reproduktif). PERKECAMBAHAN PADI Infiltrasi Air Yaitu peristiwa masuknya air menembus kulit biji.
Imbibisi melalui sel-sel aleuron
Yaitu proses pembengkakan biji karena terserapnya air oleh zarrah-zarrah koloid. Kulit gabah yang tidak tahan terhadap desakan dari dalam akan pecah sehingga calon akar dan calon batang yang terdapat pada ujung benih keluar.
Cara Perkecambahan benih :
Benih direndam 24 jam, kemudian peram 48 jam, kemudian di tabur pada media persemaian. JENIS-JENIS PADI
Sub spesies Oryza sativa L, yaitu : indica (padi bulu), sinica
(japonica (/cere): 1. Indica/bulu Banyak ditanam di daerah tropis Cirinya ; tanaman tinggi & anakan banyak Toleransi rendah terhadap suhu rendah Respon terhadap pemupukan dosis rendah Toleran terhadap kekeringan & tahan terhadap hama penyakit Gabah berbentuk antara agak panjang sampai panjang Kandungan pati dan amilosa antara sedang sampai tinggi JENIS-JENIS PADI 2. Sinica/Japonica/Cere Beriklim sedang, seperti jepang, Portugal, spanyol, Italia dan perancis. Tipe ini berasal dari cina Rumpun lebih hijau dan daunnya lebih tegak Anakan lebih sedikit dari indica Tahan rebah & lebih responsif terhadap pupuk N dari indica Gabah lebih pendek dan lebih gemuk Kandungan amilase lebih rendah dari indica Rasa nasi pulen dan mengkilat SYARAT-SYARAT TUMBUH
Hasil yang diperoleh merupakan
keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi. 1. IKLIM Curah Hujan Rata-rata minimal 200mm/bln, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan/tahun sekitar 1500-2000mm. Pengaruhnya pada pengairan dan penggenangan. Temperatur Suhu panas merupakan temperatur yang sesuai, 20-38C. Pengaruh suhu terhadap kehampaan pada biji ?? Padi sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu, pada suhu rendah akan menginisiasi terbentuknya malai, bila suhu dibawah 15C di malam hari dapat menyebabkan buliran steril. Suhu di atas 21C pada saat pembungaan dibutuhkan untuk antesis dan penyerbukan. SYARAT-SYARAT TUMBUH Tinggi Tempat Daerah antara 0-650 m dpl. > 1300 m dpl tidak diusahakan karena pertumbuhan lambat dan hasilnya rendah. Terkait dengan suhu??? Sinar Matahari Fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan. Menghendaki tempat yang terbuka. SYARAT-SYARAT TUMBUH Angin Pengaruh positif dan negatif. Musim Musim berhub erat dengan hujan yang berperan dalam penyediaan air dan pembentukan buah (pengaruh negatif). Latitude di antara 53LU - 35LS SYARAT-SYARAT TUMBUH 2. TANAH Tekstur Tanah Merupakan komposisi bermacam fraksi-fraksi tanah, yaitu pasir, debu dan lempung. Tanah dengan fraksi pasir terbanyak tidak diinginkan, sedangkan yang diinginkan adalah Lumpur. Struktur Tanah Struktur tanah untuk pertanian, khususnya sawah adalah : permukaan air, lapisan oksidasi, lapisan besi, lapisan reduksi dan lapisan subsoil. Tanah terbentuk oleh beberapa bahan, sehingga terdapat rongga halus yang disebut dengan pori tanah. Pori tanah berisi air dan udara. SYARAT-SYARAT TUMBUH Air dan Udara dalam Tanah Air berfungsi membantu penyediaan unsur hara. Udara berfungsi untuk respirasi. pH Tanah 3 10, Oftimum 6.5-7.0. Pada tanah yang terendam, pH cenderung netral yaitu pH dari tanah asam bertambah, tanah yang kekurangan ion-ion Fe, N dan S; suplai dan kegunaan unsur- unsur N, P, Si dan Mo diperbaiki, oleh karena konsentrasi dari pelarut air Zn dan Cu berkurang; produksi racun berkurang seperti metan, asam- asam organik. RAGAM BUDIDAYA TANAMAN PADI Penggolongan teknik budidaya didasarkan pada :
1) Sumber air (sawah dan gogo)
2) Musim tanam (padi musim hujan dan padi musim kemarau) 3) Kedalaman air genangan Gogo = tidak digenangi Gogorancah = awal gogo, pertengahan - akhir digenangi Sawah = awal akhir digenangi Pasang surut = tergantung pasang surutnya air laut Rawa = genangan 50 cm 2 m. 1. PERSEMAIAN Persemaian basah
