Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315702467

REVITALISASI KERAJINAN BATU PERMATA PULAKI

Article · December 2014

CITATIONS READS

0 145

3 authors, including:

I Wayan Muderawan I Wayan Karyasa


Ganesha University of Education Ganesha University of Education
29 PUBLICATIONS   552 CITATIONS    19 PUBLICATIONS   29 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

I am working on natural products isolation and nanocomposite silica-carbon from tropical biomass for BaliSynwood View project

Natural Inorganic Pigment and Vulcanic Geopolimer for Smart Materials View project

All content following this page was uploaded by I Wayan Karyasa on 30 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

REVITALISASI KERAJINAN BATU PERMATA PULAKI

I Wayan Rai1, I Wayan Muderawan2, I Wayan Karyasa2


1
Fakultas Olahraga dan Kesehatan
2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Jalan Udayana, Singaraja 81116 Bali

Ringkasan Eksekutif
Batu permata Pulaki merupakan cindera mata khas dari Kawasan Suci Pulaki, Desa
Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak ditemukannya salah satu
varian batu permata Pulaki yang dikenal dengan nama Batu Kresnadana oleh Putu Dana (52
tahun) pada tahun 1989, industri kerajinan rakyat batu permata mengalami keemasan
sepanjang hampir satu dekade setelah itu. Namun saat ini kerajinan batu permata Pulaki
mengalami kemorosotan, hanya segelintir orang yang masih menekuninya. Banyak faktor
yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya adalah (1) pemasaran batu permata yang masih
terbatas dan banyaknya saingan batu permata dari daerah lainnya maupun dari batu permata
tiruan yang banyak beredar di pasaran; (2) masalah produksi, mulai dari keterbatasan bahan
baku karena adanya spirit pelestarian dan pengendalian eksplorasi, keterbatasan teknologi
produksi, dan desain produk yang masih terbatas; (3) manajemen usaha yang masih manajen
tradisional berbasis rumah tangga; dan (4) rendahnya pemahaman terhadap perlindungan hak
kekayaan intelektual sehingga banyak batu permata Kresnadana tiruan. Pemecahan
permasalahan tersebut menggunakan pendekatan sosiokultural partisipatif dengan metode
alih ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pelatihan dan pendampingan. Karya utama dari
kegiatan ini adalah Buku Batu Permata Pulaki sebagai media memperkenalkan kerajinan batu
permata Pulaki dan menjadi konten website promosi. Buku ini merupakan kumpulan usaha
revitalisasi baik dari sisi aktivitas-aktivitas alih ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun dari
sisi manajemen, sosial ekonomi, pelestarian alam, dan perlindungan kekayaan intelektual.
Dampak dari program ini adalah peningkatan onset penjualan produk kerajinan batu permata
dengan tanpa eksplorasi yang berlebihan terhadap bahan baku.

Kata-kata kunci: batu permata, kerajinan, revitalisasi, kekayaan intelektual

Executive Summary
Pulaki gemstone is a unique souvenir from holy area of Pulaki, Banyupoh Village,
District of Gerokgak, Regency of Buleleng, Bali. Since the finding of one variant of Pulaki’s
gemstones well-known as Kresnadana gemstone by Putu Dana (52 year old) in 1989, craft
industry on the gemstones was in golden age along one decade after the finding. However,
today the Pulaki’s gemstones handicrafts jump into the lowest stage, only a few craftsmen is
still withholding the crafts. Some factors affect those conditions, mainly (1) limited marketing
of the gemstone crafts and the rising of competitors from other areas as well as the
falsification of gemstone in the market; (2) production problems, starting from the limitation
of raw materials because of conservation spirits and exploration regulation, lack of
production technology, and poor in product design; (3) the traditional household based
business management; and (4) the lack of understanding on intelectual proverty right causing
a lot of Kresnadana gemstone falsification. To solve the problems, participative sociocultural
approaches were conducted using science and technology transfer methods such as training
and guiding. The main product of the activity is a book entitled Pulaki’s gemstones as media
to promote the Pulaki’s gemstone crafts and as a website promotion content. The book is a

68
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

collection bundle of various efforts in revitalizing the volkcraft industry, not only from side of
science and technology transfer activities, but also from side of management, social
economy, natural concervation, and intelectual proverty right protection. Impact of the
program is the rising of selling omzet of gemstone craft’s products without the excess of raw
materials exploration.

