Hamka
a. Pengertian
elektris dari serabut otot jantung. Yang secara sederhana sebagai alat untuk
memeriksa penderita yang mempunyai gejala atau tanda yang mengarah pada
penyakit kardiovaskular.
EKG dapat digunakan menurut jalan pemikiran ini dengan sedikit pengertian
Aktifitas listrik dari jantung mempunyai keunikan dan setiap bagian dari jantung
0 0 0
Membrane potential (mV)
Gambar 1. Gambaran potensial aksi yang berbeda pada setiap jaringan jantung
1
Dengan pemahaman ini diharapkan bahwa dasar-dasar aktifitas listrik
jantung baik pada keadaa normal maupun pada berbagai gangguan irama jantung
dapat dipahami.
Aktifitas listrik jantung didasari oleh adanya arus pergerakan ion dari luar
sel ke dalam sel atau sebaliknya melalui saluran ion atau ion channel.
Masukya ion-ion melalui salurannya bersifat pasif dan arahnya ditentukan oleh
Ekstrasel
Komposisi Intrasel
Plasma Interstitiel
Kation
Na+ 143,0 140,0 14,0
K+ 4,2 4,0 140,0
Ca++ 1,3 1,2 <1
Mg++ 1,3 0,7 20,0
Anion
Cl- 108,0 108,0 4,0
HCO3- 24,0 28,3 10,0
HPO4- 2,0 2,0 11,0
Protein 1,2 0,2 4,0
Proses terbukanya dan tertutupnya saluran ion dikenal sebagai proses Gating.
Proses gatingi salurang ion selalu berada dalam tiga keadaan fungsional yang
dinamis.
- Tertutup
- Terbuka (aktivasi)
2
Kanal-kanal ion bersifat relative spesifik terhadap ion-ion tertentu misalnya :
berdifusi melalui kanal ion, pada membrane sel terdapat suatu carrier transport
system ( Na+, K+, ATP- ase) yang dikenal sebagai pompoa sodium, yang
berfungsi memompa Na+ keluar dan K+ masuk ke dalam sel, maka bila sel dalam
keadaan tidak aktif, terjadilah distribusi yang tidak seimbang dari ion ion
dimana Na+ dan Cl- lebih banyak berkumpul di dalam membran sel.
dalam dan di luar sel, maka distribusi yang tidak seimbang ini menimbulkan gaya
tarik menarik antara ion-ion dimana ion negatif berkumpul di permukaan dalam,
3
sedangkan ion positif berkumpul di permukaan luar membrane sel, keadaan ini
Karena ion-ion memiliki muatan listrik, maka pada waktu sel tidak aktif,
dan luar membaran sel sebesar kira-kira 95 mv dimana muatan intra seluler lebih
(A) (B)
20
1 1
0 2
2
+ 20
mV 40 0 0
3 3
60 4
95 80 4
100
Na+ Ca++ K+ Na+ K+
0 1 2 mdet
Potensial membrane
-40
Potensial istirahat
-80
0 1 2 3
Gambar 2. A. Potensial
Detik
Aksi Otot Ventrikel
B. Petensial Aksi Nodus SA
4
Apabila membran mengadakan depolarisasi dari 95 mv mencapai thressold
(Nilai Ambang Potensial) untuk sel otot jantung yaitu 70 mv, maka perubahan
oiltase ini akan menjadi trigger untuk membuka kanal ion Na+ secara mendadak,
Perpindahan muatan positif yang tiba-tiba masuk dari luar ke dalam sel
mengakibatkan potensial membran secara mendadak pula berubah dari nilai negatif
redistribusi ion-ion kembali ke stadium istirahat yang disebut sebagai proses repolarisasi.
terhadap ion Na+, dapat memulai suatu rangkaian perubahan yang berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat dan nantinya kembali ke keadaan semula. Kejadian ini
I. Nodus SA
Nodus sinus merupakan kepingan otot khusus, kecil, tipis, dan berbentuk elips,
dengan lebar kira-kira 3 milimeter, panjangnya 15 mili meter dan tebalnya 1 mili
meter, yang terletak di dalam dinding lateral superior dari atrium kanan tepat
disebelah bawah dan sedikit lateral VCS. Serat serat sinus secara langsung
berhubungan dengan serat-serat atrium, sehingga setiap potensial aksi yang mulai di
5
Gambar 3. Sistem Konduksi Jantung.