Tanah dibajak dan garu, sampai tanah berlumpur rata, buat
bedengan setinggi 5 10 cm, lebar 1-1,5 m, antar bedengan dibuat drainase. Sebelum ditabur benih direndam selama 24 jam, benih diinkubasi 36-48 jam. Jika tanah kurang subur dipupuk 60- 100 g N/M2. Setelah ditabur 5 hari, airi 1 cm selama 2 hari. Setelah itu airi setinggi 5 cm. Sekali-sekali dikeringkan. Bibit dipindahkan pada umur 20-30 hari. Sebelum dicabut, genangi selama I hari. Hasil bibit pertumbuhan rata, tapi perakaran kurang baik. 1. PERSEMAIAN Persemaian Kering Persiapan sama dengan persemaian basah, tapi pengolahan tanah lebih dalam. Pengolahan tanah tidak boleh dikerjakan sampai halus, Why ? Luas persemaian dan jumlah benih yang digunakan lebih banyak dari persemaian basah (> 1/25 lahan dan benih > 25-40 kg/ha. Setelah benih ditabur, kemudian ditutup tanah halus. Selokan diantara bedengan diairi, siram pagi dan sore. Bibit dipindahkan pada umur 20-30 hari. Hasil bibit pertumbuhan tidak rata, tapi perakaran baik. 1. PERSEMAIAN Persemaian Dapog Dikenal di Filipina. Persiapan sama dengan persemaian basah. Permukaan tanah ditutup daun pisang/kantong semen atau plastic. Benih ditabur. Pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putih lembaga. Sisi bedengan dipagari pelepah pisang. Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit, hingga hari keempat. Bibit siap dipindahkan 9-14 hari. Cara pemindahan tidak dicabut, tapi persemaian dipotong, kemudian digulung seperti karpet. 2. PENGOLAHAN TANAH PADI SAWAH Menurut De Datta pengolahan tanah sawah terdapat 3 fase :
Penggenangan sampai tanah jenuh air
Membajak (pemecahan bongkah dan membalik tanah) Menggaru (menghancurkan dan melumpurkan)
Ciri-ciri tanah siap ditanam :
Tanah melumpur, permukaan tanah rata pupuk tercampur
merata dan bersih dari gulma. 3. PENANAMAN Anakan berkembang 5-10 hari. Bibit yang baik daun tegak dan pendek Jumlah bibit per lobang tanam tergantung cara pembibitan dan jarak tanam. JT = 25 x 25 cm dan tergantung dari kesuburan tanah, ketinggian tempat, musim dan jenis tanaman. 4. PEMELIHARAAN Penyulaman menggunakan sisa bibit yang ditanam dipinggiran petakan dekat pemasukan air, dilakukan 4-5 hari st, tidak boleh > 10 hari. Defisiensi N = kerdil, klorosis, daun kuning, kering dan gugur. Defisiensi P = kerdil, btg dan cbg keunguan, perakaran terhambat, panen terlambat dan hasil biji merosot. Defisiensi K = klorosis, pinggiran daun kering, karena kandungan air dalam sel daun rendah dan daun berpilin. 4. PEMELIHARAAN Pengairan = tahan terhadap penggenangan karena ada aerenkhim pada akar. Keadaan tergenang lebih menjamin kestabilan produksi dari keadaan ladang karena : gulma mudah dikendalikan dan PH mendekati netral. Pemberian air dibagi atas tiga : mengalir secara terus menerus, penggenangan terus menerus dan terputus-putus. BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 1. Pengerjaan dan Penyiapan Tanah Pengolahan sebelum musim hujan, karena penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Saluran drainase dipersiapkan supaya tidak terjadi penggenangan pada awal pertumbuhan. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, ruang pori tanah yang oftimal mendekati 50% 2. Penanaman dan Penyulaman Rata-rata benih ditanam per lubang 4-5 biji. Penyulaman 15-20 hari ST. Bahan sulaman diambil dari rumpun padi yang disediakan dan ditanam di pinggir petakan & diambil dari rumpun padi yang cukup banyak anakannya. 