Keywords: gemstone, craft, revitalization, intelectual proverty

A. PENDAHULUAN Pura Kertakawat dan Pura Pucak Sari


Batu Permata Pulaki adalah (kawasan perbukitan di sebelah timur).
sebutan batu permata yang diperoleh dari Kawasan perbukitan inilah menjadi lokasi
kawasan suci dan keramat Pulaki. ditemukannya berbagai jenis batu permata
Kawasan ini termasuk ke dalam wilayah yang dikenal sebagai batu permata Pulaki.
administrasi Desa Banyupoh dan wilayah Batu permata Pulaki telah lama
adat Desa Pekraman Banyupoh. Kawasan dikenal orang khususnya para penggemar
Pulaki ini terdiri dari hamparan tanah batu permata. Salah satu batu permata
subur yang „nyegara gunung”, bertepian terkenal dari kawasan Pulaki adalah batu
pantai utara bali dan di bagian barat, permata Kresna Dana dengan varian yang
selatan dan timur dikelilingi perbukitan diberi nama Kresna Dana Hitam
keramat Pulaki. Dari berbagai sumber Bercahaya Putih (batu sangat mulia dan
terpercaya di kawasan ini menyebutkan langka) dan Kresna Dana Tabur Emas
bahwa kawasan ini disebut keramat karena Hijau dengan Bercak Kuning Emas. Batu
kawasan ini dahulunya sebagai pusat permata lainnya yang juga terkenal dari
perkampungan, pemerintahan dan kawasan Pulaki adalah permata yang
perdagangan di Bali barat bagian utara. diberi nama Kecubung Kasian Putih
Namun semenjak terjadinya suatu Bercahaya Tangi, Jaga Satru Hijau
peristiwa pada abad ke-14, perkampungan Bercahaya Kuning, Dwi Datu Hitam
ini dimusnahkan dan kemudian ditumbuhi Bercahaya Kuning, Bangsing Hitam
semak belukar. Peristiwa tersebut Bersinar dan banyak pula jenis yang
dituliskan dalam Buku „Dwi Jendra Tatwa‟ lainnya. Nama-nama batu permata tersebut
yang ditulis oleh I Gusti Bagus Sugriwa masih merujuk pada tampilan dan cirri-ciri
1967. khasnya, belum merujuk pada nama-nama
Pada jaman penjajahan Belanda ilmiah mineral-mineral yang bersesuaian.
sekitar tahun 1920-an, perkampungan ini Identifikasi ilmiah tentang batu permata
dibangun kembali. Disebut kawasan suci, Pulaki belum ada yang melaporkannya.
karena kawasan Pulaki memiliki beberapa Hal inilah yang mungkin menyebabkan
tempat suci atau pura “kahyangan jagat” batu permata ini tidak banyak dikenal
atau pura untuk umum (masyarakat Bali secara internasional, kalah pamor dengan
dan sekitarnya yang beragama Hindu) batu permata dari India, Srilangka,
yaitu Pura Pulaki dan Pura Pabean (pesisir Thailand, Kamboja dan daerah lainnya
pantai), Pura Melanting, Pura Mutering (Clarck, 1999; Stephan & Aschberg,
Jagat, dan Pura Pucak Manik (perbukitan 2003).
di bagian barat), Pura Belatungan (di Batu Permata Pulaki khususnya
perbukitan/hutan bagian selatan kawasan), Kresna Dana mulai dipromosikan sejak

69
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

tahun 1989 dan sangat populer sampai ke bahan baku kerajinan batu permata ini
pelosok-pelosok Pulau Bali. Namun cukup terbatas jumlahnya (karena
demikian, batu permata tersebut dijual ekplorasinya dikendalikan dengan kearifan
masih dalam bentuk potongan yang belum lokal masyarakat yang mengkeramatkan
digosok (batu aslinya) dan sudah digosok dan menyucikan kawasan Pulaki) namun
terbatas dalam bentuk bulat atau bulat terjamin keberlangsungannya. Kearifan
lonjong untuk berbagai keperluan lokal dalam melestarikan sumber daya
perhiasan seperti cincin, liontin kalung, alam batu permata ini perlu diungkap,
anting-anting, bahkan batu permata untuk ditulis dan dibelajarkan kepada generasi
ragam hiasan gagang keris, mahkota dan selanjutnya sehingga Batu Permata Pulaki
pratima (benda-benda sakral simbol- dan usaha kerajinannnya tetap lestari.
simbol keagamaan). Bentuk-bentuk atau Perajin batu permata lainnya
desain-desain lainnya perlu dikembangkan adalah Ketut Sudarsana (51 tahun).
sehingga memberikan nilai tambah yang Seorang guru olahraga di Sekolah dasar
lebih. Negeri di Desa Banyupoh ini telah lama
Salah seorang perajin Batu Permata berguru dan menekuni kerajinan Batu
Pulaki adalah Putu Dana (52 tahun). Permata Pulaki. Perajin ini menuturkan
Beliau adalah seorang multitalenta, dengan bahwa kerajinan yang digelutinya sebatas
jiwa petualang tinggi, beliau telah menerima pesanan penggosokan batu
menjelajahi perbukitan di kawasan Pulaki permata menjadi batu halus dengan “ster”
dan berhasil menemukan lokasi batu atau cahaya pendar yang tepat.
permata yang dikenal sebagai Kresnadana. Peralatannyapun masih sangat sederhana
Di balik cerita mistis dan religius tentang seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
bagaimana menemukan lokasi batu Beliau ingin mengembangkan usahanya,
permata tersebut di sela-sela perbukitan namun banyak hal yang masih
yang sangat tersembunyi dan sangat menghambat. Di samping peralatan yang
dirahasiakan, tersirat komitmen beliau masih sederhana, jenis produk
untuk melestarikan dan mengendalikan kerajinannya juga masih terbatas.
eksploitasi berlebihan dari batu permata Pemasaran batu permata tidak lagi secerah
langka tersebut. Salah satu lokasi batu tahun 1990-an saat masa jaya-jayanya
permata yang beliau ungkap adalah Kresna Dana Pulaki. Beliau juga
Pangkung Jahe (nama tempat yang menuturkan beberapa pengerajin telah
merujuk pada tebing curam di perbukitan banyak beralih profesi, termasuk beliau
Pulaki) dengan luas areal batuan yang kini menjadi guru olahraga di
berpotensi mengandung batu permata Sekolah Dasar Negeri 2 Banyupoh, tetap
sekitar 2 (dua) hektar. Lokasi ini sangat menekuni usaha ini sebagai usaha
sulit dijangkau oleh orang biasa. Kali yang tambahan.
berhulu di Pangkung Jahe inilah biasanya Kemunduran usaha kerajinan batu
sebagai lokasi para perajin batu permata di permata di wilayah Pulaki menurut
wilayah ini memperoleh bahan baku. penuturan kedua pengerajin ini disebabkan
Lokasi-lokasi lainnya yang tersebar di oleh beberapa faktor. Pertama, pemasaran
perbukitan Pulaki masih dirahasiakan batu permata yang masih terbatas dan
dengan mitos-mitos keramat dan suci. banyaknya saingan batu permata dari
Berdasarkan informasi ini, dapat dipahami daerah lainnya maupun dari batu permata

70
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

tiruan yang banyak beredar di pasaran. terbukti sangat membatu dalam


Walaupun peminat batu permata semakin manajemen produksi dan manajemen
banyak seiring dengan kemajuan teknologi pemasaran belum dimanfaatkan secara
informasi yang mengungkap berbagai optimal oleh mitra. Hal ini disampaikan
manfaat batu permata bagi kehidupan oleh mitra Kadek Sudiyasa (29 tahun)
manusia, namun peluang ini belum bisa yang merupakan genersai penerus
ditangkap oleh para pengerajin batu kerajinan batu permata di Desa Banyupoh.
permata di kawasan Pulaki yang hanya Padahal di rumah mitra tersedia komputer,
mengandalkan keunggulan batu alam ada sambungan internet dan hand phone
Pulaki yang memiliki keunikan semata. juga telah menjadi bagian kehidupan
Produk kerajinan yang telah dipasarkan mitra. Mitra belum memiliki kemampuan
masih terbatas pada bentuk batu bulat atau dan keterampilan untuk memanfaatkan
bulat lonjong yang digosok untuk fasilitas teknologi tersebut untuk
keperluan sebagai mata cincin, kalung, mengelola usahanya dan untuk
anting, mahkota atau untuk pratima. meningkatkan pemasarannya.
Bentuk-bentuk atau desain-desain lainnya Tantangan baru yang dihadapi para
belum dikembangkan. Hal ini perpulang pengerajin batu permata adalah
pada masalah yang kedua yaitu masalah perlindungan hak atas karya intelektual
produksi, mulai dari keterbatasan bahan (HaKI). Isu terbaru yang menggema
baku karena adanya spirit pelestarian dan adalah kemerosotan industri kerajinan Bali
pengendalian eksplorasi, keterbatasan banyak diakibatkan oleh rendahnya
teknologi produksi karena peralatan yang pemahaman terhadap perlindungan HaKI.
digunakan masih sangat sederhana, dan Banyaknya barang tiruan di pasaran dan
desain produk yang masih terbatas. Dalam semuanya mengklaim “Kresna Dana Asli”
pengerjaannya, untuk mendapatkan bentuk termasuk mudahnya desain-desain ditiru
bulat atau bulat lonjong gosokan yang bahkan diklaim kepemilikannya oleh
diinginkan dari bahan baku yang orang lain baik asing maupun berduit
berbentuk bongkahan, banyak bagian batu menjadi kekhawatiran para pengerajin di
permata yang terbuang sebagai serpihan Bali termasuk para pengerajin batu
atau bubuk. Serpihan atau bubuk batu permata Pulaki.
permata ini biasanya dibuang begitu saja.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan B. SUMBER INSPIRASI
bahan baku dan kelangkaannya maka perlu Kegiatan yang dilaksanakan ini
usaha-usaha untuk memberi nilai tambah terinspirasi dari persoalan dan tantangan
terhadap serpihan atau bubuk batu permata yang dihadapi para pengerajin batu
tersebut. Ketiga, persoalan klasik yang permata di Kawasan Pulaki yang
juga dihadapi oleh mitra pengerajin adalah digolongkan menjadi permasalahan
manajemen keuangan usaha dan rumah produksi dan permasalahan manajemen.
tangga masih menyatu sehingga tidak Permasalahan produksi yang telah
mengetahui apakah usahanya dalam dapat dipetakan adalah: (1) keterbatasan
keadaan untung atau rugi. volume bahan baku batu permata yang
Teknologi komputer dan teknologi dieksplorasi dari kawasan perbukitan
informasi dan komunikasi yang Pulaki dengan kesadaran dan keyakinan
berkembang sangat cepat dan telah mitra untuk melindungi dari tangan-tangan

