Anda di halaman 1dari 54

Validasi Metode Penetapan Kadar Kafein dengan

Spektrofotometri Metode Rasio Absorbansi

A. TUJUAN
Mampu menganalisis penetapan kadar suatu obat yaitu kafein
Mampu melakukan validasi metode analisis dengan spektrofotometri metode rasio
absorbansi

B. DASAR TEORI
Spekrofotometri meliputi spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak dan
spectrum serapan dan inframerah. Spektrofotometri serap adalah pengukuran serapan
radiasi elektromagnit panjang gelombang tertentu yang sempit, mendekati monokromatik,
yang diserap zat. Pengukuran serapan dapat dilakukan pada daerah ultraviolet (panjang
gelombang 190 nm 389 nm) atau pada daerah cahaya tampak (panjang gelombang 380-
780 nm).
(Anonim, 1979)

Untuk menentukan jumlah (kadar) suatu senyawa tertentu seringkali dapat dilakukan
dengan berbagai macam metode. Dalam hal demikian, tugas kimia analisis kuantitatif
bukan sekedar melakukan penetapan kadar sesuai dengan prosedur yang ada, tetapi lebih
jauh harus harus dapat menentukan pilihan metode mana yang paling baik dan sesuai.
Metode yang baik seharusnya memenuhi beberapa criteria, yaitu metode harus :
1. Peka (sensitive), artinya metode harus dapat digunakan untuk menetapkan kadar
senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
2. Tepat (precise), artinya dalam satu seri pengukuran (penetapan) dapat diperoleh
hasil yang satu sama lain hampir sama.
3. Teliti (accurate), artinya metode dapat menghasilkan nilai rata-rata (mean) yang
sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
4. Selektif, artinya untuk penetapan kadar senyawa tertentu, metode tersebut tidak
banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain.
5. Praktis, artinya metode tersebut mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan
waktu dan biaya.
(Mursyidi dan Rohman, 2006)

Selectivity/Specificity. The term selectivity and specificity are often used


interchangeably. The term specific generally refers to a method that produces a
response for a single analyte only, while the term selective refers to a method that
provides responses for a number of chemical entities that may or may not be
distinguished from each other.
Precision and Reproducibility. The precision of a method is the extend to
which the individual test result of multiple injections of a series of standards
agree. The measured standard deviation can be subdivided into 3 categories :
repeatability, intermediate precision and reproducibility.
Accuracy and Recovery. The accuracy of an analytical method is the extend to
which test result generated by the method and the true value agree. Accuracy can
also be described as the closeness of agreement between the value that is adopted,
either as a conventional true or accepted reference value and the value found.
Linearity and Calibration Curve. The linearity of an analytical method is its
ability to elicit test result that are directly proportional to be concentration of
analytes in samples within a given range or proportional by means of well-defined
mathematical transformation.
( Huber, 1999 )

Validasi metode menurut United States Pharmacopeiam(USP) dilakukan untuk


menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada
kisara analit yang akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk
melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk
menhatasi problem analisis, karenanya suatu metode harus divalidasi ketika:
metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu, metode
yang baku sudah direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau karena
munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus
direvisi, ataupun untuk mendemonstrasikan kesetaraan antara 2 metode, seperti
antara metode baru dan metode baku.
(Gandjar, 2007)

Pemerian kofein : serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih; biasanya
menggumpal; tidak berbau; rasa pahit;. Larutan bersifat netral terhadap kertas
lakmus. Bentuk hidranya mekar diudara.

Kelarutan kofein : agak sukar larut dalam air, dalam etanol; mudah larut dalam
kloroform; sukar larut dalam eter.

Struktur kofein (1,3,7-Trimetil xantin) :


(Anonim, 1995)

C. ALAT DAN BAHAN

Alat : Labu takar 100 mL Bahan : Tablet (oskadon)


Labu takar 10 mL Methanol
Pipet tetes Aquadest
Mikropipet
Kuvet
Gelas ukur
Bekker glass
Pipet volume
Corong + kertas saring

D. PROSEDUR RESMI
Instrumentation
JASCO V 530 double beam UV-visible spectrophotometer with 1 cm matched quartz
cuvettes were used for all absorbance measurements. All weighing were done on single
pan balance (Shimadzu).

Reagents and Chemicals:


Paracetamol and caffeine standard samples are kindly provided by Nu-life
Pharmaceuticals, Bhosari MIDC, Pune. Multicomponent tablet formulation of
Paracetamol (500 mg) and caffeine (32 mg) was considered for analysis. Analytical
reagent grade chemicals were used throughout the experiment.
Preparation of standard solutions
Standard stock solutions of both drugs were prepared separately (100 mcg/ml).Standard
stock solutions were further diluted with distilled water to obtain concentration ranges of
2 to32 mcg/ml for both drugs.
Analysis of tablet formulations
20 tablets were weighed and ground to fine powder. An accurately weighed powder
equivalent to 500 mg of Paracetamol and 32 mg of caffeine was transferred to a 100 ml
of volumetric flask containing 10 ml methanol and 50 ml of distilled water and
ultrasonicated for about 15 min. The volume was made up to the mark with distilled
water. The solution was filtered through Whatman filter paper no. 41.
Appropriate aliquots were subjected to Method A and Method B. The amounts of PARA
and CAF were determined.
Method B
Absorption Ratio Method (Q Method)
The solutions of PARA and CAF (10 mcg/ml) were scanned in the range of 200 to 400
nm against distilled water as blank. For Q method, 259.5 nm (isobestic point) and 273
nm (max of Caffeine) were selected as wavelengths of measurements. Concentrations
of PARA and CAF were determined using following equations.

(International Journal of PharmTech Research)

E. CARA KERJA
Penentuan maksimal
Diambil 500 L larutan stok kafein 0,2%

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL

Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dimasukkan dalam kuvet, dibaca
absorbansinya pada range panjang gelombang
200-400 nm

Pengukuran absorptivitas
Diambil 500 L larutan stok kafein 0,2%

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL

Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dimasukkan dalam kuvet, dibaca absorbansinya pada range panjang gelombang
200-400 nm

Dihitung kadar kafein dengan menggunakan metode absorbansi


(QmQx ) . A 1
Cy = ( QyQx ) . ay 1

A2 ax 2 ay 2

Dimana A1 ; Qx = ax 1 ; Qy = ay 1

Keterangan : A2 = Absorbance of mixture at 273 nm (kafein)


A1 = Absorbance of mixture at 263 nm (isobestic)
ax1 = Absorptivity of PARA at 263
ay1 = Absorptivity of CAF at 263
ax2 = Absorptivity of PARA at 273
ay2 = Absorptivity of CAF at 273

Prosedur Kerja Parameter Akurasi

20 tablet oskadon digerus ad halus


Ditentukan
bobot rata- Ditimbang 245 mg sampel ( ~ 12,25 mg kafein )
rata tablet
Ditambah methanol 10 mL ad aquadest 50 mL

Tanpa + zat aktif 80 + zat aktif 100 + zat aktif 120


Penambahan % % %

Diambil 5 mL Diambil 5 mL + DisaringDiambil 5 mL + Diambil 5 mL +


ad aquadest 10 490 L ad 612,5 L ad 735 L ad
Diambil 100 L ad aquadest 10 mL

Dimasukkan dalam kuvet UV

Dibaca absorbansinya pada maks dan isobestic

Dihitung kadar kafein dalam sampel dengan rasio absorbansi


dan dihitung % Recovery

hasil analisis
% Recovery = hasil teoritis x 100 %

SD
RSD = X x 100 %
Prosedur Kerja Parameter Linieritas

70% x 245 mg = 171,5 mg 110% x 245


Dibuat 7 seri
mg = 269,5 mg
kadar dengan
range 70 130 80% x 245 mg = 196 mg 120% x 245
% mg = 294 mg
Dilarutkan dengan aquadest ad 50 mL dalam labu takar
90% x 245 mg = 220,5 mg 130% x 245
Diambil 5 mL ad 10 mL aquadest dalam labu takar,
Disaring

