Anda di halaman 1dari 42

BABII

LANDASAN TEORI

engertian, Tnjuan dan Unsur Sistem Akuntansi

Pengertian Sistem

Menurut McLeod yang diteljemabkan oleh Tegnh (1996) mendefinisikan m

adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama

mencapai suatu tujuan"(h.l4).

Menurut Boockholdt, J. L. (1999) "A System is a set of parts coordinated to

plish two set of goals "(p.60).

Cole yang dikutip oleh Baridwan (1994) mendefinisikan "Sistem terdiri dari

kan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun

dengan skema yang menyelurnh, untnk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi dari

perusahaan"(b.3).

Mulyadi (2001) mendefinisikan "Sistem adalah sekelompok unsur yang erat

bungan satu dengau lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

tu"(h.2).

sarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem secara

adalah sebagai berikut :

Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil, yang terdiri

pula dari kelompok-kelompok unsur yang membentuk sistem tersebut.


6
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.

Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan

sifat serta keljasama antar sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

Unsur sistem tersebut bekelja sama untuk


tujuan sistem.

Setiap sistern mempunyai tujuan tertentu, unsur sistem bekelja sama satu
dengan

!ainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan.

Pengertian Sistem
Akuntansi

Menurut Bodnar dan Hopwood yang diteljemahkan oleh Tambunan

(1996) finisikan "Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode

dan catatan yang untuk mengidentifikasikan,

mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan

orkan transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan

pertanggungjawaban

tiva dan kewajiban yang


berkaitan"(h.l81).

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2002), "Accounting system is the

methods and ures for collecting, classifYing, summarizing and reporting

a business 's financial ing information "(p.l80).

Menurut Baridwan (1994) yang disadur dari Steller "Sistem


akuntansi adalah

3
ir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat dengan

tujuan untuk asilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan

yang diperlukan oleh men untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-

pihak lain yang berkepentingan pemegang saham, kreditur, dan lembaga-

lembaga pemerintah untuk menilai hasil i"(h.4).

4
Menurut Mulyadi (2001), "Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir,

catatan aporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi gan yang dibutubkan oleh manajemen guna

memudabkan pengelolaan haan"(h.3).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem

akuntansi prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang dibuat untuk

menyediakan informasi ipakai untuk mengelola perusahaan, membuat

laporan dan menyajikannya sebagai asi penting dalam proses pengambilan

keputusan.

. Tujuan Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001), "Tujuan umum pengembangan sistem

akuntansi adalah ai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha barn.

Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan

barn didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha barn yang

berbeda dari usaha yang telah dijalankan selama ini.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah


ada.

Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi

kebutuhan manajemen baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian

maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan.


3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu


organisasi.
Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditnjukan untuk memperbaiki

perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban

terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Pengembangan sistem akuutansi seringkali ditujukan uutuk menghemat biaya.

Informasi merupakan barang ekonomi uutuk memperolehnya diperlukan

pengorbanan sumber ekonomi yang lain"(h.l9-20).

4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Mulyadi (200 l) mengemukakan "Unsur sistem akuntansi terdiri dari :

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam teJjadinya

transaksi.

2. Jumal

Jumal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,

mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

3. Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas

data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jumal.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data

keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku

besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir karena
setelah data akuntansi dicatat, proses akuntansi selanjutnya adalah

penyajian laporan keuangan.

. Laporan

Merupakan hasil akhir proses akuntansi yang bersi inforrnasi dari

output sistem akuntansi. Laporan keuangan dapat berupa Neraca,

Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahaaan Laba Ditahan, Laporan

Harga Pokok Produksi dan lain lain"(h.3-5).

istem Pengemlaliian Intem

Pengertian Sistem Pengendalian Intem

Menurut Bodnar dan Hopwood yang diteljemahkan oleh Tarnbunan

(1996) tur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur-prosedur

yang dibuat untuk erikanjarninan akan tercapainya tujuan-tujuan tertentu

organisasi"(h.25). Boockholdt (1999) menjelaskan, "Intenal control

systems is a policies and ures established by management to achieve

the organization's objectives"(p.415). Baridwan (1994) mendefinisikan

"Pengawasan intern itu meliputi struktur sasi dan semua cara-cara

serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di perusahaaan

dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, iksa

ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di

dalam i, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan


manajemen yang telah kan lebih dahulu" (h.l3).

