net/publication/315702467
CITATIONS READS
0 145
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
I am working on natural products isolation and nanocomposite silica-carbon from tropical biomass for BaliSynwood View project
Natural Inorganic Pigment and Vulcanic Geopolimer for Smart Materials View project
All content following this page was uploaded by I Wayan Karyasa on 30 March 2017.
Ringkasan Eksekutif
Batu permata Pulaki merupakan cindera mata khas dari Kawasan Suci Pulaki, Desa
Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak ditemukannya salah satu
varian batu permata Pulaki yang dikenal dengan nama Batu Kresnadana oleh Putu Dana (52
tahun) pada tahun 1989, industri kerajinan rakyat batu permata mengalami keemasan
sepanjang hampir satu dekade setelah itu. Namun saat ini kerajinan batu permata Pulaki
mengalami kemorosotan, hanya segelintir orang yang masih menekuninya. Banyak faktor
yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya adalah (1) pemasaran batu permata yang masih
terbatas dan banyaknya saingan batu permata dari daerah lainnya maupun dari batu permata
tiruan yang banyak beredar di pasaran; (2) masalah produksi, mulai dari keterbatasan bahan
baku karena adanya spirit pelestarian dan pengendalian eksplorasi, keterbatasan teknologi
produksi, dan desain produk yang masih terbatas; (3) manajemen usaha yang masih manajen
tradisional berbasis rumah tangga; dan (4) rendahnya pemahaman terhadap perlindungan hak
kekayaan intelektual sehingga banyak batu permata Kresnadana tiruan. Pemecahan
permasalahan tersebut menggunakan pendekatan sosiokultural partisipatif dengan metode
alih ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pelatihan dan pendampingan. Karya utama dari
kegiatan ini adalah Buku Batu Permata Pulaki sebagai media memperkenalkan kerajinan batu
permata Pulaki dan menjadi konten website promosi. Buku ini merupakan kumpulan usaha
revitalisasi baik dari sisi aktivitas-aktivitas alih ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun dari
sisi manajemen, sosial ekonomi, pelestarian alam, dan perlindungan kekayaan intelektual.
Dampak dari program ini adalah peningkatan onset penjualan produk kerajinan batu permata
dengan tanpa eksplorasi yang berlebihan terhadap bahan baku.
Executive Summary
Pulaki gemstone is a unique souvenir from holy area of Pulaki, Banyupoh Village,
District of Gerokgak, Regency of Buleleng, Bali. Since the finding of one variant of Pulaki’s
gemstones well-known as Kresnadana gemstone by Putu Dana (52 year old) in 1989, craft
industry on the gemstones was in golden age along one decade after the finding. However,
today the Pulaki’s gemstones handicrafts jump into the lowest stage, only a few craftsmen is
still withholding the crafts. Some factors affect those conditions, mainly (1) limited marketing
of the gemstone crafts and the rising of competitors from other areas as well as the
falsification of gemstone in the market; (2) production problems, starting from the limitation
of raw materials because of conservation spirits and exploration regulation, lack of
production technology, and poor in product design; (3) the traditional household based
business management; and (4) the lack of understanding on intelectual proverty right causing
a lot of Kresnadana gemstone falsification. To solve the problems, participative sociocultural
approaches were conducted using science and technology transfer methods such as training
and guiding. The main product of the activity is a book entitled Pulaki’s gemstones as media
to promote the Pulaki’s gemstone crafts and as a website promotion content. The book is a
68
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
collection bundle of various efforts in revitalizing the volkcraft industry, not only from side of
science and technology transfer activities, but also from side of management, social
economy, natural concervation, and intelectual proverty right protection. Impact of the
program is the rising of selling omzet of gemstone craft’s products without the excess of raw
materials exploration.