85 sampai -95 milivolt. Penyebab dari berkurangnya muatan negatif ini adalah
Pada tingkat negativitas kurang dari -60 milivolt maka sebagian besar, saluran
cepat, natrium sudah menjadi inaktif. Dan jika potensial mencapai ambang batas
voltase kira-kira -40 mv mak yang terbuka adalah saluran lambat kalsium natrium
yang dapat menyebabkan potensial aksi. Jadi pada dasarnya sifat pembocoran dari
peransangan sendiri.
Perhatikan gambar fase 4 pada otot ventrikal itu datar adanya samapai ada
ransangan berikutnya. Tetapi pada nodus SA, fase 4 mengalami depolarisasi lambat
6
Pacemaker potensial ini mempersiapkan depolarisasi selalu dalam keadaan siap untuk
mencapai nilai ambang rangsang, karasteristik potensial aksi nodus SA lainnya adalah
bahwa potensial membran istirahat lebih positif, fase 0 yang landai, fase 2 yang
Dasar ionis dari potensial aksi ini akibat pengaruh yang dominan oleh saluran Ca 2+
tipe T dan Ik. Dan ini semua memberi konstribusi terhadap aktifitas jaringan ini
Penyebab kecepatan konduksi yang tinggi dalam berkas-berkas ini adalah sejumlah
serat-serat konduksi khusus yang mirip serabut purkinje yang bercampur dengan otot
atrium.
Nodus ini terletak pada dinding posterior septum atrium kanan, tepat di belakang
Setelah berjalan melalui jalur internodus, impuls akan mencapai nodus A-V kira-kira
0,03 detik dari Nodus Sinus, kemudian terjadi penundaan lebih lanjut selama 0,09
detik di dalam nodus AV sendiri sebelum impuls masuk ke bagian penembusan berkas
A-V. penundaan terakhir selama 0,04 detik terjadi di dalam penembusan berkas A-V
7
Tujuan penundaan ini adalah :
dinding ventrikel.
Serabut purkinje ini berjalan dari nodus A-V melalui berkas A-V dan
membelah menjadi berkas cabang kiri dan kanan yang terletak di bawah endokardium
pada kedua sisi septum. Tiap-tiap cabang menyebar ke bawah menuju apeks
ventrikel, secara bertahap akan memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil,
yang berjalan mengelilingi tiap ruang ventrikel dan kembali menuju basis jantung.
Serat purkinje merupakan serat yang sangat besar daripada serat otot ventrikel
normal yang menjalarkan potensial aksi dengan kecepatan 2 4,0 m/detik. Keadaan
ventrikular.
Frekuensi rangsang
Jaringan Kecepatan Konduksi
Yang dihasilkan (koli/menit)
Nodus SA 0,05 60 100
Otot Atrial 1,0 1,2
Nodus AV 0,02 0,05 40 45
Berkas His 1,2 2,0
Serabut Purkinje 2,0 4,0 25 40
Otot Ventrikel 0,3 1,0
Tabel 2. Kecepatan konduksi pada jaringan jantung (Modifikasi dari ganong WF,
1999 dan Katz, AM 1997)
8
I
LA III
II
RA
Gambar 4. Depolarisasi dari atrium kanan dan kiri pada bidang frontal dengan
vektor-vektor yang juga diproyeksikan pada segitiga einthoven.
3a
3c 3b
L 2c
R
2d 1a
1b
2b 2a
Penjelasan :
- Depolarisasi dimulai dari sisi kiri septum ventrikulorum dan kemudian sisi
9
3
I
3
1 2
R + L
3 1 3
2 2 1
II 2 III
+ +
Gambar 7. Segi tiga Einthoven dengan ketiga vector pada bidang frontal
10
D. Prinsip Dasar EKG
mengandung elektrolit. Perubahan aktifitas listrik pada otot jantung akan dibesarkan
kepermukaan tubuh dan dicatat oleh EKG. EKG mencatat perbedaan potensial listrik
Bila jantung dalam keadaan diastol membrane sel otot jantung mengalami
polarisasi-muatan positif lebih banyak di luar sel dan muatan negatif lebih banyak di
dalam sel. Pada saat tersebut, electrode pada permukaan tubuh tidak mendeteksi
adanya perbedaan listrik, karena semua bagian jantung mengalami polarisasi. Jadi
pencatatan pada EKG tidak memperlihatkan adanya defeksi dari garis potensial nol.
A.
+
+ + + + + + + + + + Istirahat
B.
+ Sedang
depolarisasi
+ + + +
+ + + + + +
C.
Setelah
+
depolarisasi
+ + + + + + + + + +
11
D.
+
Sedang
repolarisasi
+ + + + +
+ + + + +
E.
+ Setelah
repolarisasi
+ + + + + + + + + +
depolarisasi. Bagian luar dari sel menjadi lebih bermuatan negatif. Jadi, terjadi
perbedaan potensial antara sel yang mengalami depolarisasi dan sel yang belum
tereksitasi. Perbedaan potensial ini dicatat oleh elektroda dipermukaan tubuh, dan
arah defleksi tergantung dari polaritas elektroda. Bila seluruh sel otot jantung telah
mengalami depolarisasi, semua bagian luar sel telah bermuatan negatif, dan defleksi
pencatatan dikenal sebagai biphasic action potential oleh karena kedua gelombang
tubuh tergantung dari posisi elektroda, orientasi dan besarnya dipole. Menurut
12
kesepakatan, gelombang depolarisasi yang mendekati elektroda positif akan
yang mendekati elektroda negatif akan memberikan defleksi kebawah (negatif). Bila
gelombang depolarisasi tegak lurus terhadap elektroda tidak terjadi defleksi. Pada
gambar 9 dapat dilihat hubungan antara gelombang depolarisasi dan defleksi yang
1,3 2
A. 2 1 3
0 +
1,3 1 3
B. 2 2
0 +
1,4 1 2 4
2
C. 3 3
0 +
13
E. Pencatatan EKG
Oleh einthoven telah diperkenalkan tiga sadapan standar (standar limb lead) :
Pada sadapan I, diukur perbedaan potensial antara lengan kanan dan lengan
kiri, pada sadapan II dan III, berturut-turut antara lengan kanan kaki kiri, dan lengan
- +
RA LA
II
+
III
+ LF
terminal sentral (CT) dan suatu titik pada permukaan tubuh (satu pool = satu kutub).
14
suatu saklar-hambatan tertentu, melalui mana kita dapat memperoleh satu titik,
Kanan (VR), pada pundah kiri (VL), dan pada kaki kiri atau pinggul (VF).
RA LA RA LA
CT CT
LF LF
Gambar 11. Sadapan pundak kanan (VR) dan yang dihantarkan (aVR).
RA LA RA LA
CT CT
LF LF
15
RA LA RA LA
CT CT
LF LF
Gambar 13. Sadapan kaki kiri (VF) dan yang dihantarkan (aVF)
dan/atau pinggul, tetapi berturut-turut pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki;
sebab, pergelangan tangan atau pergelangan kaki, adalah sama saja seperti pundak
atau pinggul, karena lengan atau tungkai bawah yang terletak di antaranya, adalam
Terdapat enam sadapan unipoler pada dinding toraks yang diketahui. Dengan
cara ini, kita mengukur perbedaan potensial antara titik CT dan elektroda yang
menjelajah, pada dinding toraks (Gamb. 14). Elektroda dipasang pada enam tempat
V3 : diantara V2 dan V4
16
V5: diantara V4 dan V6
V6 : pada garis aksiler dan tengah, setelah kiri horizontal dari V4.
RA LA
CT
LF
F. Segitiga Einthoven
bidang frontal (lihat gambar - 6). Untuk itu digunakan suatu segi tiga sama sisi. Segi
tiga ini adalah ciptaan Einthoven sebagai bentuk khayal untuk menggambarkan
17
Jantung dianggap sebagai titik khayal yang terletak di tengah-tengah segitiga.
Aktivasi otot jantung secara elektris menyebabkan terjadinya vektor yang tergambar
segitiga, maka dapat dihitung bagaimana wujud dari sadapan I, II dan III itu (lihat
juga gambar 5 dan 6 ). Alat EKG sudah disambungkan sedemikian rupa, sehingga
apabila pundah kiri menjadi positif, maka defleksi pada sadapan I mengarah ke atas.
Begitu pula, apabila kaki kiri menjadi positif, maka defleksi pada sadapan II dan III
A B C
Vektor 2 menuju ke arah kiri bawah, dan menyebabkan puncar R yang relatif
besar, pada sadapan I dan II, tetapi tidak pada sadapan III.
Akhirnya vektor 3 menuju ke arah kanan atas, dan dengan begitu menyebabkan
gelombang S pada sadapan I, II dan III. Dengan ini, konfigurasi dari sadapan I, II dan
III, seperti yang diperlihatkan pada gambar 16, telah dapat dijelaskan.
18
Sadapan V1 s/d V6 adalah sadapan aVR, aVL dan aVF telah diperkuat secara
artifisial (buatan), dan karena itu sebenarnya tidak lagi unipoler, tetapi walaupun
Vektor yang mengarah pada elektroda yang menjelajah, direkam positif 9ke
atas), dan sebaliknya vektor yang menjauhi elektroda yang menjelajah, direkam
aVR aVL
3
1
V1
2
V6
aVF
Gambar 17. Ketiga Vektor pada bidang frontal, dengan sadapan unipoler
aVR, aVL, V1, V6.
negatif. Vektor kedua mengarah menjauhi elektroda, vektor ketiga mengarah menuju
ke elektroda. Dengan begitu terjadi pertama-tama suatu defleksi negatif yang besar
(gelombang Q), diikuti oleh gelombang positif yang kecil (puncak r): terdapatlah
19
A B C
Gambar 18. (A) Sadapan aVR, (B) Sadapan aVL, (C) Sadapan aVF
Sadapan aVL. Vektor pertama direkam negatif, yang kedua dapat terekam
positif yang cukup kuat, apabila sumbu elektrisnya mengarah ke horisontal, atau
bahkan bila mengarah ke kiri atas. Kita melihat suatu kompleks qR (gamb. 18B).
Sadapan AVF. Vektor pertama boleh darinya dalam konfigurasi aVF. Vektor
(pada sumbu vertikal) atau suatu gelombang S (pada sumbuh horisontal). Vektor
20
B Sadapan V6. Vektor pertama direkam negatif, kedua
(gambar 20 ).
Atrium
Otot Ventrikel
P
Q S T
21
- Gelombang P adalah depolarisasi atrium
- Huruf kecil q, r dan s dan berturut-turut r dan s digunakan bila defleksi kecil
berikutnya.
Titik J
Jarak waktu QT
Gambar 22. EKG dengan puncak, segmen dan jarak waktu
22
DAFTAR PUSTAKA
5. Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran : Edisi 9 EGG, Jakarta, 2000.
6. Dr. Sjukri Karim, Dr. Peter Kabo : EKG dan Penanggulangan beberapa
Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta, 2001.
23