Anda di halaman 1dari 14

DEMAN BERDARAH (DBD)

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda,
namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan
virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di
daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta
kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

1. PENYEBAB DEMAM BERDARAH

Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah.

Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan
virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat
menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah
terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus
dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi
pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat
terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus
dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali
akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,
yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes
aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk
dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya
melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat
terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet
lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.

Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki
antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga
lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang
berasal dari ras Kaukasia.

Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa,
demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.

A. Demam berdarah (klasik)

Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia


pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya
ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam
tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan
muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan
penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi
pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan
yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah
(haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).

B. Demam berdarah dengue (hemoragik)

Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam
tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran
hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh
limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan,
trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien
DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus
membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase
kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh
yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan
darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh
dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan
kematian.

C. Sindrom Syok Dengue

Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah
klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah,
pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah
2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda
awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak
(kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.
Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak,
bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat
meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat
bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-
3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat
pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
TBC PARU-PARU

Tuberkulosis atau TBC pernah menjadi penyakit yang sangat menakutkan di


Indonesia, yaitu pada masa kemerdekaan dulu. Penyakit ini mudah menular, seperti halnya
flu biasa dan cepat menyebar pada orang-orang yang hidup bersama penderita. Bahkan,
panglima besar Jendral Sudirman pun akhirnya tidak berdaya melawan penyakit ini.

Sekarang, upaya pencegahan sejak dini telah dilakukan, yaitu dengan paket imunisasi BCG
pada balita. Walau demikian, Indonesia belum terbebas 100 % dari penyakit ini.

2. Apa itu TBC paru-paru

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi akibat infeksi kuman Mycobacterium yang


bersifat sistemis (menyeluruh) sehingga dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh, dengan
lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi yang pertama kali
terjadi.

3. Apa penyebabnya

Bakteri Mycobacterium tuberculosa, bakteri ini dapat menular. Jika penderita bersin
atau batuk maka bakteri tuberculosi akan bertebaran di udara. Infeksi awal yang terjadi pada
anak-anak umunya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak telah
mengembangkan imunitasnya sendiri selama periode 6-10 minggu. Tetapi banyak juga terjadi
dalam berbagai kasus, infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi progressive
tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya. Jika sudah terkena infeksi
yang progresif ini maka gejala yang terlihat adalah demam, berat badan turun, rasa lelah,
kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk. Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal
tuberculosis (primary tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati
melainkan hanya "tidur" untuk sementara waktu.

Bilamana kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah, maka
bakteri ini akan aktif kembali. Gejala yang paling menyolok adalah demam yang berlangsung
lama denga keringat yang berlebihan pada malam hari dan diikuti oleh rasa lelah dan berat
badan yang turun. Jika penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang aktif tersebut akan
merusak jaringan paru dan terbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita maka
si penderita akan batuk-batuk dan memproduksi sputum (dahak) yang bercampur dengan
darah.

4. Faktor resiko

Penyakit TBC adalah penyakit yang dapat ditularkan terutama melalui percikan ludah dari
orang yang menderita, namun bila daya tahan tubuh seseorang itu baik maka kuman yang ada
didalam tubuh hanya akan menetap dan tidak akan menyebabkan infeksi dan saat daya tahan
tubuh sedang turun maka kuman akan menjadi aktif dan menyebabkan timbulnya infeksi
pada orang tersebut.

Inkubasinya sangat tergantung kepada individu dan level dari infeksi tersebut, apakah
termasuk dasar, progresif atau aktif kembali. TBC adalah penyakit kronis yang dapat
berlangsung selama bertahun-tahun jika tidak ditangani secara benar. Jika sudah terinfeksi
TBC sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit atau sanatorium sampai sembuh betul.

5. Gejala klinis

Gejala umum/nonspesifik antara lain :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau pada anak berat badan tidak naik dalam
1 bulan dengan penanganan gizi

Tidak nafsu makan dan pada anak terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat
badan tidak memadai sesuai umur

Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria atau infeksi
saluran nafas akut), dapat disertai adanya keringat pada malam hari

Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak

Batuk lama lebih 30 hari dengan atau tanpa dahak atau dapat juga berupa batuk darah

Pada anak-anak, primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan


oleh bakteri tuberculosis) tidak menampakkan gejalanya meskipun dengan pemeriksaan sinar
X-ray. Kadang-kadang; ini pun jarang; terlihat adanya pembesaran kelenjar getah bening dan
batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin test-nya menunjukkan hasil positif
maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC. Anak-anak dengan dengan
tuberculin test positif, meskipun tidak menampakkan gejala, harus mendapatkan perawatan
serius.

6. Pengobatan

Obat untuk TBC berbentuk paket selama 6 bulan yang harus dimakan setiap hari
tanpa terputus. Bila penderita berhenti ditengah pengobatan maka pengobatan harus diulang
lagi dari awal, untuk itu maka dikenal istilah PMO (pengawas minum obat) yaitu adannya
orang lain yang dikenal baik oleh penderita maupun petugas kesehatan (biasanya keluarga
pasien) yang bertugas untuk menngawasi dan memastikan penderita meminum obatnya
secara teratur setiap hari. Pada 2 bulan pertama obat diminum setiap hari sedangkan pada 4
bulan berikutnya obat diminum selang sehari. Regimen yang ada antara lain : INH,
Pirazinamid, Rifampicin, Ethambutol, Streptomisin.

Yang dapat anda lakukan:

Konsultasi ke dokter anda.

Minumlah obat anti tuberkulosa, sesuai nasihat dokter secara teratur, dan jangan
menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, karena kan mendorong kuman
jadi kebal terhadap pengobatan anti tuberkulosa. Biasanya penyembuhan paling cepat
sekitar 6-9 bulan kalau minum obat secara teratur.

Makanlah makanan bergizi.

Menyederhanakan cara hidup sehari-hari agar tidak menyebabkan stres dan banyak
istirahat terutama di tempat berventilasi baik.

Menghentikan merokok, bila anda perokok.

Tindakan dokter untuk anda

Memastikan diagnosa melalui pemeriksaan dahak, pemeriksaan rontgen dada atau


pada temapat lain yang disesuaikan keperluan, pemeriksaan darah dan kadar gula
darah.
Memberi resep obat-obat anti TB.

Menganjurkan anda untuk masuk rumah sakit bila dipandang perlu, dengan tujuan
memulihkan kesehatan dan istirahat, agar melampaui saat gawat selesai.

Melakukan operasi untuk membuang bagian-bagian tubuh yang gterkena bila


dipandang perlu.

Memeriksa keluarga atau orang-orang terdekat dengan anda, mencari sumber infeksi
dan kemungkinan terkena TB juga.

Memberikan petunjuk mengenai cara batuk agar tidak menyebarkan kuman dan
meludah harus dikumpulkan dengan diberi cairan pembunuh kuman (antara lain :
lisol), cara hidup yang teratur dan menenangkan pikiran agar daya tahan tubuh
mengatasi penyakit dengan cepat.

Pencegahan

Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih
kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.

Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai
tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.

Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak

Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.

Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak
udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara
sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi
masuk ke dalam rumah.

Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak
di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan
lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan
pikiran.
PENYAKIT MALARIA DAN PENYAKIT THYPUS ( TIPES )

3. PENYAKIT MALARIA
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di
Amerika,Asia dan Afrika.
Ada empat type plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun yang
seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and
Plasmodium vivax.
Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

Tanda dan Gejala Penyakit malaria


Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang
kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam,
menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati
serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin
(Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba
kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak
berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari.
Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.
Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya
menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak.
Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.

Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria


Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :

1. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan


demam muncul setiap hari ketiga.
2. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan
demam setiap hari keempat.
3. Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami
demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan
memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

a. Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria


Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan,
maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah)
untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.

b. Pengobatan Penyakit Malaria


Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih
berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan
kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti
paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu
kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya
yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria
di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine,
maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-
Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-
lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.

c. Pencegahan Penyakit Malaria


Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk
(PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan
dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

2. PENYAKIT THYPUS ( TIPES )

Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B
dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan
septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian
menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu
24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar
kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia
kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan
dengan usus pada perut.
a. Diagnosis
Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan pemeriksaan laboratorium seperti :
1.Terjadinya penurunan sel darah putih
2.Anemia rendah karena pendarahan pada usus
3.Trombosit menurun
4.Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin
5.Peningkatan titer Wida

Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella
typhi/ paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit. Dikatakan meningkat bila titernya lebih dari
1/400 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer sebelumnya dalam waktu 1 minggu.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui bradikardi (denyut melemah) relatif, pembesaran limfa,
tegangnya otot perut, dan kembung. Serta, periksakanlah apakah kandung empedu anda tidak
mengalami peradangan menahun karena bakteri Tipes dapat menempati kandung empedu.

b. Gejala
Gejala yang dialami penderita Tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
a. Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan
malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan
dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika
menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.
b. Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa
tidak enak di perut, sembelit atau terkadang sulit buang air besar, dan diare.
c. Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai
menurun.
c. Pencegahan
Penyakit Tipes dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan
kuman Tipes , Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes.
Bila anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yang
Anda konsumsi tercemar bakterinya. Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu.
Atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang
mengandung bakteri Tipes.

Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin
Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan dapat melindungi seseorang
dalam waktu 3 tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut.
Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam/24 jam, olah raga
secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit
Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah
kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita Tipes.
Hindarilah makanan yang tidak bersih. Cucilah tangan sebelum makan. Bagi penderita carrier
(tidak menderita penyakit ini, namun dapat menyebarkan bakterinya) tetap mengkonsumsi
obat.

d. Pengobatan
Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang
sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang
yang sangat aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini
yang saya rasakan ketika menderita penyakit ini). Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah :
a. pola makan yang benar, misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas
yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy
hindari.
b. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga.
c. Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan
dokter) Liman 3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3 x
1 Kaps/hr (untuk membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus).
Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat - tinggi kalori
dan protein, obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf berikutnya),
serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul.
Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol,
Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 10 hari. Lamanya
pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan
dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat.
Obat harus diminum sampai habis ( 7 10 hari ).
Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan
kelak akan kambuh kembali.

DAFTAR PUSTAKA

http://media-islam.or.id/2010/03/07/madu-itu-obat.

http://arispurnomo.com/mencegah-dan-mengobati-demam-berdarah.

http://yuxie.wordpress.com/2008/09/09/penyakit-tbc-2/.
http://my.opera.com/echa2268/blog/penyakit-malaria-dan-penyakit-thypus-tipes

Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes .


Diakses pada 10 Agustus 2011.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2021230-
gejala-penyakit-tifus/#ixzz1VYTqQYyo

Anda mungkin juga menyukai