4. Pemupukan & Penyiangan Dosis biasanya lebih rendah dari sawah. Dilakukan 3 kali, pemberian pada waktu heading tidak berpengaruh terhadap hasil. Biaya penyiangan antara 40-50% dari biaya produksi BUDIDAYA PADI GOGO 1. Penyiapan Lahan Penyiapan Lahan TOT Menggunakan herbisida. Penyemprotan sesuai waktu dan dosis. Cara Pengendalian alang-alang : Alang-alang dibakar atau ditebas, biarkan tumbuh sampai 1,5 bulan, kemudian semprot. 1 minggu kemudian menguning dan 4 minggu kemudian mati, setelah alang-alang mati, kemudian direbahkan (input) dan langkah selanjutnya membuat lubang tanam (3-5cm). Disebelah LT dibuat lubang lagi utk pupuk (jaraknya sekitar 5 cm). Waktu penyemprotan cerah dan usahakan 6 jam kemudian tidak hujan. 2. Panen Waktu panen : 1) Masak Susu (10 hari setelah padi berbunga) Batang hijau, malai sudah terkulai, ruas batang bawah menguning, gabah kuning kehijauan dan bila dipijit mengeluarkan cairan seperti susu. 2) Masak Kuning (7 hari setelah masak susu) Seluruh bagian tanaman menguning, batang mengering dan gabah keras (sulit dipecah dengan kuku). 3) Masak Penuh (7 hari setelah masak kuning) Seluruh bagian tanaman menguning, batang mengering dan gabah keras. 4) Masak Mati (7 hari setelah masak penuh) Isi gabah keras dan kering, cabang mudah dipatahkan dan gabah sudah mulai rontok dari malai.
Untuk konsumsi disarankan masak kuning. Untuk benih masak penuh.
Cara Panen : Dengan sabit atau ani-ani. 3. Hasil Hasil gabah padi biasanya ditetapkan pada KA 14%. IH (indeks hasil) dapat dihitung dengan rumus : IH = hasil gabah kering/berat bahan kering total
Hasil Gabah Kering = IH x berat bahan kering total
Dari persamaan di atas, hasil dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan IH ataumeningkatkan produksi bahan kering total. Namun demikian peningkatan bahan kering total tak selalu meningkatkan hasil gabah kering.
Hasil (ton/ha) = jumlah malai/m2 x jumlah gabah/malai
x % gabah isi x bobot 1.000 butir (gr) x 10-5 ATAU Hasil (ton/ha) = jumlah gabah/m2 x % gabah isi (0,98) x bobot 1.000 butir (gr) x 10-5 BUDIDAYA PADI PASANG SURUT Tipe Pasang Surut Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, atau C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada saat pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang, namun air tanahnya dangkal. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dua tahap. Setelah pengolahan tahap pertama, tanah digenangi, agar zat beracun terpisah dari tanah. Tinggi air genangan berkisar antara 5 - 10 cm. Untuk mengatur tinggi air genangan dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil bukaan pintu saluran air. Pengolahan tanah tahap kedua dilakukan dua minggu setelah pengolahan pertama. Pengolahan Tanah Kedalaman pengolahan tanah sekitar 20-25 cm, jika terlalu dalam dapat menyebabkan terangkatnya lapisan pirit (lapisan beracun). Pirit ini dapat meracuni tanaman dan berakibat tanaman mati. Untuk membuang zat beracun di tanah, perlu dibuat saluran cacing (kemalir), dengan ukuran sebagai berikut: Lebar saluran 30 cm, kedalaman 20 cm. Jarak antar saluran berkisar antara 6-10 m. Selain di dalam petakan dibuat juga saluran di sekeliling petakan. BUDIDAYA PADI RAWA LEBAK Pada musim hujan genangan air dapat mencapai tinggi antara 4-7 meter, tetapi pada musim kemarau lahan dalam keadaan kering, kecuali dasar atau wilayah paling bawah. Pada musim kemarau muka air tanah di lahan rawa lebak dangkal dapat mencapai kurang dari satu meter sehingga menyerupai lahan kering. Lahan rawa lebak dipengaruhi oleh iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun denga 6-7 bulan basah. Sifat fisika tanah dari lahan rawa lebak umumnya tergolong masih mentah, sebagian melumpur, kandungan lempung tinggi, atau gambut tebal dengan berbagai taraf kematangan dari mentah sampai matang.
Lapisan bawah dapat berupa lapisan pirit (FeS2) yang
berpotensi masam, atau pasir kuarsa yang miskin hara, sifat kimia, kesuburan dan biologi tanah tergolong sedang sampai sangat jelek. Di musim kemarau, air tanah lebak (rawa) mengalir perlahan-lahan dan tidak dapat kering hingga akhir musim kemarau, Panen harus selasai pada saat air menggenangi tanah lebak di awal musim hujan. Varietas yang digunakan berumur pendek (genjah) yaitu 5-5 bulan karena sangat dipengaruhi oleh kondisi air, walaupun umur padi itu genjah tapi karena proses metabolisme yang lambat maka panen padi lebak akan memakan waktu yang sangat lama. BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO PENGERTIAN SISTEM JAJAR LEGOWO
Tanam jajar legowo adalah suatu rekayasa teknik
tanam yang merupakan perubahan dari jarak tanam sistem tegel, dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi. Dengan menerapkan sistem tanam tersebut populasi tanaman persatuan luas meningkat dibanding dengan sistem tegel. PENGERTIAN SISTEM JAJAR LEGOWO
Kata Legowo diambil dari bahasa Jawa Banyumas, yang
berasal dari kata lego dan dowo.
Lego artinya luas dan dowo artinya memanjang. Dengan
demikian , legowo dalam hal ini berarti ruangan yang lebih lebar dan memanjang diantara dua baris tanaman yang satu dengan tanaman lainnya, dalam bahasa sunda disebut rorongkrang.
Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa 50 cm, 60 cm,
atau 75 cm. Sedangkan jarak dalam barisan sejajar legowo bisa 12.5 cm, 13.5 cm, atau 15 cm. PENGERTIAN SISTEM JAJAR LEGOWO
Prinsip dasar tanam padi sistem legowo yaitu,
menjadikan semua barisan maupun tanaman berada pada bagian pinggir, dengan kata lain seolah-olah tanaman berada pada pinggir galangan, sehingga semua tanman mendapat efek samping (border effect) yang sama. Tanaman yang mendapat efek samping produksinya lebih tinggi dari tanaman yang tidak mendapat efek samping Tife legowo, 2:1, 3:1, 4:1 dll Prinsipprinsip budidaya padi dengan menggunakan Sistem Jajar Legowo Menghemat benih padi dan tanam pindah direkomendasikan dalam menanam bibit dalam setiap rumpun dengan jumlah yang lebih sedikit.