69
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
tahun 1989 dan sangat populer sampai ke bahan baku kerajinan batu permata ini
pelosok-pelosok Pulau Bali. Namun cukup terbatas jumlahnya (karena
demikian, batu permata tersebut dijual ekplorasinya dikendalikan dengan kearifan
masih dalam bentuk potongan yang belum lokal masyarakat yang mengkeramatkan
digosok (batu aslinya) dan sudah digosok dan menyucikan kawasan Pulaki) namun
terbatas dalam bentuk bulat atau bulat terjamin keberlangsungannya. Kearifan
lonjong untuk berbagai keperluan lokal dalam melestarikan sumber daya
perhiasan seperti cincin, liontin kalung, alam batu permata ini perlu diungkap,
anting-anting, bahkan batu permata untuk ditulis dan dibelajarkan kepada generasi
ragam hiasan gagang keris, mahkota dan selanjutnya sehingga Batu Permata Pulaki
pratima (benda-benda sakral simbol- dan usaha kerajinannnya tetap lestari.
simbol keagamaan). Bentuk-bentuk atau Perajin batu permata lainnya
desain-desain lainnya perlu dikembangkan adalah Ketut Sudarsana (51 tahun).
sehingga memberikan nilai tambah yang Seorang guru olahraga di Sekolah dasar
lebih. Negeri di Desa Banyupoh ini telah lama
Salah seorang perajin Batu Permata berguru dan menekuni kerajinan Batu
Pulaki adalah Putu Dana (52 tahun). Permata Pulaki. Perajin ini menuturkan
Beliau adalah seorang multitalenta, dengan bahwa kerajinan yang digelutinya sebatas
jiwa petualang tinggi, beliau telah menerima pesanan penggosokan batu
menjelajahi perbukitan di kawasan Pulaki permata menjadi batu halus dengan “ster”
dan berhasil menemukan lokasi batu atau cahaya pendar yang tepat.
permata yang dikenal sebagai Kresnadana. Peralatannyapun masih sangat sederhana
Di balik cerita mistis dan religius tentang seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
bagaimana menemukan lokasi batu Beliau ingin mengembangkan usahanya,
permata tersebut di sela-sela perbukitan namun banyak hal yang masih
yang sangat tersembunyi dan sangat menghambat. Di samping peralatan yang
dirahasiakan, tersirat komitmen beliau masih sederhana, jenis produk
untuk melestarikan dan mengendalikan kerajinannya juga masih terbatas.
eksploitasi berlebihan dari batu permata Pemasaran batu permata tidak lagi secerah
langka tersebut. Salah satu lokasi batu tahun 1990-an saat masa jaya-jayanya
permata yang beliau ungkap adalah Kresna Dana Pulaki. Beliau juga
Pangkung Jahe (nama tempat yang menuturkan beberapa pengerajin telah
merujuk pada tebing curam di perbukitan banyak beralih profesi, termasuk beliau
Pulaki) dengan luas areal batuan yang kini menjadi guru olahraga di
berpotensi mengandung batu permata Sekolah Dasar Negeri 2 Banyupoh, tetap
sekitar 2 (dua) hektar. Lokasi ini sangat menekuni usaha ini sebagai usaha
sulit dijangkau oleh orang biasa. Kali yang tambahan.
berhulu di Pangkung Jahe inilah biasanya Kemunduran usaha kerajinan batu
sebagai lokasi para perajin batu permata di permata di wilayah Pulaki menurut
wilayah ini memperoleh bahan baku. penuturan kedua pengerajin ini disebabkan
Lokasi-lokasi lainnya yang tersebar di oleh beberapa faktor. Pertama, pemasaran
perbukitan Pulaki masih dirahasiakan batu permata yang masih terbatas dan
dengan mitos-mitos keramat dan suci. banyaknya saingan batu permata dari
Berdasarkan informasi ini, dapat dipahami daerah lainnya maupun dari batu permata
70
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
71
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
usil atau keserakahan manusia dengan keyakinan berkaitan dengan batu permata
menerapkan kearifan lokal tentang Pulaki; kajian ilmiah kimia material
kesucian dan kekeramatan kawasan batuan; dan kajian sosiologis dan
perbukitan Pulaki dan hutan yang religiusitas masyarakat kawasan Pulaki
mengelilinginya; (2) keterbatasan alat sebagai daya dukung pelestarian dan
produksi seperti mesin potong batu, mesin pengembangan usaha kerajinan batu
gosok dan peralatan dan bahan-bahan permata khas Pulaki; dan (4) perlunya
pembantu lainnya yang dimiliki oleh kesadaran hukum dan pemahaman
kedua mitra akibat dari “jalan di pengelolaan hak atas karya intelektual
tempatnya” usaha kerajinan batu permata (HaKI) berkaitan dengan kerajinan batu
yang telah digeluti sejak tahun 1989 ini; permata yang telah, sedang dan akan
(3) desain dan bentuk produk batu permata dikembangkan.
yang diproduksi yang masih sangat Justifikasi tim pelaksana bersama
sederhana (hanya bulat dan lonjong) sesuai mitra dalam menentukan persoalan
kebutuhan atau pesanan konsumen selama prioritas yang disepakati untuk
ini (dari kalangan penggemar batu permata diselesaikan selama pelaksanaan program
di Bali) menyebabkan jangkauan pasar ini adalah sebagai berikut: (1) Kesadaran
juga masih terbatas, padahal kawasan pelestarian kawasan perbukitan Pulaki dan
Pulaki adalah objek wisata spiritual yang batu permata yang terkandung di dalamnya
sudah sangat berkembang saat ini; dan (4) disepakati bahwa eksplorasi bahan baku
bahan baku bongkahan batu yang diolah perlu dikendalikan (sedang diusulkan ke
untuk mendapatkan batu permata yang Pemerintah Desa dan atau Desa Adat
diinginkan menyisakan banyak serpihan (Pekraman) Banyupoh untuk membuat
atau bubuk yang hanya dibuang begitu saja Peraturan Desa dan atau awig-awig
dan belum dimanfaatkan untuk member tentang ijin masuk hutan kawasan
nilai tambah, padahal bongkahan permata perbukitan Pulaki serta pengendalian
tersebut jumlahnya terbatas dan eksplorasi sumberdaya alam yang
mendapatkannya dengan usaha yang keras. terkandung di dalamnya) sehingga bahan
Sedangkan permasalahan baku dimanfaatkan seoptimal mungkin
manajemen yang berhasil diidentifikasi sehingga member nilai tambah yang
bersama oleh mitra dan tim pelaksana tinggi. Oleh karena itu, peralatan produksi
adalah: (1) perlunya spirit kebangkitan perlu direvitalisasi dan dengan asupan
kewirausahaan menuju terkenal kembali teknologi pemanfatan sisa pengolahan batu
seperti halnya tahun 1990-an dengan permata (berupa serpihan dan bubuk)
mengkoreksi kelemahan-kelemahan untuk menjadi produk kerajinan melalui
manajemen usaha saat itu; (2) perlunya teknik recovery batu permata; (2) Refleksi
peningkatan manajemen produksi dan bersama tentang mengapa terjadinya
pemasaran dengan pemanfaatan teknologi kepudaran kejayaan kerajinan batu
komputer dan teknologi informasi dan permata Pulaki menghasilkan justifikasi
komunikasi (TIK); (3) perlunya konten tentang pentingnya manajemen usaha
promosi yang mendidik berupa berbantukan computer dan teknologi
penyusunan buku yang memuat tentang informasi dan komunikasi baik ditingkat
sejarah penemuan batu permata Pulaki, produksi (mulai desain hingga finishing)
pemetaan potensi, mitos-mitos dan maupun di tingkat pemasaran (pemasaran
72
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
on-line atau melalui website). Oleh karena artikel ilmiah. Adanya perubahan target
itu perlu dukungan konten promosi berupa luaran ini diakibatkan oleh berkurangnya
sebuah buku tentang sejarah, mitos, dana yang diterima dari yang diusulkan
khasiat, kajian ilmiah, dan kajian sehingga beberapa kegiatan untuk
sosiokultural dan religiusitas dari batu mendukung luaran tambahan seperti buku
permata Pulaki. Buku ini akan menjadi panduan penggunaan peralatan dan draft
wahana untuk membangkitkan kembali usulan HaKI tidak bisa terlaksana. Buku
kejayaan batu permata Pulaki; dan (3) panduan peralatan ternyata telah ada di
Kekhawatiran bahwa karya cipta dan petunjuk penggunaan peralatan yang dibeli
intelektual yang terkandung dalam sehingga pada saat pelatihan menggunakan
kerajinan batu permata Pulaki terancam petunjuk tersebut. Sedangkan luaran
diambilalih oleh para pemodal besar berupa usulah HaKI belum bisa
maupun pihak lain menyebabkan dilaksanakan karena ternyata memerlukan
timbulnya kesepakatan terhadap kegiatan waktu yang cukup panjang untuk
tentang pemahaman terhadap HaKI dan menelusuri kemiripan desain-desain
tata cara penelusuran dan penentuan kerajinan yang telah dipatenkan orang lain
kelayakan HaKI produk-produk kerajinan sebelumnya. Di samping memerlukan
batu permata melalui sosialisasi HaKI dan penelusuran yang lebih intensif,
pelatihan penggunaan TIK dalam keberlajutan usulan HaKI (paten atau hak
melakukan penelusuran dan penentuan cipta) dari segi pendanaan, pendampingan,
kelayakan perlindungan HaKI. dan dana pemeliharaan paten/hak cipta
Dengan demikian prioritas kegiatan memerlukan skema pendanaan yang
dalam program IbM ini adalah: (1) berkelanjutan, dan mitra menyatakan
Revitalisasi alat produksi dan alih belum siap untuk itu tahun ini. Mereka
teknologi pengolahan batuan; (2) Pelatihan lebih menginginkan untuk merevitalisasi
manajemen produksi dan pemasaran proses produksi dan memperluas
berbatukan komputer dan teknologi pemasaran. Sementara ini mereka hanya
informasi dan komunikasi; (3) Penyusunan membutuhkan pemahaman terhadap HaKI
buku tentang Batu Permata Pulaki; dan (4) terlebih dahulu sebagai langkah awal
Pelatihan HaKI. untuk melindungi hak intelektual mereka.
Target program ini adalah adanya
revitalisasi kerajinan dan pemasaran C. METODE PELAKSANAAN
produk-produk kerajinan batu permata Metode dan pendekatan yang
sebagai usaha mengembalikan kejayaan ditawarkan untuk mengatasi persoalan,
Batu Permata Pulaki dan peningkatan kebutuhan dan tantangan mitra sesuai
onset penjualan produk kerajinan batu dengan skala prioritas yang telah
permata dengan tanpa eksplorasi yang disepakati adalah: (1) Metode alih ilmu
berlebihan terhadap bahan baku. Luaran pengetahuan dan teknologi yaitu transfer
dari program IbM ini adalah: (1) buku pengetahuan tentang revitalisasi peralatan
Batu Permata Pulaki yang siap diusulkan produksi kerajinan batu permata
ISBN-nya; (2) website untuk pemasaran (pengenalan cara kerja alat-alat produksi
produk kerajinan batu permata Pulaki; (3) yang lebih maju dan melalui bantuan
buku panduan HaKI untuk pengrajin mesin utama yang diperlukan) serta
dengan bahasa yang sederhana; dan (4) pembuatan kerajian batu permata dari sisa
73
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
74
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
Telah dilakukan persiapan dan permata antara lain: mesin geride, alat
pengadaan peralatan dan cara pemotong batu, alat pengasah batu, motor
penggunaannya. Beberapa alat yang pengerak dan mata bor khusus diamond
diperlukan dalam peoses produksi batu grade.
75
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
atau bentuk lainnya. Cara mata bor diamond grade digunakan untuk
menggunakannya, batu gerinda dipasang membuat bentuk tertentu atau relief pada
pada mesin gerinda dan dapat diputar batu. Mata bor ini dipasang pada motor
dengan kecepatan tinggi mencapai 2500 penggerak.
rpm. Batu yang ingin diasah ditempelkan
pada batu gerinda yang sedang berputar 2. Pendampingan Proses Produksi dan
cepat, sehingga diperoleh bentuk yang Pemasaran Produk
dinginkan. Motor penggerak digunakan Pendampingan proses produksi dan
untuk memutar mata gerida untuk pemasaran produk telah dilakukan dengan
mengukir batu sesuai dengan keperluan. fokus pada manajemen produksi dan
Motor ini memerlukan daya listrik 220 manajamen pemasaran berbasis komputer
Volt dan dengan kekuatan 300 WATT. Set dan TIK.
76
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
Bros, cincin, dan sumpel menggunakan bahan alpaka atau perak dan
merupakan asesoris yang biasa digunakan batu mulia dari pulaki sebagai permatanya.
oleh wanita baik dalam upacara Cindra mata khas UNDIKSHA.
keagamaan, adat dan seremonial lainnya. Cindra mata ini dibuat dari beberapa jenis
Telah dibuat beberapa produk bros batu mulia yang diperoleh dari derah
lengkap dengan cincin dan sumpel dari Banyupoh yang ditempel dengan logo
batu mulia. Ini merupakan produk langka UNDIKSHA, terbuat dari alpaka.
dan susah didapat. Ada beberapa desain Diharapkan cindra mata ini dapat
dengan berbagai ukuran yang digunakan sebagai kenang-kenangan
.
77
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
78
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
79
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
Tim Melewati Kali yang Berbatu dan Mendaki Menuju Lokasi Batu Mulia
Setelah menelusuri kali penuh ini, tim mencari batu mulia. Batu mulia
dengan batu dan menanjak selama 2,0 jam, yang dicari tidak mudah didapat, karena
tim sampai pada tempat yang dituju, yaitu bersatu dengan batu besar dan keras,
Pangkung Kesambi. Pangkung Kesambi diperlukan palu besar dan pencungkil dari
merupakan suatu tempat pada kali terjal besi untuk menggalinya. Sekitar pukul
berbatu, dekat lereng gunung, dan sebelah 10.30 WITA tim istirahat dan makan
kiri dan kanan adalah hutan lebat. Dari siang, kemudian dilanjutkan dengan
lokasi tersebut tampak jelas puncak menggali batu mulia.
gunung yang ada di depannya. Di tempat
80
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
Beberapa batu mulia yang dapat Buku Batu Permata Pulaki memuat
digali, berwarna merah hati, berumbun, 7 (tujuh) bab yang diawali dengan
dan putih. Setelah melakukan penggalian pendahuluan (bab 1), isi (bab 2-6), dan
dan memperoleh batu mulia yang cukup, penutup (bab 7).Sinopsis tiap bab dari
Tim balik kembali sekitar pukul 12.00 buku ini dapat dijabarkan dalam Tabel 1
WITA, tiba di Bendungan Banyupoh berikut ini.
pukul 13.30 WITA, dan tiba di Desa
Banyupoh pukul 14.00 WITA.
80
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
82
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X
83
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-
118X
G. DAFTAR PUSTAKA
Clarck, C. (1999) Gemmes Tropicales.
Paris: Les editions du Pacifique.
Stephan, D. & Aschberg, D. (2003) Das
grosse Lexikon der Heilsteine.
Augsburg: Weltbild Buchverlag.
Sugriwa, I G. B., 1967, Dwijendra
Tatwa. Denpasar: Pustaka
Balimas.
H. PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada DP2M DIKTI atas dana hibah
program pengabdian kepada masyarakat
skema Ipteks bagi Masyarakat tahun
anggaran 2013. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi disampaikan
kepada Kepala Desa Banyupoh,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng dan para mitra kegiatan ini.
Tulisan ini didedikasikan kepada Putu
Dana (alm.), mitra kegiatan ini yang telah
merintis usaha kerajinan batu permata
Pulaki dan penemuan batu Kresnadana.
84