71
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

usil atau keserakahan manusia dengan keyakinan berkaitan dengan batu permata
menerapkan kearifan lokal tentang Pulaki; kajian ilmiah kimia material
kesucian dan kekeramatan kawasan batuan; dan kajian sosiologis dan
perbukitan Pulaki dan hutan yang religiusitas masyarakat kawasan Pulaki
mengelilinginya; (2) keterbatasan alat sebagai daya dukung pelestarian dan
produksi seperti mesin potong batu, mesin pengembangan usaha kerajinan batu
gosok dan peralatan dan bahan-bahan permata khas Pulaki; dan (4) perlunya
pembantu lainnya yang dimiliki oleh kesadaran hukum dan pemahaman
kedua mitra akibat dari “jalan di pengelolaan hak atas karya intelektual
tempatnya” usaha kerajinan batu permata (HaKI) berkaitan dengan kerajinan batu
yang telah digeluti sejak tahun 1989 ini; permata yang telah, sedang dan akan
(3) desain dan bentuk produk batu permata dikembangkan.
yang diproduksi yang masih sangat Justifikasi tim pelaksana bersama
sederhana (hanya bulat dan lonjong) sesuai mitra dalam menentukan persoalan
kebutuhan atau pesanan konsumen selama prioritas yang disepakati untuk
ini (dari kalangan penggemar batu permata diselesaikan selama pelaksanaan program
di Bali) menyebabkan jangkauan pasar ini adalah sebagai berikut: (1) Kesadaran
juga masih terbatas, padahal kawasan pelestarian kawasan perbukitan Pulaki dan
Pulaki adalah objek wisata spiritual yang batu permata yang terkandung di dalamnya
sudah sangat berkembang saat ini; dan (4) disepakati bahwa eksplorasi bahan baku
bahan baku bongkahan batu yang diolah perlu dikendalikan (sedang diusulkan ke
untuk mendapatkan batu permata yang Pemerintah Desa dan atau Desa Adat
diinginkan menyisakan banyak serpihan (Pekraman) Banyupoh untuk membuat
atau bubuk yang hanya dibuang begitu saja Peraturan Desa dan atau awig-awig
dan belum dimanfaatkan untuk member tentang ijin masuk hutan kawasan
nilai tambah, padahal bongkahan permata perbukitan Pulaki serta pengendalian
tersebut jumlahnya terbatas dan eksplorasi sumberdaya alam yang
mendapatkannya dengan usaha yang keras. terkandung di dalamnya) sehingga bahan
Sedangkan permasalahan baku dimanfaatkan seoptimal mungkin
manajemen yang berhasil diidentifikasi sehingga member nilai tambah yang
bersama oleh mitra dan tim pelaksana tinggi. Oleh karena itu, peralatan produksi
adalah: (1) perlunya spirit kebangkitan perlu direvitalisasi dan dengan asupan
kewirausahaan menuju terkenal kembali teknologi pemanfatan sisa pengolahan batu
seperti halnya tahun 1990-an dengan permata (berupa serpihan dan bubuk)
mengkoreksi kelemahan-kelemahan untuk menjadi produk kerajinan melalui
manajemen usaha saat itu; (2) perlunya teknik recovery batu permata; (2) Refleksi
peningkatan manajemen produksi dan bersama tentang mengapa terjadinya
pemasaran dengan pemanfaatan teknologi kepudaran kejayaan kerajinan batu
komputer dan teknologi informasi dan permata Pulaki menghasilkan justifikasi
komunikasi (TIK); (3) perlunya konten tentang pentingnya manajemen usaha
promosi yang mendidik berupa berbantukan computer dan teknologi
penyusunan buku yang memuat tentang informasi dan komunikasi baik ditingkat
sejarah penemuan batu permata Pulaki, produksi (mulai desain hingga finishing)
pemetaan potensi, mitos-mitos dan maupun di tingkat pemasaran (pemasaran

72
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

on-line atau melalui website). Oleh karena artikel ilmiah. Adanya perubahan target
itu perlu dukungan konten promosi berupa luaran ini diakibatkan oleh berkurangnya
sebuah buku tentang sejarah, mitos, dana yang diterima dari yang diusulkan
khasiat, kajian ilmiah, dan kajian sehingga beberapa kegiatan untuk
sosiokultural dan religiusitas dari batu mendukung luaran tambahan seperti buku
permata Pulaki. Buku ini akan menjadi panduan penggunaan peralatan dan draft
wahana untuk membangkitkan kembali usulan HaKI tidak bisa terlaksana. Buku
kejayaan batu permata Pulaki; dan (3) panduan peralatan ternyata telah ada di
Kekhawatiran bahwa karya cipta dan petunjuk penggunaan peralatan yang dibeli
intelektual yang terkandung dalam sehingga pada saat pelatihan menggunakan
kerajinan batu permata Pulaki terancam petunjuk tersebut. Sedangkan luaran
diambilalih oleh para pemodal besar berupa usulah HaKI belum bisa
maupun pihak lain menyebabkan dilaksanakan karena ternyata memerlukan
timbulnya kesepakatan terhadap kegiatan waktu yang cukup panjang untuk
tentang pemahaman terhadap HaKI dan menelusuri kemiripan desain-desain
tata cara penelusuran dan penentuan kerajinan yang telah dipatenkan orang lain
kelayakan HaKI produk-produk kerajinan sebelumnya. Di samping memerlukan
batu permata melalui sosialisasi HaKI dan penelusuran yang lebih intensif,
pelatihan penggunaan TIK dalam keberlajutan usulan HaKI (paten atau hak
melakukan penelusuran dan penentuan cipta) dari segi pendanaan, pendampingan,
kelayakan perlindungan HaKI. dan dana pemeliharaan paten/hak cipta
Dengan demikian prioritas kegiatan memerlukan skema pendanaan yang
dalam program IbM ini adalah: (1) berkelanjutan, dan mitra menyatakan
Revitalisasi alat produksi dan alih belum siap untuk itu tahun ini. Mereka
teknologi pengolahan batuan; (2) Pelatihan lebih menginginkan untuk merevitalisasi
manajemen produksi dan pemasaran proses produksi dan memperluas
berbatukan komputer dan teknologi pemasaran. Sementara ini mereka hanya
informasi dan komunikasi; (3) Penyusunan membutuhkan pemahaman terhadap HaKI
buku tentang Batu Permata Pulaki; dan (4) terlebih dahulu sebagai langkah awal
Pelatihan HaKI. untuk melindungi hak intelektual mereka.
Target program ini adalah adanya
revitalisasi kerajinan dan pemasaran C. METODE PELAKSANAAN
produk-produk kerajinan batu permata Metode dan pendekatan yang
sebagai usaha mengembalikan kejayaan ditawarkan untuk mengatasi persoalan,
Batu Permata Pulaki dan peningkatan kebutuhan dan tantangan mitra sesuai
onset penjualan produk kerajinan batu dengan skala prioritas yang telah
permata dengan tanpa eksplorasi yang disepakati adalah: (1) Metode alih ilmu
berlebihan terhadap bahan baku. Luaran pengetahuan dan teknologi yaitu transfer
dari program IbM ini adalah: (1) buku pengetahuan tentang revitalisasi peralatan
Batu Permata Pulaki yang siap diusulkan produksi kerajinan batu permata
ISBN-nya; (2) website untuk pemasaran (pengenalan cara kerja alat-alat produksi
produk kerajinan batu permata Pulaki; (3) yang lebih maju dan melalui bantuan
buku panduan HaKI untuk pengrajin mesin utama yang diperlukan) serta
dengan bahasa yang sederhana; dan (4) pembuatan kerajian batu permata dari sisa