Mulyadi (2001) mendefinisikan "Sistem pengendalian intern meliputi


strnktur

sasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga


kekayaan
sasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efisiensi dan rong dipatuhinya kebijakan manajemen"(h.l63).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

sistem ndalian intern adalah struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek kecermatan dan alan dari data akuntansinya, memajukan

efisiensi di dalarn usaha dan mendorong hinya kebijakan manajemen.

Tnjm:m Sistem Pengendalian Intem

Mulyadi (1998), "Struktur pengendalian intern suatu perusahaan pada

umumnya ang untuk :

1. Menjaga keamanan harta milik


perusahaan.

Yaitu dengan mencegah usaha-usaha penyelewengan yang disengaja

dan mencegah kesalahan administratif yang tidak disengaja, misalnya

perkalian, penjumlahan, pengurangan dari faktur-faktur dan

sebagainya.

2. Memajukan efisiensi
dalarn operasi.

Penyempumaan-penyempumaan di bidang organisasi dan prosedur

selalu dilakukan. Setiap periode selalu dievaluasi kelemahan-

kelemahannya dan diberikan perbaikan-perbaikan yang diperlukan,

mungkin tidak meliputi semua aktivitas dan prosedur yang


disempumakan, tetapi tidak hanya sebagian saja melainkan bagian

demi bagian menurut kebutuhan.

3. Memperoleh ketelitian dan kebenaran data


akuntansi.

Maksudnya kebenaran karena data akan dipakai baik oleh pihak

ekstern, pihak intern maupun oleh berbagai pihak yang

kepentingannya berbeda-beda. Untuk


keperluan intern perusahaan data akuntansi ini bisa dipakai untuk

menentukan kegiatan-kegiatan lanjutan tentang produksi, penjualan,

pengukuran efisiensi dan lain-lain. Bila data tidak dapat dipercaya,

maka suatu analisa tidak perlu dilakukan, sebab hanya akan

menghasilkan kesimpulan yang salah.

4. Mendorong ditaatinya kebijaksanaan


perusahaan

Tujuan perusahaan baik jangka pendek atau jangka panjang akan

mudah dicapai apabila kebijakan-kebijakan manajemen yang telah

ditetapkan, dipatuhi atau dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak

yang ada pada organisasi tersebut" (h.l78-179)

. Unsnr-unsm:
Pengendalian Intem

Menurut Arens dan Loebbecke terjemahan Amir Abadi Jusuf (1996)

"Sistem ndalian intern terdiri dari 5 unsur yaitu :

Lingkungan
pengendalian

Penetapan resiko
manajemen

Sistem informasi dan komunikasi


akuntansi

Aktifitas
pengendalian

Pemantauan-
pemantauan"(b.261)

adi (2001) mengemukakan "Unsur-unsur sistem pengendalian


intern adalah:

ruktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional


secara tegas.

ruktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab

fungsional pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan kok perusahaan. Pembagian tanggung jawab

fungsional dalam organisasi ini dasarkan prinsip-prinsip berikut ini :


a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operas1 dan penyimpanan dari fungsi

aknntansi.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

semua tahap suatu transaksi.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang

uknp terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya teljadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang

memiliki wewenang untuk menyetujui teljadinya transaksi tersebut. Oleh karena

itu, alam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang

untuk torisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Formulir merupakan salah satu

media ang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan

otorisasi er!aksananya transaksi da!:L.'Il organisasi Dengan adanya sistem otorisasi

tersebut kan menjamin dihasilkanuya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya,

sehingga kan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.

Prosedur encatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat

dipercaya

mengenai kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.

raktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

embagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur

encatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

iciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalarh pelaksanaannya.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling

enting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
engendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan
rusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan

yang dapat andalkan. Untuk mendapatkau karyawan yang kompeten

maka cara berikut ini apat ditempuh :

a. Seleksi calon karyawan berdasarkau persyaratan yang

dituntut oleh pekeljaannnya.

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaau sesuai dengan tuntutan perkembaugan

pekeljaannya"(h.l64-171).

istem Pembelian

. Pengertian
Pembelian

Mennrut Mulyadi (2001) "Pembelian digunakan dalam

perusahaan untuk daan barang yang diperlukan oleh

perusahaan. Transaksi pembelian ini dapat

i menjadi dua yaitu pembeliau dari pemasok dalam negeri yang lebih

dikenal n pembelian lokal dan pembelian dari pemasok luar

negeri"(h.299).

Dilihat dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada

empat unsur harus diperhatikan dalam pembelian yaitu :

1. Kuautitas
yang tepat.
Setiap bahan baku atau perlengkapan yang dibeli harus sesuai dengan

kuantitas yang direncanakan dan dibutuhkan oleh bagian yang

memintanya. Jika berlebihan atau kekurangan dalam hal persediaan,

perusahaan akan dihadapkan pada resiko kerugian.


2. Kualitas yang tepat.

Setiap bahan baku atau perlengkapan yang dibeli hams sesuai dengan kualitas

yang dibutuhkan dan memenuhi standar pemakaian bahan baku atau

perlengkapan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Harga yang tepat.

Harga untuk suatu pembelian tidak selalu harus harga yang terendah melainkan

perlu diperhitungkan mengenai kualitas dan waktu pengiriman sesuai dengan

yang telah direncanakan.

4. Sumber yang tepat.

Bahwa dalam melakukan pembelian haruslah diteliti terlebih dahulu dari

sumber mana pembelian akan dilakukan. Jika pembelian dalam jumlah yang

besar, haruslah memilih supplier yang terbaik dan disertai dengan harga yang

paling menguntungkan bagi perusahaan.

.2. Sistem Akuntausi Pembelian

Menurut Mulyadi (2001), "Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam

sahaan untuk pengadaan barang yang diper!ukan oleh perusahaan"(h.299).

edur pembelian pada umunmya dimulai dari proses permintaan pembelian,

intaan penawaran harga, pemilihan pemasok, pembuatan order pembelian,

rimaan barang dan pencatatan utang.

Mulyadi (2001) menjelaskan, "Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi

belian adalah :
l. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengajukan pennintaan pembelian sesuai

dengan posisi stok yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah

diterima dari fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi ini bertanggung jawab untuk memperoleh infonnasi mengenai harga

barang, menentukau supplier yang dipilih dalam pengadaan barang dan

mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaau

Fungsi ini bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas baraug yang

diterima dari supplier.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat

utang dan fungsi pencatat persediaan. Fungsi pencatat utang bertanggung jawab

untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk

menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi

sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku

pembantu utang. Fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat

harga pokok persediaau barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan"(h.300).


enurut Mulyadi (2001), "Dokumen-dokumen yang digunakan

dalam sistem untansi pembelian adalah :

Surat Permintaan
Pembelian

Dokumen ini diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai

barang untuk meminta fungsi pembelian melakukau pembelian

barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tercantum dalam

surat tersebut.

Surat Permintaan
Penawaran Harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga kepada

supplier sehubungan dengan pembelian barang dalam jumlah yang

besar.

Surat Order
Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada supplier

yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan

dengan fungsi sebagai berikut:

1. Surat Order Pembelian.

Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian

yang dikirimkan kepada supplier sebagai order resmi yang

dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Tembusan pengakuan oleh supplier.


Tembusan ini dikirimkan kepada supplier, dimintakan

tandatangan dari supplier dan dikirim kembali ke perusahaan,

sebagai bukti order telah diterima dan kesanggupan supplier

untuk memenuhi janji pengiriman barang seperti dalam

doknmen tersebut.
3. Tembusan bagi unit peminta barang.

Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi yang meminta pembelian

sebagai bukti bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.

4. Arsip tanggal penerimaan.

Tembusan ini untuk disimpan oleh fungsi pembelian menurut

tanggal penerimaan barang.

5. Arsip supplier.

Tembusan ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama


pemasok.

6. Tembusan fungsi penerimaan.

Tembusan Surat Order Pembelian (SOP) ini dikirim ke supplier

sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis, spesifikasi,

mutu, kuantitas dan suppliemya seperti yang tercantum dalam

dokurnen tersebut. Dalam sistem penerimaan buta (blind

receiving system), kolom kuantitas dalam tembusan ini diblok

hitam agar kuantitas yang dipesan tidak terekam dalam tembusan

ini. Hal ini dimaksudkan agar fungsi penerimaan dapat benar

benar melakukan penghitungan dan pengecekan barang yang

diterima dari supplier.

7. Tembusan fungsi akuntansi.

Tembusan ini dikirim ke fungsi akuntansi sebagai salah satu

dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi


pembelian.

Laporan Penerimaan
Barang.

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan barang

yang diterima dari supplier telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu

dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.


e. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk memberikan perintah untuk

mengeluarkan kas untuk membayar utang kepada pemasok" (h.306-311).

Baridwan (1994) menjelaskan, "Tembusan Order Pembelian yang diberikan pada

an penerimaan, dalam blind receiving procedures tembusan ini dapat ditiadalmn,

kolom jumlah pesanan ditutup dengan tinta hitam dengan maksud agar bagian

erimaan betul-betul menghitung barang yang diterima" (h.l63).

Menurut Mulyadi (2001), "Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian

ntansi meliputi :

a. Prosedur Permintaan Pembelian.

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam

formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.

b. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok.

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran

harga kepada para supplier untuk memperoleh informasi mengenai harga barang

dan berbagai syarat pembelian yang lain.

c. Prosedur Order Pembelian.

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada

pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain

dalam pemsahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang,

dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan

oleh perusahaan.

24
. Prosedur penerimaa!l barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,

kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat

laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok

tersebut.

. Prosedur pencatatan utang

Da!am prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan

barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau

mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian

untuk kepentingan pembuatan !aporan manajemen"(h.301-303).

3. Unsnr Pengendalian Intern Atas Pembelian

Menurnt Mulyadi (2001) ada beberapa unsur-unsur pengendalian intern atas

elian adalah sebagai berikut :

anisasi

. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.

. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.

. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.

. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu

fungsi.
m Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Sura!permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang

disimpan dalam gudang, atau oleh kepala fungsi pemakai gudang untuk barang

yang langsung dipakai.

Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih

tinggi.

Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan.

Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.

Pencatatan teijadinya utang harus didasarkan pada bukti kas keluar yang

didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur

dari pemasok.

0. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar diotorisasi oleh

fungsi akuntansi.

ik yang Sellat

1. Surat permintaan pembelian bemomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.

. Surat order pembelian bemomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.

3. Laporan penerimaan barang bemomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.

4. Pemasok yang dipilih berdasarkanjawaban penawaran harga bersaing dari

berbagai pemasok.

5. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaanjika fungsi ini telah

menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.


. Fungsi penerimaan me1akukan pemeriksaan barang yang diterima dari

pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut

dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.

. Terdapat pengecekan harga, syarat pembelian, dan ketelitian

perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut

diproses untuk dibayar.

. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara

periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam

buku besar.

. Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna


mencegah

hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.

. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap "lunas"

oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada

pemasok." (h.311-312).

ersed.iaan

Pengertian Persediaan

Warren, Reeve dan Fess (2002) mendefinisikan, "Inventory is

merchandise held e in the normal course of business and materials in the

process of production or or production"(p.350).