Diambil 100 L, di ad kan aquadest 10 mL

Dimasukkan dalam kuvet UV

Dibaca absorbansinya pada maks kafein dan isobestic

Dihitung kadar kafein dalam sampel

Dicari nilai R dengan regresi linier ( bobot teoritis vs bobot


terhitung ), kriteria keberterimaanya R > 0,98

Prosedur Kerja Parameter Ripitabilitas


Dibaca
Ditimbang 245 mg absorbansinya pada Dihitung kadar kafein
sampel sebanyak 7 kali maks kafein dan dalam sampel
titik isobestic

Dilarutkan dalam Dimasukkan dalam Dilakukan 7x dengan


aquadest ad 50 mL kuvet UV prosedur yang sama

Diambil 5 mL ad 10 Didapatkan 7 kadar


Diambil 100 L +
mL aquadest dalam sampel, dihitung nilai
aquadest ad 10 mL
labu takar, disaring RSDnya
SD
RSD = X x 100 % , kriteria keberterimaannya RSD < 2 %

Prosedur Kerja Parameter Presisi Antara


Seperti Ripitabilitas tetapi dilakukan pada hari yang berbeda

Dibaca
Ditimbang 245 mg absorbansinya pada Dihitung kadar kafein
sampel sebanyak 7 kali maks kafein dan dalam sampel
titik isobestic

Dilarutkan dalam Dimasukkan dalam Dilakukan 7x dengan


aquadest ad 50 mL kuvet UV prosedur yang sama

Diambil 5 mL ad 10 Didapatkan 7 kadar


Diambil 100 L +
mL aquadest dalam sampel, dihitung nilai
aquadest ad 10 mL
labu takar, disaring RSDnya

SD
RSD = X x 100 % , kriteria keberterimaannya RSD < 2 %

F. HASIL DAN PERHITUNGAN


Diketahui : Berat rata-rata tablet oskadon 700 mg, dengan zat aktif kafein 35 mg dan
parasetamol 500 mg. Larutan stok standarnya untuk parasetamol 2 % dan untuk kafein
0,2 %. Zat aktif yang diinginkan per tablet 175 mg

Sampel yang ditimbang


zat yang dikehendaki
x= zat yang diketahui x berat rata-rata tablet

175 mg
= 500 mg x 700 mg

= 245 mg

245 mg
Kafein = 700 mg x 35 mg

= 12,25 mg ad 50 mL
= 24,5 mg / 100 mL
= 0,0245 % b/v

DATA PENGENCERAN
1. 5 mL ad 10 mL 2. 100 L ad 10 mL
10 mL 10 mL 10000 L
=2 =
Fp = 5 mL Fp = 100 L 100 L = 100

Fp = 2 .100 = 200
Faktor Pengenceran = 2 . 100
= 200

DATA PENIMBANGAN

Data penimbangan 20 tablet

Berat kertas = 0,2464 gram

Zat + kertas saring (g) Zat (g) Zat + kertas saring (g) Zat (g)
0,9701 0,7237 0,9453 0,6989
0,9316 0,6852 0,9472 0,7007
0,9420 0,6956 0,9570 0,7106
0,9571 0,7107 0,9480 0,7016
0,9337 0,6873 0,9567 0,7103
0,9432 0,6968 0,9570 0,7106
0,9567 0,7103 0,9483 0,7019
0,9721 0,7257 0,9481 0,7017
0,9630 0,7166 0,9475 0,7011
0,9541 0,7077 0,9512 0,7048

14,1019 g
Berat rata-rata tablet = 20 = 0,7051 g

Absorptivitas sampel

senyawa konsentrasi Larutan stok maks (nm) Absorbansi


PCT 10 mcg/mL 2% 273 0,179
= 0,001 % 243 0,773
263 0,331
CAF 10 mcg/mL 0,2 % 273 0,499
= 0,001 % 263 0,386

ABSORTIVITAS

A=xbxc , * A= absorbance ; = absortivity ; b = tebal kuvet ; c = konsentrasi


A
= bx c

0,331 0,179 179


=331 =179 =0,541
ax1 = 1 x 0,001 ax2 = 1 x 0,001 Qx = 331

0,386 0,499 499


=386 =499 =1,293
ay1= 1 x 0,001 ay2 = 1 x 0,001 Qy = 386

A1 (263 nm) = 0,386 A2 (273 nm) = 0,499

Hasil dan Perhitungan


AKURASI
1. Penambahan zat aktif 80 %
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,2 % = 5 mL x 0,0245 % x 0,8
V1 x 0,2 = 0,098 mL
V1 = 0,49 mL
= 490 L

2. Penambahan zat aktif 100 %


V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,2 % = 5 mL x 0,0245 % x 1
V1 x 0,2 = 0,1225 mL
V1 = 0,6125 mL
= 612,5 L

3. Penambahan zat aktif 120 %


V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 0,2 % = 5 mL x 0,0245 % x 1,2
V1 x 0,2 = 0,147 mL
V1 = 0,735 mL
= 735 L

Penimbangan sampel

Orientasi Replikasi I Replikasi II


Kertas kosong = 0,2595 Kertas kosong = 0,2608 Kertas kosong = 0,2616
Kertas+zat = 0,5049 Kertas+zat = 0,5067 Kertas+zat = 0,5086
Sisa = 0,2597 Sisa = 0,2615 Sisa = 0,2633
Berat zat = 0,2452 Berat zat = 0,2452 Berat zat = 0,2453

Data Absorbansi
ORIENTASI

(nm) Tanpa zat aktif + zat aktif 80 % + zat aktif 100 % + zat aktif 120 %
263 0,330 0,326 0,306 0,323
273 0,194 0,226 0,220 0,224

REPLIKASI 1

(nm) Tanpa zat aktif + zat aktif 80 % + zat aktif 100 % + zat aktif 120 %
263 0,373 0,344 0,423 0,343
273 0,214 0,226 0,289 0,250

REPLIKASI 2

(nm) Tanpa zat aktif + zat aktif 80 % + zat aktif 100 % + zat aktif 120 %
263 0,293 0,337 0,345 0,280
273 0,169 0,222 0,235 0,265

DATA PERHITUNGAN % RECOVERY

1. Tanpa penambahan zat aktif


ORIENTASI
A 2 0,194
= =0,588
Qm = A 1 0,330

(QmQx ) . A 1 ( 0,5880,541 ) .0,330


= =5,34 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386
b
Cy = (5,34
5
10 ) . 200 = 0,0107 % v
g
0,0107
100 mL b
100 =4,36
= g b
0,2452
100 mL

REPLIKASI 1
A 2 0,214
= =0,574
Qm = A 1 0,373
(QmQx ) . A 1 ( 0,5740,541 ) .0,373
= =4,24 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386
b
Cy = (4,24 105 ) . 200 = 0.0085 %
v
g
0,0085
100 mL b
100 =3,47
= g b
0,2452
100 mL

REPLIKASI 2
A 2 0,619
= =0,693
Qm = A 1 0,293

(QmQx ) . A 1 ( 0,6930,541 ) .0,293


= =3,63 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386
b
Cy = (3,63 105 ) . 200 = 0,0073 % v
g
0,0073
100 mL b
100 =2,97
= g b
0,2453
100 mL
b b b
4,36 +3,47 +2,97
Kadar rata rata = b b b b
=3,60
3 b

2. Penambahan zat aktif 80 %


ORIENTASI
A 2 0,226
= =0,704
Qm = A 1 0,321

(QmQx ) . A 1 ( 0,7040,541 ) .0,321


= =1,80 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,80 10 ) . 200 = 0,036 % v
g
0,036
100 mL b
100 =14,68
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,490mL
b
= 0,00098 % v
g
0,00098
100 mL b
100 =0,40
= g b
0,2452
100 mL
Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
14,68 3,60
b b
100 =2770
= b
0,40
b

REPLIKASI 1
A 2 0,226
= =0,657
Qm = A 1 0,344

(QmQx ) . A 1 ( 0,6570,541 ) .0,344


= =1,4 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,4 10 ) . 200 = 0,028 % v
g
0,028
100 mL b
100 =11,42
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,490mL
b
= 0,00098 % v
g
0,00098
100 mL b
100 =0,40
= g b
0,2452
100 mL

Hasil an alisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
11,42 3,60
b b
100 =1955
= b
0,40
b

REPLIKASI 2
A 2 0,222
= =0,659
Qm = A 1 0,337

(QmQx ) . A 1 ( 0,6590,541 ) .0,337


= =1,4 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541) .386

4 b
Cy = (1,4 10 ) . 200 = 0,028 % v
g
0,028
100 mL b
100 =11,41
= g b
0,2453
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,490mL
b
= 0,00098 % v
g
0,00098
100 mL b
100 =0,40
= g b
0,2452
100 mL
Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
11,41 3,60
b b
100 =1952,5
= b
0,40
b

3. Penambahan zat aktif 100 %


ORIENTASI
A 2 0,220
= =0,719
Qm = A 1 0,306

(QmQx ) . A 1 ( 0,7190,541 ) .0,306


= =6,1 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386
4 b
Cy = (6,1 10 ) . 200 = 0,122 % v
g
0,122
100 mL b
100 =49,75
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,6125mL
b
= 0,001225 % v
g
0,001225
100 mL b
100 =0,50
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
49,75 3,60
b b
100 =9230
= b
0,50
b

REPLIKASI 1
A 2 0,289
= =0,683
Qm = A 1 0,423

(QmQx ) . A 1 ( 0,6830,541 ) .0,423


= =2,1 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541) .386

4 b
Cy = (2,1 10 ) . 200 = 0,042 % v
g
0,042
100 mL b
100 =17,13
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,6125mL
b
= 0,001225 % v
g
0,001225
100 mL b
100 =0,50
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
17,13 3,60
b b
100 =2706
= b
0,50
b

REPLIKASI 2
A 2 0,235
= =0,681
Qm = A 1 0,345

(QmQx ) . A 1 ( 0,6810,541 ) .0,345


= =1,6 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,6 10 ) . 200 = 0,032 % v
g
0,032
100 mL b
100 =13,04
= g b
0,2453
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,6125mL
b
= 0,001225 % v
g
0,001225
100 mL b
100 =0,50
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
13,04 3,60
b b
100 =1888
= b
0,50
b

4. Penambahan zat aktif 120 %


ORIENTASI
A 2 0,224
= =0,693
Qm = A 1 0,323

(QmQx ) . A 1 ( 0,6930,541 ) .0,323


= =1,7 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,7 10 ) . 200 = 0,034 % v
g
0,034
100 mL b
100 =13,86
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,735mL
b
= 0,00147 % v
g
0,00147
100 mL b
100 =0,60
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
13,86 3,60
b b
100 =1710
= b
0,60
b

REPLIKASI 1
A 2 0,250
= =0,729
Qm = A 1 0,343

(QmQx ) . A 1 ( 0,7290,541 ) .0,343


= =2,2 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541) .386
4 b
Cy = (2,2 10 ) . 200 = 0,044 % v
g
0,044
100 mL b
100 =17,94
= g b
0,2452
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,735mL
b
= 0,00147 % v
g
0,00147
100 mL b
100 =0,60
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
17,94 3,60
b b
100 =2390
= b
0,60
b

REPLIKASI 2
A 2 0,265
= =0,946
Qm = A 1 0,280

(QmQx ) . A 1 ( 0,9460,541 ) .0,280


= =3,9 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541) .386

4 b
Cy = (3,9 10 ) . 200 = 0,078 % v
g
0,078
100 mL b
100 =31,79
= g b
0,2453
100 mL
g
0,2
Hasil teoritis = 100 mL

= ? /0,735mL
b
= 0,00147 % v
g
0,00147
100 mL b
100 =0,60
= g b
0,2452
100 mL

Hasil analisis
100
% Recovery = Hasilteoritis
b b
31,79 3,60
b b
100 =4698,33
= b
0,60
b

DATA PERHITUNGAN SD dan RSD

Penambahan zat aktif 80% Penambahan zat aktif 100 % Penambahan zat aktif 120 %
1955 % 2706 % 2390 %
1952,5 % 1888 % 4698, 3 %
= 1953,75 = 2297 = 3544,15

SD = 1,76 SD = 578,41 SD = 1632,21


RSD = 0,09 RSD = 25,18 RSD = 46,05

REKAPITULASI HASIL

1. Tanpa penambahan zat aktif

No. Kadar
b
1. Orientasi 4,36 % b
b
2. Replikasi 1 3,47 % b
b
3. Replikasi 2 2,97 % b

b
4. Kadar rata rata 3,60 % b

2. Penambahan zat aktif 80 %


No. Kadar Hasil teoritis % Recovery
b b
1. Orientasi 14,68 % b 0,40 % b 2770 %

b b
2. Replikasi 1 11,42 % b 0,40 % b 1955 %

b b
3. Replikasi 2 11,41 % b 0,40 % b 1952,5 %

3. Penambahan zat aktif 100 %

No. Kadar Hasil teoritis % Recovery


b b
1. Orientasi 49,75 % b 0,50 % b 9230 %

b b
2. Replikasi 1 17,13 % b 0,50 % b 2706 %

b b
3. Replikasi 2 13,04 % b 0,50 % b 1888 %

4. Penambahan zat aktif 120 %

No. Kadar Hasil teoritis % Recovery


b b
1. Orientasi 13,86 % b 0,60% b 1710 %

b b
2. Replikasi 1 17,94 % b 0, 60% b 2390 %

b b
3. Replikasi 2 31,79 % b 0, 60 % b 4698,33 %

LINIERITAS
Penimbangan sampel
Replikasi 1

Seri kadar Kertas kosong (g) Kertas + zat (g) Kertas + sisa (g) Zat (g)

70 0,2453 0,4219 0,2482 0,1737


80 0,2487 0,4466 0,2496 0,1970
90 0,2473 0,4797 0,2489 0,2308
100 0,2439 0,4992 0,2445 0,2547
110 0,2496 0,5313 0,2512 0,2817
120 0,2414 0,5450 0,2457 0,2993
130 0,2484 0,5755 0,2570 0,3185

Replikasi 2

Seri kadar Kertas kosong (g) Kertas + zat (g) Kertas + sisa (g) Zat (g)

70 0,2446 0,4221 0,2510 0,1711


80 0,2541 0,4580 0,2589 0,1991
90 0,2493 0,4752 0,2504 0,2248
100 0,2549 0,5140 0,2550 0,2490
110 0,2526 0,5268 0,2561 0,2707
120 0,2428 0,5397 0,2456 0,2941
130 0,2435 0,5629 0,2438 0,3191

Replikasi 3

Seri kadar Kertas kosong (g) Kertas + zat (g) Kertas + sisa (g) Zat (g)

70 0,2456 0,4166 0,2463 0,1703


80 0,2513 0,4499 0,2529 0,1970
90 0,2481 0,4703 0,2490 0,2213
100 0,2533 0,5011 0,2538 0,2473
110 0,2544 0,5260 0,2549 0,2711
120 0,2521 0,5477 0,2525 0,2952
130 0,2451 0,5860 0,2458 0,3402

Absorbansi sampel
Replikasi 1

Seri kadar Penimbangan Kafein (273 Isobestic (263


zat (g) nm) nm)
70% 0,1737 0,280 0,447
80% 0,1970 0,348 0,496
90% 0,2308 0,382 0,546
100% 0,2547 0,453 0,671
110% 0,2817 0,489 0,757
120% 0,2993 0,580 0,783
130% 0,3185 0,643 0,796

Perhitungan
Seri kadar 70 %
A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,280 ( 0,6260,541 ) .0,447
= 0,447 = (1,2930,541 ) .386
= 0,626 = 1,308 x 10-4
Cy = 1,308 x 10-4 . 200
= 0,026 % b/v
0,026
Cy = 0,1737 x 100 %