73
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

pengolahan batu permata; (2) Metode dikenal penduduk setempat sebagai


pelatihan dan pendampingan manajemen sumber batuan yang diolah menjadi batu
produksi dan manajemen pemasaran permata Pulaki; (4) Pelatihan manajemen
berbantukan komputer dan TIK. Pelatihan produksi dan pemasaran berbasis
ini melibatkan tenaga pelatih yang komputer dan teknologi informasi dan
memiliki kompetensi tidak saja komputer komunikasi; (5) Desiminasi hak kekayaan
dan TIK tetapi juga manajemen produksi intelektual (HaKI) dan pelatihan
dan pemasaran; (3) Pendekatan penyusunan dokumen penelurusan dan
sosiokultural dan metode triangulasi pengusulan HaKI terhadap beberapa
digunakan untuk penyusunan buku Batu produk kerajinan batu permata yang
Permata Pulaki. Data-data kualitatif dan prospektif memperoleh HaKI.
kuantitatif yang berhasil digali dari
berbagai sumber selanjutnya dianalisis D. KARYA UTAMA
triangulatif sehingga diperoleh bahan- Karya utama dari rangkaian
bahan yang sahih untuk penyusunan buku kegiatan ini adalah revitalisasi kerajinan
tersebut; (4) Metode sosialisasi partisipatif batu permata Pulaki yang dituangkan
digunakan untuk meningkatkan kesadaran dalam sebuah buku berjudul Batu Permata
dan pemahaman mitra terhadap pentingnya Pulaki. Buku ini memuat berbagai hal
HaKI dan metode pendampingan untuk berkaitan dengan sejarah dan perjalanan
meningkatkan kemampuan mitra dalam usaha indusitri kerajinan batu permata
menelusuri produk-produk kerajinan Pulaki dari sejak dirintis, mengalami masa
berbasis batu permata yang layak untuk kejayaan hingga nasibnya kini merana.
mendapatkan HaKI. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai
Langkah-langkah yang dilakukan usaha untuk mengembalikan keemasan
untuk mengimplementasikan metode dan industri kerajinan rakyat ini berdasarkan
pendekatan yang diuraikan di atas adalah refleksi pengalaman pahit terdahulu dan
sebagai berikut: (1) Langkah persiapan aplikasi IPTEKS dalam merevitalisasinya.
berupa inventarisasi peralatan kerajinan
yang diperlukan mitra untuk revitalisasi E. ULASAN KARYA
kerajinan batu permata Pulaki; (b) 1. Revitalisasi Kerajinan Batu Permata
Penyusunan kisi-kisi buku dan langkah Pulaki
time-table penyusunan buku Batu Permata Revitalisasi kerajinan batu permata
Pulaki; dan (c) Penyusunan panduan HaKI di kawasan Pulaki diawali dengan
dengan bahasa yang sederhana; (2) peremajaan alat produksi yang
Pelatihan pengolahan batuan disertai menyesuaikan dengan kebutuhan desain
pemberian bantuan peralatan untuk yang digarap dan ketersediaan fasilitas
merevitalisasi peralatan produksi yang pendukung lainnya. Peralatan yang lama
dimiliki mitra dan pelatihan menggunakan banyak yang tidak berfungsi lagi,
alat-alat tersebut sesuai buku petunjuk dari khususnya peralatan yang telah dimiliki
peralatan tersebut; (3) Penyusunan buku oleh mitra Putu Dana (dikenal sebagai
Batu Permata Pulaki yang didahului penemu/penggagas kerajinan batu permata
dengan survey ke lokasi hutan dan Pulaki “Kresnadana”).
perbukitan di kawasan Pulaki yang telah

74
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Gambar 1 Alat Produksi Sebelum Direvitalisasi

Telah dilakukan persiapan dan permata antara lain: mesin geride, alat
pengadaan peralatan dan cara pemotong batu, alat pengasah batu, motor
penggunaannya. Beberapa alat yang pengerak dan mata bor khusus diamond
diperlukan dalam peoses produksi batu grade.

