7 , 9
8 1 7 1 5 , 4 15,4 16,9 17,0 24, 3 24,4 28,6 2 8 , 6
9 1 8 1 5 , 7 15,7 17,3 17,4 24, 9 25,0 29,2 2 9 , 2
10 1 9 1 5 , 9 15,9 17,5 17,6 25, 4 25,5 29,7 2 9 , 7

3. Pencegahan Penyakit Menular Seksual/Infeksi Menular Seksual


(PMS/IMS)
Penyakit Menular Seksual atau Infeksi Menular Seksual (PMS/IMS)
merupakan penyakit yang menular melalui hubungan seksual (hubungan
kelamin). Penyakit menular ini akan lebih beresiko bila melakukan huungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal.
Pada laki-laki, gejala PMS lebih mudah dikenali atau disarasakan.
Sementara pada wanita sebagian besar tanpa gejala sehingga cenderung tidak
mencari pengobatan. Sayangnya, tanpa gejala terseut justru dapat menjadi sumber
penularan PMS/IMS.

Untuk mencegah dan mengobati penyakit menular seksual dapat ditempuh


dengan beberapa alternatif cara sebagai berikut:

a. Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat dan tempat prostitusi

Untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit menular


seksual dapat ditempuh dengan tidak mengunjungi tempat maksiat dan
tempat prostitusi. Tempat prostitusi umumnya berisi orang-orang yang
memiliki kebiasaan/prilaku menyimpang seksual, ajang perzinahan, dan
tempat merebaknya berbagai penyakit menular seksual. Sebab, orang-
orang yang berkunjung ke lokasi prostitusi banyak dari kalangan profesi
tertentu, dari banyak aneka ragam budaya dan asal negara, asal daerah dan
bahkan orang-orang asing dan tidak pernah dikenal sebelumnya. Dalam
ajaran islam, mengunjungi tempat maksiat dan prostitusi tidak dibenarkan
dan berujung pada dosa.

b. Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran,


perzinahan)

Kalangan remaja saat ini sudah banyak yang terbiasa dengan


pergaulan keliru. Termasuk pacaran merupakan salah satu penyimpangan
prilaku/pergaulan keliru yang tak terkontrol di era globalisasi. Pacaran
dianggap para remaja adalah sebuah trend dan budaya modern, padahal
TIDAK !. Hingga terkadang orang tua yang seharusnya mampu
mencontohkan akhlak baik, justru mereka (orang tua) bangga jika
putera/putrinya berpacaran, bahkan ada orang tua yang membiarkan
anaknya berpacaran. Pacaran merupakan pintu gerbang untuk terjadi
perzinahan dan kehamilan di luar nikah. Selain itu, berpacaran dapat
memicu terjadinya perkosaan, penyakit menular seksual, bahkan kematian
akibat cekcok antara dua si joli.

c. Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang (termasuk praktek


LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) serta perzinahan

Penyakit menular seksual umumnya banyak diderita oleh mereka


yang memiliki kebiasaan dan prilaku menyimpang seksual. Umumnya
PMS merenggut orang-orang yang melakukan praktek LGBT (Lesbian,
Gay, Biseksual, dan Transgender). Kaum homoseksual (Gay) merupakan
risiko terberat pengidap AIDS. Oleh sebab itu, melakukan hubungan
seksual sebaiknya dilakukan melalui jalur resmi pernikahan. Dengan jalur
pernikahan normal (Laki dan wanita) akan mencegah terjadinya
penyimpangan prilaku seksual serta penyakit seksual yang tidak
diinginkan.

d. Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)

Hubungan seksual melalui jalur pernikahan resmi memiliki banyak


dampak positif. Lain halnya dengan si orgy, mereka melakukan
penyimpangan seksual, penyimpangan kodrat. Biasanya pasangan orgy
merupakan pasangan sesama jenis (bisa homoseksual/gay, lesbian,
transgender, biseksual). Pasangan orgy biasanya melakukan hubungan
seksual lebih dari dua orang, bahkan dilakukan secara bersama-sama dan
berganti-ganti pasangan seksual. Jika dilakukan dengan tiga orang
pasangan sejenis dinamakan threesome, dan seterusnya. Dampak dari
prilaku berganti-ganti pasangan jelas negatif. Prilaku ini selain merusak
moral dan akhlak seseorang, penyimpangan nodrat Tuhan, juga berbahaya
bagi kesehatan reproduksi, efek terberatnya menimbulkan banyak penyakit
menular seksual seperti gonorhoe, sifilis, herpes genitalis, bahkan dapat
menyebabkan HIV-AIDS dan kematian. Maka lingkungan bergaul yang
baik penting dicari untuk memperbaiki akhlak dan keluwesan dalam
bertingkah laku kepada orang lain.

e. Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS

Penderita PMS rentan menularkan berbagai penyakit kelamin.


Penularan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui cairan
reproduktif (cairan sperma/semen dan cairan vagina yang terinfeksi virus,
bakteri, jamur dan mikroba patogen menyebabkan penyakit AIDS, kanker
serviks, keputihan, gonorhoe/kencing nanah, penyakit raja singa/sifilis,dan
sebagainya), sentuhan antar kulit (biasanya menyebabkan penyakit herpes
genitalis yang ditandai dengan benjolan di bagian kulit sekitar alat kelamin
yang jika pecah akan mengeluarkan cairan dan terasa nyeri), air liur (pada
kasus oral sex dan anal sex; dapat menyebabkan bakteri masuk dan
menginfeksi ke dalam mulut dan anus, sehingga berbahaya bagi
kesehatan), dan masih banyak lagi.

f. Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif

Lingkungan yang baik dan kondusif merupakan tempat


rekomendasi untuk tumbuh kembang anak dan remaja. Lingkungan ini
akan mengajar, mendampingi, serta membentuk karakter anak menjadi
pribadi yang berintegritas, religius, berwawasan luas, cerdas, bersahabat,
dan menjadi pribadi sholeh/sholehah guna meningkatkan keimanan serta
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan wawasan yang luas, seorang
anak akan memperoleh pendidikan seksual/pendidikan kesehatan
reproduksi melalui bimbingan konseling, sehingga anak/remaja akan
terbentengi dengan pengetahuan seksual yang komprehensif (mampu
mengetahui seputar kehidupan seksual yang sehat, tidak melakukan
pacaran, mengetahui berbagai risiko penyakit menular seksual dan
bagaimana mencegahnya).

g. Mencari aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,


kegiatan organisasi kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah

Aktivitas positif penting diberikan kepada anak-anak dan remaja


selama hidupnya. Aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar
kelompok,kegiatan organisasi kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah,
isi teka-teki silang, pembelajaran kontekstual melalui lingkungan alam,
berlibur, belajar kelompok dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut
akan meminimalisir seorang remaja/anak untuk melakukan penyimpangan
prilaku, termasuk penyimpangan prilaku seksual yang keliru.

Nah, jika anda sebagai orang tua, mari biasakan anak-anak/anak


remaja anda dengan melakukan banyak aktivitas positif untuk menunjang
cita-cita dan kehidupan masa depan yang baik. Mari hidup sehat tanpa
prilaku menyimpang seksual (free sex)

4. Pencegahan Hiv/Aids
Penyakit ini ditemukan pertama kali tahun 1981, dan perkembangannya
sangat cepat. Di Indonesia sudah menjalar. Cara penularannya terutama melalui
hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik atau transfusi.
Perjalanan penyakit ini dimulai dengan Human T-Cell lymphotropic virus yang
menyerang sistem pertahanan tubuh secara perlahan, sehingga penderita seperti
pada keadaan carier (pembawa) yang mengandung virus, tampak sehat tetapi tetap
menjadi sumber infeksi terhdapa orang lain. HIV dalam tubuh manusia hanya
berada di sel darah putih tertentu yaitu sel T4 yang terdapat pada cairan tubuh.
HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah kecil pada:
a. Air mata

b. Air liur

c. Cairan otak

d. Keringat

e. Air susu ibu

Penularan HIV dapat memlalui cairan-cairan terseut. HIV tidak menular


melalui:
a. Udara: bersn dan batuk

b. Bersentuhan dengan pengidap HIV, misal: bersalaman, berciuman pipi,


berpelukan

c. Gigitan nyamuk dan serangga

Menurunnya daya tubuh yang diketaui melalui pemeriksaan labolatorium


berupa anemia dan tampak pucat. Menurunnya sel darah yang mempertahankan
tubuh dari infeksi bakeri (lymfositopenia leukositopenia), menurunnya sel darah
yang menghalangi perdarahan (tromositopenia), meningkatnya imun kompleks
dalam darah, mudah terjangkit infeksi akteri, jamur, parasit sehingga
menunjukkan gamaran penyakit yang kompleks. Jalannya penyakit AIDS dapat
berlangsung cepat bergantung pada kemampuan tubuh untuk menahan
pertumbuhan dan perkembangan virus yang telah masuk. Perjalanannya tidak
dapat dihentikan atau di cegah, karena sampai saat ini pengobatannya belum di
temukan. Melalui gambaran tersebut untuk dapat mencegah meluasnya penyearan
penyakit AIDS dianjurkan untuk menghi
Fakta yang terbaru menyebutkan bahwa 15% remaja sudah melakukan
hubungan seks diluar nikah, jumlah penderita HIV/AIDS pada akhir tahun 200
sebanyak 46,19% adalah remaja (usia 15-20 tahun) dimana 43,5% terinfeksi
melalui hubungan seks yang tidak aman dan 50% tertular lewat jarum suntik.
Jalur penularan bisa di cegah dengan cara; tidak berhubungan sekual
(abstinence), saling setia dengan satu pasangan (be faithful), tidak menggunakan
oat-obatan terlarang (drug).

Anda mungkin juga menyukai