= 14,97 % b/b

Seri kadar 80 %

A2 Cy =
Qm = A1
0,348 (QmQx ) . A 1
= 0,496 ( QyQx ) . ay 1

= 0,701 =

( 0,7010,541 ) .0,496
( 1,2930,541 ) .386
= 7,883 x 10-4
Cy = 7,883 x 10-4 . 200
= 0,0157 % b/v
0,0157
Cy = 0,1970 x 100

%
= 7,61 % b/b

Seri kadar 90 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,382 =
= 0,546

= 0,699 ( 0,6990,541 ) .0,546


(1,2930,541 ) .386

= 2,9716 x 10-4
Cy = 2,9716 x 10-4 . 200
= 0,0594 % b/v
0,0594
Cy = 0,2308 x 100 %

= 25,74 % b/b

Seri kadar 100 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,453 =
= 0,671

= 0,675 ( 0,6750,541 ) .0,671


( 1,2930,541 ) .386

= 3,0975 x 10-4
Cy = 3,0975 x 10-4 . 200
= 0,061 % b/v
0,061
Cy = 0,2547 x 100 %

= 23,95 % b/b

Seri kadar 110 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,489 =
= 0,757

= 0,646 ( 0,6460,541 ) .0,757


(1,2930,541 ) .386

= 2,7383 x 10-4
Cy = 2,7383 x 10-4 . 200
= 0,055 % b/v
0,055
Cy = 0,2817 x 100 %

= 19,52 % b/b

Seri kadar 120 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1

=
0,580 ( 0,7410,541 ) .0,783
= 0,783 ( 1,2930,541 ) .386
= 0,741 = 5,3949 x 10-4
Cy = 2,3949 x 10-4 . 200
= 0,108 % b/v
0,108
Cy = 0,2993 x 100 %

= 36,08 % b/b

Seri kadar 130 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,643 =
= 0,796

= 0,807 ( 0,8070,541 ) .0,796


( 1,2930,541 ) .386

= 7,2932 x 10-4
Cy = 7,2932 x 10-4 . 200
= 0,146 % b/v
0,146
Cy = 0,3185 x 100 %

= 45,84 % b/b

Perhitungan Bobot Teoritis

berat zat yang ditimbang


x kandungan zat aktif dalam tablet
Bobot teoritis = berat rataratatablet

Kadar 70 % Kadar 80 % Kadar 90 %


Bobot teoritis = Bobot teoritis = Bobot teoritis =

173,7 mg 197,0 mg 230,8 mg


x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1mg 705,1 mg 705,1mg

= 8,622 mg
= 9,778 mg = 11,456 mg
Kadar 100 % Kadar 110 % Kadar 120 %
Bobot teoritis = Bobot teoritis = Bobot teoritis =
254,7 mg 281,7 mg 299,3 mg
x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1mg 705,1mg 705,1 mg

= 12,643 mg = 13,983 mg = 14,856 mg


Kadar 130 %
Bobot teoritis =

318,5 mg
x 35 mg
705,1 mg

= 15,809 mg

Nilai r

Bobot terhitung (mg) Bobot teoritis (mg)


173,7 8,622
197,0 9,778
230,8 11,456
254,7 12,643 R = 0,999
281,7 13,983
299,3 14,856
318,5 15,809
Replikasi 2

Seri kadar Penimbangan Kafein (273 Isobestic (263


zat (g) nm) nm)
70% 0,1711 0,254 0,421
80% 0,1991 0,298 0,497
90% 0,2248 0,329 0,548
100% 0,2490 0,444 0,620
110% 0,2707 0,496 0,744
120% 0,2941 0,574 0,768
130% 0,3191 0,669 0,791

Perhitungan
Seri kadar 70 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,252 =
= 0,421

= 0,603 ( 0,6030,541 ) .0,421


( 1,2930,541 ) .386
= 8,9922 x 10-5
Cy = 8,9922 x 10-5 . 200
= 0,017 % b/v
0,017
Cy = 0,1711 x 100 %

= 9,935 % b/b

Seri kadar 80 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,298 =
= 0,497

= 0,599 ( 0,5990,541 ) .0,497


(1,2930,541 ) .386
= 9,9306 x 10-5
Cy = 9,9306 x 10-5 . 200
= 0,019 % b/v
0,019
Cy = 0,1991 x 100 %

= 9,542 % b/b

Seri kadar 90 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,329 =
= 0,548

= 0,600 ( 0,6000,541 ) .0,548


(1,2930,541 ) .386

= 1,1138 x 10-4
Cy = 1,1138 x 10-4 . 200
= 0,022 % b/v
0,022
Cy = 0,2248 x 100 %

= 9,786 % b/b

Seri kadar 100 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,444 =
= 0,620

= 0,716 ( 0,7160,541 ) .0,620


(1,2930,541 ) .386

= 4,3166 x 10-4
Cy = 1,1138 x 10-4 . 200
= 0,086 % b/v
0,086
Cy = 0,2490 x 100 %

= 34,67 % b/b

Seri kadar 110 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,496 =
= 0,744

= 0,666 ( 0,6660,541 ) .0,744


( 1,2930,541 ) .386

= 3,2038 x 10-4
Cy = 3,2038 x 10-4 . 200
= 0,064 % b/v
0,064
Cy = 0,2707 x 100 %

= 23,64 % b/b

Seri kadar 120 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,574 =
= 0,768

= 0,747 ( 0,7470,541 ) .0,768


(1,2930,541 ) .386

= 5,4503 x 10-4
Cy = 5,4503 x 10-4 . 200
= 0,109 % b/v
0,109
Cy = 0,2941 x 100 %

= 37,01 % b/b
Seri kadar 130 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,669 =
= 0,791

= 0,845 ( 0,8450,541 ) .0,791


( 1,2930,541 ) .386

= 8,2840 x 10-4
Cy = 8,2840 x 10-4 . 200
= 0,1656 % b/v
0,1656
Cy = 0,3191 x 100 %

= 51,89 % b/b

Perhitungan Bobot Teoritis

berat zat yang ditimbang


x kandu ngan zat aktif dalam tablet
Bobot teoritis = berat rataratatablet

Kadar 70 % Kadar 80 % Kadar 90 %


Bobot teoritis = Bobot teoritis = Bobot teoritis =

171,1 mg 199,1 mg 224,8 mg


x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1 mg 705,1 mg 705,1mg

= 8,493 mg
= 9,883 mg = 11,158 mg
Kadar 100 % Kadar 110 % Kadar 120 %
Bobot teoritis = Bobot teoritis = Bobot teoritis =

249,0 mg 270,7 mg 294,1 mg


x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1mg 705,1mg 705,1 mg

= 12,359 mg = 13,437 mg = 14,598 mg


Kadar 130 %
Bobot teoritis =
319,1 mg
x 35 mg
705,1 mg

= 15,839 mg

Nilai r
R = 0,990
Bobot terhitung (mg) Bobot teoritis (mg)
171,1 8,493
199,1 9,833 Replikasi 3
224,8 11,158
249,0 Seri kadar 12,359
Penimbangan Kafein (273 Isobestic (263
270,7 13,437
294,1 zat (g)
14,598 nm) nm)
319,1 70% 0,1703
15,839 0,300 0,498
80% 0,1970 0,363 0,503
90% 0,2213 0,381 0,651
100% 0,2473 0,408 0,688
110% 0,2711 0,413 0,759
120% 0,2952 0,480 0,802
130% 0,3402 0,508 0,876
Perhitungan

Seri kadar 70 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,300 =
= 0,498

= 0,602 ( 0,6020,541 ) .0,498


( 1,2930,541 ) .386

= 1,0465 x 10-4
Cy = 1,0465 x 10-4 . 200
= 0,0209 % b/v
0,0209
Cy = 0,1703 x 100 %

= 12,29 % b/b

Seri kadar 80 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,363 =
= 0,503
= 0,721 ( 0,7210,541 ) .0,503
( 1,2930,541 ) .386

= 3,1191 x 10-4
Cy = 3,1191 x 10-4 . 200
= 0,0623 % b/v
0,0623
Cy = 0,1970 x 100 %

= 31,62 % b/b

Seri kadar 90 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,381 =
= 0,651

= 0,585 ( 0,5850,541 ) .0,651


( 1,2930,541 ) .386

= 9,8679 x 10-5
Cy = 9,8679 x 10-5 . 200
= 0,0197 % b/v
0,0197
Cy = 0,2213 x 100 %

= 8,91 % b/b

Seri kadar 100 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,408 =
= 0,688

= 0,593 ( 0,5930,541 ) .0,688


( 1,2930,541 ) .386

= 1,2324 x 10-4
Cy = 1,2324 x 10-4 . 200
= 0,0246 % b/v
0,0246
Cy = 0,2473 x 100 %

= 9,94 % b/b

Seri kadar 110 %


A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,413 =
= 0,759

= 0,544 ( 0,5440,541 ) .0,759


( 1,2930,541 ) .386

= 7,8443 x 10-6
Cy = 7,8443 x 10-6 . 200
= 0,0015 % b/v
0,0015
Cy = 0,2711 x 100 %

= 0,55 % b/b

Seri kadar 120 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,480 =
= 0,802

= 0,598 ( 0,5980,541 ) .0,802


( 1,2930,541 ) .386
= 1,5748 x 10-4
Cy = 1,5748 x 10-4 . 200
= 0,0315 % b/v
0,0315
Cy = 0,2952 x 100 %

= 12,15 % b/b

Seri kadar 130 %

A2 (QmQx ) . A 1
Qm = A1 Cy = ( QyQx ) . ay 1
0,508 =
= 0,876

= 0,579 ( 0,5790,541 ) .0,876


(1,2930,541 ) .386

= 1,1467 x 10-4
Cy = 1,1467 x 10-4 . 200
= 0,0229 % b/v
0,0229
Cy = 0,3402 x 100 %

= 6,73 % b/b

Perhitungan Bobot Teoritis

berat zat yang ditimbang


x kandungan zat aktif dalam tablet
Bobot teoritis = berat rataratatablet

Kadar 70 % Kadar 80 % Kadar 90 %


=
Bobot teoritis =
Bobot teoritis =
Bobot teoritis

170,3 mg 197,0 mg 221,3 mg


x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1 mg 705,1 mg 705,1 mg

= 8,453 mg
= 9,778 mg = 10,985 mg
Kadar 100 % Kadar 110 % Kadar 120 %
Bobot teoritis = Bobot teoritis = Bobot teoritis =

247,3 mg 271,1 mg 295,2 mg


x 35 mg x 35 mg x 35 mg
705,1 mg 705,1 mg 705,1 mg

= 12,276 mg = 13,457 mg = 14,653 mg


Kadar 130 %
Bobot teoritis =

340,2 mg
x 35 mg
705,1 mg

= 16,887 mg

Nilai r

Bobot terhitung (mg) Bobot teoritis (mg)


170,3 8,453
197,0 9,788
221,3 10,985 R = 0,999
247,3 12,276
271,1 13,457
295,2 14,653
340,2 16,887
RIPITABILITAS

DATA PENIMBANGAN

Replikasi 1
Kafein
1 2 3 4 5 6 7
Kertas kosong 0,2444 g 0,2357 g 0,2414 g 0,2415 g 0,2407 g 0,2355 g 0,2410 g
Kertas + zat 0,4901 g 0,4821 g 0,4895 g 0,4916 g 0,4869 g 0,4809 g 0,4881 g
Sisa zat 0,2451 g 0,2448 g 0,2473 g 0,2421 g 0,2413 g 0,2380 g 0,2421 g
Berat zat 0,2450 g 0,2373 g 0,2422 g 0,2495 g 0,2456 g 0,2429 g 0,2460 g

Replikasi 2
Kafein
1 2 3 4 5 6 7
Kertas kosong 0,2327 g 0,2430 g 0,2431 g 0,2455 g 0,2398 g 0,2445 g 0,2441 g
Kertas + zat 0,4901 g 0,4944 g 0,4921 g 0,5047 g 0,4920 g 0,4898 g 0,4892 g
Sisa zat 0,2331 g 0,2452 g 0,2436 g 0,2484 g 0,2407 g 0,2465 g 0,2451 g
Berat zat 0,2570 g 0,2492 g 0,2485 g 0,2563 g 0,2513 g 0,2433 g 0,2441 g

Replikasi 3
Kafein
1 2 3 4 5 6 7
Kertas kosong 0,2507 g 0,2501 g 0,2431 g 0,2420 g 0,2421 g 0,2411 g 0,2421 g
Kertas + zat 0,4949 g 0,4978 g 0,4931 g 0,4936 g 0,4942 g 0,4921 g 0,4901 g
Sisa zat 0,2548 g 0,2511 g 0,2436 g 0,2425 g 0,2431 g 0,2421 g 0,2426 g
Berat zat 0,2401 g 0,2467 g 0,2495 g 0,2511 g 0,2511 g 0,2500 g 0,2475 g

DATA ABSORBANSI SAMPEL

Replikasi 1
(nm)
1 2 3 4 5 6 7
273 0,245 0,288 0,244 0,222 0,224 0,245 0,238
263 0,409 0,497 0,420 0,388 0,392 0,445 0,416

Replikasi 2
(nm)
1 2 3 4 5 6 7
273 0,244 0,325 0,236 0,475 0,305 0,391 0,236
263 0,412 0,450 0,421 0,810 0,518 0,705 0,401

Replikasi 3
(nm)
1 2 3 4 5 6 7
273 0,266 0,249 0,234 0,239 0,241 0,250 0,253
263 0,466 0,435 0,413 0,431 0,419 0,418 0,437

DATA PENGENCERAN
1. 5 mL ad 10 mL 2. 100 L ad 10 mL
10 mL 10 mL 10000 L
=2 =
Fp = 5 mL Fp = 100 L 100 L = 100

Fp = 2 .100 = 200

ABSORTIVITAS

A=xbxc , * A= absorbance ; = absortivity ; b = tebal kuvet ; c = konsentrasi


A
= bx c

0,331 0,179 179


=331 =179 =0,541
ax1 = 1 x 0,001 ax2 = 1 x 0,001 Qx = 331

0,386 0,499 499


=386 =499 =1,293
ay1= 1 x 0,001 ay2 = 1 x 0,001 Qy = 386

A1 (263 nm) = 0,386 A2 (273 nm) = 0,499

DATA PERHITUNGAN KADAR

REPLIKASI 1
A 2 0,245
= =0,599
1. Qm = A 1 0,409
(QmQx ) . A 1 ( 0,5990,541 ) .0,409
= =8,17 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (8,17 10 ) . 200 = 0,016 % v
g
0,016
100 mL b
100 =6,53
= g b
0,2450
100 mL
A 2 0,288
= =0,579
2. Qm = A 1 0,497

(QmQx ) . A 1 ( 0,5790,541 ) .0,497


= =6,51 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (6,51 10 ) . 200 = 0,013 % v
g
0,013
100 mL b
100 =5,48
= g b
0,2373
100 mL
A 2 0,244
= =0,581
3. Qm = A 1 0,420

(QmQx ) . A 1 ( 0,5810,541 ) .0,420


= =5,79 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (5,79 10 ) . 200 = 0,012 % v
g
0,012
100 mL b
100 =4,95
= g b
0,2422
100 mL
A 2 0,222
= =0,572
4. Qm = A 1 0,388

(QmQx ) . A 1 ( 0,5720,541 ) .0,388


= =4,14 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,14 10 ) . 200 = 0,008 % v
g
0,008
100 mL b
100 =3,21
= g b
0,2495
100 mL
A 2 0,224
= =0,571
5. Qm = A 1 0,392

(QmQx ) . A 1 ( 0,5710,541 ) .0,392


= =4,05 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,05 10 ) . 200 = 0,008 % v
g
0,008
100 mL b
100 =3,26
= g b
0,2456
100 mL
A 2 0,245
= =0,551
6. Qm = A 1 0,445

(QmQx ) . A 1 ( 0,5510,541 ) .0,445


= =1,53 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (1,53 10 ) . 200 = 0,003 % v
g
0,003
100 mL b
100 =1,23
= g b
0,2429
100 mL
A 2 0,238
= =0,572
7. Qm = A 1 0,416