Jumlah bibit yang ditanam tidak lebih dari 3 bibit per
rumpun,
Umur 15 20 hari (bibit muda)
Prinsipprinsip budidaya padi dengan menggunakan Sistem Jajar Legowo
Kelebihan Penggunaan Bibit Muda :
Bibit akan cepat kembali pulih. Tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak. Akar akan lebih kuat dan dalam. Tanaman mampu beradaptasi dibandingkan dengan bibit yang lebih tua. Keunggulan Legowo dibanding Tegel 1. Peningkatan Populasi Populasi tanaman per ha pada cara tanam legowo ditentukan oleh Lebar legowo, Jarak tanam dalam dan antar barisan , Jumlah barisan tanaman dintara dua baris legowo Keunggulan Legowo dibanding Tegel Jumlah rumpun Variasi lebar legowo Jarak tanam dalam Selisih rumpun per Kebutuhan benih per tanaman per Ruang Kosong (%) (cm) barisan hektar hektar (kg) hektar (rumpun)
-/ tegel 25 x 25 160.000 - - 13.44
50 25 x 12.5 213.330 53280 50.0 17.92
55 25 x 12.5 200.000 40.000 54.5 16.80
60 25 x 12.5 188.235 28.235 56.3 15.81
65 25 x 12.5 177.760 17.760 61.5 14.93
70 25 x 12.5 168.400 8.400 64.2 14.15
75 25 x 12.5 160.000 0 66.6 13.44
50 25 x 15 177.775 17.715 50.0 14.93
60 25 x 15 156.847 3.153 58.3 13.16
-/ tegel 30 x 30 111.108 - - 9.33
60 30 x 15 148.113 37.025 50.0 12.44
-/ tegel 27 x 27 137.170 - - 11.52
50 27 x 13.5 192.400 55.230 46 16.62
Keunggulan Legowo dibanding Tegel 2. Pertumbuhan padi lebih merata Ruang terbuka (ruang kosong) mempunyai arti penting dalam usahatani padi, terutama pada lahan luas dan sawah berpengairan terus menerus. Dengan adanya ruang terbuka diantara dua barisan legowo, tanaman padi mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan sinar matahari, kerena semua berada pada barisan pinggir atau seolah-olah dekat galangan. Keunggulan Legowo dibanding Tegel 3. Memudahkan pemeliharaan - Pada sistem legowo, pupuk diberikan pada jalur barisan tanaman diantara dua legowo, sedangkan pada lorong yang kosong (jalur legowo) tidak diberi pupuk. Dengan demikian gulma yang berada pada lorong yang kosong pertumbuhannya terhambat . - Pengendalian gulma dengan menggunakan landakan hanya dilakukan satu arah sepanjang barisan legowo, tanpa harus memotong seperti halnya pada sistem tegel. Keunggulan Legowo dibanding Tegel 3. Memudahkan pemeliharaan - Dengan adanya lorong yang kosong , maka sinar matahari dapat langsung sampai pada bagian pangkal tanaman. Dalam kondisi seperti ini, hama dan penyakit lebih kecil dibandingkan dengan sistem tegel. - Aktivitas pengendalian OPT dengan penyemprotan insektisida lebih mudah dan lebih merata pada seluruh bagian tanaman. Sedangkan pada sistem tegel, larutan insektisida hanya sampai pada bagian permukaan tanaman. Keunggulan Legowo dibanding Tegel 4. Pemupukan lebih efektif dan efisien Pada sistem legowo terdapat dua barisan tanaman diantara dua legowo. Pemberian pupuk hanya dilakukan pada jalur/lorong antara dua barisan tersebut. sedangkan pada lorong yang lebih lebar (legowo) tidak perlu diberi pupuk . Dengan demikian pemberian pupuk lebih efektif dan efisien, kerena pupuk ditempatkan tepat di tengah atau diantara barisan tanaman. Disamping itu dengan adanya lorong terbuka, pelaksanaan pemupukan menjadi lebih mudah. Keunggulan Legowo dibanding Tegel 5. Produksi padi lebih tinggi 15 20 % - Dari beberapa kali pengkajian dari BPTP Jawa Barat, ternyata penerapan teknologi tanam pasi sistem legowo, memberikan dampak terhadap kenaikan hasil padi persatuan luas. - Menurut Suriapermana (1999) dalam pengkajiannya yang dilakukan di Kab. Bandung melaporkan dengan sistem legowo hasil panen padi meningkat 10 20 % dibanding menggunakan sisitem tegel). Keunggulan Legowo dibanding Tegel - Selanjutnya menurut Diratmaja (2002) melaporkan bahwa pada sistem legowo memberikan hasil lebih tinggi 1.01 ton GKP/ha dibanding dengan sistem tegel. Adanya kenaikan hasil disebabkan kerena, dengan sistem logowo populasi tanaman persatuan