PEMBAHASAN
1
Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)
tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan
dalam mengestimasi nilai
wajar
Model Niali wajar tanah dan bangunan Dihapus
Revaluasi biasanya ditentukan melalui
(Paragraf 32) penilaian berdasarkan bukti pasar
yang dilakukan penilai yang
memiliki kualifikasi professional.
Nilai wajar pabrik dan peralatan
biasanya menggunakan nilai pasar
yang ditentukan oleh penilai.
(Paragraf 33) Jika tidak ada pasar yang dapat Dihapus
dijadikan dasar penentuan nilai
wajar karena sifat dari asset tetap
yang khusus dan jarang
diperjualbelikan, kecuali sebagai
bagian dari suatu bisnis yang
berkelanjutan, maka entitas
mungkin perlu mengestimasi nilai
wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau biaya pengganti
tersusutkan (income or a
depreciated replacement cost
approach)
(Paragraf 35) Jika asset tetap direvaluasi, maka Perubahan konsep menjadi
akumulasi penyusutan pada tanggal biaya pengganti, sesuai PSAK
revaluasi diperlakukan dengan 68: Pengukuran Nilai Wajar
salah satu cara berikut ini:
a) Disajikan kembali secara
proporsional dengan
perubahan dalam jumlah
tercatat bruto asset sehingga
jumlah tercatat asset setelah
revaluasi
b) Dieliminasi terhadap jumlah
tercatat bruto asset dan
jumlah tercatat neto setelah
dieliminasi disajikan
kembali sebesar jumlah
revaluasian dari asset
2
Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)
tersebut. Metode ini sering
digunakan untuk bangunan.
Pengungkapa Jika aset tetap disajikan pada jurnal Klarifikasi bahwa
n (paragraf revaluasi, hal berikut diungkapkan : pengungkapan merupakan
77) a) Tanggal efektif revaluasi persyaratan pengungkapan
b) Apakah melibatkan penilai tambahan atas PSAK 68,
independen dengan menghapus (c) dan (d)
c) Mertode dan asumsi yang sudah diatur di PSAK 68,
signifikan yang digunakan pengukuran nilai wajar dan
dalam estimasi nilai wajar penambahan persyaratan
d) Penjelasan mengenai nilai pengungkapan atas :
wajar aset tetap yang a) Untuk setiap kelas aset
ditentukan secara langsung tetap jumlah tercatat aset
dengan mengacu pada harga seandainya aset tersebut
terobservasi dalam pasar dicatat dengan model
aktif atau transaksi pasar biaya, dan
terkini yang wajar atau b) Surplus revaluasi, yang
diestimasi menggunakan mengindikasikan
teknik penilaian lain. perubahan selama
periode dan setiap
pembatasan distribusi
kepada pemegang saham.
3
jumlah tercatat tersebut
dan akumulasi
penyusutannya di
sesuaikan untuk
menyamakan perbedaan
antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah
tercatat setelah
memperhitungkan
akumulasi rugi penurunan
nilai;
b. Akumulasi penyusutan
dieliminasi terhadap
jumlah tercatat bruto aset
2.2. Definisi asset tetap dan pegakuan asset tetap menurut PSAK 16
4
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas.
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
5
memindahkan atau merestorasi aset tetap tersebut pada akhir masa
manfaatnya dalam ISAK 9, perubahan atas kewajiban aktivitas purna-
operasi,restorasi,dan kewajiban serupa kewajiban tersebut diartikan
sebagai aktivitas purna-operasi (decommissioning), restorasi, dan
kewajiban yang serupa. Estimasi awal biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tersebut merupakan
salah satu komonen biaya perolehan aset tetap jika biaya tersebut
mrnimbulkan liabilitas ysng diakui srbgai provisi sesuai PSAK 57:
Provisi, liabilitas, kontijensi, dan aset kontijensi.
Pada saat perolehan aset tetap tersebut harus diestimasi dan
dihitung nilai kininya dari biaya sehubungan dengan pembongkaran
dan pemindahan aset tetap tersebut. Nilai tersebut kemudian
ditambahkan pada biaya perolehan aset tetap. Total biaya perolehan
termasuk estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
akan disusutkan selama estimasi masa manfaatnya.
6
Tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas
memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.
Pertukaran asset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai
wajar, kecuali:
- Tidak memiliki substansi komersial, atau
- Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal
7
2.3.3 Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih model sebagai kebijakan akuntansinya
danmenerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama model yang harus dipilih yaitu antara:
1. Model biaya
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Biaya perolehan dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset
2. Model revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi,
dikurangi
Akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
asset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset
disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya, sehingga jumlah
tercatat aset bruto dan akumulasi penyusutan diperlakukan pada salah
satu cara berikut:
Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan
revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya
di sesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan akumulasi
rugi penurunan nilai; Proporsional
Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
aset Eliminasi
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:
Proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai
revaluasi.
Contoh : Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun
8
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar
aset adalah 90.000.000.
Jurnal :
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
Eliminasi
Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi
Contoh : Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar
aset adalah 90.000.000.
9
31/12/2013 Beban penyusutan 22.500.000
Akumulasi penyusutan 22.500.000
Surplus revaluasi OCI 2.500.000
Saldo Laba 2.500.000
2.4. Hubungan Revaluasi Aset Tetap Untuk Tujuan Pajak dan Akuntansi
Pada tanggal 15 Oktober 2015 Mentri Keuangan menerbitkan PMK
191/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan
bagi pemohon yang diajukan pada tahun 2015 dan 2016 sebagaimana telah
diubah dengan PMK 233/2015 mengatur sebagai berikut:
1 Revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan sebelum 5 tahun
10
2 Dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset
3 Masa manfaaat aset tatap setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi
manfaat penuh untuk keompok aset tersebut.
4 Dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset tetap
Sedangkan revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi mengikuti
ketentuan PSAK 16 Aset Tetap sebagai berikut:
1 Revaluasi aset tetap dilakukan regular untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar.
2 Jika suatu aset direvaluasi maka seluruh kelompok aset tetap dalam
kelas yang sama kelas yang sama direvaluasi.
Jika entitas melakukan revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi dan
pajak, maka pajak kini dan pajak tangguhan di penghasilan komprehensif lain
atau laba rugi, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya
konsekuensi pajak kini dan tangguhan tersebut. Secara akuntansi, kenaikan
nilai tercatat aset akibat revaluasi diakui di penghasilan komprehensif lain.
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
a. Jumlah pajak yang telah dibayar diakui di penghasilan komprehensif
lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi
b. Jumlah tercatat suatu aset tetap yang direvaluasi secara pajak dan
akuntansi akan menjadi sama dengan dasar pengenaan pajaknya,
sehingga tidak terdapat perbedaan temporer atas aset yang direvaluasi
tersebut. Jika sebelum tanggal persetujuan otoritas perpajakan entitas
memiliki aset atau liabilitas pajak tangguhan, maka peristiwa ini
mengakibatkan pembalikan perbedaan temporer yang sebelumnya
timbul. Pembalikan perbedaan temporer tersebut diakui dalam laba
rugi.
11
1. Perusahaan akan membayar pajak final atas selisih revaluasian aset
tetap tersebut dengan nilai buku sebagai berikut:
2. 3% fiinal untuk 2015
3. 4% final untuk 2016 (semester I)
4. 10% tarif normal diluar PMK 191/2015 sebagaimana telah dirubah
dengan PMK 233/PMK.03/2015
12
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, mengais dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dilakukan
dalam bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan
bagi harta tersebut.
Berikut merupakan beberapa metode penyusutan aset tetap yang
diperbolehkan dalam Undang Undang Perpajakan :
1. Metode garis lurus
Dasar pengukuran penyusutan adalah harga perolehan. Penyusutan
dengan metode garis lurus adalah bagian bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditatapkan bagi asset tersebut.
Harga Perole h anNilai Residu
Umur Ekonomis
13
Perbedaan Penyusutan Aset Tetap Komersial dan Perpajakan
1. Penyusutan aset tetap komersial dimulai pada saat aset tersebut siap
untuk digunakan. Sedangkan untuk perpajakan, Penyusutan aset dimulai
pada bulan dilakukannya pengeluaran (pada saat diperoleh/dibeli),
kecuali untuk aset yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada bulan penyelesaiannya. Dengan persetujuan Direktorat
Jenderal Pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan aset tersebut
digunakan.
2. Pada penyusutan aset tetap komersial, umur manfaat aset ditentukan
berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh entitas. Namun untuk
perpajakan, umur ekonomis aset tetap
3. Pada penyusutan komersial, metode penyusutan yang dapat digunakan
yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit
produksi. Metode penyusutan yang akan digunakan dapat dipilih
berdasarkan metode yang paling mencerminkan pola pemakaian yang
diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset. Sedangkan untuk
perpajakan, metode penyusutan yang dapat digunakan hanya metode
garis lurus dan metode saldo menurun. Metode garis lurus dapat
digunakan untuk semua kelompok harta tetap berwujut, sedangkan
metode saldo menurun hanya diperkenankan untuk kelompok harta
berwujud bukan bangunan saja.
14
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menetukan jumlah tercatat
bruto
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Umur manfaat, tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan.
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal periode yang menunjukan:
- Penambahan.
- Aset tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang
akan dilepaskan.
- Akuisisi melalui penggabungan usaha.
- Peningkatan atau penurunan akibat revaluasi.
- Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif sesuai PSAK
- Rugi penurunan nilai yang dijurnal pembalik dalam laporan laba
rugi.
- Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan
keuangan.
- Perubahan lain.
15