BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL NGAWEN
Pasal 111.1
UMUM
(2) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan
Kios, Rumah Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran lengkap sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar Teknis dan RAB yang tertuang dalam
Dokumen Kontrak, yaitu antara lain :
A Pekerjaan Persiapan
B Pekerjaan Los Induk
C Pekerjaan Tambahan Kios Depan
D Pekerjaan Kios Sayap Kiri / Barat
E Pekerjaan Kios Belakang
F Pekerjaan Selokan & Bak Kontrol
III.1.2 Pemeriksaan
(1) Setiap saat Direksi Teknis berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia
Barang dan Jasa. Walaupun demikian Direksi Teknis tidak wajib untuk melakukan
pemeriksaan terus menerus. Apabila terjadi kesalahan selama dalarn proses
pelaksanaan pekerjaan maka tidak membebaskan Penyedia Barang dan Jasa dari
tanggung jawabnya.
(2) Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar - gambar rencana,
peraturan - peraturan yang berlaku dan kaidah - kaidah teknis harus diperbaiki atau
diganti atas biaya dari Penyedia Barang dan Jasa.
III.1.7 Koordinasi
Apabila ada unsur pekerjaan yang dilaksanakan oleh beberapa sub Penyedia Barang
dan Jasa maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diadakan koordinasi
seluruh pekerjaan sehingga tidak terjadi kesalahan - kesalahan akibat kurang
koordinasi antara sub Penyedia Barang dan Jasa.
Pasal 111.2
PEKERJAAN PERSIAPAN
SATUAN
No. URAIAN
PENGUKURAN
1 Pek. Bongkaran & Pembersihan Lokasi unit
2 Pek. Uitzet & bouwplank unit
3 Pek. Papan nama kegiatan unit
4 Pek. Pagar Pengaman Sementara m
5 Pek. Papan Nama Kementrian unit
6 Pek. Direksi keet unit
5
Pasal III.3
PEKERJAAN TANAH
SATUAN
No. URAIAN
PENGUKURAN
1. Galian Tanah Meter Kubik ( m3 )
2. Urugan Tanah Kembali Meter Kubik ( m3 )
3. Urugan Peninggian Bahan Tersedia Meter Kubik ( m3 )
4. Urugan Pasir Bawah Pondasi & Lantai 2 Meter Kubik ( m3 )
7
Pasal III.4
PEKERJAAN BETON
e. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Penyedia Barang dan Jasa harus membuat
shop drawing pembesian, detail - detail yang berhubungan dengan gambar
yang lain dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f. Sebelum tiap tahap pekerjaan beton dimulai, Penyedia barang dan jasa
berkewajiban untuk mengajukan ijin bekerja yang harus disetui oleh direksi
Pekerjaan.
g. Semua material yang dipakai harus merupakan material baru dengan kualitas
baik dan yang telah ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari
lokasi Kegiatan atas biaya Penyedia Barang dan Jasa selambat - lambatnya
dalarn waktu 2 x 24 jam.
h. Penyedia Barang dan Jasa berkewajiban untuk menyediakan tenaga ahli yang
terampil dan cukup serta alat - alat yang baik dan cukup untuk memenuhi
jadwal pelaksanaan yang sudah disetujui.
i. Bila tidak dinyatakan secara khusus, maka hal - hal mengenai cara - cara
pelaksanaan dan detail - detail konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan
tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 1991 atau
PBI - 1991. Hal - hal tersebut antara lain : lantai kerja, pemotongan dan
pembongkaran tulangan, pemasangan tulangan, pelaksanaan pengecoran dan
perawatan. penutup beton, kait dan bengkokan, panjang penyaluran dan
sambungan.
(2) Bahan-Bahan
a. Semen
1. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement dengan
asumsi satu zak isi 40 kg, dan memenuhi standart SNI.
2. Seluruh pekerjaan kontruksi beton ini harus menggunakan satu merk
semen. Penggantian merk semen hanya dapat dilaksanakan dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Semen - semen yang dipergunakan harus
diperoleh dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penyedia Barang dan Jasa harus menyimpan semen di tempat
penyimpanan yang baik dan memenuhi syarat. Semua semen yang telah
menunjukkan indikasi rusak dan / tercemar (menggumpal, mengeras,
tercampur dengan kotoran, kena air atau lembab) tidak boleh digunakan
dan harus segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan atas biaya Penyedia
Barang dan Jasa.
4. Setiap saat Direksi Pekerjaan berhak meminta agar Penyedia Barang dan
Jasa memberikan laporan test - test semen di laboratorium.
b. Agregat
1. Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed
stone) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, padat dan cukup
keras. Agregat halus yang digunakan tidak boleh mengandung lumpur
lebih dan 5% (ditentukan terhadap berat kering). Semua agregat yang
digunakan harus memenuhi syarat PBI - 1971 bab 3 ayat 3.3, 3.4, & 3.5
2. Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalan 3 cm dan
ukuran agregat kasar tersebut tidak boleh lehih dan seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
3. 2 minggu sebelum pengecoran dimu!ai, Penyedia Barang dan jasa harus
menguji contoh - contoh agregat sesuai dengan PBI - 1971.
9
4. Penyedia Barang dan Jasa harus menjaga semua pengirirnan agregat dari
satu sumber untuk setiap agregat yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sehingga kesamaan kwalitas dan gradasinya dapat terjamin
mutunya.
5. Percobaan - percobaan harus dilakukan Penyedia Barang dan Jasa pada
setiap pengiriman sebanyak 50 ton atau sewaktu - waktu diminta oleh
Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Barang dan Jasa.
6. Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa
boleh terjadi segregasi dan butir - butir penyusunannya. Timbunan
agregat harus diletakkan diatas lantai dan beton kurus dan dibatasi oleh
dinding kayu keras serta harus dijaga terhadap pencampuran atau
pencemaran dari kotoran atau material lainnya. Selain itu Penyedia
Barang dan Jasa juga harus menyediakan sistem drainase yang baik
disekitar timbunan agregat sehingga timbunan agregat tidak akan
terpendam air.
7. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil
mixdesign, kadar air dan agregat harus sesuai secara periodik diuji
terutama kalau terdapat indikasi bahwa kadar air agregat sudah berubah
dari kondisi sebelumnya. Selain itu Penyedia Barang dan Jasa juga harus
secara rutin melaksanakan uji bahan dan disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Air
1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai
rekomendasi laboratorhum dan persyaratan PBI - 1971 pasal 3.6.
2. Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
terlebih dahulu dan hams diuji serta tidak boleh mengandung asam alkali,
minyak, dan zat organis yang dapat merusak beton dan tulangan.
3. Tempat penampungan ( bak ) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar
bahan - bahan yang dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak
penampungan tersebut.
d. Bahan Pencampur / admixture
1. Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada
Kegiatan mi tidak memeriukan bahan pencampur. Oleh karena itu
Penyedia Barang dan Jasa tidak boleh menggunakan bahan pencampur
kecuali dengan persetujuan tertulis dan Perencana dan atau Direksi
Pekerjaan.
2. Untuk melengkapi izin penggunaan hahan pencampur beton, Penyedia
Barang dan Jasa hams mengadakan percobaan perbandingan berat dan
void ratio dan penambahan bahan campuran tersebut dan diuji tekan
contoh - contoh beton pada umur 3, 7, 14 dan 28 han di laboratoriurn
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua hasil uji tersebut diatas
harus disertakan pada pengajuan izin penggunaan bahan pencampur
beton.
c. Pembuatan Beton
1. Penyedia Barang dan Jasa bertanggung jawab penuh atas seluruh
pembuatan beton yang baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Dalam pembuatan beton ini, Penyedia Barang dan Jasa harus memakai
sistem weight batching plant & volumetric sistem ( untuk mengukur
air) yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua alat ukur untuk
pencampuran beton ini harus dalarn kondisi baik dan dikalibrasi dan
disediakan oleh Penyedia Barang dan Jasa.
3. Pengaturan untuk pengangkutan. Penimbangan dan pencampuran
material - material harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
11
d. Persiapan Pengecoran
1. Pengecoran dapat dilakukan setelah pekerjaan pembesian disetujui oleh
direksi pekerjaan atau konsultan pengawas.
2. Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Barang dan Jasa harus
membersihkan seluruh area pengecoran, memeriksa dan memperbaiki
lagi bekesting dan pembesian yang masih kurang sempurna, memeniksa
dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan desain disiplin lain
berikut segala pipa, konduit atau barang - barang lain yang akan tertanam
dalam beton dan mengajukan izin pengecoran tanpa izin tertulis dan
Direksi Pekerjaan.
3. Sebelum pengecoran, semua alat - alat pembuatan beton dan
pengangkutan beton harus dalam keadaan baik dan bersih.
4. Sebelum pengecoran beton, Penyedia Barang dan Jasa harus membasahi
cetakan dan pasangan - pasangan dinding yang akan berhubungan dengan
beton sampai jenuh. Selain itu semua bidang - bidang beton yang lama
yang akan dicor harus dikasarkan terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dan kotoran - kotoran beton yang lepas kemudian
penyambungan bidang - bidang beton yang lama harus memakai lem
beton.
5. Sebelum pengecoran beton, Penyedia Barang dan Jasa harus
membersihkan / membuang air yang tergenang pada bekesting atau area
pengecoran.
b. Pengecoran Beton
1. Pengecoran beton harus berlang sung terus menerus tanpa berhenti
sampai mencapai siar - siar pelaksanaan yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal yang dilaksanakan lapis
perlapis dengan tebal tiap lapisan maksimum 40 cm.
3. Metode penuangan dan pemadatan beton harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi segregasi pada beton.
4. Tinggi jatuh vertikal pada peng USVV tidak boleh lebih dan 150 cm.
Untuk dinding - dinding, kolom - koloin, atau bagian - bagian yang
tinggi, beton tidak boleh dicor dan atas, tetapi pengecoran barus
dilakukan memulai sisi bekesting.
5. Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, kecuali
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Bila diizinkan, saluran curam
harus terbuat dan metal yang dapat mengalirkan adukan beton tanpa
terjadinya pemisahan bahan dan harus dicor dengan sudut tidak lebih
datar dan perbandingan 1 (satu ) tegak, 2 ( dua) mendatar.
6. Beton harus dipadatkan dengan vibrator mekais yang dikerjakan oleh
orang - orang yang berpengalaman dan trampil. Pekerjaan beton yang
telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas dan lubang -
lubang, segregasi dan keropos.
7. Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang mempunyai frekwensi tidak
kurang dan 6000 sirklus permenit dan mempunyai lengan sepanjang 6
meter atau lebih.
8. Selama pemadatan beton, Penyedia Barang dan Jasa harus menjaga agar
tidak terjadi over vibration yang akan mengakibalkan segregasi. Selain
itu Penyedia Barang dan Jasa juga harus menjaga agar tulangan -
tulangan (terutama tulangan yang telah masuk beton) tidak mengalami
getaran langsung dan vibrator.
9. Penyedia Banang dan Jasa harus menyediakan vibrator - vibrator dengan
kondisi yang baik dan cukup.
10. Selama han hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton yang baru
dicor harus dilindungi dan air hujan. Selain itu penghentian beton yang
baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan air hujan (terutama pada
balok, kolom dan dinding).
11. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang kena
hujan / aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu
terhadap beton - beton yang tercampur / terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin Direksi Pekeijaan terlebih dahulu.
13
4. Perawatan Beton
Sebelum proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan
penulangan tidak boleh terganggu atau mengalami pembebanan yang
dapat merusak struktur beton muda ini. Oleh karena itu Penyedia
Barang dan Jasa dilanang mempergunakan lantai yang masih muda
umurnya untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas minimal
14 hari umurnya.
Beton harus dilindungi dan hujan lebat, aliran air hujan dan dan
kerusakan yang disebabkan oleh alat - alat. Dua jam setelah
pengecoran beton, semua beton harus selalu dalam keadaan basah,
paling sedikit 10 hari dengan cara dibasahi dengan air terus menerus,
direndam atau dengan sistem disiram air dan pipa yang berhubungan
atau sistem lain yang dapat membuat kondisi beton basah, untuk
kolom beton dapat digunakan karung basah yang dililitkan.
Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah
selama perawatan untuk mencegah retak patah sambungan dan
pengeringan beton yang terlalu cepat.
Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air bersih dan sama
sekali bebas dan unsur - unsur kimia yang mungkin menyebabkan
perubahan warna beton.
Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.
SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
a. Pek. Cor Lantai Kerja Beton K.100 Meter Kubik ( m3 )
b. Pek. Cor Footplat Beton K.225 Meter Kubik ( m3 )
Pek. Kolom, Balok, Ring Balk, Sloof, Plat Luifel &
c. Meter Kubik ( m3 )
Talang Beton K. 225
d. Pek. Rabat Keliling Meter Kubik ( m3 )
e. Pek. Cor bawah keramik K.100 Meter Kubik ( m3 )
Pasal III.5
15
PEKERJAAN PEMBESIAN
SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
Pasal III.6
PEKERJAAN BEGISTING
17
SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
Pasal III.7
PEKERJAAN PASANGAN
19
(2) Bahan-Bahan
Batu Belah
Pondasi batu belah menggunakan batu belah putih dengan penampang batu
antara 10 sampai 20 cm. Ukuran dimensi pekerjaan pondasi batu belah harus
sesuai dengan Gambar Teknis, kecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh
Direksi Teknis
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
20
Adukan
Adonan mortar untuk pasangan pondasi batu belah menggunakan campuran
perekat 1 PC : 6 PS. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
kepada direksi pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan
mixer dan secara manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai
mengeras tidak boleh digunakan lagi.
(2) Bahan-Bahan
Batu Bata
Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, berkualitas baik diproduksi
pada propinsi/kota lokasi pembangunan ex Lokal atau produk lain yang
disetujui Direksi /konsultan pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuanketentuan dalam NI-10 & PUBI 1982 pasal 27. Digunakan batu bata
ukuran 55 x 110 x 220 mm dari kualitas baik, terbakar matang, siku dan sama
ukuran serta cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah - pecah melebihi
10%.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
21
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Adukan
Adukan yang digunakan untuk memasang batu bata adalah campuran semen
dan pasir dengan perbandingan 1 Pc : 5 Ps dengan asumsi untuk 1 m2 pasangan
bata menggunakan adonan mortar dari 9,68 Kg PC dan 0,045 m3 Pasir Pasang.
Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer dan secara
manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.
III.7.4 Plesteran 1 : 5
(1) Lingkup Pekerjaan:
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester, plesteran dikerjakan pada
dinding dan bangunan lain seperti tertera dalam Gambar Rencana, termasuk
pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
(2) Bahan-Bahan
Pekerjaan Plesteran menggunakan bahan dasar dari semen (PC) dan Pasir
Pasang.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
22
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Adonan mortar untuk plesteran menggunakan campuran 1 PC : 5 Ps, dengan
asumsi untuk 1 m2 pekerjaan plesteran menggunakan 5,184 Kg PC dan 0,026
m3 Pasir Pasang. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
kepada direksi pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan
mixer dan secara manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai
mengeras tidak boleh digunakan lagi.
(3) Cara Pelaksanaan :
Semua pemasangan bata harus diselesaikan dengan plesteran 1 Ps : 5 Pc
kecuali ditentukan lain dalam gambar. Seluruh bidang yang akan diplester
harus dibersihkan lubang - lubang yang tidak diperlukan harus ditutup dengan
rapi. Siar atau spasi antara rabat harus dikerok dan kemudian dibasahi dengan
air.
Permukaan plestaran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun
vertikal. Setiap lekukan harus dibuat rapi lurus sesuai dengan
kebutuhan/gambar rencana.
Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang
telah benar - benar kering dilakukan dengan pengacian dengan semen sampai
didapat permukaan yang halus, rata, lurus dan tidak bergelombang.
(2) Bahan-Bahan
Pekerjaan Plesteran menggunakan bahan dasar dari semen (PC) dan Pasir
Pasang.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer dan secara
manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.
(3) Cara Pelaksanaan :
Semua Balok & Kolom yang terexpose ataupun menonjol dari tembok harus
difinishing dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
23
Untuk balok atau kolom dan beton harus dikerok dahulu agar plesteran 1 Pc : 3
Ps dapat lebih mengikat. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka tebal
plesteran untuk bidang yang akan dicat tidak boleh kurang dari 15 mm.
Permukaan plestaran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun
vertikal. Setiap lekukan harus dibuat rapi lurus sesuai dengan
kebutuhan/gambar rencana.
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan / pembersihan permukaan yang akan dipasang
dan pemasangan keramik sesuai dengan pola dalam gambar rencana, termasuk
penyelesaiannya dan pengadaan material dan peralatan pembantu.
b. Bahan - bahan :
1. Keramik
Digunakan lantai keramik motif 40 x 40 cm dan keramik 40x40 texture
untuk semua bagian lantai kecuali yang ditunjukkan lain dalam gambar
rencana.
2. Bahan Perekat
Digunakan semen PC sebagai bahan perekat.
3. Bahan Pengisi
Digunakan jenis grout sebagai bahan pengisi nat dan bahan dasar
campuran semen, synthetic resins dan bahan - bahan additive serta
mempunyai kualitas setara dengan Lemkra
4. Warna Keramik
Ketentuan warna bahan - baban seperti yang tercantum dalam gambar
rencana. Daftar pemakaian bahan atau yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas, pelaksana harus memberikan contoh - contoh bahan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui dan bahan yang
digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
3. Cara Pelaksanaan:
a. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
b. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
c. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
d. Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dimulai setelah semua pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh pengawas. Pekerjaan
Pemasangan Keramik lantai kamar mandi dapat dilakukan setelah cor bawah
keramik cukup keras atau telah mencapai umur yang ideal.
3. Cara Pelaksanaan:
e. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
f. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
g. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
h. Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.
2. Cara Pelaksanaan:
i. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
j. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
k. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.
SATUAN
NO. URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pas. Pondasi 1:6 meter kubik (m3)
2 Pek. Pas. Batu Bata 1:5 meter persegi (m2)
3 Pek. Plesteran 1:5 meter persegi (m2)
4 Pek. Plesteran Komprot meter persegi (m2)
5 Pek. Acian meter persegi (m2)
6 Pek. Pas. Keramik 40x40 motif meter persegi (m2)
7 Pek. Pas. Keramik 40x40 texture meter persegi (m2)
8 Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Km 20x20 meter persegi (m2)
Pekerjaan Pasangan Keramik Dinding Km
9 25x25 meter persegi (m2)
Pasal III.8
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA ATAP
28
Tegangan leleh, tegangan putus baja struktural yang digunakan harus memenuhi
persyaratan seperti pada Tabel :
Baja yang tidak teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut
ini:
1) bebas dari cacat permukaan;
2) sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan
dan kemampuan layan strukturnya
3) ditest sesuai ketentuan yang berlaku.
Semua minyak, kotoran, karat lepas, kerak lepas, dan cacatcacat lainnya pada
permukaan kontak yang dapat menghalangi kedudukan rapat dari bagian-bagian
yang berada pada keadaan kencang tangan harus dibersihkan.
Setiap penandaan pekerjaan baja harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak mutu materialnya.
b. Baut
29
Jenis baut yang dapat digunakan adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII
(0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A,
dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya.
Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter
nominal pengencang Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau
pelat sayap profil harus memenuhi spesifikasi berikut :
Tepi dipotong dengan tangan : 1,75 db
Tepi dipotong dengan mesin : 1,50 db
Tepi profil bukan hasil potongan : 1,25 db
Dengan db adalah diameter nominal baut pada daerah tak berulir.
Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah jadi, harus 2 mm lebih besar dari
diameter nominal baut untuk suatu baut yang diameternya tidak melebihi 24 mm,
dan maksimum 3 mm lebih besar untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali
untuk lubang pada pelat landas.
III.8.4. Toleransi
Batas-batas toleransi harus dipenuhi setelah pabrikasi selesai dan semua material
pencegah karat telah dilapiskan. Toleransi pada semua dimensi struktural harus
sebesar 2 mm, kecuali dinyatakan lain.
Untuk setiap profil tersusun, penyimpangan dari dimensi yang disyaratkan pada
penampang melintang tidak boleh melebihi sebagai berikut;
a) Tinggi penampang (d) :
untuk d<400 mm, : 3,0 mm
untuk 400d<600 mm : 4,0 mm
untuk d600 mm, : 5,0 mm
b) Lebar sayap (b f ) :
untuk semua b f 3.0 mm
c) Tebal sayap ( t f ) :
untuk t f <16 mm, : 1,5 mm
untuk 16 t f <25 mm, : 2,0 mm
untuk 25 t f <40 mm, : 2,5 mm
untuk t f 40 mm, : 3,0 mm
d) Tebal badan (tw) :
untuk tw<16 mm, : 1,0 mm
untuk 16tw<25 mm, : 1,5 mm
untuk 25tw<40 mm, : 2,0 mm
untuk tw40 mm, : 2,5 mm
SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
1. Pek. Kuda Kuda & Sumpil WF. 200.100.5.5.8 Kilogram (kg)
2. Pek. Kuda Kuda & Sumpil WF. 150.75.5.7 Kilogram (kg)
(tersedia)
3. Pek. Baut & Angkur Kilogram (kg)
4. Pek. Plat Sambung Kilogram (kg)
5. Pek. Plat Plendes Kilogram (kg)
6. Pek. Plat Sambung Kilogram (kg)
7. Pek. Pengaku Antar Kolom Siku 50.50.5 Kilogram (kg)
8. Pek. Pengaku Antar Kolom Siku 40.40.4 Kilogram (kg)
Pasal III.9
PEKERJAAN ATAP & PLAFOND
Lingkup tugas pekerjaan atap dan plafond yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan atap dan plafond sehingga
dicapai hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan atap dan plafond yang akan
dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Pek. Gording CNP. 125.50.20.2,3
b. Pek. Dudukan Gording & Stiffner 6 mm
c. Pek. Trackstang, Sagrod, Bracing & Tierod
d. Pek. Meni Gording dan Sagrod
e. Pekerjaan Rangka Tutup Keong (tersedia)
f. Pekerjaan Rangka Lisplank & Talang
g. Pekerjaan Lislank Fiber Semen 1/20
h. Pekerjaan Atap Galvalum tebal 0,35 mm
i. Pekerjaan Bubungan Galvalum tebal 0,35
j. Pekerjaan Galvalum Tutup Keong tebal 0,35
k. Pekerjaan Galvalum Lisplank
l. Pekerjaan Galvaum Flat Talang
m. Pekerjaan Plafond Gypsum Rangka Hollow
Adalah pekerjaan lisplank dan talang dari bahan galvalum. Pemasangan lisplank dan
talang harus rapi dan tidak bergelombang serta dapat diterima Direksi Pekerjaan.
SATUAN
URAIAN
PENGUKURAN
1. Pek. Gording CNP. 125.50.20.2,3 Kilogram ( kg )
2. Pek. Dudukan Gording & Stiffner 6 mm Kilogram ( kg )
3. Pek. Trackstang, Sagrod, Bracing & Tierod Kilogram ( kg )
4. Pek. Meni Gording dan Sagrod Lansir (ls)
5. Pekerjaan Rangka Tutup Keong (tersedia) Kilogram ( kg )
6. Pekerjaan Rangka Lisplank & Talang Kilogram ( kg )
7. Pekerjaan Lislank Fiber Semen 1/20 Meter Panjang (M1)
8. Pekerjaan Atap Galvalum tebal 0,35 mm Meter Persegi (M2)
9. Pekerjaan Bubungan Galvalum tebal 0,35 Meter Panjang (M1)
10. Pekerjaan Galvalum Tutup Keong tebal 0,35 Meter Persegi (M2)
11. Pekerjaan Galvalum Lisplank Meter Persegi (M2)
12. Pekerjaan Galvaum Flat Talang Meter Panjang (M1)
13. Pekerjaan Plafond Gypsum Rangka Hollow Meter Persegi (M2)
Pasal III.10
PINTU & KUSEN
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pekerjaan pintu dan kusen
sehingga dicapai hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan pintu dan kusen yang akan
dilaksanakan yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Pintu Folding Gate
b. Pekerjaan Kusen Alumunuium 4
c. Pekerjaan Pintu Alumunium Strip Kamar Mandi
d. Pekerjaan Pintu Besi Hollow
e. Semua pekerjaan alumunium harus berdasarkan ketentuan dan disetujui Direksi
Lapangan.
f. Kusen pintu dan Jendela dikerjakan dengan sistim Klem dan diperkuat dengan
dina Bolt.