Menurut Handoko (1999), " Persediaan (inventory) adalah suatu


istilah umum

menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-daya organisasi yang

disimpan antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan"(h.393).

Menurut Handoko (1999) "Persediaan dibedakan menurut j enis dan


posisi barang

ut dalam urutan pengerj aan produk, yaitu :


1. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)

Yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses

produksi, barang tersebut diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli

dari pemasok atau perusahaan lain. Contohnya : baja, kayu, dan lain-lain.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (Purchased Parts/Components)

Yaitu persediaan yang terdili dari komponen-komponen yang diperoleh dari

perusahaan lain yang langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu I barang perlengkapan (Supplies


Stock)

Yaitu persediaan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu

proses produksi tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (Work In Process/

Progress Stock)

Yaitu persediaan yang merupakan keluaran dari bagian dalam proses produksi

yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut

menj adi barang j adi.

5. Persediaan barang jadi (Finished Goods Stock)

Yaitu persediaan yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap

untuk dipasarkan"(h.334-335).

2. Sistem Akumtansi Persediaan

Handoko (1999) mendefinisikan "Sistem akuntansi persediaan adalah serangkaian

aksanaan dan pengendalian intern yang memonitor tingkat persediaan yang harus

a, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang hams

ukan"(h.334).
29
Menurut Mulyadi (2001), "Sistem akuntansi persediaan terdiri dari

beberapa an prosedur antara lain :

L Prosedur pencatatan produkjadi.

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.

3. prosedur pencatatan harga pokok produk j adi yang diterima

kembali dari pembeli.

4. Prosedur pencatatau tambahan dan penyesuaian kembali

harga pokok persediaan produk dalam proses.

5. Prosedur pencatatau harga pokok persediaan yang dibeli

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan ke


pemasok

7. Prosedur penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang

8. Prosedur pengembaliau barang gudang

9. Sistem penghitungau fisik persediaau"(h.562).

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi

persediaau akan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk

mengendalikan persediaan. ntuk mengendalikau persediaau bahan baku,

maka prosedur-prosedur yang terkait

h prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang serta

prosedur mbaliau barang gudang.

Menumt Mulyadi (2001), " Prosedur Permintaan dan Pengeluaran

Barang ng digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku


dari fungsi gudang. pemsahaan menyediakau persediaan bahau baku di

gudang untuk meminta dan eluarkan barang dari gudang"(h.421).

Dokumen sumber yang dipakai dalam prosedur ini adalah bukti


permintaau dan

luaran barang gudang. Bukti Pengeluaran Barang (BPB) dibuat oleh


bagian
g untuk mencatat keluarnya bahan baku atas permintaan bagian

produksi. Bukti luaran Barang (BPB) digunakan oleh bagian gudang

untuk mencatat pengurangan iaan karena pemakaian intern. Bukti ini

digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan mencatat berkurangnya

kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian

Wilson dan Campbell terjemahan Tjendra T.F (1996) menjelaskan

bahwa, "agar pengendalian persediaan dapat berfungsi secara wajar, maka

hak terhadap bahan barang harus dibatasi pada pegawai tertentu.

Sistem pengendalian persediaan uti penempatan bahan atau barang

persediaan dalam suatu tempat yang aman. Dan pan tanggung jawab untuk

tempat penyimpanan itu, serta pengeluaran bahan atau

g yang dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah

disetujui oleh emen. Pada saat bahan dipindahkan dari suatu lokasi ke

lokasi lain dalam proses ksi harus diadakan pengendalian yang

memadai"(h.448).

Sistem pengelolaan persediaan tidak hanya meliputi prosedur

pengeluaran bahan saja, tetapi juga prosedur pengembalian barang

gudang. Seringkali bahan baku sudah dikeluarkan oleh bagian gudang

tidak semuanya digunakan dalam proses ksi, sehingga harus ada

pengendalian yang mengatur dan mengawasi proses mbalian bahan


baku tersebut ke dalam gudang.

Mulyadi (2001) menjelaskan " Bahan baku yang sudah diminta

oleh fungsi ksi adakalanya tidak semuanya habis dikonsumsi untuk

memproduksi pesanan tu. Jika terjadi kelebihan bahan baku yang

diminta oleh fungsi produksi, bahan tersebut harus dikembalikan ke

Fungsi Gudang. Pengembalia:n barang gudang dan rangan biaya sebagai

akibat pengembalian barang tersebut dilakukan dengan dur

pengembalian barang gudang"(h.438).


. Sistem Pengendali:m Intern Atas
Persediaan

Pengendalian intem terhadap persediaan mempakan tindakan yang

dilakukan menentukan jumlah persediaan yang hams ada dalam

pemsahaan agar dapat

kan biaya pengadaan persediaan serendah


mungkin.

Wilson dan Campell teljemahan Tjendra T.F (1996)

mengemukakan gendalian persediaan meliputi pengendalian kuantitas

dan jumlah dalam batasan an yang telah direncanakan dan perlindungan

fisik persediaan"(h.428).

Menurut Mulyadi (2001) "Pengendalian terhadap fisik persediaan

menyangkut i-fungsi sebagai berikut:

nngsi
Pembeli
an

embelian barang hanya dilakukan berdasarkan surat permintaan

pembelian dari agian yang membutuhkan barang. Berdasarkan surat

permintaan pembelian yang iterima dan surat penawaran dari supplier,

maka bagian pembelian membuat order embe!ian. Formulir ini akan

ditandatangani oleh kepala bagian yang bersangkutan paya dapat

dipertanggungjawabkan. Order pembelian ini hams bemomor urut ntuk

memudahkan pengecekan atas order pembelian yang sudah dipenuhi

dan batalkan.
nngsi
Penerima
an

ungsi ini hams menimbang, menghitung dan memeriksa kualitas dan

kuantitas serta pesifik lainnya, kemudian penerima mempersiapkan laporan

penerimaan barang. aporan ini antara lain menunjukkan nomor order

pembelian, nama penjual, erincian tentang pengangkutan, jumlah dan

macam-macam barang yang diterima


ngsi
Penyimpa
mm

ngsi ini bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang ada

di dalam dang. Pengeluaran barang dari gudang harus dilakukan

berdasarkan surat rmintaan barang yang telah dibuat secara tertulis dan

telah disetujui oleh pejabat ng berwenang.

nngsi Produksi

ngsi ini bertanggung jawab untuk membuat formulir permintaan bahan

pada saat gian produksi membutubkan barang untuk diproduksi dan

formulir ini harus setujui oleh pejabat yang berwenang. Fungsi ini

juga bertanggung jawab atas rang yang diterimanya sampai barang

tersebut selesai diproduksi menjadi barang di"(h.581).

Wilson dan Campbell teljemahan Tjendra T. F (1996) menjelaskan,

"Terdapat apa faktor atau kondisi tertentu yang merupakan prasyarat

untuk tercapainya lolaan persediaan, yaitu :

Penetapan tanggungjawab dan kewenangan yangjelas terhadap

persediaan. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan

baik.

Fasilitas pergudangan dan penanganan yang

memuaskan. Klasifikasi dan identifikasi

persediaan secara layak. Standarisasi dan


simplifikasi persediaan.

Catatan dan laporan yang cukup.

Tenaga keJja yang memuaskan"(h.432).


Wilson dan Campbell terjemahan Tjendra T. F (1996) menjelaskan bahwa,

ak ada prosedur yang sekalipun telah direncanakan dengan sangat baik, dapat

asil dalam bidang pergudangan atau penyimpanan yang tidak terorganisir atau yang

rlengkapi dengan tidak baik. Oleh karena ada barang-barang yang tidak dapat

mukan, maka akan dibeli bahan yang berlebihan atau yang sebenarnya tidak

rlukan. Memo penyerahan untuk separtai bahan akan dipenuhi dengan partai yang

tanpa ada pelaporan yang layak. Kerugian karena kekunoan dan kerusakan akan

jadi tinggi. Kondisi seperti itu akan membuat catatan perpetual kehilangan artinya.

gan rintangan seperti itu, pengendalian persediaan yang baik jelaslah tidak mungkin.

aiknya fasilitas yang tersedia tidak boleh terlalu luas, sehingga akan menimbulkan

a pengendalian dan penyimpanan yang tidak perlu"(h.433).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa fasilitas

udangan dan penyelenggaraan penanganan persediaan yang memadai juga

upakan salah satu faktor yang mendukung terciptanya sistem pengendalian

ediaan yang baik.

ivitas pengendalian persediaan bahan baku me!ibatkan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Perencanaan kebutuhan dan perencanaan pembelian bahan baku.

Kegiatan ini dilakukan oleh orang yang berwenang agar proses pembelian lebih

terkendali.

2. Pelaksanaan pembelian bahan bakn

Agar pelaksanaan pembelian bahan baku berjalan efektif dan efisien, maka

bagian pembelian harus memiliki inforrnasi yang memadai seperti perkembangan

harga, analisis barang yang telah diterima oleh bagian penerimaan dan

sebagainya.
. Penerimaan bahan baku

Penerimaan bahan baku adalah faktor yang terpenting di dalam

pengelolaan bahan baku perusahaan, banyak penyelewengan

teljadi di sini sehingga diperlukan pengawasan yang lebih ketat.

. Penyimpanan dan pengeluaran bahan baku

Ada dua jenis sistem penyimpanan yang dapat dignnakan dalam

penyimpanan bahan, yaitu :

a. Sistem Perguda.ngan tertutup (Closed Stores System)

Dalam sistem ini bahan baku secara fisik disimpan da!am

suatu ruangan tertutup dan tidak sembarang karyawan dapat

memasuki gudang.

b. Sistem Pergudangan Terbuka (Open Stores System)

Bahan baku disimpan menyatu dengan ruangan untuk

produksi. Sistem ini dirancang untuk mempercepat aktivitas

proses produksi dan tidak terlalu menekankan pada

pengamanan fisik.

. Pencatatan dan penilaian bahan baku.

Ada 2 sistem pencatatan terhadap


persediaan, yaitu :

l. Physical Inventory System (Periodic System)

Pada setiap akhir periode dilakukan penhitu.ngan fisik untuk

menentukan jumlah persediaan akhir.


2. Perpetual Inventory System (Perpetual System)

Jumlah persediaan dapat dilihat setiap saat pada catatan

administrasi persediaan"(h.315).
m melakukan penilaian atas persediaan, ada beberapa cara yang bisa digunakan,

Metode First In First Out (FIFO Method)

Metode ini mengasumsikan bahwa harga barang yang pertama diterima yang

digunakan untuk menghitung pemakaian yang pertama dikeluarkan.

Metode Last In First Out (LIFO Method)

Dalam metode ini pengeluaran barang akan dinilai dari harga pembelian barang

yang terakhir dilakukan.

Metode Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)

Metode ini tidak menentukan beberapa unit yang harus dikeluarkan pertama dan

berapa unit yang harus dikeluarkan terakhir, tetapi keduanya ditentukan

berdasarkan biaya rata-rata untuk setiap barang pada periode tertentu.

aian persediaan dapat dilakukan dengan memakai dasar :

Nilai Keluaran (Output Values)

Jenis-jenis nilai ini adalah discounted money receipts, current selling prices dan

net realizable values.

Nilai Masukan (Input Values)

Jenis-jenis nilai ini adalah historical cost (harga perolehan), current replacement

cost, net realizable cost, comwill (cost or market whichever is lower), standard

cost, dan normal stock valuation.


30

Anda mungkin juga menyukai