Gambar 2 Peralatan untuk Proses Produksi Kerajinan Permata

Penjelasan dari peralatan yang harus dipasang pada mesin pemotong


digunakan dalam merevitalisasi kerajinan dengan kecepatan tinggi, sekitar 2500 rpm,
batu permata Pulaki dapat dijabarkan dan daya 2500 WATT, dengan tegangan
sebagai berikut. Alat pemotong batu 220 Volt. Mesin gerinda (Grinder WIPRO
(diamond wheel) diperlukan untuk 6000) digunakan untuk memutar batu
memotong batu mulia. Batu ukuran besar geride. Mesin ini memiliki putaran sekitar
harus dipotong-potong terlebih dahulu 2500 rpm dan daya 300 WATT. Mesin ini
sebelum dibentuk lebih lanjut sesuai dihubungkan dengan sumber listrik 220
dengan keperluan dengan alat potong Volt. Batu gerinda (grinding wheel)
khusus untuk batu permata. Alat potong digunakan untuk mengasah batu yang telah
batu permata yang telah dimiliki berukuran dipotong sesuai kebutuhan, sehingga
dengan diameter 10 inci dan 5 inci. Untuk diperoleh bentuk yang dinginkan, seperti
dapat digunakan, alat pemotong batu ini batu berbentuk bulat, batu berbentuk oval,

75
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

atau bentuk lainnya. Cara mata bor diamond grade digunakan untuk
menggunakannya, batu gerinda dipasang membuat bentuk tertentu atau relief pada
pada mesin gerinda dan dapat diputar batu. Mata bor ini dipasang pada motor
dengan kecepatan tinggi mencapai 2500 penggerak.
rpm. Batu yang ingin diasah ditempelkan
pada batu gerinda yang sedang berputar 2. Pendampingan Proses Produksi dan
cepat, sehingga diperoleh bentuk yang Pemasaran Produk
dinginkan. Motor penggerak digunakan Pendampingan proses produksi dan
untuk memutar mata gerida untuk pemasaran produk telah dilakukan dengan
mengukir batu sesuai dengan keperluan. fokus pada manajemen produksi dan
Motor ini memerlukan daya listrik 220 manajamen pemasaran berbasis komputer
Volt dan dengan kekuatan 300 WATT. Set dan TIK.

Gambar 3 Salah Satu Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan


Batu yang diperoleh kemudian yang dipakai untuk membuat berbagai
dipotong dan dibentuk sesuai dengan desain perhiasan adalah alpaka dan perak.
desain yang diinginkan dengan alat khusus Desain jadi dipesan dan diperoleh dari
pemotong batu, lalu diasah dengan Gianyar, Klungkung dan Desa Gerokgak.
gerinde, dihaluskan sampai mengkilap, Beberapa desain dan produk jadi antara
dan dipasang pada desain perhiasan lain, bros, sumpel, cincin, pandel
tertentu, sesuai dengan keperluan. Material UNDIKSHA, dan keris dari batu.

Gambar 4 Beberapa Desain dan Produk Bros, Sumpel, dan Cincin

76
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Bros, cincin, dan sumpel menggunakan bahan alpaka atau perak dan
merupakan asesoris yang biasa digunakan batu mulia dari pulaki sebagai permatanya.
oleh wanita baik dalam upacara Cindra mata khas UNDIKSHA.
keagamaan, adat dan seremonial lainnya. Cindra mata ini dibuat dari beberapa jenis
Telah dibuat beberapa produk bros batu mulia yang diperoleh dari derah
lengkap dengan cincin dan sumpel dari Banyupoh yang ditempel dengan logo
batu mulia. Ini merupakan produk langka UNDIKSHA, terbuat dari alpaka.
dan susah didapat. Ada beberapa desain Diharapkan cindra mata ini dapat
dengan berbagai ukuran yang digunakan sebagai kenang-kenangan
.

Gambar 5 Beberapa Desain dan Produk Pandle UNDIKSHA

77
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Cincin merupakan asesoris yang perak dengan menggunakan batu mulia


diperlukan bagi semua orang. Telah dari Pulaki sebagai permatanya. Berikut
diproduksi berbagai motif dan ukuran adalah beberapa contoh cincin yang telah
cincin laki-laki dengan bahan alpaka atau dibuat.

Gambar 6 Beberapa Desain dan Produk Cincin Pria


3. Penyusunan Buku Batu Permata Perjalanan ini dimaksudkan tidak saja
Pulaki merasakan bagaimana para pengerajin
mendapatkan bahan baku batu, tetapi juga
Survey awal tentang lokasi dan
melihat-lihat kondisi perbukitan dan hutan
berbagai keanehan yang ditemui saat
di kawasan tersebut. Percakapan dengan
perjalanan selama survey lokasi
para pengerajin di sepanjang perjalanan
ditemukannya batu permata di hutan
dapat merekam permasalahan yang mereka
kawasan Pulaki khususnya di wlayah sela-
hadapi yang selanjutnya menjadi bahan-
sela perbukitan yang dikenal penduduk
bahan dalam menyusun buku tentang
setempat sebagai Pangkung Jahe seperti
berbagai aspek dari kerajinan batu permata
terlihat pada gambar di bawah ini.
Pulaki.

78
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Gambar 7 Perjalanan Survey Awal Dalam Rangka Penyusunan Buku

Berdasarkan hasil percakapan kehidupan pengerjain dan berbagai potensi


dengan pengerajin selama perjalanan pengembangan, potensi ekonomi dan juga
pertama ini diperoleh beberapa topik yang potensi komplik sosial yang ditimbulkan
menarik untuk diungkap lebih dalam sebagai bentuk triangulasi dari data awal
sebagai kerangka awal buku di antaranya dan data dari berbagai sumber informasi
adalah: (1) Perjalanan Usaha Kerajinan lainnya. Perjalanan ini ditulis dalam
Batu Permata Pulaki dari penemuan bagian buku sebagai berikut.
sumber bahan baku, kejayaan Batu Pada hari Sabtu tanggal 14
Permata Pulaki Kresnadana masa lalu, dan September 2013 telah dilakukan survey ke
nasibmu kini; (2) Potensi sosial ekonomi lokasi batu mulia oleh tim yang terdiri dari
dan potensi komplik dari ekplorasi, 16 orang. Tim yang terdiri dari
pemanfaatan dan pemasaran batu permata UNDIKSHA (3 orang), Kepala Desa
Pulaki; (3) Mitos Magis Batu Permata Banyupoh, Bendesa Adat Banyupoh, dan
Pulaki; (4) Batuan fosil dan batuan kristal masyarakat Banyupoh, berangkat dari
dari Batu Permata Pulaki; dan (5) IPTEKS Desa Banyupoh sekitar pukul 6.30 WITA
bagi pengembangan usaha kerajinan batu menuju Bendungan Banyupoh yang
permata Pulaki. berjarak sekitar 3 km dari pusat desa,
Perjalanan kedua tim pelaksana dengan sepeda motor. Dari Bendungan
bersama mitra pengerajin dan aparat desa Banyupoh, tim dengan jalan kaki
ke lokasi batu permata Pulaki yang dikenal memasuki hutan, dan melalui kali kering
oleh penduduk setempat sebagai Pangkung penuh dengan batu. Jalur yang dilalui
Kusambi di wilayah perbukitan Pulaki adalah kali kering, berliku, penuh dengan
dilakukan dengan maksud untuk batu baik besar dan kecil, dan di kiri-kanan
mengungkap lebih dalam berbagai hal hutan dengan lereng yang terjal.
berkaitan dengan eksplorasi batu permata,

79
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Tim Melewati Kali yang Berbatu dan Mendaki Menuju Lokasi Batu Mulia

Setelah menelusuri kali penuh ini, tim mencari batu mulia. Batu mulia
dengan batu dan menanjak selama 2,0 jam, yang dicari tidak mudah didapat, karena
tim sampai pada tempat yang dituju, yaitu bersatu dengan batu besar dan keras,
Pangkung Kesambi. Pangkung Kesambi diperlukan palu besar dan pencungkil dari
merupakan suatu tempat pada kali terjal besi untuk menggalinya. Sekitar pukul
berbatu, dekat lereng gunung, dan sebelah 10.30 WITA tim istirahat dan makan
kiri dan kanan adalah hutan lebat. Dari siang, kemudian dilanjutkan dengan
lokasi tersebut tampak jelas puncak menggali batu mulia.
gunung yang ada di depannya. Di tempat

Menggali Batu Mulia dengan Peralatan Sederhana

80
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Beberapa Jenis Batu Mulia yang Diperoleh

Beberapa batu mulia yang dapat Buku Batu Permata Pulaki memuat
digali, berwarna merah hati, berumbun, 7 (tujuh) bab yang diawali dengan
dan putih. Setelah melakukan penggalian pendahuluan (bab 1), isi (bab 2-6), dan
dan memperoleh batu mulia yang cukup, penutup (bab 7).Sinopsis tiap bab dari
Tim balik kembali sekitar pukul 12.00 buku ini dapat dijabarkan dalam Tabel 1
WITA, tiba di Bendungan Banyupoh berikut ini.
pukul 13.30 WITA, dan tiba di Desa
Banyupoh pukul 14.00 WITA.

Tabel 1. Sinopsis Buku Batu Permata Pulaki


No Kisi-kisi Sinopsis
1. Batu Permata, Merupakan bab pendahuluan yang menyampaikan kajian umum
sebuah pengantar tentang batu mulia yang dari jaman batu telah dijadikan batu
permata. Kajian literatur ini memuat bagaimana peran batu

80
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

permata sebagai penanda perkembangan peradaban dan berbagai


kisah menarik berkaitan dengan batu permata di dunia.
2. Perjalanan Usaha Pada bab ini akan menguraikan kisah perjalanan hidup seorang
Kerajinan Batu bernama Putu Dana (alm.) yang telah merintis kejayaan batu
Permata Pulaki permata Pulaki dengan nama Kresnadana. Batu permata
dari penemuan berwarna hijau kehitaman mirip warna tokoh dalam pewayangan
sumber bahan Dewa Krisna. Batu ini memiliki mitologi yang tinggi dengan
baku, kejayaan berbagai khasis magis. Apalagi yang penampangannya memiliki
Batu Permata tabur emas (berpendar dengan bintik-bintik emas). Selanjutnya
Pulaki Kresnadana diperkenalkan juga oleh beliau dan teman-teman beliau batu
masa lalu, dan permata Pulaki lainnya seperti batu Rambutsedana (batu permata
nasibmu kini. hijau dengan serat hitam seperti rambut biasa, atau serat kuning
kemasan. Batu ini banyak dicari oleh para pebisnis karena
dipercaya membawa tuah keberuntungan ekonomi. Disamping
itu dikenal juga batu permata Pulaki lainnya seperti Batu
Berumbun, Batu Badar, Batu Cempaka, dan sebagainya.
Kerajinan mengolah batu Pulaki menjadi aneka kerajinan
berkembang pesan di tahun 80-an hingga 90-an. Namun dekade
terakhir mengalamii penurunan yang sangat berarti. Banyak
potensi konflik yang tersembunyi kini beriak ke permukaan
mengiringi kemunduran industri kerakyatan ini. Tulisan ini akan
mengungkap kisah dan makna di balik kisah dengan kajian
sosiologi yang mengiringi IPTEK dan bisnis.
3. Potensi sosial Bab ini akan menguraikan potensi sosial ekonomi dari
ekonomi dan keberadaan batu mulia di kawasan perbukitan Pulaki dari potensi
potensi konflik dari sebagai penghasil batu permata, wisata spiritual, dan wisata
ekplorasi, geologi. Karena potensinya tersebut, kawasan Pulaki menjadi
pemanfaatan dan rebutan. Para pengerajin yang mengambil seadanya untuk
pemasaran batu kepentingan usaha kecil kerakyatan menjadi kambing hitam
permata Pulaki; kerusakan hutan yang menyebabkan banjir bandang, padahal
banyak penduduk lain yang mencuri kayu di kawasan tersebut.
Benturan kepentingan penduduk di kawasan tersebut antara
kebutuhan bahan baku kerajinan dan perlindungan kawasan
hutan lindung dan kawasan suci serta ancaman datangnya
investor yang melirik potensi ekonomi dengan eksplorasi
berlebihan akan dikaji dengan kajian sosial konflik berlatar
belakang ekonomi bertameng perlindungan dan kesucian
kawasan.
4. Mitos Magis Batu Mitos-mitos yang diungkap dari cerita mulut ke mulut tentang
Permata Pulaki nilai magis dari berebagi batu permata Pulaki seperti batu
Kresnadana, batu Rambutsedana, batu Cempaka, batu Badar
Berumbun, batu fosil Les Kelor, batu fosil Les Kelapa, batu fosil
Gedebong, dan sebagainya. Selain mengungkap rahasia magis

82
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

dari Batu Permata Pulaki, kajian juga akan membandingkannya


dengan studi literatur tentang pemanfaatan batu mulia untuk
kesehatan (heilsteine). Kajian lebih bersifat metafisik atau
metakimia, dengan menghubungkan mitos-mitos magis dengan
kajian-kajian fisikawi dan kimiawi.
5. Batuan fosil dan Bab ini membahas apa itu batuan fosil dan batuan kristal, proses
batuan kristal dari terjadinyanya batu fosil dan batu kristal. Tinjauan keterkaitan
Batu Permata berbagai jenis batu mulia Pulaki dengan batu kristal dan batu
Pulaki; fosil yang telah ada dan memiliki nama di dunia dibahas dari
kajian kimiawi,
6. IPTEKS bagi Bab ini menguraikan tentang eksisting IPTEKS yang diterapkan
pengembangan oleh para pengerajin, peran IPTEKS untuk meningkatkan
usaha kerajinan kuantitas dan kualitas produk serta efisiensi proses produksi.
batu permata Bagian ini juga menjelaskan usaha-usaha penerapan IPTEKS
Pulaki. yang dilakukan untuk merevitalisasi industri kerajinan dan
metode-metode penerapan IPTEKS yang dianggap paling tepat
untuk mengatasi permasalahan dan tantangan para pengerajin.
Sentuhan IPTEKS dalam pengembangan desain dan manajemen
produksi dan pemasaran juga disampaikan secara ringkas pada
bab ini.
7 Penutup, Pada bab ini menyampaikan simpulan yang merupakan ekstraksi
menyampaikan dari bab 1-6 yang ditambahkan implikasi terhadap poin-poin
simpulan dan yang menjadi simpulan tersebut serta hal-hal apa yang dapat
saran. disarankan kepada stakeholder terkait.

F. KESIMPULAN dan memiliki prospek pasar yang lebih


Proses produksi kerajinan batu tinggi akibat website dan buku Batu
permata Pulaki telah dapat direvitalisasi Permata Pulaki sebagai media promosi.
dengan peremajaan peralatan produksi Keberlanjutan program ini dapat
sesuai kebutuhan dan daya dukung dilakukan dengan skema desa binaan
prasarana lainnya seperti listrik dan air oleh LPM UNDIKSHA ataupun dengan
sehingga mitra pengerajin telah dapat berbagai program pendampingan dari
memproduksi kerajinan batu permata instansi terkait. Pembentukan koperasi
sesuai permintaan pasar dan dan atau asosiasi pengerajin batu permata
mengembangkan beberapa desain baru dipandang sangat perlu di kawasan ini
yang prospektif. Pemasaran produk sebagai wahana silaturahmi dan
kerajinan sudah mulai menggeliat lagi hal pengembangan usaha secara bersama-
ini ditunjukkan dari peningkatan order sama.
kerajinan dan peningkatan omzet
penjualan yang diperoleh oleh mitra
sekitar 30% dari sebelum direvitalisasi

83
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-
118X

G. DAFTAR PUSTAKA
Clarck, C. (1999) Gemmes Tropicales.
Paris: Les editions du Pacifique.
Stephan, D. & Aschberg, D. (2003) Das
grosse Lexikon der Heilsteine.
Augsburg: Weltbild Buchverlag.
Sugriwa, I G. B., 1967, Dwijendra
Tatwa. Denpasar: Pustaka
Balimas.

H. PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada DP2M DIKTI atas dana hibah
program pengabdian kepada masyarakat
skema Ipteks bagi Masyarakat tahun
anggaran 2013. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi disampaikan
kepada Kepala Desa Banyupoh,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng dan para mitra kegiatan ini.
Tulisan ini didedikasikan kepada Putu
Dana (alm.), mitra kegiatan ini yang telah
merintis usaha kerajinan batu permata
Pulaki dan penemuan batu Kresnadana.

84

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai