Anda di halaman 1dari 43

1

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL NGAWEN

Pasal 111.1
UMUM

III.1.1 Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Penyedia Barang dan Jasa
meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan Kios, Rumah
Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran, sesuai dengan Gambar
Teknis dan spesifikasi teknis sehingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

(2) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan
Kios, Rumah Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran lengkap sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar Teknis dan RAB yang tertuang dalam
Dokumen Kontrak, yaitu antara lain :

A Pekerjaan Persiapan
B Pekerjaan Los Induk
C Pekerjaan Tambahan Kios Depan
D Pekerjaan Kios Sayap Kiri / Barat
E Pekerjaan Kios Belakang
F Pekerjaan Selokan & Bak Kontrol

III.1.2 Pemeriksaan
(1) Setiap saat Direksi Teknis berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia
Barang dan Jasa. Walaupun demikian Direksi Teknis tidak wajib untuk melakukan
pemeriksaan terus menerus. Apabila terjadi kesalahan selama dalarn proses
pelaksanaan pekerjaan maka tidak membebaskan Penyedia Barang dan Jasa dari
tanggung jawabnya.
(2) Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar - gambar rencana,
peraturan - peraturan yang berlaku dan kaidah - kaidah teknis harus diperbaiki atau
diganti atas biaya dari Penyedia Barang dan Jasa.

III.1.3 Shop Drawing dan As built Drawing


(1) Penyedia Barang dan Jasa harus membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen maupun yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan.
(2) Penyedia Barang dan Jasa harus membuat as built drawing untuk semua pekerjaan
struktur sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan.
2

III.1.4 Persyaratan Yang Mengikat


Penyedia Barang dan Jasa harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan -
persyaratan yang tercantum :
a. Syarat - syarat umum
b. Spesifikasi teknis
c. Gambar - gambar kerja
d. Berita Acara Aanwijzing, Klarifikasi dan Nego, SPK & Kontrak

III.1.5 Brosur dan Contoh Material


Penyedia Barang dan Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan brosur /
catalog, sertifikasi, spesifikasi teknis dan contoh material yang akan digunakan.
Material tidak boleh dipesan sebelum brosur, sertifikasi, spesifikasi teknis dan contoh
materia1 tersebut disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

III.1.6 Perbedaan Gambar dan Hal-Hal yang kurang Jelas


(1) Pada dasarnya bila ada perbedaan / konflik antara gambar dan buku uraian dan
syarat pekerjaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis dalarn buku Rencana
Kerja dan Syarat - syarat teknis ini.
(2) Semua ketentuan tersebut berlaku apabila tidak ada ketentuan lain dari Direksi
Pekerjaan / Perencana.
(3) Meskipun demikian setiap perbedaan, ketidak sesuaian atau keragu - raguan
diantara Gambar Kerja yang tidak bisa diatasi sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut, Penyedia Barang dan Jasa harus melaporkan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan, selambat - lambatnya satu minggu sebelum masalah tersebut
terlibat dalam pelaksanaan, termasuk didalamnya mengenai jenis barang, cara
pemasangan dan pengujian.
(4) Perbedaan - perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Penyedia Barang
dan Jasa untuk mengadakan klaim pada waktu pelaksanaan.
(5) Dalam hal adanya spesifikasi yang tertera hanya disalah satu gambar perancangan
atau spesifikasi ini, Penyedia Barang dan Jasa harus tetap melaksanakan
persyaratan tersebut.

III.1.7 Koordinasi
Apabila ada unsur pekerjaan yang dilaksanakan oleh beberapa sub Penyedia Barang
dan Jasa maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diadakan koordinasi
seluruh pekerjaan sehingga tidak terjadi kesalahan - kesalahan akibat kurang
koordinasi antara sub Penyedia Barang dan Jasa.

III.1.8 Unsur Pekerjaan Yang Disebutkan Kembali


Apabila dalarn rencana kerja dan syarat - syarat teknis ini ada bagian bagian / bab-
bab yang menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item / ayat lain maka itu
bukan berarti menghilangkan item / ayat tersebut tetapi dengan pengertian telah
menegaskan.

III.1.9 Hubungan Kerja


Hubungan Kerja yang bersifat teknis maupun administratif antara Perencana dengan
Penyedia Barang dan Jasa harus melalui Direksi Pekerjaan.
3

Pasal 111.2
PEKERJAAN PERSIAPAN

III.2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan persiapan yang harus dikerjakan oleh Penyedia Barang
dan Jasa meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan persiapan sehingga dicapai
hasil yang baik dan sempurna untuk pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan/ Rehab
Los, Pekerjaan Kios, Rumah Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan
Saluran. Pekerjaan persiapan yang akan dilaksanakan yaitu antara lain :

a. Pek. Bongkaran & Pembersihan Lokasi


b. Pek. Uitzet & bouwplank
c. Pek. Papan Nama kegiatan
d. Pek. Pagar Pengaman Sementara
e. Pek. Papan Nama Kementrian
f. Pek. Direksi keet

III.2.2 Pekerjaan Bongkaran & Pembersihan Lokasi


1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan bongkaran adalah pembongkaran bangunan los
dan kios yang akan dibuat los maupun kios baru. Hasil Bongkaran tembok
digunakan untuk urugan peninggian bangunan. Sedangkan pekerjaan
pembersihan lokasi adalah pembersihan puing-puing hasil bongkaran yang tidak
terpakai dan selanjutnya dikumpulkan untuk di buang.
2. Khusus
Pekerjaan bongkaran yang melibatkan pembongkaran listrik harus dilakukan oleh
ahlinya sehingga resiko kecelakaan dapat diminimalisir. Penyedia jasa
diwajibkan untuk mengamankan dan mengangkut kayu hasil bongkaran di lokasi
yang telah ditentukan oleh PPK.

III.2.3 Uitzet & Bowplank


Yang dimaksud pekerjaan uitzet & bouwplank adalah pekerjaan penentuan siku
bangunan dan elevasi 0,00 lantai bangunan yang dikerjakan. Penyedia Jasa bersama-
sama dengan Direksi Lapangan dan PPTK melaksanakan pengukuran dan pemasangan
bouwplank untuk menentukan elevasi bangunan. Bouwplank yang dipasang harus
dibuat dari bahan kayu dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar ( waterpass).
Elevasi 0,00 diambil +40 cm dari bahu jalan

III.2.4 Papan Nama Kegiatan


Papan nama adalah papan berisi data - data kegiatan yang dipasang di sekitar lokasi
kegiatan yang mudah dilihat.

III.2.5 Pagar Pengaman Sementara


Pagar pengaman sementara adalah pagar yang dipasang mengelelingi lokasi proyek
dan bersifat sementara serta harus dapat mengamankan bahan-bahan dan kegiatan
pekerjaan selama pelaksanaan proyek dari pihak yang tidak berkepentingan.

III.2.4 Papan Nama Kementrian


Papan nama Kementrian adalah papan berisi nama lembaga kementrian yang dipasang
di sekitar lokasi kegiatan yang mudah dilihat.
4

III.2.5 Pekerjaan Direksi Keet


a. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan bangunan kantor Direksi Teknik ukuran
minimal 4 x 6 m dengan konstruksi kayu kalimantan atap seng, dinding triplek
dan lantai diplester dengan baik, Los Kerja dan toilet untuk tenaga kerja serta
gudang terkunci untuk penyimpanan peralatan kerja dan bahan/material,
b. Penyedia Jasa juga harus rnenyediakan alat - alat kerja Direksi di lapangan,
sebagai berikut :
- Meja tulis dan kursi, kursi tamu,
- Almari untuk menyimpan alat-alat tulis beserta gambar.
- Buku tamu
- Buku Direksi/Pengawasan dari Konsultan Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan,
- Buku Harian,
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)
- Data curah hujan,
- 1 (satu) set gambar rencana,
- Gambar Kerja / Shop Drawing
- Foto-foto proyek kondisi 0% dan kondisi pelaksanaan
- Peralatan Keselamatan Kerja seperti : Sepatu lapangan, helm penutup kepala,
jas hujan, masing - masing 3 (tiga) set.
- 1 (satu) buah roll meter ukuran 25 m.
- Caliper / schulf dan penyiku besi.
- Cetakan benda uji silinder beton diamater 15 cm tinggi 30 cm.
- Kotak Obat (PPPK)
- Alat Pemadam kebakaran

III.2.6 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.

SATUAN
No. URAIAN
PENGUKURAN
1 Pek. Bongkaran & Pembersihan Lokasi unit
2 Pek. Uitzet & bouwplank unit
3 Pek. Papan nama kegiatan unit
4 Pek. Pagar Pengaman Sementara m
5 Pek. Papan Nama Kementrian unit
6 Pek. Direksi keet unit
5

Pasal III.3
PEKERJAAN TANAH

III.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan tanah yang harus dikerjakan oleh Penyedia Barang/Jasa
adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan tanah
sehingga dicapai hasil pekerjaan tanah yang baik dan sempurna untuk Pekerjaan
Dimaksud
(2) Pekerjaan tanah yang akan dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Pekerjaan Galian Tanah
b. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
c. Pekerjaan Urugan Peninggian Bahan Tersedia
d. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi & Lantai 2

III.3.2 Pekerjaan Tanah


(1) Galian Tanah
a. Umum
Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi bangunan
baik pondasi menerus maupun foot plat.
Pekerjaan galian tanah harus memenuhi spesifikasi teknis berupa bentuk
maupun ukuran harus sesuai dengan gambar teknis dan RAB yang tertuang
dalam dokumen kontrak.

(2) Urugan Tanah Kembali


a. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan urugan kembali adalah pengurugan tanah
kembali sisa galian di samping samping pondasi dengan tujuan untuk
kesetabilan pondasi dimaksud.
b. Khusus
Pekerjaan urugan tanah kembali harus dipadatkan dengan baik dan harus
disiram dengan air beberapa kali sampai terbentuk kepadatan yang diinginkan.

(3 ) Urugan Peninggian Bahan Tersedia


a. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan urugan peninggian adalah pengurugan
peninggian lantai bangunan dengan menggunakan puing puing tembok
b. Khusus
Pekerjaan urugan peninggian harus mencapai ketebalan minimal sesuai ukuran
ketebalan rencana yang tertuang dalam gambar rencana dan dapat diterima
direksi pekerjaan. Bahan urugan adalah puing puing bongkaran
6

(4) Urugan Pasir Bawah Pondasi & Lantai 2


a. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan urugan pasir adalah pengurugan pasir urug
diatas tanah dasar yang akan dipasang pondasi menerus dan urugan pasir diatas
plat lantai sebelum dipasang keramik.
b. Khusus
Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi harus mencapai ketebalan minimal 10
ataupun 5 cm sesuai dengan gambar rencana dan dapat diterima direksi
pekerjaan. Pekerjaan Urugan Pasir bawah pondasi dapat dilaksanakan setelah
pekerjaan galian tanah dapat diterima direksi pekerjaan.

(5) Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat
bantu yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dimaksud.

SATUAN
No. URAIAN
PENGUKURAN
1. Galian Tanah Meter Kubik ( m3 )
2. Urugan Tanah Kembali Meter Kubik ( m3 )
3. Urugan Peninggian Bahan Tersedia Meter Kubik ( m3 )
4. Urugan Pasir Bawah Pondasi & Lantai 2 Meter Kubik ( m3 )
7

Pasal III.4
PEKERJAAN BETON

III.4.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan beton yang harus dikerjakan oleh Penyedia Barang/Jasa
adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan beton
sehingga dicapai hasil pekerjaan beton yang baik dan sempurna untuk Pekerjaan
Pembangunan Kios/Los, Mushola, Kamar Mandi, Shelter dan Sarana Penunjang
Pusat Jajanan oleh oleh khas Blora.
(2) Pekerjaan beton yang akan dilaksanakan yaitu antara lain :

a. Pek. Cor Lantai Kerja Beton K.100


b. Pek. Cor Footplat Beton K.225
c. Pek. Kolom, Balok, Ring Balk, Sloof, Plat Luifel & Talang Beton K. 225
d. Pek. Rabat Keliling
e. Pek. Cor bawah keramik K.100

III.4.2 Pekerjaan Beton


(1) Umum
a. Penyedia Barang dan Jasa harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai
dengan persyaratan - persyaratan yang terdapat diperaturan peraturan berikut
yang disusun berdasarkan urutan keutamaannya, yaitu
Tata cara Perancangan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 1991
(TCPSBUBG - 1991, SKSNI T - 15 - 1991-03).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 97 (NI - 2).
Persyaratan Umuni Bahan Bangunan di Indonesia ( PBUI - 1982).
American Concrete Institute 1989 (ACT - 89).
American institute Of Steel Construction ( AISC).
Peraturan Semen Portland Indonesia Type 1.
Peraturan Society for Testing and Material (ASTM).
Peraturan Daerah setempat.
Peraturan peraturan lain yang relevan.
b. Penyedia Barang dan Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan dengan
ketepatan dan kesesuaian yang tinggi menurut RI gambar kerja dan instruksi
- instruksi dan Direksi Pekerjaan.
c. Setiap saat Direksi Pekerjaan berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan
Penyedia Barang dan Jasa. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan tidak wajib
untuk memeriksaan secara terus menerus, dan yang terjadi dalam proses
pelaksanaan pekerjaan kesalahan - kesalahan tidak membebaskan Penyedia
barang dan Jasa dari tanggung jawabnya.
d. Sernua pekerjaan yang tidak sesuai dengar. RKS. gambar - gambar rencana,
peraturan - peraturan yang berlaku dan kaidah - kaidah teknis harus
diperbaiki atau diganti atas biaya dan Penyedia Barang dan Jasa.
8

e. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Penyedia Barang dan Jasa harus membuat
shop drawing pembesian, detail - detail yang berhubungan dengan gambar
yang lain dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f. Sebelum tiap tahap pekerjaan beton dimulai, Penyedia barang dan jasa
berkewajiban untuk mengajukan ijin bekerja yang harus disetui oleh direksi
Pekerjaan.
g. Semua material yang dipakai harus merupakan material baru dengan kualitas
baik dan yang telah ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari
lokasi Kegiatan atas biaya Penyedia Barang dan Jasa selambat - lambatnya
dalarn waktu 2 x 24 jam.
h. Penyedia Barang dan Jasa berkewajiban untuk menyediakan tenaga ahli yang
terampil dan cukup serta alat - alat yang baik dan cukup untuk memenuhi
jadwal pelaksanaan yang sudah disetujui.
i. Bila tidak dinyatakan secara khusus, maka hal - hal mengenai cara - cara
pelaksanaan dan detail - detail konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan
tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 1991 atau
PBI - 1991. Hal - hal tersebut antara lain : lantai kerja, pemotongan dan
pembongkaran tulangan, pemasangan tulangan, pelaksanaan pengecoran dan
perawatan. penutup beton, kait dan bengkokan, panjang penyaluran dan
sambungan.
(2) Bahan-Bahan
a. Semen
1. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement dengan
asumsi satu zak isi 40 kg, dan memenuhi standart SNI.
2. Seluruh pekerjaan kontruksi beton ini harus menggunakan satu merk
semen. Penggantian merk semen hanya dapat dilaksanakan dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Semen - semen yang dipergunakan harus
diperoleh dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penyedia Barang dan Jasa harus menyimpan semen di tempat
penyimpanan yang baik dan memenuhi syarat. Semua semen yang telah
menunjukkan indikasi rusak dan / tercemar (menggumpal, mengeras,
tercampur dengan kotoran, kena air atau lembab) tidak boleh digunakan
dan harus segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan atas biaya Penyedia
Barang dan Jasa.
4. Setiap saat Direksi Pekerjaan berhak meminta agar Penyedia Barang dan
Jasa memberikan laporan test - test semen di laboratorium.
b. Agregat
1. Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed
stone) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, padat dan cukup
keras. Agregat halus yang digunakan tidak boleh mengandung lumpur
lebih dan 5% (ditentukan terhadap berat kering). Semua agregat yang
digunakan harus memenuhi syarat PBI - 1971 bab 3 ayat 3.3, 3.4, & 3.5
2. Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalan 3 cm dan
ukuran agregat kasar tersebut tidak boleh lehih dan seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
3. 2 minggu sebelum pengecoran dimu!ai, Penyedia Barang dan jasa harus
menguji contoh - contoh agregat sesuai dengan PBI - 1971.
9

4. Penyedia Barang dan Jasa harus menjaga semua pengirirnan agregat dari
satu sumber untuk setiap agregat yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sehingga kesamaan kwalitas dan gradasinya dapat terjamin
mutunya.
5. Percobaan - percobaan harus dilakukan Penyedia Barang dan Jasa pada
setiap pengiriman sebanyak 50 ton atau sewaktu - waktu diminta oleh
Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Barang dan Jasa.
6. Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa
boleh terjadi segregasi dan butir - butir penyusunannya. Timbunan
agregat harus diletakkan diatas lantai dan beton kurus dan dibatasi oleh
dinding kayu keras serta harus dijaga terhadap pencampuran atau
pencemaran dari kotoran atau material lainnya. Selain itu Penyedia
Barang dan Jasa juga harus menyediakan sistem drainase yang baik
disekitar timbunan agregat sehingga timbunan agregat tidak akan
terpendam air.
7. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil
mixdesign, kadar air dan agregat harus sesuai secara periodik diuji
terutama kalau terdapat indikasi bahwa kadar air agregat sudah berubah
dari kondisi sebelumnya. Selain itu Penyedia Barang dan Jasa juga harus
secara rutin melaksanakan uji bahan dan disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Air
1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai
rekomendasi laboratorhum dan persyaratan PBI - 1971 pasal 3.6.
2. Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
terlebih dahulu dan hams diuji serta tidak boleh mengandung asam alkali,
minyak, dan zat organis yang dapat merusak beton dan tulangan.
3. Tempat penampungan ( bak ) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar
bahan - bahan yang dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak
penampungan tersebut.
d. Bahan Pencampur / admixture
1. Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada
Kegiatan mi tidak memeriukan bahan pencampur. Oleh karena itu
Penyedia Barang dan Jasa tidak boleh menggunakan bahan pencampur
kecuali dengan persetujuan tertulis dan Perencana dan atau Direksi
Pekerjaan.
2. Untuk melengkapi izin penggunaan hahan pencampur beton, Penyedia
Barang dan Jasa hams mengadakan percobaan perbandingan berat dan
void ratio dan penambahan bahan campuran tersebut dan diuji tekan
contoh - contoh beton pada umur 3, 7, 14 dan 28 han di laboratoriurn
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua hasil uji tersebut diatas
harus disertakan pada pengajuan izin penggunaan bahan pencampur
beton.

(3) Pelaksanaan Pekerjaan Beton


a. Mutu beton dan campuran beton rencana
1. Beton yang digunakan adalah beton mutu K. 225 untuk semua beton
bertulang. Serta beton dengan mutu K.100 untuk Cor bawah keramik dan
lantai kerja.
10

2. Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti PBI ayat


4., dan dielevasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5.
b. Pengujian Beton
1. Penyedia Barang dan Jasa hams menyediakan tenaga kerja, material.
tempat dan semua peralatan untuk melakukan sernua uji beton dibawah
ini, yaitu
2. Uji silinder dengan ukuran 15 cmdan tinggi 30 cm.
3. Penyedia Barang dan Jasa harus membuat, merawat dan mengadakan uji
khusus beton pada laboratorium beton yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan atas biaya sendiri dan berdasarkan atas PBI - 1971.
4. Jumlah pengambilan contoh beton untuk uji kuat tekan dan sctiap mutu
beton, tidak bo!eh kurang dan dua benda uji dan hams diuji pada urnur 7
dan 28 hari.
5. Satu sampel benda uji dan satu kali adukan yang dipilih acak oleh Direksi
Pekerjaan, barns minimum yang mewakili suatu volume rata - rata tidak
lebih dari 10 m3 adukan atau 1 truck jika digunakan beton pra campur /
ready mix (diambil yang volumenya terkecil).
6. Kalau digunakan pompa beton, pengembalian kubus harus dilakukan
dilokasi pengecoran setelah beton melewati ujung pipa pompa beton.
7. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian ujung
pipa mana beton diambil.
8. Prosedur pengambilan kubus sesuai dengan PBI 197.
9. Setiap benda uji tidak boleh cacat.
10. Penyedia Barang dan Jasa harus membuat laporan lengkap mengenai
hasil khusus yang disertai evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya dan
disampaikan pada Direksi Pekerjaan.
11. Tata cara dan aturan pelaksanaan pengujian akan ditetapkan / diatur
kemudian oleh Direksi Pekerjaan.
12. Kalau terjadi kegagalan dalam uji beton ini, Penyedia Barang dan Jasa
harus melakukan percobaan - percobaan non destruktif, apabila masih
nenunjukkan kegagalan Penyedia Barang dan Jasa harus memperbaiki
atau mengganti struktur tersebut atas biaya Penyedia Barang dan Jasa
sendiri.
13. Bila dianggap perlu, maka Penyedia Barang dan Jasa harus melakukan uji
tambahan atas biaya Penyedia Barang dan Jasa.

c. Pembuatan Beton
1. Penyedia Barang dan Jasa bertanggung jawab penuh atas seluruh
pembuatan beton yang baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Dalam pembuatan beton ini, Penyedia Barang dan Jasa harus memakai
sistem weight batching plant & volumetric sistem ( untuk mengukur
air) yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua alat ukur untuk
pencampuran beton ini harus dalarn kondisi baik dan dikalibrasi dan
disediakan oleh Penyedia Barang dan Jasa.
3. Pengaturan untuk pengangkutan. Penimbangan dan pencampuran
material - material harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
11

4. Seluruh pekerjaan harus diinspeksi dan dikontrol terus oleh seorang


inspector yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
5. Pencampuran beton yang dibuat di lapangan menggunakan perbandingan
volume yang disesuaikan dengan mix design yang dibuat oleh kontraktor
untuk dapat menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan spesifikasi
yang dimaksud ( dalam hal ini adalah mutu beton K. 225 ).
6. Mixer harus betul - betul kosong sebelum menerima material - material
dan adukan berikutnya. Mixer harus dibersihkan dan dicucui bila mixer
tidak dipakai lebih lama dari 30 menit atau bila beton yang akan dibuat
berbeda mutunya.
7. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh atau
mengeras tidak diizinkan.
8. Ketelitian alat ukur harus dikontol minimum satu kali setiap minggu
dengan ketelitian 1 persen.

d. Persiapan Pengecoran
1. Pengecoran dapat dilakukan setelah pekerjaan pembesian disetujui oleh
direksi pekerjaan atau konsultan pengawas.
2. Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Barang dan Jasa harus
membersihkan seluruh area pengecoran, memeriksa dan memperbaiki
lagi bekesting dan pembesian yang masih kurang sempurna, memeniksa
dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan desain disiplin lain
berikut segala pipa, konduit atau barang - barang lain yang akan tertanam
dalam beton dan mengajukan izin pengecoran tanpa izin tertulis dan
Direksi Pekerjaan.
3. Sebelum pengecoran, semua alat - alat pembuatan beton dan
pengangkutan beton harus dalam keadaan baik dan bersih.
4. Sebelum pengecoran beton, Penyedia Barang dan Jasa harus membasahi
cetakan dan pasangan - pasangan dinding yang akan berhubungan dengan
beton sampai jenuh. Selain itu semua bidang - bidang beton yang lama
yang akan dicor harus dikasarkan terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dan kotoran - kotoran beton yang lepas kemudian
penyambungan bidang - bidang beton yang lama harus memakai lem
beton.
5. Sebelum pengecoran beton, Penyedia Barang dan Jasa harus
membersihkan / membuang air yang tergenang pada bekesting atau area
pengecoran.

(4) Pengecoran dan Perawatan Beton


a. Pengangkutan Beton
1. Metode pengangkutan yang akan digunakan Penyedia Barang dan Jasa
haruslah metode pengangkutan yang sudah dievaluasi dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
2. Kecepatan pengangkutan harus sedemikian rupa dan cukup cepat
sehingga beton tidak kering atau kehilangan workabilitas atau plasticitas
yang selama waktu digunakan antara mencampur dan mencetak
(mengecor).
3. Sistem pengangkutan beton tidak boleh sampai menimbulkan segregasi
pada adukan beton maupun kehilangan semen dan air.
12

4. Pengangkutan harus diorganisir sedemikian rupa sehingga selama


pengecoran pada bagian tertentu, tak terjadi keterlambatan pada cor
sambungan dingin (colt join).
5. Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit.

b. Pengecoran Beton
1. Pengecoran beton harus berlang sung terus menerus tanpa berhenti
sampai mencapai siar - siar pelaksanaan yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal yang dilaksanakan lapis
perlapis dengan tebal tiap lapisan maksimum 40 cm.
3. Metode penuangan dan pemadatan beton harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi segregasi pada beton.
4. Tinggi jatuh vertikal pada peng USVV tidak boleh lebih dan 150 cm.
Untuk dinding - dinding, kolom - koloin, atau bagian - bagian yang
tinggi, beton tidak boleh dicor dan atas, tetapi pengecoran barus
dilakukan memulai sisi bekesting.
5. Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, kecuali
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Bila diizinkan, saluran curam
harus terbuat dan metal yang dapat mengalirkan adukan beton tanpa
terjadinya pemisahan bahan dan harus dicor dengan sudut tidak lebih
datar dan perbandingan 1 (satu ) tegak, 2 ( dua) mendatar.
6. Beton harus dipadatkan dengan vibrator mekais yang dikerjakan oleh
orang - orang yang berpengalaman dan trampil. Pekerjaan beton yang
telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas dan lubang -
lubang, segregasi dan keropos.
7. Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang mempunyai frekwensi tidak
kurang dan 6000 sirklus permenit dan mempunyai lengan sepanjang 6
meter atau lebih.
8. Selama pemadatan beton, Penyedia Barang dan Jasa harus menjaga agar
tidak terjadi over vibration yang akan mengakibalkan segregasi. Selain
itu Penyedia Barang dan Jasa juga harus menjaga agar tulangan -
tulangan (terutama tulangan yang telah masuk beton) tidak mengalami
getaran langsung dan vibrator.
9. Penyedia Banang dan Jasa harus menyediakan vibrator - vibrator dengan
kondisi yang baik dan cukup.
10. Selama han hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton yang baru
dicor harus dilindungi dan air hujan. Selain itu penghentian beton yang
baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan air hujan (terutama pada
balok, kolom dan dinding).
11. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang kena
hujan / aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu
terhadap beton - beton yang tercampur / terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin Direksi Pekeijaan terlebih dahulu.
13

c. Kualitas Pekerjaan Beton


1. Direksi Pekerjaan berhak menolak semua pekerjaan beton yang tidak
memenuhi syarat sebagai berikut :
Konstruksi beton keropos.
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya yang tidak sesuai dengan gambar.
Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
Konstruksi beton yang mengalami cacat - cacat lainnya.
Penyedia Barang dan Jasa harus mengganti / membongkan dan
memperbaiki beton - beton yang tidak memenuhi syarat atas
biaya sendiri sesuai dengan instruksi dari Direksi Pekerjaan dan
Perencanaan.
2. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI - 1971 BAB
4.5,4.6,4.7 dan 4.8.
3. Struktur beton harus mempunyai ukuran - ukuran dimensi lokasi dan
bentuk yang tidak boleh melampaui toleransi dibawah ini :
Posisi garis as dan penyelesaian bagian struktur pada semua titik
maksimum bergeser 0,5 cm dan posisi seharusnya.
Vaniasi ukuran - ukuran dimensi struktur yang <3 m adalah 0,5 cm
Variasi ukuran - ukuran dimensi struktur yang <3 m adalah 1 cm.

4. Perawatan Beton
Sebelum proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan
penulangan tidak boleh terganggu atau mengalami pembebanan yang
dapat merusak struktur beton muda ini. Oleh karena itu Penyedia
Barang dan Jasa dilanang mempergunakan lantai yang masih muda
umurnya untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas minimal
14 hari umurnya.
Beton harus dilindungi dan hujan lebat, aliran air hujan dan dan
kerusakan yang disebabkan oleh alat - alat. Dua jam setelah
pengecoran beton, semua beton harus selalu dalam keadaan basah,
paling sedikit 10 hari dengan cara dibasahi dengan air terus menerus,
direndam atau dengan sistem disiram air dan pipa yang berhubungan
atau sistem lain yang dapat membuat kondisi beton basah, untuk
kolom beton dapat digunakan karung basah yang dililitkan.
Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah
selama perawatan untuk mencegah retak patah sambungan dan
pengeringan beton yang terlalu cepat.
Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air bersih dan sama
sekali bebas dan unsur - unsur kimia yang mungkin menyebabkan
perubahan warna beton.

III.5.3 Dasar Pembayaran


14

Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.

SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
a. Pek. Cor Lantai Kerja Beton K.100 Meter Kubik ( m3 )
b. Pek. Cor Footplat Beton K.225 Meter Kubik ( m3 )
Pek. Kolom, Balok, Ring Balk, Sloof, Plat Luifel &
c. Meter Kubik ( m3 )
Talang Beton K. 225
d. Pek. Rabat Keliling Meter Kubik ( m3 )
e. Pek. Cor bawah keramik K.100 Meter Kubik ( m3 )

Pasal III.5
15

PEKERJAAN PEMBESIAN

III.5.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan pembesian yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan
pekerjaan pembesian sehingga dicapai hasil pekerjaan pembesian yang baik dan
sempurna untuk Pekerjaan Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan Kios, Rumah
Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran.
(2) Pekerjaan pembesian yang akan dilaksanakan yaitu pekerjaan pembesian yang
tertuang dalam gambar rencana

III.5.2 Pekerjaan Penulangan


5.2.1 Ruang Lingkup
Pekerjaan pembesian terdiri dari pelaksanaan pekerjaan penulangan/pembesian
untuk semua jenis pekerjaan yang disebutkan dalam RAB dan Gambar
Rencana

5.2.2 Bahan Pembesian


a. Besi yang digunakan adalah besi polos U 24
b. Ukuran diameter dan panjang besi/tulangan yang dipakai harus sesuai dengan
gambar teknik, terkecuali ditunjukkan secara tertulis oleh direksi teknis.
c. Semen jenis besi yang digunakan barus diperoleh dan pemasok / pabrik yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dan laboratorium balk pada saat pemesanan, secara periodik
juga diambil minimum 2 contoh percobaan tegangan - tegangan sebanyak
minimum 3 kali, yaitu pada waktu permulaan besi datang, kemudian pada
pertengahan dan akhir pekeijaan pembesian. Akan tetapi apabila selama
pelaksanaan ditemukan hal - hal yang meragukan, percobaan tegangan -
tegangan harus dilakukan lagi. Selain itu Penyedia Barang dan Jasa juga wajib
melakukan percobaan tank dan lengkung dingin sebanyak 1 set percobaan
setiap 10 ton besi untuk besi berdiameter > 12 mm. Panjang contoh yang
diambil adalah I m dan tiap batang besi diambil 3 bh contoh.

5.2.3 Pelaksanaan Pembesian


a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati - hati dan teliti, tepat
pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak
menyimpang dan TCPSBUBG - 1991 dan / atau PBI 1971.
b. Pembengkokan besi beton barus dilakukan oleh tenaga ahli dengan
mempergunakan alat - alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat,
patah, retak - retak, dan kerusakan - kerusakan lainnya.
c. Pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.
d. Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh
dibengkokkan dilapangan, kecuali ada izin khusus dan perencana dan atau
Direksi Pekerjaan.
e. Sebelum penyetelan dan pemasangan tulangan, Penyedia Barang dan Jasa harus
membuat rencana kerja dan pembongkatan baja tulangan (bending schudule)
yang harus diserahkan ke Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
16

f. Tulangan - tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama


pengecoran tidak berubah tempatnya. Untuk membantu penempatan tulangan
ini, Penyedia Barang dan Jasa harus memasang beton tahu , kaki ayam dan
bahan pembantu lainnya secukupnya.
g. Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dari kulit besi, karat, lemak
kotoran serta bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat. Jika teijadi
keterlambatan pengecoran maka pembesian harus diperiksa dan dibersihkan
ulang.
h. Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan. Semua
sambungan batang tulangan harus sesuai dengan ketentuan TCPSBUBG - 1991
pasal3.5dan3.16.
i. Tebal selimut beton yang tersedia harus sesuai dengan TCPSBUBG - 1991
pasal 3.16.

III.5.3 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat
bantu yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dimaksud.

SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN

1. Pekerjaan Pembesian Kilogram (Kg)

Pasal III.6
PEKERJAAN BEGISTING
17

III.6.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan begisting yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan
pekerjaan begisting sehingga dicapai hasil pekerjaan begisting yang baik dan
sempurna untuk Pekerjaan Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan Kios, Rumah
Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran.
(2) Pekerjaan begisting yang akan dilaksanakan meliputi semua bagian beton yang
memerlukan begisting

III.6.2 Pekerjaan Begesting


6.2.1 Ruang lingkup
Pekerjaan begesting yang dikerjakan adalah untuk begesting sloof, kolom,
balok, ringbalk, dan pekerjaan beton lain yang membutuhkan begisting
6.2.2 Bahan Begesting
a. Bahan - bahan yang dipakai untuk bekesting adalah kayu & multiplek.
Sedangkan bahan - bahan yang dapat digunakan untuk acuan penyangga
adalah kayu, bambu atau tiang / pipa logam.
b. Penggunaan bahan - bahan pembantu pelepasan bekesting seperti from oil
released agent harus seizin dan Direksi Pekerjaan dan untuk itu Penyedia
Barang dan Jasa hams memberikan data - data teknis dan produk tersebut ke
Direksi Pekerjaan.

6.2.3 Pembuatan dan Pemasangan Begesting


a. Pembuatan begisting harus sesuai dengan ukuran beton yang tertera dalam
gambar rencana.
b. Sistem begesting harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan, khususnya yang menyangkut jenis / dimensi - dimensi bekesting
dan jarak - jarak acuan penyangga.
c. Begesting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dan penyangga. Permukaan bekesting harus halus
dan rata, tidak boleh ada lekukan, lubang - lubang dan tidak boleh melendut.
Sambun - sambungan pada bekesting hams diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal dan vertical.
d. Khusus untuk struktur beton exposed maupun stuktur beton lainnya yang
perlu menggunakan minyak atau bahan sejenis pada bekestingnya, Penyedia
Barang dan Jasa harus mengoleskan minyak tersebut seperlunya dan harus
menjaga agar minyak tersebut tidak sampai mencemani batang tulangan dan
sambungan konstruksi.
e. Khusus untuk bekesting - bekesting kolom maka pada tepi bawah kolom pada
2 sisi harus dibuatkan bukaan untuk mengeluarkan kotoran - kotoran yang
terdapat pada dasar kolom dan bukaan ini boleh ditutup setelah dasar kolom
diperiksa kebersihannya dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Hal yang sama
juga harus dikerjakan pada balok - balok yang tinggi atau dinding - dinding
beton. Bekesting untuk beton biasa (yang perlu diplester permukaannya)
harus dibasahi dengan seksama sebagai pengganti minyak beton dicor.
f. Tiang - tiang penyangga vertikal barus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau
18

overstress atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang


dibebani.
g. Struktur tiang - tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian
rupa sehingga konstruksi ini benar - benar stabil, kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban - beban yang berada diatasnya selama
pelaksanaan beton.
h. Semua tiang - tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas
tanah, tetapi harus berpijak diatas balok kayu rata atau lantai kerja dengan
kokoh. Selain itu semua tanah dasar didaerah sekitar penyangga harus
dipadatkan sampai cukup kuat untuk menahan beban diatasnya.
i. Semua begesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan
tidak boleh tercemar oleh bahan - bahan yang dapat menurunkan mutu beton.

6.2.4 Pembongkaran Begesting


a. Begisting boleh dibongkar setelah umur beton mencukupi atau sesuai dengan
petunjuk direksi. Dalam hal ini begisting Plat lantai, Plat atap dan balok yang
menggantung ( tanpa dukungan dibawahnya ) boleh dibongkar setelah umur
beton mencapai 21 hari, dan untuk begisting kolom dapat dibongkat setelah
umur beton mencapai 2 hari.
b. Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah ada izin
tertulis dan Direksi Pekerjaan.
c. Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur
(admixture / additive) khusus, maka waktu minimum pembongkaran
bekesting harus didasarkan pada PBI - 1971 dan hasil uji tekan beton.
d. Dengan adanya pembongkaran bekesting dan / atau acuan pada beton,
struktur - struktur bangunan tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan
ataupun pembebanan yang melebihi beban rencana.
e. Pertanggung jawaban atas keselamatan semua pihak pada bongkaran
bekesting atau acuan berada dipihak Penyedia Barang dan Jasa.

III.6.3 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat
bantu yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dimaksud.

SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN

1. Pekerjaan Begisting Meter Persegi (m2)

Pasal III.7
PEKERJAAN PASANGAN
19

III.7.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


(1) Lingkup tugas pekerjaan pasangan yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan
pekerjaan pasangan sehingga dicapai hasil pekerjaan pasangan yang baik dan
sempurna untuk Pekerjaan Pembangunan/ Rehab Los, Pekerjaan Kios, Rumah
Kontainer Sampah, Pavingisasi & Pembuatan Saluran. Pekerjaan pasangan yang
akan dilaksanakan yaitu antara lain :
1. Pekerjaan Pasangan Pondasi / Batu Belah 1 : 6
2. Pekerjaan Pasangan Bata 1 : 5
3. Pekerjaan Plesteran Tembok 1 : 5
4. Plesteran Kamprot
5. Pekerjaan Acian
6. Pekerjaan Pasangan Keramik Motif 40 x 40
7. Pekerjaan Pasangan Keramik Texture 40x40
8. Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai KM 20x20
9. Pekerjaan Pasangan Keramik Dinding KM 25x25
10. Pekerjaan Pasangan Klosed Jongkok
11. Pekerjaan Sirip sirip Pasangan Bata
12. Pekerjaan Septictank & Resapan

III.7.2 Pasangan Pondasi Spesi 1 Pc : 6 Ps


(1) Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pasangan batu belah untuk pondasi,
saluran dan bagian - bagian lain bangunan sesuai dengan gambar rencana,
termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu.

(2) Bahan-Bahan
Batu Belah
Pondasi batu belah menggunakan batu belah putih dengan penampang batu
antara 10 sampai 20 cm. Ukuran dimensi pekerjaan pondasi batu belah harus
sesuai dengan Gambar Teknis, kecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh
Direksi Teknis
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
20

Adukan
Adonan mortar untuk pasangan pondasi batu belah menggunakan campuran
perekat 1 PC : 6 PS. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
kepada direksi pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan
mixer dan secara manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai
mengeras tidak boleh digunakan lagi.

(3) Cara Pelaksanaan


Pemasangan batu belah untuk pondasi dan saluran harus mengikuti peraturan
dengan tahapan yang lazim dilakukan atas petunjuk pengawas (untuk
pematokan / propil, penarikan benang dll).
Pekerjaan Pasangan Pondasi batu belah dan saluran dapat dilaksanakan setelah
pekerjaan galian dan urugan pasir dapat diterima oleh Direksi Teknis.
Pengikatan pada pasangan batu belah harus dilakukan secara baik dan
sempurna.
Semua pasangan harus lurus, rata secara horisontal maupun vertikal dan
dilakukan dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari
30 cm diatas sebelah bawahnya.
Semua pasangan batu belah yang sudah selesai dikerjakan harus dijaga agar
jangan sampai terkena benturan keras yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada pasangan tersebut.

II.7.3 Pekerjaan Pasangan Batu Bata Spesi 1 Pc : 5 Ps


(1) Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pasangan batu bata untuk dinding,
dan bagian - bagian lain bangunan sesuai dengan gambar rencana, termasuk
pengadaan bahan dan peralatan pembantu.

(2) Bahan-Bahan
Batu Bata
Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, berkualitas baik diproduksi
pada propinsi/kota lokasi pembangunan ex Lokal atau produk lain yang
disetujui Direksi /konsultan pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuanketentuan dalam NI-10 & PUBI 1982 pasal 27. Digunakan batu bata
ukuran 55 x 110 x 220 mm dari kualitas baik, terbakar matang, siku dan sama
ukuran serta cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah - pecah melebihi
10%.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
21

Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.

Adukan
Adukan yang digunakan untuk memasang batu bata adalah campuran semen
dan pasir dengan perbandingan 1 Pc : 5 Ps dengan asumsi untuk 1 m2 pasangan
bata menggunakan adonan mortar dari 9,68 Kg PC dan 0,045 m3 Pasir Pasang.
Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer dan secara
manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.

(3) Cara Pelaksanaan


Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan dengan tahapan yang lazim
dilakukan atas petunjuk pengawas (untuk pematokan / propil, penarikan
benang dll).
Batu bata yang digunakan harus direndam dulu sampai jenuh air pada
permukaan yang akan dipasang harus dibasahi pula.
Pengikatan pada pasangan bata setengah bata harus dilakukan secara baik dan
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang
kecuali sesuai peraturan.
Semua pasangan harus lurus, rata secara horisontal maupun vertikal dan
dilakukan dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari
30 cm diatas sebelah bawahnya.
Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom
praktis berukuran 15 x 15 cm, demikian juga halnya dengan pertemuan antara
pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas.
Semua pasangan bata yang sudah selesai dikerjakan harus dijaga agar jangan
sampai terkena benturan keras yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
pasangan tersebut.

III.7.4 Plesteran 1 : 5
(1) Lingkup Pekerjaan:
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester, plesteran dikerjakan pada
dinding dan bangunan lain seperti tertera dalam Gambar Rencana, termasuk
pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
(2) Bahan-Bahan
Pekerjaan Plesteran menggunakan bahan dasar dari semen (PC) dan Pasir
Pasang.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
22

Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Adonan mortar untuk plesteran menggunakan campuran 1 PC : 5 Ps, dengan
asumsi untuk 1 m2 pekerjaan plesteran menggunakan 5,184 Kg PC dan 0,026
m3 Pasir Pasang. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
kepada direksi pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan
mixer dan secara manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai
mengeras tidak boleh digunakan lagi.
(3) Cara Pelaksanaan :
Semua pemasangan bata harus diselesaikan dengan plesteran 1 Ps : 5 Pc
kecuali ditentukan lain dalam gambar. Seluruh bidang yang akan diplester
harus dibersihkan lubang - lubang yang tidak diperlukan harus ditutup dengan
rapi. Siar atau spasi antara rabat harus dikerok dan kemudian dibasahi dengan
air.
Permukaan plestaran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun
vertikal. Setiap lekukan harus dibuat rapi lurus sesuai dengan
kebutuhan/gambar rencana.
Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang
telah benar - benar kering dilakukan dengan pengacian dengan semen sampai
didapat permukaan yang halus, rata, lurus dan tidak bergelombang.

III.7.5 Plesteran Kamprot


(1) Lingkup Pekerjaan:
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester. Plesteran kamprot
menggunakan campuran 1 : 3 digunakan pada plesteran ornamen terexpose atau
menonjol dari tembok.

(2) Bahan-Bahan
Pekerjaan Plesteran menggunakan bahan dasar dari semen (PC) dan Pasir
Pasang.
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.U.B.B. - N.I. 3.
pasal 14 ayat 2.
Air
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer dan secara
manual pada saat keluar dari mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.
(3) Cara Pelaksanaan :
Semua Balok & Kolom yang terexpose ataupun menonjol dari tembok harus
difinishing dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
23

Untuk balok atau kolom dan beton harus dikerok dahulu agar plesteran 1 Pc : 3
Ps dapat lebih mengikat. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka tebal
plesteran untuk bidang yang akan dicat tidak boleh kurang dari 15 mm.
Permukaan plestaran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun
vertikal. Setiap lekukan harus dibuat rapi lurus sesuai dengan
kebutuhan/gambar rencana.

III.7.6 Pekerjaan Acian


(1) Lingkup Pekerjaan:
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diaci, acian dilaksanakan pada
setiap bagian bangunan yang sudah diplester. Pekerjaan acian ini termasuk
pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
(2) Bahan-Bahan
Pekerjaan acian menggunakan bahan dasar dari semen (PC).
Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan
harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syaratsyarat dalam NI-8.
Air
Air yang digunakan untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI 1982 pasal - 9.
Adonan mortar untuk acian menggunakan campuran semen dengan air, dengan
asumsi untuk 1 m2 pekerjaan acian menggunakan 3,25 Kg PC dan air
secukupnya . Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
kepada direksi pekerjaan untuk disetujui.
(3) Cara Pelaksanaan :
Seluruh bidang yang akan diaci harus dibersihkan lubang - lubang yang
tidak diperlukan harus ditutup dengan rapi. Siar atau spasi antara rabat
harus dikerok dan kemudian dibasahi dengan air.
Permukaan acian harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun
vertikal. Setiap lekukan harus dibuat rapi lurus sesuai dengan
kebutuhan/gambar rencana.
Pada plesteran yang telah benar - benar kering dilakukan dengan pengacian
dengan semen sampai didapat permukaan yang halus, rata, lurus dan tidak
bergelombang.

III.7.7 Pekerjaan Pasang Keramik Motif 40 x 40 dan 40 x 40 texture


1. Ketentuan Umum
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan finishing lantai, pelaksanaan wajib meneliti
dan mengukur kembali ketinggian peil lantai dan kemiringannya sesuai gambar
rencana.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dimulai setelah semua pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh pengawas. Pekerjaan
Pemasangan Keramik lantai dapat dilakukan setelah cor bawah keramik cukup
keras atau telah mencapai umur yang ideal.

2. Pelaksanaan Pemasangan Lantai Keramik


24

a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan / pembersihan permukaan yang akan dipasang
dan pemasangan keramik sesuai dengan pola dalam gambar rencana, termasuk
penyelesaiannya dan pengadaan material dan peralatan pembantu.
b. Bahan - bahan :
1. Keramik
Digunakan lantai keramik motif 40 x 40 cm dan keramik 40x40 texture
untuk semua bagian lantai kecuali yang ditunjukkan lain dalam gambar
rencana.
2. Bahan Perekat
Digunakan semen PC sebagai bahan perekat.
3. Bahan Pengisi
Digunakan jenis grout sebagai bahan pengisi nat dan bahan dasar
campuran semen, synthetic resins dan bahan - bahan additive serta
mempunyai kualitas setara dengan Lemkra
4. Warna Keramik
Ketentuan warna bahan - baban seperti yang tercantum dalam gambar
rencana. Daftar pemakaian bahan atau yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas, pelaksana harus memberikan contoh - contoh bahan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui dan bahan yang
digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.

3. Cara Pelaksanaan:
a. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
b. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
c. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
d. Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.

III.7.8 Pekerjaan Pasang Keramik Lantai KM 20 x 20


1. Ketentuan Umum
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan finishing lantai kamar mandi, pelaksanaan
wajib meneliti dan mengukur kembali ketinggian peil lantai dan kemiringannya
sesuai gambar rencana.
25

b. Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dimulai setelah semua pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh pengawas. Pekerjaan
Pemasangan Keramik lantai kamar mandi dapat dilakukan setelah cor bawah
keramik cukup keras atau telah mencapai umur yang ideal.

2. Pelaksanaan Pemasangan Lantai Keramik Kamar Mandi


c. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan / pembersihan permukaan yang akan dipasang
dan pemasangan keramik sesuai dengan pola dalam gambar rencana, termasuk
penyelesaiannya dan pengadaan material dan peralatan pembantu.
d. Bahan - bahan :
1. Keramik
Digunakan lantai keramik 20 x 20 cm untuk semua bagian lantai kecuali
yang ditunjukkan lain dalam gambar rencana.
2. Bahan Perekat
Digunakan semen PC sebagai bahan perekat.
3. Bahan Pengisi
Digunakan jenis grout sebagai bahan pengisi nat dan bahan dasar
campuran semen, synthetic resins dan bahan - bahan additive serta
mempunyai kualitas setara dengan Lemkra
4. Warna Keramik
Ketentuan warna bahan - baban seperti yang tercantum dalam gambar
rencana. Daftar pemakaian bahan atau yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas, pelaksana harus memberikan contoh - contoh bahan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui dan bahan yang
digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.

3. Cara Pelaksanaan:
e. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
f. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
g. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
h. Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.

III.7.9 Pekerjaan Pasang Keramik Dinding KM 25 x 25


1. Pelaksanaan Pemasangan Lantai Keramik Kamar Mandi
a. Lingkup Pekerjaan
26

Meliputi pekerjaan persiapan / pembersihan permukaan yang akan dipasang


dan pemasangan keramik sesuai dengan pola dalam gambar rencana, termasuk
penyelesaiannya dan pengadaan material dan peralatan pembantu.
b. Bahan - bahan :
1. Keramik
Digunakan lantai keramik 25 x 25 cm untuk semua bagian lantai kecuali
yang ditunjukkan lain dalam gambar rencana.
2. Bahan Perekat
Digunakan semen PC sebagai bahan perekat.
3. Bahan Pengisi
Digunakan jenis grout sebagai bahan pengisi nat dan bahan dasar
campuran semen, synthetic resins dan bahan - bahan additive serta
mempunyai kualitas setara dengan Lemkra
4. Warna Keramik
Ketentuan warna bahan - baban seperti yang tercantum dalam gambar
rencana. Daftar pemakaian bahan atau yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas, pelaksana harus memberikan contoh - contoh bahan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui dan bahan yang
digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.

2. Cara Pelaksanaan:
i. Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka pemasangan
kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas, dan harus
diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.
j. Pemasangan lantai harus rata air dan nat - nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm, untuk selanjutnya nat diisi dengan
bahan pengisi yang telah ditentukan, secara penuh rata dan tidak boleh
berlubang atau keropos.
k. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat masinal yang baik dan
mendapatkan hasil yang lurus serta rapi, keramik yang retak atau pecah atau
rusak akibat pemotongan yang gagal segera diganti. Permukaan yang sudah
selesai dipasang harus segera dibersihkan dan sisa bahan pengisi nat untuk
kemudian dijaga kebersihannya.
Pekerjaan Pasanagan Keramik lantai dapat dilaksanakan setelah semua
pekerjaan Plafond, dan instalasi listrik diatas plafond selesai dilaksanakan.

III. 7.10 Pekerjaan Pasang Klosed Jongkok


Yang dimaksud Pasang Klosed Jongkok adalah pemasangan klosed duduk pada
kamar mandi seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Pemasangan Klosed duduk
dapat dilaksanakan setelah keramik lantai selesai dipasang. Klosed harus dipasang
dengan kuat dan rapi. Rongga antara keramik lanti dan klosed harus ditutup
sempurna sehingga tidak menimbulkan bau.

III.7.11 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
27

kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.

SATUAN
NO. URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pas. Pondasi 1:6 meter kubik (m3)
2 Pek. Pas. Batu Bata 1:5 meter persegi (m2)
3 Pek. Plesteran 1:5 meter persegi (m2)
4 Pek. Plesteran Komprot meter persegi (m2)
5 Pek. Acian meter persegi (m2)
6 Pek. Pas. Keramik 40x40 motif meter persegi (m2)
7 Pek. Pas. Keramik 40x40 texture meter persegi (m2)
8 Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Km 20x20 meter persegi (m2)
Pekerjaan Pasangan Keramik Dinding Km
9 25x25 meter persegi (m2)

10 Pekerjaan Pasangan Klosed Jongkok unit


11 Pekerjaan Sirip sirip Pasangan Bata meter panjang (m1)
12 Pekerjaan Septictank & Resapan unit

Pasal III.8
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA ATAP
28

III.8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan
ereksi (erection), seluruh pekerjaan pemasang baja konvensional maupun baja
ringan seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka menggunakan profil WF. 200.100.5,5.8 dan WF. 150.75.5.7
(tersedia), Gording CNP 125.50.20.2,3 atau sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan alat sambung meliputi penyambungan dengan las dan baut sesuai
dengan gambar rencana.

III.8.2. Persyaratan bahan


Bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda-kuda harus memenuhi persyaratan
sifat mekanis sebagai berikut :
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson : = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12 x 10-6 /oC

Tegangan leleh, tegangan putus baja struktural yang digunakan harus memenuhi
persyaratan seperti pada Tabel :

Tabel Sifat mekanis baja struktural


Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
Jenis Baja minimum, fu minimum, f y minimum
(MPa) (MPa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Baja yang tidak teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut
ini:
1) bebas dari cacat permukaan;
2) sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan
dan kemampuan layan strukturnya
3) ditest sesuai ketentuan yang berlaku.
Semua minyak, kotoran, karat lepas, kerak lepas, dan cacatcacat lainnya pada
permukaan kontak yang dapat menghalangi kedudukan rapat dari bagian-bagian
yang berada pada keadaan kencang tangan harus dibersihkan.

Setiap penandaan pekerjaan baja harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak mutu materialnya.

III.8.3. Alat Sambung :


a. Las
Pengelasan harus memenuhi standar SII yang berlaku (2441-89, 2442-89, 2443-
89, 2444-89, 2445-89, 2446-89, dan 2447-89), atau penggantinya.
Material pengelasan dan logam las harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menggunakan system Las Tumpul Penetrasi Penuh: las tumpul di mana terdapat
penyatuan antara las dan bahan induk sepanjang kedalaman penuh sambungan.

b. Baut
29

Jenis baut yang dapat digunakan adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII
(0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A,
dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya.

Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter
nominal pengencang Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau
pelat sayap profil harus memenuhi spesifikasi berikut :
Tepi dipotong dengan tangan : 1,75 db
Tepi dipotong dengan mesin : 1,50 db
Tepi profil bukan hasil potongan : 1,25 db
Dengan db adalah diameter nominal baut pada daerah tak berulir.

Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah jadi, harus 2 mm lebih besar dari
diameter nominal baut untuk suatu baut yang diameternya tidak melebihi 24 mm,
dan maksimum 3 mm lebih besar untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali
untuk lubang pada pelat landas.

III.8.4. Toleransi
Batas-batas toleransi harus dipenuhi setelah pabrikasi selesai dan semua material
pencegah karat telah dilapiskan. Toleransi pada semua dimensi struktural harus
sebesar 2 mm, kecuali dinyatakan lain.
Untuk setiap profil tersusun, penyimpangan dari dimensi yang disyaratkan pada
penampang melintang tidak boleh melebihi sebagai berikut;
a) Tinggi penampang (d) :
untuk d<400 mm, : 3,0 mm
untuk 400d<600 mm : 4,0 mm
untuk d600 mm, : 5,0 mm
b) Lebar sayap (b f ) :
untuk semua b f 3.0 mm
c) Tebal sayap ( t f ) :
untuk t f <16 mm, : 1,5 mm
untuk 16 t f <25 mm, : 2,0 mm
untuk 25 t f <40 mm, : 2,5 mm
untuk t f 40 mm, : 3,0 mm
d) Tebal badan (tw) :
untuk tw<16 mm, : 1,0 mm
untuk 16tw<25 mm, : 1,5 mm
untuk 25tw<40 mm, : 2,0 mm
untuk tw40 mm, : 2,5 mm

e) Ketidak-sikuan dari suatu sayap :


untuk d300 mm, (1,2 % bf )mm, minimum 2,0 mm
untuk d>300 mm, (1,5 % bf )mm, minimum 2,0 mm

f) Ketidak-dataran badan (w) :


untuk d<400 mm, : 2,0 mm
untuk 400d<600 mm, : 2,5 mm
untuk d600 mm, : 3,0 mm

III.8.5. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan Bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda-kuda
dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai dengan gambar desain
b. Perakitan kuda-kuda dilakukan di workshop/di lokasi pekerjaan apabila lokasi
memungkinkan.
30

c. Penanganan, penyimpanan, pengiriman dan pemasangan kuda-kuda harus


dilakukan dengan cara tertentu untuk menghindari kerusakan kuda-kuda.
d. Selama masa mendirikan bangunan, semua pekerjaan baja harus dijamin
keamanannya, dengan cara dibaut atau diikat, sehingga masih dapat memikul
gaya-gaya yang diakibatkan oleh berat peralatan maupun beban yang timbul saat
dioperasikannya alat tersebut.
e. Batang pengaku sementara dan pengekang harus tetap terpasang sampai saat
struktur yang sudah terpasang cukup kuat untuk berdiri sendiri.
f. Semua sambungan pada batang pengaku sementara dan komponen struktur
sementara lainnya, yang diperlukan pada saat pelaksanaan, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak memperlemah struktur permanen utama ataupun
menimbulkan akibat buruk dalam segi kelayakannya. Pengelasan pada sambungan
ataupun pembongkarannya harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
g. Pihak Penyedia Jasa harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak
konsultan perencana struktur berhak untuk meminta informasi mengenai reaksi
perletakan kuda-kuda baja.
h. Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

III.8.6. Persyaratan Pra-Kontruksi


a. Penyedia Jasa wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish. Demikian juga untuk ring balok harus
berada dalam kondisi level/rata.
b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Penyedia jasa akan ditolak dan harus
diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan
maupun kekurangan lain akibat Penyedia Jasa tidak teliti dan cermat dalam
koordinasi dengan gambar pelengkap. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Penyedua jasa tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke KONSULTAN
PENGAWAS dan konsultan perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontraktor, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah
kurang.
d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difibrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.

III.8.7. Jaminan Struktural


a. Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Steelfast, meliputi;
kuda-kuda, struktur pengaku dan reng ( AS/NZS 4600:2005 ).

b. Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai Peraturan Pembebanan


Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada
Cold formed code for structural steel (AS/NZS 1170.0.2002) dengan desain
kekuatan structural berdasarkan Dead and Live Loads and Load Combinations
(AS/NZS 1170.1.2002) dan Wind Loads (AS/NZS 1170.2.2002) dan SNI.03-
1727-1989.
31

c. Menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-Self drilling-for the


building and construction industries (AS 3566.1-2002; AS 2566.2-2002)
d. Hasil uji kadar coating galvanishing dari Laboratorium Uji Bahan dan Barang
Teknik Jakarta, tahun 2009. (AS/NZS 1397-2001; ASTM: A 1003/A 1003M-
05)

III.8.10 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat
bantu yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dimaksud.

SATUAN
NO. URAIAN
PENGUKURAN
1. Pek. Kuda Kuda & Sumpil WF. 200.100.5.5.8 Kilogram (kg)
2. Pek. Kuda Kuda & Sumpil WF. 150.75.5.7 Kilogram (kg)
(tersedia)
3. Pek. Baut & Angkur Kilogram (kg)
4. Pek. Plat Sambung Kilogram (kg)
5. Pek. Plat Plendes Kilogram (kg)
6. Pek. Plat Sambung Kilogram (kg)
7. Pek. Pengaku Antar Kolom Siku 50.50.5 Kilogram (kg)
8. Pek. Pengaku Antar Kolom Siku 40.40.4 Kilogram (kg)

Pasal III.9
PEKERJAAN ATAP & PLAFOND

III.9.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


32

Lingkup tugas pekerjaan atap dan plafond yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan atap dan plafond sehingga
dicapai hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan atap dan plafond yang akan
dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Pek. Gording CNP. 125.50.20.2,3
b. Pek. Dudukan Gording & Stiffner 6 mm
c. Pek. Trackstang, Sagrod, Bracing & Tierod
d. Pek. Meni Gording dan Sagrod
e. Pekerjaan Rangka Tutup Keong (tersedia)
f. Pekerjaan Rangka Lisplank & Talang
g. Pekerjaan Lislank Fiber Semen 1/20
h. Pekerjaan Atap Galvalum tebal 0,35 mm
i. Pekerjaan Bubungan Galvalum tebal 0,35
j. Pekerjaan Galvalum Tutup Keong tebal 0,35
k. Pekerjaan Galvalum Lisplank
l. Pekerjaan Galvaum Flat Talang
m. Pekerjaan Plafond Gypsum Rangka Hollow

III.9.2 Pekerjaan Pekerjan Atap Galvalum 0,35


1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penyiapan bagian - bagian yang akan dipasang dan pemasangan
atap sesuai dengan gambar rencana antara lain : penutup atap termasuk penyediaan
bahan dan peralatan pernbantu.
2 Bahan - bahan
Atap Galvalum Tebal 0,35 mm
3 Cara Pelaksanaan
a. Pemasangan atap harus sesuai dengan gambar rencana termasuk penyediaan
lahan dan peralatan pembantu.
b. Pelaksana harus mengajukan contoh dan metoda pelaksanaan pemasangan
terlebih dahulu untuk disetujui oleh Pengawas dan bahan yang digunakan harus
sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
c. Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik, dimulai dan sisi bawah
dan sambungan - sambungan overlap harus cukup rapat dan tidak bocor, panjang
overlap minimal sesuai petunjuk pabrik.

III.9.3 Pekerjaan Lisplank Fiber Semen 1/20


Adalah pekerjaan lisplank dari bahan fiber semen dengan ketebalan 1cm dan lebar 20
cm. Pemasangan Lisplank harus rapi dan tidak bergelombang serta dapat diterima
Direksi Pekerjaan.

III.9.4 Pekerjaan Galvalum Lisplank & Galvalum Talang


33

Adalah pekerjaan lisplank dan talang dari bahan galvalum. Pemasangan lisplank dan
talang harus rapi dan tidak bergelombang serta dapat diterima Direksi Pekerjaan.

III. 9.5 Pekerjaan Plafond Gypsum Rangka Hollow


1. Ketentuan Umum
a. Pekerjaan ini baru dapat dilaksanakan setelah semua pekerjaan instalasi yang
terletak diatas langit - langit selesai dipasang dan diuji.
b. Pada pemasangan rangka untuk langit - langit khusus. Pelaksana harus
mengajukan gambar kerja terlebih dahulu untuk disetujui oleh Pengawas.
c. Semua pekerjaan langit - langit harus diselesaikan dengan permukaan rata, rapi
dan tidak bergelombang.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyiapan bagian - bagian yang akan dipasang, rangka penggantung
plafond dan hal - hal lain yang diperlukan, pernasangan penutup plafond sesuai
dengan gambar rencana, serta penyediaan bahan dan peralatan pembantu.
Termasuk pekerjaan compon pada bagian sambungan penutup plafond dan bekas
paku.
3. Bahan-bahan
a. Penutup Plafond
Digunakan gypsum ukuran 1.20 x 2.40 m tebal 4 mm,
b. RangkaPenggantung
Digunakan rangka hollow kotak dengan ukuran 4 x 4 cm dengan jarak 100 cm
dan rangka hollow 2 x 4 cm dengan jarak 60 cm. Ketebalan semua rangka
hollow adalah 0,4 mm
4 Pelaksanaan :
a. Sebelum memulai pemasangan, pelaksana harus menyediakan atau menentukan
Brand Mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond sesuai dengan gambar
rencana dan disetujui oleh pengawas. Pelaksana bertanggung jawab atas
ketepatan pedoman tersebut.
b. Rangka harus yang berhubungan dengan plafond harus dipasang lurus, rata
serta saling siku sesuai gambar rencana.
c. Dalam hal ini termasuk pekerjaan compound pada sambungan dan lubang
bekas sekrup, juga termasuk penyediaan & pemasangan List tepi Gypsum
ukuran 7 cm pada bagian dalam kios pujasera. Pada bagian los tidak
menggunaka list.

III.9.6 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.
34

SATUAN
URAIAN
PENGUKURAN
1. Pek. Gording CNP. 125.50.20.2,3 Kilogram ( kg )
2. Pek. Dudukan Gording & Stiffner 6 mm Kilogram ( kg )
3. Pek. Trackstang, Sagrod, Bracing & Tierod Kilogram ( kg )
4. Pek. Meni Gording dan Sagrod Lansir (ls)
5. Pekerjaan Rangka Tutup Keong (tersedia) Kilogram ( kg )
6. Pekerjaan Rangka Lisplank & Talang Kilogram ( kg )
7. Pekerjaan Lislank Fiber Semen 1/20 Meter Panjang (M1)
8. Pekerjaan Atap Galvalum tebal 0,35 mm Meter Persegi (M2)
9. Pekerjaan Bubungan Galvalum tebal 0,35 Meter Panjang (M1)
10. Pekerjaan Galvalum Tutup Keong tebal 0,35 Meter Persegi (M2)
11. Pekerjaan Galvalum Lisplank Meter Persegi (M2)
12. Pekerjaan Galvaum Flat Talang Meter Panjang (M1)
13. Pekerjaan Plafond Gypsum Rangka Hollow Meter Persegi (M2)

Pasal III.10
PINTU & KUSEN

III.10.1Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup tugas pekerjaan pintu dan kusen yang harus dikerjakan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-
35

alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pekerjaan pintu dan kusen
sehingga dicapai hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan pintu dan kusen yang akan
dilaksanakan yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Pintu Folding Gate
b. Pekerjaan Kusen Alumunuium 4
c. Pekerjaan Pintu Alumunium Strip Kamar Mandi
d. Pekerjaan Pintu Besi Hollow
e. Semua pekerjaan alumunium harus berdasarkan ketentuan dan disetujui Direksi
Lapangan.
f. Kusen pintu dan Jendela dikerjakan dengan sistim Klem dan diperkuat dengan
dina Bolt.

III.10.2 Pekerjaan Pintu Folding Gate


Pekerjaan Pintu folding gate adalah pemasangan pintu kios depan dengan ketinggian
2,25 m lebar 3,7 m atau sesuai gambar rencana. Pintu folding gate yang digunakan
memiliki daun roll tebal 0,7 mm, Rangka samping UNP 50 mm, Rel Atas & Bawah
UNP 50 mm, Frame / Balak Atas hollow 50x50 mm, Plat tegak / Ruji 3,6 x 20 mm,
Handel Stainless Jarak antar jeruji pada saat ditutup max. 19 cm, Rel bawah As besi
tulangan 16 mm, Kunci silinder minimal 2 putaran.

III.10.3 Pekerjaan Kusen Alumunium 4


1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan kusen pintu dan jendela alumunium harus dikerjakan menurut
instruksi pabrik/produsen dan standart standart antara lain :
a. The Allumunium Association (AA)
b. Architectural Allumunium Manufacturers Association (AAMA)
c. American Society for testing Material (ASTM)

2. Bahan-bahan
Kusen dan Plat Allumunium
Untuk Kusen Pintu Jendela dan plat allumunium (exterior) akan digunakan
produksi setara dengan Alcon/Alexindo Warna Coklat ukuran 4 (empat inch)
warna coklat..
a. Produksi dalam Negeri yang baik (sesuai SII 0695-82 dan SII jendela 0549-
82).
b. Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan
serap/sisa)
3. Seluruh pekerjaan allumunium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai
berikut:
a. Profile
Beban angin : 120 kg/m2
Ketahanan bocor dari air : mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15 kg/m2
Ketahan Bocoran terhadap udara : max 12 m3/ham m pada tekanan
15kg/m2
Ketebalan profil minimal : 2 mm
Ketebalan warna : 18 micron

b. Kelengkapan allumunium
Joint Backer : Polyutrane foam, tiak menyerap air, kepadatan 65-96
kg/m3, penampang 25% lebih besar dari celeh yang
ada.
36

Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhadap matahari, oksidasi


dengan kekerasan 60-80 durometer
Sealant : Silicon Sealant
Anker : Bagian yang berhubungan allumunium dilapis galvanis
25 micron bagian lain dilapis zinc chremet
Shims (Klos) : Plastic multi polymer dengan kekuatan 565 kg/m2
Kunci-kunci : (lihat petunjuk)
Kaca : (lihat pekerjaan kaca)
Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan allumunium.

4. Pekerjaan daun Pintu


a. Lingkup pekerjaan.
Meliputi semua pekerjaan daun pintu alumunium harus siku dan
pekerjaannya harus kuat dan rapi dan hal-hal yang berkaitan dengan
pengguna kelengkapan lainnya sebagai penunjang dalam pelaksanaan
pemasangan daun pintu harus sudah tersedia.
Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, dan lain-lain harus
disiapkan untuk keperluan pelaksanaan.

b. Bahan bahan.
Bahan Alumunium Natural
Daun pintu dan jendela kaca dari Alumunium.
Pengikat berupa mur, baut, sekrup, dan lain-lain harus digalvanisir

c. Cara Pelaksanaan.
Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang dan Jasa wajib meneliti
gambar - gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus
diketahui).
Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang
diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur 3 mm
Harus dilakukan ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-kelainan
agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan perubahan-perubahannya
Penyedia Jasa harus membuat gambar rencana pembuatan untuk
dimintakan persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan.
Bila kusen ternoda semen, adukan dan bahan lainnya, harus segera
dibersihkan,

d. Pengujian mutu pekerjaan


Semua bahan yang terpasang sesuai dengan yang dipersyaratkan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
Daun pintu harus dapat dibuka dengan sempurna dan harus sesuai dengan
desain yang telah ditentukan.
Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan barus
sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
Pemasangan kaca harus teliti dengan seksama, setelah terpasang tidak
boleh timbul getaran, apabila masih terjadi getaran maka harus segera
diperbaiki.
III.10.4 Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela
1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, perlengkapan
daun pintu/daun jendela seperti kunci, engsel, dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
37

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh


pemasangan pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti
yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.
2. Bahan bahan.
Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara SOLID, untuk
komponen sebagai berikut :
Lockase
Cylinder
Handle
Back plate
Engsel(butt hibges)
Handle pengunci daun jendela kaca setara interlock

3. Persyaratan bahan.
b. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis bila tejadi perubahan
atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Penyedia Jasa
wajib melaporkan hal tersebut kepada peengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
d. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak sesuai dengan keadaan dilapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen sesuai dengan
standard spesifik pabrik.
f. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh konsultan
pengawas/perencana.
4. Contoh-contoh.
a. Setelah pekerjaan diberikan Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan
Direksi Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama
barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data
mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
5. Pekerjaan engsel.
Untuk pintu pada umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal, warna
standart, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
6. Persyaratan pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang +28 cm (as) dari permukan atas pintu.
Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
Pemasangan lockase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus,
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh pengawas, apabila hal
tersebut tidak tercapai, pemborong wajib memperbaiki tanpa

III.10.5 Dasar Pembayaran


38

Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat bantu
yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dimaksud.

NO. SATUAN
URAIAN
PENGUKURAN
1. Pekerjaan Pintu Folding Gate Unit
2. Pekerjaan Kusen Alumunuium 4 Meter Panjang ( m1 )
3. Pekerjaan Pintu Alumunium Strip Kamar Mandi Unit
4. Pekerjaan Pintu Besi Hollow Meter Persegi (m2)

Pasal III.11
PEKERJAAN LAIN - LAIN
III.11.1 Pekerjaan Pergecatan
39

Lingkup pekerjaan mencakup semua peralatan dan bahan yang berhubungan dengan
pengecatan selengkapnya, sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis ini. Semua
permukaan yang tidak disebutkan dalam daftar di bawah ini harus dicat (kecuali
dispesifikasikan lain), dengan standar pengecatan minimum satu kali cat dasar dan
dua kali cat lapis rapih (finish).
III.11.1.1Standar / Rujukan
Sernua pekerjaan yang tercakup disini harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam :
- NI - 3
- NI - 4
III.11.1.2 Syarat Prosedur
a. Pemilihan warna
Semua warna harus dipilih oleh PPK/ Konsultan Pengawas.
Contoh (samples) dan Pengujian Pembuktian ( Confirmation Testing). Cat yang
diusulkan untuk dipakai harus disimpan dilokasi Kegiatan dalam kemasan
tertutup dan bertanda merk dagang, yang telah disetujui pengawas pembangunan.
Serta harus diserahkan tidak kurang dari 2 bulan sebelum pekerjaan pengecatan,
sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 hari.
b. Pada saat bahan tiba dilokasi Penyedia Jasa dan PPTK mengambil 1 ( satu )
liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak (random) dari
kaleng/ kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng / kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar - benar dapat
mewakili.
c. Untuk pengujian, Penyedia Jasa harus membuat contoh warna dari cat - cat
tersebut diatas, pada dua potongan tripleks atau asbes berukuran 10 x 10 cm
untuk masing - masing warna. Satu contoh disimpan Penyedia Jasa, satu contoh
lagi disimpan PPK guna memberikan kemungkinan untuk pengujian pada masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah
dikerjakan.
III.11.1.3 Bahan
a. Umum
Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng / kemasan yang masih
tertutup patri (segel), tidak pecah atau bocor dan masih jelas menunjukkan nama
dagang / teknis, nomor formula atau spesifikasi, nomor takaran pabrik, warna,
tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dan pabrik dan nama pabriknya yang
kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat dasar yang dipakai
dalam pekerjaan ini hanya boleh berasal dan satu pabrik / merk dagang dan
mendapat persetujuan Direksi Lapangan .
Semua bahan cat cat yang dipakai harus sesuai SNI dan harus diperoleh dari
leveransir yang telah disetujui perencana melalui Direksi Lapangan
Persyaratan dengan menyebutkan merek dagang beserta nomor serialnya
dibawah ini bukan dimaksudkan untuk mengikat, namun hanya sekedar untuk
menciptakan suatu standar/acuan kualitas
Bahan yang terdapat pada daftar cat, namun tidak diperinci dan dijelaskan lebih
lanjut haruslah merupakan suatu produk yang sudah dipakai pada pengalaman
sebenarnya.

Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya,
juga dempul plamir dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama
untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh
pabrik cat yang bersangkutan.
40

Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu
diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

b. Bahan dan Ketentuan Khusus


Cat pekerjaan baja/besi :
Lapisan cat dasar harus mengandung oxid merah.
Lapisan penyelesaian (finish) harus mengandung syntetic resins, yang khusus
untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.
Cat dinding tembok
Cat untuk dinding dipakai cat jenis Weather Shield sekualitas Catylac
Exterior
Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan / atau PPTK.
Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotor dibersihkan.
Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-
bagian yang akan dicat.

c. Daftar Bahan bahan :


Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan pengecatan harus secepatnya,
mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan
pengecetan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pemberi Tugas.

d. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih arsitek perencana, owner dan Penyedia Jasa harus
mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.

III.11.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pembersihan, Persiapan dan perawatan - awal permukaan
1) Semua peralatan gantung dan kunci beserta perlengkapannya, permukaan
polesan mesin, plat, instalasi lampu dan benda - benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang dicat, kesemuanya harus
dilepas, ditutupi atau dilindungi sebelum dilaksanakan persiapan permukaan
dan pelaksanaan pengecatan.
2) Pekerjaan dilakukan oleh orang - orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut. Semua ujung paku yang telanjang dan metal - metal besi lainnya
pada permukaan yang akan dicat menggunakan cat air (dasar air) harus
terlebih dahulu diberi lapisan dasar setempat yang terdiri dari debu seng (zinc
dust), oxidal putih seng, meni - timbel (read lead). Basa timbel silikon
khromat atau cat dasar seng kromat.
3) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan ataupun pelaksanaan pengecatan.
4) Permukaan - perrnukaan yang akan dicat harus berada dalam kondisi baru
atau harus disikat dengan sikat kawat dan dibersihkan untuk menghilangkan
semua bentuk karat, korosi atau abrasi. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat larutan pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38C.
5) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diprogram sedemikian rupa
sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dan proses pembersihan
tersebut tidak jatuh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
b. Pengecatan Dinding / Permukaan Plesteran
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.
41

1) Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila proses
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai
proses pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti.
Permukaan plesteran umumya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 minggu untuk mengering diudara terbuka. Semua pekerjaan
plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi - tepinya dan
ditambal dengan plesteran baru hingga pinggir - pinggirnya bersambung
menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
Permukaan plester yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, tir, adukan yang berlebihan dan tetesan - tetesan
adukan. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
Permukaan plester yang akan dicat diberi lapisan cat dasar satu kali.
2) Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
c. Pengecatan Partisi Dinding dan Plafond :
1) Persiapan
Permukaan Partisi Dinding dan Plafond harus mengering sebaik mungkin.
Bersihkan permukaan Partisi Dinding dan Plafond dari debu, kotoran dan
sebagainya Perbaiki retak-retak kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
Semua permukaan yang akan dicat (dinding partisi dan plafond) harus
diratakan terlebih dahulu (dicompon), dihaluskan dengan amplas hingga
licin dan rata. Pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari
Konsultan Pengawas.
Warna cat ditentukan oleh Pemberi Tugas.

2) Pelaksanaan
Pengecatan dilakukan pada dinding partisi yang ditentukan sesuai gambar
dan Plafond Gysumboard
Cat yang digunakan adalah setara/sekualitas catylac, semua contoh cat
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas dan roller.
Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang pecah-pecah serta masih tipis
harus diulang dan diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

d. Coating/Pengecatan batu alam


1) Persiapan
Permukaan batu alam yang akan dicoating harus bersih dari sisa-sisa semen,
debu, minyak, dan kotoran lainnya dengan cara dicuci dengan air dan
disikat.
Semua permukaan batu alam dapat dicoating setelah dapat izin dari
Konsultan Pengawas.
Penentuan jenis coating ditentukan oleh Pemberi Tugas.

2) Pelaksanaan
Pastikan permukaan batu alam bersih dari kotoran yang dapat menghalangi
penetrasi bahan coating secara maksimal.
Coating yang digunakan adalah setara/sekualitas Propan, semua contoh
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
42

Pelapisan coating harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Pelapisan coating dilakukan minimal 3 kali dengan ketentuan tiap lapisan
harus kering dulu baru diberi lapisan berikutnya.

III.11.1.5. Keahlian :
a. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah
ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang pengawas pengecatan yang benar-benar cakap harus mengawasi
ditempat selama pekerjaan berlangsung.
c. Penyedia Jasa utama bertanggungjawab atas hasil pengecatan yang baik dan
harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar (Under coast) sampai pengecatan akhir
(Finishing coast).
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan
pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan Pengawas.

III.11.1.6. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaaan :


Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Penyedia Jasa harus menyimpan sejumlah cat
yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan yang dikehendaki
selama masa pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) cat-cat untuk finishing
menurut jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.

III.11.2 Pekerjaan Talang vertikal 2,5 dan 4


Yang dimaksud dengan pekerjaan talang vertical 2,5 dan 4 adalah talang PVC
diameter 2,5 dan 4 yang berfungsi untuk mengalirkan air dari talang ke selokan
yang telah dibuat. Letak dan detail pemasangan seperti yang ditunjukan/disyaratkan
dalam detail gambar.
Bahan yang digunakan adalah paralon PVC D 2,5 dan 4 sekualitas maspion.

III.11.3 Pekerjaan Instalasi Listrik


Lingkup pekerjaan mencakup semua peralatan dan bahan yang berhubungan dengan
instalasi listrik selengkapnya, sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis ini.
Bahan-Bahan
a. Instalasi kabel dari kabel jenis NYA ukuran 2.5 dan 1.5
b. Semua kabel phase menggunakan ukuran 2.5
Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai terlebih dahulu Kontraktor Pelaksana
harus membuat gambar pelaksanaan.
b. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK/SNI yaitu : supreme, tranka, kabelindo, kabel metal
dan semua kabel harus baru dan harus jelas pintalannya. Jenis kabel yang
digunakan adalah jenis NYA.
c. Pipa-pipa pelindung kabel yang tertanam di dalam tembok harus terpasang
dengan rapi (hingga tidak terlihat / permukaan dinding rata). Dalam kaitan ini
tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam pipa.
d. Hasil akhir pemasangan instalasi listrik dan pemasangan lampu harus baik,
sempurna dan bisa nyala.
e. Semua Fitting, Saklar, dan stop kontak menggunkan merek sekualitas broco.

III.11.4 Pasang Lampu Spot LED 25 Watt


43

Lampu Spot LED 25 Watt dipasang pada los. Pemasangan lampu pada fitting harus
benar benar rapat dan tidak terjadi rongga antara lampu dan ( + ) pada Fitting.

III.11.5 Pasang Lampu SL 18 Watt


Lampu SL 18 Watt dipasang pada semua ruangan kios & kamar mandi. Pemasangan
lampu pada fitting harus benar benar rapat dan tidak terjadi rongga antara lampu
dan ( + ) pada Fitting.

III.11.6 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagai mana diberikan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerjaan, bahan bahan yang diperlukan, alat
bantu yang digunakan, pengujian serta pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dimaksud.

NO. URAIAN SATUAN PENGUKURAN


1. Cat Tembok Meter Persegi ( m2 )
2. Cat Plafond Meter Persegi ( m2 )
3. Cat Lisplank Meter Persegi ( m2 )
4. Cat Meni Baja Profil Meter Persegi ( m2 )
5. Talang vertikal 2,5 & 4 Meter Panjang (m1)
6. Pek. Instalasi Listruk Titik ( ttk )
7. Pasang Lampu Spot LED 24 watt Buah ( bh )
8. Pasang Lampu SL 18 watt Buah ( bh )

PENUTUP

(1) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini Penyedia Barang / Jasa harus menyelesaikan, sesuai dengan
petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwijzing.
(2) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Direksi Pekerjaan dan dibuat Berita Acara.

Anda mungkin juga menyukai