(QmQx ) . A 1 ( 0,5720,541 ) .0,416


= =4,44 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,44 10 ) . 200 = 0,009 % v
g
0,009
100 mL b
100 =3,66
= g b
0,2460
100 mL

REPLIKASI 2
A 2 0,244
= =0,592
1. Qm = A 1 0,412
(QmQx ) . A 1 ( 0,5920,541 ) .0,412
= =7,24 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (7,24 10 ) . 200 = 0,014 % v
g
0,014
100 mL b
100 =5,45
= g b
0,2570
100 mL
A 2 0,325
= =0,722
2. Qm = A 1 0,450

(QmQx ) . A 1 ( 0,7220,541 ) .0,450


= =2,81 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (2,81 10 ) . 200 = 0,056% v
g
0,056
100 mL b
100 =22,47
= g b
0,2492
100 mL
A 2 0,236
= =0,561
3. Qm = A 1 0,421

(QmQx ) . A 1 ( 0,5610,541 ) .0,421


= =2,90 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (2,90 10 ) . 200 = 0,013 % v
g
0,006
100 mL b
100 =2,41
= g b
0,2485
100 mL

A 2 0,475
= =0,586
4. Qm = A 1 0,810

(QmQx ) . A 1 ( 0,5860,541 ) .0,810


= =1,26 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,26 10 ) . 200 = 0,025 % v
g
0,025
100 mL b
100 =9,75
= g b
0,2563
100 mL
A 2 0,305
= =0,589
5. Qm = A 1 0,518

(QmQx ) . A 1 ( 0,5890,541 ) .0,518


= =8,57 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (8,57 10 ) . 200 = 0,017 % v
g
0,017
100 mL b
100 =6,76
= g b
0,2513
100 mL
A 2 0,391
= =0,555
6. Qm = A 1 0,705

(QmQx ) . A 1 ( 0,5550,541 ) .0,705


= =3,40 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (3,40 10 ) . 200 = 0,007 % v
g
0,007
100 mL b
100 =2,88
= g b
0,2433
100 mL
A 2 0,236
= =0,588
7. Qm = A 1 0,401

(QmQx ) . A 1 ( 0,5880,541 ) .0,401


= =6,49 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (6,49 10 ) . 200 = 0,013 % v
g
0,013
100 mL b
100 =5,33
= g b
0,2441
100 mL

REPLIKASI 3
A 2 0,266
= =0,571
1. Qm = A 1 0,466
(QmQx ) . A 1 ( 0,5710,541 ) .0,466
= =4,82 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,82 10 ) . 200 = 0,009 % v
g
0,009
100 mL b
100 =3,75
= g b
0,2401
100 mL
A 2 0,249
= =0,572
2. Qm = A 1 0,435

(QmQx ) . A 1 ( 0,5720,541 ) .0,435


= =4,65 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,65 10 ) . 200 = 0,009 % v
g
0,009
100 mL b
100 =3,65
= g b
0,2467
100 mL
A 2 0,234
= =0,567
3. Qm = A 1 0,413

(QmQx ) . A 1 ( 0,5670,541 ) .0,413


= =3,69 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (3,69 10 ) . 200 = 0,007 % v
g
0,007
100 mL b
100 =2,81
= g b
0,2495
100 mL
A 2 0,239
= =0,554
4. Qm = A 1 0,431

(QmQx ) . A 1 ( 0,5540,541 ) .0,431


= =1,93 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (1,93 10 ) . 200 = 0,004 % v
g
0,004
100 mL b
100 =1,59
= g b
0,2511
100 mL
A 2 0,241
= =0,575
5. Qm = A 1 0,419

(QmQx ) . A 1 ( 0,5750,541 ) .0,419


= =4,91 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (4,91 10 ) . 200 = 0, % v
g
0,009
100 mL b
100 =3,58
= g b
0,2511
100 mL
A 2 0,250
= =0,598
6. Qm = A 1 0,418

(QmQx ) . A 1 ( 0,5980,541 ) .0,418


= =8,21 105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (8,21 10 ) . 200 = 0,016 % v
g
0,016
100 mL b
100 =6,40
= g b
0,2500
100 mL
A 2 0,253
= =0,579
7. Qm = A 1 0,437

(QmQx ) . A 1 ( 0,5790,541 ) .0,437


= =5,72105
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

5 b
Cy = (5,72 10 ) . 200 = 0,011 % v
g
0,011
100 mL b
100 =4,44
= g b
0,2475
100 mL

PERHITUNGAN RSD
Replikasi 1
Replikasi 1 Kadar
b
6,53
1 b
b
5,48
2 b
b
4,95
3 b
b
3,21
4 b
b
3,26
5 b
b
1,23
6 b
b
3,66
7 b

X = 4,05

SD = 1,75

SD 1,75
. 100 = . 100 =43,21
RSD = X 4,05

Replikasi 2

Replikasi 1 Kadar
b
5,45
1 b
b
22,47
2 b
b
2,41
3 b
b
9,75
4 b
b
6,76
5 b
b
2,88
6 b
b
5,33
7 b

X = 7,86

SD = 6,89

SD 6,89
. 100 = . 100 =87,66
RSD = X 7,86

Replikasi 3

Replikasi 1 Kadar
b
3,75
1 b
b
3,65
2 b
b
2,81
3 b
b
1,59
4 b
b
3,58
5 b
b
6,40
6 b
b
4,44
7 b

X = 3,75

SD = 1,48
SD 1,48
. 100 = .100 =39,47
RSD = X 3,75

PRESISI ANTARA
DATA PENIMBANGAN

Replikasi 1
Kafein
1 2 3 4 5 6 7
Kertas kosong 0,2458 g 0,2570 g 0,2501 g 0,2471 g 0,2488 g 0,2540 g 0,2547 g
Kertas + zat 0,5005 g 0,5025 g 0,4957 g 0,4939 g 0,4943 g 0,4990 g 0,5003 g
Sisa zat 0,2550 g 0,2580 g 0,2503 g 0,2480 g 0,2489 g 0,2546 g 0,2551 g
Berat zat 0,2455 g 0,2455 g 0,2456 g 0,2459 g 0,2454 g 0,2456 g 0,2451 g

Replikasi 2
Kafein
1 2 3 4 5 6 7
Kertas kosong 0,2483 g 0,2508 g 0,2481 g 0,2462 g 0,2512 g 0,2554 g 0,2547 g
Kertas + zat 0,4966 g 0,4972 g 0,4934 g 0,4926 g 0,4973 g 0,5005 g 0,5009 g
Sisa zat 0,2510 g 0,2514 g 0,2483 g 0,2469 g 0,2517 g 0,2555 g 0,2553 g
Berat zat 0,2456 g 0,2458 g 0,2451 g 0,2457 g 0,2456 g 0,2450 g 0,2456 g

DATA ABSORBANSI SAMPEL

Replikasi 1
(nm)
1 2 3 4 5 6 7
273 0,361 0,382 0,343 0,297 0,321 0,330 0,318
263 0,593 0,638 0,621 0,468 0,536 0,539 0,524

Replikasi 2
(nm)
1 2 3 4 5 6 7
273 0,362 0,400 0,391 0,378 0,384 0,296 0,393
263 0,595 0,658 0,637 0,625 0,635 0,484 0,650

DATA PERHITUNGAN KADAR

REPLIKASI 1
A 2 0,361
= =0,609
1. Qm = A 1 0,593

(QmQx ) . A 1 ( 0,6090,541 ) .0,593


= =1,389 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386
4 b
Cy = (1,389 10 ) . 200 = 0,028 % v
g
0,028
100 mL
100
= g
0,2455
50 mL
g
0,028
100 mL b
100 =5,70
= g b
0,491
100 mL
A 2 0,382
= =0,599
2. Qm = A 1 0,638

(QmQx ) . A 1 ( 0,5990,541 ) .0,638


= =1,275 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,275 10 ) . 200 = 0,026 % v
g
0,026
100 mL
100
= g
0,2455
50 mL
g
0,026
100 mL b
100 =5,29
= g b
0,491
100 mL
A 2 0,373
= =0,592
3. Qm = A 1 0,630

(QmQx ) . A 1 ( 0,5920,541 ) .0,630


= =1,107 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,107 10 ) . 200 = 0,022 % v
g
0,022
100 mL
100
= g
0,2456
50 mL
g
0,022
100 mL b
100 =4,48
= g b
0,4912
100 mL
A 2 0,297
= =0,611
4. Qm = A 1 0,486

(QmQx ) . A 1 ( 0,6110,541 ) .0,486


= =1,172 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,172 10 ) . 200 = 0,023 % v
g
0,023
100 mL
100
= g
0,2459
50 mL
g
0,023
100 mL b
100 =4,68
= g b
0,4918
100 mL

A 2 0,321
= =0,599
5. Qm = A 1 0,536

(QmQx ) . A 1 ( 0,5990,541 ) .0,536


= =1,071104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,071 10 ) . 200 = 0,021 % v
g
0,021
100 mL
100
= g
0,2454
50 mL
g
0,021
100 mL b
100 =4,28
= g b
0,4908
100 mL
A 2 0,330
= =0,612
6. Qm = A 1 0,539

(QmQx ) . A 1 ( 0,6120,541 ) .0,539


= =1,318 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,318 10 ) . 200 = 0,026 % v
g
0,026
100 mL
100
= g
0,2456
50 mL
g
0,026
100 mL b
100 =5,29
= g b
0,4912
100 mL
A 2 0,318
= =0,607
7. Qm = A 1 0,524

(QmQx ) . A 1 ( 0,6070,541 ) .0,524


= =1,191 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,191 10 ) . 200 = 0,024 % v
g
0,024
100 mL
100
= g
0,2451
50 mL
g
0,024
100 mL b
100 =4,90
= g b
0,4902
100 mL

REPLIKASI 2
A 2 0,362
= =0,
1. Qm = A 1 0,595 608

( QmQ x ) . A 1 ( 0,6080,541 ) .0,595


= =1,373 104
Cy = ( QyQx ) .ay 1 (1,2930,541) .386

4 b
Cy = (1,373 10 ) . 200 = 0,027 % v
g
0,027
100 mL
100
= g
0,2456
50 mL
g
0,027
100 mL b
100 =5,50
= g b
0,4912
100 mL
A 2 0,400
= =0,
2. Qm = A 1 0,658 608

(QmQx ) . A 1 ( 0,6080,541 ) .0,658


= =1,519 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,519 10 ) . 200 = 0,030 % v
g
0,030
100 mL
100
= g
0,2458
50 mL
g
0,030
100 mL b
100 =6,10
= g b
0,4916
100 mL
A 2 0,391
= =0,
3. Qm = A 1 0,637 614

(QmQx ) . A 1 ( 0,6140,541 ) .0,637


= =1,602 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,602 10 ) . 200 = 0,032 % v
g
0,032
100 mL
100
= g
0,2451
50 mL
g
0,032
100 mL b
100 =6,53
= g b
0,4902
100 mL
A 2 0,378
= =0,
4. Qm = A 1 0,625 605

(QmQx ) . A 1 ( 0,6050,541 ) .0,625


= =1,378 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,378 10 ) . 200 = 0, % v
g
0,028
100 mL
100
= g
0,2457
50 mL
g
0,028
100 mL b
100 =5,70
= g b
0,4914
100 mL
A 2 0,384
= =0,
5. Qm = A 1 0,635 605

(QmQx ) . A 1 ( 0,6050,541 ) .0,635


= =1,400 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,400 10 ) . 200 = 0,028 % v
g
0,028
100 mL
100
= g
0,2456
50 mL
g
0,028
100 mL b
100 =5,70
= g b
0,4912
100 mL
A 2 0,296
= =0,6
6. Qm = A 1 0,484 12

(QmQx ) . A 1 ( 0,6120,541 ) .0,484


= =1,184 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,184 10 ) . 200 = 0,024 % v
g
0,024
100 mL
100
= g
0,2450
50 mL
g
0,024
100 mL b
100 =4,90
= g b
0,4900
100 mL
A 2 0,393
= =0,
7. Qm = A 1 0,650 605
(QmQx ) . A 1 ( 0,6050,541 ) .0,650
= =1,433 104
Cy = ( QyQx ) . ay 1 (1,2930,541).386

4 b
Cy = (1,433 10 ) . 200 = 0,029 % v
g
0,029
100 mL
100
= g
0,2456
50 mL
g
0,029
100 mL b
100 =5,90
= g b
0,4912
100 mL

PERHITUNGAN RSD
Replikasi 1

Replikasi 1 Kadar
b
5,70
1 b
b
5,29
2 b
b
4,48
3 b
b
4,68
4 b
b
4,28
5 b
b
5,29
6 b
b
4,90
7 b

X = 4,95

SD = 0,51
SD 0,51
. 100 = . 100 =10,30
RSD = X 4,95

Replikasi 2

Replikasi 2 Kadar
b
5,50
1 b
b
6,10
2 b
b
6,53
3 b
b
5,70
4 b
b
5,70
5 b
b
4,90
6 b
b
5,90
7 b

X = 5,76

SD = 0,51

SD 0,51
. 100 = . 100 =8,85
RSD = X 5,76

G. PEMBAHASAN
Validasi metode analisis merupakan proses yang ditetapkan melalui studi
laboratorium yang dapat menunjukkan karekteristik kinerja metode analisis memenuhi
persyaratan sesuai tujuan penggunaanya. Hasil dari validasi metode analisis dapat
digunakan untuk menentukan kualitas, reliabilitas dan konsistensi dari hasil analisis.
Karakteristik kinerja analisis dinyatakan sebagai parameter analisis. Parameter yang harus
dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah spesifitas atau selektivitas,
akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, ruggedness, dan
robustness. (Green, 1996 ; Anonim, 2001)

Karakteristik kinerja analisis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan parameter


akurasi, linieritas, ripitabilitas, dan presisi antara. Setiap parameter mempunyai kriteria
keberterimaan masing-masing untuk menentukan apakah dengan metode tersebut hasil
yang didapatkan dari penetapan kadar kafein dengan metode rasio absorbansi dapat
diterima atau tidak.

Validasi metode penetapan kadar kafein dilakukan dengan spektrofotometri


menggunakan metode rasio absorbansi. Spektrofotometri meliputi spektrofotometri
ultraviolet dan cahaya tampak dan spectrum serapan dan inframerah. Spektrofotometri
serap adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnit panjang gelombang tertentu yang
sempit, mendekati monokromatik, yang diserap zat. Pengukuran serapan dapat dilakukan
pada daerah ultraviolet (panjang gelombang 190 nm 389 nm) atau pada daerah cahaya
tampak (panjang gelombang 380-780 nm). (Anonim, 1979)

Penetapan kadar kafein dalam tablet oskadon dilakukan dengan metode


spektrofotometri. Kafein merupakan serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih,
biasanya menggumpal, tidak berbau, rasa pahit. Kafein tidak larut dalam air, sehingga
digunakan methanol untuk melarutkan kafein dalam tablet oskadon tersebut. Kandungan
zat aktif dalam tablet Oskadon adalah parasetamol (500 mg) dan kafein (35 mg).

Akurasi merupakan parameter kedekatan hasil uji dengan nilai sebenarnya. Kriteria
keberterimaannya dapat ditentukan dengan menghitung % recovery. % Recovery yang
diterima yaitu pada rentang 98-102 %. Rentang tersebut digunakan untuk menentukan
berapa nilai akurasi pada pengukuran tersebut. Parameter akurasi dilakukan dengan
membuat 4 kelompok perlakuan yaitu dengan penambahan zat aktif 80 %, penambahan
zat aktif 100 %, penambahan zat aktif 120 % dan tanpa penambahan zat aktif. Zat aktif
yang dimaksud adalah kafein.

Hasil akurasi yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut :


Penambahan zat aktif 80 %

No. Kadar Hasil teoritis % Recovery


b b
1. Orientasi 14,68 % b 0,40 % b 2770 %
b b
2. Replikasi 1 11,42 % b 0,40 % b 1955 %

b b
3. Replikasi 2 11,41 % b 0,40 % b 1952,5 %

Dengan penambahan zat aktif 80 %, % recovery yang diperoleh sangat jauh dari nilai
sebenarnya yang diterima. Ketepatan hasil yang diperoleh sangat rendah sehingga akurasi
yang diperoleh dalam percobaan juga sangat rendah. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan dapat dikatakan bahwa validasi metode penetapan kadar kafein dengan
spektrofotometri metode rasio absorbansi tidak memberikan akurasi yang baik karena
pada parameter ini dikatakan akurasi baik jika % recovery bernilai 98-102 %.

Ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan hasil teoritis yang menjadi parameter
analisis tersebut dikarenakan banyak factor. Factor yang mempengaruhi hasil tersebut
misalnya dikarenakan tahapan kerja yang dilakukan kurang optimum. Pertama,
banyaknya pengencenceran yang dilakukan karena proses melarutkan bahan obat (kafein
dalam oskadon) tidak optimum. Obat kurang begitu larut sehingga perlu dilakukan
pengenceran agar dapat terbaca dengan spektrofotometer. Kedua, pengambilan semua
bahan baik penimbangan maupun volume larutan percobaan yang diambil. Ketepatan
bahan yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh karena percobaan
ini menyangkut berapa nilai akurasi yang dihasilkan dengan metode tersebut. Dan masih
banyak factor lain baik secara obyektif maupun subyektif.

Penambahan zat aktif 100 %

No. Kadar Hasil teoritis % Recovery


b b
1. Orientasi 49,75 % b 0,50 % b 9230 %

b b
2. Replikasi 1 17,13 % b 0,50 % b 2706 %

b b
3. Replikasi 2 13,04 % b 0,50 % b 1888 %

Sama halnya pada penambahan zat aktif 80 %, penambahan zat aktif 100 % juga
memberikan hasil yang jauh dari nilai yang diharapkan. % Recovery yang didapat juga
menandakan bahwa akurasi yang diperoleh sangat jelek, sehingga kemungkinan validasi
metode dengan spektrofotometri untuk menetapkan kadar kafein tidak mendekati hasil
yang sebenarnya

Penambahan zat aktif 120 %

No. Kadar Hasil teoritis % Recovery


b b
1. Orientasi 13,86 % b 0,60% b 1710 %

b b
2. Replikasi 1 17,94 % b 0, 60% b 2390 %

b b
3. Replikasi 2 31,79 % b 0, 60 % b 4698,33 %

% Recovery pada penambahan zat aktif 120 % diperoleh hasil yang tidak sesuai
dengan teoritisnya yaitu 98-102 %. Seperti halnya pada penambahan zat aktif 80 % dan
100 %, semuanya menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, nilai
akurasinya sangat rendah yang menandakan metode tersebut kurang tepat jika dilakukan
untuk memvalidasi metode secara spektrofotometri pada penetapan kadar kafein dengan
rasio absorbansi.

Linieritas merupakan parameter yang dipakai untuk melihat respon metode terhadap
perubahan jumlah sampel. Pada parameter ini akan terlihat apakah dengan kenaikan
jumlah sampel akan menaikkan respon dalam bentuk absorbansi. Pengerjaan parameter
ini yaitu dengan membuat sejumlah sampel dimana range kadarnya antara 70 % - 130 %.
Dari data kadar yang diperoleh kemudian dihitung nilai r nya menggunakan regresi linier
antara bobot terhitung dan bobot teoritis atau kadar terhitung dengan absorbansi. Criteria
keberterimaanya adalah jika r > 0,98.

Dalam praktikum yang dilakukan dengan 3x replikasi diperoleh nilai r berturut-turut


adalah 0,999 ; 0,990 dan 0,999. Dilihat dari hasil yang diperoleh, maka nilai tersebut
diterima artinya dengan berbagai seri kadar yang dilakukan tetap diperoleh harga r yang
hampir sama. Semakin naik jumlah sampel yang ditambahkan maka akan menaikkan
respon dari analisis yang dilakukan yaitu ditandai dengan kenaikan absorbansi.

Ripitabilitas merupakan parameter yang digunakan untuk melihat tingkat kedekatan


hasil uji pada hari yang sama, sampel yang sama, analis yang sama atau pada kondisi
kerja yang sama. Untuk mengerjakan parameter ini dilakukan dengan menimbang
sejumlah sampel sebanyak tujuh kali. Semua sampel diperlakukan sama. Dari ketujuh
data yang diperoleh kemudian dihitung nilai RSDnya dimana kriteria keberterimaannya
adalah jika RSD < 2 %.

RSD yang diperoleh dapat dilihat pada data sebagai berikut :

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


43,21 % 87,66 % 39,47 %

Dilihat dari hasilnya jelas RSD yang diperoleh tidak diterima sesuai teori. Hal
tersebut menandakan bahwa tingkat kedekatan hasil uji terhadap sampel, analis, atau
kondisi kerja yang dilakukan tidak memberikan hasil yang baik. Hal tersebut dikarenakan
oleh beberapa sebab. Misalnya saja pada penimbangan yang kurang tepat dan teliti, beda
analis yang melakukan sehingga juga akan menyebabkan hasilnya berbeda, kondisi kerja
misalnya alat praktikum yang digunakan berbeda ( spektrofotometer yang digunakan
berbeda ).

Presisi antara merupakan parameter yang digunakan untuk melihat tingkat kedekatan
hasil uji kondisi percobaan yang berbeda. Dilakukan seperti halnya pada parameter
ripitabilitas yaitu dengan menimbang sejumlah sampel sebanyak tujuh kali. Sama halnya
pada ripitabilitas, semua sampel diperlakukan sama. Dari ketujuh data yang diperoleh
kemudian dihitung nilai RSDnya dimana kriteria keberterimaannya adalah jika RSD < 2
%.

Nilai RSD yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut :

Replikasi 1 Replikasi 2
10,30 % 8,85 %

Seperti halnya pada ripitabilitas, RSD yang diperoleh juga tidak diterima dalam
parameter ini. Penyebabnya sama pada parameter ripitabilitas. Karena analisis dilakukan
oleh analis yang berbeda sehingga sangat memungkinkan hasil yang diperoleh pun juga
sangat bias berbeda baik dalam penimbangan, penambahan larutan, pembacaan
absorbansi ataupun alat yang digunakan berbeda.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


Validasi metode penetapan kadar kafein dilakukan dengan spektrofotometri
menggunakan metode rasio absorbansi.
Akurasi memiliki kriteria keberterimaan dengan menghitung % recovery yang dapat
diterima yaitu pada rentang 98-102 %.
Linieritas memiliki kriteria keberterimaanya adalah jika r > 0,98.
Ripitabilitas merupakan parameter yang digunakan untuk melihat tingkat kedekatan
hasil uji pada hari yang sama dengan menghitung nilai RSD dimana kriteria
keberterimaannya adalah jika RSD < 2 %.
Presisi antara dilakukan seperti halnya pada parameter ripitabilitas dimana RSDnya
kriteria keberterimaannya adalah jika RSD < 2 %.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, akurasi ; ripitabilitas ; dan presisi antara
dapat dikatakan bahwa validasi metode penetapan kadar kafein dengan
spektrofotometri metode rasio absorbansi tidak memberikan hasil yang baik, dimana
dari ketiga parameter tersebut tidak memasuki range yang ditentukan. Sedangkan
linieritas, nilai tersebut diterima artinya hasil yang diperoleh dengan berbagai seri
kadar yang dilakukan tetap diperoleh harga r > 0,98.

SARAN

Agar diperoleh hasil yang valid, sebelum memvalidasi metode perlu dilakukan
validasi pada alat-alat yang digunakan.

I. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta
Gandjar, Ibnu Gholib, dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analsis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Huber, Ludwig, 1999, Validation and Qualification in Analytical Laboratories,
Interpharm, London
Mursyidi, Achmad dan Rohman, Abdul, 2006, Volumetri dan Gravimetri, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai