Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai
tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur berat
(lempung). Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah yang bertekstur
ringan dan sedang. Saat ini, sebagian besar (lebih dari 500.000 hektar) budidaya kacang tanah di
Indonesia dilakukan di tanah Alfisol. Budidaya kacang tanah di beberapa daerah menghadapi
kendala berupa pH tanah yang tinggi (alkalis) yang banyak tersebar di daerah sekitar gunung
kapur, seperti di pantai utara dan bagian selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah dan DIY

a. Luas Tanam
Sebelum mengerjakan tanah dan menanam. Kita harus mengetahui batas petak atau
luasnya. Maka petak petaknya harus diukur. Caranya mengukur dengan membuat bentuk segi
empat atau bujur sangkar dengan sudut siku siku 900.
Selanjtunya untuk mengetahui luas petak dan bersudut siku siku, yakni: panjang X
lebar.
Contoh: panjang 100m, lebar 100m
Luas = 100m X 100m = 10000m2 = 1 Ha
b. Produksi
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang
maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan
miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga
karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan
tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).
BAB II
a. Klasifikasi
Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Polipetales
Famili : Leguminosae
Genus : Arachis
Species : Hypogaea
Sub-species : 1. fastigiata
b. Morfologi
1. Biji
Biji kacang tanah terdiri dari dua keping dan lembaga, yang terbungkus kulit
biji.Ukuran biji beragam, dari kecil (20 gram/100 biji) hingga besar (70 gram/100
biji).Umumnya mempunyai ukuran biji kecil (30-40 gram/100 biji) Kulit biji
berwarna merah jambu, merah, coklat,merah tua atau ungu.
2. Bunga
Bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning atau kuning kemerahan.
Penyerbukannya adalah penyerbukan sendiri.
3. Akar
Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh
secara dominan. Yang berkembang adalahperakaran serabut, yang merupakan akar
sekunder.akar dapat tumbuh sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau
nodul, berisi bakteri Rhyzobium japonicum.
4. Batang
Kacang tanah termasuk tanaman semusim, berbatang jenis perdu, tidak
berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar. Dari tipe tegak ada
yang dapat mencapai tinggi batang 80 cm, tetapi rata-rata tinggi tanaman subur 50
cm. Tipe menjalar dapat tumbuh ke segala arah membentuk lingkaran, dengan garis
tengah dapat mencapai 150 cm.
Tanaman kacang tanah mulai berbunga pada umur 20 hari, dan akan
membentuk bunga seterusnya hingga umur sekitar 80 hari.
5. Buah
Buah berbentuk polong terdapat di dalam tanah, berisi 1 4 biji, umumnya 2
3 biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul ada yang runcing.
Bagian polong antara 2 biji dapat berbentuk pinggang atau tanpa pinggang. Polong
tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit polong bagian dalam. Rendemen
polong kering menjadi biji berkisar 50 70%. Jumlah polong per pohon bermacam-
macam dari 50 250 polong per batang.
c. Syarat tumbuh
1. Suhu dan Iklim
Kacang tanah memerlukan klim yang lebih panas dibandingkan tanaman
kedelai dan jagung. Suhu harian antara 25 35C sangat baik untuk pertumbuhan
kacang tanah. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. memerlukan sinar matahari
penuh dengan ketingian tempat 600 m dpl.
2. Tanah
Tanah yang gembur dan tidak mendapat naungan merupakan persyaratan
utama. tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang struktrnya ringan, berdrainase
baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. tanah yang bertekstur lempung
berpasir, liat lempung berpasir dan lempung berdebu sangat cocok untuk tanaman
kacang tanah dengan pH 6 6,5.
BAB III
TEKNIK BUDIDAYA
a. Pengolahan Tanah
Biasanya tanah diolah sedalam 25 -30 cm kemudian digemburkan. setelah gembur
dubuat bedengan selebar 2,3 3,2 m. antara bedengan diberi selokan selebar 20 cm
sedalam 25 cm. Permukaan bedengan dihaluskan higga rata benar.
b. Penanaman
Jarak tanam antar tanaman yang dipakai 25 x 25 cm. Menanam dapat
menggunakan tugal atau dibuat alur sedalam 3 4 cm. bila diketahi tanah yang banyak
mengandung cendawan pembusuk, benih perlu di beri obat fungisida captan 2 3
gram/kg benih. Setelah benih ditanam perlu ditutupi dengan tanah gembur dan tidak perlu
dipadatkan.
c. Pemeliharaan
Penyulangan
Penyulaman dilakukan pada tanaman berumur 10 15 hari setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila tumbuh rerumputan yaitu paa umur sekiar 21 hari
setelah tanam. Penyiangan cukup dilakukan hanya satu kali dai penanaman
hingga panen karena biasanya pertanaman cepat sekali menutup. Kalau
penyiangan kedua diperlukan, maka ini biasa dilakukan setelah sebagian besar
dari pertananaman telah selesai berbunga penuh.
Pengairan dan Drainase
Kebutuhan akan air atau kelembaban untuk kacang tanah ialah sejak bulan
pertama setelah tanam sampai kira-kira 14 hari sebelum panen. Pengairan
sebaiknya dilakukan pagi-pagi betul agar pada jam 07.00 08.00 air telah dapat
dikeluarkan lagi dari petakan. Tanaman kacang tanah tidak tahan dengan
genangan air
Pemupukan
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a) Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan
Kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan
atau diberikan pada lubang tanam.
b) Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha)
atau sesuai rekomendasi setempat.
c) Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di
atas bedengan dengan dosis 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan
air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih
bagus jika menggunakan SUPER NASA.

Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :


alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan
larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super
Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.

Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan
dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
d. Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma
1. Hama
a) Ulat Jengkal (plusia chalcites)
gejala : ulat memakan daun muda sehingga hanya tertinggal tulang-tulang
daunnya saja. penuruna hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%. hama
ini bisa dikendalikan dengan insektisida (surecide, karphos, hostathion, azodrin
dan sevin).
b) Ulat penggulung daun (lamprosema Indicata)
ulat ini memekan dan menggulung daun, tetapi tidak memekan urat daun. Ulat
hidup dan berkepompong di dalam daun yang tergulung, sehingga sukar
diberantas. hama ini bisa diberantas hanya dengan cara manual yaitu dengan car
membuka daun yang menggulung dn memetikan ulatnya.
c) Wereng Empoaska (Empoasc Flavescens).
gejala : hama ini berupa wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun
sehingga bagian ujung daun berwarna kuning. daun yang terserang selain
menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal. bila serangan berat tanaman
menjadi kerdil dan daun mudanya rontok. hama ini mudah diberantas dengan
menggunakan sevin 85 WP.
2. Penyakit
I. Penyakit layu bakteri (Psedudomonas solanacarum)
gejala : penyakit ini mulai menyerang kacang tanah sejak tanaman berumur 14
hari hingga tanaman menjelang tua. tanaman yang terserang menjadi layu satu
persatu, walaupu tidak kekeringan. tanaman yang telah layu akan mati keesokan
harinya, pangkal batan dan akar membusuk, berwarna hitam. bila batang
tanaman layu dikerat dan dimasukan kedalam air bersih, dari batang keluar
semacam lendir, yang merupakan koloni bakteri. Cara pengendalian adalah
dengan rotasi tanaman.
II. Penyakit bercak daun (Cercospora sp)
gejala serangan terlihat mula-mula pada permukaan bawa dari daun terlihat
bercak berwarna coklat kehitaman. pada masing-masing daun terdapat beberapa
bercak yang semakin lama makin melebar. serangan yang berat mengakibatkan
ndaun berwarna hitam bahkan dapat menular ketangkai daun dan batang.
tanaman yang terserang berat akan merontokan daun sebelum waktunya dan
tanaman mati. penyakit ini bisa dikendalikan dengan rotasi tanaman, tanaman
serempak dan varietas yang toleran. pemberantasan dengan fungisida seperti
dithane, bravo, tilt.
III. Karat (Puccinia arachidis)
Gejala serangan mula-mula di bagian bawah daun-daun tua terdapat totol
kuningn yang lama-lama menjadi coklat tua. Dari totol coklat ini keluar spora
berupa tepung halus, yang akan ditularkan oleh angina. Bila serangan berat, totol
coklat tai dapat merata pada semua daun, sehingga tanaman berdaun kuning
kecoklatan. Daun yang telah terserang berat akan mongering dan luruh sebelum
waktunya.Pencegahan penyakit ini dengan rotasi tanaman, tanam serempak,
dengan fungisida Dithane, Manep, Zineb dan juga dapat dianjurkan penggunaan
varietas yang tahan.