luas meningkat serta adanya pengaruh barisan pinggir (border effect) yang lebih banyak, serta pemupukan yang efektif. Kelemahan Sistem Jajar Legowo 1. Kebutuhan benih meningkat Kebutuhan benih sistem tegel dengan jarak tanam 25 x 25 cm adalah 25 kg/ha (kebiasaan petani), sedangkan kebutuhan benih pada sistem legowo dengan jarak legowo 50, 60, 70, dan 75 cm, dan jarak tanam dalam barisan tanaman 25 x 12.5 cm berturut-turut adalah 30,25 kg, 31,25 kg, 26,30 kg, dan 25 kg/ha. Contoh perhitungan kebutuhan benih per hektar : Berat 1000 butir gabah + 28 gram = (0,028 g/butir) maka kebutuhan benih untuk sistem tegel 25 x 25 cm 160.000 rumpun adalah : bibit 1 per rumpun = 4.48 kg/ha bibit 2 per rumpun = 8.96 kg/ha bibit 3 per rumpun = 13.44 kg/ha,
Sedangkan kebutuhan benih untuk cara tanam sisitem
legowo 50 x 25 x 25 cm (213.330) rumpun adalah : bibit 1 per rumpun = 5.9 kg/ha bibit 2 per rumpun = 11.8 kg/ha bibit 3 per rumpun = 17.7 kg/ha 2. Upah tanam meningkat Dengan meniningkatnya jumlah populasi tanaman persatuan luas, maka upah tanam dengan sistem legowo juga meningkat. BUDIDAYA PADI METODE SRI Prinsipprinsip budidaya padi organik dengan menggunakan metode SRI
Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari
setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai. Bibit ditanam satu bibit perlubang dengan jarak 30 x 30, atau 35 x 35 atau lebih jarang. Memindahkan tanaman bibit harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hatihati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. Pemberian air maksimal 2 cm (macakmacak) dan periode tertentu dikeringkan sampai tanah pecah (Irigasi berselang/terputus) Prinsipprinsip budidaya padi organik dengan menggunakan metode SRI
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan
diulang 23 kali dengan interval 10 hari Dianjurkan menggunakan Pupuk Organik, Kompos, pupuk hijau lainnya yang dapat mengembalikan dengan cepat unsur hara dan mikro organisme tanah sehingga akan cepat mengembalikan kesuburan tanah serta dapat menghilangkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Keunggulan Metode SRI
Tanaman Hemat Air , Selama pertumbuhan dari
mulai tanam sampai panen cukup memberikan air max 2 cm, paling baik macakmacak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (Irigasi terputus).
SRI hanya membutuhkan benih yang jauh lebih
sedikit, yaitu 5 sampai 10 kg per-hektar yang berbanding 40 60 kg pada sistem konvensional. Keunggulan Metode SRI Produktifitas dengan sistem SRI telah terbukti secara signifikan meningkat dengan tingkat B/C ratio (perbandingan nilai hasil terhadap biaya) yang lebih baik dibanding sistem konvensional. Ramah Lingkungan , Tidak menggunakan bahan kimia ataupun pestisida karena digantikan dengan menggunakan Pupuk Organik, kompos, dll karena jika menggunakan POP 135 (Pupuk Organik Powder 135 yang terbuat dari rempahrempah dan bahan bahan lainnya akan sekaligus berfungsi sebagai pestisida organik sehingga dapat mencegah timbulnya gulma dan hama. Kelemahan Metode SRI Metoda penanaman dengan bibit muda dan hanya satu bibit pertitik tanam dianggap masih merepotkan bagi petani. Hal ini tentunya membutuhkan pembinaan yang lebih cermat.
Petani yang baru pertama kali melaksanakan SRI
banyak yang mengeluhkan pertumbuhan gulma yang jauh lebih banyak dibanding dengan sistem konvensional. Hal ini dapat dimengerti karena pengeringan akan mendorong benih gulma tumbuh dengan leluasa (pada jenis gulma yang berkembang melalui biji atau umbi). Kelemahan Metode SRI SRI masih menyebabkan kebingunan dalam sistem pembagian air karena belum adanya panduan yang pasti mengenai hal ini.
Selain SRI, sistem Jajar Legowo yang dikombinasikan
dengan pupuk organik dan juga padi Hibrida yang menggunakan sistem pengairan konvensional yang juga memberikan hasil produksi yang relatif sama, menjadi pesaing utama bagi pengembangan SRI.