2. Bahan-bahan
Kusen dan Plat Allumunium
Untuk Kusen Pintu Jendela dan plat allumunium (exterior) akan digunakan
produksi setara dengan Alcon/Alexindo Warna Coklat ukuran 4 (empat inch)
warna coklat..
a. Produksi dalam Negeri yang baik (sesuai SII 0695-82 dan SII jendela 0549-
82).
b. Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan
serap/sisa)
3. Seluruh pekerjaan allumunium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai
berikut:
a. Profile
Beban angin : 120 kg/m2
Ketahanan bocor dari air : mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15 kg/m2
Ketahan Bocoran terhadap udara : max 12 m3/ham m pada tekanan
15kg/m2
Ketebalan profil minimal : 2 mm
Ketebalan warna : 18 micron
b. Kelengkapan allumunium
Joint Backer : Polyutrane foam, tiak menyerap air, kepadatan 65-96
kg/m3, penampang 25% lebih besar dari celeh yang
ada.
36
b. Bahan bahan.
Bahan Alumunium Natural
Daun pintu dan jendela kaca dari Alumunium.
Pengikat berupa mur, baut, sekrup, dan lain-lain harus digalvanisir
c. Cara Pelaksanaan.
Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang dan Jasa wajib meneliti
gambar - gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus
diketahui).
Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang
diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur 3 mm
Harus dilakukan ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-kelainan
agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan perubahan-perubahannya
Penyedia Jasa harus membuat gambar rencana pembuatan untuk
dimintakan persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan.
Bila kusen ternoda semen, adukan dan bahan lainnya, harus segera
dibersihkan,
3. Persyaratan bahan.
b. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis bila tejadi perubahan
atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Penyedia Jasa
wajib melaporkan hal tersebut kepada peengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
d. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak sesuai dengan keadaan dilapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen sesuai dengan
standard spesifik pabrik.
f. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh konsultan
pengawas/perencana.
4. Contoh-contoh.
a. Setelah pekerjaan diberikan Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan
Direksi Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama
barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data
mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
5. Pekerjaan engsel.
Untuk pintu pada umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal, warna
standart, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
6. Persyaratan pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang +28 cm (as) dari permukan atas pintu.
Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
Pemasangan lockase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus,
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh pengawas, apabila hal
tersebut tidak tercapai, pemborong wajib memperbaiki tanpa
Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.
NO. SATUAN
URAIAN
PENGUKURAN
1. Pekerjaan Pintu Folding Gate Unit
2. Pekerjaan Kusen Alumunuium 4 Meter Panjang ( m1 )
3. Pekerjaan Pintu Alumunium Strip Kamar Mandi Unit
4. Pekerjaan Pintu Besi Hollow Meter Persegi (m2)
Pasal III.11
PEKERJAAN LAIN - LAIN
III.11.1 Pekerjaan Pergecatan
39
Lingkup pekerjaan mencakup semua peralatan dan bahan yang berhubungan dengan
pengecatan selengkapnya, sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis ini. Semua
permukaan yang tidak disebutkan dalam daftar di bawah ini harus dicat (kecuali
dispesifikasikan lain), dengan standar pengecatan minimum satu kali cat dasar dan
dua kali cat lapis rapih (finish).
III.11.1.1Standar / Rujukan
Sernua pekerjaan yang tercakup disini harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam :
- NI - 3
- NI - 4
III.11.1.2 Syarat Prosedur
a. Pemilihan warna
Semua warna harus dipilih oleh PPK/ Konsultan Pengawas.
Contoh (samples) dan Pengujian Pembuktian ( Confirmation Testing). Cat yang
diusulkan untuk dipakai harus disimpan dilokasi Kegiatan dalam kemasan
tertutup dan bertanda merk dagang, yang telah disetujui pengawas pembangunan.
Serta harus diserahkan tidak kurang dari 2 bulan sebelum pekerjaan pengecatan,
sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 hari.
b. Pada saat bahan tiba dilokasi Penyedia Jasa dan PPTK mengambil 1 ( satu )
liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak (random) dari
kaleng/ kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng / kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar - benar dapat
mewakili.
c. Untuk pengujian, Penyedia Jasa harus membuat contoh warna dari cat - cat
tersebut diatas, pada dua potongan tripleks atau asbes berukuran 10 x 10 cm
untuk masing - masing warna. Satu contoh disimpan Penyedia Jasa, satu contoh
lagi disimpan PPK guna memberikan kemungkinan untuk pengujian pada masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah
dikerjakan.
III.11.1.3 Bahan
a. Umum
Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng / kemasan yang masih
tertutup patri (segel), tidak pecah atau bocor dan masih jelas menunjukkan nama
dagang / teknis, nomor formula atau spesifikasi, nomor takaran pabrik, warna,
tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dan pabrik dan nama pabriknya yang
kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat dasar yang dipakai
dalam pekerjaan ini hanya boleh berasal dan satu pabrik / merk dagang dan
mendapat persetujuan Direksi Lapangan .
Semua bahan cat cat yang dipakai harus sesuai SNI dan harus diperoleh dari
leveransir yang telah disetujui perencana melalui Direksi Lapangan
Persyaratan dengan menyebutkan merek dagang beserta nomor serialnya
dibawah ini bukan dimaksudkan untuk mengikat, namun hanya sekedar untuk
menciptakan suatu standar/acuan kualitas
Bahan yang terdapat pada daftar cat, namun tidak diperinci dan dijelaskan lebih
lanjut haruslah merupakan suatu produk yang sudah dipakai pada pengalaman
sebenarnya.
Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya,
juga dempul plamir dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama
untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh
pabrik cat yang bersangkutan.
40
Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu
diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
d. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih arsitek perencana, owner dan Penyedia Jasa harus
mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.
1) Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila proses
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai
proses pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti.
Permukaan plesteran umumya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 minggu untuk mengering diudara terbuka. Semua pekerjaan
plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi - tepinya dan
ditambal dengan plesteran baru hingga pinggir - pinggirnya bersambung
menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
Permukaan plester yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, tir, adukan yang berlebihan dan tetesan - tetesan
adukan. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
Permukaan plester yang akan dicat diberi lapisan cat dasar satu kali.
2) Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
c. Pengecatan Partisi Dinding dan Plafond :
1) Persiapan
Permukaan Partisi Dinding dan Plafond harus mengering sebaik mungkin.
Bersihkan permukaan Partisi Dinding dan Plafond dari debu, kotoran dan
sebagainya Perbaiki retak-retak kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
Semua permukaan yang akan dicat (dinding partisi dan plafond) harus
diratakan terlebih dahulu (dicompon), dihaluskan dengan amplas hingga
licin dan rata. Pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari
Konsultan Pengawas.
Warna cat ditentukan oleh Pemberi Tugas.
2) Pelaksanaan
Pengecatan dilakukan pada dinding partisi yang ditentukan sesuai gambar
dan Plafond Gysumboard
Cat yang digunakan adalah setara/sekualitas catylac, semua contoh cat
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas dan roller.
Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang pecah-pecah serta masih tipis
harus diulang dan diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
2) Pelaksanaan
Pastikan permukaan batu alam bersih dari kotoran yang dapat menghalangi
penetrasi bahan coating secara maksimal.
Coating yang digunakan adalah setara/sekualitas Propan, semua contoh
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
42
Pelapisan coating harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Pelapisan coating dilakukan minimal 3 kali dengan ketentuan tiap lapisan
harus kering dulu baru diberi lapisan berikutnya.
III.11.1.5. Keahlian :
a. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah
ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang pengawas pengecatan yang benar-benar cakap harus mengawasi
ditempat selama pekerjaan berlangsung.
c. Penyedia Jasa utama bertanggungjawab atas hasil pengecatan yang baik dan
harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar (Under coast) sampai pengecatan akhir
(Finishing coast).
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan
pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan Pengawas.
Lampu Spot LED 25 Watt dipasang pada los. Pemasangan lampu pada fitting harus
benar benar rapat dan tidak terjadi rongga antara lampu dan ( + ) pada Fitting.
PENUTUP
(1) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini Penyedia Barang / Jasa harus menyelesaikan, sesuai dengan
petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwijzing.
(2) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Direksi Pekerjaan dan dibuat Berita Acara.