e. Panen dan Pasca Panen


1. Panen
Pemanenan dilakukan bila minimal 75% polong telah tua. Tanda-tanda polong
tua adalah bijitelah mengisi penuh, kulit polong telah berwarna hitam, kulit polong
menjadi keras, kulit biji tipis dan mudah di kupas, kadar air biji telah menurun
menjadi kurang dari 25%. Umur tanaman pada saat polong tua tergantung
varietasnya. Varietas unggul berumur sekitar 100 hari sedangkan varietas lokal dapat
dipanen pada umur sekitar 90 hari. Tanaman kacang tanah tetap hijau daunnya hingga
polong tua dan siap dipanen apabila tidak terdapat infeksi cercospora sama sekali.
Pemanenan terbaik adalah dengan menggali dan membalikan tanah di daerah
sekitar pohon sehingga polong terangkat ke atas. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bajak atau cultivator. Polong yang telah terangkat dari tanah bersama
dengan batangnya di petik. Panen dengan cara mencabut batang kacang kurang baik,
karena banyak polong tertinggal dalam tanah.

2. Pasca Panen
a. Memipil
Memipil adalah memisahkan polong dari bagian-bagian lainnya ini
dilakukan dengan tangan. Bagian batang serta daun-daunnya pada umumnya
diberikan pada ternak. Bila ini dikembalikan ke dalam tanah, alangah baiknya asal
saja tanaman yang sakit seperti yang di serang cendawan sclerotium sudah
dibuang.
b. Menjemur
Hasil pipilan berupa polong segera di keringkan atau dijemur. Polong
yang telah cukup kering akan berbunyi bila digoncang-goncang. Untuk
penyimpanan berupa polong biasanya kadar lengasnya 8% atau kurang,
sedangkan bila disimpan berupa biji kadar lengasnya 6%.
c. sortasi
Polong pipilan yang telah kering haruslah dibersihkan dulu dari kotoran-
kotoran. setelah bersih barulah dipilih memisahkan polong-polong tua berisi
daripada polong yang kurang berisi, yang sakit dan sebagainya.
d. Penyimpanan
Syarat untuk menyimpan benih terutama bahwa keadaan semula benih itu
harus bersih kualitasnya baik, kering. disamping itu tempat penyimpanannyapun
harus baik.
Dikebun-kebun bibit didirikan gudang-gudang tempat menyimpan benih.
Alat-alat penyimpanan sementara biasanya terdiri dari karung goni.
Menyimpan benih dimaksud untuk mempertahankan daya dan kecepatan
berkecambahnya. Jadi dengan tempat penyimpanannya yang baik, maka kualitas
benih dapat dipertahankan daalam waktu yang agak lama.
DAFTAR PUSTAKA

A
Anonymous . 2010. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-
tanah.html

B
Anonymous . 2010 .
http://www.agrobost.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=103:b
udidaya-kacang-tanah-tanah-olah-tanah&catid=27:aplikasi-pertanian&Itemid=158

Anonymous C. 2010. http://rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah-


makro-dan-mikro/

Anonymous D. 2010. http://joelyo1o1blog.blog.friendster.com/2008/11/budidaya-


kacang-tanah/

Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 09/Liptan/2000. Diterbitkan


oleh: Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram

AAK. 1984. Kacang Tanah dan Kedelai. Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai